Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN ANAK SEHAT (TUMBUH KEMBANG)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Klinik Keperawatan Anak

Dosen Pengampu : Yuliastati, M.Kep

Disusun Oleh :

Yunita Rahma Widayanti P17320319049

Tingkat II-A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

PRODI KEPERAWATAN BOGOR

2021
A. KONSEP PENYAKIT
1. Pengertian
Pertumbuhan merupakan peningkatan jumlah dan ukuran sedangkan
perkembangan menitik beratkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dan
tingkat yang paling rendah dan kompleks melalui proses maurasi dan pembelajaran
(Whalex dan Wone, 2000).
Tumbuh kembang adalah suatu proses, dimana seseorang anak tidak hanya
tumbuh menjadi besar tetapi berkembang menjadi lebih terampil yang mencakup dua
peristiwa yang sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan.
1) Pertumbuhan (growth)
Berkaitan dengan masalah perubahan dalam jumlah besar,
ukuran/dimensi, tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur berat,
panjang, umur tulang dan keseimbangan elektrolit.
Pertumbuhan lebih ditekankan pada pertambahan ukuran fisik seseorang,
yaitu menjadi lebih besar atau lebih matang bentuknya, seperti pertambahan
ukuran berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala (Nursalam, 2005).
2) Perkembangan (development)
Bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks, dalam pola teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil antara lain
proses pematangan termasuk perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku
sebagai hasil dengan lingkungan. Untuk terciptanya tumbuh kembang yang
optimal tergantung pada potensi biologis, psikosoisal dan perilaku yang
merupakan proses yang unik dan hasil akhir berbeda- beda yang memberi ciri
tersendiri pada setiap anak.
Menurut soetjiningasih (1995), perkembangan (development) adalah
bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses
pematangan. Perkembangan merupakan hasil interaksi penting antara kematangan
susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, sehingga perkembangan
ini berperan penting dalam kehidupan manusia.
Perkembangan anak tergolong normal apabila umur dan kemampuan anak
sesuai dengan patokan yang berlaku. Berdasarkan pedoman Deteksi Tumbuh
Kembang Balita, skor yang diperoleh saat pemeriksaan harus berjumlah 9-10.
Apabila menggunakan kalender balita (KMS), maka kemampuan anak sesuai usia
yang terdapat pada gambar. Ada 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam
menilai perkembangan anak, antara lain (Kyle & Carman, 2015) :
1) Perkembangan kemampuan gerak kasar
Gerakan yang dilakukan melibatkan sebagian besar bagian tubuh dan biasanya
memerlukan tenaga karena dilakukan oleh otot-otot yang lebih besar.
Contoh: gerakan membalik dari terlungkup menjadi terlentang atau
sebaliknya, gerakan berjalan, berlari dan sebagainya.
2) Perkembangan kemampuan gerak halus
Gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan
oleh otot-otot kecil, karena itu tidak begitu memerlukan tenaga.
Contoh : gerakan mengambil sesuatu benda dengan hanya menggunakan ibu
jari dan telunjuk tangan, memasukkan benda kedalam lubang, menari,
menggambar, dan gerakan lainnya.
3) Perkembangan kemampuan bicara, bahasa, dan kecerdasan
Kemampuan anak terhadap respon terhadap suara, mengikuti perintah dan
berbicara sopan. Pada balita kemampuan berpikir mula-mula berkembang
melalui kelima inderanya, misalnya melihat warna-warna, mengenal rasa, dan
lain-lain.
4) Perkembangan kemampuan bergaul dan mandiri
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya.
2. Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang
Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada
anak menurut (Hidayat, 2012) diantaranya :
1) Faktor Herediter
Faktor herediter adalah faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar untuk
mencapai tumbuh kembang anak jika dibandingkan dengan faktor lain. Faktor
ini terdiri dari bawaan atau kelainan genetik dan kromosom dari ayah dan ibu,
jenis kelamin, ras, dan suku bangsa. Kelainan genetik dan kromosom pada
ayah dan ibu akan menjadi pengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan
bayi. Faktor herediter ditentukan dengan intensitas dan kecepatan dalam
pembelahan sel telur, tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur
pubertas, dan berhentinya pertumbuhan tulang.
2) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan juga memegang peran penting dalam menentukan
tercapainya potensi yang sudah dimilki anak. Adapun yang termasuk faktor
lingkungan yaitu lingkungan pranatal dan lingkungan postnatal.
a) Lingkungan pranatal adalah lingkungan pada saat dalam kandungan, mulai
dari konsepsi hingga lahir yang meliputi gizi sewaktu ibu hamil,
lingkungan mekanis seperti posisi janin dalam uterus, zat-zat kimia atau
toxin seperti pengguna obat-obatan atau alkohol, kebiasaan ibu yang
mungkin merokok saat hamil, hormonal seperti adanya hormone
somatrotopin, plasenta, tiroid, insulin dan lain-lain yang mempengaruhi
pertumbuhan janin. Selain itu adanya 4 tekanan mekanik pada beberapa
organ tubuh janin dan pemberian radiasi juga dapat menyebabkan kelainan
bawaan.
b) Lingkungan postnatal ialah lingkungan setelah lahir yang mempengaruhi
tumbuh kembang anak seperti misalnya, budaya lingkungan, status sosial
ekonomi, nutirisi, iklim/cuaca, olahraga/latihan fisik, posisi anak dalam
keluarga, dan status kesehatan.
3) Faktor Hormonal
Faktor hormonal yang berperan penting dalam tumbuh kembang anak antara
lain: hormon somatrotopin yang memiliki peran dalam mempengaruhi
pertumbuhan tinggi badan, hormon tiroid yang menstimulasi metabolisme
tubuh, sedangkan glukokortikoid mempunyai fungsi menstimulasi
pertumbuhan sel interstisal dari testis untuk memproduksi testosteron dan
ovarium untuk memproduksi esterogen, selanjutnya hormon tersebut akan
menstimulsi seks pada laki-laki maupun perempuan.

3. Tahap-Tahap Tumbuh Kembang


Proses tumbuh kembang dimulai sejak sel telur dibuahi dan akan berlangsung sampai
dewasa. Tahap-tahap tumbuh kembang sebagai berikut :
a. Tahap prenatal
1) Masa embrio : mulai konsepsi-8 minggu
2) Masa tengah fetus : 9 minggu-24 minggu
3) Masa fetus lanjut : 24 minggu-lahir
b. Tahap postnatal
1) Masa neonatal : lahir-1 bulan
2) Masa bayi awal : 1 bulan-1 tahun
3) Masa bayi lanjut : 1 tahun-2 tahun
c. Masa anak (perempuan : 2-10 tahun, laki-laki : 2-12 tahun)
1) Masa prasekolah : 2-6 tahun
2) Masa sekolah : perempuan 6-10 tahun, laki-laki 6-12 tahun
d. Masa remaja (perempuan : 10-18 tahun, laki-laki : 12-20 tahun)
1) Pra pubertas : perempuan 10-12 tahun, laki-laki 10-14 tahun
2) Pubertas : perempuan 12-14 tahun, laki-laki 14-15 tahun
3) Post pubertas : perempuan 14-18 tahun, laki-laki 16-20 tahun
4. Masalah Tumbuh Kembang
Stunting adalah keadaan tubuh yang pendek atau sangat pendek. Stunting terjadi
akibat kekurangan gizi dan penyakit berulang dalam waktu lama pada masa janin
hingga 2 tahun pertama kehidupan seorang anak (Black et al, 2008). Stunting
disebabkan oleh banyak faktor baik secara faktor langsung atau tidak
langsung.Faktor langsung ditentukan oleh asupan makanan, berat badan lahir, dan
penyakit. Sedangkan faktor tak langsung seperti faktor ekonomi, budaya, pendidikan,
dan pekerjaan, fasilitas pelayanan kesehatan.Faktor sosial ekonomi saling
berinteraksi satu dengan yang lainnya seperti masukan zat gizi, berat badan lahir, dan
penyakit infeksi pada anak (Frongillo et al, 1997).
Gizi kronis atau pengerdilan adalah bentuk lain dari kegagalan pertumbuhan. Gizi
kronis terjadi dari waktu ke waktu tidak seperti kekurangan gizi akut. Seorang anak
yang terhambat atau kronis kekurangan gizi sering muncul secara normal porposional
tapi sebenarnya lebih pendek dari normal untuk usianya (UNICEF, 2014).
Untuk mengetahui gangguan perkembangan fisik perlu pemantauan yang
kontinu.Dengan pemantauan berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, umur tulang
dan pertumbuhan gigi, maka dapat diketahui adanya suatu kelainan tumbuh kembang
fisik seorang anak. Pemantauan barat badan anak dengan menggunakan KMS, maka
kita dapat mengetahui pola pertumbuhan anak. Bila grafik berat badan anak lebih
dari 120% kemungkinan akibat dari obesitas atau kelainan hormonal. Sedangkan di
bawah garis normal, kemungkinan anak kurang gizi, deprivasi, menderita penyakit
kronis, atau kelainan hormonal. Berat badan terhadap tinggi badan dibawah persentil
ke lima, menunjukkan indikator adanya kurang gizi yang akut. Setelah beberapa
bulan kekurangan kalori, tinggi badan terhadap umur akan menurun (stunting),
sehingga proporsi berat badan terhadap tinggi badan akan kembali normal. Proporsi
tubuh mengikuti sekuen perubahan yang teratur dalam perkembangan anak (IDAI,
2002)
Umur tulang mempunyai kolerasi dengan stadium pubertas dan berguna untuk
memprediksi tinggi badan dewasa pada remaja yang mengalami maturitas dini atau
lambat. Pada perawakan pendek karena keturunan (familial short stature) umur
tulang adalah normal sesuai sesuai dengan umur kronologis. Sedangkan pada
pertumbuhan yang terlambat, perawakan pendek akibat kelainan endokrin dan
kurang gizi maka umur tulang adalah lebih rendah (IDAI, 2002).
Ada beberapa Faktor resiko penyebab resiko pertumbuhan tidak prooporsional,
yaitu :
a. Pengasuh :
1) Penganiyaan
2) Kesulitan belajar (cacat mental)
3) Penyakit mental
4) Ketunadayaan belajar berat
b. Lingkungan :
1) Deprivasi
2) Kemiskinan
3) Keracunan timbal
4) Bencana alam
5) Teratogen
6) Perilaku kekerasan
c. Individu :
1) Anoreksia
2) Perilaku pemberian makan yang maladaptif oleh pengasuh
3) Penyakit kronis
4) Perilaku makan individu yang maladaptaif
5) Infeksi
6) Selera makan yang selalu menurun
7) Malnutrisi
8) Prematuritas
9) Penyalahgunaan zat
d. Pre natal :
1) Gangguan kongenital
2) Gangguan genetik
3) Infeksi maternal
4) Nutrisi maternal
5) Kehamilan kembar
6) Penyalahgunaan zat
7) Pemajanan teratogen

5. Penatalaksanaan
a. Medis
1) Pemeriksaan laboratorium
2) Radiologis
3) Neorologis
b. Keperawatan
Tahap-tahap penilaian perkembangan anak :
1) Anamnesis
Skrining gangguan perkembangan anak, evaluasi penglihatan dan
pendengaran anak.
2) Evaluasi bicara dan bahasa anak
3) Pemeriksaan fisik

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
Menurut Nursalam (2005), pengkajian pertumbuhan dan perkembangan anak
dimaksudkan untuk mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan tumbuh-
kembang anak sehingga dengan data yang ada dapat diketahui mengenai keadaan
anak. Hal-hal yang perlu dikaji pada pengkajian anak adalah :
a. Riwayat pranatal
Perlu ditanyakan pada ibu apakah ada tanda-tanda resiko tinggi saat hamil, seperti
terinfeksi TORCH, berat badan tidak naik, preeklamsi, dan lain-lain serta apakah
kehamilannya di pantau secara berkala. Kehamilan resiko tinggi yang tidak
ditangani yang tidak benar dapat menggagu tumbuh-kembang anak.Dengan
mengetahui riwayat prenatal maka keadaan anaknya dapat diperkirakan.
b. Riwayat kelahiran
Perlu ditanyakan pada ibu mengenai cara kelahiran anaknya, apakah secara
normal dan bagaimana keadaan anak sewaktu lahir. Anak yang dalam kandungan
terdeteksi sehat, apabila kelahirannya mengalami gangguan (cara kelahiran
dengan tindakan seperti porceps, partus lama, atau kasep) maka gangguan tersebut
dapat mempengaruhi tumbuh-kembang anak.
c. Pertumbuhan fisik
Untuk menentukan pertumbuhan fisik anak, perlu dilakukan pengukuran
antropometri dan pemeriksaan fisik. Pengukuran antropometri yang sering
digunakan di lapangan untuk memantau tumbuh-kembang anak adalah BB, TB,
LLA dan LK.
d. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dapat dimulai dari rambut, kepala, leher, dada, perut, genetalia,
ekstermitas. Selain itu, tanda-tanda vital dan keadaan umum perlu dikaji.
Pemeriksaan fisik pada pertumbuhan dan perkembangan ini adalah sama seperti
cara pemeriksaan fisik pada bayi dan anak.
e. Perkembangan anak
Untuk mengkaji keadaan perkembangan anak, dapat digunakan buku pedoman
Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita. Dari pedoman ini dapat diketahui
mengenai keadaan perkembangan anak saat ini, apakah anak berada dalam
keadaan normal, meragukan, atau memerlukan, rujukan.
f. Data lain
Yang termasuk data lain adalah pola makan, pola aktivitas anak, data penunjang
lainnya, seperti pemeriksaan laboratorium, serta data yang diperlukan terutama
apabila anak berada diklinik.
Pengkajian keperawatan meliputi dua tahap sebagai berikut :
1) Mengumpulkan dan verifikasi data dari sumber primer (klien) dan sumber
sekunder (keluarga, tenaga kesehatan, rekam medis).
2) Analisis seluruh data sebagai dasar untuk menegakkan diagnosis keperawatan,
mengidentifikasi berbagai masalah yang saling berhubungan, dan
mengembangkan rencana keperawatan yang sifatnya individual.
2. Analisa data
Analisis data merupakan kemampuan kognitif dalam pengembangan daya berfikir
dan penalaran yang dipengaruhi oleh latar belakang ilmu dan pengetahuan,
pengalaman, dan pengertian keperawatan. Dalam melakukan analisis data, diperlukan
kemampuan mengaitkan data dan menghubungkan data tersebut dengan konsep, teori
dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah
kesehatan dan keperawatan klien.
Analisa data memerlukan pengenalan pola atau kecenderungan yang ada pada
kelompok data, membandingkannya dengan nilai normal, dan kemudian dibuat
kesimpulan mengenai respon klien terhadap masalah kesehatan. Tahap analisa data :
kenali pola atau kecenderungan tanda, bandingkan dengan nilai normal, buat
kesimpulan yang beralasan (potter & perry, 2010).
3. Rumusan masalah
Diagnosa keperawatan merupakan keperawatan klinis tentang respon individu,
keluarga, komunitas terhadap masalah kesehatan yang aktual dan potensial atau
proses kehidupan. Tujuannya adalah mengarahkan rencana asuhan keperawatan untuk
membantu klien dan keluarga beradaptasi terhadap penyakit dan menghilangkan
masalah keperawatan kesehatan (Dermawan, 2012). Diagnosa keperawatan menjadi
dasar untuk pemilihan tindakan keperawatan untuk mencapai hasil sebagai perawat,
yang dapat diandalkan (NANDA International , 2007).
4. Perencanaan/Intervensi
Rencana keperawatan adalah terapi atau tindakan berdasarkan pertimbangan dan
pengetahuan klinis yang dilakukan oleh perawat untuk mencapai hasil pada klien.
Semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien beralih dari
status kesehatan saat ini ke status kesehatan yang diharapkan (potter & perry, 2010).
5. Implementasi
Implementasi keperawatan merupakan komponen dari proses keperawatan, kategori
dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan
(potter & perry, 2010).
6. Evaluasi
Menurut Dermawan, D (2012), evaluasi didefinisikan sebagai keputusan asuhan
keperawatan antara dasar tujuan keperawatan klien yang telah ditetapkan dengan
respon perilaku klien yang tampil. Evaluasi yang akan dilakukan oleh penulis
disesuaikan dengan kondisi pasien dan fasilitas yang ada sehingga rencana tindakan
dapat dilaksanakan dengan SOAP (subjective, objective, analisa, planning).
C. ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
A. Identitas :
1. Klien
a. Nama : An. R
b. Umur : 2 tahun
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Status perkawinan : Belum menikah
e. Pendidikan : Belum sekolah
f. Agama : Islam
g. Pekerjaan :-
h. Alamat : Jalan Apel 10
i. No. RM :-
j. Diagnosa medik : Gangguan tumbuh kembang
k. Tanggal pengkajian : 14 Juni 2021
2. Penanggung Jawab
a. Nama : Ny. N
b. Umur : 27 tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Pendidikan : D3
e. Agama : Islam
f. Pekerjaan : Pegawai swasta
g. Alamat : Jalan Apel 10
h. Hubungan keluarga : Ibu

B. Keluhan Utama :
Ibu pasien mengatakan anaknya belum dapat berjalan di usia 2 tahun.

C. Riwayat Kesehatan Sekarang :


Ibu pasien mengatakan anaknya belum bisa berjalan di usia 2 tahun. Ibu pasien
mengatakan anaknya dapat berjalan jika berpegangan/berjalan merambat. Ibu
pasien merasa khawatir anaknya belum mampu untuk berjalan. Ibu pasien juga
mengatakan berat badan anaknya normal akan tetapi setiap diberikan makan,
anaknya menolak atau membuang makanan yang ada di mulutnya.

D. Riwayat Kesehatan yang lalu :


1. Penyakit yang pernah dialami
a. Kanak-kanak : Demam, batuk, dan flu.
b. Kecelakaan : Pasien pernah jatuh dari troli bayi
c. Pernah dirawat : Pasien tidak pernah dirawat sebelumnya
Penyakit : -
Waktu : -
Operasi : Pasien tidak memiliki riwayat operasi
2. Alergi : Pasien tidak memiliki alergi terhadap makanan maupun obat-obatan
Tipe Reaksi Tindakan
- - -

E. Riwayat kesehatan keluarga dan genogram :

Keterangan :
: Perempuan
: Laki-laki
: Pasien

Keluarga pasien mengatakan dalam keluarga pasien ada yang menderita penyakit
hipertensi dan diabetes.
F. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
1. Antenatal Care
Hyperemesis gravidarum : Tidak ada
Perdarahan pervagina : Tidak ada
Anemia : Tidak ada
Penyakit infeksi : Tidak ada
Preeklamsia/eklamsia : Tidak ada
Gangguan kesehatan : Tidak ada
Pemeriksaan kehamilan
Teratur : Ibu pasien teratur dalam melakukan
pemeriksaan kehamilan
Diperiksa oleh : Dokter
Tempat pemeriksaan : Rumah sakit
Imunisasi TT : Ibu pasien mendapatkan imunisasi TT
Pengobatan selama kehamilan : Tidak ada, hanya meminum vitamin
selama kehamilan
2. Masa Natal
Usia kehamilan saat kelahiran : 38 minggu
Cara persalinan : Sectio caesarea (SC)
Dibantu oleh : Dokter
Pengobatan yang didapat : Tidak ada
Kondisi kesehatan : Baik
3. Post Natal
Catatan kongenital
Icterus : Tidak ada
Kejang : Tidak ada
Paralisis : Tidak ada
Perdarahan : Tidak ada
Trauma persalinan : Tidak ada
Penurunan BB : Tidak ada
Pemberian minuman ASI/PASI : ASI hanya 4 bulan, setelah itu meminum
susu formula karena ASI tidak keluar
BB bayi saat lahir : 2.510 gram
TB bayi saat lahir : 45 cm

G. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan


1. Riwayat pertumbuhan
Ibu pasien mengatakan berat badan pasien saat lahir yaitu 2.510 gram dengan
panjang badan 45 cm. Ibu pasien mengatakan gigi anaknya tumbuh saat usia
5 bulan.
2. Riwayat perkembangan
Ibu pasien mengatakan anaknya dapat duduk kira-kira usia 8 bulan, dapat
merangkak kira-kira usia 10 bulan, dapat berdiri sambil berpegangan kira-kira
usia 16 bulan.
3. Riwayat imunisasi
Ibu pasien mengatakan anaknya sudah mendapatkan imunisasi dasar secara
lengkap. Yaitu imunisasi BCG, DPT, polio, hepatitis B, dan campak.

H. Pola kebisaan sehari-hari (di rumah dan di RS)


1. Pola nutrisi
Frekuensi makan : 3x/hari
Nafsu makan : Selera makan berkurang
Porsi makanan yang dihabiskan : ½-1 porsi
Makanan yang tidak disukai : Tidak ada
Makanan yang membuat alergi : Tidak ada
Makanan pantangan : Tidak ada
Makanan diet : Tidak ada
Penggunaan obat-obatan sebelum makan : Tidak ada
Penggunaan alat bantu (NGT, dll) : Tidak
2. Pola eliminasi
a. BAK :
Frekuensi : Tidak dapat dihitung. Dapat
mengganti pampers 3 kali dalam sehari
Warna : Kuning
Keluhan : Tidak ada
Penggunaan alat bantu : Masih memakai pampers
b. BAB :
Frekuensi : 1x/hari
Waktu : Pagi/sore
Warna : Kuning
Keluhan : Tidak ada
Konsistensi : Lembek
3. Pola personal hygiene
a. Mandi
Frekuensi : 2x/hari
Waktu : Pagi dan sore
b. Oral Hygiene
Frekuensi : 2x/hari
Waktu : Pagi dan sore
c. Cuci Rambut
Frekuensi : 2x/hari
4. Pola istirahat dan tidur
Lama Tidur siang : 2-3 jam/hari
Lama Tidur malam : 8-9 jam/ hari
Kebiasaan sebelum tidur : Tidak ada
5. Pola aktivitas dan latihan
Ibu pasien mengatakan, pasien dibantu oleh orangtua atau keluarganya untuk
mandi, makan, eliminasi, dan mengganti pakaian.
6. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
a. Merokok : Tidak
Frekuensi :-
Jumlah :-
Lama pemakaian :
b. Minuman keras/NAPZA : Tidak
Frekuensi :-
Jumlah :-
Lama Pemakaian :-

I. Pemeriksaan Fisik:
Pemeriksaan Fisik Umum
1. Berat badan : 13 kg
2. Tinggi badan : 93 cm
3. Nadi : 97x/menit
4. Frekuensi Nafas : 24x/menit
5. Suhu Tubuh : 36,3˚C
6. Lingkar kepala : 47 cm
7. Lingkar dada : 49 cm
8. Lingkar perut : 53 cm
9. Lingkar lengan atas: 17 cm
Keadaan Umum : [  ] Ringan [ ] Sedang [ ] Berat
Tingkat Kesadaran:
a. Kualitas : composmentis
b. Kuantitas :
Respon motorik :5
Respon verbal :6
Respon membuka mata :4
____
Jumlah : 15

J. Pemeriksaan Sistematis
1. Kepala:
a. Kepala :
Simetris, kepala bersih, tidak ada lesi, tidak ada edema, tidak ada nyeri
tekan.
b. Mata :
Simetris, mata bersih, pupil isokor, kelopak mata normal dan tidak ada
edema, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, kontak mata
kurang, tidak menggunakan alat bantu penglihatan.
c. Hidung:
Simetris, tidak ada lesi, tidak ada edema, bersih, tidak ada sekret, suara
napas vesikuler, tidak ada pernapasan cuping hidung.
d. Telinga :
Simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi, tidak ada edema, tidak ada
serumen, tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
e. Mulut dan faring :
Mulut simetris, bibir tampak lembab, tidak ada pembengkakan, tidak ada
pembesaran tonsil, terdapat karies gigi dan belum semua gigi tumbuh.
f. Leher :
Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid.
2. Thorak dan fungsi pernapasan:
Simetris, irama pernapasan teratur dengan frekuensi tidak terlalu cepat, tidak
ada retraksi dada, tidak ada edema.
3. Pemeriksaan jantung:
Tidak ada nyeri pada bagian dada, tidak ada edema, bunyi jantung normal,
CRT <2 detik.
4. Pemeriksaan Abdomen :
Simetris, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi, tidak ada
edema.

5. Kulit dan ekstremitas:


Kulit : Turgor kulit baik, elastis, lembab, tidak pucat, kulit
berwarna sawo matang.
Ekstremitas : Ekstemitas atas dan bawah simetris, tidak ada edema,
tidak ada nyeri tekan, tidak ada sianosis, akral hangat,
kekuatan otot baik.
6. Genitalia : Genitalia bersih.

K. Data Psikologis
Ibu pasien mengatakan, selama masih bayi pasien tinggal di rumah neneknya.
Sejak 3 bulan terakhir, pasien tinggal bersama orang tuanya dan pasien terkadang
masih menginap di rumah neneknya. Pasien tidak punya tempat tidur sendiri
karena pasien tidur bersama orang tua. Hubungan dengan anggota keluarga
harmonis.

L. Konsep diri
Pasien merupakan anak pertama dan belum memiliki saudara kandung. Pasien
merupakan seorang perempuan.

M. Data Sosial
1. Pendidikan dan pekerjaan
Pasien belum sekolah dan belum bekerja.
2. Hubungan sosial
Hubungan sosial pasien dengan lingkungannya baik dan tidak memiliki
hambatan.
3. Gaya hidup
Gaya hidup pasien tampak sederhana.

N. Data Spiritual
Ibu pasien mengatakan, pasien beragama islam dan terkadang mengikuti jika
orang tuanya sedang sholat.
II. ANALISA DATA

DATA PENYEBAB MASALAH


DS : Gangguan tumbuh
- Ibu pasien kembang
mengatakan anaknya (D.0106)
belum bisa berjalan
tanpa berpegangan
DO :
- Pasien tampak
berjalan sambil
berpegangan
- N : 97x/menit
R : 24x/menit
S : 36,3˚C
DS : Kesiapan peningkatan
- Ibu pasien nutrisi
mengatakan anaknya (D.0026)
susah untuk makan,
seperti tidak selera
makan
- Ibu pasien
mengatakan berat
badan anaknya normal
DO :
- Pasien tampak gemuk

III.DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan terpisah dari orang tua
2. Kesiapan peningkatan nutrisi berhubungan dengan tidak selera makan

IV. RENCANA INTERVENSI

Diagnosa
No. Tanggal Tujuan Rencana tindakan Rasional
Keperawatan
1. 10 Juni Gangguan Status Perawatan Perkembangan
2021 tumbuh Perkembangan ( I.10339)
kembang (L.10101) Observasi
berhubungan Setelah dilakukan 1. Identifikasi pencapaian 1.
dengan terpisah tindakan tugas perkembangan
dari orang tua keperawatan 1x24 anak
jam diharapkan Terapeutik
status 2. Pertahankan lingkungan
perkembangan yang mendukung
membaik. Dengan perkembangan optimal
kriteria hasil : 3. Sediakan aktivitas yang
- Keterampilan memotivasi anak
atau perilaku berinteraksi dengan
sesuai usia anak lainnya
meningkat Edukasi
- Kontak mata 4. Anjurkan orang tua
meningkat berinteraksi dengan
anaknya
5. Ajarkan anak
keterampilan
berinteraksi
Kolaborasi
6. Rujuk untuk konseling,
jika perlu
2. 10 Juni Kesiapan Status Nutrisi Edukasi Pemberian
2021 peningkatan (L.03030) Makanan pada Anak
nutrisi Setelah dilakukan (I.15506)
berhubungan tindakan Observasi 1.
dengan tidak keperawatan 1x24 1. Identifikasi pemahaman
selera makan jam diharapkan orang tua/keluarga
status nutrisi tentang pemilihan jenis
membaik. Dengan makanan sehat yang
kriteria hasil : sesuai usia
- Nafsu makan Terapeutik
membaik 2. Sediakan materi dan
media pendidikan
kesehatan
Edukasi
3. Jelaskan pentingnya
lingkungan yang
kondusif pada saat
pemberian makanan
4. Jelaskan pentingnya
mempertahankan
kebersihan mulut anak
5. Jelaskan pentingnya
meningkatkan
kesabaran dalam
pemberian makanan
pada anak
6. Ajarkan orang tua
mengidentifikasi
makanan dan kebiasaan
makan anak

V. IMPLEMENTASI

No. Dx Paraf dan


Tanggal/Jam Implementasi
Keperawatan Nama
14 Juni 2021 1 1. Mengidentifikasi pencapaian tugas
08.00 perkembangan anak
Yunita
2. Mempertahankan lingkungan yang
mendukung perkembangan
optimal
3. Menyediakan aktivitas yang
memotivasi anak berinteraksi
dengan anak lainnya
4. Menganjurkan orang tua
berinteraksi dengan anaknya
5. Mengajarkan anak keterampilan
berinteraksi
6. Merujuk untuk konseling, jika
perlu
14 Juni 2021 2 1. Mengidentifikasi pemahaman
10.00 orang tua/keluarga tentang
Yunita
pemilihan jenis makanan sehat
yang sesuai usia
2. Menyediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
3. Menjelaskan pentingnya
lingkungan yang kondusif pada
saat pemberian makanan
4. Menjelaskan pentingnya
mempertahankan kebersihan
mulut anak
5. Menjelaskan pentingnya
meningkatkan kesabaran dalam
pemberian makanan pada anak
6. Mengajarkan orang tua
mengidentifikasi makanan dan
kebiasaan makan anak

VI. CATATAN PERKEMBANGAN


Nama klien : An. R
Dx Medis : Gangguan tumbuh kembang

No. Dx Paraf dan


Tanggal SOAP
Keperawatan Nama
14 Juni Subjektif :
2021 - Ibu pasien mengatakan memahami
Yunita
informasi yang diberikan dan akan
berusaha memberikan yang terbaik
untuk anaknya. Ibu pasien
mengatakan akan banyak melatih
anaknya untuk berjalan dan akan
banyak berinteraksi dengan
anaknya
Objektif :
- Respon ibu pasien cukup baik
1 terhadap intervensi yang diberikan.
Ibu pasien juga dapat menjelaskan
kembali mengenai cara yang dapat
dilakukan untuk tumbuh kembang
anaknya
Analisa :
- Gangguan tumbuh kembang
berhubungan dengan terpisah dari
orang tua belum teratasi

Planning :
- Intervensi dilanjutkan
2 Subjektif :
- Ibu pasien mengatakan memahami
informasi yang telah diberikan dan Yunita
akan berusaha memberikan menu
yang seimbang, makanan yang
sehat dan meningkatkan kesabaran
dalam pemberian makanan kepada
anaknya
Objektif :
- Respon ibu pasien cukup baik
terhadap intervensi yang diberikan.
Ibu pasien juga dapat menjelaskan
kembali kebutuhan nutrisi untuk
anaknya
Analisa :
- Kesiapan peningkatan nutrisi
berhubungan dengan tidak selera
makan belum teratasi
Planning :
- Intervensi dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai