KEPERAWATAN GERONTIK
NIM : 21317023
BANTEN
I Lansia
1. Definisi Lansia
tahun keatas. Menua bukan terjadi akibat adanya suatu penyakit, namun menua
perubahan kumulatif, menua dapat berati suatu proses menurunya daya tahan tubuh
dalam menerima atau menghadapi rangsngan yang diterima tubuh baik dari dalam
Proses menua yaitu suatu proses sepanjang hidup yang tidak hanya dimulai dari
suatu waktu tertentu, akan tetapi dimulai sejak permulaan sebuah kehidupan.
Menjadi tua adalah sebuah proses alamiah dimana seseorang telah melalui tahap-
tahap kehidupannya mulai dari remaja, dewasa, sampai pada lansia (Padila, 2013).
A. Perubahan Fisik
Sistem Indra
bunyi suara tinggi, suara yang tidak jelas, serta kata-kata yang sulit dimengerti,
membedakan suatu warna , daya akomodasi pada mata akan mulai hilang, lensa
menjadi lebih suram atau dapat terjadi kekeruhan pada lensa mata yang dapat
menjadikan katarak, dalam cahaya yang gelap lebih lambat dan kesulitan untuk
melihat, pada pupil timbul adanya sklerosis serta hilangnya respon terhadap suatu
sinar.
Sistem Persyarafan
mengecil, syaraf pada penciuman serta syaraf pada perasa juga mengecil, lebih
Sistem Kardiovaskuler
peregangan jantung berkurang, kondisi ini terjadi karena perubahan jaringan ikat.
Sistem Gastrointestinal
Kesehatan pada gigi yang buruk serta pemenuhan gizi yang buruk
menyebabkan gigi menjadi tanggal dan banyak, pada indera pengecap mulai
asin, manis. Terjadi pelebaran eshopagus, sensitivitas terhadap rasa lapar menurun,
kerja peristaltic dalam usus menurun, daya pada fungsi absorbsi terganggu.
Sistem Endokrin
dan testosterone
Sistem Genitourinaria
sehingga akan mengakibatka peningkatan frekuensi saat buang air seni, sering
terjadinya atrofi vulva pada wanita, selaput lender mongering, terjadi penuruan
frekuensi seksual.
Pada lansia kulit mengalami atropi, kendur, tidak elastic serta kering dan
berkerut. Kulit kekurangan cairan sehingga akan menjadi tipis dan seperti
berbecak.
Sistem Respirasi
aktivitas dari silia menurun, pada paru-paru kehilangan elastisitasnya, pada saat
menarik nafas menjadi lebih berat, menurunya suatu kapasitas pada pernapasan
Sistem Muskuloskeletal
cairan, persedian membesar dan menjadi kaku mengerutnya tendon dan mengalami
keturunan dan faktor lingkungan. Adanya suatu kekacauan mental akut, terdapat
rasa terancam akan timbulnya suatu penyakit ataupun rasa takut apabila
ditelantarkan karena tidak berguna. Munculnya suatu perasaan kurang mandiri dan
bersifat introvert.
C. Perubahan Psikososial
adanya perubahan ini sangat beragam, tergantung dari setiap kepribadian dari
berguna.
sebagai berikut :
pasangan hidup, terutama bila dirinya saat itu mengalami penurunan status
gangguan sensorik
- Duka cita (bereavement),dimana pada periode duka cita ini merupakan periode
yang sangat rawan bagi lansia. meninggalnya pasangan hidup, temen dekat,
medis, depresi, efek samping obat atau gejala penghentian mendadak suatu
obat.
II ANATOMI FISIOLOGI
Definisi
Mata merupakan salah satu organ yang ada pada tubuh dan termasuk kedalam
pancaindera serta memiliki fungsi yang sangat penting. Fungsi utama dari mata yaitu
sebagai indera penglihatan. Mata merupakan struktur bola berongga yang memiliki ukuran
sekitar 2,5cm. Namun sebenarnya hanya 1/6 bagian dari mata yang tampak dari luar,
sementara yang 5/6 bagian lain terbenam dalam rongga mata. Letak mata berada didalam
fungsi penglihatan yang tidak dapat dikoreksi oleh kacamata ataupun lensa kontak yang
bekisar dari gangguan penglihatan ringan sampai dengan kebutaan (Emmelia Ratnawati,
2018).
Menurut (Dwi Antara Nugraha, 2018) struktur pada mata dibagi menjadi dua
1.Bagian Luar Mata : Bagian luar mata ini lebih tepatnya berfungi dalam
a. Bulu Mata
Bulu mata merupakan bagian berupa rambut yang halus dan terletak pada atas dan
bawah kelopak mata serta berfungsi sebagai pelindung dari kotoran yang hendak masuk
kedalam mata.
b Kelopak Mata
Kelopak mata merupakan sebuah lipatan kulit lunak diatas mata dan dibawah mata
C Alis Mata
Alis mata merupakan bagian yang terdapat diatas kelopak mata kiri dan kanan. Alis
mata disusun dari rambut-rambut halus yang memiliki fungsi untuk meindungi mata dari
d Kelenjar Lakrimalis
Kelenjar lakrimalis berperan dalam produksi air mata. Kelenjar mata terletak pada
bagian luar atas kelopak mata dan air mata yang diproduksi dialirkan melalui saluran
(duktus) kebagian samping mata (lateral) konjungtiva, yang kemudian akan dibawa
2. Bagian Dalam
a. Sklera
Sklera atau bagian putih pada mata yang merupakan lapisan terluar dari mata,
b. Kornea
Bagian transparan yang berbentuk seperti kubah pada bola mata, yang
c. Koroid
Merupakan lapisan tengah bola mata yang terletak antara sclera dan retina yang
retina.
d. Iris
Struktur datar, tipis, berbentuk cincin yang menempel ke ruang anterior. Iris
e. Lensa Mata
Lensa mata memiliki fungsi mengatur focus cahaya sehingga cahaya jatuh tepat
f. Retina
Merupakan bagian yang paling peka terhadap cahaya, khususnya pada bagian
g. Aqueous Humor
Merupakan cairan yang terdapat pada bilik depan mata yang berfungsi menjaga
keseimbangan tekanan didalam bola mata dan memberikan nutrisi mata dan
h. Vitreous Humor
Sebuah cairan kental bening yang mengisi sebagian besar bola mata.
i. Saraf Kranial
Merupakan susunan saraf yang berfungsi menerima informasi dari retina dan
meneruskannya ke otak.
Ruang anterior merupakan ruang antara kornea dan lensa dan diisi oleh cairan yang
disebut aqueous humor. Sedangkan ruang posterior memiliki area yang lebih besar dan
letaknya berlawanan dengan ruang anterior dibelakang lensa, diisi dengan cairan yang
Otot siliaris terletak dikorpus siliaris dan bekerja terus menerus mengubah lensa
untuk fungsi penglihatan dekat dan jauh. Badan siliaris terbentuk dari koroid yang
l. Zonules
Dikenal dengan ligament suspensorium yaitu sebuah cincin dari serat kecil yang
m. Fovea
Terletak dibagian belakang hingga bola mata, berisi akson dari sel ganglion retina
o. Piringan Optik
p. Otot Mata
Otot yang terletak dan melekat pada mata dan terdiri dari muskulus rektus
superior (menggerakkan mata ke arah atas) dan muskulus rektus inferior (menggerakkan
Perubahan yang terjadi yaitu pada mata dan kulit yang ada disektarnya akan
kehilangan lemak orbital, keriput, penurunan elastisitas otot kelopak mata, dan juga
b. Struktur Mata
Struktur pada mata yang mengalami perubahan antara lain kornea, lensa, iris dan pupil,
c. Jaringan Retina-Saraf
kornea, akueus humor, lensa, dan badan vitreus guna merangsang saraf dalam retina.
Rangsangan tersebut akan diterima retina dan bergerak melalui trakus optikus menuju
daerah visual dalam otak untuk ditafsirkan. Kemudian berkas cahaya tersebut
menimbulkan sebuah bentuk dan lensa disini berperan sebagai alat utama dalam
menangkap sebuah titik pada retina dan pada titik itulah bayangan difokuskan (Pearce,
2018).
untuk mencembung dan memipih lensa mata yang tidak dapat bekerja dengan baik,
sehingga mengakibatkan lensa mata tidak bisa memfokuskan cahaya ke titik kuning
dengan tepat, dan hal tersebut mengakibatkan mata tidak mampu melihat objek dari jauh
maupun dekat.
Suatu ketajaman visual paling baik berada pada sekitar usia 30, setelah lebih dari
usia tersebut secara bertahap ketajaman visual akan mengalami adanya penurunan.
Kemampuan untuk dapat merespon cahaya redup atau yang disebit adaptasi gelap
mulai menurun sekitar usia 20 tahun dan akan berkurang secara signifikan setelah usia 60
tahun.
seseorang terhadap silau dan waktu yang dibutuhkan untuk dapat pulih dari silau tersebut.
Perubahan ini dapat mempengaruhi orang tersebut dalam membaca tanda, melihat suatu
Ruang lingkup bidang visual akan sedikit menyempit antara usia 40 dan 50 tahun
Perubahan terkait dengan usia pada retina dan pada jalur saraf retina, serta
perubahan yang dapat menurunkan iluminasi retina, mengganggu fungsi fusi berkedip ini.
Perubahan terakait dengan usia dari jalur saraf retina mempengaruhi akuasi dan
Penatalaksanaan
a. Penggunaan kacamata
pendek
2 Pentalaksanaan Famakologi
kedalam mata.
Analisa Data
ANALI
SA
DATA
DO :
- Terlihat klien jika
berjalan sering menabrak
barang2 yang dekat klien
2. DS : Nyeri
- Pasien mengatakan
nyeri pada punggung
dan kaki
DO :
- Skala nyeri:
P : saat berubah posisi
Q : Nyeri terasa seperti di
tusuk2
R : di kaki dan
punnggung
S:3
T : Nyeri hilang timbul.
Nyeri akan berkurang jika
di oles obat anti nyeri/
minyak angin
-
3. DS : Defisit Pengetahuan Kurang terpapar informasi
- Pasien mengatakan tidak
tahu tentang
penyakitnya
DO :
- Terlihat klien pasrah
dengan penyakitnya
Diagnosa Keperawatan
terhadap masalah
Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi Keperawatan (SIKI)
(SDKI)
Edukasi
- Ajarkan cara meminimalisasi stimulus (mis.
mengatur pencahayaan ruangan, mengurangi
kebisingan, membatasi kunjungan)
Kolaborasi
Kolaborasi dalam meminimalkan
prosedur/tindakan
>75 tahun,
kognitif,
pengelihatan/pen
penurunan ke
fungsional,
hipo/hipertermia,
malnutrisi, efe
toksin, ganggua
sress)
-
Terapeutik
:
- Nyatakan persepsi dengan cara yang
tenang, meyakinkan dan tidak
argumentative
- Fokus pada apa yang dikenali dan bermakna
saat interaksi interpersonal
- Lakukan reorientasi
- Sediakan lingkungan fisik dan rutinitas
harian yang konsisten
- Gunakan isyarat lingkungan untuk stimulasi
memori, reorientasi dan meningkatkan
perilaku yang sesuai (missal tanda, gambar,
jam, kalender, dan kode warna pada
lingkungan)
- Berikan informasi baru secara perlahan,
sedikit demi sedikit, diulang-ulang
Edukasi
- Anjurkan kunjungan keluarga, jika perlu
- Anjurkan penggunaan alat bantu sensorik
(missal kaca mata, alat bantu dengar dan
gigi palsu)
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat ansietas atau
agitasi, jika perlu
Terapeutik :
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (misalnya TENS,
hipnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback,
terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi
bermain)
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri (misalnya suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi :
-jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
2. Pemberian Analgesik
Observasi
- Identifikasi karakteristik nyeri (mis.
pencetus, pereda, kualitas, lokasi, intensitas,
frekuensi, durasi)
- Identifikasi riwayat alergi obat
- Identifikasi kesesuaian jenis analgetik (mis.
narkotika, non-narkotik, atau NSAID) dengan
tingkat keparahan nyeri
- Monitor tanda-tanda vital sebelum dan
sesudah pemberian analgesik
- Monitor efektifitas analgesic
Teraupetik
- Diskusikan jenis analgesik yang disukai untuk
mencapai analgesis optimal, jika perlu
- Pertimbangkan penggunaan infus kontinu,
atau bolus opioid untuk mempertahankan
kadar dalam serum
- Tetapkan target efektifitas analgesik untuk
Mengoptimalkan respon pasien
Edukasi
- Jelaskan efek terapi dan efek samping obat
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesik,
sesuai indikasi
Defisit pengetahuan Setelah dilakukan intervensi 1. Edukasi kesehatan
berhubungan dengan keperawatan selama 1x24 jam maka Observasi :
kurang terpapar informasi tingkat pengetahuan meningkat dengan - Identifikasi kesiapan dan kemampuan
dibuktikan dengan kriteria hasil : menerima informasi
menanyakan masalah yang - Perilaku sesuai dengan - Identifikasi faktor-faktor yang dapat
dihadapi, menunjukkan pengetahuan meningkat meningkatkan dan menurunkan
perilaku yang tidak sesuai, - Perilaku sesuai anjuran meningkat motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
menunjukkan persepsi yang
keliru terhadap masalah Terapeutik
- Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
- Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi
kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
- Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup bersih dan
sehat
Resiko Jatuh dibuktikan Setelah diakukan intervensi selama 1. Pencegahan Jatuh
dengan Gangguan 2x24 jam tingkat jatuh menurun dengan Observasi
Penglihatan kriteria hasil : - Identifikasi faktor risiko jatuh (mis. usia >65
tahun, penurunan tingkat kesadaran, defisit
- Jatuh dari tempat tidur menurun kognitif, hipotensi ortostatik, gangguan
- Jatuh saat erdiri menurun keseimbangan, gangguan penglihatan,
- Jatuh saat duduk menurun neuropati)
- Identifikasi risiko jatuh setidaknya sekali setiap
- Jatuh saat berjalan menurun shift atau sesuai dengan kebijakan institusi
- Jatuh saat dikamar mandi menurun - Identifikasi faktor lingkungan yang
- Jatuh saat membungkuk menurun meningkatkan risiko jatuh (mis. lantai
licin, penerangan kurang)
- Hitung risiko jatuh dengan menggunakan skala
(mis. Fall Morse Scale, Humpty Dumpty Scale),
jika perlu
- Monitor kemampuan berpindah dari tempat
tidur ke kursi roda dan sebaliknya
Terapeutik
- Orientasikan ruangan pada pasien dan keluarga
- Pastikan roda tempat tidur dan kursi roda
selalu dalam kondisi terkunci
- Pasang handrail tempat tidur
- Atur tempat tidur mekanis pada posisi terendah
- Tempatkan pasien berisiko tinggi jatuh
dekat dengan pantauan perawat dari nurse
station
- Gunakan alat bantu berjalan (mis. kursi
roda, walker)
- Dekatkan bel pemanggil dalam jangkauan pasien
Edukasi
- Anjurkan memanggil perawat jika membutuhkan
bantuan untuk berpindah
- Anjurkan menggunakan alas kaki yang
tidak licin
- Anjurkan berkonsentrasi untuk menjaga
keseimbangan tubuh
- Anjurkan melebarkan jarak kedua kaki untuk meningkatkan
keseimbangan saat berdiri
- Anjurkan cara menggunakan bel pemanggil untuk
memanggil perawat
Terupeutik
- Hilangkan bahaya keselamatan lingkungan (mis. fisik, biologi,
dan kimia(, jika memungkinkan
- Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan bahaya dan
risiko
- Sediakan alat bantu keamanan lingkungan (mis. commode chair
dan pegangan tangan)
- Gunakan perangkat pelindung (mis. pengekangan fisik, rel
samping, pintu terkunci, pagar)
- Hubungi pihak berwenang sesuai masalah komunitas (mis.
puskesmas, polisi, damkar)
- Fasilitasi relokasi ke lingkungan yang aman
- Lakukan program skrining bahaya lingkungan
(mis. timbal)
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Inisial : Ny. H
No.MR : 52.51.00
No.MR : 52.51.00
P : intervensi di hentikan
2. Nyeri berhubungan dengan Sabtu 09:00 10:00 S:
Agen 1. mengidentifikasi
12-10-2019 - Pasien mengatakan
lokasi karakteristik,
sudah tidak nyeri
durasi, frekuensi,
pada mata kanan nya
kualitas, intensitas
O:
nyeri
- pasien tidak meringis
memfasiilitasi
istirahat dan tidur
A:
2. Menganjurkan
Nyeri Akut teratasi
memonitor nyeri
secara mandiri P:
Intervensi Dihentikan
(Pasien boleh pulang)