Anda di halaman 1dari 11

MATERI PENYULUHAN MALARIA

PENGERTIAN

Malaria adalah penyakit yang di sebabkan oleh infeksi plasmodium yang di tularkan
kepada manusia melalui gigitan nyamuk anopheles betina.yang dapat menyerang semua orang,
baik laki-laki atau perempuan, pada semua golongan umur, dari bayi, anak-anak dan orang
dewasa.

GEJALA

Penyakit malaria secara umum dikenali berdasarkan gejala-gejalanya, dengan gejala utama yang

sering terlihat adalah :

Demam

Menggigil secara berkala

Sakit kepala

Gejala klinis utama tersebut sering diikuti oleh gejala klinis lainnya, antara lain :

Badan lemas, pucat dan berkeringat

Nafsu makan menurun

Mual-mual dengan diikuti dengan muntah

Sakit kepala yang berat dan terus menerus

Pembesaran limpa pada penderita kronis,

Kejang-kejang dan penurunan kesadaran sampai koma pada penderita malaria berat
Mencret dan anemia merupakan gejala yang sering muncul pada anak-anak, makin muda usia

anak makin tidak jelas klinisnya, namun diare dan pucat karena kekurangan darah serta adanya

riwayat kunjungan ke atau berasal dari daerah malaria merupakan gejala yang menonjol.

I. TANDA DAN GEJALA


Ada 3 gejala klinis (trias malaria)
1. Mengigil (15-60) menit
2. Demam (2-4) jam
Demam timbul setelah penderita menggigil,suhu sekitar 37,50C 400C
3. Berkeringat (2-4 jam)
Timbul setelah demam sebagai akibat dari gangguan metabolise

a. Penderita mengalami kekurangan darah karna sel darah merah oleh parasit dan
Akibat:
Dayatahan tubuh menurun hingga mudah terkena infeksi penyakit lain.
Daya kerja kurang.
Pertumbuhan otak pada anak-anak terlambat pada masa dalam kandungan
sampai dengan usia balita.
b. Pada masa ibu hamil dapat menyebabkan :
Bayi lahir dengan berat badan rendah.
Ibu hamil meninggal.
c. Pembuluh darah tersumbat menyebabkan :
Kejang-kejang
Kehilangan kesadaran.
Pingsan sampai koma.
Meninggal bila tidak diobati

II. PENYEBAB MALARIA


Penyakit malaria disebabkan oleh parasit plasmodium malaria.
Ada 4 jenis plasmodium, yaitu :
Falciparum, menyebabkan penyakit malaria tropika
Plasmodium vivax, menyebabkan penyakit malaria tertian
Plasmodium malaria,menyebabkan penyakit malaria Quartanan
Plasmodium ovale,menyebabkan penyakit malaria ovale

Tempat berkembang biakanya nyamuk malaria

1. Persawaan
2. Tambang-tambang ikan atau udang yang tidak terurus
3. Rawa-rawa ,genangan air
4. Genang air di tepi laut atau dekaat sungai
Tempat tinggal nyamuk malaria :
1. Rumput-runput ditepi saluran dan genangan air
2. Kain yang tergantung didalam rumah atau ditempat gelap dan lembab
3. Semak-semak disekitar rumah

III. CARA PENCEGAHAN MALARIA


1. Menghindari dari gigitan nyamuk
Tidur memakai kalambu
Mengosok badan menggunakan obat anti nyamuk seperti autan
Memakai obat nyamuk seperti baigon
Apabila keluar pada malam hari sebaiknya menggunakan lengqan panjang ,celana
panjang dan juga kous kaki .
2. Membersihkan lingkungan
3. Menggalikan genagan air atau membersihkan semak-semak atau rumput
4. Mengusahakan agar rumah tidak gelap
5. Membunuh nyamuk dewasa dengan menggunakan obat nyamuk
6. Pemberian abathe pada setiap tempat air.

4 Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Malaria

Penyebaran penyakit malaria pada dasarnya sangat tergantung dengan adanya

hubungan interaksi antara 3 faktor dasar epidemiologi, yaitu agent (penyebab malaria), host

(manusia dan nyamuk), dan environment (lingkungan). Parasit malaria atau plasmodium

merupakan penyebab penyakit malaria. Untuk kelangsungan hidupnya parasit malaria tersebut

melalui 2 siklus yang terdiri dari siklus aseksual dalam tubuh manusia (host intermediate) dan

siklus seksual dalam tubuh nyamuk Anopheles (host definitive). Untuk perkembang biakan

nyamuk Anopheles sebagai vector penular penyakit malaria diperlukan kondisi

habitat/lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan hidup nyamuk. Lingkungan dapat ditinjau

sebagai lingkungan fisik, lingkungan kimiawi, lingkungan biologi dan lingkungan sosial budaya.

4.1 Agent (Penyebab Malaria)

Penyebab malaria adalah genus Plasmodia, family Plasmodidae dan order Coccidiidae.

Sampai saat ini di Indonesia dikenal 4 macam (spesies) parasit malaria, yakni :
1. Plasmodium falcifarum penyebab tropika yang sering menyebabkan malaria yang

berat/malaria otak dengan kematian

2. Plasmodium Vivax penyebab malaria tertiana

3. Plasmodium Malariae penyebab malaria quartana

4. Plasmodium Ovale jenis ini jarang sekali dijumpai, umumnya banyak di Afrika dan

5. 4.2 Host (Manusia dan Nyamuk)

Manusia disebut juga human reservoir atau sebagai sumber penular apabila di dalam

darahnya banyak mengandung Plasmodium (gametosit). Penularan malaria terjadi apabila

vector (nyamuk Anopheles) menggigit manusia yang dalam darahnya banyak

mengandung gametosit. Di dalam tubuh nyamuk gametosit akan berkembang menjadi

gamet jantan dan betina lalu melebur menjadi zigot. Dari zigot menbentuk ookinet lalu

ookista. Ookista pecah menghasilkan sporozoit kemudian menetap di kelenjar ludah

nyamuk. Selanjutnya bila nyamuk menggigit manusia maka sporozoit akan masuk ke

dalam darah manusia dan berkembang menjadi gametosit.

4.3 Environment (Lingkungan)

Faktor lingkungan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap kejadian malaria di

suatu daerah.

Lingkungan dapat dibedakan menjadi :

4.3.1 Lingkungan Fisik


Faktor lingkungan fisik sebagian besar berkaitan dengan aspek klimatologi, seperti

suhu udara, kelembapan udara, hujan, angina dan sinar matahari (Depkes RI, 1993)

Kelembapan udara yang rendah akan memperpendek umur nyamuk. Pada kelembapan

36% merupakan angka paling rendah untuk kemungkinan terjadinya penularan malaria.

Kelembapan udara juga mempengaruhi kemampuan dan kecepatanperkembangbiakan, kebiasaan

menggigit dan waktu istirahat nyamuk. Didaerah tropis kelembapan yang baik untuk

perkembangbiakan Anopheles yaitu kurang dari 50% (Pampana F.J., 1969)

Hujan berhubungan dengan perkembangbiakan larva nyamuk menjadi bentuk dewasa.

Nyamuk Anopheles akan berkembang biak dalam jumlah besar jika terjadi hujan dengan

diselingi panas (Depkes RI, 1993).

Faktor yang turut menentukan jumlah kontak antara manusia yaitu kecepatan angina.

Jarak terbang nyamuk sangat ditentukan oleh arah dan kecepatan angina. Jarak terbang nyamuk

Anopheles kira-kira 1,5 km (Depkes, RI, 1993)

Sinar matahari berhubungan erat dengan larva nyamuk. Pertumbuhan larva nyamuk

Anopheles akan lebih baik dengan adanya pengaruh sinar matahari (Depkes RI, 1993)

4.3.2 Lingkungan Kimiawi

Lingkungan kimiawi yang berhubungan dengan nyamuk Anopheles adalah kadar garam

dalam air. Air payau dengan kadar garam 12%-18% merupakan tampat yang baik untuk

perkembangan nyamuk Anopheles. Bila kadar garam melebihi 40% tidak memungkinkan

perkembangan nyamuk tersebut. Meskipun di Sumatera Utara. Anopheles ditemukan pula di

dalam air tawar. Anopheles dapat hidup di tempat yang memiliki pH yang rendah (Depkes RI,

1993).

4.3.3 Lingkungan Biologik


Lingkungan biologic yang dimaksud adalah terdapatnya flora dan fauna. Tumbuh-

tumnbuhan seperti bakau, lumut dan ganggang dapat mempengaruhi kehidupan larva nyamuk,

khususnya dalam memberikan perlindungan bagi larva dari sinar matahari maupun serangan dari

mahkluk hidup lain. Populasi nyamuk di suatu daerah ditentukan juga oleh adanya berbagai jenis

ikan pemakan larva seperti ikan kepala timah, gambusia, nila, dan mujair (Depkes RI, 1993)

4.3.4 Lingkungan Sosial Budaya

Lingkungan sosial budaya yang berhubungan dengan kejadian malaria, meliputi

pandidikan, penghasilan, dan lamanya tempat tinggal di lokasi endemis malaria. Tingkat

pendidikan tidak berpengaruh secara langsung terhadap kejadian malaria tetapi umumnya

mempengaruhi jenis pekerjaan dan perilaku kesehatan seseorang (Piyarat B, 1986).

Penghasilan keluarga atau individu berpengaruh terhadap perilaku kesehatan dan aspek

kehidupan lainnya. Jika seseorang dengan penghasilan yang baik mengetahui cara mencegah

penyakit malaria dan memiliki sifat yang positif akan bertindak untuk membeli kelambu guna

mencegah gigitan nyamuk atau memasang kawat kasa nyamuk pada ventilasi rumah (Piyarat B,

1986)

Lamanya seseorang tinggal di daerah endemis malaria akan menyebabkan respon

imunitas terhadap parasit tertentu. Di lokasi transmigrasi PIR-I Arso Irian Jaya terlihat bahwa

transmigran yang berasal dari Jawa yang baru tiba di lokasi dan tinggal di tempat tersebut kurang

dari satu tahun lebih banyak yang menderita malaria dibandingkan dengan transmigran asal Jawa

lainnya yang telah menetap lebih lama di tempat tersebut. (Jones R.Trevor, 1994)

5 Nyamuk Anopheles (host definitive)

Hanya nyamuk Anopheles betina yang menghisap darah, karena darah diperlukan untuk

pertumbuhan telurnya.
Tempat perindukan nyamuk Anopheles

Tempat perindukan nyamuk penular penyakit malaria (Anopheles) adalah di genangan-

genangan air, baik air tawar atau air payau tergantung dari jenis nyamuknya (Depkes RI, 1999).

Pada daerah pantai kebanyakan tempat perindukan nyamuk terjadi pada tambak yang tidak

dikelola dengan baik, adanya penebangan hutan bakau secara liar merupakan habitat yang

potensial bagi perkembangbiakan nyamuk An. Sundaicus dan banyaknya aliran sungai yang

tertutup pasir (laguna) yang merupakan tempat perindukn nyamuk An. Sundaicus (Depkes RI,

2003).

Tempat perindukan nyamuk Anopheles ada 3 kawasan, yaitu pantai, pedalaman, dan

kaki gunung/gunung

1. Di pantai : tanaman bakau, laguna, rawa, dan empang sepanjang pantai (Anopheles sundaicus)

2. Dikawasan padalaman yang ada di sawah, rawa, empang, dan saluran air irigasi (Anopheles

aconicus,An. Nigerimus, An. Subticus, dan An. Barbirostris)

3. Dikawasan kaki gunung dengan perkebunan atau hutan (Anopheles balabacensus) dan daerah

gunung (Anopheles maculates)

6 Pencegahan Malaria

a. Menghindari gigitan nyamuk

Tidur memakai kelambu anti nyamuk yang tahan 2-5 tahun yang dapat dicuci sampai 20 kali

Pakai obat anti nyamuk

Pakai obat oles anti nyamuk

Pasang kawat kasa disetiap ventilasi

Menjauhkan kandang ternak dari rumah


Apabila keluar rumah sebaiknya memakai pakaian yang tertutup (menggunakan baju lengan

panjang atau memakai oabat anti nyamuk oles)

b. Membersihkan lingkungan

Membersihkan lingkungan

Menimbun genangan air

Membersihkan lumut

Mengalirkan air yang tergenang

Menebarkan ikan pemakan jentik

Menekan kepadatan nyamuk dengan menebarkan ikan pemakan jentik : kepala timah,

nila merah, gupi, mujair, dan lain-lain.

7 Pemberantasan Vektor

Pemberantasan vektor yang dilakukan di Indonesia meliputi penyemprotan rumah,

penggunaan kelambu berinsektisida, biological control, larviciding dan pengelolaan lingkungan.

1. Penyemprotan Rumah

a. Jawa-Bali dan Barelang Binkar : penyemprotan dilakukan di desa high case incidence (HCI)

dengan penularan setempat (ditemukan kasus indigenous)

b. Di luar Jawa-Bali : penyemprotan diprioritaskan pada desa yang rawan KLB, desa tranmigrasi

T1 dan T2. Disamping itu desa-desa prioritas lain dengan PR >3%. Seperti lokasi pencetakan

sawah baru, PIRBUN, HTI, pertambangan, pengembangan perikanan/tambak uadang, desa


tertinggal, wilayah pengembangan pariwisata dan desa wilayah resistensi Plasmodium

falcifarum.

c. Penyemprotan dilakukan 2 kali setahun, minimal dilakukan dua tahun berturut-turut.

d. Penyemprotan dihentikan bila PR sudah kurang dari 2% dan PCD sudah berjalan dengan baik

(Depkes RI, 1993)

2. Penggunaan Kelambu

Penggunaan kelambu dalam program pengendalian malaria adalah dalam rangka

melindungi masyarakat dari gigitan nyamuk untuk mencegah terjadinya penularan malaria.

Terdapat beberapa cara untuk menghindari gigitan nyamuk, antara lain menggunakan kelambu,

korden, hammock, trap dan bahan lainnya. Kelambu dapat digunakan untuk melindungi individu

dan masyarakat (Setyaningrum, 1997) dan terbukti efektif dalam menurunkan angka kesakitan

dan angka kematian akibat malaria serta dapat mengurangi penularan malaria jika dipergunakan

dalam skala besar (WHO,1993). Penggunaan kelambu akan menghindari terjadinya kontak

langsung antara nyamuk dengan manusia (WHO.1995)

Kepatuhan masyarakat untuk menggunakan kelambu sangat dipengaruhi oleh faktor

perilaku si pengguna. Kepatuhan berhubungan dengan prilaku, dipandang dari segi biologis

perilaku manusia adalah suatu kegiatan atau aktifitas yang dilakukan oleh manusia itu sendiri.

menurut Notoatmojo, 1993 prilaku adalah respon seseorang terhadap stimulus dari luar subyek

yang bisa diamati secara langsung oleh orang lain berupa tindakan nyata, atau tidak bisa diamati

langsung, misalnya berfikir, tanggapan atau sikap batin serta pengetahuan.

3. Biological Control
Penebaran ikan pemakan jentik dilakukan di daerah malaria yang terdapat tempat

perindukan vector potensial, airnya permanent dan cocok untuk berkembang biak ikan pemakan

jentik.

4. Larviciding

Desa dengan PR >3% dan telah dilakukan pemetaan tempat perindukan potensial dan dapat

dijangkau dengan larviciding

Tempat perindukan tidak terlalu luas dengan batas yang tegas

Bukan tempat perindukan yang kecil-kecil dan menyebar

Jarak tempat perindukan dengan pemukiman penduduk masih dalam jarak terbang vector (2 km)

Waktu (bulan) potensial tempat perindukan diketahui

Larviciding dilakukan setiap 2 minggu selama tempat perindukan petensial, ditandai dengan

adanya jentik positif (Depkes RI, 1993)

5. Pengelolaan lingkungan

Pembersihan lumut di kolam atau genangan air

Pembersihan semak-semak di pinggir sungai

Membut saluran atau menimbun tempat perindukan (Depkes RI, 1993)

8 Pengobatan Penderita

Pengobatan malaria klinis : pengobatan penderita malaria berdasarkan diagnosa klinis tanpa

pemeriksaan laboratorium.

Pengobatan radikal : pengobatan penderita malaria berdasarkan diagnosa secara klinis dan

ditindak lanjuti dengan pemeriksaan laboratorium sediaan darah


Pengobatan MDA (mass drug administration) : pengobatan massal pada saat terjadi kejadian

luar biasa (KLB) malaria, mencakup .8% jumlah penduduk daerah KLB

Profiklasis : pengobatan pencegahan dengan sasaranwarga tranmigrasi, ibu hamil di daerah

endemis malaria (Depkes RI, 1993).

Anda mungkin juga menyukai