PENGERTIAN
Malaria adalah penyakit yang di sebabkan oleh infeksi plasmodium yang di tularkan
kepada manusia melalui gigitan nyamuk anopheles betina.yang dapat menyerang semua orang,
baik laki-laki atau perempuan, pada semua golongan umur, dari bayi, anak-anak dan orang
dewasa.
GEJALA
Penyakit malaria secara umum dikenali berdasarkan gejala-gejalanya, dengan gejala utama yang
Demam
Sakit kepala
Gejala klinis utama tersebut sering diikuti oleh gejala klinis lainnya, antara lain :
Kejang-kejang dan penurunan kesadaran sampai koma pada penderita malaria berat
Mencret dan anemia merupakan gejala yang sering muncul pada anak-anak, makin muda usia
anak makin tidak jelas klinisnya, namun diare dan pucat karena kekurangan darah serta adanya
riwayat kunjungan ke atau berasal dari daerah malaria merupakan gejala yang menonjol.
a. Penderita mengalami kekurangan darah karna sel darah merah oleh parasit dan
Akibat:
Dayatahan tubuh menurun hingga mudah terkena infeksi penyakit lain.
Daya kerja kurang.
Pertumbuhan otak pada anak-anak terlambat pada masa dalam kandungan
sampai dengan usia balita.
b. Pada masa ibu hamil dapat menyebabkan :
Bayi lahir dengan berat badan rendah.
Ibu hamil meninggal.
c. Pembuluh darah tersumbat menyebabkan :
Kejang-kejang
Kehilangan kesadaran.
Pingsan sampai koma.
Meninggal bila tidak diobati
1. Persawaan
2. Tambang-tambang ikan atau udang yang tidak terurus
3. Rawa-rawa ,genangan air
4. Genang air di tepi laut atau dekaat sungai
Tempat tinggal nyamuk malaria :
1. Rumput-runput ditepi saluran dan genangan air
2. Kain yang tergantung didalam rumah atau ditempat gelap dan lembab
3. Semak-semak disekitar rumah
hubungan interaksi antara 3 faktor dasar epidemiologi, yaitu agent (penyebab malaria), host
(manusia dan nyamuk), dan environment (lingkungan). Parasit malaria atau plasmodium
merupakan penyebab penyakit malaria. Untuk kelangsungan hidupnya parasit malaria tersebut
melalui 2 siklus yang terdiri dari siklus aseksual dalam tubuh manusia (host intermediate) dan
siklus seksual dalam tubuh nyamuk Anopheles (host definitive). Untuk perkembang biakan
habitat/lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan hidup nyamuk. Lingkungan dapat ditinjau
sebagai lingkungan fisik, lingkungan kimiawi, lingkungan biologi dan lingkungan sosial budaya.
Penyebab malaria adalah genus Plasmodia, family Plasmodidae dan order Coccidiidae.
Sampai saat ini di Indonesia dikenal 4 macam (spesies) parasit malaria, yakni :
1. Plasmodium falcifarum penyebab tropika yang sering menyebabkan malaria yang
4. Plasmodium Ovale jenis ini jarang sekali dijumpai, umumnya banyak di Afrika dan
Manusia disebut juga human reservoir atau sebagai sumber penular apabila di dalam
gamet jantan dan betina lalu melebur menjadi zigot. Dari zigot menbentuk ookinet lalu
nyamuk. Selanjutnya bila nyamuk menggigit manusia maka sporozoit akan masuk ke
Faktor lingkungan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap kejadian malaria di
suatu daerah.
suhu udara, kelembapan udara, hujan, angina dan sinar matahari (Depkes RI, 1993)
Kelembapan udara yang rendah akan memperpendek umur nyamuk. Pada kelembapan
36% merupakan angka paling rendah untuk kemungkinan terjadinya penularan malaria.
menggigit dan waktu istirahat nyamuk. Didaerah tropis kelembapan yang baik untuk
Nyamuk Anopheles akan berkembang biak dalam jumlah besar jika terjadi hujan dengan
Faktor yang turut menentukan jumlah kontak antara manusia yaitu kecepatan angina.
Jarak terbang nyamuk sangat ditentukan oleh arah dan kecepatan angina. Jarak terbang nyamuk
Sinar matahari berhubungan erat dengan larva nyamuk. Pertumbuhan larva nyamuk
Anopheles akan lebih baik dengan adanya pengaruh sinar matahari (Depkes RI, 1993)
Lingkungan kimiawi yang berhubungan dengan nyamuk Anopheles adalah kadar garam
dalam air. Air payau dengan kadar garam 12%-18% merupakan tampat yang baik untuk
perkembangan nyamuk Anopheles. Bila kadar garam melebihi 40% tidak memungkinkan
dalam air tawar. Anopheles dapat hidup di tempat yang memiliki pH yang rendah (Depkes RI,
1993).
tumnbuhan seperti bakau, lumut dan ganggang dapat mempengaruhi kehidupan larva nyamuk,
khususnya dalam memberikan perlindungan bagi larva dari sinar matahari maupun serangan dari
mahkluk hidup lain. Populasi nyamuk di suatu daerah ditentukan juga oleh adanya berbagai jenis
ikan pemakan larva seperti ikan kepala timah, gambusia, nila, dan mujair (Depkes RI, 1993)
pandidikan, penghasilan, dan lamanya tempat tinggal di lokasi endemis malaria. Tingkat
pendidikan tidak berpengaruh secara langsung terhadap kejadian malaria tetapi umumnya
Penghasilan keluarga atau individu berpengaruh terhadap perilaku kesehatan dan aspek
kehidupan lainnya. Jika seseorang dengan penghasilan yang baik mengetahui cara mencegah
penyakit malaria dan memiliki sifat yang positif akan bertindak untuk membeli kelambu guna
mencegah gigitan nyamuk atau memasang kawat kasa nyamuk pada ventilasi rumah (Piyarat B,
1986)
imunitas terhadap parasit tertentu. Di lokasi transmigrasi PIR-I Arso Irian Jaya terlihat bahwa
transmigran yang berasal dari Jawa yang baru tiba di lokasi dan tinggal di tempat tersebut kurang
dari satu tahun lebih banyak yang menderita malaria dibandingkan dengan transmigran asal Jawa
lainnya yang telah menetap lebih lama di tempat tersebut. (Jones R.Trevor, 1994)
Hanya nyamuk Anopheles betina yang menghisap darah, karena darah diperlukan untuk
pertumbuhan telurnya.
Tempat perindukan nyamuk Anopheles
genangan air, baik air tawar atau air payau tergantung dari jenis nyamuknya (Depkes RI, 1999).
Pada daerah pantai kebanyakan tempat perindukan nyamuk terjadi pada tambak yang tidak
dikelola dengan baik, adanya penebangan hutan bakau secara liar merupakan habitat yang
potensial bagi perkembangbiakan nyamuk An. Sundaicus dan banyaknya aliran sungai yang
tertutup pasir (laguna) yang merupakan tempat perindukn nyamuk An. Sundaicus (Depkes RI,
2003).
Tempat perindukan nyamuk Anopheles ada 3 kawasan, yaitu pantai, pedalaman, dan
kaki gunung/gunung
1. Di pantai : tanaman bakau, laguna, rawa, dan empang sepanjang pantai (Anopheles sundaicus)
2. Dikawasan padalaman yang ada di sawah, rawa, empang, dan saluran air irigasi (Anopheles
3. Dikawasan kaki gunung dengan perkebunan atau hutan (Anopheles balabacensus) dan daerah
6 Pencegahan Malaria
Tidur memakai kelambu anti nyamuk yang tahan 2-5 tahun yang dapat dicuci sampai 20 kali
b. Membersihkan lingkungan
Membersihkan lingkungan
Membersihkan lumut
Menekan kepadatan nyamuk dengan menebarkan ikan pemakan jentik : kepala timah,
7 Pemberantasan Vektor
1. Penyemprotan Rumah
a. Jawa-Bali dan Barelang Binkar : penyemprotan dilakukan di desa high case incidence (HCI)
b. Di luar Jawa-Bali : penyemprotan diprioritaskan pada desa yang rawan KLB, desa tranmigrasi
T1 dan T2. Disamping itu desa-desa prioritas lain dengan PR >3%. Seperti lokasi pencetakan
falcifarum.
d. Penyemprotan dihentikan bila PR sudah kurang dari 2% dan PCD sudah berjalan dengan baik
2. Penggunaan Kelambu
melindungi masyarakat dari gigitan nyamuk untuk mencegah terjadinya penularan malaria.
Terdapat beberapa cara untuk menghindari gigitan nyamuk, antara lain menggunakan kelambu,
korden, hammock, trap dan bahan lainnya. Kelambu dapat digunakan untuk melindungi individu
dan masyarakat (Setyaningrum, 1997) dan terbukti efektif dalam menurunkan angka kesakitan
dan angka kematian akibat malaria serta dapat mengurangi penularan malaria jika dipergunakan
dalam skala besar (WHO,1993). Penggunaan kelambu akan menghindari terjadinya kontak
perilaku si pengguna. Kepatuhan berhubungan dengan prilaku, dipandang dari segi biologis
perilaku manusia adalah suatu kegiatan atau aktifitas yang dilakukan oleh manusia itu sendiri.
menurut Notoatmojo, 1993 prilaku adalah respon seseorang terhadap stimulus dari luar subyek
yang bisa diamati secara langsung oleh orang lain berupa tindakan nyata, atau tidak bisa diamati
3. Biological Control
Penebaran ikan pemakan jentik dilakukan di daerah malaria yang terdapat tempat
perindukan vector potensial, airnya permanent dan cocok untuk berkembang biak ikan pemakan
jentik.
4. Larviciding
Desa dengan PR >3% dan telah dilakukan pemetaan tempat perindukan potensial dan dapat
Jarak tempat perindukan dengan pemukiman penduduk masih dalam jarak terbang vector (2 km)
Larviciding dilakukan setiap 2 minggu selama tempat perindukan petensial, ditandai dengan
5. Pengelolaan lingkungan
8 Pengobatan Penderita
Pengobatan malaria klinis : pengobatan penderita malaria berdasarkan diagnosa klinis tanpa
pemeriksaan laboratorium.
Pengobatan radikal : pengobatan penderita malaria berdasarkan diagnosa secara klinis dan
luar biasa (KLB) malaria, mencakup .8% jumlah penduduk daerah KLB