Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“ANFIS SISTEM HEMATOLOGI”

Disusun untuk memenuhi tugas

mata kuliah: ilmu biomedik dasar

dosen pengampu: Ns. Annisa Ell Rahayani, S.Kep., Ns., M.Biomed

Oleh :

Kelompok 5

 Dzikri imanudin (2019200046)


 Eka putri yuli azila (2018200104)
 Ely zuskia ainur r (2019200008)
 Estiningsih (2019200009)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN JAWA TENGAH DI WONOSOBO

2020

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, dimana atas segala rahmat dan izin-Nya, kami dapat
menyelesaikan makalah tentang anfis system hematologi

Shalawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi semesta alam
Muhammad SAE, keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman,

Alhamdulillah kami menyelesaikan makalah ini, walaupun penulis menyadari bahwa masih
banyak kekurangan dan kesalahan didalam makalah ini, untuk itu kami harap ada kritik dan
saran yang membangun guna keberhasilan penulisan yang akan dating.

Akhir kata, kami banyak mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
hingga terselesainya makalah ini semoga segala upaya yang telah dicurahkan mendapat berkah
dari Allah SWT. Amin

Wonosobo, 20 november 2020

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... 2

BAB I

PENDAHULUAN.............................................................................................................. 4

a. Latar belakang......................................................................................................... 4
b. Tujuan penulisan...................................................................................................... 5

BAB II

PEMBAHASAN................................................................................................................. 6

a. Definisi ................................................................................................................... 6
b. Komposisi Darah............................................................................................................... 6
c. Plasma Darah (Bagian Cair Darah) ................................................................................... 6
d. Korpuskuler (Bagian Padat Darah) ................................................................................... 7
e. Fungsi Darah..................................................................................................................... 11
f. Gangguan pada Sistem Peredaran Darah .......................................................................... 12

BAB III

PENUTUP.......................................................................................................................... 14

KESIMPULAN................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 15

3
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Di dalam tubuh manusia, ada alat transportasi yang berguna sebagai pengedar oksigen dan
zat makanan ke seluruh sel-sel tubuh serta mengangkut karbon dioksida dan zat sisa ke organ
pengeluaran. Alat transportasi pada manusia terkoordinasi dalam suatu sistem yang disebut
sistem peredaran darah. Sistem peredaran darah manusia terdiri atas darah, jantung, dan
pembuluh darah.

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat
tinggi yang berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan
tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh
terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo
atau hemato yang berasal dari kata Yunani yang berarti haima yang berarti darah.

Darah manusia berwarna merah, namun dalam hal ini warna darah ada dua jenis warna
merah pada darah manusia. Warna merah terang menandakan bahwa darah tersebut mengandung
banyak oksigen, sedangkan warna merah tua menandakan bahwa darah tersebut mengandung
sedikit oksigen atau dalam arti lain mengandung banyak karbondioksida. Warna merah pada
darah disebabkan oleh adanya hemoglobin. Hemoglobin adalah protein pernafasan (respiratory
protein) yang mengandung besi (Fe) dalam bentuk heme yang merupakan tempat terikatnya
molekul-molekul oksigen.
Darah juga mengangkut bahan-bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke
hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni. 2

4
B. Tujuan
1. Mampu mendreskipsikan bagian-bagian darah.
2. Mengetahui fungsi darah.
3. Mengetahui hubungan darah dengan kesehatan. 3

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Darah adalah cairan yang ada pada manusia sebagai alat transportasi berfungsi untuk
mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-
bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.

B. Komposisi Darah
Darah terdiri dari 55% Plasma Darah (bagian cair darah) dan 45% Korpuskuler (bagian
padat darah).

Gambar 1.1 Skema susunan darah manusia

C. Plasma Darah (Bagian Cair Darah)


Plasma darah adalah salah satu penyusun darah yang berwujud cair serta mempengaruhi
sekitar 5% dari berat badan manusia. Plasma darah memiliki warana kekuning-kuningan yang
didalamnya terdiri dari 90% air, 8% protein, dan 0,9% mineral, oksigen, enzim, dan antigen.
Sisanya berisi bahan organik, seperti lemak, kolestrol, urea, asam amino, dan glukosa.

Plasma darah merupakan cairan darah yang berfungsi untuk mengangkut dan
mengedarkan sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh manusia, dan mengangkut zat sisa
metabolisme dari sel-sel tubuh atau dari seluruh jaringan tubuh ke organ pengeluaran.

Di dalam plasma darah terdapat beberapa protein terlarut yaitu:

1. Albumin berfungsi untuk memelihara tekanan osmotik 4


2. Globulin berfungsi untuk membentuk zat antibodi

6
Pada gambar 1.1 Skema susunan darah manusia, disebutkan bahwa plasma darah terdiri
atas serum dan fibrinogen. Seperti yang telah dijelaskan diatas, fibrinogen adalah sumber fibrin
yang berfungsi dalam proses pembekuan darah, sedangkan serum adalah suatu cairan berwarna
kuning. Serum berfungsi sebagai penghasil zat antibodi yang dapat membunuh bakteri atau
benda asing yang masuk ke dalam tubuh kita.

D. Korpuskuler (Bagian Padat Darah)

Korpuskuler terdiri dari tiga bagian:

1. Sel Darah Merah (Eritrosit)

Sel darah merah atau yang juga disebut eritrosit berasal dari bahasa Yunani yaitu, erythos
yang berarti merah dan kytos yang berarti selubung/sel. Eritrosit merupakan bagian sel darah
yang mengandung hemoglobin (Hb). Hemoglobin adalah biomolekul yang mengikat oksigen.
Sedangkan darah yang berwarna merah cerah dipengaruhi oleh oksigen yang diserap dari paru-
paru. Pada saat darah mengalir ke seluruh tubuh, hemoglobin melepaskan oksigen ke sel dan
mengikat karbondioksida. Jumlah hemoglobin pada orang dewasa kira-kira 11,5-15 gram dalam
100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0 mg%. Sel darah 5

7
merah memerlukan protein karena strukturnya terdiri dari asam amino dan memerlukan pula zat
besi, sehinnga diperlukan diet seimbang zat besi. Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini
bisa berkurang, demikian juga banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila kedua-
duanya berkurang maka keadaan ini disebut animea, yang biasanya disebabkan oleh pendarahan
hebat, penyakit yang melisis eritrosit, dan tempat pembuatan eritrosit terganggu.

Bentuk sel darah merah pada manusia adalah bikonkaf atau berbentuk piringan pipih
seperti donat. Kepingan eritrosit manusia memiliki diameter sekitar 6-8 μm dan tebalnya sekitar
2 μm, eritrosit termasuk sel paling kecil daripada sel-sel lainnya yang terdapat pada tubuh
manusia. Jumlah sel darah merah adalah jumlah yang paling banyak dibandingkan jumlah sel
darah lainnya. Secara normal, di dalam darah seorang laki-laki dewasa terdapat 25 trilliun sel
darah merah atau setiap satu milimeter kubik (1 mm3) darah trdapat 5 juta sel darah merah. Pada
perempuan dewasa, jumlah sel darah merah per milimeter kubiknya sebanyak 4,5 juta.

Sel darah merah hanya mampu bertahan selama 120 hari. Proses dimana eritrosit
diproduksi dimaksud eritropoiesies. Sel darah merah yang rusak akhirnya akan pecah menjadi
partikel-partikel kecil di dalam hati dan limpa. Sebagian besar sel yang rusak dihancurkan oleh
limpa dan yang lolos akan dihancurkan oleh hati. Hati menyimpan kandungan zat besi dari
hemoglobin yang kemudian diangkut oleh darah ke sumsum merah tulang untuk membentuk sel
darah merah yang baru. Sumsum merah tulang memproduksi eritrosit, dengan laju produksi
sekitar 2 juta eritrosit per detik. Produksi dapat distimulasi oleh hormon eritoprotein (EPO) yang
disintesa ginjal. Hormon ini sering digunakan para atlet dalam suatu pertandingan sebagai
doping. Saat sebelum dan sesudah meninggalkan sumsum tulang belakang, sel yang berkembang
ini dinamakan retikulosit dan jumlahnya sekitar 1% dari semua darah yang beredar. 6

Gambar 1.2 gambar sel darah merah (eritrosit

8
2. Sel Darah Putih (Leukosit)

Sel darah putih (leukosit) jauh lebih besar daripada sel darah merah. Namun jumlah sel darah
putih jauh lebih sedikit daripada sel darah merah. Pada orang dewasa setiap 1 mm3 darah
terdapat 6.000-9.000 sel darah putih. Tidak seperti sel darah merah, sel darah putih memiliki inti
(nukleus). Sebagian besar sel darah putih bisa bergerak seperti Amoeba dan dapat menembus
dinding kapiler. Sel darah putih dibuat di dalam sumsum merah, kelenjar limfa, dan limpa (kura).

Sel darah putih memiliki ciri-ciri, antara lain tidak berwarna (bening), bentuk tidak tetap
(ameboid), berinti, dan ukurannya lebih besar daripada sel darah merah.
Berdasarkan ada tidaknya granula di dalam plasma, leukosit dibagi:

a. Leukosit Bergranula (Granulosit)

Ø Neutrofil
adalah sel darah putih yang paling banyak yaitu sekitar 60%. Plasmanya bersifat netral,
inti selnya banyak dengan bentuk yang bermacam-macam dan berwarna merah kebiruan.
Neutrofil bertugas untuk memerangi bakteri pembawa penyakit yang memasuki tubuh. Mula 7

mula bakteri dikepung, lalu butir-butir di dalam sel segera melepaskan zat kimia untuk mencegah
bakteri berkembang biak serta menghancurkannya

Ø Eosinofil
adalah leukosit bergranula dan bersifat fagosit. Jumlahnya sekitar 5%. Eosinofil akan
bertambah jumlahnya apabila terjadi infeksi yang disebabkan oleh cacing. Plasmanya bersifat
asam. Itulah sebabnya eosinofil akan menjadi merah tua apabila ditetesi dengan eosin. Eosinofil
memiliki granula kemerahan. Fungsi dari eosinofil adalah untuk memerangi bakteri, mengatur
pelepasan zat kimia, dan membuang sisa-sisa sel yang rusak.

Ø Basofil
adalah leukosit bergranula yang berwarna kebiruan. Jumlahnya hanya sekitar 1%.
Plasmanya bersikap basa, itulah sebabnya apabila basofil ditetesi dengan larutan basa, maka akan
berwarna biru. Sel darah putih ini juga bersifat fagositosis. Selain itu, basofil mengandung zat
kimia anti penggumpalan yang disebut heparin.

9
b. Leukosit Tidak Bergranula (Agranulosit)

Ø Limfosit
adalah leukosit yang tidak memiliki bergranula. Intiselnya hampir bundar dan terdapat
dua macam limfosit kecil dan limfosit besar. 20% sampai 30% penyusun sel darah putih adalah
limfosit. Limfosit tidak dapat bergerak dan berinti satu. Berfungsi sebagai pembentuk antibodi.

Ø Monosit
adalah leukosit tidak bergranula. Inti selnya besar dan berbentuk bulat atau bulat
panjang. Diproduksi oleh jaringan limfa dan bersifat fagosit.

Antigen adalah apabila ada benda asing ataupun mikroba masuk ke dalam tubuh, maka tubuh
akan menganggap benda yang masuk tersebut adalah benda asing. Akibatnya tubuh
memproduksi zat antibodi melalu sel darah putih untuk menghancurkan antigen. Glikoprotein
yang terdapat pada hati kita, dapat menjadi antigen bagi orang lain apabila glikoprotein tersebut
disuntikkan kepada orang lain. Hal ini membuktikan bahwa suatu bahan dapat dianggap sebagai
antigen untuk orang lain tetapi belum tentu sebagai antigen untuk diri kita sendiri. Hal tersebut
juga berlaku sebaliknya.

Leukosit yang berperan penting terhadap kekebalan tubuh ada dua macam:
1) Sel Fagosit akan menghancurkan benda asing dengan cara menelan (fagositosis). Fagosit
terdiri dari dua macam:

a) Neutrofil, terdapat dalam darah.


b) Makrofag, dapat meninggalkan peredaran darah untuk masuk kedalam jaringan atau rongga
tubuh.

2) Sel Limfosit

Limfosit terdiri dari:

a) T Limfosit (T sel), yang bergerak ke kelenjar timus

10
(kelenjar limfa di dasar leher)

b) B Limfosit (B Sel) Keduanya dihasilkan oleh sumsum tulang dan diedarkan ke seluruh tubuh
melalui pembuluh darah, menghasilkan antibodi yang disesuaikan dengan antigen yang masuk ke
dalam tubuh. Seringkali virus memasuki tubuh tidak melalui pembuluh darah tetapi melalui kulit
dan selaput lendir agar terhindar dari lukosit. Namun sel-sel tubuh tersebut tidak berdiam diri.
Sel-sel tersebut akan menghasilkan interferon suatu protein yang dapat memproduksi zat
penghalang terbentuknya virus baru (replikasi). Adanya kemampuan ini dapat mencengah
terjadinya serangan virus.

3. Keping Darah (Trombosit)


Dibandingkan dengan sel darah lainnya, keping darah memiliki ukuran yang paling kecil,
bentuknya tidak teratur, dan tidak memiliki inti sel. Keping darah dibuat di dalam sumsum merah
yang terdapat pada tulang pipih dan tulang pendek. Setiap 1 mm3 darah terdapat 200.000 –
300.000 butir keping darah. Trombosit yang lebih dari 300.000 disebut trombositosis, sedangkan
apabila kurang dari 200.000 disebut trombositopenia. Trombosit hanya mampu bertahan 8 hari.
Meskipun demikian trombosit mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses
pembekuan darah

Pada saat kita mengalami luka, permukaan luka tersebut akan menjadi kasar. Jika trombosit
menyentuh permukaan luka yang kasar, maka trombosit akan pecah. Pecahnya trombosit akan
menyebabkan keluarnya enzim trombokinase yang terkandung di dalamnya. Enzim
trombokinase dengan bantuan mineral kalsium (Ca) dan vitamin K yang terdapat di dalam tubuh
dapat mengubah protombin menjadi trombin. Selanjutnya, trombin merangsang fibrinogen untuk
membuat fibrin atau benang-benag. Benang-benang fibrin segera membentuk anyaman untuk
menutup luka sehingga darah tidak keluar lagi.

E. Fungsi Darah
Darah memiliki bagian yang cair (plasma darah) dan bagian yang padat (sel darah). Bagian –
bagian tersebut memiliki fungsi tertentu dalam tubuh. Secara garis besar, fungsi utama darah
adalah sebagai berikut:

1. Alat pengangkut zat-zat dalam tubuh, seperti sari-sari makanan, oksigen, zat-zat sisa
metabolisme, hormon, dan air.

2. Menjaga suhu tubuh dengan cara memindahkan panas dari organ tubuh yang aktif ke
organ tubuh yang kurang aktif sehingga suhu tubuh tetap stabil, yaitu berkisar antara 36 –
37oC.

3. Membunuh bibit penyakit atau zat asing yang terdapat dalam tubuh oleh sel darah putih.

4. Pembekuan darah yang dilakukan oleh keping darah (trombosit)

11
F. Gangguan pada Sistem Peredaran Darah

Banyak penyakit serta kelainan yang disebabkan oleh sistem peredaran darah manusia. Di bawah
ini adalah beberapa penyakit ataupun kelainan yang disebabkan oleh sel – sel darah :
1. Anemia

Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin sel
darah merah hingga di bawah normal sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam
jumlah yang diperlukan tubuh. Penyakit tersebut dapat disebabkan dari pendarahan hebat, seperti
akibat kecelakaan, berkurangnya pembentukan sel darah merah, dan meningkatnya
penghancuran sel darah merah.
Anemia biasanya banyak diderita oleh kaum perempuan. Hal ini disebabkan karena setiap
satu bulan sekali perempuan mengalami pendarahan yang lumayan banyak yaitu saat menstruasi.
Anemia dapat menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga, dan kepala terasa
melayang.pengobatan yang diberikan pada pasien anemia berupa tranfusi darah. Salah satu
tindakan pencegahannya adalah dengan rajin mengonsumsi makanan yang banyak mengandung
zat besi, misalnya bayam, atau bisa juga dengan mengonsumsi suplemen penambah darah.

3. Leukemia

Leukemia adalah kanker dari sel-sel darah. Penyakit tersebut disebabkan oleh pertumbuhan
sel-sel darah putih yang tak terkendali. Leukemia terjadi jika proses pematangan dari stem sel
menjadi sel darah putih dalam sumsum tulang menghasilkan perubahan ke arah keganasan.
Pengobatan yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan kemoterapi, kemoterapi berguna
untuk menghambat pertumbuhan sel-sel kanker. Selain kemoterapi, penderita leukimia bisa juga
melakukan transplantasi sumsum tulang, namun transplantasi sumsum tulang adalah proses yang
cukup rumit karena memerlukan pendonor sumsum tulang dengan tingkat kecocokan yang cukup
tinggi.

3. Hemofilia

12
Hemofilia adalah penyakit yang bersifat menurun (genetik), maksudnya dapat diturunkan
pada keturunannya. Penderita penyakit ini tidak dapat menghentikan pendarahan akibat luka
karena darahnya sukar membeku. Untuk pengobatan penderita hemofilia sepertinya agak sulit
dilakukan, karena penyakit ini adalah penyakit keturunan. Pada pendarahan yang cukup serius,
misalnya saja mengalami kecelakaan, maka penderita hemofilia bisa saja mengalami kematian
karena darahnya sukar membeku. Sebaiknya para penderita hemofilia berhati-hati dengan benda-
benda tajam ataupun sesuatu yang bisa menyebabkan mereka mengeluarkan darah. Hemofilia
hanya diderita oleh kaum laki-laki, tetapi gen ini dibawa oleh perempuan.

13
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Darah adalah cairan yang ada pada manusia sebagai alat transportasi berfungsi untuk
mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-
bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
Darah terdiri dari 55% Plasma Darah (bagian cair darah) dan 45% Korpuskuler (bagian padat
darah). Plasma Darah (bagian cair darah) terdiri dari plasma. Korpuskuler (bagian padat darah)
terdiri dari :
1. Sel Darah Merah (Eritrosit)
2. Sel Darah Putih (Leukosit)
3. Keping Darah (Trombosit)

Darah didalam tubuh kita mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut :

1. Alat pengangkut zat-zat dalam tubuh, seperti sari-sari makanan, oksigen, zat-zat sisa
metabolisme, hormon, dan air.
2. Menjaga suhu tubuh dengan cara memindahkan panas dari organ tubuh yang aktif ke organ
tubuh yang kurang aktif sehingga suhu tubuh tetap stabil, yaitu berkisar antara 36 – 37oC.
3. Membunuh bibit penyakit atau zat asing yang terdapat dalam tubuh oleh sel darah putih.
4. Pembekuan darah yang dilakukan oleh keping darah (trombosit)

14
DAFTAR PUSTAKA

Bakta I.M, 2007. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta : EGC


Dalimartha, S. dan F. Adrian. 2011. Khasiat buah dan Sayuran. Jakarta :Penebar Swadaya
Gandasoebrata R, 2008. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat, Jakarta
Hernawan E.U, 2003. Senyawa Organosulfur Bawang Putih (Allium sativum L.) dan Aktivitas
Biologinya. Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta 57126
Imelda M, 2013. Peranan Garlic (Bawang Putih) pada Pengelolaan Hipertensi, Kalimantan Barat.
Irianto K, 2013. Anatomi Fisiologi. Alta Beta. Bandung
Kiswari R, 2014. Hematologi dan Tranfusi. Erlangga. Jakarta
Kosasih E.N, 2008. Tafsiran Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik. KARISMA Publishing
Group. Tanggerang
Kumar V, 2012. Buku Ajar Patologi Robbins, Ed. 7, Vol 2. Jakarta : EGC
Masters, S. B, 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik Katzing : Alkohol. Salemba Medika. Jakarta

15
.

16

Anda mungkin juga menyukai