Anda di halaman 1dari 10

POLIO

Dosen pengampu: NS., Sri Mulyani., S. Kep., M. Kep

Di susun oleh :
Dewi Sumbang Rorosati (2019200026)

PRODI D III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN JAWA TENGAH DI WONOSOBO
TAHUN AJARAN 2020/2020
A. Anatomi
Penyakit polio disebabkan oleh virus polio. Virus tersebut masuk melalui
rongga mulut atau hidung Kemudian menyebar di dalam tubuh melalui aliran
darah titik penyebaran virus polio dapat terjadi melalui kontak langsung
dengan tinja penderita polio, atau melalui konsumsi makanan dan minuman
yang telah terkontaminasi virus polio. Ini juga dapat menyebar melalui
percikan air liur ketika penderita batuk atau bersin, namun lebih jarang terjadi.
virus polio sangat mudah menyerang orang-orang yang belum mendapatkan
vaksin polio, terlebih pada kondisi berikut ini:
1. tinggal di daerah dengan sanitasi buruk atau akses air bersih yang terbatas
2. sedang hamil
3. memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, misalnya penderita AIDS
4. merawat anggota keluarga yang terinfeksi virus polio.
5. pernah menjalani pengangkatan amandel
6. menjalani aktivitas berat atau mengalami stress setelah terpapar virus
polio
7. bekerja sebagai petugas kesehatan yang menangani pasien polio
8. melakukan perjalanan ke daerah yang pernah mengalami wabah polio
B. Definisi
Polio adalah penyakit menular yang dikategorikan sebagai penyakit peradaban
titik polio menular melalui kontak antar manusia. Virus masuk ke dalam
tubuh melalui mulut Ketika seseorang memakan makanan atau meminum
yang terkontaminasi feses virus adalah virus RNA kecil yang terdiri atas tiga
strain berbeda dan amat menular. virus akan menyerang sistem saraf dan
kelumpuhan dapat terjadi dalam hitungan jam titik polio menyerang tanpa
mengenal usia, 50% kasus terjadi pada anak berusia antara 3 hingga 5 tahun.
Masa inkubasi Polio dari gejala pertama berkisar dari 3 hingga 35 hari. polio
dapat menyebar luas diam-diam karena sebagian besar penderita yang
terinfeksi poliovirus tidak memiliki gejala sehingga tidak tahu kalau mereka
sendiri sedang terjangkit. Setelah seseorang terkena infeksi virus akan keluar
melalui feses selama beberapa minggu dan saat itulah dapat terjadi penularan
virus. poliomyelitis adalah penyakit menular yang akut disebabkan oleh virus
dengan predileksi pada sel anterior masa kelabu sumsum tulang belakang dan
inti motorik batang otak, dan akibat kerusakan bagian susunan saraf terdapat
akan terjadi kelumpuhan serta out trophy otot poliomyelitis atau polio, Adalah
penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus litik agen
pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (TV), masuk
ke tubuh melalui mulut menginfeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki
aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya
otot dan kadang kelumpuhan
C. Etiologi
Polio disebabkan virus poliomyelitis. 1 dari 200 infeksi berkembang menjadi
kelumpuhan titik sebanyak 5 sampai 10% pasien lumpuh meninggal ketika
otot-otot pernapasannya menjadi lumpuh titik kebanyakan menyerang anak-
anak di bawah umur 3 tahun dalam kurung lebih dari 50% kasus, tapi dapat
juga menyerang orang dewasa. Pencegahan dengan vaksinasi secara berkala,
idealnya pada masa kanak-kanak. Penularan polio: satu virus masuk ke tubuh
melalui mulut bisa dari makanan atau air yang tercemar virus 2 virus ditemui
di kerongkongan dan memperbanyak dirinya di dalam usus menyerang sel-sel
saraf yang mengendalikan otot yang termasuk otot yang terlibat dalam
pernapasan titik penyebab poliomyelitis family pecoronavirus dan genus
virus, dibagi tiga yaitu a .brunhilde b. lansing c. Leon dapat hidup berbulan-
bulan di dalam air, mati dengan pengeringan atau oksidan. Masa inkubasi: 7
sampai 10 sampai 35 hari.
D. Menifestasi klinis
Poliomyelitis dapat dibagi menjadi 4 yaitu :
1. poliomyelitis asimtomatis setelah masa inkubasi 7 sampai 10 hari tidak
terdapat gejala karena daya tahan tubuh cukup baik, maka tidak terdapat
gejala klinik sama sekali titik pada suatu epidemi diperkirakan terdapat
pada 90 sampai 95% penduduk dan menyebabkan imunitas terhadap virus
tersebut.
2. Poliomyelitis abortif diduga secara klinik hanya ada pada daerah yang
terserang epidemi terutama yang diketahui kontak dengan pasien
poliomyelitis yang jelas. Diperkirakan Terdapat 4 sampai 8% penduduk
pada suatu epidemi. Timbul mendadak berlangsung beberapa jam sampai
beberapa hari titik gejala berupa Malaysia, anoreksia,, muntah nyeri
kepala nyeri tenggorokan konstipasi dan nyeri abdomen.
3. Polimielitis non paralitik gejala klinik hampir sama dengan polimelyetis
abortif hanya nyeri kepala, nausea dan muntah lebih hebat titik gejala ini
timbul 1-2 hari kadang-kadang diikuti penyembuhan sementara untuk
kemudian remisi demam atau masuk ke dalam fase 2 dengan nyeri otot.
Kas untuk penyakit ini dengan hypertonia, mungkin disebabkan oleh lesi
pada batang otak, Ganglion spinal dan kolumna posterior titik gejala klinis
lainnya: sakit kepala demam sedang aku duduk diare dan muntah
Kelelahan yang sangat luar biasa rewel terasa nyeri dan kaku di bagian
punggung, tungkai, lengan dan perut nyeri dan kejang otot nyeri leher
bagian depan punggung nyeri otot mengalami kaku.
4. Poliomyelitis paralytic gejala sama pada poliomyelitis non paralitik
disertai kelemahan satu atau lebih kumpulan otot skelet atau kranial titik
timbul paralisis akut pada bayi ditemukan paralisis vesika urinaria dan
anatomi usus. Adapun bentuk-bentuk gejalanya antara lain:
a. bentuk spinal: gejala kelemahan atau paralisis atau parasit otot leher,
abdomen, tubuh, diafragma, thorax dan terbanyak ekstremitas
b. bentuk bulbar: gangguan motorik satu atau lebih saraf otak dengan
atau tanpa gangguan pusat vital yakni pernapasan dan sirkulasi.
c. bentuk bulbospinal titik 2 didapatkan gejala campuran antara bentuk
spinal dan bentuk bulbar
d. bentuk ensefalitis: dapat disertai dengan gejala delirium, kesadaran
menurun, tremor dan kadang-kadang kejang
E. Patofisologi
Virus hanya menyerang sel-sel dan daerah susunan saraf tertentu titik tidak
semua neuron yang terkena mengalami kerusakan yang sama dan bila ringan
sekali dapat terjadi penyembuhan fungsi neuron dalam 3 sampai 4 Minggu
sesudah timbul gejala. daerah yang biasanya terkena poliomielitis ialah:
a. medula spinalis terutama Kornu anterior
b. batang otak pada nukleus vestibularis dan inti-inti saraf kranial serta
formasio retikularis yang mengandung pusat vital
c. cerebellum terutama inti-inti virmis.
d. otak tengah mindbrain terutama masa kelabu substansia nigra dan kadang-
kadang nukleus rubra
e. talamus dan hipotalamus
f. korteks cerebri hanya daerah motoric
F. pathway

Virus poliomyelitis Pusat pengaturan suhu

Melalui mulut hipertermi


(berupa makan dan minum)

kerongkongan

Manefestasi saluran usus


(berkembang biak)

Menyerang system saraf pusat Menyerang sel-sel saraf otot

Aliran darah
Melemahkan otot

Saluran pernapasan
kelumpuhan

Sesak napas ( pola napas tidak efektif)


Hambatan mobilitas fisik

Ansietas (cemas)
G. Komplikasi
1. Hiperkalsiuria
2. milena
3. Pelebaran lambung akut
4. Hipertensi ringan
5. Pneumonia
6. Ulkus dekubitus dan emboli paru
7. Psikosis
H. Penatalaksanaan medis
a. poliomyelitis abortif
 berikan analgetik dan Sedatif
 diet adekuat
 istirahat sampai suhu normal untuk beberapa hari, sebaiknya dicegah
aktivitas yang berlebihan Selama 2 bulan kemudian diperiksa neurskeletal
secara teliti
b. poliomyelitis non paralitik
 sama seperti abortif.
 Selain diberi analgetika dan sedatife dapat dikombinasikan dengan
kompres hangat selama 15 sampai 30 menit setiap 2 sampai 4 jam
c. poliomyelitis paralitik
 perawatan di rumah sakit
 Istirahat total di titik selama fase akut kebersihan mulut dijaga
 fisioterapi
 akupuntur
 interferon
d. poliomyelitis asimtomatis tidak perlu perawatan. Poliomyelitis about
diatasi dengan istirahat 7 hari Jika tidak terdapat gejala kelainan aktivitas
dapat dimulai lagi titik poliomyelitis paralitik atau non paralitik diatasi
dengan istirahat mutlak paling sedikit dua minggu perlu pengawasan yang
teliti karena setiap saat dapat terjadi paralisis p ernapasan.
I. Pengkajian
An.E 4 tahun dua hari dirawat di ruang anak dengan alasan masuk IGD
lumpuh dengan tiba-tiba dan sesak nafas kondisi sekarang suhu 39,1oC nadi
102X/menit pernapasan 28X/menit pasien rewel dan selalu mengarah
kesakitan

1. Riwayat kesehatan
Riwayat pengobatan penyakit penyakit dari riwayat imunitas
2. Pemeriksaan fisik nyeri kepala
J. Diagnosa keperawatan

No Tanggal/jam Data Problem Etiologi


1. 12 deseber Ds : pasien masuk Ketidak Gangguan
2012 IGD karena sesak efektifan muskuloskeletal
napas pola napas
15.00
Do : RR 28X/menit
2. 12 desember Ds :- Hipertermi Proses penyakit
2012
15.00 Do : suhu 39,1oC
RR 28X/mnt
3. 12 desember Ds : pasien masuk Hambatan Penuruan
2012 IGD dengan lumpuh mobiltas kendali otot
tiba-tiba fisik
15.00
Do : -spasilitas
-hipertonus
-RR 28X/mnt
K. Intervensi
Tanggal/jam Diagnosa Tujuan dan Intervensi
Kriteria hasil Keperawatan
12 desember Ketidak Setelah dilakukan Respiratory
2012 efektifan pola tindakan monitoring
nafas keperawatan  Monitor rata-rata
15.30 berhubungan selama 3X24 jam kedalaman dan
dengan diharapkan irama nafas pasien
gangguan keefetifan pola  Kaji pola nafas
musculoskeletal nafas dengan pasien
kriteria respiratory  Monitor pola nafas
status ventilation : pasien seperti
1. Pasien dapat bradipneu,takipnea
bernafas  Aukultasi suara
dengan paru untuk
frekuensi menegetahui hasil
normal (RR  Tinggikan kepala
16-20X/mnt) tempat tidur
2. Dipsneu pasien atau
berkurang posisikan pasien
3. Pasien tidak senyaman
diepsneu saat mungkin seperti
beraktivitas semiflower
4. Tanda-tanda  Berikan tambahan
vital dalam oksigen seperti
rentang menggunakan
normal nasalmkanul atau
 RR : 16- masker
20X/mnt  Monitor suara
 Nadi :60- nafas pasien untuk
100X/mnt menegetahui
 Suhu : adanya secret atau
36,5- tidak
37,5oC
 TD :120/8
0 mmHg
12 desember Hipertemi Setelah dilakukan Vital sign
2012 berhubungan tindakan monitoring
dengan proses keperawatan  Monito TD, nadi,
15.45 penyakit selama 3X24 jam, suhu dan RR
diharapkan  Berikan kompres
demam pasien dingin
menurun dengan  Rencanakan
kriteria hasil vital monitoring suhu
sign secara kontinu
1. Suhu tubuh  Catat adanaya
pasien dalam fluktuasi tekanan
rentang darah
normal (36,5-  Monitor warna
37,5oC) dana
2. Nadi dan RR kemembapan
pasien dalam kulit
rentang  Selimuti pasien
normal 9 nadi untuk mencegah
60-100x/mnt, kehangatan tubuh
RR
16-20x/mnt)
3. Tidak ada
perubahan
warna kulit
4. Pasien tidak
mengeluh
pusing
DAFTAR PUSTAKA
Heymann. David dan R. Beuce Aylward. 2004. Poliomyelitis Switzerland : Ganeva
1211 N.Z Miller. 2004 The polio vaccine, a critical assessment of its arcane history.
Efficacy, and long-term health-related consequeces USA: Thinktwice Global vaccine
Institute
Ganong. W.F, 2008,Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22 Jakarta: ECG
PAPDI. 1996. Buku Ajar Penyakit Dalam. Jakarta. FKUT

Anda mungkin juga menyukai