Anda di halaman 1dari 24

Asuhan Keperawatan Penyakit

Infeksi Pada Penyakit


Poliomeilitis
Kristina Margaretha Sihombing (201701056)
Lindra Putri Pratiwi (201701006)
Maya Sari Dewi (201701073)
Sari Zulhiqmah (201701045)
Shania Karista Anggraeni (201701018)
Tingkat : III
Definisi
Poliomyelitis acuta anterior atau infantile paralysis atau
polio ialah penyakit infeksi virus akut yang ditularkan
dari orang ke orang melalui jalur fekal-oral dengan
gejala bervariasi antara lain adalah lumpuh flaksid pada
sebagian dari otot tubuh. (Widagdo, 2011)

Poliomyelitis merupakan penyakit virus yang sangat


menular yang mengenai sel anterior massa kelabu
medulla spinalis yang mengakibatkan kelumpuhan dan
atrofi otot. (Marni, 2016)
Etiologi
Penyebab poliomyelitis atau polio adalah virus
poliomyelitis.
Genus : Enterovirus
Family : Picornaviridae (pico = kecil, RNA = asam
ribonukleat)
Terdapat tiga tipe yaitu tipe 1, 2, dan 3. Ketiga virus
tersebut dapat menyebabkan kelumpuhan. Ketiganya
adalah bersifat pathogen, sangat virulen dan
menimbulkan penyakit dengan gejala yang sama.
Gambaran Klinis (Masriadi, 2014)

Poliomyelitis Asimtomatis
• Masa inkubasi 7-10 hari
• Tidak terdapat gejala
• Sulit untuk di deteksi Poliomyelitis Abortif
• Timbul mendadak dan berlangsung 1-3 hari
• panas dan jarang melebihi 39,5oC
• Malaise
• Mual
• Muntah
• sakit kepala
• sakit tenggorokan
• nyeri abdomen
Poliomyelitis non-paralitik
Gejala hampir sama dengan poliomyelitis
abortif berlangsung selama 1-2 hari.
Setelah itu suhu menjadi normal, tetapi
naik kembali disertai dengan nyeri kepala,
nausea, muntah lebih berat dan dtemukan
kekakuan pada otot belakang leher,
punggung dan tungkai Poliomyelitis Paralitik
Gejala yang terdapat pada poliomyelitis
paralitik disertai kelemahan 1 atau lebih
kumpulan otot skelet atau kranial. Gejala
ini dapat menghilang selama beberapa hari
dan kemudian timbul kembali disertai
dengan kelumpuhan (paralitik) yaitu
berupa paralisis flaksid yang biasanya
unilateral dan simetris
Patofisiologi (Kunoli, 2013)

Virus masuk melalui rute fekal-oral, partikel virus tersebut akan tinggal dan
bereplikasi di tenggorokkan (nasofaring atau orofaring) dan system pencernaan.
Virus tersebut kemudian menginvasi ke jaringan limfoid dan menyebar secara
hematogen. Neuropatologi poliomeilitis biasanya patognomonik, hanya
menyerang sel-sel dan daerah susunan saraf tertentu. Kemudian virus ini diserap
dan disebarkan melalui system pembuluh darah dan pembuluh getah bening.
Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke system saraf pusat
menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralisis).
Patoflowdiagram
Komplikasi
Kelumpuhan

Edema paru

Pneumonia aspirasi

Miokarditis

Depresi
Penatalaksanaan
a. Pengobatan ditujukan untuk meredakan gejala saja

b. Fisioterapi untuk meminimalkan kelumpuhan dan menjaga


agar tidak terjadi atrofi otot

c. Pencegahan melalui vaksinasi dan surveilans AFP.


Pemeriksaan Penunjang
 Sempel cairan serebrospinal di ambil dan di uji untuk
mendeteksi adanya virus
 Sempel air liur atau kotoran yang diambil dan di uji di
laboratorium
Penularan
Penularan poliomyelitis dapat ditularkan melalui fekal-oral.
1. Minuman / makanan yang tercemar
Misalnya : penderita polio yang buang air besar disungai, kemudian feses tersebut
mengalir mengikuti aliran air sungai, sehingga menyebabkan air sungai tersebut
tercemar. Dan terdapat masyarakat yang menggunakan air untuk membersihkan atau
digunakan untuk mencuci piring, mandi atau yang lainnya. Maka masyarakat atau orang
yang tadinya sehat dapat menjadi terkena penyakit poliomyelitis ini.
2. Vektor / serangga
Misalnya : Dimana terdapat penderita polio yang buang air besar di kebun. Kemudian
ada serangga yang menghinggapi kotoran tersebut dan kemudian serangga tersebut
menempel di makanan, maka makanan tersebut sudah tercemar oleh virus polio,
sehingga orang yang tadinya sehat dan memakan makanan yang sudah tercemar tadi bisa
mengakibatkan orang tersebut mengalami penyakit polio.
Pencegahan
Imunisasi
a. OPV (oral polio Vaccine)
Dibuat berdasarkan virus yang dimatikan. OPV
berfungsi untuk merangsang pembentukan antibodi humoral
yang akan menghambat perjalanan virus ke otak, dan OPV
akan menstimulasi terbentuknya antibodi lokal di usus (lgA)
yang menghambat penempelan virus polio pada dinding usus.
Diberikan pada anak usia 1, 2, 3, 4 bulan dengan dosis 2 tetes
setiap kali vaksinasi melalui mulut.
b. IPV (injection polio vaccine)
Dari virus hidup yang dilemahkan. IPV hanya akan merangsang
pembentukan antibody humoral saja. Dikenal dengan booster atau
dosis penguat diberikan pada saat anak usia 18 bulan. Tetapi
menurut depkes dapat diberikan pada usia 4 bulan. Diberikan secara
intramuscular (IM)
Setelah diberikan imunisasi IPV, biasanya timbul kemerahan pada
bagian yang disuntik. Anak juga dapat mengalami demam ringan
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
1. Kaji keadaan umum anak, apakah anak dapat berjalan atau tidak
2. Apakah anak mengalami kesulitan saat melakukan mobilisasi
3. Apakah anak dapat melakukan aktivitas sendiri
4. Apakah terdapat atrofi, kontraktur, dan atonia otot
5. Apakah anak mengalami kesulitan bernapas, kesulitan bergerak, kesulitan BAK,
kesulitan BAB, dan kesulitan menelan
6. Tanyakan kepada orangtua atau keluarga, apakah memepunyai riwayat yang
sama dengan anggota keluarga yang lain
7. Lakukan pemeriksaan fisik anak, head to toe
Diagnosa
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan kelumpuhan
pada otot pernapasan
2. Nyeri berhubungan dengan paralisis otot
3. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi
4. Risiko penularan penyakit berhubungan dengan kontaminasi polio
5. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan proses
otot menelan
6. Kurangnya pengetahuan orangtua mengenai penyakit
Intervensi
Diagnosa 1
1. Kaji keluhan anak
2. Observasi apakah anak dapat bernapas dengan spontan
3. Lakukan pengisapan lendir jika terdapat lendir di mulut
4. Posisikan pasien miring kiri atau kanan
5. Berikan oksigen sesuai petunjuk
Diagnosa 2
1. Kaji skala nyeri klien
2. Lakukan kompres hangat
3. Anjurkan klien melakukan mobilisasi
4. Berikan obat analgesik atau sedatif
 Diagnosa ke 3 :
 1. Kaji keadaan anak
 2. Observasi suhu tubuh anak setiap 4 jam
 3. Berikan kompres hangat
 4. Rawat anak di ruangan yang nyaman, suhu ruangan
tidak terlalu panas atau terlalu dingin
 5. Anjurkan anak minum yang banyak sesuai
kebutuhan tubuhnya
 6. Berikan antipiretik dan sedatif
 Diagnosa ke 4 :
 1. Kaji keluhan anak dan keluarga
 2.
Observasi keadaan lingkungan tempat
anak dirawat. Gunakan APD, terutama sarung
tangan
 3.Cuci tangan dengan sabun sebelum dan
setelah melakukan tindakan
 4. Rawat pasien diruang isolasi
 5.
Buang feses ke toilet, siram dengan air
sampai jangan ada yang tercecer
 Diagnosa ke 5 :
 1. Kaji keluhan anak
 2.Observasi apakah anak dapat menelan dengan
baik pada saat diberikan makan
 3.Berikan makanan yang mudah dicerna jika
anak masih dapat menelan
 4.Jika terjadi kesulitan menelan, berikan
makanan dengan menggunakan sonde
 5. Pantau asupan dan pengeluaran
 6. Timbang berat badan setiap 4 hari
Diagnosa ke 6 :
1.Kaji pengetahuan orangtua tentang
penyakit poliomelitis
2. Observasi perilaku orangtua
3. Jelaskan proses penyakit poliomielitis,
penyebab, tanda dan gejala, serta akibatnya
4. Jelaskan cara pencegahan penyakit
tersebut, jika di rumah masih terdapat anak
kecil lainnya.
KESIMPULAN

Poliomyelitis atau polio adalah penyakit infeksi yang menyerang sistem saraf
pusat yang ditularkan melalui jalur fekal-oral, disebabkan oleh virus polio dan
dapat mengakibatkan terjadinya kelumpuhan yang permanen bahkan dapat
menyebabkan kematian pada penderitanya. Secara antigenik virus polio
dibedakan menjadi 3 jenis yaitu tipe 1, 2 dan 3. Ketiganya adalah bersifat
pathogen, sangat virulen dan menimbulkan penyakit dengan gejala yang sama
meliputi malaise, anoreksi, nausea, muntah, nyeri kepala, nyeri tenggorokan,
konstipasi dan nyeri abdomen.
DAFTAR PUSTAKA
Haryono, R., & Utami, M. P. (2018). Keperawatan Medikal Bedah 2. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
Kunoli, F. (2013). Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular : Untuk Mahasiswa
Kesehatan Masyarakat. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Kuswiyanto. (2016). Buku Ajar Virologi Untuk Analis Kesehatan. Jakarta: EGC.
Marni. (2016). Asuhan Keperawatan Anak Pada Penyakit Tropis. Jakarta: Erlangga.
Masriadi. (2014). Epidemiologi Penyakit Menular. Depok: PT. Rajagrafindo Persada.
Soedarto. (2010). Virologi Klinik : Membahas Penyakit-Penyakit Virus Termasuk
AIDS,Flu Burung, flu Babi, dan SARS. Jakarta: CV. Sagung Seto.
Widagdo. (2011). Masalah dan Tatalaksana Penyakit Infeksi Pada Anak. Jakarta: CV.
Sagung Seto.
Widoyono. (2011). Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan &
Pemberantasannya. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai