Poliomyelitis Asimtomatis
• Masa inkubasi 7-10 hari
• Tidak terdapat gejala
• Sulit untuk di deteksi Poliomyelitis Abortif
• Timbul mendadak dan berlangsung 1-3 hari
• panas dan jarang melebihi 39,5oC
• Malaise
• Mual
• Muntah
• sakit kepala
• sakit tenggorokan
• nyeri abdomen
Poliomyelitis non-paralitik
Gejala hampir sama dengan poliomyelitis
abortif berlangsung selama 1-2 hari.
Setelah itu suhu menjadi normal, tetapi
naik kembali disertai dengan nyeri kepala,
nausea, muntah lebih berat dan dtemukan
kekakuan pada otot belakang leher,
punggung dan tungkai Poliomyelitis Paralitik
Gejala yang terdapat pada poliomyelitis
paralitik disertai kelemahan 1 atau lebih
kumpulan otot skelet atau kranial. Gejala
ini dapat menghilang selama beberapa hari
dan kemudian timbul kembali disertai
dengan kelumpuhan (paralitik) yaitu
berupa paralisis flaksid yang biasanya
unilateral dan simetris
Patofisiologi (Kunoli, 2013)
Virus masuk melalui rute fekal-oral, partikel virus tersebut akan tinggal dan
bereplikasi di tenggorokkan (nasofaring atau orofaring) dan system pencernaan.
Virus tersebut kemudian menginvasi ke jaringan limfoid dan menyebar secara
hematogen. Neuropatologi poliomeilitis biasanya patognomonik, hanya
menyerang sel-sel dan daerah susunan saraf tertentu. Kemudian virus ini diserap
dan disebarkan melalui system pembuluh darah dan pembuluh getah bening.
Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke system saraf pusat
menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralisis).
Patoflowdiagram
Komplikasi
Kelumpuhan
Edema paru
Pneumonia aspirasi
Miokarditis
Depresi
Penatalaksanaan
a. Pengobatan ditujukan untuk meredakan gejala saja
Poliomyelitis atau polio adalah penyakit infeksi yang menyerang sistem saraf
pusat yang ditularkan melalui jalur fekal-oral, disebabkan oleh virus polio dan
dapat mengakibatkan terjadinya kelumpuhan yang permanen bahkan dapat
menyebabkan kematian pada penderitanya. Secara antigenik virus polio
dibedakan menjadi 3 jenis yaitu tipe 1, 2 dan 3. Ketiganya adalah bersifat
pathogen, sangat virulen dan menimbulkan penyakit dengan gejala yang sama
meliputi malaise, anoreksi, nausea, muntah, nyeri kepala, nyeri tenggorokan,
konstipasi dan nyeri abdomen.
DAFTAR PUSTAKA
Haryono, R., & Utami, M. P. (2018). Keperawatan Medikal Bedah 2. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
Kunoli, F. (2013). Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular : Untuk Mahasiswa
Kesehatan Masyarakat. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Kuswiyanto. (2016). Buku Ajar Virologi Untuk Analis Kesehatan. Jakarta: EGC.
Marni. (2016). Asuhan Keperawatan Anak Pada Penyakit Tropis. Jakarta: Erlangga.
Masriadi. (2014). Epidemiologi Penyakit Menular. Depok: PT. Rajagrafindo Persada.
Soedarto. (2010). Virologi Klinik : Membahas Penyakit-Penyakit Virus Termasuk
AIDS,Flu Burung, flu Babi, dan SARS. Jakarta: CV. Sagung Seto.
Widagdo. (2011). Masalah dan Tatalaksana Penyakit Infeksi Pada Anak. Jakarta: CV.
Sagung Seto.
Widoyono. (2011). Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan &
Pemberantasannya. Jakarta: Erlangga