Oleh:
Kelompok 7
2)Familia: Picornaviridae
3)Genus: Enterovirus
4)Spesies: Poliovirus
ANATOMI
FISIOLOGI
Virus polio adalah virus
RNA cukup sederhana dari
keluarga Picornaviridae virus.
Struktur virus polio pertama kali
ditemukan pada tahun 1985 adalah
salah satu struktur virus
pertama yang pernah ditemukan.
Lanjutan
ANATOMI FISIOLOGI
1. Genome
Genom polio itu (informasi genetik) yang terkandung pada
untai tunggal RNA (asam ribonukleat).
2. Capsid
Kapsid dari virus polio mengelilingi, memberikan dan
melindungi RNA. Ini terdiri dariprotein dan memiliki
reseptor pada permukaannya yang merasakan sel-sel saraf,
sehingga memungkinkan virus polio untuk mengikat sel-sel
ini.
Lanjutan
ANATOMI FISIOLOGI
3. Reseptor
Reseptor pada virus polio, yang terbuat dari protein, sel
target akal saraf. Virus polio target neuron motorik.
4. Infeksi
Setelah polio telah terikat ke sel saraf target, kapsid terbuka
dan informasi genetik virus dilepaskan ke dalam sel.
Sementara beberapa virus memberikan informasi mereka ke
dalam inti sel, virus polio target ribosom. Ribosom
bertanggung jawab untuk memproduksi protein dalam sel.
Ribosom dari sel yang terinfeksi dengan polio menghasilkan
RNA virus polio baik dan capsids bukan protein untuk sel
inang itu sendiri.
Lanjutan
ANATOMI FISIOLOGI
4. Pembentukan
Dalam sitoplasma, capsids baru terbentuk dan RNA virus
polio bergabung bersama untuk membentuk virion baru. Sel
kemudian mengalami lisis (melanggar terbuka), dan
partikel-partikel virus baru yang dirilis, terjadi untuk
menginfeksi sel inang lainnya.
ETIOLOGI
Penyebab poliomyelitis Family Pecornavirus dan Genus virus,
dibagi tiga yaitu :
1. Brunhilde (virus Tipe 1)
2. Lansing (virus Tipe 2)
3. Leon (virus Tipe 3)
1. Poliomielitis Asimtomatis
Setelah masa inkubasi 7-10 hari, tidak terdapat gejala karena
daya tahan tubuh cukup baik, maka tidak terdapat gejala klinik
sama sekali.
2. Poliomielitis Abortif
Timbul mendadak langsung beberapa jam sampai beberapa hari.
Gejala berupa infeksi virus seperti malaise, anoreksia, nausea,
muntah, nyeri kepala, nyeri tenggorokan, konstipasi dan nyeri
abdomen.
Lanjutan
MANIFESTASI KLINIS
5.Poliomielitis Paralitik
Adapun bentuk-bentuk gejalanya antara lain :
1)Bentuk spinal. (Gejala kelemahan/paralysis atau paresis otot
leher, abdomen, tubuh, diafragma, thorak dan terbanyak
ekstremitas).
2)Bentuk bulbar. (Gangguan motorik satu atau lebih syaraf
otak dengan atau tanpa gangguan pusat vital yakni
pernapasan dan sirkulasi.)
3)Bentuk bulbospinal. (Didapatkan gejala campuran antara
bentuk spinal dan bentuk bulbar.)
4)Kadang ensepalitik. (Dapat disertai gejala delirium,
kesadaran menurun, tremor dan kadang kejang)
KOMPLIKASI
e) Hiperkalsuria d) Pneumonia
1.Poliomielitis abortif
a. Diberikan analgetik dan sedatif
b. Diet adekuat
c. Istirahat sampai suhu normal untuk beberapa hari
2.Poliomielitis non paralitik
a. Sama seperti abortif
b. Selain diberi analgetik dan sedatif dapat dikomendasikan
dengan kompres hangat selama 15-30 menit,setiap 2-4
jam.
Lanjutan
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan medis
3.Poliomielitis paralitik
a. Perawatan dirumah sakit
b. Istirahat total
c. Selama fase akut kebersihan mulut dijaga
d. Fisioterapi
e. Akupuntur
f. Interferon
PENATALAKSANAAN
Lanjutan
Penatalaksanaan Keperawatan
Tidak ada pengobatan spesisfik terhadapa polyomielitis
1) Inpeksi tanpa gejala : istirahat total
2) Infeksi abortif
Istirahata sampai beberapa hari setelah temperature normal . kalau
perlu dapat di berikan analgetik , sedatif . Jangan melakukan aktivitas
selama 2 minggu
3) Non Paralitik
Sama dengan tipe abortif, Pemberian analgetik sangat efektif bila
diberikan bersamaan dengan pembalut hangat selama 15-30 menit
setiap 2-4 jam dan kadang mandi air panas juga depat membantu .
Sebaiknya diberikan foot board , papan penahan pada telapak kaki ,
yaitu agar kaki terletak pada sudut yang sesuai terhadap tungkai .
Fisioterapi dilakukan 3-4 hari setelah demam hilang
Lanjutan
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Keperawatan
4) Paralitik
Harus dirawat di rumah sakit karena sewaktu-waktu dapat
terjadi paralisis pernafasan , dan untuk ini harus diberikan
pernafasan mekanis . Bila rasa sakit telah hilang dapat
dilakukan fisioterapi pasif dengan menggerakan kaki/tangan
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
POLIOMYELITIS
1. Pengkajian keperawatan
2. Diagnosa keperawatn
3. Intervensi keperawatan
4. Implementasi keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas
Data-data tersebut harus yang seakurat-akuratnya, agar dapat di
gunakan dalam terhadap berikutnya. Misalnya Nama Klien, No. RM,
Tempat Tanggal Lahir, Umur, Agama, Pendidikan, Alamat, Jenis Kelamin,
Penanggung Jawab.
b. Riwayat kesehatan
• Riwayat Penyakit Sekarang
• Riwayat Penyakit Terdahulu
• Riwayat Penyakit Keluarga.
• Riwayat Antenatal
• Riwayat Natal
• Riwayat Neonatal
• Riwayat Gizi
• Riwayat Psikososial
• Riwayat Tumbuh Kembang
Lanjutan
1. Pengkajian Keperawatan
c. Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum
• Sistem Pernafasan
• Sistem Kardiovaskuler
• Sistem Muskuloskeletal
d. Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan Laboratorium
pada pemeriksaan sampel feses ditemukan adanya Poliovirus.
Pada pemeriksaan serum ditemukan adanya peningkatan
antibody.
• Pemeriksaan radiologi
2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri b.d proses infeksi Setelah dilakukan asuhan - Kaji tanda-tanda nyeri:
yang menyerang syaraf keperawatan selama 3x24 jam, lokasi, durasi, intensitas
2 Hambatan mobilitas fisik b.d Setelah dilakukan asuhan - Tentukan aktivitas yang akan
nutrisi dari kebutuhan keperawatan selama 3x24 jam, - Awasi mual dan muntah
tubuh b.d anoreksia, diharapkan perubahan nutrisi - Awasi preferensi dan pilihan
4. Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan asuhan - Monitor vital sign dan pola
6 Ansietas b.d penurunan Setelah dilakukan asuhan - Kaji tingkat realita bahaya bagi
status kesehatan keperawatan selama 3x24 jam, anak dan keluarga tingkat
berkurang. parah).
6.
- Menunjukkan proses pikir yang ─ Hindari harapan - harapan