Diajukan untuk Memenuhui Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Genotik
Dosen :
Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. (144011825002)
2. (1440118250)
3. (1440118250)
4. (1440118250)
5. (1440118250)
6. (1440118250)
SEMESTER IV
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat allah SWT karena atas rahmat dan karunianya
makalah ini telah dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Keberhasilan kami
dalam penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan dari berbagai
pihak.
Untuk itu kami menyampaikan terimakasih pada semua pihak yang telah
membantuterselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaandan masih banyak kekurangan yang masih perlu di perbaiki,untuk
itu kami mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini,
sehingga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Kelompok 4
PERSONAL HYGIENE PADA LANSIA
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian
Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan
dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseoang adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseoran untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Tarwoto, 2004).
Kebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang meliputi
kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan kebersihan dalam berpakaian
dalam meningkatkan kesehatan yang optimal (Effendy, 1997).
Klasifikasi
Menurut Tarwoto (2004), macam-macam personal hygiene antara lain:
Tujuan
Citra tubuh
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri. Misalnya,
karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.
4. Pengetahuan
Pengetahuan Personal Hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita DM ia harus menjaga
kebersihan kakinya.
5. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan.
Memenuhi kebutuhan kebersihan diri pada lansia adalah suatu tindakan perawatan
sehari – hari yang harus diberikan kepada klien lanjut usia terutama yang berhubungna dengan
kebershan perorangan (Personal Hygiene), yaitu antara lain kebersihan mulut dan gigi,
kebersihan kulit dan badan, kebersihan kepala, rambut dan kuku, serta kebersihan tempat tidur
dan posisi tidur (Nugror, 1995).
Bagi mereka yang masih aktif, hal –hal yang perlu di perhatikan antara lain:
1. Mandi
Mandi agar dibatasi karena kulit lansia biasanya mengering. Hal ini disebabkan kelenjar
kulit yang mengeluarkan lemak mulai kurang bekerja. Maka sehabis mandi kulit lansia
sebaiknya diolesi baby oil terutama di lengan, siku, ketiak, paha, dan sebagainya.
2. Kebersihan mulut
Kenersihan mulut adalah sangat penting. Perlu diingat atau dibantu para lansia untuk
menyikat gigi yang hanya tinggal beberapa buah. Gigi palsu perlu mendapat perhatian
khusus, dibersihkan dengan sabun dan sikat. Untuk menghilangkan bau gigi palsu
direndam dalam air hangat yang telah dibubuhi obat pembersih mulut beberapa tetes
selama 5 – 10 menit, setelah itu bilas sampai bersih dari sabun dan bubuk pembersih
mulut tersebut. Sebaiknya jangan mencuci gigi palsu di bawah air mengalir untuk
mencegah bahaya gigi palsu terjatuh dan pecah.
3. Perawatan rambut
Lanjut usia terutama wanita kadang – kadang mengalami kesulitan dalam mencuci
rambut sehingga perlu mendapat bantuan perawat atau ank cucunya. Sama halnya dengan
kulit, rambut orang lansia juga kehilngan lemaknya sehingga sehabis keramas perlu diberi
conditioner. Setelah selesai mencuci rambut harus segera dikeringkan agar lansia tidak
kedinginan.
4. Perawatan kuku
Kuku jari tangan dan kaki perlu mendapatkan perawatan, Menggunting kuku jangan
terlalu pendek dan jangan sampai terluka karena luka pada orang tua lebih sulit sembuh.
5. Pakaian
Pakaian hendaknya jangan terbuat dari bahan yang kasar. Dasar pakainan harus lunak,
harus mudah dikenakan dan dibersihkan. Pakaian lansia dijaga agar tetap rapi karena
cenderung para lansia tidak peduli lagi terhadap pakaiannya. Lansia lebih enak dengan
piyama tipis jangan pakaian dari wool karena bias terjadi iritasi.
6. Mata
Elastisitas lensa mata pada lansia berkurang akibatnya tulisan kecil terlihat kabur pada
jarak normal, sedangkan pada jarak jauh akan terlihat terang. Gejala yang tidak normal
antara lain:
· Penglihatan menjadi ganda
· Bintik hitam atau ada daerah yang gelap
· Sakit pada mata
· Terlihat ada warna atau terang disekitar ujung – ujung objek
· Mata yang kemerahan
· Tiba – tiba kehilangan melihat dengan jelas
7. Lingkungan
Suasana lingkungan harus disesuaikan. Bila memungkinkan jagalah kelembapan ruang
tidur atau ruangan lainnya dirumah dengan memasang humidifier. Perubahan temperature
secara tiba – tiba harus dihindarkan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi personal hygiene pada lansia antara lain:
1. Faktor Pengetahuan
Menurut Purwanto (1999) dalam Friedman (1998), domain kognitif berkaitan dengan
pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir, berabstraks, analisa, memecahkan
masalah dan lain-lain). Yang meliputi pengetahuan (knowledge), pemahaman
(comperehension), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesis (synthesis) dan
evaluasi (evaluation).
Individu dengan pengetahuan tentang pentingnya kebersihan diri akan selalu menjaga
kebersihan dirinya untuk mencegah dari kondisi / keadaan sakit (Notoatmodjo, 1998).
2. Kondisi Fisik Lansia dan Psikis Lansia
Semakin lanjut usia seseorang, maka akan mengalami kemunduran terutama di bidang
kemampuan fisik, yang dapat mengakibatkan penurunan peranan-peranan sosialnya. Hal
ini mengakibatkan timbulnya gangguan di dalam mencukupi kebutuhan hidupnya.
Sehingga dapat meningkatkan bantuan orang lain (Nugroho, 2000).
Menurut Zainudin (2002) penurunan kondisi psikis pada lansia bisa disebabkan karena
Demensia di mana lansia mengalami kemunduran daya ingat dan hal ini dapat
mempengaruhi ADL (Activity of Daily Living yaitu kemampuan seseorang untuk
mengurus dirinya sendiri), dimulai dari bangun tidur, mandi berpakaian dan seterusnya.
3. Faktor Ekonomi
Menurut Geismer dan La Sorte (1964) dalam Friedman (1998), besar pendapatan
keluarga akan mempengaruhi kemampuan keluarga untuk menyediakan fasilitas dan
kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk menunjang hidup dan kelangsungan hidup
keluarga.
4. Faktor Budaya
Kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuan perawatan hygiene. Seorang
dari latar belakang kebudayaan berbeda memiliki praktik perawatan diri yang berbeda.
Keyakinan yang didasari kultur sering menentukan definisi tentang kesehatan dan
perawatan diri (Potter dan Ferry, 2005).
5. Faktor Lingkungan
Lingkungan mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau
berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup lingkungan berpengaruh terhadap
kemampuan untuk meningkatkan dan mempertahankan status fungsional, dan
meningkatkan kesejahteraan (Potter dan Ferry, 2005).
6. Faktor Citra Tubuh
Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Personal
hygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh individu (Stuart
& Sundeen, 1999 dalam Setiadi 2005).
7. Faktor Peran Keluarga
Keluarga secara kuat mempengaruhi perilaku sehat setiap anggotanya begitu juga status
kesehatan dari setiap individu mempengaruhi bagaimana fungsi unit keluarga dan
kemampuan untuk mencapai tujuan. Pada saat kepuasan keluarga terpenuhi tujuannya
melalui fungsi yang adekuat, anggota keluarga tersebut cenderung untuk merasa positif
mengenai diri mereka sendiri dan keluarga mereka (Potter dan Ferry, 2005).
1. Kurang perawatan diri, makan berhubungan degan penurunan kemampuan visual dan
motorik, keleamahan otot
Intervensi :
· Pastikan dari klien atau anggota keluarga makanan apa yang disukai atau tidak
disukai klien.
· Ciptakan lingkungan nyaman untuk makan yang tidak memgganggu
· Pertahankan suhu makanan yang konstan ( makanan panas, dingin)
· Berikan teknik pengurangan nyeri, sejak nyeri mempengaruhi nafsu makan dan
kemampuan untuk makan sendiri
· Berikan kebersihan oral sebelum dan sesudah makan
· Dorong klien untuk menggunakan gigi palsu dan kacamata
· Tempatkan klien dalam posisi paling normal yang sesuai dengan ketidakmampuan
fisiknya (terbaik dalam posisi duduk di kursi dengan meja)
· Berikan kontak sosial selama makan
· Untuk kekurang-kurangan yang nampak
- Pilih tempat makan dengan warna yang berbeda untuk membantu
memmbedakan artikel (misal baki merah, piring putih )
- Pastikan pola makan yang biasanya dari individu dan berikan artikel makan
sesuai dengan yang disukai (atau atur artikel makan dalam pola makan yang
menyerupai jam); catat pada rencana pengaturan perawatan yang digunakan
(misal, daging jam 6, kentang jam 9, sayur - sayur jam 12)
- Dorong makan dengan menggunakan tangan ( missal, makan - makanan roti,
daging, buah, hot dog) untuk meningkatkan kemandirian
· Untuk meningkatkan jumlah maksimum kemandirian, berikan alat bantu adaptif
yang diperlukan
- Perlindungan piringu ntuk menghindari terdorongnya makanan keluar dari
piring
- Alat bantu hisap dibawah piring atau mangkok untuk menstabilkan
- Ganggang bantalan pada alat makanan untuk meamanan memegang
- Belatan pergelangan atau tangan dengan klem untuk memegang alat makan
- Cangkir minuman khusus
- Pisau atau alat pemotong
· Bantu dengan pengadaan jika dibutuhkan: alat pembuka, serbet, sediaan bumbu, alat
pemotong daging, roti, mentega
· Untuk klien dengan kekurangan kognitif
- Berikan lingkungan tenang terisolasi sampai klien dapat untuk makan dan tidak
mudah mengalihkan perhatian dari tugas
- Orientasikan individu atau klien terhadap lokasi dan tujuan dari perlengkapan
untuk makan
- Tempatkan individu atau klien pada posisi paling normal untuk makan, secara
fisik klien dapat makan
- Dorong individu atau klien untuk menjalani tugas, tetapi waspada terhadap
kelemahan, frustasi, atau agitasi
· Untuk individu atau klien yang sangat ketakutan akan keracunan
- Biarkan klien untuk membuka makanan kaleng
- Makan satu potong roti dulu
- Pastikan mendapatkan gaya makanan keluarga
· Kaji untuk meyakinkan bahwa individu dan keluarga memahami alasan dan tujuan
seluruh intervensi
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b. Intervensi
Cukur rambut pada daeraht yang terinfeksi. Intervensi
pembersian seperti pada interfensi untuk kutu badan. Jika
kutu ditransmisi melalui kontak seksual beritahula
pasangan
6. Kehilangan rambut (alopesia)
Alopasia terjadi pada semua ras. Bidang pembotakan terlihat
pada bagian perifer garis rambut. Rambut menjadi rapuh dan
patah, kondisi ini di sebabkan pengguna pengeriting rambut,
produk rambut, pengikat rambut ketat dan menggunakan sisir
panas
a. Implikasi
Bidang-bidang pertumbuhan dan kehilangan rambut yang
tidak merata mengubah penampilan klien
b. Interverensi
Hentikan praktik perawatan rambut yuang merusak rambut
2. Perawatan Mata, Telinga dan Hidung
Perhatian khusus diberikan untuk membersihkan mata, telinga dan
hidung secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan
untuk mata karena secara terus-menerus dibersihkan air mata, dan
kelopak mata, dan bulu mata mencegah partikel asing. Seseorang
hanya memerlukan untuk memindahkan sekresi kering yang terkumpul
kepada kantus sebelah, dalam bulu mata hygiene telinga mempunyai
implikasi ketajaman pendengaran sebasea lilin atau benda asing
berkumpul pada kanal telinga luar yang mengganggu konduksi suara.
Khususnya pada lansia rentan masalah. Hidung memberikan
temperatur dan kelembaban udara yang pernafasan dihirup serta
mencegah masuknya partikel asing ke dalam sistem kumulasi sekresi
yang mengeras di dalam nares dapat merusak sensasi olfaktori dan
pernafasan (Potter dan Perry, 2005).
Bagi mereka yang masih aktif, hal –hal yang perlu di perhatikan antara
lain:
1. Mandi
Mandi agar dibatasi karena kulit lansia biasanya mengering. Hal ini
disebabkan kelenjar kulit yang mengeluarkan lemak mulai kurang
bekerja. Maka sehabis mandi kulit lansia sebaiknya diolesi baby oil
terutama di lengan, siku, ketiak, paha, dan sebagainya.
2. Kebersihan mulut
Kebersihan mulut adalah sangat penting. Perlu diingat atau dibantu para
lansia untuk menyikat gigi yang hanya tinggal beberapa buah. Gigi
palsu perlu mendapat perhatian khusus, dibersihkan dengan sabun dan
sikat. Untuk menghilangkan bau gigi palsu direndam dalam air hangat
yang telah dibubuhi obat pembersih mulut beberapa tetes selama 5 – 10
menit, setelah itu bilas sampai bersih dari sabun dan bubuk pembersih
mulut tersebut.
Kuku jari tangan dan kaki perlu mendapatkan perawatan, Menggunting
kuku jangan terlalu pendek dan jangan sampai terluka karena luka pada
orang tua lebih sulit sembuh.
5. Pakaian
6. Mata
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini, mahasiswa/i dan pembaca sekalian dapat
memberikan perhatian terhadap lanjut usia. Pada mahasiswa/I keperawatan
khususnya, diharapkan makalah ini menjadi referensi agar dapat memberikan
asuhan keperawatan yang baik terutama pada lansia dengan gangguan personal
hygiene, serta memberikan motivasi terhadap keluarga agar mampu merawat
keluarganya yang lansia.