Anda di halaman 1dari 16

Tugas IDK 2

Rabu, 15 Mei 2013


Makalah Personal Hygiene perawatan rambut dan kulit kepala

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus
diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan
itu sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat
berpengaruh itu di antaranya kebudayaan , sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang
terhadap

kesehatan,

serta

tingkat

perkembangan.

Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi
karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut
dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum. Kami kelompok 4 akan membahas
masalah personal hygiene dalam hal Merawat Kulit Kepala dan Rambut.
I.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu personal hygiene ?
2. Apa macam-macam dari personal hygiene ?
3. Apa tujuan dari perawatan personal hygiene ?
4. Faktor apa saja yang mempengaruhi personal hygiene ?
5. Dampak apa saja yang timbul dari maslah personal hygiene ?
6. Apa sajakah karakteristik rambut klien ?
7. Apa sajakah masalah dari rambut dan kulit kepala ?
8. Bagaimana asuhan keperawatan dalam merawat kulit kepala dan rambut ?
I.3 Tujuan
Untuk mengetahui landasan teori keperawatan pada personal hygiene :

1. Mengetahui pengertian personal hygiene


2. Mengetahui macam-macam dari personal hygiene
3. Mengetahui tujuan perawatan personal hygiene
4. Mengetahui faktor yang mempengaruhi personal hygiene
5. Mengetahui dampak yang timbul dari masalah personal hygien
6. Mengetahui karakteristik rambut klien
7. Mengetahui masalah pada rambut dan kulit kepala
Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada Perawatan Kulit Kepala dan Rambut :
1. Pengkajian kilen personal hygiene pada perawatan kulit kepala dan rambut
2. Diagnosa keperawatan personal hygiene pada perawatan kulit kepala dan rambut
3. Intervensi keperawatan personal hygiene pada perawatan kulit kepala dan rambut
4. Implementasi keperawatan personal hygiene pada perawatan kulit kepala dan rambut
5. Evaluasi personal hygiene pada perawatan kulit kepala dan rambut

BAB II

PEMBAHASAN
II.1 Landasan Teori Keperawatan pada Personal Hygiene
1. Pengertian Personal Hygiene
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan
hygiene berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan
dan kesehatan seseoran untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Taarwoto dan Wartonah,2006).
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhan
guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatan, klient dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan
perawatan diri (Depkes 2000). Deficit keperawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjanah,2004).
2. Macam macam Personal Hygiene

Perawatan kulit kepala & rambut


Perawatan mata
Perawatan hidung
Perawatan telinga
Perawatan kuku kaki dan tangan
Perawatan genetalia
Perawatan kulit seluruh tubuh
Perawatan tubuh secara keseluruhan

3. Tujuan Perawatan Personal Hygiene

Tujuan Personal Hygiene :


1.

Meningkatkan

2.

Memelihara

3.

Memperbaiki

derajat

kesehatan

kebersihan
personal

seseorang

diri
hyiene

seseorang
yang

4.

Mencagah

penyakit

5.

Menciptakan

keindahan

kurang

6. Meningkatkan rasa percaya diri

Tujuan Perawatan Personal Hygiene :

1. Menghilangkan minyak yang menumpuk , keringat , sel-sel kulit yang mati dan bakteri

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Menghilangkan bau badan yang berlebihan


Memelihara integritas permukaan kulit
Menstimulasi sirkulasi / peredaran darah
Meningkatkan perasaan sembuh bagi klien
Memberikan kesempatan pada perawatan untuk mengkaji kondisi kulit klien.
Meningkatkan percaya diri seseorang
Menciptakan keindahan
Meningkatkan derajat kesehatan sesorang

Prinsip dalam Melakukan Perawatan Personal Hygiene :

1. Gunakan komunikasi terapeutik selama perawatan hygiene


2. Selama dalam perawatan hygiene, perawat dapat melakukan tindakan keperawatan yang lain,
misalkan latihan gerak.
4. Faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene
1. Body Image
Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentingnya hygiene pada orang tersebut.
Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Citra tubuh ini
dapat sering berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan hygiene. Jika seorang
klien rapi sekali maka perawat mempertimbangkan rincian kerapian ketika merencanakan
keperawatan dan berkonsultasi pada klien sebelum membuat keputusan tentang bagaimana
memberikan perawatan hygienis. Karena citra tubuh klien dapat berubah akibat pembedahan atau
penyakit fisik maka perawat harus membuat suatu usaha ekstra untuk meningkatkan hygiene.
2. Praktik sosial.
Kelompok - kelompok sosial seorang klien dapat mempengaruhi praktik personal hygiene.
Selama masa anak-anak, mereka mendapatkan praktik hygiene dari orang tua mereka. Kebiasaan
keluarga, jumlah orang dirumah, ketersediaan air panas atau air mengalir hanya merupakan
beberapa faktok yang mempengaruhi perawatan kebersihan.
3.

Status sosio-ekonomi
Sumber daya ekonomi seeorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan yang
digunakan. Perawat harus menentukan apakah klien dapat menyediakan bahan-bahan yang
penting seperti deodorant, shampo, pasta gigi dan kometik. Perawat juga harus menentukan jika
penggunaan produk-produk ini merupakan bagian dari kebiasaan sosial yang dipraktikkan oleh
kelompok sosial klien.

4. Pengetahuan
Pengetahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan mempengaruhi
praktik hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup. Klien juga harus
termotivasi untuk memelihara perawatan diri. Seringkali, pembelajaran tentang penyakit atau
kondisi mendorong klien untuk meningkatkan hygiene. Pembelajaran praktik tertentu yang
diharapkan dan menguntungkan dalam mngurangi resiko kesehatan dapat memotifasi seeorang
untuk memenuhi perawatan yang perlu.
5. Variable kebudayaan
Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan hygiene. Orang
dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik keperawatan diri yang berbeda pula. Di
asia kebersihan dipandang penting bagi kesehatan. Di Negara-negara eropa, bagaimanapun, hal
ini biasa untuk mandi secara penuh hanya sekali dalam seminggu.
6. Pilihan pribadi
Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk mandi, bercukur,
dan melakukan perawatan rambut . klien memilih produk yang berbeda (mis. Sabun, sampo,
deodorant, dan pasta gigi) menurut pilihan pribadi.
7. Kondisi fisik.
Orang yang menderita penyakit tertentu (mis. Kanker tahap lanjut) atau menjalani operasi
sering kali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk melakukan hygiene pribadi. Sehingga
membutuhkan batuan seseorang
5. Dampak yang Sering Timbul pada Masalah Personal Hygiene
1. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan
perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit,
gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada
kuku.
2. Dampak Psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa
nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan
interaksi sosial.

6. Karakteristik Rambut Klien


Beberapa jenis rambut ini menutupi tubuh : rambut terminal (rambut panjang, kasar, tebal,
mudah dilihat pada kulit kepala, aksila, area pubis, dan di janggut pria), dan rambut vellus
(rambut kecil, halus, tipis menutupi seluruh tubuh kecuali telapak tangan dan kaki).
Rambut kepala klien dapat berbentuk kasar atau halus, keriting atau lurus, dan harus
bercahaya, lembut dan liat. Warna rambutpun bervariasi mulai dari hitam terang sampai warna
abu-abu dan dapat menunjukan parubahan karena pembilasan atau pewarnaan. Pada lansia,
rambut mereka menjadi abu-abu kusam, putih, atau kuning. Juga tipispada kulit kepala, aksila,
dan area pubis. Pria lansia kehilangan rambut wajah, sedangkan pada wanita lansia banyak
mengalami pertumbuhan rambut di dagu dan bibir atas.
Karakteristik rambut menurut perubahan perkembangan
Sepanjang hidup, perubahan dalam perkembangan, distribusi, dan kondisi rambut dapat
mempengaruhi hygiene yang dibutuhkan seseorang. Berikut ini perkembanagan tumbuh rambut
sesuai dengan usia:

Bayi
Bayi berambut sedikit atau tanpa rambut kepala saat lahir. Rambut kepala tumbuh pada
tahun pertama. Rambut badan yang halus (lanugo) terdapat pada dahi, pipi, bahu, dan punggung.

Kanak-kanak
Rambut kepala mengkilat, seperti sutera, kuat, dan elastis. Rambut pada anak berkulit
gelap lebih ikal dan kasar.

Usia kanak-kanak menengah sampai pubertas


Hormon androgen menyebabkan peningkatan ketebalan rambut kepala dan menjadi
gelap, pertumbuhan rambut pada aksila dan daerah pubis pada sejenis kelamin, dan pertumbuhan
rambut wajah terdapat pada anak laki.

Remaja
Anak laki memperoleh tambah jumlah distribusi rambut tubuh, seperti pada dada.
Peningkatan dalam aktivitas kelenjar sebasea menyebabkan rambut berminyak.

Dewasa
Pria menjadi botak dengan kecenderungan genetiknya.

Lansia

Rambut aksila dan pubis berkurang pada wanita. Rambut kepala menjadi tipis dan berubah
warna yaitu abu-abu akibat pengurangan melanin. Wanita lansia mungkin terdapat rambut pada
dagu dan wajah karena penurunan produksi esterogen. Pria dapat mengalami kebotakan atau
penyusutan garis rambut.
7. Masalah pada Rambut dan Kulit kepala
a.

Masalah pada Rambut


Pada masa pubertas terjadi perubahan jumlah dan distribusi pertumbuhan rambut. Klien
dengan gangguan hormon dapat mengalami distribusi dan pertumbuhan yang tidak wajar. Wanita
dengan hirsutisme mengalamipertumbuhan rambut di bibir atas, dagu,dan pipi, dengan rambut
vellus menjadi semakin kasar diseluruh tubuh.
Perubahan dapat terjadi pada ketebalan, teksture, dan lubrikasi kulit kepala. Gangguangangguan seperti penyakit demam atau penyakit kulit kepala dapat menyebabkan kerontokan
rambut. Kondisi sepertipenyakit tiroiddapat mengubah kondisi rambut, membuatnya semakin
halus dan rapuh. Kerontokan rambut (alopesia), atau penipisan rambut, biasanya berkaitan
dengan kecederungan genetik dan gangguan endokrin seperti diabet, tiroiditis, dan bahkan
menopause (DeWitt, 1990). Kehilangan rambut (alopesia) dapat disebabkan praktek perawatan
yang tidak tepat atau penggunaan medikasi kemoterapi.
Nutrisi yang buruk dapat menyebabkan rambut pecah-pecah, kusam, kering dan tipis.
Rambut yang terlalu berminyak berkaitan dengan stimulasi hormon androgen. Rambut kering
dan rapuh terjadi sejalan dengan bertambahnya usia dan dengan penggunaan sampo dan zat
kimia lain secara berlebihan.

b. Masalah pada Kulit Kepala


1. Ketombe
Kelepasan kulit kepala di sertai gatal pada kasus berat. Ketombe dapat di temukan di alis
a.

Implikasi
Ketombe menyebabkan seseorang menjadi malu jika ketombe masuk masuk mata berkembang

menjadi konjungivitis
b. intervensi
Bersampo secara teratur dengan sampo yang bermedikasi. Pada kasus berat, mintalah saran
dokter

2. Kutu
Parasit abu-coklat. Kecil menggali liang ke dalam kulit dan mengisap darah
a.

Implikasi
Kutu memindakan beberapa penyakitnya pada manusia. Penyakit yang paling umum adalah

demam berbintik rocky mountain , tularemia, dan limy


b. Jangan menarik kutu dari kulit karena alat penghisap akan tertinggal dan dapat terinfeksi.
Mematikan kutu dengan pemberian setetes minyak atau eter pada kutu atau tutupi kutu dengan
jeli petroianum untuk memudahkan pengangkatan
Pediculosis (kutu)
Serangga parasit putih-keabuan, tipis, terdapat pada mamalia

Pedicolosis capitis (kutu kepala)


Parasit ditemukan pada kulit kepala yang menempel pada helai rambut. Telur terlihat seperti
[artikel oval mirip ketombe. Gigitan ataupustula dapat di obsrefasikan dibelakang telinga atau
pada garis pertumbuhan rambut

a.

Implikasi
Kutu rambut sulit untuk dipindahkan dan dapat menyebar ke peralatan dan orang lain jika tidak

di obati
b. Intervensi
Bersampo dengan sampo kwell dan ulangi 12-24 jam setelahnya. Ganti linen tempat tidur. Cuci
linen ke dalam air panas untuk membunu kutu

Pediculosis corporis (kutu badan)


Parasit yang melekat pada pakaian sehinnga tidak mudah terlihat. Kutu darah akan menghisap

a.

darah dan meninggalkan telur pada pakaian dan badan


Implikasi
klien gatal terus menerus, goresan terlihat pada kulit dapat terindeksi. Bintik hemorogik dapat

terlihat pada kulit dimana kutu menghisap darah


b. Intervensi
mandi keseluruan setelah kulit kering, gunakan lotion kwell. Setelah 12-24 jam , mandi lagi.
Bungkus pakaian atau linen yang terdapat kutu tersebut sampai di cuci dalam air panas.
Bersihkan keseluruan dan buang kantong setelah selesai

pediculosis pedis (kutu kepiting)


parasit di temukan pada ranbut pubis. Kutu kepiting berwarna putih-keabuan dan kaki berwarna
merah

a.

Implikasi
Kutu dapat menyebar melalui liner tempat tidur pakaian, atau pakaian atau diantara orang

melalui kontak seksual


b. Intervensi
c. Cukur rambut pada daeraht yang terinfeksi. Intervensi pembersian seperti pada interfensi untuk
kutu badan. Jika kutu ditransmisi melalui kontak seksual beritahula pasangan
3. Kehilangan rambut ( alopesia)
Alopasia terjadi pada semua ras. Bidang pembotakan terlihat pada bagian perifer garis rambut.
Rambut menjadi rapuh dan patah, kondisi ini di sebabkan pengguna pengeriting rambut, produk
rambut, pengikat rambut ketat dan menggunakan sisir panas
a.

Implikasi
Bidang-bidang pertumbuhan dan kehilangan rambut yang tidak merata mengubah penampilan

klien
b. Interverensi
Hentikan praktik perawatan rambut yuang merusak rambut
8. Perawatan Rambut dan Kulit Kepala
a.

Penyikatan dan Penyisiran


Penyikatan membantu mempertahankan kebersihan rambut dan mendistribusi minyak secara
merata sepanjang helai rambut. Sedangkan penyisiran hanya membentuk gaya rambut dan
mencegah rambut kusut. Sisir bergerigi pendek cukup untuk rambut pendek, tapi sisir bergerigi
panjang dipilih untuk rambut keriting. Sisir bergerigi tajam dan tidak beraturan melukai kulit
kepala.
Rambut panjang dapat dengan mudah menjadi masalah pada klien yang terbatas pada tempat
tidur bahkan untuk periode pendek. Bila laserasi atau insisi melibatkan kulit kepala, darah, dan
medikasi topikal juga menyebatkan kekusutan. Penyikatan dan penyisiran yang sering menjaga
rambut panajang terawat rapi. Kendati kemudian, pengepangan membantu menhindari kusut
yang berulang-ulang. Namun perlu diketahui mengepang setiap hari lebih merusak dari pada
cornrow. Jika kepangan dibuat terlalu lencang maka dapat menjadi botak, maka dari itu
perawat harus meminta izin klien untuk mengepang rambutnya.
Untuk menyikat rambut dengan benar perawat membagi rambut dengan dua bagian dan
kemudian memisahkan tiga bagian. Pembagian memudahkan menyikat bagian yang lebih kecil

pada rambut. Perawat menyisir dari kulit kepala hingga ujung rambut. Jika ada yang kusut maka
perawat menggunakan tangan untuk memisahkan seikat rambut, genggam dengan kuat dekat
kulit kepala, dan sisir dilepas pada ujung ikatan. Mengaitkan rambut kusut mencegah rasa nyeri
karena menarik kulit kepala ketika menyisir. Jika rambut kusut berlebihan maka perawat harus
menyisir hanya sedikit bagian setiap kali. Melembatkan rambut dengan air atau alkohol
seringkali membebaskan kekusutan untuk memudahkan penyisiran.
Klien berambut keriting biasa menyisir rambutnya dengan sisir khusus bergerigi panjang
yang berjarak jauh terpisah. Sisir bergerigi terbuka menyebabkan sedikit dorongan selama
penyisiran. Membasahi rambut klien dengan air sebelum menyisir mencegah trauma pada
rambut. Untuk menyisir rambut kriting, perawat memulai pada garis leher klien dan mengangkat
dengan perlahan-lahan dan menyisir kearah luar rambut sampai mencapai dahi. Perawat menyisir
satu bagian kepala klien satu kali dan kemudian mengulangi pada bagian lain. Penggunaan sisr
panas untuk meluruskan rambut dapat menyebabkan peradangan kronis dan mengejutkan kepala
yang permanen. Aplikasi pelurusan rambut dengan zal alkalin menyebabkan rapuh. Dengan
demikian perawat harus berhati-hati terhadap penggunaan praktik penggunaan rambut yang
merusak rambut.
b. Bersampho
Frekuensi bersampo tergantung rutinitas pribadi sehari-hari dan kondisi rambut. Perawat
harus mengingatkan klien yang hospitalisasi yang tinggal ditempat tidur, perspirasi berlebihan,
atau pengobatan yang meninggalkan darah atau larutan pada rambut memerlukan kegiatan
bersampo lebih sering. Untuk klien yang berada dirumah tantangannya terbesar bagi perawat
untuk menemukan cara klien bersampo tanpa cedera. Misalnya, lansia duduk pada kursi bak dan
menggunakan pipa semprot yang dipegang dari pada berbaring diatas sehingga dapat mencapai
kran.
Jika klien mampu untuk mandi shower, biasanya rambut dapat dikeramas tanpa kesulitan.
Kursi shower dapat digunakan pada klien yang dapat berjalan tapi menjadi lelah atau pusing.
Pipa semprot yang dapat dipegang memungkinkan klien mencuci rambutnya selama dibak mandi
atau shower. Klien yang diperbolehkan duduk dikursi biasanya rambutnya disampo didepan bak.
Jika klien hanya dapat duduk disisi tempat tidur adalah memungkinkan untuk menyampo rambut
pada klien mencondong kedepan diatas bak cuci. Bagaimanapun, penekukan dibatasi atau

kontraindikasi pada kondisi tertentu ( misalnya operasi mata dan operasi total penempatan
kembali pinggul ).
Jika klien tidak mampu duduk tapi dapat bergeser, perawat dapat memindahkan klien pada
brankar untuk transportasi ke bak mandi atau shower yang dilengkapi dengan semprotan yang
dipegang. Perawat meletakkan handuk atau bantal kecil dibawah kepala dan leher klien, yang
memungkinkan kepala bergantun diatas tepi brankar.
Jika klien tidak mampu duduk dikursi atau berpindah ke brankar maka bersampo harus
dilakukan pada klien ditempat tidur. Setelah bersampo, klien dapat menyukai rambutnya yang
digulung dengan alat pengeriting atau diberi gaya. Sampo yang kering juga tersedia untuk
mengurai kebutuhan untuk membasahi rambut klien sedangkan sampo cair cenderung membuat
rambut lebih kriting dan lebih sulut di sisir.
c.

Pencukuran
Pencukuran rambut yang berada dibagian wajah dapat dilakukan setelah mandi atau
bersampo. Wanita lebih menyukai untuk mencukur dikakinya atau aksila selama mandi. Ketika
membantu klien, perawat harus memperhatikan untuk menghindari pemotongan dengan pisau
cukur pada klien. klien yang ingin bunuh diri tidak diperbolehkan mengguankan pisau cukur.
Klien mudah berdarah, seperti yang menerima medikasi anti koagulan ( heparin atau coumadin ),
dosis tinggi aspirin atau obat anti peradangan nonsteroidal, dan gangguan pendarahan
( homovilia atau leukimia ) di instruksikan untuk menggunakan pisau cukur listrik. Sebelum
menggunakan pisau elektrik, perawat memeriksa bahaya listrik.
Ketika pisau cukur digunakan untuk bercukur, kulit harus diperhalus untuk mencegah
tarikan, goresan atau pemotongan. Misalnya, meletakkan lab badan yang hangat diatas muka
klien pria selama beberapa menit, diikuti dengan penggunaan krim cukur atau busa sabun yang
lembut, akan memperhalus kulit secara efektif. Jika klien pria tidak mampu bercukur sendiri
mukanya maka perawat dapat membantu mencukur. Untuk menghindari penyebab ketidak
nyamanan atau potongan pisau cukur, perawat memegang pisau cukur pada sudut 45 derajat
pada kulit dan dengan halus menarik kulit tegang ketika menggunakan gerakan yang pendek,
kearah bawah bekerja paling baik untuk mengurangi rambut diatas bibir. Setelah bercukur
diselesaikan, perawat mencuci keseluruhan muka klien untuk mengangkat sabun dan rambut.
Setelah mengeringkan muka, perawat membantu penggunaan bedak atau lotion setelah bercukur
pada muka klien.

d. Perawatan Kumis dan Jenggot


Klien pria yang berkumis atau berjenggot memerlukan perawatan sehari-hari. Menjaga
kebersihan daerah tersebut penting karena partikel makanan dengan mudah berkumpul dirambut.
Jika klien tidak mampu merawat diri mereka sendiri, perawat harus memotong sendiri, menyisir,
atau mencuci jenggot atau kumis ketika diperlukan atau diminta. Perawat tidak pernah mencukur
kumis atau jenggot tanpa izin klien.

II.2 Asuhan Keperawatan Personal Hygiene Merawat Kulit Kepala dan Rambut
2.1 Pengkajian
a.

Identitas klien
Terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat

b. Pengkajian fisik
Pengkajian yang dilakukan adalah tentang keadaan rambut dan kulit kepala. Memeriksa keadaan
rambut dengan kriteria : keadaan kesuburan rambut, Keadaan rambut yang mudah rontok,
Keadaan rambut yang kusam, tekstur rambut. Memeriksa keadaan Kulit Kepala dengan kriteria :
Botak/alopesi, Ketombe, Berkutu, Kebersihan, Adakah lesi, Warna kulit.

c. Perubahan perkembangan rambut sesuai umur


d. Kemapuan perawatan diri pasien
e. Praktek perawatan rambut dengan observasi penampilan dan gaya rambut
2.2 Diagnosa Keperawatan

Resiko mole kulit kepala berdarah


Tujuan: Pasien terhindar dari perdarahan akibat penyikatan dan penyisiran rambut yang terlalu
keras
Kerusakan integritas jaringan kulit kepala berhubungan dengan kulit kepala yang kering dan
bersisik akibat adanya ketombe
Tujuan : Kerusakan integritas kulit kepala pasien tidak meluas atau berkurang, deteksi dini dan

pengobatan terhadap kerusakan


Kerusakan rambut yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi
Tujuan : Kerusakan rambut seperti pecah-pecah, kusam, kering dan tipis dapat teratasi

2.3 Perencanaan Tindakan / Intervensi

Rencana Tindakan
Rasional
Observasi tanda tanda gangguan pada
Mendeteksi dini adanya

rambut dan kulit kepala


Berikan penyuluhan tentang merawat

Meningkatkan

personal hygien mengenai rambut dan terhadap


kulit kepala yang benar

pengetahuan

perawatan

personal

pasien
hygiene

mengenai rambut dan kulit kepalayang

benar
Anjurkan pasien untuk menhindari
Mencegah terjadinya masalah rambut dan
penggunaan bahan-bahan kimia yang kulit kepala
memungkinkan penyebab masalah rambut

dan kulit kepala


Demonstrasikan

pada

pasien

cara

Mencegah timbulnya maslah baru pada

merawat kulit kepala dan rambut dengan kulit kepala dan rambut

benar
Anjurkan pasien untuk hati hati dalam

menyikat

dan

menyisir

rambut

Mencegah mole berdarah

dan

gunakan sisir yang tidak terlalu tajam


2.4 Implementasi
1. Memberikan penyuluhan pada klien tentang cara merawat personal hygien terutama pada
kulit kepaladan rambut
2. Mendemonstrasikan cara perawatan rambut dan kulit kepala yang benar seperti menyikat dan
menyisir rambut, bersampo, menyukur rambut
3. Mengajarkan klien dalam melakukan aktifitas perawatan kulit kepala dan rambut
4. Memberikan pengobatan jika terdapat lesi dan pendarahan mole pada kulit kepala

BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Perawatan personal hygiene adalah perawatan pada kebersihan diri seseorang. Disini,
perawat berkewajiban untuk membantu pasien yang tidak atau yang kurang mampu merawat
personal hygienenya sendiri, dengan cara menyediakan alat dan bahan atau bahkan
membantunya.
Masalah yang sering terjadi pada masalah perawatan kulit kepala dan rambut antara lain :
rambut bermasalah dalam merapikanya dan memeliharanya, kondisi ini banyak ditemukan pada
pasien-pasien yang sedang depresi dan pasien yang terdapat gangguan pada funsi organ
tubuhnya. Perawat harus membantunya namun juga tidak boleh terlalu memanjakanya kecuali
pada pasien yang koma. Begitu juga pun pada masalah kulit kepala, jika terdapat lesi,maka
perawat harus mengidektivikasi lesi tersebut dan menentukan tindakan apa yang tepat untuk
mengatasinya.

Jangan lupa juga meminta bantuan pada keluarga pasien untuk membantu perawatan
dalam menjaga dan merawat personal hygiene pasien terutama pada kulit kepala dan rambut.
III.2 Saran
Saran bagi perawat agar tidak menyepelekan masalah personal hygiene pasien, jika
masalah personal hygiene ini dibiarkan maka akan terjadi dampak yang lebih fatal pada kondisi
pasien.
Saran untuk keluarga pasien, setidaknya mereka juga membantu perawat untuk menjaga
kerbersihan personal kluarga mereka yang sedang dirawat.

DAFTAR PUSTAKA
Perry, Anne grifin, Potter, Patricia A, 2006: Buku ajar fundamental keperawatan, konsep, Proses, dan
praktik Volume 1, Jakarta:EGC
Perry, Anne grifin, Potter, Patricia A, 2006: Buku ajar fundamental keperawatan, konsep, Proses, dan
praktik Volume 2, Jakarta:EGC
Tarwoto, Wartona, 2002: Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keprawatan, Jakarta:Salemba Medika
Diposkan oleh yuni di 02.05
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
1 komentar:
1.
EDI KURNIAWAN Hulu30 September 2013 20.01
Thnx Buat Contoh Makalahnya. . .
Balas
Muat yang lain...
Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Arsip Blog

2013 (1)
o Mei (1)

Makalah Personal Hygiene perawatan rambut dan kuli...

Mengenai Saya

yuni
Lihat profil lengkapku
Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai