NIM : 144011825025
PRODI : D3 KEPERAWATAN
1. DEVINISI
DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang termasuk golongan
arbovirus melalui gigitan nyamuk Aedes aegipty betina.(Hidayat, A. Aziz, 2009).
DHF ialah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengan gejala utama
demam, nyeri otot dan sendi dan biasanya memburuk setelah 2 hari pertama (Meilany,
2010).
DHF merupakan penyakit menular yang berbahaya. Penyakit ini dapat menimbulkan
wabah dan menyebabkan kematian dalam waktu yang singkat. DBD pertama kali
ditemukan di Manila (Filipina) pada tahun 1953. Di Indonesia penyakit DBD
ditemukan pada tahun 1968 di Surabaya dan DKI Jakarta. Kini semua provinsi sudah
terjangkit penyakit ini (Meilany, 2010).
Kesimpulan DHF adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang
masuk kedalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk aedes aegipty betina, dan
menimbulkan gejala berupa demam, nyeri otot, nyeri sendi dan gejala lainnya.
2. ANATOMI
3. FISIOLOGI
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut
oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan
tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung
berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari
berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui
darah. Darah terdiri dari dua komponen,yaitu plasma darah dan sel-sel darah.
Banyaknya volume darah yang beredar di dalam tubuh manusia 8% dari berat badan
atau sekitar 5600cc pada orang yang bobot tubuhnya 70kg. Dari 5600cc darah
tersebut sekitar 55% adalah plasma darah dan sekitar 45% adalah sel-sel darah.
Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang
warnannya merah. Warna merah itu keadaannya tidak tetap tergantung pada
banyaknya kadar oksigen dan karbondioksida didalamnya. Darah yang banyak
mengandung karbon diogsida warnanya merah tua. Adanya oksigen dalam darah di
ambil dengan cara bernapas, dan zat tersebut sangat berguna pada peristiwa
pembakaran/ metabolisme di dalam tubuh. Vikositas/ kekentalan darah lebih kental
dari pada air yang mempunyai BJ1,041-1,065, temperatur380C, dan PH 7,37-7,45.
4. ETIOLOGI
Penyebab demam berdarah dengue (DBD) atau dengue haemorragic fever (DHF)
adalah virus dengue, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti betina.
Nyamuk Aedes aegypti menggigit pada siang atau sore hari dengan peningkatan
aktivitas menggigit sekitar 2 jam sesudah matahari terbit dan beberapa jam setelah
mataharit terbenam, sedangkan malamnya digunakan untuk bertelur.
5. MANIFESTASI KLINIS
Demam tinggi mendadak dan terus-menerus selama 2-7 hari.
Nyeri otot dan nyeri sendi
Nyeri kepala
Nafsu makan menurun
Mual muntah
Ruam kemerahan sekitar 2-5 hari setelah demam
Perdarahan dari hidung, gusi atau bawah kulit
6. KOMPLIKASI
Ensepalopati : demam tinggi,gangguan kesadaran disertai atau tanpa kejang
Disorientasi dan penurunan kesadaran
Perdarahan luas
Shock atau renjatan dan dapat terjadi anoksia jaringan
7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemerikasaan rumple leed (dengan menggunakan tensi meter)
Pemeriksaan darah lengkap (hemoglobin, hematokrit, leukosit, trombosit DLL
8. PENATALAKSANAAN
a) Medis
Pemberian obat berupa parasetamol guna menurunkan suhu tubuh
Pemberian cairan melalui intravena berupa pemasangan infus
Observasi Hb dan Ht tiap 4-6 jam pada hari pertama selanjutnya tiap 24 jam
Pada pasien DSS diberikan cairan intravena yang diberikan dengan diguyur, seperti
NaCl, ringer laktat, yang dipertahankan selama 12-24 jam setelah renjatan teratasi.
Bila tidak nampak perbaikan dapat diberikan plasma sejumlah 15-29 ml/kg BB dan
dipertahankan selama 12-24 jam. Setelah renjatan teratasi bila kadar Hb dan Ht
mengalami penurunan maka diberi transfusi darah.
b) Keperawatan
Observasi keadaan umum, nadi, tekanan darah, suhu, dan pernapasan tiap jam
Tirah baring
Makanan lunak, dan bila belum nafsu makan diberi minum 1,5-2 liter dalam 24 jam
(susu, air dengan gula) atau air tawar yang ditambah garam.
ASKEP TEORITIS
1. PENGKAJIAN PERSISTEM
A. Keadaan umum
Tanda : kesadaran composmentis, somnolen, atau koma (tergantung dari derajat dhf)
Gejala : terjadinya penurunan dalam pemeriksaan tanda tanda vital
B. Kepala
Tanda: wajah mengalami kemerahan, hidung mengelami epitaksis, mulut adanya
perdarahan pada gusi
C. Sistem pernafasan
Tanda : pernafasan dangkal, ketika dilakukan perkusi biasanya dapat ditemukan
bunyi redup lantaran adanya efusi pleura
D. Sistem pencernaan
Tanda : adanya nyeri ulu hati ketika dilakukan palpasi
Gejala : adanya pembesaran hepar dan limfa
E. Sitem ekstremitas
Tanda : adanya nyeri sendi
F. Sistem integumen
Tanda : ditemukan adanya patekie, serta hematoma
LAPORAN KASUS
I. Identitas pasien
Nama : an.d
Umur : 3 tahun
Agama : islam
Nama : yuyun
Pendidikan : s1
Pekerjaan : perawat
Alamat : dusun 1 desa teluk limau
No tlpon : 082258213231
kepala
bentuk : simetris
sistem pengelihatan
Pupil : simetris
Konjungtiva : pink
Iris : normal
Lensa : normal
Sistem penciuman
Bentuk : simetris
Reaksi alergi : tidak ada reaksi alergi
Bentuk : normal
Sistem respirasi
Bentuk : normal
Sistem gastroentestinal
Sistem eliminasi
Sistem reproduksi
Bentuk : normal
Sistem neurologi
Gcs : 15
Refleks : baik
Sistem muskuloskeletal
Pergerakan : normal
Sistem integumen
Turgor : elastis
IV.Aspek Psikologi
Alat bantu yang digunakan : tidak ada alat bantu yang digunakan
V.Aspek Sosial
Pengobatan
Terapi yang diberikan:
ANALISA DATA
RENCANA KEPERAWATAN
18/11 Nutrisi 12:00 mengkaji ttv TTV 02:00 S : ibu pasien mengatan
2020 kurang dari menga njurkan T : 38,5 bahwa anaknya masih
pasien untuk
kebutuhan N : 80 mual muntah
makan sedit tapi
sering RR : 18
b/d mual O : TTV
menganjurkan
muntah pasien untuk S:38,5
mengkonsumsi N : 80
makanan lunak
memantau BB RR : 18
pasien A : masalah belum
berkolaborasi
dengan tim teratasi
dokter dan tim Pasien masih mual
ahli gizi dalam
proses muntah
penyembuhan P : intervensi
dan pemberian
diet dilanjutkan
19/11 Nutrisi 12:00 mengkaji ttv TTV 02:00 S : ibu pasien mengatan
2020 kurang dari menga njurkan T : 37,5 bahwa mual muntah
pasien untuk
kebutuhan N : 80 anaknya sudah mulai
makan sedit tapi
sering RR : 18
b/d mual berkurang
menganjurkan
muntah pasien untuk O : TTV
mengkonsumsi S:37,5
makanan lunak
memantau BB N : 80
pasien RR : 18
berkolaborasi
dengan tim A : masalah belum
dokter dan tim teratasi
ahli gizi dalam
proses Pasien masih mual
penyembuhan muntah
dan pemberian
diet P : intervensi
dilanjutkan