Anda di halaman 1dari 6

ASKEP KEPERAWATAN ANAK

KASUS KEPERAWATAN ANAK NO.6


Seorang Anak laki-laki berusia 6 thn dirawat di ruang anak RS. Dengan keluhan Demam naik
turun selama 2 minggu, pasien mengeluh nyeri kepala, Mual, Muntah hr ini sudah 6 x, ada nyeri
sekitar perut, tidak nafsu makan.
Hasil Pengkajian : Sh;37 5 C, Nadi; 94 x/mnt, Rr:28 x/mnt, Lidah tampak di tutupi selaput putih
kotor, Keadaan Umum tampak lemah dan Lesu, BB. Turun 4 kg., turgor kulit tidak elastis.

ANALISA DATA

DATA PENYEBAB MASALAH

1.)DO : Kuman Bakteri Salmonella


- Klien tampak lemah & masuk Hipertermia
lesu (D.0130)
- Lidah tampak ditutupi Masuk ke Saluran Pencernaan
selaput putih kotor.
- TTV: Sh:37 5, Rr:28
x/mnt, N:94 x/mnt, Beredar ke Pembuluh
DS: darah( Proses Inflamasi)
- Orangtua klien
mengatakan Demam di
rumah naik turun selama Hipotalamus
2 mg.
- Klien mengatakan kepala
Meningkatkan suhu tubuh
pusing. (DEMAM)
Nyeri Akut
(D.0077)
2).DO: Pasien tampak wajah Bakteri yang Masuk
meringis pusing,
memegang daerah kepala
dan abdomen.
- TTV; HR: 94 x/mnt. Ke Peredaran darah

DS: Pasien mengeluh, sakit


kepala(pusing), ada Masuk ke Organ
Mual, terkdg nyeri Hati,Limfa.
daerah abdomen, ada
mual.
- Nyeri seperti ditekan2, Perut kembung, Tegang.
didaerah perut, durasi
nya hanya sebentar2. Defisit Nutrisi
Skala Nyeri: 5 Nyeri Tekan (D.0019)
- Orang tua pasien
mengatakan anaknya tdk
nafsu makan.
Kuman Bakteri Masuk

3). DO: - Pasien tampak lemah Sebagian Masuk ke


dan lesu. Lambung
- Lidah terlihat ditutupi
Selaput putih kotor.
-Berat badan turun 4 kg Meningkatkan Asam
lambung
DS: - Pasien mengatakan ada
rasa Mual. Mengakibatkan Mual
-Orang tua pasien mengatakan muntah
anaknya tidak nafsu makan,
anaknya muntah sudah 6 x. hari
ini. Nafsu makan berkurang
Intoleransi
Aktifitas(D.0056)
BB menurun

Defisit Nutrisi

Kuman Bakteri Masuk


4). DO: - Pasien tampak
lemah dan Lesu.
- Pasien tampak tidak dapat Proses Inflamasi
melakukan aktifitas sendiri.
DS; - Pasien mengatakan
lemah Asupan Nutrisi biar adekuat
-Orang tua pasien mengatakan
anaknya tdk dapat melakukan
aktifitas sendiri Pasien Bed Rest

Rencana Asuhan Keperawatan


N Diagnosa Perencanaan
O Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Hypertermi Setelah dilakukan 1. Pantau tanda 1. Suhu pada malam
berhubungan tindakan keperawatan tanda vital hari memuncak
dengan proses selama 3 x 24 jam perhatikan dan pagi hari
penyakit. infeksi dapat sembuh, peningkatan kembali normal
Hypertermi tidak suhu merupakan
terjadi. karakteristik
infeksi
Kriteria Hasil: salmonella
-TTV,,pasien normal. typhosa
-Pasien dapat 2. Anjurkan untuk 2. Bedrest untuk
Mobilisasi bertahap, bedrest total mengurangi
penggunaan
kalori dan
mengontrol
keeftektifan
terapi

3. Anjurkan klien 3. Untuk mencegah


untuk banyak terjadinya
minum sehari 2 kehilangan cairan
ltr. akibat penguapan
dan memenuhi
cairan tubuh.
4. Peningkatan atau
4. Kolaborasi penurunan kadar
dengan tenaga leukosit dapat
kesehatan mengidenfikasi
labotarium infeksi
untuk pemeriksaan
pemeriksaan widal setelah
leukosit dan pengobatan untuk
widal mengidentifikasi
keefektifan
program terapi.

5. Terapi antibiotik
yang tuntas
5.Kolaborasi memngkinkan
dengan dokter organisme
untuk pemberian patogen dapat
terapi antibiotik mati sehingga
dan antipiretik infeksi dapat
dihindarkan, dan
pemberian
analgetik utk
menurunkan
demam

1. Dengan pantau
2. Nyeri Akut b/d Setelah dilakukan k,u pasien dapat
Proses Inflamasi tindakan keperawatan 1. Observasi KU deteksi tanda2
selama 2x24  jam vital nya
diharapkan nyeri 2. Dapat
berkurang,dengan KH: 2.Kaji tingkat mengetahui
- Skala nyeri menjadi 3 nyeri intensitas adanya syok
Pasien nampak lebih dan skala nyeri pada pasien
rileks
-Pasien mampu 3. Agar pasien
mengontrol nyeri 3.Jelaskan mengerti
penyebab nyeri penyebab dari
nyeri
4. Tehnik yang
dapat
4.Ajarkan teknik mengurangi
distraksi nyeri
relaksasi(nafas
dalam) 5.Dengan posisi
5.Posisikan pasien yang nyaman dapat
senyaman mengurangi nyeri
mungkin 6.Bila Nyeri
bertambah/ tdk
6.Kolaborasi berkurang dgn
untuk pemberian analgetik dapat
analgetik mengurangi nyeri

3. Defisit Nutrisi Setelah dilakukan


b/d proses tindakan perawatan
infeksi ditandai, selama 3 x 24 jam. 1. Pantau Intake
ada Defisit nutrisi dapat dan Output
mual,muntah, diatasi.
ketidakmampuan Dengan Kriteria Hasil:
mengabsorbsi - Pasien tidak ada
Nutrisi, mual dan 2. Pantau TTV
BB.turun 4 kg muntah
- Pasien dapat
mengabsorbsi /
makan dengan 3. Palpasi denyut
½ porsi makan perifer
- Turgor Kulit
elastis, BB.naik
1-2 kg. 4. Kaji membran
mukosa kering,
turgor kulit
yang tidak
elastis

Kolaborasi:
5. Berikan cairan
intravena,
misalnya 1. Penurunan
kristaloid dan haluaran urin
koloid dan berat jenis
akan
menyebabkan
hipovolemia.
Tupan: setelah 2. Pengurangan
dilakukan tindakan dalam sirkulasi
perawatan selama 3 x 6. Pantau nilai volume cairan
24 jam kekurangan laboratorium dapat
volume cairan tidak mengurangi
terjadi tekanan
Tupen: setelah darah/CVP,
dilakukan tindakan mekanisme
perawatan selama 2 x kompensasi
24 jam peningkatan awal dari
suhu tubuh teratasi, takikardia untuk
dengan kriteria: meningkatkan
Tidak ada tanda-tanda curah jantung
dehidrasi dan
4. Menunjukan adanya meningkatkan
keseimbangan cairan tekanan darah
seperti output urin sistemik.
adekuat 3. Denyut yang
Turgor kulit baik lemah, mudah
Membran mukosa hilang dapat
mulut lembab menyebabkan
hipovolemia.
4. Hipovolemia/
cairan ruang
ketiga akan
memperkuat
tanda-tanda
dehidrasi.
5. Sejumlah besar
cairan mungkin
dibutuhkan
untuk mengatasi
hipovolemia
relatif
(vasodilasi
perifer),
menggantikan
kehilangan
dengan
meningkatkan
permeabilitas
kapiler.
6. Mengevaluasi
perubahan
didalam
hidrasi/viskosita
s darah.

Anda mungkin juga menyukai