Anda di halaman 1dari 5

TYPUS ABDOMINALIS

ASUHAN KEPERAWATAN
1. DATA SUBJEKTIF
a. Riwayat penyakit; kapan penyakit itu timbul.
b. Usia penderita.
c. Adakah perasaan mual-mual, muntah atau sakit kepala.
d. Bagaimana pola eliminasi.
2. DATA OBJEKTIF
a. Demam selama masa inkubasi ± 2 minggu.
 Minggu pertama suhu langsung naik dan febris yang bersifat remitten yang
berlansung pagi dan malam hari.
 Minggu I dan II panas terus meningkat disebabkan oleh febris kontinuitas.
b. Bibir kering dan pecah-pecah, lidah kotor berselaput putih, hiperemis.
 Perut kembung, nyeri tekan.
 Limpa membesar, lembek dan nyeri tekan.
 Diare/konstipasi
 Tanda perdarahan/syok.
c. Penurunan kesadaran pada mulanya apatis.
d. Nadi; bradikardi.
3. pemeriksaan penunjang:
a. leukopeni dan limpositosis relatif
b. pemeriksaan tes widal: (+)

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Peningkatan suhu tubuh hipertermia berhubungan dengan proses infeksi


2. Activity in tolerance berhubungan dengan kelemahan fisik.
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan deangan an oreksia.
4. Gangguan eliminasi BAB; Obstipasi berhubugan dengan peningkatan metabolisme.
5. Perubahan pola tidur berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh.
PERENCANAAN
1. Peningkatan suhu tubuh hipertermia berhubungan dengan proses infeksi
Tujuan :
Klien dapat mengungungkapkan keseimbangan suhu tubuh terpenuhi dengan kriteria:
- Suhu tubuh normal
- Bibir tidak kering
- Kulit teraba hangat
- Vital sign dalam batas normal:
N: 60 x/menit
P: 16x/menit
Rencanan tindakan keperawatan:
Intervensi Rasional
a. Observasi vital sign Peningkatan vital sign menunjukkan proses
teruatama suhu tubuh penyakit infeksi. Pola demam dapat
(derajata dan pola) membantu dalam diagnosis.
b. Berikan kompres hangat Kompres dapat membantu mengurangi
pada daerah dahi, leher dan demam. Kompres hangat dapat
ketiak. menimbulkan peristiwa difusi yaitu
perpindahan panas dari dalam tubuh keluar
tubuh, yaitu menyerap panas keluar tubuh.
Diletakkan didaerah dahi, leher dan ketiak
karena banyak pembuluh darah sehingga
mempercepat proses pengeluaran panas.
c. Pertahankan bedrest pasien. Menurunkan beban kerja dari usus halus,
sehingga fungsi usus halus dapat kembali
normal sehingga proses penyembuhan
menjadi lebih cepat.
d. Penata laksanaan pemberian Digunakan untuk mengurangi demam
antipiretik dengan aksi sentralnya pada hipotalamus

2. Aktivity in tolerance berhububgan dengan kelemahan fisik.


Tujuan:
Kebutuhan aktivitas klien dapat terpenuhi dengan kriteria:
- Klien tidak lemah
- Klien dapat melakukan secara mandiri.
Rencanan tindakan keperawatan:
Intervensi Rasional
a. Kaji kemampuan pasien Dengan mengetahui tingkat kemampuan
dalam melakukan aktivitas. klien dalam beraktivitas dapat dijadikan
indikator untuk merumuskan diagnosa
keperawatan selanjutnya sesuai indikasi.
b. Istirahatkan klien ditempat Agar dapat istirahat dan relaksasi dengan
tidur dan ciptakan lingkungan baik sehigga memberikan energi untuk
yang tenang. proses penyembuhan.
c. Ubah posisi klien setiap 2 Mengusahakan mengoptimalakan fungsi
jam. respiratori dan mengusahakan untuk
mengurangi daerah untuk mencegah
kerusakan jaringan.

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubh berhubungan dengan an oreksia.


Tujuan:
Klien mengatakan kebutuhan nutrisinya terpenuhi:
- Klien tidak mual
- Porsi makan dihabiskan
- Klien tidak tampak lamah
- Konjungtiva tidak pucat
- Berat badan bertambah ± 1 kg setiap minggu.
Rencana tindakan keperawatan:
Intervensi Rasional
a. Kaji kemampuan pasien Faktor ini menentukan pemilihan terhadap
mengunyah dan menelan. jenis makanan sehingga kerja usus tidak
terlalu berat.
b. Anjurkan kepada klien untuk Dengan memberikan makan dalam porsi
makan dalam porsi kecil tapi kecil tapi sering diharapkan kebutuhan
sering. nutrisi klien dapat terpenuhi secara akurat.
c. Timbang berat badan sesuai Mengevaluasi kebutuhan atau kebutuhan
indikasi. mengubah pemberian nutrisi klien.
d. Berikan anti emetik dan Anti emetik sebagai obat untuk mengurangi
vitamin penambah nasu rasa mual dan muntah. Vitamin dapat
makan. memberikan rasa nafsu makan klien
bertambah.

4. Gangguan eliminasi BAB; Obstipasi berhubugan dengan peningkatan metabolisme.


Tujuan:
Kebutuhan eliminasi klien BAB klien terpenuhi dengan kriteria:
- Pasien mengatakan nyeri abdomen berkurang
- BAB klien lancar
- BAB klien teratur
Rencanan tindakan keperawatan:
Intervensi Raional
a. Catat adanya distensi Distensi dan hilangnya peristaltik usus
abdomen dan auskultasi merupakan tanda bahwa fungsi defekasi
peristaltik usus. hilang yang kemungkinan berhubungan
dengan kehilangan persarafan para simpatis
usus besar dengan tiba-tiba.
b. Anjurkan klien untuk banyak Air hangat dapt membantu untuk
minum air hangat. melunakkan feces dan mempercepat proses
absorbsi pada usus halus.
c. Beri diit tinggi serat bila Makanan tinggi serat dapat juga membantu
diidikakasikan. melunakkan feces.

5. Perubahan pola tidur berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh.


Tujuan:
Kebutuhan istirahat tidur pasien terpenuhi dengan kriteria:
- Klien dapat tidur sesuai dengan kebutuhan.
- Konjungtiva tidak pucat.
Rencana tindakan keperawatan:
Intervensi Rasional
a. Ciptakan lingkungan yang Lingkungan yang tenang dapat membantu
tenang menjelang dan selalma klirn untuk tidur nyenyak sehingga
pasien tidur. kebutuhan tidur klien dapat terpenuhi.
b. Atur posisi senyaman Posisi yang nyaman dapat membuat tidur
mungkkin. klien mudah terjaga sehingga kebutuhan
tidur klien teratasi.

Anda mungkin juga menyukai