Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PEMBAHASAN KASUS

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok


Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah

Disusun oleh :
1. Nurul Ulpa NPM 220110166001
2. Neng Anisa Purnama Cahya NPM 220110166002
3. Mohamad Faisal Nurjaman NPM 220110166003
4. Astry Try Andini NPM 220110166004
5. Sri Rahayu NPM 220110166005
6. Ismailah Alam NPM 220110166006
7. Ranti Gilar Gunani NPM 220110166007
8. Reggy Arsanda Eka Pratama NPM 220110166008
9. Mega Mey Herviyanti NPM 220110166009
10. Meisya Isdiarti Pratiwi NPM 220110166010
11. Lisfa Asifah NPM 220110166011
12. Deanny Melati Sukma NPM 220110166012

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
GARUT
2018
KASUS 1

Tn. B., 40 tahun, akhir-akhir ini sering mengalami demam serta diare tak sembuh-

sembuh hampir lebih dari satu bulan. Berat badan yang semula 55 kg menurun

menjadi 48 kg dalam satu bulan terakhir ini. Klien juga sering mengalami gatal-

gatal, batuk dan sesak napas. Pada pemeriksaan fisik ditemukan; turgor jelek,

mata cekung, banyak stomatitis pada bibir dan mukosa mulut, pruritus pada

daerah dada, abdomen dan lipatan paha, pembesaran limpha (+), T: 90/70 mmHg,

N: 100 x/mnt., R: 32 x/mnt., T: 37,5oC.

Pertanyaan :

1. Jelaskan faktor resiko dari kelainan pada kasus tersebut?

2. Jelaskan mekanisme fatofisiologis terjadinya masalah kesehatan pada kasus

tersebut?

3. Identifikasi 3 diagnosa keperawatan prioritas pada kasus diatas?

4. Buat rancangan asuhan keperawatan dari 3 diagnosa keperawatan pada

kasus diatas?

Jawaban:

1. Pada kasus ini klien mengalami demam serta diare tak sembuh-sembuh,

berat badan menurun, gatal-gatal, batuk dan sesak nafas. pemeriksaan fisik

ditemukan turgor kulit jelek, mata cekung, banyak stomatitis pada bibir

dan mukosa mulut, pluritus pada daerah dada, abdomen dan lipatan paha,

pembesaran limfa, Tekanan Darah: 90/70 mmHg, Nadi: 100 x/mnt.,

Respirasi: 32 x/mnt., Temperatur: 37,5°C. Faktor resikonya antara lain:


a. Tidak memakai pelindung ketika melakukan hubungan seksual dengan

lebih dari satu pasangan

b. Tidak memakai pelindung ketika melakukan hubungan seksual dengan

orang dengan HIV positif

c. Memiliki penyakit menular seksual lain seperti syphilis, herpes,

chlamydia, gonorrhea atau bacterial vaginosis.

d. Bergantian dalam memakai jarum suntik

e. Mendapatkan transfusi darah yang terinfeksi virus HIV

f. Memiliki sedikit salinan gen CCL3L1 yang membantu melawan infeksi

HIV

g. Ibu yang memiliki HIV


2. Mekanisme Patofisiologi

3. Diagnosa Keperawatan

a. Ketidakseimbangan cairan b.d diare

Ds : pasien mengatakan diare tak sembuh lebih dari satu bulan

Do : turgor jelek, mata cekung


b. Ketidakefektifan pola nafas b.d jalan nafas terganggu akibat spasme

otot-otot pernafasan dan penurunan ekspansi paru

Ds : pasien mengatakan mengalami sesak nafas dan batuk

Do : R: 32 x/mnt

c. Kerusakan integritas kulit b.d manifestasi HIV

Ds : pasien mengatakan sering gatal-gatal

Do : Pruritus pada daerah dada abdomen dan lipatan paha

4. Rancangan Asuhan Keperawatan (Halaman selanjutnya)


No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional Implementasi
1. Ketidakseimbangan cairan Setelah dilakukan asuhan 1. Intruksikan pasien atau 1. Supaya kuantitas dan 1. Menginstruksikan pasien
b.d diare keperawatan selama 3 x keluarga mencatat warna, volume cairan feses cair atau keluarga mencatat
Ds : pasien mengatakan diare 24 jam klien menunjukkan jumlah, frekuensi, dan dapat diukur untuk warna, jumlah, frekuensi,
tak sembuh lebih dari satu hasil adekuat dengan konsistensi dari feses mencatat kehilangan dan konsistensi dari feses
bulan kriteria : cairan. dengan pemberian penkes
Do : a. Menjaga daerah sekitar 2. Evaluasi intake makanan yang 2. Untuk mengistirahatkan 2. Mengevaluasi intake
turgor jelek rectal dari iritasi masuk usus selama periode makanan yang masuk,
mata cekung b. Menjelaskan penyebab inflamasi akut yang dengan konseling dengan
diare dan rasional berkaitan dengan infeksi tim medis lain. Dan makan
tindakan usus yang berat dengan porsi kecil
c. Mempertahankan 3. Intruksikan pasien makan 3. Agar mengurangi diare 3. Mengintruksikan pasien
turgor kulit rendah serat, tinggi protein, makan rendah serat, tinggi
dan tinggi kalori jika protein, dan tinggi kalori
memungkinkan jika memungkinkan dengan
konseling gizi
4. Kolaboratif pemberian obat 4. Untuk menurunkan diare 4. Mengkolaborasikan obat
anti diare dan spasme usus antidiare

5. Ajarkan tehnik menurunkan 5. Supaya dapat menurunkan 5. Mengajarkan tehnik


stress stress menurunkan stress dengan
menganjurkan
mendengarkan dzikr
2. Ketidakefektifan pola nafas Setelah dilakukan asuhan 1. Posisikan pasien untuk 1. Supaya dapat melancarkan 1. Memposisikan pasien semi
b.d jalan nafas terganggu keperawatan selama 3 x meminimalkan ventilasi ventilasi udara fowler agar ventilasi udara
akibat spasme otot-otot 24 jam klien menunjukkan normal
pernafasan dan penurunan pertukaran hasil dengan 2. Lakukan fisioterapi dada 2. Untuk membersihkan 2. Melakukan fisioterapi dada
ekspansi paru kriteria : saluran nafas dengan dengan perkusi dan
Ds : pasien mengatakan a. Tanda tanda vital fibrasi tiap 2 jam sekali
mengalami sesak nafas dan normal (tekanan darah, 3. Atur intake untuk cairan 3. Agar dapat 3. Mengatur asupan cairan
batuk nadi) mengoptimalkan mempertahankan cairan
Do : keseimbangan
RR: 32 x/mnt 4. Anjurkan klien untuk banyak 4. Untuk mencegah 4. Menganjurkan klien untuk
TD: 90/70 mmHg istirahat pengeluaran tenaga yang banyak istirahat tidak
Nadi: 100 x/mnt berlebihan banyak beraktivitas
3. Kerusakan integritas kulit b.d Setelah dilakukan asuhan 1. Anjurkan pasien untuk 1. Supaya tidak merusak 1. Menganjurkan pasien
manifestasi HIV keperawatan selama 3 x memakai pakaian yang longgar integritas kulit memamkai baju longgar
Ds : pasien mengatakan 24 jam klien menunjukkan 2. Hindari kerutan pada tempat 2. Supaya tida menyebabkan 2. Menghindari kerutan pada
sering gatal-gatal hasil adekuat dengan tidur kerusakan kulit tambahan tempat tidur pasien
Do : Pruritus pada daerah kriteria : 3. Jaga kebersihan kulit 3. Supaya mencegah kulit 3. Menjaga kebersihan kulit
dada abdomen dan lipatan a. Tidak ada luka/lesi infeksi dengan tidak menggaruk,
paha pada kulit menggunakan sabun yang
b. Menunjukan nonabrasif, memakai salep
pemahaman dalam lembab kulit
proses perbaikan kulit 4. Anjurkan mobilisasi pasien 4. Supaya mencegah disrupsi 4. Menganjurkan pasien untuk
dan mencegah kulit sering mengubah posisi
terjadinya cedera tidur dengan
berulang memperthanakna imobilitas
c. Mampu melindungi istirahat atau tidur.
kulit dan
mempertahankan
kelembaban kulit dan
perawatan alami
KASUS 2
Bapak H, 46 tahun, menikah, memiliki 3 anak bekerja di sebuah kantor pemerintah, datang ke

UGD dengan keluhan demam, kelelahan, dan perdarahan gusi sejak tiga hari terakhir. Pada

pemeriksaan fisik didapat pasien tampak pucat, terdapat echimosis dan perdarahan pada gusi.

Data laboratorium menunjukkan jumlah sel darah putih (WBC) 17.000/μl, hemoglobin 9.4

g/dl, dan trombosit 72,000/μl. Sel darah putih differential; 19 % limfosit, 15 % monosit, 6

% eosinophils, dan 60 % lain-lain. Tanda vital menunjukkan TD: 140/80 mmHg, RR 34

x/mnt, Nadi 104 x/mnt. Bapak H disarankan dirawat inap untuk mendapatkan pengobatan

awal dan perawatan.

Pertanyaan :

1. Jelaskan faktor resiko dari kelainan pada kasus tersebut?

2. Jelaskan mekanisme fatofisiologis terjadinya masalah kesehatan pada kasus tersebut?

3. Identifikasi 3 diagnosa keperawatan prioritas pada kasus diatas?

4. Buat rancangan asuhan keperawatan dari 3 diagnosa keperawatan pada kasus diatas?

JAWABAN :

1. Faktor Resiko ITP (immune thrombocytopenic purpura)

a. Jenis kelamin. Wanita dua kali lebih berisiko mengembangkan ITP daripada pria

b. Infeksi virus. Banyak anak-anak yang menderita ITP mengalami gangguan

kesehatan setelah terinfeksi virus, misalnya gondok, campak, bahkan infeksi

saluran pernapasan
2. a. Patofisiologi ITP

Faktor Resiko Lekemia

1) Radiasi; orang yang sering terkena radiasi dosis tinggi lebih sering

mendapatkan AML, CML dan ALL.

2) Ledakan bom atom; radiasi sangat tinggi disebabkan ledakan bom atom

(seperti yang telah terjadi di Jepang selama perang dunia kedua), manusia

terutama anak-anak yang selamat mempunyai faktor resiko terkena leukemia.

3) Terapi radiasi; salah satu sumber paparan radiasi tingkat tinggi adalah kanker

atau penyakit lain dengan radiasi. Terapi radiasi dapar meningkatkan resiko

leukemia.
4) Sinar x atau rontgen. Diagnosis dengan sinar x dan CT Scan menimbulkan

paparan radiasi tingkat rendah yang banyak. Belum ada yang mengetahui

hubungan radiasi tingkat rendah terhadap leukemia pada anak dan dewasa.

5) Merokok; merokok meningkatkan resiko terkena AML

6) Benzene; Paparan benzena pada pekerja dapat menyebabkan AML. Dapat juga

menyababkan CML atau ALL. Benzena biasanya digunakan pada industri

kimia. Dapat juga ditemukan pada rokok dan bensin.

7) Kemoterapi; pasien kanker yang diobati dengan obat antikanker, kadang-

kadang terkena ALL atau AML. Sebagai contoh pasien yang diobati dengan

ankylating agent atau topoisomerase inhibitor berhubungan dengan perubahan

kearah perkembangan leukemia akut

8) Sindroma Down. sindroma Down dan penyakit genetik lain meningkatkan

resiko perkembangan leukemia akut

9) Mielodisplasia sindrom (MDS) atau kelainan darah tertentu; orang dengan

kelainan darah tertentu meningakatkan resiko AML

10) Virus Human T-Cells tipe 1 (HTLV-1); orang dengan HTLV-1 meningkatkan

resiko terkena leukimia jarang yang dikenal sebagai leukemia T-Cells dewasa.

Meskipun HTLV-1 dapat menyababkan penyakit yang jarang ini leukemia T-

Cells dewasa dan leukemia yang lain tidak berhubungan

11) Riwayat keluarga menderita leukemia;jarang sekali seseorang mempunyai

riwayat keluarga leukemia. Jika ini terjadi akan meningkatkan resiko CLL.

Tetapi hanya beberapa orang dengan CLL yang mempunyai ayah, saudara dan

anak yang mempunyai leukemia jenis ini.


b. Leukemia granulositik kronik (LGK)

Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukositosis lebih dari 50.000/mm3,

pergeseran ke kiri pada hitung jenis, trombositemia, kromosom Philadelphia,

kadar fosfatase alkali leukosit rendah atau sama sekali tidak ada, kenaikan kadar

vitamin B12 dalam darah. Pada pemeriksaan sumsum tulang didapatkan keadaan

hiperselular dengan peningkatan jumlah megakariositdan aktivitas granulopoesis.

c. Patofisiologi Lekemia
3. Diagnosa Keperawatan

a. Ketidakseimbangan perfusi jaringan perifer b.d penurunan suplai O2 konsentrasi

Hb dalam darah

DS : Klien merasa sering Lelah

DO : - Demam

- TD: 140/80 mmHg Echimosis

- Pucat

- Hemoglobin 9.4 g/dl

b. Nyeri akut b.d agen cedera fisik

Ds : Klien mengatakan perdarahan pada gusi semenjak 3 hari terkahir

Do : Echimosis

c. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan

Ds : Klien mengatakan sering lelah

Do : - TD: 140/80 mmHg,

- RR 34 x/mnt,

- Nadi 104 x/mnt

4. Rancangan Asuhan Keperawatan (halaman selanjutnya)


No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional Implementasi
1. Ketidakseimbangan perfusi Setelah dilakukan asuhan 1. Kolaborasi pemberian analgetik 1. Supaya mengurangi 1. Mengkolaborasikan
jaringan perifer b.d keperawatan selama 3 x 24 jam intensitas nyeri pemberian analgetik
penurunan suplai O2 klien menunjukkan hasil 2. Instruksikan keluarga untuk 2. Supaya dapat 2. Mengintruksikan keluarga
konsentrasi Hb dalam darah adekuat dengan kriteria : mengobservasi kulit jika ada isi mengetahui lebih awal mengobservasi kulit dengan
Ds : Klien merasa sering a. TD dalam rentang yang atau laserasi gejala tambahan penkes
Lelah diharapkan
Do : 3. Batasi gerakan pada kepala, 3. Agar mengurangi 3. Membatas gerakan pasien
Demam leher dan punggung aktivitas yang pada kepala, leher dan
TD: 140/80 mmHg menyebabkan gejala punggung
Echimosis
Pucat
Hemoglobin 9.4 g/dl
2. Nyeri akut b.d agen cedera Setelah dilakukan asuhan 1. Ajarkan teknik nonfarmakologi 1. Supaya mengurangi 1. Mengajarkan teknik non
fisik keperawatan selama 3 x 24 jam rasa nyeri farmakologi dengan
Ds : Klien mengatakan klien menunjukkan hasil relaksasi dan distraksi
perdarahan pada gusi adekuat dengan kriteria : 2. Tingkatkan istirahat 2. Agar dapat mengurangi 2. Menganjurkan klien untuk
semenjak 3 hari terkahir a. Mampu mengontrol nyeri istensitas nyeri meningkatkan istirahat
Do : b. Melaporkan nyeri 3. Monitor penerimaan pasien 3. Agar supaya 3. Memonitor penerimaan
Echimosis berkurang dengan tentang manajemen nyeri mengetahui respon pasien dengan menanyakan
manajemen nyeri pasien skala dan intensitas nyeri
c. Meraskan nyaman setelah
nyeri berkurang
3. Intoleransi aktivitas b.d Setelah dilakukan asuhan 1. Sediakan penguatan positif bagi 1. Supaya tidak 1. Menyediakan penguatan
kelemahan keperawatan selama 3 x 24 jam yang aktif beraktivitas mengurangi semangat positif dengan memberi
Ds : Klien mengatakan klien menunjukkan hasil klien semangat
sering lelah adekuat dengan kriteria : 2. Bantu pasien untuk 2. Agar motivasi dalam 2. Membantu pasien untuk
Do : a. Peningkatan TTV mengembangkan motivasi diri diri berkembang kuat mengembangkan motivasi
TD: 140/80 mmHg, b. Status kardiovulmonar dan pengembangan dengan konseling aktivitas
RR 34 x/mnt, membaik
Nadi 104 x/mnt c. Sirkulasi status baik 3. Monitor respon fisik, emosi, 3. Agar supaya 3. Memonitor respon fisik,
d. Status respirasi pertukaran sosial, dan spiritual mengetahui gejala emosi, sosial, dan spiritual
gas dan ventilasi adekuat tambahan dari respon dengan konseling
klien psikologis

Anda mungkin juga menyukai