Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

Dyspepsia Pada Ny. Y

Di Puskesmas Cikembulan

Pembimbing : IbuTetiAgustin,S.Kp.,M.Kep

Disusun Oleh:

Nama: Nida rosyida

Nim: 10119008

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


BAKTI TUNAS HUSADA
TASIKMALAYA
2020
1. PENGERTIAN
Dispepsia berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata (dys) buruk dan peptei
(pencernaan). Secara lebih jelas, arti kata dispepsia adalah sekumpulan gejala nyeri,
perasaan tidak enak pada perut bagian atas yang menetap, atau berulang disertai
dengan gejala lainnya seperti rasa penuh saat makan, cepat kenyang, kembung,
bersendawa, nafsu makan menurun, mual, muntah, dan dada terasa panas, yang
berlangsung sejak 3 bulan terakhir, dengan awal gejala timbul 6 bulan sebelumnya.
2. ETIOLOGI
Berdasarkan penyebabnya, dispepsia dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu dispepsia
organik dan dispepsia fungsional.
a. Dispepsia organik
1) Dispepsia tukak. Gejala yang ditemukan biasanya nyeri ulu hati pada waktu tidak
makan / perut kosong.
2) Dispepsia tidak tukak. Gejalanya sama dengan dispepsia tukak, bisa pada pasien
gastritis, deudenis, tetapi pada pemeriksaan tidak di temukan tanda-tanda tukak.
3) Rufluks gastroesofagus. Gejala berupa rasa panas di dada dan regurgitasi terutama
setelah makan.
4) Penyakit saluran empedu. Keluhan berupa nyeri mulai dari perut kanan atas atau
ulu hati yang menjalar ke bahu kanan dan punggung.
5) Karsinoma. Kanker esofagus, kanker lambung, kanker pankreas, kanker hepar.
6) Pankreatitis. Keluhan berupa nyeri mendadak yang menjalar ke punggung, perut
terasa makin tegang dan kencang.
7) Sindrom malabsorpsi. Keluhan berupa nyeri perut, nausea, anoreksia, sering
flatus, dan perut kembung.
8) Gangguan metabolisme. Sebagai contoh diabetes dengan neuropatisering timbul
komplikasi pengosongan lambung yang lambat sehingga menimbulkan nausea,
perasaan lekas kenyang. Hipertiroid menimbulka rasa nyeri di perut, nausea, dan
anoreksia.
b. Dispepsia fungsional
1) Faktor asam lambung pasien. Pasien biasanya sensitif terhadap kenaikan produksi
asam lambung dan hal tersebut menimbulkan nyeri.
2) Kelainan psikis, stres, dan faktor lingkungan. Stres dan faktor lingkungan diduga
berperan pada kelainan fungsional saluran cerna, menimbulkan gangguan sirkulasi,
motilitas, klan vaskularisasi.
3) Gangguan motilitas. Mekanisme timbulnya gejala dyspepsia mungkin di
pengaruhi oleh susunan saraf pusat, gangguan motilitas di antaranya pengosongan
lambung lambat, abnormalitas kontraktif, refluks gastroduodenal.
4) Penyebab lain-lain, seperti adanya kuman helicobacterpylori,gangguan motilitas
atau gerak mukosa lambung, konsumsi banyak makanan berlemak, kopi, alkohol,
rokok, perubahan pola makan dan pngaruh obat-obatan yang dimakan secara
berlebihan dan dalam waktu lama.
3. TANDA DAN GEJALA

Sindrom dispepsia dapat terjadi ketika jumlah asam lambung meningkat dan
menyebabkan iritasi pada dinding lambung. Iritasi ini menyebabkan munculnya
berbagai keluhan di lambung yang dapat terasa hingga kerongkongan.
Keluhan nyeri pada lambung inilah yang sering membuat dispepsia dikenal juga
sebagai keluhan nyeri lambung atau sakit maag.
Sindrom dispepsia dapat terjadi karena pengaruh gaya hidup, seperti:

 Pola makan yang kurang baik, misalnya makan tidak teratur atau banyak
mengonsumsi makanan yang berlemak dan pedas
 Terlalu sering konsumsi minuman berkafein
 Kebiasaan konsumsi minuman beralkohol
 Kebiasaan merokok
 Berat badan berlebihan atau obesitas.

4. ANATOMI FISIOLOGI

1) Anatomi

2). Fisiologi

fisiologi Lambung :

a. Mencerna makanan secara mekanikal.


b. Sekresi, yaitu kelenjar dalam mukosa lambung mensekresi 1500– 3000 mL

gastric juice (cairan lambung) per hari. Komponene utamanya yaitu mukus,

HCL (hydrochloric acid), pensinogen, dan air. Hormon gastrik yang disekresi

langsung masuk kedalam aliran darah.

c.   Mencerna makanan secara kimiawi yaitu dimana pertama kali protein dirobah

menjadi polipeptida

d. Absorpsi, secara minimal terjadi dalam lambung yaitu absorpsi air, alkohol,

glukosa, dan beberapa obat.

e. Pencegahan, banyak mikroorganisme dapat dihancurkan dalam lambung oleh

HCL.

f. Mengontrol aliran chyme (makanan yang sudah dicerna dalam lambung)

kedalam duodenum. Pada saat chyme siap masuk kedalam duodenum, akan

terjadi peristaltik yang lambat yang berjalan dari fundus ke pylorus.

5. PATOFISIOLOGI

Patofisiologi ulkus peptikum yang disebabkan oleh Hp dan obatobatan anti-

inflamasi nonsteroid (OAINS) telah banyak diketahui. Dispepsia fungsional

disebabkan oleh beberapa faktor utama, antara lain gangguan motilitas

gastroduodenal, infeksi Hp, asam lambung, hipersensitivitas viseral, dan faktor

psikologis. Faktorfaktor lainnya yang dapat berperan adalah genetik, gaya hidup,

lingkungan, diet dan riwayat infeksi gastrointestinal sebelumnya.

A. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
Nama :yeli purwanti
Umur :28 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Alamat : cikangkung 1/3
Status :sudah menikah
Agama :islam
Suku :sunda
Diagnose medis :dypepsia
Tanggal masuk : 4 mei 2021
Tanggal pengkajian:4mei 2021
2. Identitas penanggung jawab
Nama : budi rohman
Umur :33 tahun
Jenis kelamin : laki laki
Alamat :cikangkung 1/3
Hubungan : suami
Agama : islam
Suku :sunda

3. Analisa data

Data etiologi Masalah

DS: -pasien mengeluh Implamasi mukosa Nyeri akut.


nyeri ulu hati lambung
-pasien mengeluh panas di
perut dan di dada.
-klien mengatakan perut
terasa kembung

DO:- pasien tampak


lemas.
-pasien tampak memegang
perutnya
Tekanan darah: 90/70
mmhg
Nadi : 70 x/menit
Suhu :37 C
Respirasi : 20 x/menit

- DS: Klien mengatakan Anoreksia Ketidakseimbangan nutrisi


tidak nafsu makan kurang dari kebutuhan
- Klien mengatakan tubuh
mual dan muntah
- Klien mengatakan
lemah, lesu dan letih

DO:
- Klien tampak tidak
menghabiskan porsi
makanan
- Klien tampak
mengahbiskan ½ dari
porsi makanan yang
dihidangkan

4. Rencana keperawatan
Nama pasien :Ny. Yesi purwanti
Umur :28ntahun

No DIAGNOSA Kriteria Hasil INTERVENSI


1. Nyeri akut Manajemen nyeri: akut
1. Menggunakan
DS: skala nyeri untuk 1. Lakukan pengkajian
- Klien mengidentifikasi nyeri secara
mengatakan tingkat nyeri komprehensif yang
nyeri pada ulu 2. Melaporkan meliputi lokasi,
hati bahwa nyeri karakteristik, durasi,
- Klien berkurang dengan frekuensi, kualitas,
mengatakan rasa menggunakan intensitas dan faktor
panas di perut manajemen nyeri. pencetus.
dan di dada 3. Melaporkan 2. Observasi adanya
- Klien kebutuhan tidur petunjuk nonverbal
mengatakan dan istirahat mengenaiketidaknyama
perut terasa tercukupi nan
kembung 4. Mampu 3. Gunakan strategi
menggunakan komunikasi terapeutik
DO : metode non untuk mengetahui
- Klien tampak farmakologi untuk pengalaman nyeri dan
memegang mengurangi nyeri dan sampaikan
perutnya penerimaan pasien
- Klien tampak terhadap nyeri.
meringis skala 4. Berikan informasi
nyeri 4 mengenai nyeri
5. Ajarkan penggunaan
teknik non farmakologik
(Teknik relaksasi)
6. Kendalikan faktor
lingkungan yang dapat
mempengaruhi respon
pasien terhadap
ketidaknyamanan
7. Kolaborasi dengan Tim
kesehatan lainnya untuk
memilih dan
mengimplementasikan
tindkan penurun nyeri.
8. Dukung istirahat dan
tidur yang adekuat
untuk membantu
penurunan nyeri
9. Beritahu dokter jika
tindakan tidak berhasil

2. Ketidakseimbangan Manajemen Nutrisi


nutrisi kurang dari Kriteria Hasil :
kebutuhan tubuh 1. Tentukan status gizi
1. Adanya pasien dan kemampuan
DS: peningkatan berat pasien untuk memenuhi
- Klien badab sesuai kebutuhan gizi
mengatakan dengan tujuan 2. Identifikasi adanya
tidak nafsu 2. Berat badan ideal alergi atau intoleransi
makan dan susah sesuai dengan makanan yang dimiliki
untuk menelan tinggi badan pasien
- Klien 3. Mampu 3. Lakukan atau bantu
mengatakan mengidentifikasi pasien terkait dengan
makan 3 sendok kebutuhan nutrisi perawatan mulut
saja 4. Tidak ada tanda- sebelum makan.
- Klien tanda malnutrisi 4. Intruksikan pasien
mengatakan 5. Menunjukkan mengenai kebutuhan
mulutnya terasa peningkatan fungsi nutrisi
kotor pengecapan dan
- Klien menelan
mengatakan 6. Tidak terjadi
lemah, lesu dan penurunan berat
letih badan yang berarti

DO:
- Klien tampak
tidak
menghabiskan
porsi makan
- Mulut dan gigi
klien kelihatan
kotor
- Klien tampak
lemah dan tidak
bertenaga
BB : 58 Kg
TB : 168 cm

Anda mungkin juga menyukai