Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN

PENDAHULUAN DAN
ASUHAN KEPERAWATAN
KMB 1 ( KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1 )
DYSPEPSIA
A. Konsep Dasar
• Definisi
Dispepsia merupakan gejala keganasan saluran cerna bagian atas. Pada
pasien dewasa muda, penyebab tersering dari dyspepsia adalah refluks
gastroesofagus dan gastritis. Reaksi ini menimbulkan gangguan
ketidakseimbangan metabolisme dan seringkali menyerang individu
usia produktif (30-50 tahun). (Ida, 2018)
• Etiologi
1. Bacteri helicobacter pylori
2. Merokok
3. Stress
4. Efek samping obat-obatan tertentu
5. Mengkonsumsi obat-obatan tertentu
6. Alkohol
7. Mengkonsumsi makanan yang terlalu pedas dan asam
• Klasifikasi
a. Dispepsia organic : Bila telah diketahui adanya kelainan organic
sebagai penyebabnya. Sindrom dyspepsia organic terdapat kelainan
yang nyata terhadap organ tubuh misalnya tukak (ulkuspeptikum),
gastritis, stomach cancer, gastroesophageal, refluksdisease,
hyperacidity.
b. Dispepsia non organic (DNU)/ dyspepsia fungsional : bila tidak jelas
penyebabnya. Dispepsia fungsional tanpa disertai kelainan atau
gangguan struktur organ berdasarkan pemeriksaan klinis,
laboratorium, radiologi, dan endoskopi. (Ida, 2018)
• Patofisiologi
Faktor penyebab dari dyspepsia antara lain ialah stress, pola hidup seperti
minum kopi, konsumsi alcohol dan merokok menjadi factor pemicu terjadinya
rasa tidak nyaman diperut. Ini dikarenakan adanya peningkatan asam lambung
(HCL) yang mengiritasi mukosa lambung. Peningkatan sensitivitas mukosa
lambung dapat terjad akibat pola makan yang tidak teratur. Pola makan yang
tidak teratur membuat lambung sulit untuk beradaptasi dalam pengeluaran
sekresi asam lambung. Jika ini berlangsung dalam waktu yang lama, produksi
asam lambung akan berlebihan sehingga dapat mengiritasi dinding mukosa
pada lambung. Peningkatan asam lambung ini dapat menyebabkan respon
mual dan muntah sehingga menyebabkan deficit nutrisi. Peningkatan HCL yang
mengiritasi mukosa lambung memicu nyeri epigastric sehingga terjadi nyeri
akut. Nyeri akut menyebabkan adanya perubahan Kesehatan yang
mengakibatkan pasien cemas (ansietas) karena kurang pengetahuan tentang
respon tubuh terhadap penyakit.
• Manifestasi Klinis
1. Rasa penuh setelah makan
2. Perut menonjol
3. Perasaan cepat kenyang
4. Tidak nafsu makan
5. Kembung setelah makan
6. Nyeri ulu hati dan dada
7. Mual muntah
8. Penurunan berat badan
9. Perdarahan
10. Anemia
11. Pembesaran kelenjar limfe
• Komplikasi
Penderita sindroma dyspepsia selama bertahun-tahun dapat memicu
adanya komplikasi yang tidak ringan. Komplikasi yang dapat terjadi
antara lain perdarahan, kanker lambung, muntah darah dan terjadinya
ulkus peptikus (Purnamasari, 2017).
• Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium : biasanya meliputi hitung jenis sel darah
lengkap dan pemeriksaan darah dalam tinja dan urin. Seseorang
yang diduga menderita dyspepsia ulkus sebaiknya diperiksa derajat
keasaman lambung. Jika diduga suatu keganasan, dapat diperiksa
tumor marker (dugaan karsinoma kolon), dan (dugaan karsinoma
pancreas).
b. Endoskopi : biasanya digunakan untuk mendapatkan contoh
jaringan dari lapisan lambung melalui Tindakan biopsy.
c. Pemeriksaan penunjang lainnya seperti foto polos abdomen,
serologi H. pylori, urea breath test, dan lain-lain dilakukan atas
dasar indikasi (Ida, 2017)
• Penatalaksanaan
a. Nonfarmakologis : Tindakan-Tindakan keperawatan dalam
perawatan pasien dengan gangguan nyeri abdomen yaitu mengatur
posisi pasien, hipnoterapi, terapi relaksasi, manajemen nyeri dan
terapi perilaku,
b. Farmakologis : pengobatan dyspepsia mengenal beberapa obat,
yaitu antasida. Pemberian antasida tidak dapat dilakukan terus
menerus, karena hanya bersifat simtomatis untuk mengurangi nyeri.
Obat yang termasuk golongan ini adalah simetidin, ranitidine, dan
fomotidin. Pemasangan cairan periental, pemasangan naso gastric
tube (NGT) jika diperlukan (Amelia, 2018).
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. PENGKAJIAN
I. Identitas Klien : meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku
bangsa, pekerjaan, pendidikan, alamat, nomer register.
II. Identitas Penanggung Jawab : meliputi nama, umur, jenis kelamin,
pekerjaan, hubungan dengan pasien.
III. Keluhan Utama : nyeri/pedih pada epigastrium disam[ing atas dan
bagian samping dada depan epigastrium, mual, muntah, dan tidak
nafsu makan, kembung dan perasaan kenyang.
IV. Riwayat Kesehatan Sekarang : klien dengan dyspepsia mempunyai
keluhan nyeri perut, rasa perih di ulu hati, nafsu makan berkurang, rasa
cepat kenyang, perut kembung, rasa panas di dada dan perut
(Djojoningrat, 2014).
V. Riwayat Kesehatan Dahulu : Biasanya klien pernah mengalami
penyakit gastritis, hipertensi.
VI. Riwayat Kesehatan Keluarga : adakah anggota keluarga yang lain
juga pernah menderita penyakit saluran pencernaan.
VII. Pola Makan : yaitu kebiasaan makan yang tidak teratur, makanan
yang kurang serat dan makan makanan yang merangsang selaput
mukosa lambung berat badan sebelum dan sesudah sakit.
VIII. Riwayat Psikososial : keadaan emosional, hubungan dengan
keluarga, teman adanya masalah interpersonal yang bisa menyebabkan
stress.
IX. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala dan rambut : bentuk kepala simetris, dapat digerakkan, kulit
kepala bersih dan tidak rontok, tidak/ada uban, bentuk rambut.
2. Mata : konjungtiva tidak anemis, posisi bola mata simetris, normal
penglihatan.
3. Hidung : bentuk dan posisi simetris, tidak terdapat secret, tidak ada
pernapasan cuping hidung, tidak ada polip.
4. Telinga : bentuk dan posisi simetris, fungsi pendengaran baik, tidak
ada serumen, tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
5. Mulut dan gigi
I : Mukosa bibir kering dan terlihat berwarna pucat, tidak ada peradangan
pada mulut, kebersihan cukup, fungsi pengecapan normal.
P : terdapat atau tidak ada nyeri tekan.
6. Leher : tidak teraba adanya pembesaran kelenjar getah bening dan tiroid,
tidak terdapat massa.
7. Thoraks
I : pergerakan dada normal, tidak menggunakan alat bantu dalam bernapas.
P : tidak terdapat nyeri tekan
P : bunyi normal (sonor)
A : Tidak terdengar bunyi napas tambahan
8. Abdomen
I : bentuk simetris dan tidak ada lesi
A : bising usus 5x/menit
P : tidak ada benjolan, ada nyeri tekan
P : timpani
2. Diagnosa Keperawatan
a. Diagnosa : Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan
mencerna makanan.
Tujuan dan kriteria hasil : Status nutrisi membaik
Intervensi : Manajemen nutrisi
b. Diagnosa :Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
(iritasi pada lambung).
Tujuan dan kriteria hasil : Tingkat nyeri menurun
Intervensi : Manajemen nyeri
NO DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI
1. D.0019 L.03030 (Status Nutrisi) I.03119 (Manajemen Nutrisi)
Defisit Nutrisi b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi :
Ketidakmampuan 3x24 jam maka status nutrisi membaik 1. Identifikasi status nutrisi
mengabsorbsi nutrient dengan kriteria hasil ; 2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
1. Nyeri abdomen menurun 3. Identifikasi makanan disukai
2. Berat badan membaik 4. Monitor asupak makanan
3. IMT membaik 5. Monitor berat badan
4. Frekuensi makan membaik 6. Monitor hasil pemeriksaan laboratium
5. Membran mukosa membaik Terapeutik :
6. Porsi makan yang dihabiskan meningkat 7. Fasilitasi menentukan pedoman diet
8. Berikan makanan tinggi serat, jika perlu
9. Sajikan makanan secara menarik dan suhu
yang sesuai
10. Berikan suplemen makanan, jika perlu
Edukasi :
11. Anjurkan posisi duduk jika mampu
12. Ajarkan diet yang di programkan
Kolaborasi
13. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan
14. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan
NO DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI
1. D.0077 L.08066 (Tingkat Nyeri) I.03119 (Manajemen Nyeri)
Nyeri Akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi
selama 3x24 jam maka tingkat nyeri 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
dengan Agen Pencedera frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
Fisiologis menurun dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi skala nyeri
1. Keluhan nyeri menrun 3. Identifikasi faktor yang memperberat dan
2. Gelisah menurun memperingan nyeri
3. Muntah menurun 4. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
4. Mual menurun 5. Monitor efek samping penggunaan analgetik
5. Tekanan darah membaik Terapeutik
6. Nafsu makan membaik 6. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
7. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri
8. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
9. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri.
10. Jelaskan strategi meredakan nyeri
11. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
12. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
13. Kolaborasi pemberian analgetik
Daftar Pustaka
• Federally.A.2002.LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN
KEPERAWATAN PADA Tn.T DENGAN DISPEPSIA DI RUANG
KEMANUSIAAN, STIKES Banyuwangi. Bellvania Wafa
• Vernando.G.2017.KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN Tn.B
DENGAN DISPEPSIA DI RUANG INTERNE PRIA RSUD DR.ACHMAD
MOCHTAR BUKIT TINGGI, STIKES Perintis Padang
• Muti.A.2019.KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.P
DENGAN DISPEPSIA DI RUANG CEMPAKA RS POLRI TITUS ULY
KUPANG.Poltekkes Kemenkes Kupang
Implementasi
• Implementasi pada proses keperawatan adalah fase ketika perawat
mengimplementasikan intervensi keperawatan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Fase implementasi adalah memberikan
tindakan keperawatan actual dan respon klien yang dikaji pada fase
evaluasi. Menurut PPNI (2018), Untuk mengimplementasikan
intervensi keperawatan maka tindakan implementasi terdiri atas
tindakan observasi, terapeutik, edukasi, dan kolaborasi.
Evaluasi
• Tahap Evaluasi pada proses keperawatan meliputi kegiatan mengukur
pencapaian tujuan klien dan menentukan keputusan dengan cara
membandingkan data yang terkumpul dengan tujuan dan pencapaian tujuan
(Nursalam,2018).Evaluasi merupakan aspek penting dalam proses
keperawatan karena kesimpulan yang ditarik dari evaluasi menentukan
apakah intervensi keperawatan harus diakhiri, dilanjutkan atau diubah
(Kazier,2010)
• Dalam penerapan proses keperawatan evaluasi didokumentasikan dalam
teknik SOAP, yaitu Subjektif, Objektif, Analisa, Planning. Data Subjektif yaitu
respon nonverbal klien. Analisa yaitu menggambarkan masalah keperawatan
dapat teratasi atau tidak. Planning yaitu rencana-rencana keperawatan
selanjutnya berdasarkan analisa yang telah dilakukan (Kazier.2010)
Format Pengkajian
• I IDENTITAS
a. Klien b.Penanggung Jawab
Nama : Ny.S Nama :Ny.A
Umur : 70 Th Umur :51 Th
Jenis Kelamin : Perempuan Jenis Kelamin :Perempuan
Alamat : Pakunden,Po Alamat :Pakunden,Po
Pendidikan : SD Hubungan :Anak Kandung
No Register :095xxx
Tanggal MRS : 11 Juli 2022 (08.40)
Diagnosa Medis:Dispepsia
II.Keluhan Utama
A. Saat MRS
Muntah darah
B. Saat Pengkajian
Px mengatakan mual,dan nyeri perut

III. Riwayat Penyakit Sekarang


Px datang ke IGD RSUD Dr Harjono Ponorogo pada tanggal 11 Juli 2022 pukul 08.40 dengan keluhan
muntah darah sejak pagi, serta badan lemas. Setelah dilakukan tindakan di Igd px perlu perawatan
Intensive akhirnya px perlu perlu di rawat inap di R.Dahlia Lalu pada saat pengkajian tanggal 12 Juli
2022 pukul 12.00 pukul 12.00 pasien tampak lemah, mual dan muntah saat makan, nafsu makan
menurun dan px tampak pucat, nyeri pada perut bagian kiri bawah, rasa nyeri menjalar ke pinggang
belakang, rasa nyeri berskala 4, nyeri timbul saat selesai makan.
TD: 170/90 MmHg N: 92x/menit RR: 20x/menit
IV. Riwayat Penyakit Dahulu
Px mengatakan bahwa mempunyai riwayat penyakit RAD (Right Axis Deviation) dan Liver Sejak 1
tahun lalu

V. Riwayat Kesehatan Keluarga


Px mengatakan bahwa mempunyai riwayat penyakit keluarga yaitu Hipertensi (HT)

VI.
A. Persepsi dan harapan klien terhadap masalahnya
Klien sudah mengetahui tentang penyakitnya dan berharap agar segera sembuh
B. Persepsi dan harapan keluarga terhadapmasalah klien
Keluarga klien berharap agar pasien segera membaik dan segera pulang dan bisa beraktivitas seperti
sediakala
C. Pola interaksi
Klien dapat berinteraksi dengan keluarga dan petugas kesehatan, namun perlu mengulang berkali-
kali agar klien meresponnya
D. Pola pertahanan
Saat sakit klien berobat ke klinikpuskesmas terdekat
E. Pola dan nilai kepercayaan
Saat sakit klien tidak melakukan ibadah
POLA-POLA SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
VII. Pola Sehari-
NUTRISI
hari Makan: Pasien mengatakan sebelum sakit Makan: Pasien mengatakan saat sakit
makan sedikit namun sering, tidak ada makan 3x sehari dengan menu dari rs
gangguan saat makan makan hanya 2-3 sendok karena mual
Minum: Pasien mengatakan sebelum dan muntah
sakit minum -+ 8 gelas Minum: Pasien mengatakan minum 4-5
gelas

ELIMINASI BAB: Pasien mengatakan BAB 1x/hr BAB: Paasien mengatakan beklum BAB
dengan frekuensi lembek, warna kuning, selama di Rs
bau khas feses BAK: Pasien mengatakan 3-4x/hr
BAK: Pasien mengatakan BAK 4-5x/hr menggunakan pispot
dengan warna kuning bening

ISTIRAHAT Pasien mengatakan tidur -+ 8jam sehari Pasien mengatakan tidur sehari 6 jam
Tidak ada gangguan tidur tidur nyenyak
PERSONAL HYGIENE Mandi: 2x sehari Mandi : disibin 1x sehari
Gosok gigi : 2x sehari Gosok gigi : hanya kumur-kumur
Cuci rambut : 2x sehari menggunakan listerine
Potong kuku : 1minggu sekali Cuci rambut: belum cuci rambut selama
sakit
Potong kuku: 1minggu sekali

ISTIRAHAT Klien mengatakan dapat melakukan Klien mengatakan seluruh aktivitasnya


aktivitasnya secara mandiri dibantu oleh keluarga karena lemas
VIII. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
k/u : lemah GCS : 4,5,6
TD : 170/90 MmHg N : 92x/menit
RR : 20x/menit S : 36,5C
SPO2 : 99% BB : 38 kg
Lingkar Perut : 52cm

b. Kepala
I : Bentuk kepala mesochepal, adanya uban pada rambut
P : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa

c. Mata
I : Mata kanan Glaukoma, mata kiri masih bisa melihat, konjungtiva tidak
anemis
P : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa
d. Hidung
I : Hidung simetris, tidak ada lesi, tidak ada pernapasan cuping hidung, terpasang
nasal canuk 5 lpm
P : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa

e. Mulut
I : Mukosa bibir kering, tidak ada kelainan pada bibir

F. Telinga
I : Telinga simetris, tidak ada serumen
P : Tidak ada nyeri tekan

G. Leher
I : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada lesi
P : Vena jugularis tidak teraba
h. Thoraks
a. Paru-Paru
I : Tidak ada jejas, tampak adanya retraksi dinding dada
P : taktil fremitus normal teraba simetris
P : Sonor
A : Tidak ada bunyi tambahan
b. Jantung
I : Ictus cordis tidak terlihat
P : Ictus cordis teraba di ICS IV-V
P : Suara Pekak
A : BJ I dan BJ II reguler
i. Abdomen
I : Tidak ada lesi, tidak ada asites, tidak ada hiperpigmentasi pada kulit
A : Bising usus 16x/menit
P : Terdengar timpani
P : Terdapat nyeri tekan pada perut bawah

j. Ekstremitas
Atas : Terpasang Inf Nacl 20 tpm pada tangan kiri, akral teraba hangat
Bawah : Dapat bergerak bebas, tidak ada lesi, tidak ada massa
Kekuatan Otot 4 4
4 4

k. Integumen
I : Tidak ada hiperpigmentasi
P : Kulit keriput, temperature 36,5C
IX. Pemeriksaan Penunjang
Nama Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
DARAH LENGKAP
Hemoglobin (HGB) 15.2 g/dL 11.7 – 15.5
Eritrosit (RBC) 4.92 10*6/µl 3.8-5.2
Leukosit (WBC) H 13.23 10*3/µl 4.1-10.9
Hematokrit (HCT) 43.9 % 36.0-56.0
Trombosit (PLT) 232 10*3/µl 150-450
MCV 89.2 Fl 80.0-100.0
MCH 30.9 Pg 28.0-36.0
MCHC 34.7 g/dL 31.0-37.0
RDW-CV 12.6 % 10.0-16.5
PDW 16.6 % 12.0-18.0
MPV 9.7 Fl 5.0-10.0
PCT L 0.224 % 0.10-1.0
Lanjutan
HITUNG JENIS (DIFF)

Eosinofil 0.1 % 0.0-6.0

Basofil 0.0 % 0.0-2.0

Neutrofil H 93.2 % 42.0-85.0

Limfosit L 3.4 % 11.0-49.0

Monosit 3.3 % 0.0-9.0

Neutrofil Absolut 12.33 10*3/µl

Limfosit Absolut 0.45 10*3µl

NLR 27.56

NRBC 0.00 %

KIMIA KLINIK

GLUKOSA STRIP 179


NAMA PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN

KIMIA KLINIK

Ureum H 72.20 mg/dL 10-50

Creatinin 0.64 mg/dL 0.6-1.3

SGOT 26 µ/l 0-35

SGPT 7 juta/µl 0-35

Gamma GT 14 µ/l 0-30

Alkali Fosfatase 89 µ/l 30-120

Bilirubin Total 0.90 mg/dL 0.2-1.2

Bilirubin Direk 0.30 mg/dL 0-0.50

Bilirubin Indirek 0.6 mg/dl 0.1-0.7


Penatalaksanaan
Infus dan Injeksi
- Infus Ns 20 Tpm
- Inj Infimysi 1x500 mg
- Inj Hyson 2x100 mg
- Inj Solvinex 3x1
- Inj Lansoprazole 1x30
- Inj Metoclopramide 3x1
- Inj Cepraz 2x1
- Inj Santagesik 2x1
- Inj Sucralfate 3x1
Analisa Data

N0 TANGGAL DATA PENYEBAB MASALAH


1. 12-07-2022 Ds: Agen Pencedera Nyeri Akut
Pasien mengatakan nyeri abdomen kiri bawah, nyeri Fisiologis
terasa menjalar hingga pinggang bagian belakang, nyeri
hilang timbul, skala nyeri 4, nyeri seperti diremas, nyeri
muncul saat makan.
Do:
Pasien tampak gelisah
TD: 170/90 MmHg N: 92x/menit RR: 20x/menit

2. 12-07-2022 Ds: Ketidakmampuan Defisit Nutrien


1. Pasien mengatakan setiap makan mual dan muntah mengabsorbsi nutrient
2. Pasien mengatakan hanya makan 2-3 sendok
Do:
3. Mukosa bibir kering
4. BB sebelum sakit 40kg
5. BB saat sakt 38kg
6. Lingkar perut : 52
A. BB: 38kg TB:150cm IMT: 16.9 kg/m (kurang BB)
B. Hb: 15.2
C. K/U: Composmentis TD: 170/90 MmHg
D. Diet rendah garam
Lanjutan
NO TANGGAL DATA PENYEBAB MASALAH
1. 12-07-2022 Ds: Ketidakmampuan Defisit Nutrisi
1. Pasien mengatakan setiap makan mual dan muntah mengabsorbsi
2. Pasien mengatakan makan hanya 2-3 sendok nutrient
Do:
3. BB sebelum sakit 40kg
4. BB saat sakit 38kg
5. Lingkar perut: 52
A. BB: 38kg, TB: 150cm IMT: 16,9 kg/m (Kurang BB)
B. Hb: 15.2 Creatinin: 0.64 Ureum: 72.20
C. Pasien sadar TD: 150/100 MmHg
D. Diet rendah garam

2. 12-07-2022 Ds: Agen Pencedera Nyeri Akut


Pasien mengatakan nyeri abdomen kiri bawah, nyeri terasa Fisiologis
menjalar hingga pinggang belakang, nyeri hilang timbul, skala
nyeri 4, nyeri seperti diremas, nyeri muncul saat makan
Do:
1. Pasien tampak gelisah
2. TTV
TD : 170/90 MmHg S: 36.5C
N: 92x/menit SPO2: 99% RR: 20x/menit
Daftar Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Pencedera Fisiologis
2. Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi
nutrien
NO DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI
1. D.0019 L.03030 (Status Nutrisi) I.03119 (Manajemen Nutrisi)
Defisit Nutrisi b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi :
Ketidakmampuan 3x24 jam maka status nutrisi membaik 1. Identifikasi status nutrisi
mengabsorbsi nutrient dengan kriteria hasil ; 2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
1. Nyeri abdomen menurun 3. Identifikasi makanan disukai
2. Berat badan membaik 4. Monitor asupak makanan
3. IMT membaik 5. Monitor berat badan
4. Frekuensi makan membaik 6. Monitor hasil pemeriksaan laboratium
5. Membran mukosa membaik Terapeutik :
6. Porsi makan yang dihabiskan meningkat 7. Fasilitasi menentukan pedoman diet
8. Berikan makanan tinggi serat, jika perlu
9. Sajikan makanan secara menarik dan suhu
yang sesuai
10. Berikan suplemen makanan, jika perlu
Edukasi :
11. Anjurkan posisi duduk jika mampu
12. Ajarkan diet yang di programkan
Kolaborasi
13. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan
14. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan
NO DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI
1. D.0077 L.08066 (Tingkat Nyeri) I.03119 (Manajemen Nyeri)
Nyeri Akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi
selama 3x24 jam maka tingkat nyeri 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
dengan Agen Pencedera frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
Fisiologis menurun dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi skala nyeri
1. Keluhan nyeri menrun 3. Identifikasi faktor yang memperberat dan
2. Gelisah menurun memperingan nyeri
3. Muntah menurun 4. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
4. Mual menurun 5. Monitor efek samping penggunaan analgetik
5. Tekanan darah membaik Terapeutik
6. Nafsu makan membaik 6. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
7. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri
8. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
9. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri.
10. Jelaskan strategi meredakan nyeri
11. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
12. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
13. Kolaborasi pemberian analgetik
Defisit Nutrisi
NO TANGGAL IMPLEMENTASI RESPON

1. 12-07-2022 1. Mengidentifikasi alergi dan intoleransi 1. Pasien tidak mempunyai alergi makanan
makanan 2. Pasien mau makan, hanya saja habis makan muntah
2. Memonitor asupan makanan 3. Berat badan pasien sekarang 38kg
3. Memonitor berat badan 4. Pasien mau diberikan suplemen makanan
4. Memberikan suplemen makan 5. Pasien mau untuk posisi semi fowler dengan
5. Menganjurkan posisi duduk bersandar pada bed
6. Mengajarkan diet yang di programkan 6. Pasien mau diajarkan untuk diet rendah garam

2. 13-07-2022 1. Memonitor asupan makanan 1. Pasien makan 2-3 sendok saja


2. Memberikan suplemen makanan 2. Pasien mau mengkonsumsi suplemen makan yang
3. Menganjurkan posisi duduk diberikan
3. Pasien mau untuk posisi semi fowler dengan
bersandar pada bed
Nyeri Akut
NO TANGGAL IMPLEMENTASI RESPON

1. 12-07-2022 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, 1. Pasien mengatakan nyeri pada abdomen sebelah
durasi, frekuensi, dan kualitas nyeri kiri bawah dengan skala nyeri 4
2. Mengidentifikasi faktor yang 2. Pasien mengatakan nyeri saat makan
memperberat dan memperingan nyeri 3. Pasien beristirahat dan tidur selama diruang
3. Memfasilitasi istirahat dan tidur perawatan
4. Mengajarkan teknik nonfarmakologis 4. Pasien mau diajarkan teknik kompres hangat
untuk mengurangi rasa nyeri untuk mengurangi nyeri
5. Memberikan analgetik 5. Pasien mau diberikan analgetik

2. 13-07-2022 1. Memfasilitasi istirahat dan tidur 1. Pasien mau untuk beristirahat


2. Memberikan analgetik 2. Pasien mau diberikan analgetik
CATATAN PERKEMBANGAN
NO TANGGAL EVALUASI TTD
1. 12-07-2022 S: Pasien mengatakan mau makan, namun setelah makan muntah
Defisit Nutrisi O: K/U lemah, pasien tampak lemas, makan tidak habis
A: Masalah deficit nutrisi belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi no 2, 4, 5, 10, 11, dan 12

2. 12-7-2022 S: Pasien mengatkan masih sedikit nyeri pada abdomen


Nyeri Akut O: K/U lemah TD: 170/90 MmHg N: 92x/menit RR: 20x/menit SPO2: 99%
A: Masalah Nyeri Akut belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi no 1, 2, 3, 8, 11, dan 13

1. 13-07-2022 S: Pasien sudah tidak mengeluh mual dan muntah


Defisit Nutrisi O: K/U lemah, pasien tampak mkan 2-3 sendok
A: Masalah deficit nutrisi teratasi
P: Hentikan Intervensi

2. 13-07-2022 S: Pasien mengatakan sudah tidak nyeri


Nyeri Akut O: K/U lemah TD: 150/100 MmHg N: 94x/menit RR: 20x/menit SPO2: 99%
A: Masalah nyeri akut teratasi
P: Hentikan Intervensi, Pasien KRS Lakukan Discharge Palnning

Anda mungkin juga menyukai