Makala ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah keperawatan
medikal bedah II
Anggota :
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
Rahmat,Taufik dan Hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah “Tumor Otak“ dengan lancar meskipun terdapat banyak
kekurangan di dalamnya.Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen
Mata Kuliah KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II yang telah memberikan
tugas ini kepada kami.
Semoga makalah ini dapat dipahami dan dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini.
BAB 1 PENDAHULUAN
a. Definisi
Tumor pada sistem saraf pusat terdiri atas tumor otak, saraf kranial,
cranial meninges, spinal cord dan spinal meninges. Tumor otak merupakan
berasal dari parenkim otak, meningen, dan dari glandula pituitari atau struktur
Tumor otak dapat bersifat jinak (benigna) maupun ganas (maligna). Neoplasma
pada jaringan otak dan selaputnya dapat berupa tumor primer yang berasal dari
jaringan otak itu sendiri, maupun tumor sekunder (matastase) yakni tumor yang
berasal dari organ-organ lain seperti kanker paru, payudara, prostate, ginjal dan
kerusakan pada sel-sel lainnya dan mengganggu fungsi kerja otak bagian
tersebut.
Tekanan pada sel otak sekitar disebabkan oleh tekanan berlawanan oleh tulang
tengkorak, dan jaringan otak yang sehat, serta area sekitar saraf. Akibatnya
tumor
a. Hereditas
b. Radiasi
c. Substansi-substansi karsinogenik
d. Virus
virus Epstein-barr
e. Gaya hidup
daging asap atau acar berkorelasi dengan peningkatan risiko tumor otak.
Selain itu, risiko tumor otak menurun pada individu yang mengonsumsi
lebih banyak buah dan sayur
c. Klasifikasi
a. Berdasarkan lokasi:
1. Tumor supratentorial:
a) Hemisfer otak:
oligodendroglioma
pinealis, kraniofaringioma
2. Tumor infratentorial:
a) Schwannoma akustikus
b) Tumor metastasis
c) Meningioma
d) Hemangioblastoma
a) Ekstadural: metastasis
b) Intradural
d. Manifestasi klinis
Gejala umum yang biasa dialami oleh seseorang dengan tumor otak antara
aktivitas mental dan sosial, kehilangan inisiatif dan spontanitas. Selain itu, bisa
ditemukan gejala ansietas dan depresi. Gejala tersebut berjalan progresif dan
dapat dijumpai pada 2/3 kasus. Sebesar 30% diperkirakan gejala awal tumor
otak
adalah sakit kepala. Sifat sakit kepala bervariasi dari ringan dan episodik sampai
berat dan berdenyut. Umumnya bertambah berat pada malam hari dan pada saat
bangun tidur pagi serta keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan intrakranial
(TIK). Adanya nyeri kepala sering kali disertai dengan terjadinya muntah pada
30% kasus. Gejala lainnya yaitu rasa mengantuk yang merupakan salah satu
gejala sentral, hal ini dapat bertambah parah hingga menyebabkan pingsan dan
e. Pemeriksaan penunjang
diagnosa yaitu:
a. Laboratorium
gambaran jaringan lunak dengan lebih jelas dan sangat baik untuk tumor
klasifikasi.
d. Foto polos
e. Biopsi stereotatik
f. Angiografi serebral
g. Ekoensefalogram
intraserebral
h. EEG (elektroensefalogram)
f. Komplikasi
Hal ini bisa terjadi secara ekstrasel atau vasogenik atau intrasel.
b. Herniasi otak
c. Hidrosefalus
d. Epilepsi
e. Metastase
g. Pathway
g. Penatalaksanaan
a. Farmakologi
1. Usia
2. General Health
3. Ukuran Tumor
4. Lokasi Tumor
5. Jenis Tumor
Untuk tumor otak ada tiga metode utama yang digunakan dalam
penatalaksaannya, yaitu
1. Surgery
Terapi Pre-Surgery :
a. Steroid Menghilangkan swelling, contoh dexamethasone
b. Anticonvulsant Untuk mencegah dan mengontrol kejang, seperti
carbamazepine
c. Shunt Digunakan untuk mengalirkan cairan cerebrospinal
Pembedahan merupakan pilihan utama untuk mengangkat tumor.
Pembedahan pada tumor otak bertujuan utama untuk melakukan dekompresi
dengan cara mereduksi efek massa sebagai upaya menyelamatkan nyawa
serta memperoleh efek paliasi. Dengan pengambilan massa tumor sebanyak
mungkin diharapkan pula jaringan hipoksik akan terikut serta sehingga akan
diperoleh efek radiasi yang optimal. Diperolehnya banyak jaringan tumor
akan memudahkan evaluasi histopatologik, sehingga diagnosis patologi
anatomi diharapkan akan menjadi lebih sempurna. Namun pada tindakan
pengangkatan tumor jarang sekali menghilangkan gejala- gelaja yang ada
pada penderita.
2. Radiotherapy
Radioterapi merupakan salah satu modalitas penting dalam
penatalaksanaan proses keganasan. Berbagai penelitian klinis telah
membuktikan bahwa modalitas terapi pembedahan akan memberikan hasil
yang lebih optimal jika diberikan kombinasi terapi dengan kemoterapi dan
radioterapi.
Sebagian besar tumor otak bersifat radioresponsif (moderately sensitive),
sehingga pada tumor dengan ukuran terbatas pemberian dosis tinggi radiasi
diharapkan dapat mengeradikasi semua sel tumor. Namun demikian
pemberian dosis ini dibatasi oleh toleransi jaringan sehat disekitarnya.
Semakin dikit jaringan sehat yang terkena maka
makin tinggi dosis yang diberikan. Guna menyiasati hal ini maka diperlukan
metode serta teknik pemberian radiasi dengan tingkat presisi yang tinggi.
Glioma dapat diterapi dengan radioterapi yang diarahkan pada tumor
sementara metastasis diterapi dengan radiasi seluruh otak. Radioterapi jyga
digunakan dalam tata laksana beberapa tumor jinak, misalnya adenoma
hipofisis.
3. Chemotherapy
Pada kemoterapi dapat menggunakan powerfull drugs, bisa
menggunakan satu atau dikombinasikan. Tindakan ini dilakukan dengan
tujuan untuk membunuh sel tumor pada klien. Diberikan secara oral, IV, atau
bisa juga secara shunt. Tindakan ini diberikan dalam siklus, satu siklus
terdiri dari treatment intensif dalam waktu yang singkat, diikuti waktu
istirahat dan pemulihan. Saat siklus dua sampai empat telah lengkap
dilakukan, pasien dianjurkan untuk istirahat dan dilihat apakah tumor
berespon terhadap terapi yang dilakukan ataukah tidak.
b. Non farmakologi
1. Pembedahan
2. Radiotherapy
Kasus malignant glioma dilanjutkan dengan interstitial
radiotherapy/ brachytherapy dengan radioaktif Irridium192 atau
Iodine-125 langsung ke tumor.
3. Chemotherapy
Temozolomide dilakukan pada kasus Anaplastic
Oliogodendrog lioma (grade III)
Konsep asuhan keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
Identitas pasien terdiri dari, usia (sering terjadi pada orang dewasa), jenis
kelamin (sering terjadi pada laki-laki), jenis pekerjaan dan alamat rumah
(letak geografis).
b. Keluhan utama
Klien tumor otak biasanya sering mengeluhkan nyeri kepala, mual muntah
f. Pengkajian Keperawatan:
1) Aktivitas/istrirahat
2) Sirkulasi
3) Eliminasi
nutrisi
a. Keadaan umum
b. Pemeriksaan Fisik
( ROS : Review of System ) Pemeriksaan fisik pada klien dengan tomor otak
meliputi pemeriksaan fisik umum per system dari observasi keadaan umum,
pemeriksaan tanda-tanda vital, B1 (breathing), B2 (Blood), B3 (Brain), B4
(Bladder), B5 (Bowel), dan B6 (Bone).
a. Pernafasan B1 (breath)
5) Batuk : tidak
b. Kardiovaskular B2 (blood)
4) Akral : hangat
5) Nadi : Bradikardi
1) Sistem Kardiovaskular
2) Sistem Respirasi
3) Sistem Gastrointestinal
4) Sistem Persarafan
5) Sistem Muskuloskeletal
6) Sistem Integumen
Suhu tubuh bisa berubah, pada tahap awal pasien mengeluh demam,
7) Sistem Urinaria
Kaji pola eliminasi urin warna urin, bau urin dan volume urin output
8) Sistem Indra
9) Sistem Hormonal
pernapasan
pernapasan
akibat tumor
makanan
3. perencanaan SDKI,SLKI,SIKI
4. SOP