Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH TUMOR OTAK

Makala ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah keperawatan
medikal bedah II

Dosen pengampu : Sri Andayani,M.Kep

Anggota :

1. Dimas ardi K.M.P 20613357


2. Wahyuni lestari 20613359
3. Yulia eka rohmatin 20613389

PRODI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

2022/2023

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
Rahmat,Taufik dan Hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah “Tumor Otak“ dengan lancar meskipun terdapat banyak
kekurangan di dalamnya.Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen
Mata Kuliah KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II yang telah memberikan
tugas ini kepada kami.

Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan


serta pengetahuan kita. Oleh karena itu, kami berharap adanya kritik dan saran
demi perbaikan makalah ini, karena tidak ada hal yang sempurna tanpa saran
yang membangun.

Semoga makalah ini dapat dipahami dan dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini.
BAB 1 PENDAHULUAN

a. Definisi

Tumor pada sistem saraf pusat terdiri atas tumor otak, saraf kranial,

cranial meninges, spinal cord dan spinal meninges. Tumor otak merupakan

pertumbuhan jaringan abnormal dengan sel yang terus tumbuh dan

bermultiplikasi secara tidak terkontol. Tumor otak termasuk neoplasma yang

berasal dari parenkim otak, meningen, dan dari glandula pituitari atau struktur

tulang intrakranial yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi jaringan


otak.

Tumor otak dapat bersifat jinak (benigna) maupun ganas (maligna). Neoplasma

pada jaringan otak dan selaputnya dapat berupa tumor primer yang berasal dari

jaringan otak itu sendiri, maupun tumor sekunder (matastase) yakni tumor yang

berasal dari organ-organ lain seperti kanker paru, payudara, prostate, ginjal dan

lain-lain (McFaline-Figueroa dan Lee, 2018).

Pertumbuhan sel yang tidak terkontrol menyebabkan penekanan dan

kerusakan pada sel-sel lainnya dan mengganggu fungsi kerja otak bagian
tersebut.

Tekanan pada sel otak sekitar disebabkan oleh tekanan berlawanan oleh tulang

tengkorak, dan jaringan otak yang sehat, serta area sekitar saraf. Akibatnya
tumor

akan merusak jaringan otak (Yueniwati, 2017).


b. Etiologi

Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya tumor otak

yakni sebagai berikut (Yueniwati, 2017).:

a. Hereditas

Sindrom hereditas seperti von Recklinghausen’s Disease, tuberous

sclerosis, retinoblastoma, multiple endocrine neoplasma dapat

meningkatkan risiko tumor otak. Gen yang terlibat dikelompokkan dalam

dua jenis yaitu tumor-suppressor genes dan oncogenes. Selain itu,

sindroma seperti Turcot dapat menimbulkan kecenderungan genetika

untuk glioma, tetapi hanya 2%.

b. Radiasi

Radiasi ionizing radiation dapat menyebabkan tumor otak jenis

neuroepithelial tumors, meningiomas, dan nerve sheath tumor. Selain itu,

paparan terhadap sinar X juga dapat meningkatkan risiko tumor otak.

c. Substansi-substansi karsinogenik

Terdapat substansi karsinogenik seperti nitrosamides dan nitrosoureas

yang dapat menyebabkan tumor sistem saraf pusat, diantaranya seperti:

Substansi, Ditemukan Frase risiko Kategori Kategori


simbol di karsinogen mutagen
Hazard
Safrole T Daun kayu R45-22-68 2 3
manis, pala,
bunga pala,
adas manis,
dan lainnya
Estragole Selasih , R22-40-43- 3 3
Xn tarragon adas, 68
adas manis,
dan lainnya
Methyl Kuncup R22-40-68 3 3
eugenol Xn cengkeh, bay
WI, pimento
leaf dan berri,
minyak
mawar,
kenanga,
citronella Sri
Lanka dan
lainnya

d. Virus

Infeksi virus juga dipercaya dapat menyebabkan tumor otak, contohnya

virus Epstein-barr

e. Gaya hidup

Penelitian telah menunjukkan bahwa makanan yang diawetkan seperti

daging asap atau acar berkorelasi dengan peningkatan risiko tumor otak.

Selain itu, risiko tumor otak menurun pada individu yang mengonsumsi
lebih banyak buah dan sayur

c. Klasifikasi

a. Berdasarkan lokasi:

1. Tumor supratentorial:

a) Hemisfer otak:

Glioma: gliomablastoma multiforme, astrositoma,

oligodendroglioma

Meningioma: tumor metastasis

b) Tumor struktur median: adenoma hipofisis, tumor grandula

pinealis, kraniofaringioma

2. Tumor infratentorial:

a) Schwannoma akustikus

b) Tumor metastasis

c) Meningioma

d) Hemangioblastoma

3. Tumor medulla spinalis:

a) Ekstadural: metastasis

b) Intradural

c) Ekstramedular: meningioma, neurofibroma

d) Intramedural: ependinoma, astrositoma


b. Berdasakan jenis tumor:

1. Jinak: acoustic neuroma, meningioma

2. Malignant: astrocytoma (grade 2, 3, 4), oligondedroglioma.

d. Manifestasi klinis

Gejala umum yang biasa dialami oleh seseorang dengan tumor otak antara

lain terjadinya perubahan mental yang ringan (psikomotor asthenia). Perubahan

tersebut berupa emosi, labil, mudah tersinggung, pelupa, mengalami


perlambatan

aktivitas mental dan sosial, kehilangan inisiatif dan spontanitas. Selain itu, bisa

ditemukan gejala ansietas dan depresi. Gejala tersebut berjalan progresif dan

dapat dijumpai pada 2/3 kasus. Sebesar 30% diperkirakan gejala awal tumor
otak

adalah sakit kepala. Sifat sakit kepala bervariasi dari ringan dan episodik sampai

berat dan berdenyut. Umumnya bertambah berat pada malam hari dan pada saat

bangun tidur pagi serta keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan intrakranial

(TIK). Adanya nyeri kepala sering kali disertai dengan terjadinya muntah pada

30% kasus. Gejala lainnya yaitu rasa mengantuk yang merupakan salah satu

gejala sentral, hal ini dapat bertambah parah hingga menyebabkan pingsan dan

bisa berakhir koma. Gejala tumor otak yang spesifik yaitu:

Lobus Lobus Lobus Lobus Cerebello Glioma Serebelum


frontal temporal parietal oksipital pontin batang
angle otak
1. 1. 1. 1. 1. Nervus Neuropat 1.
Perubaha Hemiano Ganggua Homony VIII i Gangguan
n psia, n mou yaitu cranial berjalan
kepribadi yaitu sensorik s acustic dengan dan
an seperti penyempi dan hemiano neurinoma gejalagej gejala
depresi tan motorik psia 2. Gejala ala peningkat
dan bidang yang yang awal seperti an
masalah penglihat kontralate kontralat berupa diplopia, TIK
psikis an ral eral gangguan facial seperti
2. Jika 2. Gejala 2. 2. fungsi weaknes mual,
jaras neuropsh Homony Ganggua pendengar s muntah
motorik yciatric mou n an dan dan
ditekan seperti s penglihat dysarthri nyeri
oleh amnesia, hemianop an a kepala
tumor hypergrap sia yang 2. Nyeri
hemipare hia 3. Lesi berkemb kepala
se kontra dan Déjà pada ang khas
lateral vu lobus menjadi di daerah
dapat 3. Lesi dominan object oksipital
menimbul pada dapat agnosia yang
kan lobus menimbul menjalar
kejang dominan kan ke
fokal. dapat gejala leher dan
Gejala ini menimbul disfasia spasme
biasanya kan 4. Lesi dari
ditemuka gejala yang otot-otot
n pada afasia
stadium tidak servikal
lanjut dominan
3. Jika dapat
menekan menimbul
permukaa kan
n media geographi
dapat c
menyeba agnosia
bkan dan
inkontine dressing
nsia apraxia
4. Pada
lobus
dominan
dapat
menimbul
kan
gejala
afasi

e. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan

diagnosa yaitu:

a. Laboratorium

Pemeriksaan darah lengkap, hemostasis, LDH, fungsi hati, ginjal, gula

darah, dan elektrolit lengkap


b. Radiologi

CT Scan berguna untuk melihat adanya tumor pada langkah awal

penegakan diagnosis dan sangat baik untuk menentukan klasifikasi, lesi

erosi/destruksi pada tulang tengkorak. MRI dengan kontras dapat melihat

gambaran jaringan lunak dengan lebih jelas dan sangat baik untuk tumor

infratentoral, namun memiliki keterbatasan dalam menentukan

klasifikasi.

c. Pemeriksaan cairan serebrospinal

d. Foto polos

e. Biopsi stereotatik

f. Angiografi serebral

g. Ekoensefalogram

Dapat memberikan informasi mengenai pergeseran kandungan

intraserebral

h. EEG (elektroensefalogram)

Dapat memberikan informasi mengenai perubahan kepekaan neuron

i. Arterigrafi atau ventricolugram

Untuk mendeteksi kondisi patologi pada sistem ventrikel dan cisterna

f. Komplikasi

Kemungkinan komplikasi pada tumor otak yaitu (Devi, 2014):


a. Edema serebral

Terjadi akibat adanya peningkatan cairan otak secara berlebihan yang

menumpuk di sekitar lesi sehingga menyebabkan efek massa bertambah.

Hal ini bisa terjadi secara ekstrasel atau vasogenik atau intrasel.

b. Herniasi otak

Ditandai dengan meningkatnya cairan intrakranial yang terdiri dari hernias

sentral, singuli, dan unkus

c. Hidrosefalus

Ditandai dengan meningkatnya TIK yang disebabkan oleh adanya

ekspansi massa yang ada di dalam rongga kranium yang tertutup

d. Epilepsi

e. Metastase
g. Pathway

g. Penatalaksanaan
a. Farmakologi
1. Usia
2. General Health
3. Ukuran Tumor
4. Lokasi Tumor
5. Jenis Tumor
Untuk tumor otak ada tiga metode utama yang digunakan dalam
penatalaksaannya, yaitu
1. Surgery
Terapi Pre-Surgery :
a. Steroid Menghilangkan swelling, contoh dexamethasone
b. Anticonvulsant Untuk mencegah dan mengontrol kejang, seperti
carbamazepine
c. Shunt Digunakan untuk mengalirkan cairan cerebrospinal
Pembedahan merupakan pilihan utama untuk mengangkat tumor.
Pembedahan pada tumor otak bertujuan utama untuk melakukan dekompresi
dengan cara mereduksi efek massa sebagai upaya menyelamatkan nyawa
serta memperoleh efek paliasi. Dengan pengambilan massa tumor sebanyak
mungkin diharapkan pula jaringan hipoksik akan terikut serta sehingga akan
diperoleh efek radiasi yang optimal. Diperolehnya banyak jaringan tumor
akan memudahkan evaluasi histopatologik, sehingga diagnosis patologi
anatomi diharapkan akan menjadi lebih sempurna. Namun pada tindakan
pengangkatan tumor jarang sekali menghilangkan gejala- gelaja yang ada
pada penderita.
2. Radiotherapy
Radioterapi merupakan salah satu modalitas penting dalam
penatalaksanaan proses keganasan. Berbagai penelitian klinis telah
membuktikan bahwa modalitas terapi pembedahan akan memberikan hasil
yang lebih optimal jika diberikan kombinasi terapi dengan kemoterapi dan
radioterapi.
Sebagian besar tumor otak bersifat radioresponsif (moderately sensitive),
sehingga pada tumor dengan ukuran terbatas pemberian dosis tinggi radiasi
diharapkan dapat mengeradikasi semua sel tumor. Namun demikian
pemberian dosis ini dibatasi oleh toleransi jaringan sehat disekitarnya.
Semakin dikit jaringan sehat yang terkena maka

makin tinggi dosis yang diberikan. Guna menyiasati hal ini maka diperlukan
metode serta teknik pemberian radiasi dengan tingkat presisi yang tinggi.
Glioma dapat diterapi dengan radioterapi yang diarahkan pada tumor
sementara metastasis diterapi dengan radiasi seluruh otak. Radioterapi jyga
digunakan dalam tata laksana beberapa tumor jinak, misalnya adenoma
hipofisis.
3. Chemotherapy
Pada kemoterapi dapat menggunakan powerfull drugs, bisa
menggunakan satu atau dikombinasikan. Tindakan ini dilakukan dengan
tujuan untuk membunuh sel tumor pada klien. Diberikan secara oral, IV, atau
bisa juga secara shunt. Tindakan ini diberikan dalam siklus, satu siklus
terdiri dari treatment intensif dalam waktu yang singkat, diikuti waktu
istirahat dan pemulihan. Saat siklus dua sampai empat telah lengkap
dilakukan, pasien dianjurkan untuk istirahat dan dilihat apakah tumor
berespon terhadap terapi yang dilakukan ataukah tidak.
b. Non farmakologi
1. Pembedahan
2. Radiotherapy
Kasus malignant glioma dilanjutkan dengan interstitial
radiotherapy/ brachytherapy dengan radioaktif Irridium192 atau
Iodine-125 langsung ke tumor.
3. Chemotherapy
Temozolomide dilakukan pada kasus Anaplastic
Oliogodendrog lioma (grade III)
Konsep asuhan keperawatan

1. Pengkajian

a. Identitas pasien

Identitas pasien terdiri dari, usia (sering terjadi pada orang dewasa), jenis

kelamin (sering terjadi pada laki-laki), jenis pekerjaan dan alamat rumah

(letak geografis).

b. Keluhan utama

Klien tumor otak biasanya sering mengeluhkan nyeri kepala, mual muntah

c. Riwayat penyakit sekarang

Terdapat massa pada kranial

d. Riwayat penyakit dahulu

Riwayat penyakit tumor sebelumnya yang berpotensi untuk metastase,

cedera kepala dan lainnya

e. Riwayat penyakit keluarga

Penyakit anggota keluarga yang pernah mengalami hal serupa

f. Pengkajian Keperawatan:

1) Aktivitas/istrirahat

Kaji tentang pekerjaan yang berhubungan dengan munculnya gejala

Selulitis dan hambatan istirahat/tidur sebelum dan setelah sakit serta


mobilisasi di tempat tidur

2) Sirkulasi

Kaji peningkatan frekuensi pernapasan (RR), adanya syok dan edema

3) Eliminasi

Kaji adanya perubahan pola BAK dan BAB

4) Makanan dan cairan

Kaji adanya mual, muntah, anoreksia, dan kebutuhan cairan serta

nutrisi

5) Aman dan nyaman

Kaji kondisi yang menyebabkan tidak nyaman

g. Pemeriksaan Fisik head to toe IPPA:

a. Keadaan umum

b. Pemeriksaan Fisik

( ROS : Review of System ) Pemeriksaan fisik pada klien dengan tomor otak
meliputi pemeriksaan fisik umum per system dari observasi keadaan umum,
pemeriksaan tanda-tanda vital, B1 (breathing), B2 (Blood), B3 (Brain), B4
(Bladder), B5 (Bowel), dan B6 (Bone).

a. Pernafasan B1 (breath)

1) Bentuk dada : normal

2) Pola napas : tidak teratur

3) Suara napas : normal


4) Sesak napas : ya

5) Batuk : tidak

6) Retraksi otot bantu napas ; ya

7) Alat bantu pernapasan : ya (O2 2 lpm)

b. Kardiovaskular B2 (blood)

1) Irama jantung : irregular

2) Nyeri dada : tidak

3) Bunyi jantung ; normal

4) Akral : hangat

5) Nadi : Bradikardi

6) Tekanana darah Meningkat

1) Sistem Kardiovaskular

Pasien Tumor otak dapat mengalami bradikadi dan hipertensi

2) Sistem Respirasi

Frekuensi napas dapat meningkat (takipneu) dan dapat menurun

(dipsneu), potensial obstruksi jalan nafas, disfungsi neuromuskuler

3) Sistem Gastrointestinal

Pola makan dapat terganggu, nafsu makan berkurang, dan mual

muntah. Kemungkinan frekuensi BAB menjadi berkurang dari

keadaan sebelumnya. Mukosa bibir kering dapat terjadi sebagai tanda


kurangnya cairan dan nutrisi

4) Sistem Persarafan

Kejang, tingkah laku aneh, disorientasi, afasia, penurunan atau

kehilangan memori, afek tidak sesuai, berdesis

5) Sistem Muskuloskeletal

Klien tumor otak dapat mengalami hiperekstensi, kelemahan sendi

6) Sistem Integumen

Suhu tubuh bisa berubah, pada tahap awal pasien mengeluh demam,

edema, kemerahan dan nyeri tekan pada area kepala.

7) Sistem Urinaria

Kaji pola eliminasi urin warna urin, bau urin dan volume urin output

serta kemampuan BAK

8) Sistem Indra

Klien Tumor otak dapat mengalami penurunan lapang pandang,

penglihatan kabur, tinitus, penurunan pendengaran dan halusinasi

9) Sistem Hormonal

Amenorea, rambut rontok dan DM

2. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul


a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kelemahan otot

pernapasan

b. Gangguan ventilasi spontan berhubungan dengan kelelahan otot

pernapasan

c. Penurunan kapasitas adaptif intrakranial berhubungan dengan lesi

akibat tumor

d. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan TIK

e. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna

makanan

f. Hipervolemia berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi

3. perencanaan SDKI,SLKI,SIKI

4. SOP

Anda mungkin juga menyukai