Anda di halaman 1dari 13

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA

BRAIN CANCER

MAKALAH

OLEH :

YUSUF ZULFIKAR PERMANA


2010306034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIOTERAPI PROFESI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2021

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah pada

Stase Neuromuskuler yang berjudul “Penatalaksanaan Fisioterapi pada Brain Cancer”.

Tujuan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas profesi pada Stase Neuromuskuler.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu

diperlukan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan.

Yogyakarta,

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

KATA PENGANTAR...................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Brain Cancer........................................................................... 1

B. Etiologi Brain Cancer........................................................................... 1

C. Patofisiologi Brain Cancer................................................................... 3

D. Tanda dan Gejala Brain Cancer........................................................... 6

BAB II PROSES FISIOTERAPI

A. Assesment Fisioterapi........................................................................... 8

B. Diagnosis Fisioterapi............................................................................ 11

C. Rencana Intervensi................................................................................ 11

D. Intervensi............................................................................................... 11

E. Evaluasi................................................................................................. 19

BAB III PENUTUP

A. Implikasi Klinis.................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA

iv
1

BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Brain Cancer

Kanker otak adalah sebuah penyakit dimana terjadi pertumbuhan sel otak

yang tidak terkendali. Kanker otak dapat menyerang siapapun tanpa memandang

usia maupun jenis kelamin. Kanker otak terdiri dari kanker otak primer dan

kanker otak sekunder. Berdasarkan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

(2015), terdapat dua jenis kanker otak, yakni:

1. Kanker otak primer

Kanker otak primer terdiri dari kanker otak ganas dan kanker otak

jinak. Kanker otak ganas merupakan sekumpulan sel yang tumbuh secara

tidak normal atau tidak terkontrol dan dapat menyebar kejaringan sel lain.

Kanker otak ganas terdiri dari tumor sel glial (glioma) yang meliputi glioma

derajat rendah (astrositoma grade I/II, oligodendroglioma), glioma derajat

tinggi (astrositomaana plastik grade III, glioblastoma grade IV, dan

anaplastiko ligodendroglioma. Sedangkan kanker otak jinak merupakan

sekumpulan sel yang tumbuh secara tidak normal dan tidak menyebar

kejaringan sel lain. Kanker otak primer yang tergolong jinak meliputi

meningioma, tumor hipofisis dan schwannoma.

2. Kanker otak sekunder

Kanker otak sekunder atau yang disebut metastasis merupakan

kanker otak yang disebabkan oleh kanker lainnya, seperti kanker paru

(50%), payudara (15-25%), melanoma (5-20%), kolorektal dan ginjal. Lesi

metastasis dapat tumbuh di parenkim otak (sekitar 75%) maupun di lapto


2

meningeal. Berdasarkan berbagai jenis kanker otak, terdapat gejala-gejala

yang timbul pada penderita. Gejala-gejala yang timbul tergantung dari

lokasi dan tingkat pertumbuhan tumor (Suwondo, 2011).

B. Etiologi Brain Cancer

Penyebab dari kanker otak belum dapat diketahui secara pasti, beberapa

faktor-faktor resiko meliputi (Mehta, 2011):

3. Herediter

Sindrom herediter seperti von Recklinghausen’s Disease, tuberous

sclerosis, retinoblastoma, multiple endocrine neoplasma bias

meningkatkan resiko tumor otak. Gen yang terlibat bias dibagikan pada

dua kelas yaitu tumor –suppressor genes dan oncogens. Selain itu,

sindroma seperti Turcot dapat menimbulkan kecenderungan genetic

untuk glioma tetapi hanya 2%.

4. Radiasi

Radiasi jenis ionizing radiation bisa menyebabkan tumor otak jenis

neuro epithelial tumors, meningiomas dan nerve sheath tumors. Selain itu,

paparan therhadap sinar X juga dapat meningkatkan risiko tumor otak.

5. Substansi-substansi Karsinogenik

Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas

dilakukan. Kini telah diakui bahwa ada substansi yang karsinogenik seperti

nitrosamides dan nitrosoureas yang bisa menyebabkan tumor system saraf

pusat.

6. Virus

Infeksi virus juga dipercayai bisa menyebabkan tumor otak.

Contohnya, virus Epseien-barr.


3

7. Gaya Hidup

Penelitian telah menunjukkan bahwa makanan seperti makanan yang

diawetkan, daging asap atau acar tampaknya berkorelasi dengan

peningkatan resiko tumor otak. Di samping itu,resiko tumor otak menurun

ketika individu makan lebih banyak buah dan sayuran.

C. Patofisiologi Brain Cancer

Menurut Gavrilovic et al dalam Journal of Neuro-Oncology Patofisiologi

tumor otak dimulai dari instabilitas genetik sel. Setelah itu terjadi angiogenesis,

metastasis, dan akhirnya dapat menimbulkan edema otak dan peningkatan

intrakranial.

D. Tanda dan Gejala Brain Cancer

Gejala spesifik tumor/kanker otak yang berhubungan dengan lokasi:

Secara umum pasien tumor otak bisa memiliki gejala seperti perubahan perilaku

contohnya, pasien mungkin mudah lelah atau kurang konsentrasi. Selainitu,

gejalahipertensi intracranial sepertisakitkepala, mual, vertigo. Serangan epilepsy

juga sering dijumpai pada pasien tumor otak (Rohkamm, 2004) :

1. Lobus Frontal

- Menimbulkan gejala perubahan kepribadian seperti depresi

- Menimbulkan masalah psychiatric.

- Bila jaras motorik ditekan oleh tumor hemiparese kontra lateral,

kejang fokal dapat timbul. Gejala kejang biasanya ditemukan

pada stadium lanjut

- Bila menekan permukaan media dapat menyebabkan

inkontinentia.

- Pada lobus dominan menimbulkan gejala afasia.


4

2. Lobus Temporal

- Dapat menimbulkan gejala hemianopsia.

- Gejala neuropsychiatric seperti amnesia, hypergraphia dan

Déjàvu juga dapat timbul.

- Lesi pada lopus yang dominan bisa menyebabkan aphasia

3. Lobus Parietal

- Akan menimbulkan gangguan sensori dan motor yang

kontralateral.

- Gejala homonymous hemianopia juga bisa timbul.

- Bila ada lesi pada lobus yang dominant gejala disfasia.

- Lesi yang tidak dominan bisa menimbulkan geographic agnosia

dan dressing apraxia.

4. Lobus Oksipital

- Menimbulkan homonymous hemianopia yang kontralateral.

- Gangguan penglihatan yang berkembang menjadi object

agnosia.

5. Tumor di Cerebello Pontin angle

- Tersering berasal dari N VIII yaitu acustic neurinoma.

- Dapat dibedakan karena gejala awalnya berupa gangguan fungsi

pendengaran.

6. Giloma batang Otak

- Biasanya menimbulkan neuropati cranial dengan gejala-gejala

seperti diplopia, facial weakness dan dysarthria.


5

7. Tumor di Cerebellum

- Didapati gangguan berjalan dan gejala tekanan intrakranial yang

tinggi seperti mual, muntah dan nyeri kepala. Hal ini juga

disebabkan oleh odem yang terbentuk

- Nyeri kepala khas didaerah oksipital yang menjalar ke leher dan

spasme dari otot-otot servikal.


6

BAB II

PROSES FISIOTERAPI

Diambil dari journal case report :


Sutarni. 2018. Tumor Otak Metastasis dari Kanker Payudara: Case report
and review, Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana. Vol. 3, No.
1

A. Assesment

1. Keterangan umum penderita

Nama : Ny. X
Umur : 38 th
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : IRT
2. Data data medis rumah sakit

Diagnosis :

3. Pemeriksaan subyektif

a. Keluhan utama dan riwayat penyakit sekarang

Pasien datang ke bagian neurologi karena keluhan nyeri kepala,


dirasakan sejak 3 bulan lalu dengan intensitas nyeri sedang, terus
menerus, membaik dengan istirahat dan minum obat warung. Satu
bulan terakhir intensitas nyeri kepala dirasakan semakin berat, tidak
membaik dengan istirahat dan minum obat, keluhan disertai dengan
pandangan mulai kabur. Disangkal adanya mual, muntah, telinga
berdenging, kejang, bicara pelo, kelemahan sesisi dan penurunan
kesadaran.

b. Riwayat Penyakit Dahulu

Kanker payudara kanan pada saat sekolah menengah pertama


7

4. Physical Assesment

Pada pemeriksaan fisik skala nyeri kepala pada angka 7.


Pemeriksaan fisik neurologis didapatkan kondisi umum sedang dengan
kesadaran compos mentis. Pemeriksaan nervus kranialis didapatkan
paresis nervus III dan VI bilateral. Pada pemeriksaan motorik
didapatkan kekuatan ekstremitas kiri dan kanan sama, refleks fisologis
dan tonus normal pada empat ekstremitas, refleks babinski positif pada
kedua ekstremitas bawah dan tidak ditemukan adanya klonus.
Pemeriksaan fungsi luhur dan status mental ada gangguan orientasi
waktu dan tempat serta gangguan fungsi eksekutif yang ditandai dengan
respon terhadap perintah lambat. Skor KPS adalah 50.
5. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium dengan hasil abnormal leukosit 17.140.


Hasil pemeriksaan tumor marker Ca 15-3 meningkat yaitu 159,60. MRI
kepala dengan kontras didapatkan hasil massa di infratentorial setinggi
aspek superior ventrikel quartus yang menyempitkan aqueductus
mesencephali sylvii sehingga menyebabkan ventrikulo megali tertius
dan lateralis bilateral curiga suatu metastasis.

B. Diagnosis

1. 1. Body Structure & Body Function


Menurunnya kekuatan otot anggota gerak
Mudah lelah dan lemas
Nyeri kepala

2. Functional Limitation

Keterbatasan melakukan aktivitas karena adanya nyeri dan badan terasa


lemah.

3. Disability/Participation restriction
Belum mampu berkumpul aktivitas sosial karena kondisi tubuh yang
belum membaik
8

C. Planing

Tujuan jangka pendek :


- Menjaga fisiologis otot karena tirah baring
- Menjaga fungsi paru
- Mengurangi nyeri kepala
- Meningkatkan kebugaran
Tujuan jangka panjang :
- Tercapainya kemandirian ADL dan meningkatkan QOL.

D. Intervansi

Fisioterapi memegang peran yang penting dalam menjaga:


- Fisiologis otot dan kebugaran dengan ROM exercise, aktive ecercise
- Menjaga penurunan fungsi paru
- Mengurangi nyeri kepala dengan relaksasi breathing exercise

E. Evaluasi

Fisioterapi melakukan evaluasi dari hasil sebelum dan sesudah

intervensi dan mengevalusi keefektifan dari intervensi yang diberikan agar

terjaganya fisiologis otot dan fungsi paru agar tidak memperparah sehingga

kualitas hidup pasien lebih baik.

F. Edukasi
Memberikan edukasi pada pasien terutama pada keluarga pasien

terkait penyakitnya dan latihan yng perlu dilakukan untuk menjaga kondisi

otot dan fungsi paru pasien agar tidak semakin menurun.


9

BAB III
PENUTUP

A. Implikasi Klinis
Brain Cancer atau Kanker otak merupakan penyakit dimana sel-sel

otak tumbuh atau berkembang secara tidak normal sehingga meningkatkan

tekanan pada intracranial yang mendesak organ sekitar yang menyebabkan

beberapa gangguan. Pasien mengalami gejala seperti kelemahan otot dan

kehilangan keseimbangan setelah periode penyakit kritisnya. Untuk itu

fisioterapi dapat berperan dalam membantu mengembalikan kemampuan

fungsional pasien dengan modalitas intervensi berupa terapi latihan.


10

DAFTAR PUSTAKA

Gavrilovic IT, Posner JB. 2005. Brain metastasis: epidemiology and


pathophysiology. Journal of Neuro-Oncology. 75(1):5-14.
HPV and Cancer. 2016. Humans Papillomavirus and Related Diseases Report
Indonesia. InstitutCatalad’Oncologia.
Kemenkes RI. 2016. Kankerotak: PanduanPenatalaksanaan Tumor Otak. Jakarta:
KomitePenanggulanganKankerNasional.
Kisner, C dan Colby, L.A. 2007. Therapeutic Exercise Foundation and Technique,
Fifth edition. Philadelphia: F.A. Davies Company.
ReinhardRohkamm, M. 2004. Color ATlas of Neurology. New York: Thieme
Setiawan, 2007. Motor Relearning Programme (MRP) pada Stroke;
DisampaikanpadaPelatihanNasionalDimensiBaruPenatalaksanaanFisiotera
pipadaKasus Stroke SecaraParipurna, Surakarta.
Sumarno, Slamet. 2012. Physical Therapy In Intensive Care Unit,
TemuIlmiahTahunan IFI, Medan 6-8 Juni 2012.
Suwondo. 2011. GejalaKanker/

Anda mungkin juga menyukai