Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MAKALAH

“PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS


MIASTENIA GRAVIS”

Disusun Oleh :

YUSUF ZULFIKAR PERMANA

2010306034

PROGRAM STUDI PROFESI FISIOTERAPI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2021
HALAMAN PENGESAHAN

“PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS


MIASTENIA GRAVIS”

MAKALAH NEUROMUSCULAR

Disusun oleh :
Yusuf Zulfikar Permana
2010306034

Telah Memenuhi Persyaratan dan disetujui


Program Studi Profesi Fisioterapi
Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta

Menyetujui

Clinical Educator

Ftr. Setyawan, AIFO

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Kasus…………………………………………………………….. 1
B. Eiologi…………………………………………………………………….. 1
C. Patofisiologi Kasus………………………………………………………. 1
D. Tanda dan Gejala Kasus…………………………………………………... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Underlying Proccess Kasus ………………………………..…………….. 3
B. Diagnosis Fisioterapi …………………………………………………….. 4
C. Rencana Fisioterapi ………………………………………………...…... 4
D. Intervensi Fisioterapi …………………………………………………….. 4

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ………...………………………………………………...…… 5
D. Saran ……………………………………………………............................ 5
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Miastenia Gravis (MG) yang berarti kelemahan otot yang serius


merupakan penyakit neuromuskular menggambarkan kelelahan cepat otot.
Penyakit ini timbul karena adanya gangguan dari sinaps transmission, asetil
collin atau pada neuromuscular junction, bila penderita beristirahat, maka
tidak lama kemudian kekuatan otot akan pulih kembali (Engel, 2004).
Miastenia gravis adalah suatu penyakit yang mengenai sambungan
neuromuskular, ditandai oleh kelemahan otot berat. Miastenia artinya
“kelemahan otot” dan gravis artinya “parah”. Ini adalah suatu penyakit
autoimun dimana tubuh secara salah memproduksi antibodi terhadap reseptor
asetilkolin (AChR) sehingga jumlah AchR di neuromuscular juction
berkurang (Sherwood, 2014).

B. Etiologi

Etiologi atau penyebab dari miastenia gravis reaksi autoimun yang


umumnya bersifat idiopatik. Beberapa hal ang diduga dapat menyebabkan
MG adalah :
1. Penyakit timus : timoma, hiperplasia timus
2. Tumor ekstra timus

1
3. Hipertiroid

C. Patofisiologi

Dalam kasus Myasthenia Gravis terjadi penurunan jumlah Acetyl


Choline Receptor(AChR). Kondisi ini mengakibakan Acetyl Choline(ACh)
yang tetap dilepaskan dalam jumlah normal tidak dapat mengantarkan
potensial aksi menuju membran post-synaptic. Kekurangan reseptor dan
kehadiran ACh yang tetap pada jumlah normal akan mengakibatkan
penurunan jumlah serabut saraf yang diaktifkan oleh impuls tertentu, inilah
yang kemudian menyebabkan rasa sakit pada pasien. Pengurangan jumlah
AChR ini dipercaya disebabkan karena proses auto-immun di dalam tubuh
yang memproduksi anti-AChR bodies, yang dapat memblok AChR dan
merusak membran post-synaptic. Etipatogenesis proses autoimun pada
Miastenia gravis tidak sepenuhnya diketahui, walaupun demikian diduga
kelenjar timus turut berperan pada patogenesis Miastenia gravis. Sekitar 75 %
pasien Miastenia gravis menunjukkan timus yang abnormal, 65% pasien
menunjjukan hiperplasi timus yang menandakan aktifnya respon imun dan 10
% berhubungan dengan timoma (Hugnes, 2004).

D. Tanda dan Gejala Kasus

2
Secara umum, gambaran klisnis Miastenia Gravis yaitu:

 Kelemahan otot yang progresif pada penderita


 Kelemahan meningkat dengan cepat pada kontraksis otot yang
berulang
 Pemulihan dalam beberapa menit atau kurang dari satu jam, dengan
istirahat
 Kelemahan biasanya memburuk menjelang malam
 Otot mata sering terkena pertama ( ptosis , diplopia ) , atau otot faring
lainnya ( disfagia , suara sengau )
 Kelemahan otot yang berat berbeda pada setiap unit motorik
 Kadang-kadang , kekuatan otot tiba-tiba memburuk
 Tidak ada atrofi atau fasikulasi

3
BAB II
PROSES FISIOTERAPI

A. UNDERLYING PROCESS

Penyakit auto imun

Menyerang asetil colin

Gangguan neurotransmiter di
neuromuscular junction

Gangguan inpuls saraf, informasi


saraf tidak tersampaikan ke
otot yang dituju

Pemeriksaan penunjang: Terjadi kelemahan atau


Test spesifik : simson test,
cek lab kelumpuhan di otot wajah
gorelick test, ice pack test

Miastenia Gravis

Intervensi: breathing exercise,


free aktive, aerobik, streching

Tujuan jangka panjang: menjaga


Tujuan jangka pendek : fungsional yang ada sekarang
mengurangi keluhan supaya tidak terjadi penurunan
yang drastis dan signifikan

4
B. DIAGNOSIS FISIOTERAPI
1. Impairment (body structure& body function)
Kelemahan otot orbicularis oculi dextra

2. Functional Limitation
Pasien belum mampu membuka mata kanan saat kelelahan

3. Participation Restriction
Pasien belum mampu bekerja secara maksimal

C. RENCANA FISIOTERAPI
1. Tujuan Jangka Pendek
Mengurangi keluhan
2. Tujuan Jangka Panjang
Mengembalikan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional pasien.

D. INTERVENSI FISIOTERAPI
1. Breathing Exercise
MG gangguan di neuromuscular janction, NMJ ada di semua otot
termasuk otot bantu nafas. BE diberikan sesering mungkin, untuk
menghindari kelelahan.
2. Free aktive movement
Mengulur otot-otot agar tidak terjadi spasme, dengan dosis 8 kali
repetisi
3. Aerobik
Latihan yang cocok untuk pasien MG adalah bentuk latihan aerobik
intensitas sedang.

5
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Miastenia gravis adalah suatu penyakit yang mengenai sambungan
neuromuskular, ditandai oleh kelemahan otot berat. Miastenia artinya
“kelemahan otot” dan gravis artinya “parah”. Ini adalah suatu penyakit
autoimun dimana tubuh secara salah memproduksi antibodi terhadap reseptor
asetilkolin (AChR) sehingga jumlah AchR di neuromuscular juction
berkurang. Biasanya ditandai dengan kelemahan otot wajah, lemah ketika
bekerja dan kembali normal apabila sudah istirahat. Modalitas yang bisa
diberikan adalah breathing exercise, free aktive movement dan aerobik.
B. SARAN

1. Bagi Penulis

Dapat mengaplikasikan wawasan & pemahaman mengenai


miastenia gravis untuk mengetahui pencegahan dan penanggulangan
kepada lingkungan penulis.

2. Bagi pasien

disarankan agar pasien dapat bekerja sama dengan baik dengan


fisioterapis selama pemberian terapi berlangsung, pasien diharapkan
mengulangi kembali latihan di rumah seperti yang sudah diajarkan oleh
fisioterapis.

6
DAFTAR PUSTAKA
Farmakidis C, Pasnoor M, Dimachkie MM, Barohn RJ. 2018. Treatment of
Myasthenia Gravis. Neurologic Clinics. 36(2):311-337.
Sosinsky MS dan Kaufmann P. 2007. Myasthenia Gravis & Other Disorders of the
Neuromuscular Junction. in: Brust JCM (ed.). Neurology: Current Diagnosis
and Treatment. USA: Lange Medical Books/McGraw-Hill. Hal. 350-356.
Drachman DB dan Amato AA. 2006. Myastenia Gravis and other Disease of the
Neuromuscular Junction. In : Hauser SL.ed. Harrison’s Neurology in
Clinical Medicine. San Fransisco: McGraw- Hill. Hal. 527-535.
Small GA dan Aloi M. 2003. Myastenia Gravis, In: Principles and Practise of
Emergency Neurology. Cambridge University Press. Hal. 180-184.
Roberts JR dan Kaiser LR. 2008. Anterior mediastinal neoplasms in Fishman’s
pulmonary diseases and disorders, fourth edition; volume two. McGraw Hill.
Hal 1597-1601.
Mary P, Servais L, dan Vialle R. 2018. Neuromuscular diseases: Diagnosis and
management. Orthopaedics & Traumatology: Surgery & Research. 104: S89-
S95.
Nicolle MW. 2002. Myasthenia Gravis. The neurologist. 8(1): 2-21.
Kothari MJ. 2004. Myasthenia Gravis. JAOA. 104(9): 377-384.

Anda mungkin juga menyukai