Anda di halaman 1dari 5

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS ASMA BRONCHIAL

DENGAN METODE INFRARED DAN CHEST THERAPY


KOTA PEKALONGAN

Melengkapi Tugas-Tugas Praktikum Metode Riset Dan Dasar Statistik


Program Studi Diploma III Fisioterapi

Disusun Oleh :

Fitri Milenia Sekti

(NPM. 1017001701)

PROGRAM STUDI D-III FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PEKALONGAN

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada
individu dan/atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan
memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan
menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik,
elektroterapeutis dan mekanis) pelatihan fungsi, komunikasi (kemenkes, 2013).
Terdapat dua macam jenis fisioterapi yang ada di Indonesia, Pembagian jenis
fisoterapi yang pertama dibedakan berdasarkan gangguan sistem tubuh yang
mengalami gangguan seperti fisioterapi neurologis, fisioterapi musculoskeletal,
fisioterapi olahraga, fisioterapi kardiovaskuler atau pernafasan. Selain
berdasarkan gangguan sistem pada tubuh, jenis fisioterapi juga dibedakan
berdasarkan pasien yang menjalaninya. Seperti fisioterapi pada pediatric,
fisioterapi pada geriatric, fisioterapi pada wanita dan ibu hamil.
Fisioterapi kardiovaskuler dibutuhkan saat gangguan sistem kardiovaskular
yang bisa dibantu dengan terapi ini adalah penyakit jantung kronis dan
rehabilitasi pascaserangan jantung. Dengan fisioterapi, kondisi pasien akan lebih
berkualitas karena diberikan dukungan fisik dan emosi.
Salah satu yang termasuk dengan fisioterapi kardiovaskuler merupakan asma
bronchial. Penyakit asma merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh
dunia, baik di negara maju maupun di negara yang sedang berkembang. Asma
Bronchiale yaitu kelainan yang ditandai oleh hipersekresi broncus secara terus
menerus dan empisema, dimana hilangnya jaringan penunjang paru-paru
menyebabkan penyempitan berat saluran pernafasan yang terutama dirasakan
menyolok ketika mengeluarkan nafas (Soemarno, 2005).
Asma dapat diderita oleh semua lapisan masyarakat dari usia anak-anak
sampai usia dewasa. Asma adalah penyakit kronis variabel dari sistem pernapasan
yang ditandai oleh penyempitan saluran pernapasan kecil dan bronkiolus,
meningkat bronkial sekresi atau lendir dan pembengkakan mukosa atau
peradangan, sering dalam menanggapi satu atau lebih memicu. Asma ditandai
dengan serangan sesak dada, batuk dan mengi akibat obstruksi jalan napas
(Gibbs, 2008). Berdasarkan WHO fact sheet 2011 menyebutkan bahwa terdapat
235 juta orang menderita asma di dunia, 80% berada di negara dengan pendapatan
rendah dan menengah, termasuk Indonesia. Penyakit saluran pernapasan yang
menyebabkan kematian terbesar adalah Tuberculosis (7,5%) dan Lower Tract
Respiratory Disease (5,1%). Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit
(SIRS) di Indonesia didapatkan bahwa angka kematian akibat penyakit asma
adalah sebanyak 63.584 orang (Depkes, 2014). Dari data Riskesdas 2013,
penderita asma di Indonesia paling banyak di derita oleh golongan menengah
kebawah dan terbawah (tidak mampu), persentase untuk menengah kebawah
sebanyak 4,7% dan terbawah 5,8%. Di Indonesia, prevalensi asma belum
diketahui secara pasti. Kemenkes RI (2011) mengatakan di Indonesia penyakit
asma masuk dalam sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian. Berdasarkan
data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, prevalensi kasus
asma di Jawa Tengah pada tahun 2012 sebesar 0,42% dengan prevalensi tertinggi
di Kota Surakarta sebesar 2,46%.
Problematika fisioterapi yang akan timbul pada kasus asma bronchiale antara
lain nyeri dada, spasme otot bantu pernafasan, sesak nafas, dan penurunan
aktivitas fungsional. Fisioterapi berperan dalam penyembuhan kasus ini karena
fisioterapi salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk individu
dan atau kelompok dalam upaya mengembangkan, memelihara, dan memulihkan
gerak dan fungsi sepanjang daur kehidupan menggunakan modalitas, mekanis,
gerak dan komunikasi. Modalitas yang dapat digunakan dalam menyelesaikan
problematika pada penderita Asma Bronchiale Infrared dan chest physioterapy.
Modalitas tersebut bermanfaat dalam mengurangi sesak nafas dan meningkatkan
volume dan membantu pengeluaran sputum yang berlebihan pada paru-paru
(Soemarno, dkk, 2013). Asma Bronchiale, dalam upaya mengeluarkan secret dan
memperbaiki ventilasi pada pasien dengan fungsi paru yang terganggu.
Fisioterapi membantu penderita asma untuk dapat tetap aktif dan mendapatkan
kebugaran tubuh yang optimal.
Infrared yang memberikan efek termal superfisialis soft tissue dengan waktu
15 menit, pemberian Inframerah akan terjadi peningkatan temperatur yang akan
meningkatkan aktivitas metabolisme (reaksi kimia dipercepat) serta dapat
merileksasikan ketegangan otot. Penyinaran dari inframerah menimbulkan efek
panas yang akan meningkatkan metabolisme dan menimbulkan peningkatan
suplay nutrisi dan oksigen ke jaringan sehingga nyeri dapat berkurang.
Chest Fisioterapi yang bertujuan untuk mengembalikan dan memelihara
fungsi otot-otot bantu pernafasan dan membersihkan sputum dari bronchus dan
untuk mencegah penumpukan sputum serta mengurangi sesak napas karena
penumpukan Sputum.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengambil makalah
yang berjudul “PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS
ASMA BRONCHIAL DENGAN METODE INFRARED DAN CHEST
THERAPY KOTA PEKALONGAN”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan diatas, dapat diperoleh
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah pemberian infrared berpengaruh terhadap penurunan nyeri pada kasus
asma bronchiale?
2. Apa pemberian chest therapy terhadap penurunan derajat sesak napas pada
kasus asma bronchiale?
3. Apakah pemberian infrared terhadap rileksasi otot bantu pernafasan pada
kasus asma bronchiale?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah:
Tujuan Umum:
1. Untuk mengetahui manfaat efek pemberian infra red (ir) dan chest theraphy.
2. Untuk menambah pengetahuan serta menyebarluaskan informasi tentang
peran fisioterapi pada kondisi asma bronchial
Tujuan khusus:
Tujuan penulisan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yaitu
1. Mengidentifikasi pemberian infrared terhadap penurunan nyeri pada kasus
asma bronchiale.
2. Mengidentifikasi pemberian chest therapy terhadap penurunan derajat sesak
napas pada kasus asma bronchiale.
3. Mengidentifikasi pemberian infrared terhadap rileksasi otot bantu pernafasan
pada kasus asma bronchiale.
D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicappai oleh penulis sebagai berikut.

1. Manfaat teoritis
Dapat Sebagai pedoman ilmiah untuk menambah pengetahuan tentang
ilmu terapi latihan fisioterapi dan dapat dijadikan sebagai acuan untuk
menambah wawasan dalam perkembangan ilmu rehabilitasi medis.
2. Manfaat praktis
Dapat dijadikan pedoman ilmiah untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dalam berbagai disiplin ilmu dalam rangka mengembangkan
metode serupa sehingga dapat bermanfaat bagi praktisi medis dan masyarakat
pada umumnya.
3. Bagi Penulis
Untuk mengetahui manfaat dari Infrared, chest therapy terhadap
penderita kasus asma bronciale.

Anda mungkin juga menyukai