KOMPREHENSIF
DISUSUN OLEH:
LAPORAN KASUS
Oleh:
Laporan kasus praktek klinik atas nama MUFTHIHA HAERANI WIJAYA, NIM:
PO.71.4.241.19.4.011 dengan judul “Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Sindrom
Piriformis Dextra” telah disetujui untuk diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan praktek klinik di RS. La Palaloi Maros, mulai tanggal 07 November-03
Desember 2022
Mengetahui,
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................................2
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.....................................................................................................................5
BAB II.......................................................................................................................................6
TINJAUAN KASUS.................................................................................................................6
BAB III....................................................................................................................................19
BAB IV....................................................................................................................................22
a. Identitas Pasien.......................................................................................................22
b. History Taking........................................................................................................22
c. Inspeksi/Observasi..................................................................................................22
e. Pemeriksaan Spesifik.............................................................................................23
f. Pengukuran fisioterapi...........................................................................................24
g. Problematika Fisioterapi.......................................................................................26
BAB V......................................................................................................................................27
BAB VI....................................................................................................................................32
BAB VII...................................................................................................................................35
PENUTUP...............................................................................................................................35
A. Kesimpulan.............................................................................................................35
B. Saran........................................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................37
BAB I
PENDAHULUAN
Beberapa struktur di punggung bawah, termasuk sendi, diskus dan jaringan ikat, dapat
pasien Non-Spesifik low back pain juga cenderung mengalami penurunan kontrol
Data WHO pada tahun 2017 Prevalensi dari Non-Spesifik Low Back Pain
diperkirakan 60% hingga 70% di negara-negara industri dan prevalensi satu tahunnya
15% hingga 45%, insiden dewasa 5% per tahun. Negara maju seperti Amerika Serikat
Spesifik Low Back Pain di Indonesia tidak diketahui pasti, namun diperkirakan antara
7,6% sampai 37%. Dilansir dari Medical Rehabilitation Siloam Hospital Makassar
Database terdapat 60% kasus Non-Spesifik low back pain dari total 590 kunjungan
180 penderita nyeri punggung akut yang di ikuti selama satu tahun ternyata 38%
TINJAUAN KASUS
a. Anatomi Lumbal
1. Vertebra Lumbal
Regio lumbal terletak pada bagian bawah dari susunan tulang belakang
pada bagian penapang sagittal, region ini berbentuk lordosis, oleh karena
posisinya yang paling banyak menahan beban mekanik. (Diagnosis Dan Tata
Laksana, n.d.).
yang pendek dan lebar, dan tidak adanya permukaan artikular untuk iga dan
2019).
2. Diskus Intervertebralis
derajat) mobilitas tulang belakang lumbal, tetapi rotasi (sekitar 5 derajat) dan
bagian tulang belakang ini ( Bogduk , 2008). Fitur utama dari proses
(15168)
dari dua region utama dengan nucleus pulposus lunak dibagian tengah dan
vertebralis terdiri dari tiga daerah anatomi yang terintegrasi yaitu nucleus
pulposus dibagian tengah yang banyak memiliki kandungan air dan kolagen
tipe II, annulus fibrosus di bagian tepi mengandung kolagen tipe I dan II serta
terdapat dua end plate yang terdiri dari tulang rawan hyaline di bagian
nyeri nosiseptif ketika robek. Dapat dihipotesiskan bahwa gerakan dan postur
ligamen yang merupakan pita fibrosa dari jaringan ikat yang melekat pada
dan sar Annulus fibrosus. Selain itu, facet capsular ligament (FC)
Fisiologi, 2013)
d. ligament Intertransversal
e. Ligament supraspinosus
penebalan kapsul sendi, pembatasan gerakan dan mungkin nyeri. Oleh karena
dorsal dan kaya akan ujung saraf proprioseptif. Kapsul sendi berperan penting
medial, dan m.multifiuds. M.Multifidus menjadi salah satu otot penstabil yang
memiliki beberapa lapisan, yang terdalam melewati satu segmen saja, dan
serat lainnya lebih dari 2-4 segmen. m.multifidus ini juga kaya akan
belakang.
melekat pada fasia untuk setiap proses transversal dan prosesus spinosus.
abdominis externus yang juga terhubung pada fasia thoracolumbal dan dapat
dan lateral, m. iliopsoas dan m. quadratus lumborum adalah otot yang kuat
dan besar yang berkontribusi terhadap gaya yang diterapkan oleh gerakan
b. Biomekanik Lumbal
bersifat statik dan bagian posterior yang bersifat dinamik. Bagian anterior
processus spinosus dan 2 buah sendi facet, yang berfungsi melindungi elemen
Laksana, n.d.)
tulang belakang. Pada posisi netral, pergerakan lateral dan rotasi dapat dicegah
dengan aposisi permukaan sendi, sedangkan pada posisi agak fleksi,
lateral dan rotasi. Pada posisi ekstensi, permukaan sendi facet akan mengalami
belakang yang merupakan suatu FSU (Functional spine unit ini dikenal
sebagai three joint complex yang terdiri dari diskus intervertebralis (suatu
sendi tulang rawan) dan dua sendi facet (sendi sinovial) ). Pada pergerakan ini
tekanan dari atas dan bawah serta mengadakan pergerakan untuk fleksi,
(mobilitas kumulatif pada segmen L1-L5: 57°) dan terbatas selama lateral
bending (L1-L5: 26°) serta rotasi axial (Ll- L5: 8°). Pergerakan fleksi/ekstensi
pada sendi facet di fase akhir gerakan, dan hal ini dapat mengakibatkan
tekanan yang maksimal di tepi bawah facet inferior selama ekstensi dan tepi
atas facet superior selama fleksi. Pada posisi berdiri tegak, sendi facet antara
L5 dan sakrum menerima beban ke arah depan yang berkelanjutan oleh karena
Salah satu fungsi utama tulang belakang, seperti disebutkan di atas, adalah
Beban eksternal seperti efek inersia dan kekuatan otot berhubungan dengan
berat badan. Dalam posisi berdiri, pusat gravitasi terletak di depan tulang
tinggi yang bekerja pada intervertebra disc. Menjaga dan mengubah postur
serat annulus fibrosus mengencang dan menahan gaya yang diberikan. Pada
gilirannya, tonjolan intervertebra disc radial dapat diamati. Tonjolan ini akan
dan tonjolan lebih besar di bagian anterior. Pada torsi, gerakan berlebihan
dicegah oleh sendi zygapophysal atau facet yang menanggung 65% beban
diyakini bahwa perilaku annulus fibrosus selama momen lentur berbeda dari
1. Definisi
dan jaringan ikat, dapat menyebabkan gejala Non-Spesifik low back pain.
(Chakraborty, 2019)
Menurut O’Sullivan sebagian besar Non-Spesifik low back pain berasal dari
discus intervertebralis (45%), dengan sejumlah kecil subjek dengan nyeri sendi
facet (20%) dan sendi sakro-iliaka (15%). Sehingga pasien Non-Spesifik low back
Menurut perjalanan penyakitnya Non-Spesifik low back pain terdiri dari acute
low back pain dan chronic low back pain. Acute low back pain yaitu riwayat nyeri
yang pertama kali dirasakan pasien dalam hidupnya, atau selang waktu bebas
nyeri selama 6 bulan, dan berlangsung tidak lebih dari 6 minggu (Casser et al.,
2016). Sedangkan chronic low back pain yaitu nyeri pada punggung bawah
berlangsung selama tiga bulan dan menyebabkan rasa sakit dalam kurung waktu
2. Etiologi
vertebra,pola gerakan yang tidak sesuai saat beraktifitas, kelemahan otot seperti
a. Mekanik statik
Deviasi sikap atau postur tubuh dalam posisi statis (duduk atau
sudut lumbosakral dan pergeseran titik pusat berat badan tersebut akan
dapat terjadi strain atau sprain pada ligamen dan otot-otot di daerah
b. Mekanik dinamik
dan repetitif, terutama disertai dengan beban yang berat.(Ii et al., n.d.)
3. Patofisiologi
atau gangguan pada struktur vertebra lumbal yang disebabkan oleh faktor
serabut annulus fibrosus bagian dorsal dan atau ligamen longitudinal posterior.
Pada kasus Non-Spesifik low back pain, aktivasi nosireseptor disebabkan oleh
otot yang berlebihan dapat terjadi pada saat tubuh dipertahankan dalam posisi
statik atau postur yang salah untuk jangka waktu yang cukup lama di mana otot-
yang normal, atau pada saat aktivitas yang menimbulkan beban mekanik yang
yang berat dengan posisi yang salah (tubuh membungkuk dengan lutut lurus dan
jarak beban ke tubuh cukup jauh). Penggunaan otot yang berlebihan ini
menimbulkan iskemia dan inflamasi. Setiap gerakan otot akan menimbulkan nyeri
sekaligus akan menambah spasme otot. Karena terdapat spasme otot, lingkup
gerak punggung bawah menjadi terbatas. Mobilitas lumbal menjadi terbatas,
terutama untuk gerakan membungkuk (fleksi) dan memutar (rotasi).(Ii et al., n.d.)
4. Gambaran Klinis
Pasien Non-Spesifik low back pain mempunyai gejala klinis berupa nyeri yang
barang yang cukup berat, duduk atau berdiri cukup lama, berjalan atau
otot-otot erector spine, dan keterbatasan LGS fleksi lumbal. Pasien biasanya
memilih posisi atau sikap yang tidak menimbulkan nyeri (antalgic posture),
mungkin pula terlihat skoliosis fungsional. Tidak terdapat gejala dan tanda
b. 21%-40%: ketidakmampuanmenengah.
d. 61%-80%: lumpuh.
2. Massage
nyeri.
a. Indikasi
b. Kontra Indikasi
4. Bridging
Berbaring telentang di atas meja atau tikar dengan pinggul dan
lutut ditekuk hingga 90 derajat dengan kaki rata di lantai dan lengan
Berbaring tele ntang di atas meja atau tikar dengan pinggul dan lutut
glutes dan hamstrings anda sampai trunk sejajar dengan paha; tahan
dan sendi sehingga akan memberi efek relaksasi pada otot dan meningkatkan
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. H
J/K : Perempuan
Umur : 45 Tahun
Pekerjaan : PNS
b. History Taking
c. Inspeksi/Observasi
1. Statis
fleksi
d. Pemeriksaan Gerak Dasar
Gerakan Aktif Pasif TIMT
Lateral Fleksi Dextra Lumbal Tidak Nyeri, Tidak Nyeri, Tidak Nyeri,
full ROM full ROM, end kekuatan otot
feel firm maksimal
Lateral Fleksi Sinistra Lumbal Tidak Nyeri, Tidak Nyeri, Tidak Nyeri,
full ROM full ROM, end kekuatan otot
feel firm maksimal
e. Pemeriksaan Spesifik
1. Palpasi
Tujuan : untuk mengetahui adanya nyeri tekan, spasme otot, oedem, dan suhu
local.
Teknik : palpasi dilakukan dengan cara meraba, menekan, dan memegang organ
Hasil : nyeri tekan dan spasme pada m.erector spine dan quadratus lumborum
a. Teknik Pelaksanaan
Pasien dalam keadaan berdiri. Terapis mempalpasi ilium dari sisi yang
b. Hasil
pinggang.
c. Interpretasi
Pasien mampu mempertahankan posisi selama 3 detik. Positive test pasien
f. Pengukuran fisioterapi
Oswestery Disability Index (ODI) adalah indeks yang berasal dari Oswestery
Low Back Pain Questionnaire yang digunakan oleh dokter dan peneliti untuk
mengukur rasa nyeri yang rendah. Pertama kali dipublikasikan oleh Jeremy
Fairbank pada tahun 1980. ODI saat ini dianggap sebagai salah satu standar emas
Seksi Score
Intensitas nyeri 2
Perawatan diri 1
Mengangkat benda 1
Berjalan 1
Duduk 1
Berdiri 1
Tidur 1
Kehidupan Sosial 2
Bepergian 1
Total score 13
(crippled)
Nyeri diam 0
Nyeri tekan 6
Nyeri gerak 4
Keterangan :
: Tidak nyeri
1–3
: Sedikit nyeri
4–8
: Nyeri sedang
9 – 10
: Sangat nyeri
Pemeriksaan/Pengukuran
Komponen ICF
Yang
Membuktikan
1. Impairment
a. Nyeri punggung bawah Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar,
Quadrant Test.
b. Spasme otot erector spinae dan quadratus Palpasi
lumborum
2. Activity Limitation
a. Kesulitan saat Beribadah (rukuk & sujud) ODI
b. Kesulitan saat duduk lama ODI
3. Partisipation Restriction
a. Hambatan Aktivitas di Rumah ODI
- Mengurangi nyeri
1. Impairment
3. Participation
Restriction
b. Teknik pelaksanaan :
menggunakan perekat.
4. Nyalakan alat.
5. Atur sesuai dosis.
7. Matikan alat.
c. Dosis
1. Frekuensi : 1 kali/minggu
3. Tipe : IFC
4. Time : 10 menit
2. Stretching Exercise
1) Persiapan pasien
2) Pelaksanaan pengobatan
stretching.
b) Pasien dalam keadaan tidur terlentang, kedua
3) Dosis
3) Bridging
dan lutut ditekuk hingga 90 derajat dengan kaki rata di lantai dan
lengan Berbaring tele ntang di atas meja atau tikar dengan pinggul
dan lutut ditekuk hingga 90 derajat dengan kaki rata di lantai dan
Sebaiknya mengurangi pekerjaan yang berat atau memperhatikan pola duduk dan
knee sampai fleksi hip sebelah ankle berada diatas knee. Fisioterapis berada
E. Evaluasi Fisioterapi
Evaluasi
1. Pengkajian Data
diagnose fisioterapi.
2. Anamnesis
Identitas pasien
3. Anamnesis Khusus
a. Keluhan utama
pertolongan.
b. Kapan terjadi
e. Riwayat pribadi
kebiasaan
lain.
atas yakni nyeri dan spasme otot. Pada nyeri diberikan Transcutaneus
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dalam pemeriksaan, fisioterapi diharapkan selalu
kondisi.
DAFTAR PUSTAKA
Cookson, M. D., & Stirk, P. M. R. (2019). Low Back Pain Myogenic. 5–23.