Anda di halaman 1dari 16

PATALOGI KHUSUS

PARAPLEGIA
LATAR BELAKANG
Pada perkembangan kasus paraplegia semakin meningkat
pesat seiring meningkatnya pula bencana alam (tsunami,
gempa) dan terjadinya kecelakaan (kerja, lalu lintas, rumah
tangga) di beberapa wilayah Indonesia.
Sekitar 300 orang menderita kecacatan seumur hidup karena
cedera tulang belakang atau Spinal Cord Injury (SCI). Menurut
Sekretaris Daerah Bantul, Suharjo, jumlah penderita lumpuh
permanen korban gempa di wilayah DIY sebanyak 408 orang,
399 orang di antaranya adalah warga Bantul. Selain korban
yang lumpuh terdapat 400 warga di Kecamatan Jetis,
Bambanglipuro, dan Imogiri yang harus menjalani terapi
(Eviyanti, 2007).
A. PARAPLEGIA ?

kondisi hilangnya kemampuan untuk


menggerakkan anggota tubuh bagian
bawah yang meliputi kedua tungkai dan
organ panggul.
Paraplegia dapat terjadi hanya sementara
atau bahkan menjadi permanen
tergantung dari penyebabnya. Berbeda
dengan paraparesis yang masih dapat
menggerakan kedua tungkai walaupun
kekuatannya berkurang, paraplegia sama
sekali tidak dapat menggerakan kedua
tungkai.
Umumnya, kelumpuhan tersebut akibat
adanya gangguan di bagian sistem saraf
yang mengontrol otot-otot di area
tersebut. Mayoritas penderita paraplegia
menjalani aktivitas harian secara mandiri,
tapi dengan menggunakan alat bantu
gerak.Karena penderita kehilangan kontrol
pada tubuh bagian bawah.
Paraplegia bisa menyebabkan munculnya beberapa
komplikasi seperti :

Ulkus
ANATOMI !!!!!!!!!!!
 Yang disebut tulang belakang di dalam tubuh kita yaitu :
 susunan tulang yang terbentang dari ruas tulang leher pertama (C1) hingga tulang
ekor ke-4 (C4). Tulang-tulang tersebut terdiri dari kelompok ruas tulang yang terbagi
menjadi :
B. RIWAYAT
PERJALANAN PENYAKIT

Lesi medula spinalis diklasifikasikan sebagai :


1. Lesi komplit : yaitu kehilangan sensasi dan fungsi mekanik volunter total.
2. Lesi tidak komplit : yaitu kehilangan sensai dan fungsi mekanik volunter.
Mekanisme cedera pada daerah ini umumnya merupakan cedera freksi akibat terjatuh pada
bagian bokong atau cedera hiperekstensi dimana keduanya menyebabkan fraktur kompresi :
Untuk membuat korpus vertebra torakalis mengalami fraktur diperlukan suatu pukulan
langsung yang kuat, kecuali jika sebelumnya vertebra memang sudah rapuh karena diserang
oleh osteoporosis atau neoplasma.
Temuan fisik akan bervariasi, tergantung pada tingkat cedera, derajat syok spinal dan fase
serta derajat pemeriksaan :
C1-3 : Kehilangan fungsi pernapasan/sistem muskuloskletal.
C4-5 : Dengan kerusakan menurunya kapasitas paru ketergantungan total terhadap
aktivitas sehari-hari.
C6-7 : Dengan beberapa gerakan tangan dan lengan yang memungkinkan untuk
melakukan sebagian aktivitas sehari-hari.
C8 : Keterbatasan menggunakan jari tangan. Meningkatkan kemandiriannya.
C1-L1 : Paraplegia dengan fungsi tangan dan berbagai fungsi dan otot intercostal dan
abdomen masih baik.
L1-2 : dan/atau dibawahnya : kehilangan fungsi motorik dan sensorik. Kehilangan fungsi
defekasi dan berkemih.
JENIS PARAPLEGIA

Berdasarkan tingkat keparahannya, Sedangkan jika dilihat dari jenis


kelumpuhan dan efeknya pada otot,
paraplegia terdiri dari dua jenis yaitu:
paraplegia terbagi menjadi :

1. Paraplegia parsial 1. Paraplegia spastik:


2. Paraplegia menyeluruh: 2. Paraplegia flaksid
Mekanisme terjadinya paraplegi
Paraplegia dapat terjadi tiba-tiba maupun secara
bertahap. Kelumpuhan tersebut juga dapat terjadi
hilang timbul tergantung penyebabnya. Kelumpuhan
yang terjadi tidak hanya di kedua tungkai, namun
juga terjadi pada otot di daerah panggul termasuk
organ di dalamnya. Sehingga, penderita paraplegia
juga dapat mengalami hilangnya kontrol terhadap
buang air besar dan buang air kecil. Aktivitas seksual
dan kesuburan juga dapat terganggu. Selain
kelumpuhan, kedua tungkai dapat mati rasa atau
malah menjadi kesemutan dan nyeri.
D. FAKTOR-FAKTOR
RESIKO PARAPLEGIA

Berusia
E. PENYEBAB
PARAPLEGIA

Paraplegia biasanya terjadi akibat cedera traumatis


karena hantaman yang kencang dan tiba-tiba pada
tulang belakang. Tulang belakang dapat patah,
dislokasi, pecah, atau menekan saraf.
1. Penyebab utama cedera saraf tulang belakang
meliputi kecelakaan, jatuh, tindak kekerasan,
olahraga, cedera dan kecelakaan akibat alkohol.
2. Jika paraplegia tidak disebabkan oleh cedera,
beberapa kondisi medis dapat menyebabkan
paraplegia, seperti artritis, kanker, peradangan,
infeksi atau degenerasi cakram tulang belakang.
Banyak hal yang dapat menyebabkan seseorang
mengalami paraplegia. Beberapa di antaranya adalah:

1. 1. Cedera tulang 8. Kompresi Kompresi


2.belakang epidural sumsum
2. 3. Multiple Sclerosis tulang belakang
3. 4. Spina Bifida neoplastik
4. 5. Penyakit Herediter 9. Komplikasi akibat
5. 6. Kanker tulang menyelam (SCUBA
belakang Diving).
6. 7. Sindrom Guillain- 10. Infark sumsum
Barré tulang belakang. .
7. , 11. Mielitis transversa
akut .
F. PENGOBATAN
PARAPLEGIA

 Pengobatan paraplegia tergantung dari penyebabnya. Beberapa jenis


pengobatan yang dapat diberikan terhadap penderita paraplegia adalah
: 1.
KESIMPULAN

 Paraplegia adalah kondisi hilangnya kemampuan untuk menggerakkan


anggota tubuh bagian bawah yang meliputi kedua tungkai dan organ
panggul. Paraplegia dapat terjadi hanya sementara atau bahkan menjadi
permanen tergantung dari penyebabnya. Berbeda dengan paraparesis yang
masih dapat menggerakan kedua tungkai walaupun kekuatannya
berkurang, paraplegia sama sekali tidak dapat menggerakan kedua
tungkai.

Anda mungkin juga menyukai