Anda di halaman 1dari 12

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BAK PAIN

“Akibat Hernia Nukleus pulposus”

OLEH :

ANDI FADAILA PANCA P. RANI QURAINI JIHAD

DIAN NILA SARI SAWAL

INA TRIMURTI VIRGINIA

NURHALIFAH HIDAYAH YULI HASRI AINUN

NANNI YULIANA AHMAD

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

JURUSAN FISIOTERAPI
TAHUN 2018/2019

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Low Back Pain (LBP) adalah rasa nyeri yang terjadi di daerah pinggang
bagian bawah dan dapat menjalar ke kaki terutama bagian sebelah belakang dan
samping luar. Keluhan ini dapat demikian hebatnya sehingga pasien mengalami
kesulitan dalam melakukan setiap gerakan.Penyebab dari nyeri punggung bawah
banyak sekali dan bervariasi mulai dari kelelahan otot sampai tumor ganas.
Dalam beberapa kasus nyeri punggung bawah dapat ditangani dan dicegah
dengan mengetahui penyebabnya dan bagaimana pencegahannya.

Untuk mengetahui hal tersebut, diperlukan pemeriksaan yang lengkap dan


teliti, apalagi pada kasus yang spesifik pemeriksaannya akan lebih banyak
daripada kasus non spesifik. Pada kasus spesifik akan ada pemeriksaan tambahan
karena adanya kelainan neurologi, yang kebanyakan disebabkan karena Hernia
Nukleus Pulposus (HNP), spondilosis, dan trauma.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi Hernia Nukleus Pulposus

Hernia adalah keluarnya atau menjebolnya dalaman / bagian dari tempat


biasanya (Ramuli, 1997). Nucleus Pulposus berarti inti dari suatu bahan
glatinosayang berbentuk bola (Caillist, 1991). Lumbal berarti ruas tulang
belakang pinggang (Ramli, 1990). Jadi yang dimaksud dengan hernia nucleus
pulposus lumbal adalah keadaan dimana sebagian / seluruh bagian dari nucleu
mengalami penonjolan ke dalam kanalis spinalis (Tjokorda, 2009), adanya
trauma langsung atau tidak langsung pada discus intervertebralis akan
menyebabkan kompresi hebat dan fragmentasi nucleus pulposus sehingga
anulus menjadi pecah bahkan dapat robek.

B. Etiologi

Pria dan wanita memiliki resiko yang sama untuk mengalami HNP, wanita
paling sering antara usia 30 dan 50 tahun. HNP merupakan penyebab paling
umum kecacatan akibat kerja pada mereka yang berusia dibawah 45 tahun.

Faktor resiko HNP adalah sebagai berikut :

 Berat badan yang berlebihan, gaya hidup bermalas-malasan, dan postur


tubuh yang tidak diposisikan secara benar.

 Perubahan degeneratif yang mengurangi kekuatan dan stabilitas tulang


belakang, menyebabkan tulang belakang rentan terhadap cidera.

 Tehnik mengangkat dan memindahkan barang yang tidak benar.

 Pergerakan tiba-tiba dan bertenaga atau traumatic, yang memindahkan gaya


dalam jumlah besar ke tulang belakang.

 Olahraga yang menempatkan gaya berputar pada tulang belakang seperti


golf, baseball atau tennis.

3
C. Epidemologis

Di Indonesia, LBP dijumpai pada golongan usia 40 tahun. Secara keseluruhan,


LBP merupakan keluhan yang paling banyak dijumpai (49 %). Pada negara
maju prevalensi orang terkena LBP adalah sekitar 70-80 %. Pada buruh di
Amerika, kelelahan LBP meningkat sebanyak 68 % antara tahun 1971-1981.

HNP paling sering terjadi pada pria dewasa, dengan insiden puncak pada
decade ke-4 dan ke-5. Kelainan ini lebih banyak terjadi pada individu dengan
pekerjaan yang banyak membungkuk dan mengangkat. Karena ligamentum
longitudinalis posterior pada daerah lumbal lebih kuat pada bagian tengahnya,
maka protrusi discus cenderung terjadi kearah postero lateral, dengan kompresi
radiks saraf.

D. Gambaran klinik

Nyeri yang disebabkan oleh HNP dikenal sebagai ischialgia diskogenik atau
sciatika, yaitu nyeri sepanjang perjalanan nervus ischiadikus. Level segmen
tulang belakang yang terkena akan mempengaruhi daerah nyeri sesuai distribusi
dermatom. Umumnya nyeri jenis ini digambarkan sebagai nyeri yang tajam,
berpangkal pada bagian bawah pinggang dan menjalar kelipatan bokong tepat
dipertengahan garis tersebut. Level segmen tulang belakang yang terkena akan
mempengaruhi daerah nyeri sesuai distribusi dermatom.

E. Proses Fisioterapi

Contoh Kasus :

Pasien Nona Kurnia Arum, umur 35 tahun, agama islam, pekerjaan pelajar,
jenis kelamin perempuan beralamatkan di Jalan Basielo Manis Madiun, hobi
mendengarkan musik .

Keluhan utama dari pasien adalah adanya nyeri saat posisi duduk dan berdiri
dalam jangka waktu lama disertai nyeri pinggang bawah yang kadang-kadang
menjalar sampai tungkai kiri.

Gambaran Umum Konsidi Pasien

 INSPEKSI :

4
a) Statis :

Anterior

Posisi kepala : normal

Bahu : simetris

Clavicula : simetris

SIAS : simetris

Posterior

Skapula : simetris

Celah axilla : simetris

SIPS : simetris

Lateral

Kurvatura vertebra : hipolordosis lumbal

b) Dinamis :

Gangguan pola jalan

Gait analisis : asimetris

Pasien datang dengan menggunakan tongkat

c) Tes orientasi

Tes jinjit : +

Tes squat and bounching :+ nyeri

Irama gerak : aritmis

Kecepatan gerak : lambat

 PALPASI :

Nyeri tekan pada m.piriformis

5
Nyeri tekan pada m.quadrichep

Spasme M intervertebralis terutama di daerah L4-S1

 MOVE :

- Pada saat gerakan fleksi dan lateral fleksi kanan trunk terlihat seperti
menahan nyeri.

- Dari pemeriksaan gerak aktif diperoleh informasi trunk, gerak fleksi


lumbal nyeri dan ektensi lumbal tidak nyeri, lateral fleksi kanan nyeri
dan lateral fleksi kiri tidak nyeri, fleksi dengan posisi tungkai lurus
positif nyeri.

- Dari pemeriksaan pasif diperoleh informasi hip kiri untuk fleksi hip
dengan knee lurus nyeri pada derajat kurang dari 70 dan abduksi.
Informasi yang diperoleh dari pemeriksaan ini adalah untuk fleksi nilai
ototnya normal dan side fleksi trunk terdapat penurunan karena adanya
nyeri

Problematika Fisioterapi

 Anatomycal impairment

Nyeri akut

Keterbatasan ROM

Spasme otot

 Fungsional limitation

Gangguan berjalan

 Participant of restrictive

Kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari

Tujuan fisioterapi

6
 Tujuan jangka pendek

Menghilangkan nyeri

Menambah ROM

Menghilangkan spasme

 Tujuan jangka panjang

Mengembalikan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional pasien

Intervensi Fisioterapi

Peran fisioterapi pada kasus low back pain akibat hernia nukleus pulposus
masuk dalam tahap rehabilitasi. Sesuai dengan contoh kasus yang telah
diuraikan di atas maka tindakan fisioterapi yang dapat diberikan antara lain
adalah :

 Micro Wave Dhiathermy (MWD)

 Terapi latihan Mc. Kenzie

 Streching

 Elbow Friction pada m. piriformis

Aktifitas Fungsional Dan Rekreasi pada pasien low back pain akibat HNP

Seorang fisioterapi dalam melakukan intervensi memandang individu


sebagai manusia utuh dengan berbagai aspek dengan berbagai komponen –
komponen dan kebutuhan dalam melakukan aktifitas. Melalui terapi akan
didapatkan berbagai kemajuan yang kemudian akan mendukung kapasitas fisik
dan kemampuannya dalam hal untuk mempertahankan hidupnya.

Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam melakukan intervensi untuk
memenuhi dua hal tersebut diatas dapat dilakukan dengan aktifitas fungsional
rekreasi, yaitu bentuk aktifitas terapi yang dilakukan dengan membuat terapi
sedemikian rupa hingga dapat memiliki efek gembira pada pasien tanpa

7
meninggalkan makna terapi yang sesungguhnya. Aktifitas fungsional rekreasi
sangat cocok dilakukan pada kasus low back pain akibat HNP dengan
memperhatikan empat aspek penting yaitu meningkatkan kapasitas fisik,
intelektualitas, emosi, dan kehidupan sosial. Terlebih lagi mengingat kebutuhan
yang utama adalah berrekreasi. Pada kasus low back pain akibat HNP , maka
aktifitas fungsional rekreasi yang dapat dilakukan sebagai terapi antara lain :

 Berenang

Pada dasarnya, olahraga


merupakan salah satu
pilihan untuk mengobati
atau mengurangi gejala
sakit punggung bawah
kronis. Dengan
berolahraga, kita melatih
dan memperkuat otot-otot
sekaligus memperbaiki
postur tubuh, yang
diharapkan bisa
mempercepat proses
pemulihan.

Berenang menjadi salah satu


pilihan olahraga terbaik untuk
mengatasi nyeri kronis. Menurut
sebuah studi di Jepang, orang-
orang yang memiliki sakit
punggung bawah kronis yang rutin
berenang dua kali seminggu
menunjukkan perbaikan gejala
yang cukup besar dibandingkan mereka yang renang sekali seminggu atau
tidak pernah berenang sama sekali.

Salah satu sebabnya, berenang tidak memberatkan kerja persendian tubuh


juga tidak menempatkan tekanan besar pada kaki, sehingga relatif lebih
aman bagi individu yang rentan mengalami cedera.

8
Di saat yang bersamaan, gerakan renang melatih kekuatan, fleksibilitas dan
keseimbangan tubuh, sementara aliran air bekerja “memijat” tubuh untuk
menghilangkan stres pada semua persendian.

Berenang juga dapat meningkatkan kekuatan otot yang menyangga tulang


belakang dan area sekitarnya, karena banyak gaya renang memungkinkan
tubuh mencapai rentang gerak yang lebih luas.

Olahraga sebagai terapi dampingan mengatasi nyeri punggung hanya


terbukti ampuh untuk kasus kronis (berkelanjutan), bukan yang akut (terjadi
tiba-tiba).

Jika kamu dibolehkan untuk berenang, perhatikan teknik renang dengan


seksama. Sebagai awalnya, mulailah dengan gaya dada atau gaya punggung,
saran dr. Rodeo.

Gaya punggung sering dianggap sebagai teknik renang terbaik untuk orang
yang memiliki nyeri punggung kronis, karena tidak memaksa punggung
untuk terus-terusan melengkung.

Gaya kupu-kupu dan gaya bebas tidak begitu disarankan karena melibatkan
perputaran sendi tubuh atas yang lebih banyak dan berkelanjutan. Selain itu,
kedua gaya ini membuat kerja otot punggung bagian bawah makin berat
karena terus teregang.

Secara umum, manfaat renang untuk mengatasi masalah sakit punggung


kronis tidak hanya terbatas pada renang itu sendiri. Jika kamu masih pemula
atau belum menguasai gaya-gaya renang, manfaat pemulihan nyeri kronis
masih bisa didapat dengan berjalan atau merangkak pelan-pelan melawan
arus air hingga senam
aerobik di air.

 Bersepeda

Pasien bersepeda dengan gigi 1,


jalanan yang datar, sambil
mendengarkan musik

Banyak orang menyalahkan


bahwa bersepeda menyebabkan

9
nyeri pinggang, namun nyatanya bersepeda tepat untuk membantu
ketidaknyamanan nyeri pinggang. Membebankan berat badan ke lengan
dibandingkan ke tulang punggung bisa mengurangi rasa nyeri yang dialami.

Kapasitas fisik yang dapat diraih : menjaga ROM, menjaga flexibilitassendi,


meningkatkan endurance,meningkatkan kekuatan otot quadrisep dan otot
hamstring

Evaluasi

Sesaat : Pasien merasa nyaman

Berkala : Nyeri berkurang

Home Program

 Perhatikan posisi tubuh pada saat bekerja dan jangan terlalu lama berada
pada posisi yang sama.

 Berhati-hatilah terhadap gerakan yang dapat membebani tulang belakang/


gerakan membungkuk (misalnya : senam Hi impact, mengangkat beban,
posisi kerja, dll).

 Dilarang keras mengangkat benda-benda berat, berada pada posisi jongkok,


membungkuk, atau duduk dikursi yang terlalu rendah.

 Jangan terlalu capek dan stress.

 Disarankan berolahraga renang.

 Duduklah dengan posisi punggung tegak.

10
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Hernia Nucleus Pulposus L5-S1 merupakan suatu kondisi nyeri pinggang


bawah yang disebabkan karena keluarnya materi nucleus dari pembungkus annulus
fibrosus, diskus. Penyebab HNP paling besar adalah trauma (50%), baik langsung
maupun tidak langsung pada diskus intervertebralis yang akan menyebabkan
kontraksi hebat dari nucleus pulposus. Nucleus pulposus yang tertekan mencari
jalan melalui robekan annulus fibrosus mendorong ligamentum longitudinal dan
terjadi herniasi. Tanda atau ciri khas dari kasus ini berupa rasa nyeri yang
berpangkal dari daerah punggung bawah kadang – kadang sampai menjalar ke salah
satu tungkai atau disepanjang akar syaraf L5-S1 yang teriritasi. Kondisi ini sering
dijumpai pada masyarakat dan terjadi akibat trauma pada pinggang akibat salah
sikap dari tubuh yang kurang baik dalam melakukan pekerjaan sehari – hari seperti
mengambil suatu benda dengan posisi membungkuk dengan tiba – tiba dan memutar
punggung secara berlebihan.

Peranan fisioterapi pada kasus LBP masuk dalam tahapan rehabilitasi.


Seorang fisioterapis dalam melakukan intervensi memandang individu sebagai
manusia utuh dengan berbagai aspek dengan berbagai komponen-komponen dan
kebutuhan dalam melakukan aktifitas. Cara yang dapat dilakukan dalam melakukan
intervensi untuk memenuhi dua hal tersebut diatas dapat dilakukan dengan aktifitas
fungsional rekreasi yang sangat cocok dilakukan pada kasus dewasa dengan
memperhatikan empat aspek penting yaitu meningkatkan kapasitas fisik anak,
intelektualitas, emosi, dan kehidupan sosial. Pada kasus ini maka peran fisioterapi
yang terutama adalah menjadi motivator untuk mengurangi nyeri, spasme otot serta
keterbatasan lingkup gerak sendi. Selain itu, aktifitas fungsional dapat dilakukan
dengan terlebih dahulu memilih-memilih latihan mana yang cocok sehingga melalui
latihan-latihan tersebut keempat aspek yang diharapkan dapat dicapai semaksimal
mungkin.

11
12

Anda mungkin juga menyukai