PENDAHULUAN
Nyeri punggung bawah merupakan suatu sindroma nyeri yang terjadi pada region
punggung bagian bawah yang merupakan akibat dari berbagai sebab. Banyak
penyebab nyeri muskuloskeletal telah diidentifikasi. Faktor-faktor psikologis dan
sosial berperan besar dalam eksaserbasi nyeri dengan mempengaruhi persepsi nyeri
dan perkembangan disabilitas kronik.1
Prevalensi muskuloskeletal termasuk nyeri punggung / low back pain, telah
dideskripsikan sebagai sebuah epidemik. Keluhan bila menjadi kronik, akan
berdampak serius.Hal ini menyebabkan turunnya produktivitas orang yang
mengalami nyeri punggung.2 Diperkirakan 70-85 % dari seluruh populasi pernah
mengalami hal ini dalam hidupnya. Prevalensi tahunannya bervariasi dari 15-45 %,
dengan angka prevalensi rata-rata 30 %. Di Amerika, nyeri ini merupakan penyebab
paling sering dari pembatasan aktivitas pada penduduk dengan usia < 45 tahun,
urutan kedua untuk penyebab paling sering berkunjung ke dokter, urutan kelima
penyebab perawatan di rumah sakit, dan penyebab paling sering untuk tindakan
operasi.3
Low Back Pain (LBP) di Indonesia merupakan masalah kesehatan yang nyata
dan merupakan penyakit nomor dua pada manusia setelah influenza (Dr.Rahajeng
Tunjung, 2005). Kira-kira 80% penduduk seumur hidup pernah sekali merasakan
nyeri punggung bawah. Pada setiap saat lebih dari 10 % penduduk menderita nyeri
pinggang. Insidensi nyeri pinggang di beberapa negara berkembang lebih kurang 1520% dari total populasi, yang sebagian besar merupakan nyeri pinggang akut maupun
kronik, termasuk tipe benigna. Penelitian kelompok studi nyeri PERDOSSI Mei 2002
menunjukkan jumlah penderita nyeri pinggang sebesar 18,37% dari seluruh pasien
nyeri. Studi populasi di daerah pantai utara Jawa Indonesia ditemukan insidensi 8,2%
pada pria dan 13,6% pada wanita.4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Menurut International Association for the Study of Pain (IASP), yang termasuk
dalam Low Back Pain terdiri dari : 5,6,7
1. Lumbar Spinal Pain nyeri di daerah yang di batasi superior oleh garis transversal
imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus dari vertebra thorakal terakhir,
inferior oleh garis transversal imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus dari
vertebra sakralis pertama dan lateral oleh garis vertikal tangensial terhadap batas
lateral spina lumbalis.
2. Sacral Spinal Pain , nyeri di daerah yang di batasi superior oleh garis transversal
imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus vertebra sakralis pertama, inferior
oleh garis transversal imajiner yang melalui sendi sakrokoksigeal posterior dan
lateral oleh garis imajiner melalui spina iliaka superior posterior dan inferior.
3. Lumbosacral Pain , nyeri di daerah 1/3 bawah daerah lumbar spinal pain dan 1/3
atas daerah sacral spinal pain
Selain itu, IASP juga membagi low back pain ke dalam : 5,6
1. Low Back Pain Subakut, telah dirasakan minimal 5-7 minggu, tetapi tidak lebih
dari 12 minggu
2. Low Back Pain Akut, telah dirasakan kurang dari 3 bulan.
3. Low Back Pain Kronik, telah dirasakan lebih dari 3 bulan.
Struktur Punggung dan Organ Lain Yang Berdekatan
Garis besar struktur punggung bawah adalah :8
a.) Columna vertebralis dengan jaringan ikatnya, termasuk discus intervertebralis
dan nucleus pulposus,
b.) Jaringan saraf yang meliputi konus medularis, filum terminalis, duramater dan
arakhnoid, radiks dengan saraf spinalnya,
c.) Pembuluh darah.
d.) Muskulus atau jaringan otot.
Pinggang merupakan pengemban tubuh dari toraks sampai perut. Tiap ruas
tulang belakang berikut diskus intervertebralis sepanjang kolumna vertebralis
merupakan satuan anatomik dan fisiologik. Bagian depan berupa korpus vertebralis
dan diskus intervertebralis yang berfungsi sebagai pengemban yang kuat dan tahan
terhadap tekanan-tekanan menurut porosnya. Berfungsi sebagai penahan tekanan
adalah nukleus pulposus. Dalam keseluruhan tulang belakang terdapat kanalis
vertebralis yang didalamnya terdapat medula spinalis yang membujur ke bawah
sampai L 2. Melalui foramen intervertebralis setiap segmen medula spinalis
menjulurkan radiks dorsalis dan ventralisnya ke perifer.
Di tingkat servikal dan torakal, berkas serabut tepi itu menuju ke foramen
tersebut secara horizontal. Namun di daerah lumbal dan sakrum berjalan secara
curam ke bawah dahulu sebelum tiba di tingkat foramen intervertebralis yang
bersangkutan. Hal tersebut dikarenakan medulla spinalis membujur hanya sampai L2
saja.8
Otot-otot yang terdapat di sekeliling tulang belakang mempunyai origo dan
insersio pada prosesus transversus atau prosesus spinosus. Stabilitas kolumna
vertebrale dijamin oleh ligamenta secara pasif dan secara aktif oleh otot-otot tersebut.
Ujung-ujung serabut penghantar impuls nyeri terdapat di ligamenta, otot-otot,
periostium, lapisan luar anulus fibrosus dan sinovia artikulus posterior.8
Fisiologi Nyeri
Rangsangan nyeri yang dapat berupa rangsangan mekanik, suhu, kimiawi dan
campuran, diterima oleh reseptor yang terdiri dari akhiran saraf bebas yang
mempunyai spesifikasi. Disini terjadi aksi potensial dan impuls kemudian diteruskan
ke pusat nyeri. Serabut saraf yang dari reseptor ke gangglion masuk ke kornu
posterior dan berganti neuron. Di sini ada dua kelompok neuron, yaitu :8
EPIDEMIOLOGI
Nyeri pinggang di Indonesia merupakan masalah kesehatan yang nyata dan
merupakan penyakit nomor dua pada manusia setelah influenza (Dr.Rahajeng
Tunjung, 2005). Kira-kira 80% penduduk seumur hidup pernah sekali merasakan
nyeri punggung bawah. Pada setiap saat lebih dari 10 % penduduk menderita nyeri
pinggang. Insidensi nyeri pinggang di beberapa negara berkembang lebih kurang 1520% dari total populasi, yang sebagian besar merupakan nyeri pinggang akut maupun
kronik, termasuk tipe benigna. Penelitian kelompok studi nyeri PERDOSSI Mei 2002
menunjukkan jumlah penderita nyeri pinggang sebesar 18,37% dari seluruh pasien
nyeri. Studi populasi dl daerah pantai utara Jawa Indonesia ditemukan insidensi 8,2%
pada pria dan 13,6% pada wanita. Di rumah sakit Jakarta, Yogyakarta dan Semarang
insidensinya sekitar 5,4 5,8%, frekwensi terbanyak pada usia 45-65 tahun. Usia
merupakan faktor yang mendukung terjadinya LBP, sehingga biasanya di derita oleh
orang berusia lanjut karena penurunan fungsi-fungsi tubuhnya terutama tulangnya
sehingga tidak lagi elastis seperti diwaktu muda Klooch (2006). Selain itu faktor
risiko terhadap pekerjaan dipengaruhi aktivitas terlalu banyak duduk atau berdiri juga
merupakan factor yang mrndukung LBP. Ini dinamakan posisi tubuh kerja statis,
pekerjaan yang membuat tubuh terpapar dengan getaran seperti yang dilakukan para
masinis, pengemudi truk, mengoperasikan alat bergetar sering mengangkat dan
menarik benda berat banyak membungkuk dan berputar (Dr. Suherman, Sp.S, 2009). 4
ETIOLOGI
Berdasarkan etiologinya, Low Back Pain dibagi dalam 4 kelompok.8,9
1. Low Back Pain oleh faktor mekanik
a. Low Back Pain oleh mekanik akut; biasanya timbul bila tubuh
melakukan gerakan secara mendadak melampaui batas kemampuan
sendi dan otot (range of motion) atau melakukan sesuatu untuk jangka
waktu terlampau lama.
b. Low Back Pain oleh mekanik kronik; paling sering disebabkan oleh
sikap tubuh yang jelek, sehingga timbul hiperlordosis lumbal.
2. Low Back Pain oleh faktor organik
a. Low Back Pain osteogenik; seperti radang, trauma, keganasan, dan
kongenital
b. Low Back Pain diskogenik; disebabkan oleh Spondilosis, Hernia
Nukleus Pulposus, dan Spondilitis Ankilosa
c. Low Back Pain neurogenik; akibat neoplasma, arakhnoiditis, dan
stenosis kanal akibat proses degenerasi.
3. Nyeri Rujukan
4. Nyeri Psikogenik
Etiologi nyeri punggung bawah dapat dihubungkan dengan hal-hal sebagai berikut
1. Proses degeneratif
degeneratif
ini
juga
dapat
menyerang
anulus
fibrosis
diskus
sebagai HNP. Gejalanya disebut sindrom Lerichie. Nyeri dapat menjalar sampai
bokong, belakang paha dan tungkai kedua sisi.10
6. Tumor
Dapat disebabkan oleh tumor jinak seperti osteoma, penyakit Paget,
osteoblastoma, hemangioma, neurinoma,meningioma. Atau tumor ganas yang primer
seperti mieloma multipel maupun sekunder seperti macam-macam metastasis.10
7. Toksik
Keracunan logam berat, misalnya radium.10
8. Infeksi
Akut disebabkan oleh kuman piogenik (stafilokokus, streptokokus) dan kronik
contohnya pada spondilitis tuberkulosis (penyakit Pott), jamur, osteomielitis kronik.10
9. Problem Psikoneurotik
Histeria atau depresi, malingering, LBP kompensatorik. LBP yang tidak
mempunyai dasar organik dan tidak sesuai dengan kerusakan jaringan atau batasbatas anatomis.9
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis LBP berbeda-beda sesuai dengan etiologinya masingmasing
seperti beberapa contoh dibawah ini :9
1. Low Back Pain akibat sikap yang salah
a. Sering dikeluhkan sebagai rasa pegal yang panas pada pinggang, kaku dan tidak
enak namun lokasi tidak jelas.
b. Pemeriksaan fisik menunjukkan otot-otot paraspinal agak spastik di daerah lumbal,
namun motalitas tulang belakang bagian lumbal masih sempurna, walaupun
hiperfleksi dan hiperekstensi dapat menimbulkan perasaan tidak enak
c. Lordosis ( bokong tampak lebih menonjol)
d. Tidak ditemukan gangguan sensibilitas, motorik, dan refleks pada tendon
e. Foto rontgen lumbosakral tidak memperlihatkan kelainan yang relevan.
f. Penekanan mulai dari bagian anterior sehingga gejala klinis yang muncul terutama
gangguan motorik.
5. Low Back Pain pada Spondilitis Ankilopoetika
a. Biasanya dirasakan pada usia 20 tahun.
b. Tidak hilang dengan istirahat dan tidak diperberat oleh gerakan.
c. Pemeriksaan fisik menunjukkan pembatasan gerakan di sendi sakrolumbal dan
seluruh tulang belakang lumbal.
d. Laju endap darah meninggi.
e. Terjadi osifikasi ligamenta interspinosa.
FAKTOR RESIKO
Faktor resiko nyeri pinggang meliputi usia, jenis kelamin, berat badan, etnis,
merokok sigaret, pekerjaan, paparan getaran, angkat beban yang berat yang berulangulang, membungkuk, duduk lama, geometri kanal lumbal spinal dan faktor
psikososial. Pada laki-laki resiko nyeri pinggang meningkat sampai usia 50 tahun
kemudian menurun, tetapi pada wanita tetap terus meningkat. Peningkatan insiden
pada wanita lebih 50 tahun kemungkinan berkaitan dengan osteoporosis.10
DIAGNOSA
1. ANAMNESA
Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan dalam menganamnesa pasien dengan
kemungkinan diagnosa Low Back Pain. 11
1. Apakah terasa nyeri ?
2. Dimana terasa nyeri ?
3. Sudah berapa lama merasakan nyeri ?
4. Bagaimana kuantitas nyerinya? (berat atau ringan)
5. Apa yang membuat nyeri terasa lebih berat atau terasa lebih ringan?
6. Adakah keluhan lain?
7. Apakah dulu anda ada menderita penyakit tertentu?
8. Bagaimana keadaan kehidupan pribadi anda?
9. Bagaimana keadaan kehidupan sosial anda?
2. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik secara komprehensif pada pasien dengan nyeri pinggang
meliputi evaluasi sistem neurologi dan muskuloskeletal. Pemeriksaan neurologi
meliputi evaluasi sensasi tubuh bawah, kekuatan dan refleks-refleks. Pemeriksaan
fisik meliputi : 11
1. Observasi : amati cara berjalan penderita pada waktu masuk ruang periksa, juga cara
duduk yang disukainya. Bila pincang, diseret, kaku (merupakan indikasi untuk
pemeriksaan neurologis).
2. Inspeksi : untuk kolumna vertebralis (thorako-lumbal dan lumbosakral) berikut
3.
2. Sensorik.11
a. Nyeri dalam otot.
b. Rasa gerak.
3. Refleks.
Refleks yang harus di periksa adalah refleks di daerah Achilles dan Patella,
respon dari pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mengetahui lokasi terjadinya lesi
pada saraf spinal.11
4. Pemeriksaan neurologis pada tungkai : 12
1. Sensibilitas (dermatom), motorik (kekuatan), kekuatan otot (miotom), tonus otot,
refleks-refleks
2. Tes Provokasi :
a. Test Laseque
Pada tes ini, pertama telapak kaki pasien ( dalam posisi 0 ) didorong ke arah
depan kemudian setelah itu tungkai pasien diangkat sejauh 40 dan sejauh 90.
b. Test Patrick
Tes ini dilakukan untuk mendeteksi kelainan di pinggang dan pada sendi
sakroiliaka. Tindakan yang dilakukan adalah fleksi, abduksi, eksorotasi dan ekstensi.
c. Test Kontra Patrick
d. Tes Valsava
Pasien diminta menarik napas, kemudian tahan sambil mengejan. Tes positif
apabila ada nyeri radikuler sesuai dermatomnya.
e. Tes Braggard
Modifikasi yang lebih sensitif dari tes Laseque. Caranya sama seperti tes
Laseque namun kaki diturunkan sedikit kemudian dilakukan dorsofleksi kaki.
f. Test Sicard
Sama seperti tes Laseque, namun kaki diturunkan sedikit dan dilakukan
dorsofleksi ibu jari kaki.
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
FOTO
Dapat berupa : 13
1. Rontgen Polos
X-ray adalah gambaran radiologi yang mengevaluasi tulang,sendi, dan luka
degeneratif pada spinal.Gambaran X-ray sekarang sudah jarang dilakukan, sebab
sudah banyak peralatan lain yang dapat meminimalisir waktu penyinaran sehingga
efek radiasi dapat dikurangi. X-ray merupakan tes yang sederhana, dan sangat
membantu untuk menunjukan keabnormalan pada tulang. Seringkali X-ray
merupakan penunjang diagnosis pertama untuk mengevaluasi nyeri punggung, dan
biasanya dilakukan sebelum melakukan tes penunjang lain seperti MRI atau CT scan.
Foto X-ray dilakukan pada posisi anteroposterior (AP ), lateral, dan bila perlu oblik
kanan dan kiri.
2. Mielografi
Mielografi adalah pemeriksan X-ray pada spinal cord dan canalis spinal.
Mielografi merupakan tindakan infasif, yaitu cairan yang berwarna medium
disuntikan ke kanalis spinalis, sehingga struktur bagian dalamnya dapat terlihat pada
layar fluoroskopi dan gambar X-ray. Mielogram digunakan untuk diagnosa pada
penyakit yang berhubungan dengan diskus intervertebralis, tumor spinalis, atau untuk
abses spinal.
3. Computed Tornografi Scan ( CT- scan ) dan Magnetic Resonance Imaging
(MRI )
CT-scan merupakan tes yang tidak berbahaya dan dapat digunakan untuk
pemeriksaan pada otak, bahu, abdomen, pelvis, spinal, dan ekstemitas. Gambar CTscan seperti gambaran X-ray 3 dimensi.
MRI dapat menunjukkan gambaran tulang belakang yang lebih jelas daripada
CT-scan. Selain itu MRI menjadi pilihan karena tidak mempunyai efek radiasi. MRI
dapat menunjukkan gambaran tulang secara sebagian sesuai dengan yang
dikehendaki. MRI dapat memperlihatkan diskus intervertebralis, nerves, dan jaringan
lainnya pada punggung.
4. Electro Miography ( EMG ) / Nerve Conduction Study ( NCS )
EMG / NCS merupakan tes yang aman dan non invasif yang digunakan untuk
pemeriksaansaraf pada lengan dan kaki.
EMG / NCS dapat memberikan informasi tentang :
a. Adanya kerusakan pada saraf
b. Lama terjadinya kerusakan saraf ( akut atau kronik )
c. Lokasi terjadinya kerusakan saraf ( bagian proksimalis atau distal )
d. Tingkat keparahan dari kerusakan saraf
e. Memantau proses penyembyhan dari kerusakan saraf
Hasil dari EMG dan MRI dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi fisik pasien
dimana mungkin perlu dilakukan tindakan selanjutnya yaitu pambedahan.
PENATALASKSANAAN
1. Obat
Obat-obat analgesik. Obat-obat analgesik umumya dibagi menjadi dua golongan
besar : 14
a. Analgetik narkotik
b. Analgetik antipiretik
REHABILITASI MEDIK
Beberapa modalitas yang dapat diberikan.14
1. Fisioterapi
a. Terapi Panas
Menurut penetrasinya, dibedakan 2 jenis terapi panas :
-
Terapi panas superfisial. Pada jenis terapi ini, panas hanya mengenai
kutis atau subkutis saja seperti Infra Red, hot pack, kompres air
hangat, paraffin bath.
Terapi panas dalam. Pada jenis terapi ini, panas dapat menembus
sampai ke jaringan yang lebih dalam (otot, tulang, sendi). Ada 3 jenis
diatermi yaitu Micro Wave Diathermy, Short Wave Diathermy, dan
Ultra Sound Diathermy.
b.
Terapi Dingin
Paling sering digunakan pada cedera muskuloskeletal akut. Teknik
terapi dingin yaitu dengan cara masase es, kompres es selama 20 menit,
menggunakan vapocoolant spray, dan cryokinetics
c.
Traksi
Traksi adalah suatu teknik penerapan kekuatan tarikan pada salah satu
bagian tubuh untuk meregangkan jaringan lunak dan melebarkan ruang
sendi. Kekuatan tarikan dapat ditimbulkan secara manual, dengan beban
dan sistem katrol, maupun secara elektromekanis.
d.
Stimulasi Listrik
Yang banyak digunakan adalah TENS (Transcutaneous Electrical
Nerve Stimulation) untuk menghilangkan nyeri dan spasme otot.
Beberapa latihan yang dapat diberikan pada penderita Low Back Pain
yaitu sebagai berikut :
o Lying supine hamstring stretch
o Knee to chest exercise
o Pelvic tilt
o Sitting leg stretch
o Hip and quadriceps stretch
2. Operatif
Dilakukan tindakan laminektomi.11
3.
Larangan
a. Berdiri terlalu lama tanpa diselingi gerakan seperti jongkok.
b. Membawa beban yang berat.
c. Duduk terlalu lama.
d. Memakai sepatu hak tinggi.
e. Menulis sambil membungkuk terlalu lama.
f. Tidur tanpa menggunakan alas di permukaan yang keras atau menggunakan kasur
yang terlalu empuk.
4. Anjuran
a. Posisikan kepala dititik tertinggi, bahu ditaruh sedikit kebelakang.
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
Nama
Tn. MM
Umur
40 Tahun
Jenis Kelamin
Laki-laki
Suku / Bangsa
Sanger / Indonesia
Pekerjaan
Swasta
Agama
Kr. Protestan
Alamat
Tateli II
Tanggal Periksa
11 Agustus 2014
B. Anamnesis
Keluhan Utama
Kolesterol (-)
Hipertensi (-)
Ginjal (-)
Riwayat Kebiasaan
Gangguan saat tidur dan saat jalan jauh
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien tinggal dengan keluarga, mempunyai seorang istri dan 3 orang anak, WC
duduk, pekerjaan swasta dan sehari-hari mengendarai motor.
C.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Kesadaran
Tanda Vital
: Baik
: Compos Mentis
: Tekanan Darah : 120/80
Kepala
Nadi
Respirasi
Suhu
: Konjungtiva Anemis
Leher
Thorax
: 80x/menit
: 22x/menit
: 36,20C
(-/-), sclera ikterik (-/-), pupil bulat
: Datar, lemas, Bising usus (+) normal, hati dan lien tidak
Ektremitas
Status lokalis
Regio Lumbo sakral
a. Inspeksi
b. Palpasi
c. Movement
10
Skor VAS : 4
a. ROM Trunkus:
LGS Trunkus
Fleksi
Dekstra
45o
Ekstensi
Laterofleksi D/S
30
Sinistra
10o
20o
Normal
0-90o
0-45o
0-45o
60o
Rotasi D/S
60o
0-60o
b. ROM HIP:
LGS Hip
Fleksi
Ekstensi
Internal rotasi
Eksternal rotasi
Abduksi
Adduksi
Dextra
Sinistra
130o
20o
40o
45o
40o
20o
Normal
130o
20o
40o
45o
40o
20o
0-120o
0- 30o
0-40o
0-45o
0-40o
0-35o
Inferior
dekstra
sinistra
Gerakan
Normal
Normal
Normal
Normal
Kekuatan Otot
5/5/5/5
5/5/5/5
Kesan 4/4/4/4
5/5/5/5
Pemeriksaan
Motorik:
nyeri
Tonus otot
Normal
Normal
Normal
Normal
Refleks fisiologis
Normal
Normal
Normal
Normal
Refleks patologis
Protopatik
+N
+N
+N
+N
Pripioseptif
+N
+N
+N
+N
Sensorik:
d. Tes Provokasi
Tes
Laseque
SLR
Braggard
Sicard
Patrick
Dekstra
(-)
Sinistra
(+)
80o
60o
(-)
(-)
(-)
(+)
(+)
(-)
Kontra Patrick
FNST
Valsava
Naffziger
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Dekstra
2
2
2
2
2
Dextra
5
5
5
5
5
Sinistra
2
2
2
2
2
Sinistra
5
5
5
5
5
Normal
2
2
2
2
2
Normal
5
5
5
5
5
RESUME
Laki-laki , 40 tahun datang dengan keluhan nyeri punggung .
Nyeri punggung
kiri bawah dirasakan penderita sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit. Nyeri
pertama kali muncul pada saat pasien bangun tidur di pagi hari. Nyeri dirasakan
pasien seperti di tusuk-tusuk dan terasa menjalar sampai ke paha dan betis. Nyeri
dirasakan hilang timbul. Nyeri bertambah saat beraktifitas, saat melakukan gerakan
tubuh, berjalan jauh, mengangkat barang berat, memutar badan ke kiri dan saat tidur
terlentang. Nyeri berkurang dengan istirahat seperti duduk dan tidur serta dengan obat
penghilang nyeri. Demam tidak ada. Nyeri saat batuk dan mengedan tidak ada.
a. Diagnosis
Diagnosis Klinis
: Low back pain (LBP)
Diagnosis Etiologi : Susp mekanik akut
Diagnosis Topis
: Suspect
Diagnosis Fungsional
Impairment ; Nyeri punggung bawah
;-
b. Problem Rehabilitasi
1.
Prognosis
Biasanya pasien sembuh rata-rata dalam 7 minggu. Tetapi sering dijumpai episode
nyri berulang. Dan sebanyak 80% pasien mngalamii keterbatasan dalam derajat
tertentu selama 12 bulan, mungkin hanya 10-15% yang mengalami disabilitas berat.
Status pasien setlah 2 bulan terapi merupakan indicator untuk meramalkan status
pasien pada bulan ke-12. 5
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
Press, 2007.
Bogduk N. Evidence-Based Clinical Guidelines for the Management of Acute
6.
7.
8.
9.
10.
11.
http://www.fkunsri.wordpress.com/2007/09/01/nyeri-pinggang-low-backpain.
Nuarta, Bagus., 1989. Beberapa Segi Klinik dan Penatalaksanaan Nyeri
12.
13.
14.
Laporan Kasus
Oleh :
Christine Rompas
13014101083
Pembimbing :
RSUP PROF.DR.R.D.KANDOU
MANADO
2014
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing,
Penguji,
Agustus 2014.