Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN
Nyeri punggung bawah merupakan suatu sindroma nyeri yang terjadi pada region
punggung bagian bawah yang merupakan akibat dari berbagai sebab. Banyak
penyebab nyeri muskuloskeletal telah diidentifikasi. Faktor-faktor psikologis dan
sosial berperan besar dalam eksaserbasi nyeri dengan mempengaruhi persepsi nyeri
dan perkembangan disabilitas kronik.1
Prevalensi muskuloskeletal termasuk nyeri punggung / low back pain, telah
dideskripsikan sebagai sebuah epidemik. Keluhan bila menjadi kronik, akan
berdampak serius.Hal ini menyebabkan turunnya produktivitas orang yang
mengalami nyeri punggung.2 Diperkirakan 70-85 % dari seluruh populasi pernah
mengalami hal ini dalam hidupnya. Prevalensi tahunannya bervariasi dari 15-45 %,
dengan angka prevalensi rata-rata 30 %. Di Amerika, nyeri ini merupakan penyebab
paling sering dari pembatasan aktivitas pada penduduk dengan usia < 45 tahun,
urutan kedua untuk penyebab paling sering berkunjung ke dokter, urutan kelima
penyebab perawatan di rumah sakit, dan penyebab paling sering untuk tindakan
operasi.3
Low Back Pain (LBP) di Indonesia merupakan masalah kesehatan yang nyata
dan merupakan penyakit nomor dua pada manusia setelah influenza (Dr.Rahajeng
Tunjung, 2005). Kira-kira 80% penduduk seumur hidup pernah sekali merasakan
nyeri punggung bawah. Pada setiap saat lebih dari 10 % penduduk menderita nyeri
pinggang. Insidensi nyeri pinggang di beberapa negara berkembang lebih kurang 1520% dari total populasi, yang sebagian besar merupakan nyeri pinggang akut maupun
kronik, termasuk tipe benigna. Penelitian kelompok studi nyeri PERDOSSI Mei 2002
menunjukkan jumlah penderita nyeri pinggang sebesar 18,37% dari seluruh pasien
nyeri. Studi populasi di daerah pantai utara Jawa Indonesia ditemukan insidensi 8,2%
pada pria dan 13,6% pada wanita.4

Di rumah sakit Jakarta, Yogyakarta dan Semarang insidensinya sekitar 5,4


5,8%, frekuensi terbanyak pada usia 45-65 tahun. Usia merupakan faktor yang
mendukung terjadinya LBP, sehingga biasanya di derita oleh orang berusia lanjut
karena penurunan fungsi-fungsi tubuhnya terutama tulangnya sehingga tidak lagi
elastis seperti diwaktu muda (Klooch,2006).Selain itu aktivitas terlalu banyak duduk
atau berdiri juga merupakan faktor yang mendukung LBP. Ini dinamakan posisi tubuh
kerja statis, pekerjaan yang membuat tubuh terpapar dengan getaran seperti yang
dilakukan para masinis, pengemudi truk, mengoperasikan alat bergetar sering
mengangkat dan menarik benda berat banyak membungkuk dan berputar (Dr.
Suherman, Sp.S, 2009). 4
Mengingat bahwa LBP ini sebenarnya hanyalah suatu simptom / gejala, maka
yang terpenting adalah mencari faktor penyebabnya agar dapat diberikan pengobatan
yang tepat. Kasus ini melaporkan penderita dengan LBP serta tindakan rehabilitasnya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Menurut International Association for the Study of Pain (IASP), yang termasuk
dalam Low Back Pain terdiri dari : 5,6,7
1. Lumbar Spinal Pain nyeri di daerah yang di batasi superior oleh garis transversal
imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus dari vertebra thorakal terakhir,
inferior oleh garis transversal imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus dari
vertebra sakralis pertama dan lateral oleh garis vertikal tangensial terhadap batas
lateral spina lumbalis.
2. Sacral Spinal Pain , nyeri di daerah yang di batasi superior oleh garis transversal
imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus vertebra sakralis pertama, inferior
oleh garis transversal imajiner yang melalui sendi sakrokoksigeal posterior dan
lateral oleh garis imajiner melalui spina iliaka superior posterior dan inferior.
3. Lumbosacral Pain , nyeri di daerah 1/3 bawah daerah lumbar spinal pain dan 1/3
atas daerah sacral spinal pain
Selain itu, IASP juga membagi low back pain ke dalam : 5,6
1. Low Back Pain Subakut, telah dirasakan minimal 5-7 minggu, tetapi tidak lebih
dari 12 minggu
2. Low Back Pain Akut, telah dirasakan kurang dari 3 bulan.
3. Low Back Pain Kronik, telah dirasakan lebih dari 3 bulan.
Struktur Punggung dan Organ Lain Yang Berdekatan
Garis besar struktur punggung bawah adalah :8
a.) Columna vertebralis dengan jaringan ikatnya, termasuk discus intervertebralis
dan nucleus pulposus,

b.) Jaringan saraf yang meliputi konus medularis, filum terminalis, duramater dan
arakhnoid, radiks dengan saraf spinalnya,
c.) Pembuluh darah.
d.) Muskulus atau jaringan otot.
Pinggang merupakan pengemban tubuh dari toraks sampai perut. Tiap ruas
tulang belakang berikut diskus intervertebralis sepanjang kolumna vertebralis
merupakan satuan anatomik dan fisiologik. Bagian depan berupa korpus vertebralis
dan diskus intervertebralis yang berfungsi sebagai pengemban yang kuat dan tahan
terhadap tekanan-tekanan menurut porosnya. Berfungsi sebagai penahan tekanan
adalah nukleus pulposus. Dalam keseluruhan tulang belakang terdapat kanalis
vertebralis yang didalamnya terdapat medula spinalis yang membujur ke bawah
sampai L 2. Melalui foramen intervertebralis setiap segmen medula spinalis
menjulurkan radiks dorsalis dan ventralisnya ke perifer.
Di tingkat servikal dan torakal, berkas serabut tepi itu menuju ke foramen
tersebut secara horizontal. Namun di daerah lumbal dan sakrum berjalan secara
curam ke bawah dahulu sebelum tiba di tingkat foramen intervertebralis yang
bersangkutan. Hal tersebut dikarenakan medulla spinalis membujur hanya sampai L2
saja.8
Otot-otot yang terdapat di sekeliling tulang belakang mempunyai origo dan
insersio pada prosesus transversus atau prosesus spinosus. Stabilitas kolumna
vertebrale dijamin oleh ligamenta secara pasif dan secara aktif oleh otot-otot tersebut.
Ujung-ujung serabut penghantar impuls nyeri terdapat di ligamenta, otot-otot,
periostium, lapisan luar anulus fibrosus dan sinovia artikulus posterior.8
Fisiologi Nyeri
Rangsangan nyeri yang dapat berupa rangsangan mekanik, suhu, kimiawi dan
campuran, diterima oleh reseptor yang terdiri dari akhiran saraf bebas yang
mempunyai spesifikasi. Disini terjadi aksi potensial dan impuls kemudian diteruskan
ke pusat nyeri. Serabut saraf yang dari reseptor ke gangglion masuk ke kornu
posterior dan berganti neuron. Di sini ada dua kelompok neuron, yaitu :8

1. Yang berganti neuron di lamina I dan kemudian menyilang linea mediana


membentuk jaras anterolateral yang langsung ke talamus. Sistem ini disebut sistem
neospinotalamik yang mengantarkan rangsangan nyeri secara cepat.
2. Bersinaps di lamina V kemudian menyilang linea mediana membentuk jaras
anterolateral dan bersinapsis di substansia retikularis batang otak dan di talamus.
Sistem ini disebut system paleospinotalamik yang mengantarkan perasaan nyeri yang
kronik dan yang kurang terlokalisasi.

EPIDEMIOLOGI
Nyeri pinggang di Indonesia merupakan masalah kesehatan yang nyata dan
merupakan penyakit nomor dua pada manusia setelah influenza (Dr.Rahajeng
Tunjung, 2005). Kira-kira 80% penduduk seumur hidup pernah sekali merasakan
nyeri punggung bawah. Pada setiap saat lebih dari 10 % penduduk menderita nyeri
pinggang. Insidensi nyeri pinggang di beberapa negara berkembang lebih kurang 1520% dari total populasi, yang sebagian besar merupakan nyeri pinggang akut maupun
kronik, termasuk tipe benigna. Penelitian kelompok studi nyeri PERDOSSI Mei 2002
menunjukkan jumlah penderita nyeri pinggang sebesar 18,37% dari seluruh pasien
nyeri. Studi populasi dl daerah pantai utara Jawa Indonesia ditemukan insidensi 8,2%
pada pria dan 13,6% pada wanita. Di rumah sakit Jakarta, Yogyakarta dan Semarang
insidensinya sekitar 5,4 5,8%, frekwensi terbanyak pada usia 45-65 tahun. Usia
merupakan faktor yang mendukung terjadinya LBP, sehingga biasanya di derita oleh
orang berusia lanjut karena penurunan fungsi-fungsi tubuhnya terutama tulangnya
sehingga tidak lagi elastis seperti diwaktu muda Klooch (2006). Selain itu faktor
risiko terhadap pekerjaan dipengaruhi aktivitas terlalu banyak duduk atau berdiri juga
merupakan factor yang mrndukung LBP. Ini dinamakan posisi tubuh kerja statis,
pekerjaan yang membuat tubuh terpapar dengan getaran seperti yang dilakukan para
masinis, pengemudi truk, mengoperasikan alat bergetar sering mengangkat dan
menarik benda berat banyak membungkuk dan berputar (Dr. Suherman, Sp.S, 2009). 4

ETIOLOGI
Berdasarkan etiologinya, Low Back Pain dibagi dalam 4 kelompok.8,9
1. Low Back Pain oleh faktor mekanik
a. Low Back Pain oleh mekanik akut; biasanya timbul bila tubuh
melakukan gerakan secara mendadak melampaui batas kemampuan
sendi dan otot (range of motion) atau melakukan sesuatu untuk jangka
waktu terlampau lama.
b. Low Back Pain oleh mekanik kronik; paling sering disebabkan oleh
sikap tubuh yang jelek, sehingga timbul hiperlordosis lumbal.
2. Low Back Pain oleh faktor organik
a. Low Back Pain osteogenik; seperti radang, trauma, keganasan, dan
kongenital
b. Low Back Pain diskogenik; disebabkan oleh Spondilosis, Hernia
Nukleus Pulposus, dan Spondilitis Ankilosa
c. Low Back Pain neurogenik; akibat neoplasma, arakhnoiditis, dan
stenosis kanal akibat proses degenerasi.
3. Nyeri Rujukan
4. Nyeri Psikogenik

Etiologi nyeri punggung bawah dapat dihubungkan dengan hal-hal sebagai berikut
1. Proses degeneratif

Meliputi spondilosis, hernia nukleus pulposus (HNP), stenosis spinalis,


osteoartritis. Perubahan degeneratif pada vertebrata lumbosakralis dapat terjadi pada
korpus vertebra berikut arkus dan prosesus artikularis serta ligament yang
menghubungkan bagian-bagian ruas tulang belakang satu dengan yang lain. Dulu
proses ini dikenal sebagai osteoartrosis deforman, tapi kini dinamakan spondilosis.
Perubahan

degeneratif

ini

juga

dapat

menyerang

anulus

fibrosis

diskus

intervertebralis yang bila tersobek dapat disusul dengan protusio diskus


intervertebralis yang akhirnya menimbulkan hernia nukleus pulposus (HNP). Unsur
tulang belakang lain yang sering dilanda proses degeneratif ini adalah kartilago
artikularis yang dikenal sebagai osteoartritis.8
2. Penyakit Inflamasi
Low Back Pain akibat inflamasi terbagi dua yaitu artritis rematoid yang sering
timbul sebagai penyakit akut dengan ciri persendian keempat anggota gerak terkena
secara serentak atau selisih beberapa hari/minggu, dan yang kedua adalah pada
spondilitis angkilopoetika, dengan keluhan sakit punggung dan sakit pinggang yang
sifatnya pegal-kaku dan pada waktu dingin dan sembab linu dan ngilu dirasakan.10
3. Osteoporotik
Sakit pinggang pada orang tua dan jompo, terutama kaum wanita, seringkali
disebabkan oleh osteoporosis. Sakit bersifat pegal, tajam atau radikular.10
4. Kelainan Kongenital
Anomali kongenital yang diperlihatkan oleh foto rontgen polos dari vertebra
lumbosakralis sering dianggap sebagai penyebab LBP meskipun tidak selamanya
benar. Contohnya adalah lumbalisasi atau adanya 6 bukan 5 korpus vertebrae
lumbalis merupakan variasi anatomik yang tidak mengandung arti patologik.
Demikian pula pada sakralisasi, yaitu adanya bukan 5 korpus vertebrae lumbalis.10
5. Gangguan Sirkulatorik
Aneurisma aorta abdominalis dapat membangkitkan LBP yang hebat dan
dapat menyerupai sprung back atau HNP. Gangguan sirkulatorik yang lain adalah
trombosis aorta terminalis yang perlu mendapat perhatian karena mudah didiagnosa

sebagai HNP. Gejalanya disebut sindrom Lerichie. Nyeri dapat menjalar sampai
bokong, belakang paha dan tungkai kedua sisi.10
6. Tumor
Dapat disebabkan oleh tumor jinak seperti osteoma, penyakit Paget,
osteoblastoma, hemangioma, neurinoma,meningioma. Atau tumor ganas yang primer
seperti mieloma multipel maupun sekunder seperti macam-macam metastasis.10
7. Toksik
Keracunan logam berat, misalnya radium.10
8. Infeksi
Akut disebabkan oleh kuman piogenik (stafilokokus, streptokokus) dan kronik
contohnya pada spondilitis tuberkulosis (penyakit Pott), jamur, osteomielitis kronik.10
9. Problem Psikoneurotik
Histeria atau depresi, malingering, LBP kompensatorik. LBP yang tidak
mempunyai dasar organik dan tidak sesuai dengan kerusakan jaringan atau batasbatas anatomis.9
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis LBP berbeda-beda sesuai dengan etiologinya masingmasing
seperti beberapa contoh dibawah ini :9
1. Low Back Pain akibat sikap yang salah
a. Sering dikeluhkan sebagai rasa pegal yang panas pada pinggang, kaku dan tidak
enak namun lokasi tidak jelas.
b. Pemeriksaan fisik menunjukkan otot-otot paraspinal agak spastik di daerah lumbal,
namun motalitas tulang belakang bagian lumbal masih sempurna, walaupun
hiperfleksi dan hiperekstensi dapat menimbulkan perasaan tidak enak
c. Lordosis ( bokong tampak lebih menonjol)
d. Tidak ditemukan gangguan sensibilitas, motorik, dan refleks pada tendon
e. Foto rontgen lumbosakral tidak memperlihatkan kelainan yang relevan.

2. Pada Herniasi Diskus Lumbal


a. Nyeri punggung yang onsetnya perlahan-lahan, bersifat tumpul atau terasa tidak
enak, sering intermiten, wala kadang onsetnya mendadak dan berat.
b. Diperhebat oleh aktivitas atau pengerahan tenaga serta mengedan, batuk atau
bersin.
c. Menghilang bila berbaring pada sisi yang tidak terkena dengan tungkai yang sakit
difleksikan.
d. Sering terdapat spasme refleks otot-otot paravertebrata yang menyebabkan nyeri
sehingga membuat pasien tidak dapat berdiri tegak secara penuh.
e. Setelah periode tertentu timbul skiatika atau iskialgia.
3. Low Back Pain pada Spondilosis
a. Kompresi radiks sulit dibedakan dengan yang disebabkan oleh protrusi diskus,
walaupun nyeri biasanya kurang menonjol pada spondilisis
b. Dapat muncul distesia tanpa nyeri pada daerah distribusi radiks yang terkena
c. Dapat disertai kelumpuhan otot dan gangguan refleks
d. Terjadi pembentukan osteofit pada bagian sentral dari korpus vertebra yang
menekan medula spinalis.
e. Kauda ekuina dapat terkena kompresi pada daerah lumbal bila terdapat stenosis
kanal lumbal.
4. Low Back Pain pada Spondilitis Tuberkulosis
a. Terdapat gejala klasik tuberkulosis seperti penurunan berat badan, keringat malam,
demam subfebris, kakeksia. Gejala ini sering tidak menonjol.
b. Pada lokasi infeksi sering ditemukan nyeri vertebra/lokal dan menghilang bila
istirahat.
c. Gejala dan tanda kompresi radiks atau medula spinalis terjadi pada 20% kasus
(akibat abses dingin)
d. Onset penyakit dapat gradual atau mendadak (akibat kolaps vertebra dan kifosis)
e. Diawali nyeri radikular yang mengelilingi dada atau perut, diikuti paraparesis yang
makin memberat, spastisitas, klonus, hiperrefleksia dan refleks Babinsky bilateral.
Dapat ditemukan deformitas dan nyeri ketuk tulang vertebra.

f. Penekanan mulai dari bagian anterior sehingga gejala klinis yang muncul terutama
gangguan motorik.
5. Low Back Pain pada Spondilitis Ankilopoetika
a. Biasanya dirasakan pada usia 20 tahun.
b. Tidak hilang dengan istirahat dan tidak diperberat oleh gerakan.
c. Pemeriksaan fisik menunjukkan pembatasan gerakan di sendi sakrolumbal dan
seluruh tulang belakang lumbal.
d. Laju endap darah meninggi.
e. Terjadi osifikasi ligamenta interspinosa.
FAKTOR RESIKO
Faktor resiko nyeri pinggang meliputi usia, jenis kelamin, berat badan, etnis,
merokok sigaret, pekerjaan, paparan getaran, angkat beban yang berat yang berulangulang, membungkuk, duduk lama, geometri kanal lumbal spinal dan faktor
psikososial. Pada laki-laki resiko nyeri pinggang meningkat sampai usia 50 tahun
kemudian menurun, tetapi pada wanita tetap terus meningkat. Peningkatan insiden
pada wanita lebih 50 tahun kemungkinan berkaitan dengan osteoporosis.10
DIAGNOSA
1. ANAMNESA
Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan dalam menganamnesa pasien dengan
kemungkinan diagnosa Low Back Pain. 11
1. Apakah terasa nyeri ?
2. Dimana terasa nyeri ?
3. Sudah berapa lama merasakan nyeri ?
4. Bagaimana kuantitas nyerinya? (berat atau ringan)

5. Apa yang membuat nyeri terasa lebih berat atau terasa lebih ringan?
6. Adakah keluhan lain?
7. Apakah dulu anda ada menderita penyakit tertentu?
8. Bagaimana keadaan kehidupan pribadi anda?
9. Bagaimana keadaan kehidupan sosial anda?
2. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik secara komprehensif pada pasien dengan nyeri pinggang
meliputi evaluasi sistem neurologi dan muskuloskeletal. Pemeriksaan neurologi
meliputi evaluasi sensasi tubuh bawah, kekuatan dan refleks-refleks. Pemeriksaan
fisik meliputi : 11
1. Observasi : amati cara berjalan penderita pada waktu masuk ruang periksa, juga cara
duduk yang disukainya. Bila pincang, diseret, kaku (merupakan indikasi untuk
pemeriksaan neurologis).
2. Inspeksi : untuk kolumna vertebralis (thorako-lumbal dan lumbosakral) berikut
3.

deformitasnya serta gerakan tulang belakang.


Palpasi : apakah terdapat nyeri tekan pada tulang belakang atau pada otot-otot
disamping tulang belakang.
1. Motorik.11
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi :
a. Berjalan dengan menggunakan tumit.
b. Berjalan dengan menggunakan jari atau berjinjit.
c. Jongkok dan gerakan bertahan ( seperti mendorong tembok )

2. Sensorik.11
a. Nyeri dalam otot.
b. Rasa gerak.

3. Refleks.
Refleks yang harus di periksa adalah refleks di daerah Achilles dan Patella,
respon dari pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mengetahui lokasi terjadinya lesi
pada saraf spinal.11
4. Pemeriksaan neurologis pada tungkai : 12
1. Sensibilitas (dermatom), motorik (kekuatan), kekuatan otot (miotom), tonus otot,
refleks-refleks
2. Tes Provokasi :
a. Test Laseque
Pada tes ini, pertama telapak kaki pasien ( dalam posisi 0 ) didorong ke arah
depan kemudian setelah itu tungkai pasien diangkat sejauh 40 dan sejauh 90.
b. Test Patrick
Tes ini dilakukan untuk mendeteksi kelainan di pinggang dan pada sendi
sakroiliaka. Tindakan yang dilakukan adalah fleksi, abduksi, eksorotasi dan ekstensi.
c. Test Kontra Patrick

Dilakukan gerakan gabungan dinamakan fleksi, abduksi, endorotasi, dan


ekstensi meregangkan sendi sakroiliaka. Test Kebalikan Patrick positif menunjukkan
kepada sumber nyeri di sakroiliaka.

d. Tes Valsava
Pasien diminta menarik napas, kemudian tahan sambil mengejan. Tes positif
apabila ada nyeri radikuler sesuai dermatomnya.
e. Tes Braggard
Modifikasi yang lebih sensitif dari tes Laseque. Caranya sama seperti tes
Laseque namun kaki diturunkan sedikit kemudian dilakukan dorsofleksi kaki.
f. Test Sicard
Sama seperti tes Laseque, namun kaki diturunkan sedikit dan dilakukan
dorsofleksi ibu jari kaki.

3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
FOTO
Dapat berupa : 13
1. Rontgen Polos
X-ray adalah gambaran radiologi yang mengevaluasi tulang,sendi, dan luka
degeneratif pada spinal.Gambaran X-ray sekarang sudah jarang dilakukan, sebab
sudah banyak peralatan lain yang dapat meminimalisir waktu penyinaran sehingga

efek radiasi dapat dikurangi. X-ray merupakan tes yang sederhana, dan sangat
membantu untuk menunjukan keabnormalan pada tulang. Seringkali X-ray
merupakan penunjang diagnosis pertama untuk mengevaluasi nyeri punggung, dan
biasanya dilakukan sebelum melakukan tes penunjang lain seperti MRI atau CT scan.
Foto X-ray dilakukan pada posisi anteroposterior (AP ), lateral, dan bila perlu oblik
kanan dan kiri.
2. Mielografi
Mielografi adalah pemeriksan X-ray pada spinal cord dan canalis spinal.
Mielografi merupakan tindakan infasif, yaitu cairan yang berwarna medium
disuntikan ke kanalis spinalis, sehingga struktur bagian dalamnya dapat terlihat pada
layar fluoroskopi dan gambar X-ray. Mielogram digunakan untuk diagnosa pada
penyakit yang berhubungan dengan diskus intervertebralis, tumor spinalis, atau untuk
abses spinal.
3. Computed Tornografi Scan ( CT- scan ) dan Magnetic Resonance Imaging
(MRI )
CT-scan merupakan tes yang tidak berbahaya dan dapat digunakan untuk
pemeriksaan pada otak, bahu, abdomen, pelvis, spinal, dan ekstemitas. Gambar CTscan seperti gambaran X-ray 3 dimensi.
MRI dapat menunjukkan gambaran tulang belakang yang lebih jelas daripada
CT-scan. Selain itu MRI menjadi pilihan karena tidak mempunyai efek radiasi. MRI
dapat menunjukkan gambaran tulang secara sebagian sesuai dengan yang
dikehendaki. MRI dapat memperlihatkan diskus intervertebralis, nerves, dan jaringan
lainnya pada punggung.
4. Electro Miography ( EMG ) / Nerve Conduction Study ( NCS )

EMG / NCS merupakan tes yang aman dan non invasif yang digunakan untuk
pemeriksaansaraf pada lengan dan kaki.
EMG / NCS dapat memberikan informasi tentang :
a. Adanya kerusakan pada saraf
b. Lama terjadinya kerusakan saraf ( akut atau kronik )
c. Lokasi terjadinya kerusakan saraf ( bagian proksimalis atau distal )
d. Tingkat keparahan dari kerusakan saraf
e. Memantau proses penyembyhan dari kerusakan saraf
Hasil dari EMG dan MRI dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi fisik pasien
dimana mungkin perlu dilakukan tindakan selanjutnya yaitu pambedahan.
PENATALASKSANAAN
1. Obat
Obat-obat analgesik. Obat-obat analgesik umumya dibagi menjadi dua golongan
besar : 14
a. Analgetik narkotik
b. Analgetik antipiretik
REHABILITASI MEDIK
Beberapa modalitas yang dapat diberikan.14
1. Fisioterapi

a. Terapi Panas
Menurut penetrasinya, dibedakan 2 jenis terapi panas :
-

Terapi panas superfisial. Pada jenis terapi ini, panas hanya mengenai
kutis atau subkutis saja seperti Infra Red, hot pack, kompres air
hangat, paraffin bath.

Terapi panas dalam. Pada jenis terapi ini, panas dapat menembus
sampai ke jaringan yang lebih dalam (otot, tulang, sendi). Ada 3 jenis
diatermi yaitu Micro Wave Diathermy, Short Wave Diathermy, dan
Ultra Sound Diathermy.

b.

Terapi Dingin
Paling sering digunakan pada cedera muskuloskeletal akut. Teknik
terapi dingin yaitu dengan cara masase es, kompres es selama 20 menit,
menggunakan vapocoolant spray, dan cryokinetics

c.

Traksi
Traksi adalah suatu teknik penerapan kekuatan tarikan pada salah satu
bagian tubuh untuk meregangkan jaringan lunak dan melebarkan ruang
sendi. Kekuatan tarikan dapat ditimbulkan secara manual, dengan beban
dan sistem katrol, maupun secara elektromekanis.

d.

Stimulasi Listrik
Yang banyak digunakan adalah TENS (Transcutaneous Electrical
Nerve Stimulation) untuk menghilangkan nyeri dan spasme otot.

e. Terapi Exercise / Latihan

Beberapa latihan yang dapat diberikan pada penderita Low Back Pain
yaitu sebagai berikut :
o Lying supine hamstring stretch
o Knee to chest exercise
o Pelvic tilt
o Sitting leg stretch
o Hip and quadriceps stretch
2. Operatif
Dilakukan tindakan laminektomi.11
3.

Larangan
a. Berdiri terlalu lama tanpa diselingi gerakan seperti jongkok.
b. Membawa beban yang berat.
c. Duduk terlalu lama.
d. Memakai sepatu hak tinggi.
e. Menulis sambil membungkuk terlalu lama.
f. Tidur tanpa menggunakan alas di permukaan yang keras atau menggunakan kasur
yang terlalu empuk.
4. Anjuran
a. Posisikan kepala dititik tertinggi, bahu ditaruh sedikit kebelakang.

b. Duduk tegak 90 derajat.


c. Gunakanlah sepatu yang nyaman.
d. Jika ingin duduk dengan jangka waktu yang lama, istirahatkan kaki di lantai atau
apa saja yang menurut anda nyaman.
e. Jika mempunyai masalah dengan tidur, taruhlah bantal di bawah lutut atau jika
tidur menyamping, letakkanlah bantal diantara kedua lutut.
f. Hindari berat badan yang berlebihan.11

BAB III
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
Nama

Tn. MM

Umur

40 Tahun

Jenis Kelamin

Laki-laki

Suku / Bangsa

Sanger / Indonesia

Pekerjaan

Swasta

Agama

Kr. Protestan

Alamat

Tateli II

Tanggal Periksa

11 Agustus 2014

B. Anamnesis
Keluhan Utama

Nyeri punggung bawah


Riwayat Penyakit Sekarang
Nyeri punggung kiri bawah dirasakan penderita sejak 1 bulan sebelum masuk
rumah sakit. Nyeri pertama kali muncul pada saat pasien bangun tidur di pagi hari.
Nyeri dirasakan pasien seperti di tusuk-tusuk dan terasa menjalar sampai ke paha dan
betis. Nyeri dirasakan hilang timbul. Nyeri bertambah saat beraktifitas, saat
melakukan gerakan tubuh, berjalan jauh, mengangkat barang berat, memutar badan
ke kiri dan saat tidur terlentang. Nyeri berkurang dengan istirahat seperti duduk dan
tidur serta dengan obat penghilang nyeri. Demam tidak ada. Nyeri saat batuk dan
mengedan tidak ada.
Riwayat Penyakit Dahulu
-

Kolesterol (-)

Hipertensi (-)

Diabetes Mellitus (-)

Asam urat (-)

Penyakit jantung (-)

Ginjal (-)

Riwayat Kebiasaan
Gangguan saat tidur dan saat jalan jauh
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien tinggal dengan keluarga, mempunyai seorang istri dan 3 orang anak, WC
duduk, pekerjaan swasta dan sehari-hari mengendarai motor.

C.

Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Kesadaran
Tanda Vital

: Baik
: Compos Mentis
: Tekanan Darah : 120/80

Kepala

Nadi
Respirasi
Suhu
: Konjungtiva Anemis

Leher
Thorax

isokor 2cm-2cm, Refleks cahaya (+/+) normal.


: Trakea letak tengah , pembesaran kelenjar getah bening (-)
: Simetris kiri = kanan
Cor

: 80x/menit
: 22x/menit
: 36,20C
(-/-), sclera ikterik (-/-), pupil bulat

: Ictus cordis tidak terlihat, ictus cordis tidak teraba


Bising (-)

Pulmo : Stem fremitus kiri=kanan, sonor kiri = kanan


Suara pernafasan vesikuler, rhonki (-), whezzing (-)
Abdomen

: Datar, lemas, Bising usus (+) normal, hati dan lien tidak

Ektremitas

teraba, nyeri tekan epigastrium (-), nyeri tekan suprapubik (-).


: Akral hangat, edema (-)

Status lokalis
Regio Lumbo sakral
a. Inspeksi
b. Palpasi
c. Movement

: Deformitas (-), rubor (-)


: Hangat (-), paraverterbal spasme muscle (+)
: Terbatas karena nyeri

Status Neuromuskular dan Sensorik


Visual Analog Scale
0

10

Skor VAS : 4

a. ROM Trunkus:
LGS Trunkus
Fleksi

Dekstra
45o

Ekstensi

Laterofleksi D/S

30

Sinistra
10o
20o

Normal
0-90o
0-45o
0-45o

60o

Rotasi D/S

60o

0-60o

b. ROM HIP:
LGS Hip
Fleksi

Ekstensi
Internal rotasi
Eksternal rotasi
Abduksi

Adduksi

Dextra

Sinistra

130o
20o
40o
45o
40o
20o

Normal

130o
20o
40o
45o
40o
20o

0-120o
0- 30o
0-40o
0-45o
0-40o
0-35o

c. Refleks Motorik dan Sensorik


Superior
Dekstra
Sinistra

Inferior
dekstra
sinistra

Gerakan

Normal

Normal

Normal

Normal

Kekuatan Otot

5/5/5/5

5/5/5/5

Kesan 4/4/4/4

5/5/5/5

Pemeriksaan
Motorik:

nyeri
Tonus otot

Normal

Normal

Normal

Normal

Refleks fisiologis

Normal

Normal

Normal

Normal

Refleks patologis

Protopatik

+N

+N

+N

+N

Pripioseptif

+N

+N

+N

+N

Sensorik:

d. Tes Provokasi
Tes
Laseque
SLR
Braggard
Sicard
Patrick

Dekstra
(-)

Sinistra
(+)

80o

60o

(-)
(-)
(-)

(+)
(+)
(-)

Kontra Patrick
FNST
Valsava
Naffziger

(-)
(-)

(-)
(-)
(-)
(-)

e. Gerakan Miotom dan Dermatom


Dermatom
L2
L3
L4
L5
S1
Miotom
L2
L3
L4
L5
S1

Dekstra
2
2
2
2
2
Dextra
5
5
5
5
5

Sinistra
2
2
2
2
2
Sinistra
5
5
5
5
5

Normal
2
2
2
2
2
Normal
5
5
5
5
5

RESUME
Laki-laki , 40 tahun datang dengan keluhan nyeri punggung .

Nyeri punggung

kiri bawah dirasakan penderita sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit. Nyeri
pertama kali muncul pada saat pasien bangun tidur di pagi hari. Nyeri dirasakan
pasien seperti di tusuk-tusuk dan terasa menjalar sampai ke paha dan betis. Nyeri
dirasakan hilang timbul. Nyeri bertambah saat beraktifitas, saat melakukan gerakan
tubuh, berjalan jauh, mengangkat barang berat, memutar badan ke kiri dan saat tidur
terlentang. Nyeri berkurang dengan istirahat seperti duduk dan tidur serta dengan obat
penghilang nyeri. Demam tidak ada. Nyeri saat batuk dan mengedan tidak ada.
a. Diagnosis
Diagnosis Klinis
: Low back pain (LBP)
Diagnosis Etiologi : Susp mekanik akut
Diagnosis Topis
: Suspect
Diagnosis Fungsional
Impairment ; Nyeri punggung bawah

Disabilitas ; Gangguan aktifitas


Handicap

;-

b. Problem Rehabilitasi
1.

Nyeri punggung bawah menjalar ke tungkai kiri (VAS = 4).

2. Gangguan aktivitas kehidupan sehari-hari dimana pasien tidak dapat berganti


posisi dari posisi duduk ke posisi berdiri.
3. Spasme otot paravertebra
c. Program Rehabilitasi Medik
Fisioterapi
1. Evaluasi
a. Nyeri punggung bawah
b. Keterbatasan lingkup gerak sendi trunkus
c. Spasme otot paravertebra
2. Program
a. MWD (Micro Wave Diathermy) Lumbal
b. Latihan ketrampilan dengan Proper Back Mechanism.
c. Williams exercise

Prognosis
Biasanya pasien sembuh rata-rata dalam 7 minggu. Tetapi sering dijumpai episode
nyri berulang. Dan sebanyak 80% pasien mngalamii keterbatasan dalam derajat
tertentu selama 12 bulan, mungkin hanya 10-15% yang mengalami disabilitas berat.
Status pasien setlah 2 bulan terapi merupakan indicator untuk meramalkan status
pasien pada bulan ke-12. 5

DAFTAR PUSTAKA
1.

Cara Mendiagnosa Penyakit Akibat Kerja. Bagian proyek pengawasan norma

2.

ketenagakerjaan tahun anggaran 2003.


Main CJ, Williams AC. ABC of Psychological Medicine : Muskuloskeletal

3.

Pain. BMJ 2002, 325:534-7.


Sidharta, Priguna., 2004. Sakit Pinggang dalam Neurologi Klinis Dalam

4.

Praktik Umum, edisi III, cetakan kelima. PT Dian Rakyat : Jakarta.


Harsono (Ed). Kapita selekta neurologi edisi kedua. Gadjah Mada University

5.

Press, 2007.
Bogduk N. Evidence-Based Clinical Guidelines for the Management of Acute

6.
7.

Low Back Pain. The National Muskuloskeletal Medicine Initiative. 1999.


Tulder MW, Koes BW. Low back pain and sciatica. Clin Evid 2001;6:864-83.
ACSM. The recommended quantity and quality of exercise for developing and
maintaining cardiorespiratory and muscular fitness in healthy adults. Medicine

8.

Science and Sports in Exercis 1990; 22: 265-74


Persatuan Dokter Spesialis Saraf Indonesia, 2003. Nyeri Punggung Bawah
dalam : Kapita Selekta Neurologi. Gadjah Mada University Press :

9.

Yogyakarta. Hal 265-285.


Angliadi LS, Sengkey L., Mogi TI., Gessal J. Low Back Pain. Dalam : Bahan
Kuliah Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. Bagian Ilmu Kedokteran Fisik

10.

dan Rehabilitasi FK UNSRAT. Manado. 2006. Hal: 79-90.


Adelia, Rizma., 2007. Nyeri Pinggang / Low Back Pain. Diakses dari:

11.

http://www.fkunsri.wordpress.com/2007/09/01/nyeri-pinggang-low-backpain.
Nuarta, Bagus., 1989. Beberapa Segi Klinik dan Penatalaksanaan Nyeri

12.

Pinggang Bawah Diakses dari : http://www.kalbe.co.id


Mansjoer, Arif, Et All. Ilmu Penyakit Saraf. Dalam: Kapita Selekta

13.

Kedokteran. Edisi III. Jakarta. Media Aesculapius. 2007. Hal: 5-59.


Adelia, Rizma., 2007. Nyeri Pinggang/Low Back Pain. Available from:
http://www.fkunsri.wordpress.com /2007/09/01/nyeri- pinggang-low-back-

14.

pain/ Agustus 2008.


Kurniasih E. Penambahan Terapi Latihan Mc.Kenzie pada Intervensi SWD,
TENS, dan MASSAGE dapat lebih Menurunkan Nyeri Pinggang pada Kasus
Low Back Pain. RSU Sanglah Denpasar : 2009

Laporan Kasus

REHABILITASI MEDIK PADA PENDERITA LOW BACK PAIN ET CAUSA


TRAUMA

Oleh :
Christine Rompas
13014101083

Pembimbing :

dr. Anne Suryani


Penguji

dr. Th. Isye Mogi, SpKFR

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI MEDIK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI

RSUP PROF.DR.R.D.KANDOU
MANADO

2014
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kasus dengan judul :


REHABILITASI MEDIK PADA PENDERITA LOW BACK PAIN ET CAUSA
TRAUMA
telah dibacakan, dikoreksi, dan disetujui pada tanggal

Pembimbing,

dr. Anne Suryani

Penguji,

Agustus 2014.

dr. Th. Isye Mogi, SpKFR

Anda mungkin juga menyukai