Anda di halaman 1dari 34

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Low back pain(LBP)atau nyeri punggung belakang adalah suatu sindroma nyeri yang
terjadi pada region punggung bagian bawah yang merupakan akibat dari berbagai sebab(kelainan
tulang punggung/spinesejak lahir, trauma,perubahan jaringan, pengaruh gaya berat).LBP
merupakan keluhanyang sering kita dengar dari orang usia lanjut, namun tidak tertutup
kemungkinan dialami oleh orang usia muda. Gangguan ini paling banyak ditemukan di tempat
kerja, terutama pada mereka yang beraktivitas dengan posturtubuh yang salah.LBP merupakan
salah satu

gangguan musculoskeletalyang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik. LBP dapat
disebabkan oleh berbagai penyakit musculoskeletal, gangguan psikologis dan mobilisasi yang
salah.Saat ini, 90% kasus nyeri punggung bawah bukan disebabkan oleh kelainan organik,
melainkan oleh kesalahan posisi tubuh dalam bekerja

Pengertian

Low back pain dapat terjadi pada siapa saja yang mempunyai masalah pada
muskuloskeletal seperti ketegangan lumbosacral akut,ketidakmampuan ligamen
lumbosacral,kelemahan otot,osteoartritis,spinal stenosis serta masalah pada sendi inter
vertebra dan kaki yang tidak sama panjang(Muttaqin,2012).
Nyeri punggung bawah (low back pain) adalah nyeri di daerah punggung bawah,
yang mungkin disebabkan oleh masalah saraf, iritasi otot atau lesi tulang. Nyeri
punggung bawah dapat mengikuti cedera atau trauma punggung, tapi rasa sakit juga
dapat disebabkan oleh kondisi degeneratif seperti penyakit artritis, osteoporosis atau
penyakit tulang lainnya, infeksi virus, iritasi pada sendi dan cakram sendi, atau kelainan
bawaan pada tulang belakang. Obesitas, merokok, berat badan saat hamil, stres, kondisi
fisik yang buruk, postur yang tidak sesuai untuk kegiatan yang dilakukan, dan posisi
tidur yang buruk juga dapat menyebabkan nyeri punggung bawah (Anonim, 2014).
B. Anatomi Dan Fisiologi
Bagian tulang belakang (spinal) yang berupa tulang secara anatomis dapat dibagi menjadi
dua bagian. Bagian anterior terdiri 6 atas serangkaian corpus vertebra berbentuk silinder
yang saling dihubungkan lewat diskus intervertebralis dan disatukan dengan kuat oleh
ligamentum longitudinalis. Bagian posterior terdiri atas unsur yang lebih halus yang
membentang dari corpus vertebra sebagai pedikulus dan melebar ke arah posterior untuk
memebentuk lamina yang bersama struktur ligamentum membentuk canalis vertebra.
Unsur posterior dihubungkan dengan vertebra di dekatnya lewat dua buah sendi sinovial
bentuk faset kecil sehingga memungkinkan gerakan dalam derajat yang paling kecil di
antara setiap dua buah segmen tetapi secara kesatuan akan menghasilkan kisaran gerakan
yang agak luas( Processus spinosus dan transversus yang kokoh menonjol ke arah lateral
serta posterior dan berfungsi sebagai tempat perlekatan otot yang menggerakkan,
menunjang serta melindungi columna vertebra. Stabilitas tulang belakang bergantung
pada dua tipe tunjangan, yaitu tipe tunjangan yang dihasilkan oleh articulatio tulang
(terutama oleh persendian diskus serta articulatio sinoval unsur – unsur posterior) dan
tipe kedua yang dihasilkan oleh struktur penunjang ligamentum (pasif) serta muskuler
(aktif). Struktur ligamentum cukup kuat, tetapi karena struktur ini maupun corpus
vertebra, yaitu compleks diskus, tidak memiliki kekuatan integral yang memadai untuk
bertahan terhadap gaya luar biasa yang bekerja pada columna bahkan pada saat
melakukan gerakan yang sederhana.
C. Penyebab nyeri punggung bawah ada barbagai macam, dibedakan dalam kelompok
dibawah ini :
a. Nyeri punggung bawah mekanis, yaitu timbul tanpa kelainan struktur anatomis seperti otot
atau ligamen, atau timbul akibat trauma, deformitas, atau perubahan degeratif pada suatu
struktur misalnya diskus intervertebralis.
b. Penyakit sistemik seperti spondilitis inflamasi, infeksi, keganasan tulang, dan penyakit paget
pada tulang bisa menyebabkan nyeri di area lumbosakral
c. Skiatika (sciatica) adalah nyeri yang menjalar dari bokong ke tungkai kemudian ke kaki,
sering disertai parastesia dengan distribusi yang sama ke kaki. Gejala ini timbul akibat
penekanan nervus iskiadikus, biasanya akibat penonjolan diskus intervertebralis ke lateral.
Menurut Andini, (2015) penyebab Low Back Pain sebagai berikut:
a. Perubahan postur tubuh biasanya karena trauma primer dan sekunder.
b. Ketidak stabilan ligamen lumbosacral dan kelemahan otot.
c. Prosedur degenerasi pada pasien lansia
d. Penggunaan hak sepatu yang terlalu tinggi.
e. Kegemukan.
f. Mengangkat beban dengan cara yang salah.
g. Keseleo.
h. Terlalu lama pada getaran.
i. Duduk terlalu lama.
j. Kurang latihan (oleh raga).
k. Depresi /stress.
l. Olahraga (golp,tennis,sepak bola).
D. Patofisiologi
Struktur spesifik dalam system saraf terlibat dalam mengubah stimulus menjadi
sensasi nyeri. Sistem yang terlibat dalam transmisi dan persepsi nyeri disebut sebagai
system nosiseptif. Sensitifitas dari system ini dapat dipengaruhi oleh sejumlah factor dan
intensitas yang dirasakan berbeda diantara tiap individu. Reseptor nyeri (nosiseptor)
adalah ujung saraf bebas dalam kulit yang berespon hanya pada stimulus yang kuat, yang
secara potensial merusak, dimana stimuli tersebut sifatnya bisa kimia, mekanik, ataupun
termal. Kornu dorsalis dari medulla spinalis merupakan tempat memproses sensori,
dimana agar nyeri dapat diserap secara sadar, neuron pada system assenden harus
diaktifkan. Stimulus ini akan direspon dengan pengeluaran berbagai mediator inflamasi
yang akan menimbulkan persepsi nyeri. Mekanisme nyeri merupakan proteksi yang
bertujuan untuk mencegah pergerakan sehingga proses penyembuhan dimungkinkan.
Salah satu bentuk proteksi adalah spasme otot, yang selanjutnya dapat menimbulkan
iskemia. Nyeri yang timbul dapat berupa nyeri inflamasi pada jaringan dengan terlibatnya
berbagai mediator inflamasi; atau nyeri neuropatik yang diakibatkan lesi primer pada
system saraf. Iritasi neuropatik pada serabut saraf dapat menyebabkan dua kemungkinan.
Pertama, penekanan hanya terjadi pada selaput pembungkus saraf yang kaya nosiseptor
dari nervinevorum yang menimbulkan nyeri inflamasi. Nyeri dirasakan sepanjang serabut
saraf dan bertambah dengan peregangan serabut saraf misalnya karena pergerakan.
Kemungkinan kedua, penekanan mengenai serabut saraf.
E. Manifestasi Klinis
a.       Perubahan dalam gaya berjalan
1)      Berjalan terasa kaku.
2)      Tidak bias memutar punggung.
3)      Pincang.
b.      Persyarapan
Ketika dites dengan cahaya dan sentuhan dengan peniti,pasien merasakan sensasi pada
kedua anggota badan,tetapi mengalami sensasi yang lebih kuat pada daerah yang tidak
dirangsang.
c.       Nyeri.
1)      Nyeri punggung akut maupun kronis lebih dari dua bulan.
2)      Nyeri saat berjalan dengan menggunakan tumit.
3)      Nyeri otot dalam.
4)      Nyeri menyebar kebagian bawah belakang kaki.
5)      Nyeri panas pada paha bagian belakang atau betis.
6)      Nyeri pada pertengahan bokong.
7)      Nyeri berat pada kaki semakin meningkat.

F. Penatalaksanaan
a.       Penatalaksanaan Keperawatan.
Informasi dan edukasi.Pada NPB akut: Imobilisasi (lamanya tergantung kasus),
pengaturan berat badan, posisi tubuh dan aktivitas, modalitas termal (terapi panas dan dingin)
masase, traksi (untuk distraksi tulang belakang), latihan : jalan, naik sepeda, berenang
(tergantung kasus), alat Bantu (antara lain korset, tongkat)
NPB kronik: psikologik, modulasi nyeri (TENS, akupuntur, modalitas termal), latihan kondisi
otot, rehabilitasi vokasional, pengaturan berat badan posisi tubuh dan aktivitas
b.      Medis
Formakoterapi.
1)      NPB akut: Asetamenopen, NSAID, muscle relaxant, opioid (nyeri berat), injeksi
epidural (steroid, lidokain, opioid) untuk nyeri radikuler
2)      NPB kronik : antidepresan trisiklik (amitriptilin) antikonvulsan (gabapentin,
karbamesepin, okskarbasepin, fenitoin), alpha blocker (klonidin, prazosin), opioid (kalau
sangat diperlukan)
Bedah
HNP, indikasi operasi :
1) Skiatika dengan terapi konservatif selama lebih dari empat minggu: nyeri
berat/intractable / menetap / progresif.
2) Defisit neurologik memburuk.
3) Sindroma kauda.
4) Stenosis kanal : setelah terjadi konservatif tidak berhasil
5) Terbukti adanya kompresi radiks berdasarkan pemeriksaan neurofisiologik dan
radiologik.

I. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
MenurutNurarif dan Kusuma, (2015) menyatakan bahwa pengkajian merupakan
tahap awal dan landasan proses keperawatan. Diperlukan pengkajian yang cermat untuk
mengenal masalah pasien, agar dapat memberi arah kepada tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses keperawatan sangat tergantung pada kecermatan dan ketelitian dalam
tahap pengkajian.
Tahap pengkajian terdiri dari tiga kegiatan, yaitu :
 Pengumpulan data
 Pengelompokan data
 Perumusan diagnosis keperawatan
Yang termasuk dalam pengkajian yaitu :

1. Biodata klien
Biodata klien yang terdiri dari identitas klien, orang tua dan saudara kandung.
Identitas klien meliputi : nama, usia, jenis kelamin, pendidikan, agama, tanggal
masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, nomor registrasi, dan diagnose medis.
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan klien pada saat dikaji.
b. Riwayat keluahan sekarang
Mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan klien mencari pertolongan, dikaji
dengan menggunakan pendekatan PQRST :
P : apa yang menyebabkan timbulnya keluhan.
Q : bagaimana keluhan dirasakan oleh klien, apakah hilang, timbul terus
menerus (menetap).
R : di daerah mana gejala dirasakan.
S : seberapa keparahan yang dirasakan klien dengan memakai skala numeric
1 s/d 10.
T : kapan keluhan timbul, sekaligus faktor yang memperberat dan
memperingan keluhan.
c. Riwayat penyakit yang lalu
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit yang sama, riwayat
ketergantungan terhadap makan/minuma, zat dan obat-obatan
d. Riwayat penyakit keluarga
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit yang sama, riwayat
ketergantungan terhadap makan/minuma, zat dan obat-obatan
3. Pemeriksaan fisik
a. Aktivitas/istirahat
Gejala: riwayat pekerjaan yang terlalu berat, duduk dan mengemudi terlalu
lama, penurunan rentang gerak dari ekstremiter pada salah satu bagian tubuh,
tidak mampu melakukan aktivitas yang biasa dilakukannya.
b. Integritas ego
Gejala: ketakutan akan timbulnya paralysis, ansietas masalah pekerjaan
c. Eliminasi
Gejala: kesulitan defekasi, adanya inkontenensia atau retensi urine
d. Neurosensori
Gejala: kesemutan, kekakuan, kelemahan
e. Nyeri / Kenyamanan
Gejala: nyeri seperti ditusuk-tusuk, membengkokkan badan
B. Diagnosa keperawatan
Adapun diagnose keperawatan yang muncul pada apendisitis adalah sebagai berikut:
(Nurarif dan Kusuma, 2015)
1) Nyeri akut berdasarkasarkan pencedera fisik
2) Hambatan mobilitas fisik berdasarkan nyeri, kerusakan integritas struktur tulang
3) Ansietas berdasarkan ancaman terhadap konsep diri
B. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (SIKI)


(SDKI) (SLKI)
Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan asuhan Intervensi Utama:
dengan agen pendera keperawatan selama 3 Observasi
fisik kali 24 jam, maka 1) Identifikasi
diharapkan tingkat nyeri karakteristik nyeri (mis.
menurun dan kontrol pencetus, pereda,
nyeri meningkat dengan kualitas, lokasi,
kriteria hasil: intensitas, frekuensi,
1) Nyeri berkurang durasi)
2) Tidak mengeluh nyeri 4) Monitor tanda-tanda
3) Tidak meringis vital sebelum dan
8) Melaporkan nyeri sesudah pemberian
terkontrol analgesik
11)Kemampuan Teraupetik
menggunakan teknik 1). Berikan teknik non
non-farmakologis farmakoligis untuk
mengurangi rasa nyeri
2). kontrol lingkungan
yang memperberat nyeri
3) Fasilitasi istirahat tidur
Edukasi
1) jelaskan strategi
meredahkan nyeri
2) anjurkan mengunakan
analgesic secara tepat
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian
dosis dan jenis analgesik,
sesuai indikasi

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (SIKI)


(SDKI) (SLKI)
Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan Observasi:
berhubungan dengan tindakan keperawatan a. Identifikasi adanya
kerusakan integritas dukungan mobilisasi nyeri atau keluhan fisik
strukturt ulang selama3x24 jam lainnya.
diharapkan mobilitas b. Identifikasi toleransi
fisik pasien meningkat fisik melakukan
dengan kriteria hasil : pergerakan.
a. Pergerakan c. Monitor frekuensi
ekstremitas meningkat. jantung dan tekanan
b. Kekuatan otot cukup darah sebelum memulai
meningkat. mobilisasi
c. Rentang gerak (ROM) d. Fasilitasi melakukan
meningkat. pergerakan.
d. Nyeri menurun . e. Jelaskan tujuan dan
e. Kekakuan sendi cukup prosedur mobilisasi.
menurun.
f. Kelemahan fisik cukup
menurun.
g. Kecemasan menurun.
h. Gerakan terbatas
cukup menurun.
i. Gerakan tidak
terkoordinasi cukup
menurun.

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (SIKI)


(SDKI) (SLKI)
Ansietas berhubungan Setelah dilakukan Observasi
dengan kekhawatiran intervensi keperawatan a) Identifikasih saat
mengalami kegagalan selama 3x24 jam maka tingkat ansietas berubah
ansietas menurun dengan b) Identifikasih
kriteria hasil : kemampuan pengambilan
1. Verbalisasi keputusan
kebingungan menurun c) Monitor tanda ansietas
2. Verbalisasi khawatir verbal dan non verbal
akibat kondisi yang Teraupetik
dihadapi menurun a) Ciptakan suasana
3. Perilaku gelisah teraupetik untuk
menurun menumbuhkan
4. Perilaku tegang kepercayaan
menurun b) Temani pasien untuk
5. Keluhan pusing mengurangi kecemasan
menurun jika memungkinkan
6. Anoreksia menurun c) Pahami situasi yang
7. Palpitasi menurun membuat ansietas
8. Diaforesis menurun d) Gunakan pendekatan
9. Tremor menurun yang tenang dan
10. Pucat menurun meyakinkan
11. Konsentrasi membaik e) Motivasi dan
12. Pola tidur membaik mengidentifikasih pemicu
13. Frekuensi pernapasan kecemasan
membaik Edukasi
14. Frekeunsi nadi a)Jelaskan prosedur dan
membaik termasuk sensasi yang
15. Tekanan darah bisa di alami
membaik b) informasikan secara
16. Kontak mata fiktual mengenai
membaik diagnosis, dan
17. Pola berkemih pengobatan
membaik c) Latihan mengunakan
18. Orientasi membaik mekanisme pertahanan
diri yang tepat
d) Latihan kegiatan
pengalihan untuk
mengurangis
keteganggan.

DAFTAR PUSTAKA

Andini, F. (2015). Risk Factors Of Low Back Pain In Workers. Jurnal Majority. Vol. 4
No. 24 Juli 2019
Yudiyanta, Khoirunnisa, N. Novitasari, R, W. (2015). Assessment Nyeri.Departemen
Neurologi. CDK-226/ vol. 42 no. 3, th. 2019 Fathoni, H., Handoyo., Swasti Keksi, G.
(2014). Hubungan Sikap Dan Posisi Kerja Dengan Low Back Pain Pada Perawat Rsud
Purbalingga. The Soedirman Journal of Nursing. Volume 7, No.2, Juli2014.
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

Nama mahasiswa yang mengkaji : Syerli Mayoka


NIM : 2104040
Ruangan : Lontara 4 (Ortopedi)
Tanggal Pengkajian :13/12/2021
Kamar : 7/4
Tanggal masuk RS : 13/11/2021
No. RM : 956650
Waktu pengkajian : 08.00
I. IDENTITAS
A. PASIEN
Nama : Tn. A
Tempat/tanggal lahir (umur) : 16.04.2004 (17 Tahun )
Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Belum Menikah
Agama/suku : Islam
Warga negara : WNI
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :-
Alamat : Gowa
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. R
Alamat : Gowa
Hubungan dengan pasien : Ayah kandung

II. DATA MEDIK


A. Dikirim oleh : Di kirim dari RS syek yusuf Gowa
B. Diagnosa Medik : Low back pain ( LBP )
C. Pengunaan alat medic : terpasang Infuse dengan cairan NaCl 0,9%, terpasang
kateter

III. KEADAAN UMUM

A. KEADAAN SAKIT : Pasien nampak meringis kesakitan


B. KELUHAN UTAMA: Nyeri kaki kanan
C. RIWAYAT KELUHAN UTAMA: Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan
mengalami kecelakaan, mobil saling bertabrakan dan di larikan ke Rumah sakit terdekat (
sekitar 3 minggu yang lalu, dan sudah mendapatkan penanganan berupa operasi sebanyak
3 kali yaitu operasi pemasangan plat, operasi ke dua operasi pengangkatan jaringan mati
dan operasi yg ketiga adalah operasi kembali pengangkatan jaringan mati setelah itu
pasien di rujuk ke Rumah Sakit Wahidin untuk penatalaksanaan lebih lanjut, Pasien
masuk kerumah sakit dengan keluhan utama nyeri pada ekstermitas kanan bawah, di
buktikan pengkajian nyeri
di dapatkan P : luka trauma dan post Operasi debridement
Q : Nyeri seperti tersayat sayat
R : Nyeri pada ekstermitas kanan bawah
S : Skala Nyeri 9 ( NRS )
T : Terus menerus
D. TANDA-TANDA VITAL
1. Kesadaran
Kualitatif : Composmentis
Kuantitatif : E4 M6 V5
Tekanan Darah : 111/84 mmHg
Suhu : 36°C
Nadi : 88 x/menit
Pernapasan frekuensi : 20 x/menit
E. PENGUKURAN
1. Tingi Badan : 155 cm
2. Berat Badan : 47 kg
3. Indeks Massa Tubuh : 20,8 kg/m2
F. GENOGRAM

? ? ? ?

? 47 ? ? ? 38 ? ?
? ? ?
17 12
2

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal

: Pasien

: Garis pernikahan

: Garis keturunan

: Garis tinggal serumah

Generasi I : Kakek dan nene pasien masih hidup dan tidak memiliki riwayat penyakit yang sama
dengan pasien

Generasi II: Ayah dan ibu masih hidup dan tidak memiliki riwayat penyakit yang sama dengan
pasien

Generasi III :Pasien merupakan anak pertama dan memiliki satu orang adik perempuan

PENGKAJIAN POLA KESEHATAN


A. KAJIAN PERSEPSI KESEHATAN-PEMELIHARAAN KESEHATAN
1. Riwayat penyakit yang pernah di alami :
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit dan tidak perna di rawat di rumah
sakit sebelumnya
2. Riwayat kesehatan sekarang :

Data subyektif Data obyektif


Keadaan sebelum sakit 1. Aktivitas pasien tampak dibantu
1. Pasien mengatakan sebelum sakit, ia 2. Terdapat luka post op ekstermitas
melakukan aktivitas seperti biasanya bagian kanan bawah
Keadaan sejak sakit/sakit saat ini 3. Pasien nampak lemas
1. Pasien mengatakan Nyeri 4. Pasien tampak meringis kesakitan
Luka Seperti di sayat sayat
2. Pasien mengatakan nyeri pada bagian
ekstermitas kanan bawah
3. Pasien mengatakan nyeri yang di
rasakan terus menerus
4. Pasien mengatakan tidak bisa
melakukan aktivitas
5. Pasien mengatakan cemas dengan
keadaanya saat ini Pasien
memgatakan sulit tidur

B. KAJIAN NUTRISI METABOLIK

Data subyektif Data obyektif


Keadaan sebelum sakit 1. Kepala
1. Pasien mengatakan makan 3x Keadaan rambut: warna rambu
sehari dengan porsi sedikit 1 pasien berwarna hitam, Rambut
piring: Nasi, lauk dan pauk karena lurus
tidak nafsu makan a. Mata: Konjungtiva anemis
Keadaan sejak sakit/sakit saat ini b. Hidung: Bentuk simetris kiri dan
1. Pasien mengatakan kanan, tidak ada polip, tidak ada
makansedikit, hanya setengah sekret
porsi dari jatah makan yang c. Rongga mulut:Bibir kering,
diberikan rumah sakit mukosa kering
2. Pasien mengatakan tidak d. Leher : nampak post operasi pada
memiliki nafsu makan bagian ekstermitas bawah kanan
terpasang perban
2. Abdomen
a. Inspeksi bentuk: Simetris kiri dan
kanan, datar,tidak ada distensi
abdomen
b. Perkusi: Timpani
c. Auskultasi : Bising usus normal,
15 x/menit
d. Hepar : Tidak ada pembesaran
e. Lien :Tidak ada pembeasaran

C. KAJIAN POLA ELIMINASI


Keadaan sebelum sakit
Pasien mengatakan BAB dan BAK lancar.
Keadaan sejak sakit/sakit saat ini
Pasien mengatakan BAB dan BAK selama di rumah sakit juga lancar

D. KAJIAN POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN

Data subyektif Data obyektif


Keadaan sebelum sakit 1. Aktivitas harian
1. Pasien mengatakan sebelum sakit 2. Makan : 2
mampu melakukan aktivitas seperti 3. Mandi :2
biasanya 4. Berpakaian: 2
Keadaan sejak sakit/sakit saat 5. Kerapian: 2
1. pasien mengatakan BAB dan BAK 6. BAB : 2
pasien masih lancar 7. BAK : 2
2. Pasien tampak berbaring di tempat 8. Mobilisasi ditempat tidur : 2
tidur 9. Ambulasi : 2
10. Anggota gerak cacat :
Ekstermitas ksnan bawah
terganggu
11. Tracheostomi : Tidak ada

12. Keterangan :
0 : Mandiri
1 : Bantuan dengan alat
2 : Bantuan orang
3 : Bantuan orang dan
alat
4 : Bantuan penuh

a. Pemeriksaan fisik
1) Thoraks dan pernapasan
a) Inspeksi : Dinding dada simetris kiri dan kanan
Palpasi : Ekspansi dinding dada simetris kiri dan kanan
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
b) Auskultasi : Vesikuler normal, Tidak ada ronchi dan
wheezing
2) Jantung
Inspeksi ictus cordis : Tidak tampak ictus cordis
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : Batas atas ICS III linea parasternal sinistra
batas kiri ICS V linea midlavikula sinistra
batas kanan ICS IV linea stemalis dextra
Auskultasi : Reguler, Tidak ada suara murmur
3) Lengan dan tungkai
Kekuatan otot :
a) Uji kekuatan otot
5 5
1 5
Keterangan :

5 : Mampu menggerakkan persendian dalam lingkup gerak penuh, mampu


melawan gaya gravitasi, mampu melawan dengan tahan penuh.
4 : Mampu menggerakkan persendian dengan gaya gravitasi, mampu melawan
dengan tahan sedang.
3 : Hanya mampu melawan gaya gravitasi
2 : Tidak mampu melawan gaya gravitasi (gerakan pasif)
1 : Tidak ada kontraksi otot
Refleks fisiologis : Positif
Refleks patologis : Negatif
Clubbing finger : Positif
Varices tungkai : Positif
4) Columna vertebralis
Inspeksi kelainan bentuk : Pada ekstermitas kanan bagian bawah
Palpasi
 Nyeri tekan : Positif
 N.III-IV_VI : pasien mampu mengunyah dengan
baik,pasien mampu mengangkat
kelopakmata ke atas, pasien
mampu melirik ke sebelah kiri dan
kanan.
 N.VIII : Pendengaran baik
 N.XI : Pasien mampu berbicara dengan
orang lain, pasien menggerakkan
kepala ke kiri dan ke kanan
Kaku kuduk : NegatifRSUIEN PASIEN RSUD PANEMBAHAN
SENOPATI
E. KAJIAN POLA TIDUR

Data subyektif Data obyektif


Keadaan sebelum sakit 1. Pasien tampak meringis
1. Pasien mengatakan pola 2. Pasien keterbatasan mengerakan
tidur teratur, pada malam hari kaki kanan
7-8 jam, dan siang hari 3-5 jam 3. Pasien tampak gelisah
karena nyeri 4. Pola tidur pasien tampak
terganggu
Keadaan sejak sakit/sakit saat
1. Pasien mengatakan pola
tidur tidak teratur malam hari 2-
3 jam, siang 1- 2 jam bahkan
tidak menentu karena sering
terjaga karena nyari yg di
rasakan.

1. POLA PERSEPSI KOGNITIF

Data subyektif Data obyektif


Keadaan sebelum sakit 1. Pasien mampu mengenali
tempat, orang, dan
1. Pasien mengatakan tidak
memberikan respon non
pernah menggunakan alat
verbal dan verbal
bantu pendengaran dan
penglihatan

Keadaan sejak sakit

1. Pasien mengatakan tidak


menggunakan alat bantu
penglihatan dan pendengaran
1. Pemeriksaan fisik
Penglihatan
a. Cornea : Refleks kornea baik.
b. Pupil : isokor, reflex terhadap cahaya baik.
c. Lensa mata : Jernih dan tidak keruh

Pendengaran

a. Pina : Simetris
b. Canalis :Ada serumen
c. N. I : Mampu membedakan bau, minyak angin dan pewangi
(parfum)
d. N. II : Pandangan sedikit kabur
e. N. IV sensorik : pasien mampu melirik ke kiri dan ke kanan
f. N. VII sensorik : Pasien Mampu mengespresikan wajah tersenyum dan
sedih, tidak mampu mengangkat kelopak mata sebelah kiri
g. N. VIII pendengaran : Pasien Mampu mendengarkan dengan baik,keseimbangan
kurang baik.

F. KAJIAN POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI


Data subyektif Data obyektif
Keadaan sebelum sakit: a. Observasi
1) Kontak mata: Pasien menatap
1. Pasien mengatakansangat
teman bicara
berteman baik dengan lingkungan
2) Rentang perhatian : Pasien
tetangga, maupun tempat iya
memperhatikan teman bicara
tinggal.
sesekali menunduk ketika
Keadaan sejak sakit:
berkomunikasi.
1. Pasien mengatakan cemas 3) Suara dan tata bicara : Suara
dengan keadaanya saat ini. sedikit kecil, sedikit lambat saat
berbicara mau pun merespon
pertanyaan dari orang lain.
b. Pemeriksaan fisik
1) Kelainan bawaan yang nyata :
tidak ada
2) Abdomen
Bentuk: Tidak ada pembesaran
Bayangan vena : Tidak nampak
Bayangan massa :Tidak ada

G. KAJIAN POLA PERAN DAN HUBUNGAN DENGAN SESAMA

Data subyektif Data obyektif


Keadaan sebelum sakit: 1. Selama di rumah sakit pasien ditemani
oleh keluarga
1. Pasien mengatakan sering
beradaptasi dengan
masyarakat di lingkungan
tempat pasien tinggal

Keadaan sejak sakit:

1. Pasien mengatakan
tidak dapat melakukan
aktivitas seperti karena
ketermatasan mobilisasa
( gerak )

H. KAJIAN MEKANISME KOPING DAN TOLERANSI TERHADAP STRESS

Data subyektif Data obyektif


Keadaan sejak sakit 1. Pasien tampak bergantung
padakeluarga, kebutuhan dipenuhi oleh
1. Pasien mengatakan tidak
keluarga.Pasien tidak dapat melakukan
mampu menerima
keadaanya saat ini pasien kegiatan sehari-hari seperti biasa.
merasa cemas gelisa
2. Pemeriksaan fisik

TD : 111/94 mmHg
Suhu : 36°C
Nadi : 88 x/menit
RR : 20x/menit

I. KAJIAN POLA SISTEM NILAI KEPERCAYAAN

Data subyektif Data obyektif


1. Pasien mengatakan selama dirawat 1. Pasien tidak sholat
di rumah sakit mempengaruhikegiatan
pasien dalam beraktivitas, bersekolah
dan beribada ibadahnya yaitu sholat

J. TERAPI PEMBERIAN OBAT

No Catatan Pengobatan
1. Terpasang NACL 0,9% / 20 tetes/menit dosis 100-150 mEg/hari
2. Meropenem 1gram/8 jam/ Intravena
3. Vitamin C 50mg/ 24 jam/ Intavena
4. Ketorolac /30 mg/ 8 jam/Intravena
5. Ranitidin/500mg/24jam/Intravena

C. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Patologi klinik

Pemeriksaan patologi klinik


final report data sampel ID Collection Date
Tgl: 03/12/2021 18: 23 : 36 211206506830 03/12/2021 10:08:31
Type Departement Physician
Woman Bedah IGD ( IRNA ) -
Commenta
Patient ID Patient Nama Frits Nama
956650 ADRIAN K -
Date of Brirth Age Gender
30/07/1980 17 Tahun Male
Operator IGD
< Range > Flags and alarms
RBC 2.84 I 106/mm3 4.50 6.50 Morphologi flags
HGB 1.3 l g/dl 13.0 17.0 RM, RN, LIC
HCT 26.3 I % 40.0 54.0 Suspected Pathology
MCV 93 µm3 80 100 Leukocytosis
MCH 28,6 pg 27.0 32.0 Lymphopenia
MCHC 30.9 g/dl 32.0 36.0 Neutrophilia
RDWcv 34 % 11.0 16.0 Mylemia
RDWsd 43 µm3 39 52 Large immature cells
PLT 889 H 10³/mm3 150 500 Monocytosis
MPV 6.5 µm3 6.0 11.0 Thrombocytosis
PCT 0.577 % 0.150 0.500 Remarks
PDW 73 I % 11.0 18.0 RBC of the run 03/12/2021 00:08:31
WBC of the run 03/12/2021 00:08:31
PLT of the run 03/12/2021 00:08:31
DIFF of the run 03/12/2021 00:08:31

WBC 12.7 H 10³/mm3 4.0 10.0


% # < % Range # >
NEU 78.9 H 99.9 H 52.0 75.0 2.00 7.50
LYM 10.1 L 1.29 20.0 40.0 1.00 4.00
MON 9.3 I 1.18 H 2.0 8.0 0.20 1.00
EOS 1.8 0.23 1.0 3.0 0.00 0.50
BAS 0.3 0.14 0.0 1.5 0.00 0.20
ALY 0.2 0.16 0.0 2.5 0.00 0.25
LIC 1.3 0.16 IH 0.0 3.0 0.00 0.30

PENGELOMPOKAN DATA

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


- Klien mengatakan nyeri pada - Klien tampak meringis kesakitan
bagian kaki kanan - Klien tampak hanya bisa berbaring di
- Klien mengatakan nyeri yang di tempat tidur
rasakan seperti tersayat-sayat: - Klien tampak lemas
P : luka trauma dan post Operasi - Klien tampak gelisah
debridement - TTV
Q : Nyeri seperti tersayat sayat Tekanan darah : 110/70 mmHg
R :Nyeri pada kaki kanan Suhu : 36, 2
S : Skala Nyeri 9 ( NRS ) Nadi : 80 ×/menit
T : Terus menerus Pernafasan : 20 ×/menit
- Klien mengatakan tidak bisa - kekuatan otot
melakukan aktivitas hanya bisa 5 5
berbaring dan kadang kadang
duduk di tempat tidur 1 5
- Klien mengatakan cemas dengan
keadaanya saat ini

ANALISA DATA

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1. DS : Nyeri akut Low back pain


1. Klien mengatakan nyeri pada berhubungan ↓
bagian kaki kanan dengan agen operasi
2. Klien mengatakan nyeri yang di pencedera fisik ↓
rasakan seperti tersayat-sayat Kerusakan jaringan
- Pengajian nyeri ekstermitas kanan
P : Nyeri luka trauma post operasi bawah
Q : Nyeri terasa seperti tersayat-sayat ↓
R : Lokasih pada bagian kaki kanan Di terima reseptor
S : Skala nyeri 9 nyeri
T : terus menerus ↓
DO : Nyeri akut
- Klien tampak meringis kesakitan
- Klien tampak pucat dan lemas
- Tampak terpasang perban pada
kaki kanan

2. DS : Gangguan Low back pain↓


1. Klien mengatakan tidak bisa mobilitas fisik Post operasi
melakukan aktivitas berhubungan adanya luka
2. Pasien mengatakan hanya bisa dengan kerusakan insisis
berbaring dan kadang kadang integritas struktur ↓
duduk di tempat tidur tulang Terputusnya
DO : jaringan↓
1. Klien tampak lemah kerusakan jaringan
2. Klien tampak berbaring ditempat kerusakan sel dan
tidur nyeri saat bergerak
3. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg Gangguan mobilitas
Suhu : 36, 2 fisik
Nad : 80 ×/menit
Pernafasan : 20 ×/menit

3. DS : Ansietas Low back pain


1. Klien mengatakan cemas berhubungan ↓
dengan keadaanya saat ini dengan ancaman Luka operasi pada
2. Klien tampak gelisah terhadap konsep ekstermitas kanan
DO : diri bawah
1. kekuatan otot ↓
5 5 Ansietas
1 5

DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas struktur tulang
3. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (SIKI)


(SDKI) (SLKI)
Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan asuhan Intervensi Utama:
dengan agen pendera keperawatan selama 3 Observasi
fisik kali 24 jam, maka 1) Identifikasi
diharapkan tingkat nyeri karakteristik nyeri (mis.
menurun dan kontrol pencetus, pereda,
nyeri meningkat dengan kualitas, lokasi,
kriteria hasil: intensitas, frekuensi,
1) Nyeri berkurang durasi)
2) Tidak mengeluh nyeri 4) Monitor tanda-tanda
3) Tidak meringis vital sebelum dan
8) Melaporkan nyeri sesudah pemberian
terkontrol analgesik
11)Kemampuan Teraupetik
menggunakan teknik 1). Berikan teknik non
non-farmakologis farmakoligis untuk
mengurangi rasa nyeri
2). kontrol lingkungan
yang memperberat nyeri
3) Fasilitasi istirahat tidur
Edukasi
1) jelaskan strategi
meredahkan nyeri
2) anjurkan mengunakan
analgesic secara tepat
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian
dosis dan jenis analgesik,
sesuai indikasi
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (SIKI)
(SDKI) (SLKI)
Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan Observasi:
berhubungan dengan tindakan keperawatan a. Identifikasi adanya
kerusakan integritas dukungan mobilisasi nyeri atau keluhan fisik
strukturt ulang selama3x24 jam lainnya.
diharapkan mobilitas b. Identifikasi toleransi
fisik pasien meningkat fisik melakukan
dengan kriteria hasil : pergerakan.
a. Pergerakan c. Monitor frekuensi
ekstremitas meningkat. jantung dan tekanan
b. Kekuatan otot cukup darah sebelum memulai
meningkat. mobilisasi
c. Rentang gerak (ROM) d. Fasilitasi melakukan
meningkat. pergerakan.
d. Nyeri menurun . e. Jelaskan tujuan dan
e. Kekakuan sendi cukup prosedur mobilisasi.
menurun.
f. Kelemahan fisik cukup
menurun.
g. Kecemasan menurun.
h. Gerakan terbatas
cukup menurun.
i. Gerakan tidak
terkoordinasi cukup
menurun.

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (SIKI)


(SDKI) (SLKI)
Ansietas berhubungan Setelah dilakukan Observasi
dengan kekhawatiran intervensi keperawatan a) Identifikasih saat
mengalami kegagalan selama 3x24 jam maka tingkat ansietas berubah
ansietas menurun dengan b) Identifikasih
kriteria hasil : kemampuan pengambilan
1. Verbalisasi keputusan
kebingungan menurun c) Monitor tanda ansietas
2. Verbalisasi khawatir verbal dan non verbal
akibat kondisi yang Teraupetik
dihadapi menurun a) Ciptakan suasana
3. Perilaku gelisah teraupetik untuk
menurun menumbuhkan
4. Perilaku tegang kepercayaan
menurun b) Temani pasien untuk
5. Keluhan pusing mengurangi kecemasan
menurun jika memungkinkan
6. Anoreksia menurun c) Pahami situasi yang
7. Palpitasi menurun membuat ansietas
8. Diaforesis menurun d) Gunakan pendekatan
9. Tremor menurun yang tenang dan
10. Pucat menurun meyakinkan
11. Konsentrasi membaik e) Motivasi dan
12. Pola tidur membaik mengidentifikasih pemicu
13. Frekuensi pernapasan kecemasan
membaik Edukasi
14. Frekeunsi nadi a)Jelaskan prosedur dan
membaik termasuk sensasi yang
15. Tekanan darah bisa di alami
membaik b) informasikan secara
16. Kontak mata fiktual mengenai
membaik diagnosis, dan
17. Pola berkemih pengobatan
membaik c) Latihan mengunakan
18. Orientasi membaik mekanisme pertahanan
diri yang tepat
d) Latihan kegiatan
pengalihan untuk
mengurangis
keteganggan.

PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN

N TANGGAL DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


O
1 Selasa Nyeri akut Obsevasi: S: Klien mengatakan masih
14.12.2021 berhubungan 1) Mengidentifikasi karakteristik merasakan nyeri pada bagian
08:10 dengan agen nyeri lokasi durasi dan kualitas ektermitas kanan bawah
pencedera fisik Hasil: P : Nyeri luka trauma post
P : Nyeri luka trauma dan post operasi kaki
operasi Q : nyeri seperti tersayat
Q : nyeri seperti tersayat-sayat sayat
R : Lokasi nyeri pada bagian R : Lokasi nyeri pada bagian
08:15 ekstermitas kanan bawah ekstermitas bawah bagian
S :Skala nyeri 9 ( NRS ) kanan luka trauma post
T : Nyeri di rasakan terus menurus operasi kaki
2). Memberikan teknik non S :Skala nyeri 8 (NRS )
farmakoligis untuk mengurangi rasa T : Nyeri di rasakan hilang
nyeri timbul saat pasien
Hasil : mengerakan ekstermitas
Pasien tampak lebih mengontrol O: Pasien tampak meringis
08:20 nyeri yang dirasakan saat nyeri dirasakan
3) Mengontrol lingkungan yang A : Masalah belum teratasi
dapat memperberat nyeri P : Lanjutkan Intervensi
Hasil : 1) Identifikasi karakteristik
Memberikan posisi nyaman kepada nyeri lokasi durasi dan
pasien pasien tampak lebih nyaman kualitas
Kolaborasi 2). Berikan teknik non
Kolaborasi pemberian analgesik, farmakoligis untuk
sesuai indikasi mengurangi rasa nyeri
Hasil: 3) Control lingkungan yang
Pemberian obat ketorolack dapat memperberat nyeri
Nyeri tampak berkurang pasien Kolaborasi
tampak lebih tenang pemberian analgesik, sesuai
indikasi

2 14.12.2021 Gangguan Observasi S : Pasien mulai latihan


08:25 mobilitas fisik a. Mengidentifikasi adanya nyeri untuk melakukan mobilisasi
berhubungan atau keluhan fisik ekstermitas kanan bawah
dengan Hasil: secara perlahan lahan
kerusakan Nyeri dirasakan pada ekstermitas O : Pasien masih tampak
integritas bawah bagian kanan kerena luka merasa kesakitan
struktur tulang trauma dan post operasi A : Masalah belum teratasi
08: 30 b. Mengidentifikasi toleransi fisik P : Lanjutkan intervensi
melakukan pergerakan a. Identifikasi adanya nyeri
Hasil: atau keluhan fisik lainnya.
Adanya luka post operasi sehingga b. Identifikasi toleransi fisik
menyebebkan gangguan mobilisasi melakukan pergerakan.
pasien tidak bisa melakukan aktivitas c. Fasilitasi melakukan
08:35 Teraupetik pergerakan.
c. Menfasilitasi melakukan d. Jelaskan tujuan dan
pergerakan prosedur mobilisasi
Hasil :
Mengajarkan pasien mengerakan
ekstermitas kanan bagian bawah
perlahan lahan
Edukasih
d. Menjelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
Hasil:
Pasien memahami dan mengerti
tujuan dari mobilisasi yang di
ajarkan.

3 14.12.2021 Ansietas 1) Mengidentifikasih saat tingkat S: Pasien mengakan masih


08: 40 berhubungan ansietas berubah merasa cemas dengaan
dengan ancaman Hasil : keadaanya saat ini
terhadap konsep Saat pasien mengalami strees dengan O: Pasien masih tampak
diri keadaanya sedikit gelisah pasien tampak
2) Memonitoring tanda ansietas masih sulit beristirahat,
Hasil : pasien masih tampak pucat
Pasien tampak sesekali menangis A: Masalah belum teratasi
pasien tampak gelisah P : Lanjutkan intervensi
3) Menciptakan suasana yang 1) Identifikasih saat tingkat
teraupetik ansietas berubah
Hasil 2) Monitor tanda ansietas
Pasien merasa lebih tenang dan 3) Ciptakan suasana yang
nyaman teraupetik
4) Menganjurkan keluarga untuk 4) Anjurkan keluarga untuk
tetap bersama pasien tetap bersama pasien
Hasil : 5) Lakukan latihan kegiatan
Pasien tampak senang ada keluarga pengalihan untuk mengurangi
yang mendampingi pasien ada yang ketegangan
menguuatkan
5) Melakukan latihan kegiatan
pengalihan untuk mengurangi
ketegangan
Hasil:
Kegelisahan dan kecemasan yg di
alami pasien tampak terahlihkan dan
berkurang

1 Rabu Nyeri akut Obsevasi: S: Klien mengatakan nyeri


15.12.2021 berhubungan 1) Mengidentifikasi karakteristik masih dirasakan tetapi sudah
20: 30 dengan agen nyeri lokasi durasi dan kualitas lebih baik dari kemarin, nyeri
pencedera fisik Hasil: pada bagian ektermitas kanan
P : Nyeri di rasakan saat mengerakan bawah
ekstermitas kanan bawah karena luka Pengkajian nyeri:
trauma post operasi P : Nyeri di rasakan saat
20:05 Q : nyeri seperti tertusuk tusuk bergerak luka trauma post
R : Lokasi nyeri pada bagian operasi kaki
ekstermitas kanan bawah Q : nyeri seperti tertusuk
S :Skala nyeri 8 ( NRS ) tusuk
T : Nyeri di rasakan hilang timbul R : Lokasi nyeri pada bagian
( durasi 5-10 menit) ekstermitas bawah bagian
2). Memberikan teknik non kanan luka trauma post
farmakoligis untuk mengurangi rasa operasi kaki
20:10 nyeri S :Skala nyeri 7 (NRS )
Hasil : T : Nyeri di rasakan hilang
Pasien tampak lebih mengontrol timbul saat pasien
nyeri yang dirasakan pasien tampak mengerakan ekstermitas
lebih rileks O: Pasien tampak sesekali
20: 15 3) Mengontrol lingkungan yang meringis saat nyeri dirasakan
memperberat nyeri timbul
Hasil : A : Masalah belum teratasi
Memberikan posisi nyaman kepada P : Lanjutkan Intervensi
pasien pasien tampak lebih nyaman 1) Identifikasi karakteristik
Kolaborasi nyeri lokasi durasi dan
Melakukan kolaborasi pemberian kualitas
analgesik, sesuai indikasi 2). Berikan teknik non
Hasil: farmakoligis untuk
Melakukan pemberian obat mengurangi rasa nyeri
ketorolack, Nyeri tampak berkurang 3) Control lingkungan yang
pasien tampak lebih tenang memperberat nyeri
Kolaborasi
Pemberian obat, sesuai
indikasi

2 15.12.2021 Gangguan Observasi S : Pasien mulai belajar


20:20 mobilitas fisik a. Mengidentifikasi adanya nyeri melakukan mobilisasi
berhubungan atau keluhan fisik ekstermitas kanan bawah
dengan Hasil: secara perlahan lahan
kerusakan Nyeri dirasakan pada ekstermitas O : Pasien merasa kesakitan
integritas bawah bagian kanan kerena luka mulai berkurang
20: 25 struktur tulang trauma dan post operasi A : Masalah belum teratasi
b. Mengidentifikasi toleransi fisik P : Lanjutkan intervensi
melakukan pergerakan a. Identifikasi adanya nyeri
Hasil: atau keluhan fisik lainnya.
Nyeri di rasakan menyebebkan b. Identifikasi toleransi fisik
20:30 gangguan mobilisasi pasien tidak melakukan pergerakan.
bisa melakukan aktivitas c. Fasilitasi melakukan
( mengerakan kaki ) pergerakan.
Teraupetik d. Jelaskan tujuan dan
c. Menfasilitasi melakukan prosedur mobilisasi
pergerakan
Hasil :
Mengajarkan pasien melakukan
latihan mengerakan ekstermitas
kanan bagian bawah perlahan lahan
dengan hati hati
Edukasih
d. Menjelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
Hasil:
Pasien memahami dan mengerti
tujuan dari mobilisasi yang di
ajarkan.

3. 15.12.2021 Ansietas Observasi S: Kecemasan pasien


20:35 berhubungan 1) Mengidentifikasih saat tingkat terhadap penyakitnya mulai
dengan ancaman ansietas berubah berkurang
terhadap konsep Hasil : O: Gelisah yang dirasakan
diri Saat pasien mengalami strees dengan pasien tentang kedaanya
keadaanya mulai berkurang pasien masih
2) Memonitoring tanda ansietas tampak pucat, pasien tampak
Hasil : sudah bisa beristirahat dengan
Pasien tampak sesekali menangis baik
20:40 pasien tampak gelisah A: Masalah belum teratasi
3) Menciptakan suasana yang P : Lanjutkan intervensi
teraupetik 1) Identifikasih saat tingkat
Hasil ansietas berubah
Pasien merasa lebih tenang dan 2) Monitor tanda ansietas
nyaman 3) Ciptakan suasana yang
20:45 Teraupetik teraupetik
4) Menganjurkan keluarga untuk 4) Anjurkan keluarga untuk
tetap bersama pasien tetap bersama pasien
Hasil : 5) Lakukan latihan kegiatan
Pasien tampak senang ada keluarga pengalihan untuk mengurangi
yang mendampingi pasien ada yang ketegangan
menguuatkan
5) Melakukan latihan kegiatan
pengalihan untuk mengurangi
ketegangan
Hasil:
Kegelisahan dan kecemasan yg di
alami pasien tampak terahlihkan dan
berkurang

Anda mungkin juga menyukai