Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Di Indonesia masalah kesehatan mata saat ini adalah masih tingginya angka kebutaan. Katarak
merupakan penyebab kebutaan terbanyak saat ini sedangkanmasalah kesehatan mata yang lain
termasuk penyakit tumor orbita. tujuaan upaya kesehatan mata di Indonesia antara lain adalah
menurunkan angka kebutaan kesakitan mata dan gangguan penglihatan. Salah satu ancaman dan
kesakitan mata disebabkan oleh penyakit tumor mata. Angka kejadian tumor mata di bandingkan
dengan penyakit mata lainnya terhitung kecil hanya 1% dan diantara penyakit keganasan lainnya.
Namun dampak yang ditimbulkan oleh tumor mata pada penderita cukup besar karena
mengakibatkan kebutaan bahkan kematian karena sifat metastasisnya.

Tumor orbita adalah tumor yang menyerang orbita. sehingga merusak jaringan lunak mata
seperti otot mata syaraf mata dan kelenjar air mata. (onggaorbita di batasi sebelah medial oleh
tulang yang membentuk dinding luar sinusethmoid dan sphenoid. sebelah superior oleh dasar
fossa anterior dan sebelah lateral oleh sigoma tulang frontal dan sayap sphenoid besar. sebelah
interior oleh atas sinus maksilaris.

A. Definisi

Tumor adalah pertumbuhan atau tonjolan abnormal ditubuh tumor sendiri dibagi menjadi jinak
dan ganas tumor ganas disebut sebagai kanker tumor konjungtiva yaitu tumor yang tumbuh pada
lapisan konjungtiva yang melapisi mata bagian depan tumor konjungtiva terbagi menjadi tumor
ganas dan jinak tumor konjungtiva jinak yaitu nevus papiloma konjungtiva granuloma
dermolipoma fibroma dan angioma sementara tumor konjungtiva ganas terdiri dari karsinomadan
melanoma
B. Anatomi dan fisiologis

1. Anatomi

Konjungtiva adalah membran mukosa transparan dan tipis yang membungkus permukaan
posterior kelopak mata ( konjungtiva palpebra Lis) dan permukaan anterior sklera ( konjungtiva
bulbaris) . Konjungtiva bersambungan dengan kulit pada tepi palpebral ( suatu sambungan
mukokutan) dan dengan epitel kornea di limbus.

Konjungtiva palpebralis atau teralis melapisi permukaan posterior kelopak mata dan melekat
erat ke tarsus, konjungtiva melipat ke posterior pada fornix superior dan inferior dan
membungkus jaringan episklera menjadi konjungtiva bulbaris.

Konjungtiva bulbar is melekat longgar ke sputum orbital di fornices dan melipat berkali-kali
adanya lipatan-lipatan ini memungkinkan bola mata bergerak dan memperbesar permukaan
konjungtiva sekretorik( duktus duktus kalender lakrimal bermuara ke fornix temporal superior).

Histologi konjungtiva

1. Lapisan epitel konjungtiva terdiri atas 2 hingga 5 lapisan sel epitel silindris bertingkat
superficial dan basal
2. Sel-sel epitel superfisial mengandung sel goblet bulat atau oval yang mensekresi mucus
mukus yang terbentuk mendorong inti sel ke teipid dan diperlukan untuk disperse lapisan
air mata pra kornea secara merata
3. Sel-sel epitel basal berwarna yang lebih pekat dibandingkan sel sel superfisial dan di
dekat limbus dapat mengandung pigmen
4. Stroma konjungtiva dibagi menjadi satu lapisan adenoid ( superfisial) dan satu
lapisan fibrosa (profundus)
5. Lapisan adenoid mengandung jaringan limfoid dan di beberapa tempat dapat
mengandung struktur semacam folikel tanpa setrum germinativum. Lapisan adenoid tidak
berkembang sampai setelah bayi berumur 2 atau 3 bulan
6. Lapisan fibrosa tersusun dari jaringan penyambung yang melekat pada lempeng tarsus
lapisan fibrosa tersusun longgar pada bola mata
7. Lapisan lakrimal aksesorius ( kalender Cruise dan Wolvering ) yang struktur dan
fungsinya mirip kelenjar lakrimal terletak di dalam stroma sebagian besar kelenjar krause
berada di forniks atas sisanya ada difformis bawah kalender Wolvering terletak di tepi
atas tarsus atas

2. Fisiologis

Konjungtiva mengandung sel goblet yang berfungsi dalam produksi mukus yang merupakan
salah satu lapisan tear film. Selain itu konjungtiva juga memiliki fungsi dalam melindungi mata
dari patogen melalui mekanisme pertahanan fisik biokimia dan imunologis.

C. Klasifikasi tumor konjungtiva

1. Tumor jinak

a. Nevus

- Gejala pada nefritis adalah gangguan pada pertumbuhan pembuluh darah silau
gangguan penglihatan Dan bisa menyebabkan kan ablasio retina.

b. Tumor Darmonoid

- Tumor kongenital ini tampak berupa massa meninggi kekuningan yang bulat dan
licin sering dengan rambut sebuah tumor dermoid bisa tetap tenang walaupun
ukurannya dapat membesar pengangkatannya hanya diindikasikan jika k
deformitas nya jelas atau jika penglihatan terganggu atau terancam dermoid limbus
dan dermolipoma adalah lesi tunggal yang paling sering ditemukan kan tapi
kelainan-kelainan tersebut sesekali merupakan bagian dari sindrom displasia
okuloaurikulovertebral ( sindrom goldenhar )

c. Radang granulomatosa

- Radang granulomatosa timbul disekitar benda asing mengelilingi ekstravasasi


substansi sebasea pada kalazion dan menyertai penyakit seperti coccidioidomycosis
dan sarcoidosis fokus peradangan ini bisa membentuk plak plak atau noduli yang
menonjol di kulit atau konjungtiva palpebrae
d. Dermolipoma

- Dermolipoma adalah tumor kongenital yang sering dijumpai dan umumnya tampak
sebagai pertumbuhan bulat licin dikuadran temporal atas konjungtiva bulbaris
didekat kantus lateralis terapi umumnya tidak diindikasikan tetapi pembuangan
sebagian lesi bisa dilakukan jika pertumbuhannya semakin besar atau buruk secara
kosmetik diseksi posterior hendaknya dilakukan dengan sangat hati-hati jika
dilakukan karena lesi ini sering menyatu dengan lemak orbital dan otot-otot
ekstrakuler kekacauan orbital dapat menimbulkan parut dan sejumlah komplikasi
yang jauh lebih serius dari lesi awalnya.

e. Papiloma

- Papiloma konjungtiva terbagi dalam dua bentuk papiloma infeksiosa yang


disebabkan oleh papovavirus ditemukan ada anak dan dewasa muda terutama di
forniks inferior dan di dekat kantus medialis jenis yang satunya berasal dari dasar
yang luas seringkali di dekat limbus pada dewasa yang lebih tua dan mungkin sulit
dibedakan dari neoplasia intraepitel konjungtiva.

f. Limfoma dan hiperplasia limfoid

- Keduanya adalah lesi konjungtiva yang dapat timbul pada orang dewasa tanpa
adanya penyakit sistemik atau Hogan dengan limfoma sistemik atau berbagai
diskraisa Darah . Tampilan klinis hyperplasia limfoid jinak dapat serupa dengan
limfoma maligna sehingga biopsi penting untuk menegakkan diagnosis karena
banyak diantara tumor-tumor limfoid ini mengenai orbita mungkin diperlukan
pemeriksaan MRI atau atau CT SCAN untuk menentukan besar tumor yang
sebenarnya kebanyakan limfoma konjungtiva primer merupakan limfoma sel B
derajat rendah ( limfoma MALTE ) . RADIOTERAPI MERUPAKAN TERAPI
TERBAIK UNTUK LESTI JINAK MAUPUN GANAS.
g. Lesi vaskuler

1. Angioma konjungtiva dapat berupa hemangioma kapiler soliter berbatas tegas atau
serupa tumor vaskuler yang lebih difus yang sering disertai dengan komponen orbital
atau palpebra yang lebih luas hemangioma harus dibedakan dari telangiektasis yang
mengenai kapiler-kapiler konjungtiva pembunuh konjungtiva telangiectatic mungkin
berupa lesi tersendiri atau mungkin berkaitan dengan hamartoma vaskuler sistemik
pada penyakit rendu osler Weber atau pada telangiectasia ( sindrom Louis bar )
2. Granuloma piogenik adalah variasi dari hemangioma kapiler polypoid granuloma ini
sering tumbuh di konjungtiva palpebra list di atas kalazion atau au pada daerah yang
baru dibedah
3. Pada sarkoma kaposi yang berhubungan dengan AIDS mula-mula terlihat nodul-
nodul vaskular biru merah di konjungtiva ini ditimbulkan oleh herpesvirus radioterapi
adalah terapi yang paling efektif.
4. Angiomatosis basiler adalah lesi proliferatif vaskuler lain yang tampilannya bisa
mirip sarkoma kaposi penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri gram negatif dan
genus bartonella : B henslea dadi kucing pada pasien pasien AIDS dan B Quintana
dari badan kutu pada tunawisma berpenghasilan rendah tumor-tumor ini respon
terhadap terapi antibiotik

2. Tumor ganas

a). Karsinoma sel skuamosa

1. Ditemukan lesi seperti agar-agar atau gelatinous dengan pembuluh darah superfisial
dengan atau bentuk seperti papil atau leukoplakia dengan plak keratin menutupi lesi
2. Bisa memiliki bentuk nodular sekitarnya merupakan karsinoma sel skuamosa tipe
invasive atau bisa juga timbul sebagai lesi yang difus dan menyamar sebagai
konjungtivitis kronis
3. Sekiranya sudah bermetastase bisa ditemukan pembesaran KGB pada periaukuler
cervical dan submandibula
b). Melanoma maligna

1. Nodul single abu-abu hitam atau tidak berwarna yang tervaksikularisasi yang menempel
pada Episklera seringkali di daerah limbus
2. Dapat bermetastasis ke kelenjar KGB paruh hati atau otak

D. Etiologi

Tumor mata dapat di sebebkan oleh berbagai factor,termasuk factor genetic yang diyakini ikut
berpengharut terhadap timbulnya tumor, sebagian besar tumor mata pada anak anak bersifat
jinak dank arena perkembangan abnormal tumor ganas pada anak anak jarang terjadi, tetapi bila
ada akan menyebabkan pertumbuhan tumor yang cepat dan prognosisnya jelek.

E. Patofisiologi

Seperti diketahui pada bab sebelumnya, tumor adalah jaringan baru (neoplasma) yang timbul di
dalam tubuh akibat pengaruh multifaktor penyebab dan menyebabkan jaringan setempat pada
tingkat gen kehilangan kendali normal atas pertumbuhannya yang terbentuk dalam jangka waktu
lama dan mengalami kemajuan melalui stadium berbeda-beda. Faktor nutrisi merupakan satu
aspek yang sangat penting, komplek, dan sangat dikaitkan dengan proses patologis tumor. Secara
garis besar, tumor mata disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :

1) mutasi gen pengendali pertumbuhan (contoh: kehilangan kedua kromosom dari satu pasang
alel dominan protektif yang berada dalam pita kromosom

2) malformasi kongenital

3) kelainan metabolisme (hormon)

4) penyakit vaskuler

5) inflamasi intraokuler
6) Neoplasma. Dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasma jinak tumbuh dengan batas tegas dan
tidak menyusup, tidak merusak tetapi menekan jaringan di sekitarnya dan biasanya tidak
mengalami metastasis

7) trauma

8) gaya hidup, seperti merokok, diet, dan minum-minuman keras (alkohol). Hal ini merupakan
faktor risiko independen

9) paparan sinar matahari dan ultraviolet (UV)

10) infeksi virus (papilloma dan neoplasia intraepitel konjungtiva).

Menurut penyebabnya atau secara malformasi kongenital, kelainan metabolisme, penyakit


vaskuler, infeksi virus, atau apapun, dipercaya bahwa awal munculnya sel asal tumor atau kanker
tersebut melalui proses mutasi gen akibat hit, baik itu mengacu pada teori two hit Knudson atau
multiple hit pada kromosom sel asalnya.

F.Manifestasi klinis

Tanda dan gejala tumor mata

a). Nyeri orbital jelas pada tumor ganas yang tumbuh cepat namun juga merupakan gambaran
khas tumor jinak dan fistula karotid cavernosa

b). Proptosis pergeseran bola mata ke depan adalah gambaran yang sering dijumpai berjalan
bertahap dan tak nyeri dalam beberapa bulan atau tahun (tumor jinak) atau cepat (lesi ganas)

c). Pembengkakan kelopak mungkin jelas pada pseudotumor eksoftalmus endokrin atau fistula
karotid cavernosa

d). Palpasi bisa menunjukkan masa yang menyebabkan distorsi kelopak atau bola mata terutama
dengan tumor kelenjar lakrimal atau dengan mukosal

e). Gerak mata sering terbatas oleh sebab mekanis namun bila nyata mungkin akibat ovtal
moplegia endokrin atau dari lesi saraf III IV DAN VI pada fisura orbital (misalnya sindroma
tolosa Hunter) atau sinus kavernosus
f). Ketajaman penglihatan mungkin terganggu langsung akibat terkena nya saraf optik atau retina
atau tak langsung akibat kerusakan vaskuler

G. Pemeriksaan Diagnosis

1. Pemeriksaan diagnostik pada mata umumnya sebagai berikut :

a. Kartu mata snellen atau mesin tele binocular (tes ketajaman penglihatan dan central
penglihatan): mungkin terganggu dengan kerusakan kornea lensa aqueus atau viterus

b. Lapang penglihatan penurunan yang disebabkan oleh massa tumor pada hipofisis atau otak
karotis atau patologis arteri serebral atau glaucoma

c. Tonografi mengkaji intraokuler (TIO) NORMAL 12 MAS SAMPAI 25 mmhg.

d. Oftalmoskopi mengkaji struktur internal okuler mencatat atrofi lempeng optik papilledema
perdarahan retina dan mekroanulisme.

e. Pemeriksaan darah lengkah laju sedimentasi (LED) : menunjukkan anemia sistemik atau
infeksi

2. Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan radiologi untuk melihat ukuran rongga orbita terjadinya kerusakan tulang
terdapat perkapuran pada tumor dan kelainan foramen optik

b. Pemeriksaan ultrasonografi untuk mendapatkan kesan bentuk tumor konsistensi tumor


teraturnya susunan tumor dan adanya infiltrasi tumor.

c. CT scan untuk menentukan ganas atau jinak tumor adanya vaskularisasi pada tumor dan
terjadinya perkapuran pada tumor

d. Arteriography untuk melihat besar tumor yang mengakibatkan bergesernya pembuluh darah
sekitar tumor, adanya pembuluh darah dalam tumor
H. Penatalaksanaan Medis

a. Pembedahan

- Secara eksisi adalah metode mencegah terjadinya kekambuhan yaitu di


rekomendasikan untuk mengeksisis jaringan tumor

b. Brakiterapi

- Bahan radioaktif yang sering digunakan adalah strontium- 90 dengan dosis


rekomendasi sebanyak 20 sehingga 180 Gy pada permukaan tumor

c. Demo terapi topikal

- Disebabkan adanya kemungkinan terjadinya komplikasi pada pembedahan eksisi


krioterapi dan berarti terapi penggunaan kemoterapi topical seperti tetes mitomycin
C,5 fluorourasil atau interferon alfa-2b telah dianjurkan efek samping yang nyata
adalah mitomycin c yang berupa hiperemia dan kadang sebagian pasien bisa
mengalami nyeri atau sensasi terbakar akibat toksisitas pada epitelial comea. Efek
samping tersebut akan hilang dalam waktu 2 minggu selepas pemberian obat
dihentikan.

Penatalaksanaan Keperawatan

a. Mencegah penyimpangan penglihatan lanjut

b. Meningkatkan adaptasi terhadap perubahan / penurunan ketajaman penglihatan

c. Mencegah komplikasi

d. Memberikan informasi tentang proses penyakit/ prognosis dan kebutuhan


pengobatan
I. Pengkajian

MenurutNurarif dan Kusuma, (2015) menyatakan bahwa pengkajian merupakan


tahap awal dan landasan proses keperawatan. Diperlukan pengkajian yang cermat untuk
mengenal masalah pasien, agar dapat memberi arah kepada tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses keperawatan sangat tergantung pada kecermatan dan ketelitian dalam
tahap pengkajian.
Tahap pengkajian terdiri dari tiga kegiatan, yaitu :
 Pengumpulan data
 Pengelompokan data
 Perumusan diagnosis keperawatan
Yang termasuk dalam pengkajian yaitu :

1. Biodata klien
Biodata klien yang terdiri dari identitas klien, orang tua dan saudara kandung.
Identitas klien meliputi : nama, usia, jenis kelamin, pendidikan, agama, tanggal
masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, nomor registrasi, dan diagnose medis.
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan klien pada saat dikaji.
b. Riwayat keluahan sekarang
Mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan klien mencari pertolongan, dikaji
dengan menggunakan pendekatan PQRST :
P : apa yang menyebabkan timbulnya keluhan.
Q : bagaimana keluhan dirasakan oleh klien, apakah hilang, timbul terus
menerus (menetap).
R : di daerah mana gejala dirasakan.
S : seberapa keparahan yang dirasakan klien dengan memakai skala numeric
1 s/d 10.
T : kapan keluhan timbul, sekaligus faktor yang memperberat dan
memperingan keluhan.
c. Riwayat penyakit yang lalu
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit yang sama, riwayat
ketergantungan terhadap makan/minuma, zat dan obat-obatan
d. Riwayat penyakit keluarga
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit yang sama, riwayat
ketergantungan terhadap makan/minuma, zat dan obat-obatan
3. Pemeriksaan fisik
a. Aktivitas/istirahat
Gejala: riwayat pekerjaan yang terlalu berat, duduk dan mengemudi terlalu
lama, penurunan rentang gerak dari ekstremiter pada salah satu bagian tubuh,
tidak mampu melakukan aktivitas yang biasa dilakukannya.
Pemeriksaan Mata : Status lokalis (Visus, koreksi, skiaskopi, tonometri,
kedudukan, pergerakan, Palpebrae Superior, Palpebrae inferior, Konjungtiva
palpabrae, Konjungtiva bulbi, Konjungtiva forniks, skera, iris, pupil, lensa,
funduskopi, refleks fundus, Corpus Vitreum, tens oculi, Sistem Lakrimalis
b. Integritas ego
Gejala: ketakutan akan timbulnya paralysis, ansietas masalah pekerjaan
c. Eliminasi
Gejala: kesulitan defekasi, adanya inkontenensia atau retensi urine
d. Neurosensori
Gejala: kesemutan, kekakuan, kelemahan
e. Nyeri / Kenyamanan
Gejala: nyeri seperti ditusuk-tusuk, membengkokkan badan

J. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisik ( D.0077)

2. Resiko Infeksi ( D.0142 )

3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi


K. Perencanaan keperawatan ??
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

Nama mahasiswa yang mengkaji : Syerli Mayoka


NIM : 2104040
Ruangan : Lontara 5 (Mata dan Kulit)
Tanggal Pengkajian :27/12/2021
Kamar : 2/4
Tanggal masuk RS : 24/12/2021
No. RM : 953681
Waktu pengkajian : 09.00

I. IDENTITAS
A. PASIEN
Nama : An. L
Tempat/tanggal lahir (umur) : 16.04.2004 (13 Tahun )
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Belum Menikah
Agama/suku : Islam
Warga negara : WNI
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Pendidikan : SMP
Pekerjaan :-
Alamat : Jln Perintis kemerdekaan
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. A
Alamat : Jln Perintis kemerdekaan
Hubungan dengan pasien : Saudara

II. DATA MEDIK


A. Dikirim oleh : Di kirim dari RS s
B. Diagnosa Medik : Tumor Konjungtiva
C. Pengunaan alat medic : terpasang Infuse dengan cairan NaCl 0,9%,

III. KEADAAN UMUM

A. KEADAAN SAKIT : Pasien nampak lemas


B. KELUHAN UTAMA: Bengkak pada konjungtiva kiri
C. RIWAYAT KELUHAN UTAMA: Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan
Adanya pembengkakan pada bagian bawa mata ( konjungtiva kiri) sejak dua bulang yang
lalu, pasien mengatakan telah mendapatkan perawatan pada Rumah Sakit Orbita dan di
rujuk ke Rumah Sakit Wahidin untuk mendapatkan penatalaksanaan selanjutnya, yang
direncanakan akan dilakukan tindakan operasi tumor konjungtiva pada hari senin 27
Desember 2021 jam 10:00

D. TANDA-TANDA VITAL
1. Kesadaran
Kualitatif : Composmentis
Kuantitatif : E4 M6 V5
Tekanan Darah : 110/84 mmHg
Suhu : 36°C
Nadi : 88 x/menit
Pernapasan frekuensi : 18 x/menit
E. PENGUKURAN
1. Tingi Badan : 148 cm
2. Berat Badan : 40 kg
3. Indeks Massa Tubuh : 20,4 kg/m2
F. GENOGRAM

? ? ? ?

? 52 ? ? ? 50 ? ?
? ? ?

? ? ? ? ? ? 13

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal

: Pasien

: Garis pernikahan

: Garis keturunan

: Garis tinggal serumah

Generasi I : Kakek pasien sudah meninggal dan nene pasien masih hidup dan tidak memiliki
riwayat penyakit yang sama dengan pasien
Generasi II: Ayah dan ibu masih hidup dan tidak memiliki riwayat penyakit yang sama dengan
pasien

Generasi III :Pasien merupakan anak pertama dan memiliki satu orang adik perempuan

PENGKAJIAN POLA KESEHATAN


A. KAJIAN PERSEPSI KESEHATAN-PEMELIHARAAN KESEHATAN
1. Riwayat penyakit yang pernah di alami :
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit dan tidak perna di rawat di rumah
sakit sebelumnya
2. Riwayat kesehatan sekarang :

Data subyektif Data obyektif


Keadaan sebelum sakit 1. pasien tampak malakukan
1. Pasien mengatakan sebelum sakit, ia aktivitas sendiri
melakukan aktivitas seperti biasanya 2. Pasien tampak cemas
Keadaan sejak sakit/sakit saat ini 3. Pasien nampak lemas
1. Pasien mengatakan pasien masih
dapat melakukan aktivitas seperti
biasa namun kadang kadang
terganggu dengan penglihatan
2. Pasien mengatakan cemas dengan
keadaanya saat ini Pasien
memgatakan sulit tidur

B. KAJIAN NUTRISI METABOLIK

Data subyektif Data obyektif


Keadaan sebelum sakit 1. Kepala
1. Pasien mengatakan makan 3x Keadaan rambut : warna rambu
sehari dengan porsi sedikit 1 pasien berwarna hitam, Rambut
piring: Nasi, lauk dan pauk karena lurus
tidak nafsu makan a. Mata : Konjungtiva anemis
Keadaan sejak sakit/sakit saat ini Tampak ada pembengkakan pada
1. Pasien mengatakan makan bawah mata ( konjungtiva kiri)
sedikit, hanya setengah porsi b. Hidung : Bentuk simetris kiri dan
dari jatah makan yang diberikan kanan, tidak ada polip, tidak ada
rumah sakit sekret
c. Rongga mulut: Bibir kering,
d. Leher : Simetris, Tidak tampak
adanya kelenjar tiroid
2. Abdomen
a. Inspeksi bentuk: Simetris kiri dan
kanan, datar,tidak ada distensi
abdomen
b. Perkusi: Timpani
c. Auskultasi : Bising usus normal, 8
x/menit
d. Hepar : Tidak ada pembesaran
e. Lien :Tidak ada pembeasaran

C. KAJIAN POLA ELIMINASI


Keadaan sebelum sakit
Pasien mengatakan BAB dan BAK lancar.
Keadaan sejak sakit/sakit saat ini
Pasien mengatakan BAB dan BAK selama di rumah sakit juga lancar

D. KAJIAN POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN

Data subyektif Data obyektif


Keadaan sebelum sakit 1. Aktivitas harian
1. Pasien mengatakan sebelum sakit 2. Makan : 0
mampu melakukan aktivitas seperti 3. Mandi :0
biasanya 4. Berpakaian: 0
Keadaan sejak sakit/sakit saat 5. Kerapian: 0
1. pasien mengatakan BAB dan BAK 6. BAB : 0
lancer 7. BAK : 0
2. Pasien tampak berbaring di tempat 8. Mobilisasi ditempat tidur : 0
tidur 9. Ambulasi : 0
10. Anggota gerak cacat : tidak
ada
11. Tracheostomi : Tidak ada

12. Keterangan :
0 : Mandiri
1 : Bantuan dengan alat
2 : Bantuan orang
3 : Bantuan orang dan
alat
4 : Bantuan penuh

a. Pemeriksaan fisik
1) Thoraks dan pernapasan
a) Inspeksi : Dinding dada simetris kiri dan kanan
Palpasi : Ekspansi dinding dada simetris kiri dan kanan
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
b) Auskultasi : Vesikuler normal, Tidak ada ronchi dan
wheezing
2) Jantung
Inspeksi ictus cordis : Tidak tampak ictus cordis
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : Batas atas ICS III linea parasternal sinistra
batas kiri ICS V linea midlavikula sinistra
batas kanan ICS IV linea stemalis dextra
Auskultasi : Reguler, Tidak ada suara murmur
3) Lengan dan tungkai
Kekuatan otot :
a) Uji kekuatan otot
5 5
5 5

Keterangan :

5 : Mampu menggerakkan persendian dalam lingkup gerak penuh, mampu


melawan gaya gravitasi, mampu melawan dengan tahan penuh.
4 : Mampu menggerakkan persendian dengan gaya gravitasi, mampu melawan
dengan tahan sedang.
3 : Hanya mampu melawan gaya gravitasi
2 : Tidak mampu melawan gaya gravitasi (gerakan pasif)
1 : Tidak ada kontraksi otot
Refleks fisiologis : Positif
Refleks patologis : Negatif
Clubbing finger : Positif
Varices tungkai : Positif
4) Columna vertebralis
Inspeksi kelainan bentuk : Pada ekstermitas kanan bagian bawah
Palpasi
 Nyeri tekan : Positif
 N.III-IV_VI : pasien mampu mengunyah dengan
baik,pasien mampu mengangkat
kelopakmata ke atas, pasien
mampu melirik ke sebelah kiri dan
kanan.
 N.VIII : Pendengaran baik
 N.XI : Pasien mampu berbicara dengan
orang lain, pasien menggerakkan
kepala ke kiri dan ke kanan
Kaku kuduk : NegatifRSUIEN PASIEN RSUD PANEMBAHAN
SENOPATI
E. KAJIAN POLA TIDUR

Data subyektif Data obyektif


Keadaan sebelum sakit 1. Pasien tampak berbaring di
1. Pasien mengatakan pola temapat tidur
tidur teratur, pada malam hari 2. tampak cemas dengan keadaanya
7-8 jam, dan siang hari 3-5 jam
karena nyeri

Keadaan sejak sakit/sakit saat


1. Pasien mengatakan pola
tidur tidak teratur karena pasien
sering terbangun pada malam
hari
1. POLA PERSEPSI KOGNITIF

Data subyektif Data obyektif


Keadaan sebelum sakit 1. Mampu mengenali tempat,
orang, dan memberikan
1. Pasien mengatakan tidak
respon non verbal dan verbal
pernah menggunakan alat
bantu pendengaran dan
penglihatan

Keadaan sejak sakit

1. Pasien mengatakan tidak


menggunakan alat bantu
penglihatan dan pendengaran

1. Pemeriksaan fisik
Penglihatan
a. Cornea : Refleks kornea baik.
b. Pupil : isokor, reflex terhadap cahaya baik.
c. Lensa mata : Bagian kanan baik Jernih dan tidak keruh bagian kiri
tampak berkeruh

Pendengaran

a. Pina : Simetris
b. Canalis :Ada serumen
c. N. I : Mampu membedakan bau, minyak angin dan pewangi
(parfum)
d. N. II : Pandangan sedikit kabur
e. N. IV sensorik : pasien mampu melirik ke kiri dan ke kanan
f. N. VII sensorik : Pasien Mampu mengespresikan wajah tersenyum dan
sedih, tidak mampu mengangkat kelopak mata sebelah kiri
g. N. VIII pendengaran : Pasien Mampu mendengarkan dengan baik,keseimbangan
kurang baik.

F. KAJIAN POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI


Data subyektif Data obyektif
Keadaan sebelum sakit: a. Observasi
1) Kontak mata: Pasien menatap
1. Pasien mengatakansangat
teman bicara
berteman baik dengan lingkungan
2) Rentang perhatian : Pasien
tetangga, maupun tempat iya
memperhatikan teman bicara
tinggal.
sesekali menunduk ketika
Keadaan sejak sakit:
berkomunikasi.
1. Pasien mengatakan cemas 3) Suara dan tata bicara : Suara
dengan keadaanya saat ini. sedikit kecil, sedikit lambat saat
berbicara mau pun merespon
pertanyaan dari orang lain.
b. Pemeriksaan fisik
1) Kelainan bawaan yang nyata :
tidak ada
2) Abdomen
Bentuk: Tidak ada pembesaran
Bayangan vena : Tidak nampak
Bayangan massa :Tidak ada

G. KAJIAN POLA PERAN DAN HUBUNGAN DENGAN SESAMA

Data subyektif Data obyektif


Keadaan sebelum sakit: 1. Selama di rumah sakit pasien ditemani
oleh keluarga
1. Pasien mengatakan sering
beradaptasi dengan
masyarakat di lingkungan
tempat pasien tinggal

Keadaan sejak sakit:

1. Pasien mengatakan
masih dapat beraktivitas
seperti biasa

H. KAJIAN MEKANISME KOPING DAN TOLERANSI TERHADAP STRESS

Data subyektif Data obyektif


Keadaan sejak sakit 1. Pasien tampak bergantung
padakeluarga, kebutuhan dipenuhi oleh
1. Pasien mengatakan tidak
keluarga.Pasien tidak dapat melakukan
menerima keadaanya saat
kegiatan sehari-hari seperti biasa.
ini pasien merasa cemas
gelisa 2. Pemeriksaan fisik

TD : 110/94 mmHg
Suhu : 36°C
Nadi : 88 x/menit
RR : 20x/menit

I. KAJIAN POLA SISTEM NILAI KEPERCAYAAN

Data subyektif Data obyektif


1. Pasien mengatakan selama dirawat 1. Pasien tidak bisa bersekolah
di rumah sakit mempengaruhi kegiatan
pasien dalam beraktivitas, bersekolah
J. TERAPI PEMBERIAN OBAT

No Catatan Pengobatan
1. Terpasang NACL 0,9 %/ 20 tetes/menit dosis 100-150 mEg/hari
2. Cefedroxy 500 mg/12 jam/ Oral
3. Cefrtriakson 50mg/ 8 jam/ Intavena
4. Ketorolac /30 mg/ 8 jam/Intravena ?
5. Natrium diklofenat/50mg/12jam/ Oral

K. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Nomor RM : 956381 No Registrasi : 2021120695100119955681


Nama Pasien : Lena Tgl. Registrasi : 20-12-2021 12:57:25
Jns kel.Tgl.Lahir : Perempuan 04.18.2008 Tgl Hasil : 20.12.2021 16:25:36
Romor Lab : RJ0534 Unit pengantar : Poli Mata
Diagnosa : - Dokter rujukan : Dr.dr. Halima pagarra,
Sp.P M(K ).

PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN


HEMATOLOGI
( RUTIN )
WBC 12 400-10.0 10^3/ul
RBC 5.49 400-6.00 10^3/ul
HGB 13.8 12.0-16.0 gr/dl
HCB 43 37.0-48.0 %
MCV 77 80.0-97.0 fl
MCH 25 26.5-33.5 pg
MCHC 32 31.1-35.5 gr/dl
PLT 473 150-400 10^3/ul
RDW-SD 37.0-54.0 fl
RDW-CV 14.4 10.0-15.0
PDW 9.2 10.0-18.0 fl
MPV 8.4 6.50-11.50 FL
P.LCR 13.0-43.0 %
PCT 0.39 0.00-0.50 %
NEUT 55.0 52.0-75.0 %
LYMPH 13.1 20.0-40.0 %
MONO 5.3 2.00-8.00 10^3/ul
EO 2.4 1.00-3.00 10^3/ul
BASO 0.9 00.0-0.10 10^3/ul
RET 00.0-0.10 10^3/ul
LET I (L<10.P<20) mm
LET JAM II <10 mm
KOAGULASI
Waktu Bekuan 7.00 4-10 Menit
Waktu Pendarahan 3.00 1-7 Menit
KIMIA DARAH
Glokosa
GDS 93 140 mg/dl
Fungsi ginjal
Ureum 19 10-15 mg/dl
Kreatin 0.50 L(<1.3),P(<1.1) mg/dl
SGOT 16 26 <38
SGPT 5 9 <41
KIMIALAINYA
Asam urat 54 L(2-4.5-7),P(3.4-7.0) mg/dl
ELEKTROLOT
Natrium 142 136-145 mmol/l
Kalium 4.1 35-5.1 mmol/l
Klorida 106 97-111 mmol/l
PENGELOMPOKAN DATA

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


Post op
- Klien mengatakan nyeri pada - Nampak terpasan verban pada area post
area post operasi Mata kiri operasi ( Mata kiri )
- Klien mengatakan nyeri yang di - Nampak terpasan Cairan RL
rasakan seperti tertusuk tusuk: - Post operasi hari ke 2
P : luka trauma dan post Operasi - Klien tampak lemas
Q : Nyeri seperti tertusuk tusuk - HB : 13.8
R :Nyeri pada mata kiri - WBC : 12
S : Skala Nyeri 4 ( NRS ) - TTV
T : Hilang timbul ( durasi 5-10 Tekanan darah : 110/84 mmHg
menit) Suhu : 36, 2
- Klien mengatakan Klien Nadi : 80 ×/menit
mengatakan tidak bisa melihat Pernafasan : 20 ×/menit
mengunakan kedua mata karena
mata kirinya tertutup perban
ANALISA DATA

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1. DS : Nyeri akut Low back pain


1. Klien mengatakan nyeri pada berhubungan ↓
bagian kaki kanan dengan agen operasi
2. Klien mengatakan nyeri yang di pencedera fisik ↓
rasakan seperti tersayat-sayat Kerusakan jaringan
- Pengajian nyeri ekstermitas kanan
P : Nyeri luka trauma post operasi bawah
Q : Nyeri terasa seperti tersayat-sayat ↓
R : Lokasih pada bagian kaki kanan Di terima reseptor
S : Skala nyeri 9 nyeri
T : terus menerus ↓
DO : Nyeri akut
- Klien tampak meringis kesakitan
- Klien tampak pucat dan lemas
- Tampak terpasang perban pada
kaki kanan
2. DS : Gangguan Low back pain↓
1. Klien mengatakan tidak bisa mobilitas fisik Post operasi adanya
melakukan aktivitas berhubungan luka insisis
2. Pasien mengatakan hanya bisa dengan kerusakan ↓
berbaring dan kadang kadang integritas struktur Terputusnya jaringan↓
duduk di tempat tidur tulang kerusakan jaringan
DO : kerusakan sel dan
1. Klien tampak lemah nyeri saat bergerak
2. Klien tampak berbaring ditempat
tidur Gangguan mobilitas
3. Tanda-tanda Vital fisik
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Suhu : 36, 2
Nad : 80 ×/menit
Pernafasan : 20 ×/menit

3. DS : Ansietas Low back pain


1. Klien mengatakan cemas berhubungan ↓
dengan keadaanya saat ini dengan ancaman Luka operasi pada
2. Klien tampak gelisah terhadap konsep ekstermitas kanan
DO : diri bawah
1. kekuatan otot ↓
5 5 Ansietas
1 5

DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas struktur tulang
3. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (SIKI)


(SDKI) (SLKI)
Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan asuhan Intervensi Utama:
dengan agen pendera keperawatan selama 3 Observasi
fisik kali 24 jam, maka 1) Identifikasi
diharapkan tingkat nyeri karakteristik nyeri (mis.
menurun dan kontrol pencetus, pereda,
nyeri meningkat dengan kualitas, lokasi,
kriteria hasil: intensitas, frekuensi,
1) Nyeri berkurang durasi)
2) Tidak mengeluh nyeri 4) Monitor tanda-tanda
3) Tidak meringis vital sebelum dan
8) Melaporkan nyeri sesudah pemberian
terkontrol analgesik
11)Kemampuan Teraupetik
menggunakan teknik 1). Berikan teknik non
non-farmakologis farmakoligis untuk
mengurangi rasa nyeri
2). kontrol lingkungan
yang memperberat nyeri
3) Fasilitasi istirahat tidur
Edukasi
1) jelaskan strategi
meredahkan nyeri
2) anjurkan mengunakan
analgesic secara tepat
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian
dosis dan jenis analgesik,
sesuai indikasi

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (SIKI)


(SDKI) (SLKI)
Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan Observasi:
berhubungan dengan tindakan keperawatan a. Identifikasi adanya
kerusakan integritas dukungan mobilisasi nyeri atau keluhan fisik
strukturt ulang selama3x24 jam lainnya.
diharapkan mobilitas b. Identifikasi toleransi
fisik pasien meningkat fisik melakukan
dengan kriteria hasil : pergerakan.
a. Pergerakan c. Monitor frekuensi
ekstremitas meningkat. jantung dan tekanan
b. Kekuatan otot cukup darah sebelum memulai
meningkat. mobilisasi
c. Rentang gerak (ROM) d. Fasilitasi melakukan
meningkat. pergerakan.
d. Nyeri menurun . e. Jelaskan tujuan dan
e. Kekakuan sendi cukup prosedur mobilisasi.
menurun.
f. Kelemahan fisik cukup
menurun.
g. Kecemasan menurun.
h. Gerakan terbatas
cukup menurun.
i. Gerakan tidak
terkoordinasi cukup
menurun.

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (SIKI)


(SDKI) (SLKI)
Ansietas berhubungan Setelah dilakukan Observasi
dengan kekhawatiran intervensi keperawatan a) Identifikasih saat
mengalami kegagalan selama 3x24 jam maka tingkat ansietas berubah
ansietas menurun dengan b) Identifikasih
kriteria hasil : kemampuan pengambilan
1. Verbalisasi keputusan
kebingungan menurun c) Monitor tanda ansietas
2. Verbalisasi khawatir verbal dan non verbal
akibat kondisi yang Teraupetik
dihadapi menurun a) Ciptakan suasana
3. Perilaku gelisah teraupetik untuk
menurun menumbuhkan
4. Perilaku tegang kepercayaan
menurun b) Temani pasien untuk
5. Keluhan pusing mengurangi kecemasan
menurun jika memungkinkan
6. Anoreksia menurun c) Pahami situasi yang
7. Palpitasi menurun membuat ansietas
8. Diaforesis menurun d) Gunakan pendekatan
9. Tremor menurun yang tenang dan
10. Pucat menurun meyakinkan
11. Konsentrasi membaik e) Motivasi dan
12. Pola tidur membaik mengidentifikasih pemicu
13. Frekuensi pernapasan kecemasan
membaik Edukasi
14. Frekeunsi nadi a)Jelaskan prosedur dan
membaik termasuk sensasi yang
15. Tekanan darah bisa di alami
membaik b) informasikan secara
16. Kontak mata fiktual mengenai
membaik diagnosis, dan
17. Pola berkemih pengobatan
membaik c) Latihan mengunakan
18. Orientasi membaik mekanisme pertahanan
diri yang tepat
d) Latihan kegiatan
pengalihan untuk
mengurangis
keteganggan.

PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN

N TANGGAL DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


O
1 Selasa Nyeri akut Obsevasi: S: Klien mengatakan masih
14.12.2021 berhubungan 1) Mengidentifikasi karakteristik merasakan nyeri pada bagian
08:10 dengan agen nyeri lokasi durasi dan kualitas ektermitas kanan bawah
pencedera fisik Hasil: P : Nyeri luka trauma post
P : Nyeri luka trauma dan post operasi kaki
operasi Q : nyeri seperti tersayat
Q : nyeri seperti tersayat-sayat sayat
R : Lokasi nyeri pada bagian R : Lokasi nyeri pada bagian
08:15 ekstermitas kanan bawah ekstermitas bawah bagian
S :Skala nyeri 9 ( NRS ) kanan luka trauma post
T : Nyeri di rasakan terus menurus operasi kaki
2). Memberikan teknik non S :Skala nyeri 8 (NRS )
farmakoligis untuk mengurangi rasa T : Nyeri di rasakan hilang
nyeri timbul saat pasien
Hasil : mengerakan ekstermitas
Pasien tampak lebih mengontrol O: Pasien tampak meringis
08:20 nyeri yang dirasakan saat nyeri dirasakan
3) Mengontrol lingkungan yang A : Masalah belum teratasi
dapat memperberat nyeri P : Lanjutkan Intervensi
Hasil : 1) Identifikasi karakteristik
Memberikan posisi nyaman kepada nyeri lokasi durasi dan
pasien pasien tampak lebih nyaman kualitas
Kolaborasi 2). Berikan teknik non
Kolaborasi pemberian analgesik, farmakoligis untuk
sesuai indikasi mengurangi rasa nyeri
Hasil: 3) Control lingkungan yang
Pemberian obat ketorolack dapat memperberat nyeri
Nyeri tampak berkurang pasien Kolaborasi
tampak lebih tenang pemberian analgesik, sesuai
indikasi

2 14.12.2021 Gangguan Observasi S : Pasien mulai latihan


08:25 mobilitas fisik a. Mengidentifikasi adanya nyeri untuk melakukan mobilisasi
berhubungan atau keluhan fisik ekstermitas kanan bawah
dengan Hasil: secara perlahan lahan
kerusakan Nyeri dirasakan pada ekstermitas O : Pasien masih tampak
integritas bawah bagian kanan kerena luka merasa kesakitan
struktur tulang trauma dan post operasi A : Masalah belum teratasi
08: 30 b. Mengidentifikasi toleransi fisik P : Lanjutkan intervensi
melakukan pergerakan a. Identifikasi adanya nyeri
Hasil: atau keluhan fisik lainnya.
Adanya luka post operasi sehingga b. Identifikasi toleransi fisik
menyebebkan gangguan mobilisasi melakukan pergerakan.
pasien tidak bisa melakukan aktivitas c. Fasilitasi melakukan
08:35 Teraupetik pergerakan.
c. Menfasilitasi melakukan d. Jelaskan tujuan dan
pergerakan prosedur mobilisasi
Hasil :
Mengajarkan pasien mengerakan
ekstermitas kanan bagian bawah
perlahan lahan
Edukasih
d. Menjelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
Hasil:
Pasien memahami dan mengerti
tujuan dari mobilisasi yang di
ajarkan.
3 14.12.2021 Ansietas 1) Mengidentifikasih saat tingkat S: Pasien mengakan masih
08: 40 berhubungan ansietas berubah merasa cemas dengaan
dengan ancaman Hasil : keadaanya saat ini
terhadap konsep Saat pasien mengalami strees dengan O: Pasien masih tampak
diri keadaanya sedikit gelisah pasien tampak
2) Memonitoring tanda ansietas masih sulit beristirahat,
Hasil : pasien masih tampak pucat
Pasien tampak sesekali menangis A: Masalah belum teratasi
pasien tampak gelisah P : Lanjutkan intervensi
3) Menciptakan suasana yang 1) Identifikasih saat tingkat
teraupetik ansietas berubah
Hasil 2) Monitor tanda ansietas
Pasien merasa lebih tenang dan 3) Ciptakan suasana yang
nyaman teraupetik
4) Menganjurkan keluarga untuk 4) Anjurkan keluarga untuk
tetap bersama pasien tetap bersama pasien
Hasil : 5) Lakukan latihan kegiatan
Pasien tampak senang ada keluarga pengalihan untuk mengurangi
yang mendampingi pasien ada yang ketegangan
menguuatkan
5) Melakukan latihan kegiatan
pengalihan untuk mengurangi
ketegangan
Hasil:
Kegelisahan dan kecemasan yg di
alami pasien tampak terahlihkan dan
berkurang

1 Rabu Nyeri akut Obsevasi: S: Klien mengatakan nyeri


15.12.2021 berhubungan 1) Mengidentifikasi karakteristik masih dirasakan tetapi sudah
20: 30 dengan agen nyeri lokasi durasi dan kualitas lebih baik dari kemarin, nyeri
pencedera fisik Hasil: pada bagian ektermitas kanan
P : Nyeri di rasakan saat mengerakan bawah
ekstermitas kanan bawah karena luka Pengkajian nyeri:
trauma post operasi P : Nyeri di rasakan saat
20:05 Q : nyeri seperti tertusuk tusuk bergerak luka trauma post
R : Lokasi nyeri pada bagian operasi kaki
ekstermitas kanan bawah Q : nyeri seperti tertusuk
S :Skala nyeri 8 ( NRS ) tusuk
T : Nyeri di rasakan hilang timbul R : Lokasi nyeri pada bagian
( durasi 5-10 menit) ekstermitas bawah bagian
2). Memberikan teknik non kanan luka trauma post
farmakoligis untuk mengurangi rasa operasi kaki
20:10 nyeri S :Skala nyeri 7 (NRS )
Hasil : T : Nyeri di rasakan hilang
Pasien tampak lebih mengontrol timbul saat pasien
nyeri yang dirasakan pasien tampak mengerakan ekstermitas
lebih rileks O: Pasien tampak sesekali
20: 15 3) Mengontrol lingkungan yang meringis saat nyeri dirasakan
memperberat nyeri timbul
Hasil : A : Masalah belum teratasi
Memberikan posisi nyaman kepada P : Lanjutkan Intervensi
pasien pasien tampak lebih nyaman 1) Identifikasi karakteristik
Kolaborasi nyeri lokasi durasi dan
Melakukan kolaborasi pemberian kualitas
analgesik, sesuai indikasi 2). Berikan teknik non
Hasil: farmakoligis untuk
Melakukan pemberian obat mengurangi rasa nyeri
ketorolack, Nyeri tampak berkurang 3) Control lingkungan yang
pasien tampak lebih tenang memperberat nyeri
Kolaborasi
Pemberian obat, sesuai
indikasi

2 15.12.2021 Gangguan Observasi S : Pasien mulai belajar


20:20 mobilitas fisik a. Mengidentifikasi adanya nyeri melakukan mobilisasi
berhubungan atau keluhan fisik ekstermitas kanan bawah
dengan Hasil: secara perlahan lahan
kerusakan Nyeri dirasakan pada ekstermitas O : Pasien merasa kesakitan
integritas bawah bagian kanan kerena luka mulai berkurang
20: 25 struktur tulang trauma dan post operasi A : Masalah belum teratasi
b. Mengidentifikasi toleransi fisik P : Lanjutkan intervensi
melakukan pergerakan a. Identifikasi adanya nyeri
Hasil: atau keluhan fisik lainnya.
Nyeri di rasakan menyebebkan b. Identifikasi toleransi fisik
20:30 gangguan mobilisasi pasien tidak melakukan pergerakan.
bisa melakukan aktivitas c. Fasilitasi melakukan
( mengerakan kaki ) pergerakan.
Teraupetik d. Jelaskan tujuan dan
c. Menfasilitasi melakukan prosedur mobilisasi
pergerakan
Hasil :
Mengajarkan pasien melakukan
latihan mengerakan ekstermitas
kanan bagian bawah perlahan lahan
dengan hati hati
Edukasih
d. Menjelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
Hasil:
Pasien memahami dan mengerti
tujuan dari mobilisasi yang di
ajarkan.

3. 15.12.2021 Ansietas Observasi S: Kecemasan pasien


20:35 berhubungan 1) Mengidentifikasih saat tingkat terhadap penyakitnya mulai
dengan ancaman ansietas berubah berkurang
terhadap konsep Hasil : O: Gelisah yang dirasakan
diri Saat pasien mengalami strees dengan pasien tentang kedaanya
keadaanya mulai berkurang pasien masih
2) Memonitoring tanda ansietas tampak pucat, pasien tampak
Hasil : sudah bisa beristirahat dengan
Pasien tampak sesekali menangis baik
20:40 pasien tampak gelisah A: Masalah belum teratasi
3) Menciptakan suasana yang P : Lanjutkan intervensi
teraupetik 1) Identifikasih saat tingkat
Hasil ansietas berubah
Pasien merasa lebih tenang dan 2) Monitor tanda ansietas
nyaman 3) Ciptakan suasana yang
20:45 Teraupetik teraupetik
4) Menganjurkan keluarga untuk 4) Anjurkan keluarga untuk
tetap bersama pasien tetap bersama pasien
Hasil : 5) Lakukan latihan kegiatan
Pasien tampak senang ada keluarga pengalihan untuk mengurangi
yang mendampingi pasien ada yang ketegangan
menguuatkan
5) Melakukan latihan kegiatan
pengalihan untuk mengurangi
ketegangan
Hasil:
Kegelisahan dan kecemasan yg di
alami pasien tampak terahlihkan dan
berkurang

Anda mungkin juga menyukai