Oleh:
Tri Oktavia Putri, S.Ked.
0110840179
Pembimbing :
dr. Wendy H. Lewerissa, Sp.M
Tumor konjungtiva yaitu tumor yang tumbuh pada lapisan konjungtiva yang
melapisi mata bagian depan.
Tumor konjungtiva terbagi menjadi tumor ganas dan jinak. Tumor konjungtiva
jinak yaitu nevus, papiloma konjungtiva,granuloma, dermolimpoma, dermoid,
fibroma dan angioma. Sementara tumor konjungtiva ganas terdiri dari
karsinoma dan melanoma.
Kista konjungtiva (Tumor jinak konjungtiva) adalah massa pada konjungtiva
yang bisa timbul secara spontan mengikuti proses inflamasi, pembedahan,
dan trauma di luar pembedahan.
Tujuan penulisan laporan kasus ini adalah untuk memahami gejala dan tanda
klinis dari kista konjungtiva sehingga sebagai dokter nantinya dapat
mendiagnosis secara dini dan memberikan terapi yang tepat bila menemui
penyakit ini. Manajemen yang tepat dan adekuat akan mampu mencegah
perkembangannya sehingga tidak menimbulkan komplikasi yang lebih serius,
seperti penurunan penglihatan hingga kebutaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI
Fisiologi. Konjungtiva mengandung sel goblet yang berfungsi dalam produksi mukus yang
merupakan salah satu lapisan tear film. Selain itu, konjungtiva juga memiliki fungsi dalam
melindungi mata dari patogen melalui mekanisme pertahanan fisik, biokimia, dan imunologis.
Vaskularisasi konjungtiva berasal dari 2 sumber : arteri palpebralis dan arteri siliaris anterior
beranastomose dengan bebas dan bersama vena-vena konjungtiva mengikuti pola arterinya
membentuk jaring-jaring vaskuler konjungtiva yang sangat banyak.
Pembuluh limfe konjungtiva tersusun : lapisan superfisial dan profundus bergabung dengan
pembuluh limfe palpebra membentuk pleksus limfatikus.
Konjungtiva menerima persyaratan dari percabangan oftalmik pertama nervus V. Saraf ini
memiliki serabut nyeri yang relatif sedikit.
K. PALPEBRA
KONJUNGTIVA
K. FORNIKS K. BULBI
Ket. Gambar :
(1) Limbus,
(2) Konjungtiva Bulbi,
(3) Konjungtiva Forniks,
(4) Konjungtiva Palpebra,
(5) Pungtum Lakrimalis,
(6) Konjungtiva Marginalis
FREKUENSI. Diperkirakan kejadian di seluruh dunia pada kasus dermoid berkisar limbal
dari 1 kasus per 10.000 penduduk untuk 3 kasus per 10.000 penduduk.
SEKS. Dermoid Limbal terjadi dengan frekuensi yang sama pada laki-laki dan
perempuan.
USIA. Dermoid limbal ada pada saat lahir, tetapi mungkin tidak diakui sampai dekade
pertama atau kedua kehidupan, dapat muncul pada dewasa muda
ETIOLOGI
Terdapat teori yang menyatakan bahwa kista dermoid kongenital merupakan lesi
disembriogenik yang berasal dari elemen ektoderm yang terjebak pada saat
penggabungan antara arkus brankial pertama dan kedua yang terjadi pada saat gestasi
3 sampai 4 minggu
PATOFISIOLOGI
K
L PAPILOMA GRANULOMA
A
S Tumor
I Jinak
F Konjungtiva
I DERMOLIMPOMA DERMOID
K
A
S Lipoma Lympphoid
hiperplasi
I
PENEGAKAN DIAGNOSTIK
Anamnesis Pasien dapat hadir dengan penglihatan tidak terganggu dan
terganggu (kabur atau visus menurun), sensasi adanya benda
asing, tampak cacat kosmetik, atau adanya massa di mata yang
membesar.
• Histopatologi
Biopsi tidak diperlukan, kecuali dalam kasus yang jarang
terjadi ketika diagnosis diragukan.
Temuan histologi: Dermoid limbal mengandung jaringan
choristomatous, termasuk jaringan epidermal, adiposa dan
kelenjar air mata, otot polos dan lurik, tulang rawan, otak,
gigi, dan tulang. Nodul limfoid dan elemen vaskular juga
telah dilaporkan.
Secara histologi, kista dermoid berisi desquamated squamous
ephiteliumi dan keratin di lumennya (panah 1) dan dibatasi oleh
keratinized stratified squamous epithelium (panah 2 dan 3).
Kunci untuk mendiagnosis kista dermoid adalah adanya struktur-struktur
adneksa seperti kelenjar sebasea (panah 4). Akar rambut, kelenjar keringat
apokrin dan kelenjar lakrimal dapat juga ditemukan di dinding kista. Selain
itu, lumen juga dapat berisi hair shaft dan keratin (panah 5 dan 6).
DIAGNOSA BANDING
Papilloma di konjungtiva.
Dikarenakan infeksi Human Papilloma Virus (HPV); Terjadi pada semua umur; terjadi pada
satu atau dua mata,; bentuk pedunkel biasanya bilateral, bisa dengan atau tanpa gangguan
visus. Penatalaksanaan tergantung besar lesi, jika lesi kecil bisa sembuh spontan, jika
lesinya besar bisa dieksisi. Apabila penyakitnya kambuh lagi, maka diberikan alpha-
interferon atau simetidin oral
Kista Epidermoid.
kumpulan material seperti eratin, bisanya putih, licin, mudah digerakkan, dan cheesy di
dalam dinding kista. Secara klinis, kista epidermal muncul sebagai nodul bulat, keras
berwarna daging. Kista epidermal merupakan tumor jinak yang tidak perlu dihilangkan
kecuali mengganggu secara kosmetik atau terinfeksi.
Pada pemeriksaan histopatologi, kista epidermal dibatasi dengan epitel skuamosa berlapis
yang mengandung lapisan granuler.
Dermolipoma.
tumor kongenital yang sering dijumpai + pertumbuhan bulat licin di kuadran temporal-atas
konjungtiva bulbaris di dekat kantus lateralis.
Terapi umumnya tidak diindikasikan, tetapi pembuangan sebagian lesi bisa dilakukan jika
pertumbuhannya semakin besar atau buruk secara kosmetik
Nevus.
Sepertiga nevus melanostik di konjungtiva tidak berpigmen. Lebih dari
setengahnya mempunyai inklusi epiteliel kistik yang bisa terlihat
secara klinis.
Secara histologis, nevus konjungtiva terdiri atas sekumpulan atau
lembaran sel-sel nevus. Nevus konjungtiva, seperti nevus lain, jarang
menjadi ganas. Banyak nevus dibuang dengan alasan estetika atau bila
kemungkinan melanoma tidak bisa disingkirkan secara klinis.
PROGNOSIS
Secara umum, prognosis kista dermoid baik. Hal ini dapat terjadi jika
dilakukan ekstirpasi yang tepat dengan scar yang minimal.
BAB III
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Keluhan Utama : Timbul benjolan tumbuh pada bola mata sebelah kanan.
Pemeriksaan Objektif
JENIS PEMERIKSAAN OD OS
Inspeksi Edema - -
umum Hiperemis - -
Sekret - -
Lakrimasi (+) -
Fotofobia (+) -
Blefarospasme - -
Benjolan/tonjolan (+) -
Supersilia - -
OCULUS DEXTER OCULUS SINISTER
6/7,5 VISUS 6/6
Tidak dievaluasi KOREKSI Tidak dievaluasi
Tidak dievaluasi SKIASCOPI Tidak dievaluasi
Tidak dievaluasi SENSUS COLORIS Tidak dievaluasi
Pergerakan normal BULBUS OCULI Pergerakan normal
(-) PARASE / PARALYSE (-)
Hitam; Tebal SUPERCILIA Hitam; Tebal
Posisi: dbn PALPEBRA SUPERIOR Posisi: dbn
Warna: Hiperemis (-) Warna: Hiperemis (-)
Bentuk: Trikiasis (-); Madarosis (-); Distrikiasis (-) Bentuk: Trikiasis (-); Madarosis (-); Distrikiasis (-)
Pergerakan: dbn Pergerakan: dbn
Edema (-) Edema (-)
Ulkus (-) Ulkus (-)
Tumor massa (-) Tumor massa (-)
Sekret (-) Sekret (-)
Silia : Krusta (-); Skuama (-) Silia : Krusta (-); Skuama (-)
Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
Posisi: dbn PALPEBRA INFERIOR Posisi: dbn
Warna: Hiperemis (-) Warna: Hiperemis (-)
Bentuk: Trikiasis (-); Madarosis (-); Distrikiasis (-) Bentuk: Trikiasis (-); Madarosis (-); Distrikiasis (-)
Pergerakan: dbn Pergerakan: dbn
Edema (-) Edema (-)
Ulkus (-) Ulkus (-)
Tumor massa (-) Tumor massa (-)
Sekret (-) Sekret (-)
Silia : Krusta (-); Skuama (-) Silia : Krusta (-); Skuama (-)
Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
Posisi: dbn CONJUNCTIVA FORNICES Posisi: dbn
Warna: Hiperemis (-) Warna: Hiperemis (-)
Injeksi (-) Injeksi (-)
Edema (-) Edema (-)
Ulkus (-) Ulkus (-)
Tumor massa (-) Tumor massa (-)
Sekret (-) Sekret (-)
Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
Posisi: dbn CONJUNCTIVA BULBI Posisi: dbn
Warna: Hiperemis (-) Warna: Hiperemis (-)
Injeksi (+) : injeksi silier Injeksi (-)
Edema (-) Edema (-)
Ulkus (-) Ulkus (-)
Tumor massa (+) ukuran = ± 9 mm; warna = abu- Tumor massa (-)
abu kekuningan; Irreguler; Nyeri (-), Sekret (-) Sekret (-)
Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
• Seorang perempuan berusia 29 tahun datang ke poli Mata RSUD Dok II Jayapura dengan
keluhan timbul benjolan seperti daging tumbuh yang menonjol pada mata sebelah kanan
sejak bulan januari 2017 (5 bulan lalu). Pasien mengaku benjolan ini mulai dari berbentuk
kecil dan tumbuh menjadi besar seperti sekarang. Keluhan ini disertai sensasi benda asing,
mata berair, silau saat melihat cahaya matahari dan nyeri pada benjolan disangkal.
Sedangkan, keluhan lain seperti pandangan kabur melihat pandangan ganda, mata merah,
gatal, nyeri, kerontokan bulu mata disangkal. Pasien mengaku tidak terdapat keluhan yang
sama pada mata sebelah kiri dan mengaku mata sebelah kirinya dalam keadaan baik.
• Pasien mengaku keluhan yang sama pernah dialami di tahun 2016 dan kemudian dioperasi di
RSUD Wamena bulan september 2016 namun kambuh kembali dibulan januari.
• Dari pemeriksaan generalis ditemukan semua dalam batas normal.
• Pada pemeriksaan visus didapatkan AVOD = 6/7,5 dan AVOS = 6/6.
• Dari pemeriksaan fisik ophtalmologi mata sebelah kanan bagian conjungtiva bulbi ditemukan
adanya massa ukuran ± 9 mm, berwarna abu-abu kekuningan, irreguler, injeksi siliar dan tidak
ada nyeri.
• Suspek kista dermoid konjungtiva oculus
DIAGNOSA dextra.
• Papilloma konjungtiva
DIAGNOSA
• Kista Epidermoid
BANDING • Dermolipoma
• Nevus
TERAPI
MEDIKAMENTOSA
• OD : 6/7,5
VISUS
Prognosis OD OS
penglihatan)
kosmetik)
BAB III
PEMBAHASAN
• Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisis, pemeriksaan
ophtalmology dan pemeriksaan penunjang, pasien pada laporan
kasus ini di diagnosis dengan suspek kista dermoid konjungtiva
oculus dextra.
• Dari anamnesis didapatkan seorang perempuan berusia 29 tahun
datang ke poli Mata RSUD Dok II Jayapura dengan keluhan timbul
benjolan seperti daging tumbuh pada mata sebelah kanan sejak
bulan januari 2017 (5 bulan lalu). Pasien mengaku benjolan ini
mulai dari berbentuk kecil dan tumbuh menjadi besar seperti
sekarang. Keluhan pada mata sebelah kanan disertai sensasi benda
asing tanpa nyeri, mata berair, silau saat melihat cahaya matahari.
Sedangkan, keluhan lain seperti pandangan kabur tidak ada,
melihat pandangan ganda tidak ada, mata merah tidak ada, gatal
tidak ada, nyeri tidak ada, kerontokan bulu mata tidak ada.
Berdasarkan teori, hal ini sesuai dengan keluhan utama kista
dermoid limbal (kista konjungtiva) yaitu pasien dapat hadir dengan
penglihatan tidak terganggu dan terganggu (kabur atau visus
menurun), sensasi adanya benda asing, tampak cacat kosmetik,
atau adanya massa di mata yang membesar.
Pemeriksaan pada kista dermoid bulbi (kista konjungtiva)
TEORI KASUS
Kebanyakan dermoid epibulbar berada di limbus inferior temporal
Jarang, tetapi bisa saja meluas ke kornea atau konjungtiva bulbar.
Epibulbar dermoid memiliki bentuk kubah, dan permukaan mungkin muncul
keratin.
Folikel rambut dan silia dapat terlihat.
Dermoid muncul berdaging dan mungkin memiliki vaskularisasi superfisial yang
baik.
Kelainan mata terkait termasuk colobomata dari kelopak mata, sindrom retraksi
Duane dan gangguan motilitas okular lainnya, anomali lakrimal, staphylomata
scleral dan kornea, aniridia, dan mikroftalmia.
Kelainan sistemik terkait termasuk pelengkap preauricular dan fistula auricular
(dalam kombinasi dengan dermoid limbal yang merupakan sindrom Goldenhar).
Kelainan lain termasuk microsomia spasm, microtia, dan anomali tulang belakang.
Terpenuhi
TEORI
dengan kosmetik)
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisis, pemeriksaan ophtalmology dan
pemeriksaan penunjang, pasien pada laporan kasus ini di diagnosis dengan suspek
kista dermoid konjungtiva oculus dextra.
Penanganan pada pasien ini yang utama adalah dilakukannya tindakan ekstirpasi
dengan indikasi kista telah mengganggu aksis visual yang dapat meningkatkan resiko
ambliopia, kista dermoid profunda, kosmetik, dan inflamasi berulang.
Tidak ditemukan komplikasi pada kasus ini berupa kerusakan mata atau struktur
adneksa, infeksi, inflamasi. Selain itu komplikasi pada ekstirpasi parsial dari kista
dermoid dapat menyebabkan inflamasi yang persisten dan kista yang berulang.
Prognosis pada pasien ini adalah quo ad bonam atau hasil yang diharapkan post
tindakan ekstirpasi adalah baik.
LAPORAN KASUS
Pembimbing :
dr. Sarah Meilani, SP.M
pendahuluan
KATARAK
Pada usia 65
thn 50% dan
75 thn 70%
Dapat berhubungan
dengan trauma
ataupun, penyakit
sistemik.
Merupakan kekeruhan
pada lensa yang
mengarah kepada
penurunan tajam
Di Indonesia 55-56 thn 1,1%, penglihatan
65-75 thn 3,5% 75 thn keatas
8,4%
Tinjauan pustaka
Fungsi utama lensa adalah
memfokuskan berkas cahaya ke
retina.
Definisi
Katarak merupakan
abnormalitas pada 50% 65 tahun
lensa mata
Berupa kekeruhan
lensa yang
menyebabkan tajam 70% 75 tahun
penglihatan
berkurang
Etiologi
1. Usia
2. Sinar UV
3. Penyakit sistemik
4. Trauma pada mata
5. Obat – obatan steroid tertentu
patofisiologi
Bertambahnya
usia
Enzim menurun
bertambahnya usia Nukleus
katarak coklat
kekuningan
Katarak kongenital
Katarak juvenil
Katarak senilis
Klasifikasi katarak menurut stadium
perkembangannya
GEJALA KLINIS
2. Extra Capsular
Cataract Extraction 3.Fakoemulsifikasi
(ECCE)
Laporan kasus Identitas
Pada status oftalmikus didapatkan visus AVOD 6/7,5 dan AVOS 1/300. Pada
pemeriksaan Fotofobia (-) OD, Fotofobia (+) OS, Lensa : IOL (+) OD Keruh
seluruhnya (+) OS, Iris: shadow test (-) OS dan pemeriksaan lain dalam
batas normal.
• Psedofakia Okulus Dextra dan Katarak sinilis stadium
matur Okulus Sinistra
Diagnosis
• Katarak Komplikata
Diagnosis • Katarak Traumatik
banding
Enzim menurun
bertambahnya usia Nukleus coklat
katarak kekuningan
- Darah lengkap
Pemeriksaan laboratorium - CT/BT
- Gula darah sewaktu
Menilai foto AP
Pemeriksaan thorax
Pemeriksaan EKG
Penatalaksanaan ekstraksi katarak Metode
ekstraksi katarak ekstra kapsuler (ECCE)
Menurut
teori :
3.Fakoemulsifikasi