Palpebra Jinak
Nevus
Nevus kelopak mata melanositik adalah tomur jinak yang sering dijumpai,
memiliki struktur patologis yang sama dengan nevus ditempat lain.
Gejala klinis yang nampak, yaitu
o Kongenital tetapi pada saat lahir relatif tidak berpigmen
o Membesar dan berwarna lebih gelap pada usia dewasa.
o Tidak berpigmen
o Mirip papiloma jinak
o Umumnya nevus tidak menjadi ganas.
Pengobatan : nevus bisa diangkat dengan eksisi.
Veruka
Biasanya kutil terdapat dipinggir kelopak mata berwujud lesi seperti
daging, multilobular, dasarnya rata atau bertangkai kecil.
o Penyebab : Virus
o Pengobatan : Eksisi dilakukan secara hati-hati tidak terjadi taktik di
pinggir kelopak mata
4
Gambar 1. Veruka. 24
Xanthelasma
Xanthelasma sering dijumpai, terdapat dipermukaan anterior kelopak mata
di dekat kantus medial, biasanya bilateral 5.
o Gejala :
Lesi ini tampak sebagai bercak kening berkerut-kerut
umumnya terdapat pada orang tua.
o Pemeriksaan :
kadar kolesterol serum
tetapi jarang ada kaitan langsung
o Pengobatan :
Pengangkatan secara bedah adalah sederhana
Kauterisasi lesi yang kecil kadang-kadang efektif
Sering kambuh walaupun telah diangkat. 24, 25
Gambar 2. Xanthelasma. 24
5
Hemangioma
Dua jenis utama tumor pembuluh darah yang terdapat di dalam kelopak
mata ini adalah hemangioma kavernosa dan hemangioma kapiler. 25
Hemangioma kavernosa
o warnanya keabu-abuan
o besarnya tergantung kandungan darahnya
Hemangioma kapiler
o kapiler-kapiler dan sel-sel endotel yang berproliferasi
Tanda :
o Dalam bulan-bulan pertama setelah lahir jenis ini tumbuhnya cepat.
o Kedua jenis ini sering hilang spontan pada usia 5 tahunan.
6
Palpebra Ganas
Karsinoma
Karsinoma sel basal dan karsinoma sel skuamosa adalah tumor kelopak
mata ganas yang paling sering dijumpai.
Penyebab :
o Mula-mula berbentuk seperti kutil dengan selebung keratotik
o kemudian sedikit demi sedikit mengalami erosi dan robek sehingga
terjadi tukak. 16
Pengobatan : pengangkatan tumor seluruhnya
Pembedahan :
o dilakukan potongan system beku (frozen section)
o Radioterapi 19
Konjungtiva Jinak
Nevus
Secara histologis, nevus konjungtiva tersusun atas sarang atau lembaran-
lembaran sel-sel nevus yang khas. 8
Papiloma
Papiloma konjungtiva sering dijumpai, yang paling sering adalah di dekat
limbus, pada karunkula, atau dipinggir kelopak mata.
Granuloma
o Granuloma piogenik adalah variasi hemangioma kapiler.
o Granuloma peradangan terjadi di sekeliling benda asing dan berkaitan
dengan penyakit seperti koksidioidomikosis dan sarkoidosis.
Dermolipoma
Dermolipoma adalah tumor kongenital yang sering dijumpai pada
konjungtiva bulbi kuadran temporal atas di dekat kantus lateral sebagai tumor
yang bulat lembut.
Pemeriksaan :
o Biasanya tidak diberikan pengobatan, namun jika membesar dan dari
segi kosmetik jelek, tumor ini bisa diangkat.
Pembedahan :
o dilakukan dengan sangat hati-hati karena lesi ini sering
bersambungan dengan lemak orbita, sehingga bisa mengakibatkan
perut dan penyakit yang jauh lebih serius daripada lesi aslinya.
8
Fibroma
Fibroma adalah tumor yang langkah, kecil, lembut, bertangkai, tembus
cahaya, bisa ditemukan dimana saja didalam jaringan konjungtiva, tetapi yang
paling sering adalah di forniks inferior.
Pengobatan : eksisi.
Angioma
Angioma konjungtiva bisa terjadi sebagai hemangioma kapiler yang
berdiri sendiri dan berbatas tegas atau sebagai tumor vaskular yang lebih
difus, sering berkaitan dengan hemangioma kapiler atau hemangioma
kavernosa yang lebih luas di kelopak mata atau di dalam orbita.
Gejala :
o Telangiektasi pembuluh-pembuluh darah konjungtiva tidak selalu
berkaitan dengan penyakit.
Konjungtiva Ganas
Karsinoma
Lokasi karsinoma konjungtiva yang paling sering adalah di limbus di
daerah fisura palpebra dan yang lebih jarang adalah di konjungtiva yang tidak
terpajan.
Gejala :
o permukaannya menyerupai agar-agar
o kadang-kadang keratinisasi epitel yang abnormal menyebabkan
leukoplakia.
o Pertumbuhannya lamban
o terjadi penyebaran dan metastasis ke bagian yang dalam
Pemeriksaan :
Biopsi dengan eksisi akan memastikan diagnosis dan mengatasi sebagian
besar lesi ini.
9
Pengobatan :
o Eksisi ulang.
o Terapi krio bisa membantu mencegah agar tidak kambuh.
Melanoma Maligna
Melanoma konjungtiva ganas adalah langka
Gejala :
o dari nevus yang sebelumnya sudah ada
o dari area melanosis yang didapat
o de novo
o dari konjungtiva yang mula-mula tampaknya normal.
Pembedahan : eksenterasi orbita
Pengobatan :
Terapi krio sehabis eksisi tumor melanotik bisa membantu mencegah
kekambuhan.
2. Tumor Intraokuler
Sama halnya tumor adneksa mata, tumor intraokuler ini dibagi lagi
menjadi jinak dan ganas.
a. Jinak
Nevus
Angioma retina
Sklerosis tuberose
Hemangioma koroid
10
b. Ganas
Melanoma maligna
Retinoblastoma
Meduloepitelioma
a. Jinak
Nevus
Nevus koroid yang luas sukar dibedakan dari melanoma ganas.
Gejala :
- iris
- badan siliar
- koroid
Pemeriksaan :
o foto atau gambar fundus yang baik semua lesi yang dicurigai
o Perubahan-perubahan yang mungkin terjadi dipantau secara berkala.
Angioma Retina
Angioma retina adalah kelainan kongenital yang langka.
Pemeriksaan : fotokoagulasi (laser argon atau xenon)
Pengobatan : terapi krio untuk menghilangkan lesi ini 3
Pemeriksaan :
Ukuran dan warnanya bermacam-macam
berbentuk benjolan kuning atau putih
11
Hemangioma Koroid
Hemangioma koroid terjadi pada sebagai besar sindrom Sturge-Weber
berkaitan dengan glaukoma bayi unilateral.
Gejala :
o Sindrom Sturge-Weber
o Tumor yang mengenai polus posterior, biasanya di dekat papil optik
o kadang-kadang menyebar kearah ekuator
o menyebabkan defek lapang pandang berbentuk busur atau skotoma
setempat.
Pemeriksaan :
jaringan ikat yang tipis dan terisi penuh darah
retina yang menyelubungi tumor mengalami
degenerasi
Pengobatan :
o fotokoagulasi agar penyebarannya terhenti dan membatasi derajat ablasi
retina serosa.
o Tumor-tumor dengan glaukoma yang sukar diatasi dan sangat sakit,
mungkin perlu dienukleasia. 14, 23
b. Ganas
Melanoma Ganas
Melanoma ganas intraokular terjadi pada kira-kira 0,02-0,06% dari seluruh
populasi penderita mata di A.S.
Pemeriksaan :
o oftalmoskopis rutin
o penglihatannya terganggu akibat invasi tumor ke makula.
o bisa mengakibatkan ablasi retina dengan sebagian besar lapang pandang
hilang.
o transiluminasi.
12
Pengobatan :
mencurigai lesi.
enukleasi.
radioteraopi dengan pancaran partikel-partikel bermuatan
misalnya ion-ion helium dan proton-proton atau dengan pasok isotop
radioaktif yang dijahitkan pada sklera.
Melanoma iris yang kecil yang tidak menginvasi akar iris bisa dipantau
dengan aman sampai pertumbuhan bisa didokumentasikan; kemudian bisa
diangkat dengan iridektomi.
Koristoma
Koristoma adalah tumor yang tersusun atas unsur-unsur jaringan yang
tidak lazim ditemukan di daerah tumor tersebut.
Pemeriksaan :
o superior temporal orbita di sebelah anterior kelenjar lakrimal.
o Sering berisi pertikel rambut. Jika kista robek, menyebabkan terjadinya
reaksi peradangan granulomatosa
Hamartoma
Hemangioma
Hemangioma kapiler bisanya timbul sebelum umur 6 bulan
cenderung membesar namun akhirnya mengecil kembali pada usia 5
tahun. Kira-kira sepertiganya memiliki komponen superfisial.
Tumor Mesenkimal
a. Lipoma: Langka. Biasanya hanya kecil atau tanpa gejala klinis.
b. Liposarkoma: Tumor orbita ganas yang sangat lagka.
c. Fibroma: Fibroma simpleks adalah langka; umumnya terdapat dibagian
atas dan bagian dalam orbita daripada dibagain lain. Biasanya timbul pada
usia tiga puluh tahun.
Gejala : - eksoftalmos
- diplopia
- bolamata tergeser letaknya
Pengobatan :
- eksisi untuk menghilangkan gejala
d. Rabdomiosarkoma adalah tumor orbita primer ganas yang paling sering
ditemukan pada anak-anak dan jarang ditemukan pada orang dewasa. 26
Pemeriksaan :
- Sinar-X
- CT scan
Pembedahan :
- mengangkat seluruh tumor,
Tumor Limfoid
Hiperplasia limfoid jinak yang kadang-kadang di salah namakan
pseudotumor (tumor semu), adalah tumor orbita yang sering dijumpai yang
tidak diketahui penyebabnya, terdiri atas elemen-elemen limforetikular jinak
yang berproliferasi.
Gejala :
radangnya sering tidak nyata.
sering terjadi kelainan otot-otot mata.
Pengobatan :
Kortikosteroid
16
Radioterapi
2.1 Retinoblastoma
2.2.1 Batasan
2.2.2 Etiologi
2.2.3 Patofisiologi
Setiap peristiwa genetik ini dapat terjadi acak dengan frekuensi 2x107
tiap tahunnya. Pada kasus retinoblastoma familial, kejadian pertama atau
“first hit”nya adalah mutasi germinal yang diturunkan dan ditemukan
disemua sel. Sedangkan “second hit”-nya terjadi pada waktu tertentu
selama perkembangan, dan jika hal itu terjadi di sel somatik, misalnya sel
retina maka retinoblastoma akan berkembang.
2.2.4 Penyebaran
2.2.6 Stadium
Didapatkan 3 stadium :
Stadium Tanda
I. Stadium tenang - pupil lebar
- refleks “amourotic cat’s eye
- fundoskopi: bercak kuning
mengkilat dapat menonjol ke badan
kaca dan ablatio retina.
II. Stadium glaukoma - tumor membesar TIO naik
glaukoma sekunder disertai nyeri
hebat.
- Media refrakta keruh sulit
menentukan besarnya tumor.
III. Stadium ekstra okuler - Tumor membesar bola mata
membesar eksofltalmus pecah.
- Dapat menyebar ke ruang tengkorak,
KGB, keseluruh tubuh.
Tabel 1. Stadium pada retinoblastoma. 27
2.2.7 Diagnosis
2.2.9 Penatalaksanaan
2. Kemoterapi
Kemajuan yang berarti dalam penatalaksaan Retinoblastoma Intraokular
Bilateral pada dekade terakhir masih menggunakan kemoterapi sistemik
primer. Pemberian kemoterapi sistemik mengurangi ukuran tumor,
berikutnya dapat menggunakan gabungan fokal terapi dengan Laser,
Krioterapi atau Radioterapi, perubahan ini dapat terjadi sebagai akibat
kamajuan dalam terapi kedua tumor otak dan metastasis Retinoblastoma.
Sekarang ini regimen kombinasi bermacam-macam seperti Carboplatin,
Vincristine, Etoposide dan Cyclosporine. Anak-anak yang mendapat obat
kemoterapi secara intravena setiap 3-4 minggu untuk 4-9 siklus
kemoterapi.
Kemoterapi sistemik primer (chemoreduction) diikuti oleh terapi lokal
(gabungan) sekarang secara lebih sering digunakan vision-sparing
tecnique. Kebanyakan studi Chemoreduction untuk Retinoblastoma
menggunakan Vincristine, Carboplatin, dan Epipodophyllotoxin, lainya
Etoposide atau Teniposide, tambahan lainya Cyclosporine. Agen pilihan
sebaiknya bervariasi dalam jumlah dan siklus menurut lembaga masing-
masing. Kemoterapi jarang berhasil bila digunakan sendiri, tapi pada
beberapa kasus terapi lokal (Kriotherapy, Laser Photocoagulation,
Thermotherapy atau Plaque Radiotherapy) dapat digunakan tanpa
Kemoterapi. Efek samping terapi Chemoreduction antara lain hitung darah
yang rendah, rambut rontok, tuli, toksisitas renal, gangguan neurologik dan
jantung. Leukemia myologenous akut pernah dilaporkan setelah pemberian
regimen chemoreduction termasuk etoposide. Pemberian kemoterapi lokal
sedang diteliti, berpotensi meminimalkan komplikasi sistemik. 7
3. Periocular Chemotherapy
Periocular Chemotherapy yang akan datang dimasukkan dalam COG trial
berdasarkan pada data terbaru penggunaan carboplatin subconjunctiva
sebagai terapi Retinoblastoma pada percobaan klinis phase 1 dan 2,
keduanya baik vitreous seeding dan tumor retina didapati adanya respon
terhadap terapi ini. Toksisitas lokal minor berupa orbit myositis pernah
dilaporkan setelah pemberian Carboplatin subconjuctiva dan respon
27
terhadap kortikosteroid oral, dan reaksi yang lebih berat termasuk optik
atropi pernah dilaporkan. 7
4. Photocoagulation dan Hyperthermia
Xenon dan Argon Laser (532 nm) secara tradisional digunakan untuk
terapi Retinoblastoma yang tinggi apek kurang dari 3mm dengan dimensi
basal kurang dari 10 mm, 2-3 siklus putaran Photocoagulation merusak
suplai darah tumor, selanjutnya mengalami regresi. Laser yang lebih berat
digunakan untuk terapi langsung pada permukaan tumor. Laser diode (8-
10mm) digunakan sebagai hyperthermia. Penggunaan langsung pada
permukaan tumor menjadikan temperatur tumor sampai 45-60oC dan
mempunyai pengaruh sitotoksik langsung yang dapat bertambah dengan
Kemoterapi dan Radioterapi. 7
5. Krioterapi
Juga efektif untuk tumor dengan ukuran dimensi basal kurang dari 10mm
dan ketebalan apical 3mm. Krioterapi digunakan dengan visualisasi
langsung dengan Triple Freeze-Thaw Technique. Khususnya Laser
Photoablation dipilih untuk tumor pada lokasi posterior dan cryoablation
untuk tumor yang terletak lebih anterior.Terapi tumor yang berulang sering
memerlukan kedua tekhnik tersebut. Selanjut di follow up pertumbuhan
tumor atau komplikasi terapi. 7
6. External-Beam Radiation Therapy
Tumor Retinoblastoma respon terhadap radiasi, digunakan teknik terbaru
yang dipusatkan pada terapi radiasi megavoltage, sering memakai Lens-
Sparing Technique, untuk melepaskan 4000-4500 cGy dengan interval
terapi lebih dari 4-6 minggu. Khusus untuk terapi pada anak
Retinoblastoma bilateral yang tidak respon terhadap Laser atau Krioterapi.
Keselamatan bola mata baik, dapat dipertahankan sampai 85%. Fungsi
visual sering baik dan hanya dibatasi oleh lokasi tumor atau komplikasi
sekunder. 7
Dua hal penting yang membatasi pada penggunaan External Beam
Radiotherapy dengan teknik sekunder adalah :
28
Follow Up
2.2.10 Prognosis
- Tumor terbatas di retina : survival rate 95%
- Metastase orbita : survival rate 5%
- Metastase ke tubuh : survival rate 0%. 28
30
DAFTAR PUSTAKA
1. Al-Motowa Saeed A., MD and Chaudhry, Imtiaz A., MD, PhD, FACS. 2006.
Evaluation and Management of Periocular Capillary Hemangioma: A
Review. Saudi Journal of Ophthalmology, Volume 20, No. 3, July –
September 2006
5. Durairaj, Vikram D., MD; Hall, Jason A., BA. 2006. Multiple Yellow Plaques
of the Eyelids. The American Journal of Medicine (2006) 119, 34-35.
Department of Ophthalmology, Division of Oculoplastic and Orbital Surgery,
Rocky Mountain Lions Eye Institute, Aurora, Colo
12. NCI 2. 2011. SEER Stat Fact Sheets: Eye and Orbit. Surveillance
Epidemiology and End Result, National Cancer Institude. [Serial online].
http://seer.cancer.gov/statfacts/html/eye.html. [09 Desember 2011].
13. Nurwasis et al. 2006. Pedoman Diagnosis dan Terapi, Bag/SMF Ilmu
Penyakit Mata, Edisi III. Surabaya : Rumah Sakit Umum dr. Soetomo.
16. Partogi, Donna. 2008. Karsinoma Sel Basal. Medan : USU e-Repository,
2008.
17. Paul, Sean, MD; Dat T. Vo, BS and Rona Z. Silkiss, MD, FACS.
2011.Malignant and Benign Eyelid Lesions in San Francisco: Study of a
Diverse Urban Population. American Journal of Clinical Medicine® •
Winter 2011 • Volume Eight, Number One.
19. Sandra, Rossalyn., Moeloek, Nila F., dan Usman, Tetty A. 1992. Virus
Sebagai Etiologi Karsinoma Sel Skuamosa Adneksa Mata. Maj. Kedok.
Indon: Volum:42, Nomor:11, Nopember 1992.
20. Saornil MA, Becerra E, Mendez MC, Blanco G. 2009. Conjuctival Tumors.
ARCH SOC ESP OFTALMOL 2009; 84: 7-22
22. Shields, Carol L.dan Shields, Jerry A.2004. Diagnosis and Management of
Retinoblastoma. September/October 2004, Vol. 11, No. 5.
24. Skorin, Leonid. 2002. Treating eyelid lesions with chemical cauterization.
www.optometry.co.uk[20 Desember 2011].
33
25. Shim, TWH., S. Naidu., dan T C, Lim. 2008. Common Benign and Malignant
Neoplasm of the Skin. Singapore Med J 2008; 49 (1) : 7
26. Ulutin, Cuneyt; Bakka, B. Hakan and Okan Kuzhan. 2008. A Cohort Study of
Adult Rhabdomyosarcoma: A Single Institution Experience. Turkey :
Department of Radiation Oncology, GATA, Ankara. World J. Med. Sci., 3 (2):
54-59, 2008.