Anda di halaman 1dari 10

Procedure 1.

Prone Lying

 Pasien berbaring tengkurap dengan kepala mereka menghadap ke satu sisi, lengan berada di
samping badan, ujung kaki menghadap ke bawah.
 Pasien dengan akut lumbar kifosis dapat ditambahkan bantal untuk mengakomodasi deformitas
untuk mencegah timbulnya rasa nyeri.

Procedure 2. Prone lying in extension

 Pasien berbaring tengkurap dengan siku sebagai tumpuan dan usahakan punggung bagian
bawah lebih ekstensi
 Posisi tersebut dapat dipertahankan selama 5-10 menit.

Procedure 3. Sustained extension

 Pasien berbaring tengkurap dengan posisi tempat tidur ekstensi, naikkan secara bertahap dan
berikan stress esktensi untuk tulang lumbalis.
 Secara bertahap naikkan tempat tidur agar mendapatkan posisi lebih ekstensi
 Lakukan hal ini pada pasien : kifosis dengan deformitas.
Procedure 4. Postural correction

 Edukasi pasien agar duduk dengan cara dan postur yang baik dan benar.

Procedure 5. Extension in lying

 Lanjutan dari prosedur 1 dan 2


 Pasien berbaring tengkurap, telapak tangan menopang dibawah bahu. Lalu tengkurap lagi.
Lakukan hal tersebut 10-15 kali.
 Biarkan badan bagian bawah relaks.

Procedure 6 a. EIL with Clinician OP

 Lanjutan dari prodesur 5 dengan bantuan penekanan dari tenaga medis.


 Penekanan dilakukan beban badan bertumpu pada lengan, penekanan secara simetris dilakukan
sementara pasien dalam posisi extension in lying.
Prosedur 7. EIL with belt fixation

 Sama seperti prosedur 6a tetapi dengan pemberian fiksasi mengunakan ikat pinggang
dibandingan peekanan oleh tenaga medis.
 Cara yang lebih muda untuk menambah penekanan pada extension in laying.

Prosedur 7. Extension Mobilization

 Penekanan mobilisasi dilakukan pada tulang lumbalis.


 Dilakukan 10-15 kali penekanan, secara bertahap ditingkatkan kekuatan penekanan.
 Lebih sering digunakkan sebagai teknik terapi.
Procedure 8. Extension manipulation

 Dipersiapkan hampir sama dengan prosedur 7 dengan menggunakan kekuatan ekstensi dan
dilakukan selama 5-10 detik
 Hanya dilakukan 1 kali atau paling banyak 2 kali.

Procedure 9. Extension in standing

 Pasien berdiri dengan kaki dan bahu terbuka lebar, tangan ditempatkan di punggung belakang
bagian bawah dengan jari – jari menunjuk kebawah.
 Pasien menekan ke belakang sejauh mungkin, diulang selama 10 kali.
 Tidak seefektif EIL tapi merupakan alternative yang baik.

Procedure 10. Slouch overcorrect

 Gunakkan postural edukasi


 Menginstruksikan pasien untuk duduk, lalu rubah dengan posisi lordosis maksimal, ulangi
selama 10 kali.
 Lalu kembalikan ke posisi 10% dari posisi lordosis maksimal seperti pada gambar terakhir.
Dipertimbangkan sebagai postur duduk yang optimal.
Procedure 11.

 Memulai posisi sama seperti pada prodesur 5 namun secara asimetris dengan pinggang tidak
ditengah dengan posisi prone laying.

Proedure 12. EIL with Hips off center with clinical overpressure

 Posisi yang sama dengan prosedur 11 namun dengan menggunakan tenaga medis.

Procedure 13. Extension Mobilization with His off center

 Dilakukan prosedur yang sama dengan prosedur 7 kecuali pinggang pasien diposisikan tidak
ditengah, namun menjauhi sisi yang sakit.
 Tidak dapat dilakukan sebelum dilakukannya prosedur 11 dan 12.

Procedure 14. Rotation mobilization in extension

 Posisi sama dengan prosedur 7 tetapi dengan teknik modifikasi dengan melakukan penekanan
pada satu sisi lalu sisi lainnya untuk menghasilkan efek keras.

Prodecure 15. Rotation manipulation in extension

 Sama seperti prosedur 14 tapi dengan kecepatan tinggi .


Procedure 16. Self correction of lateral shift or side gliding

 Arah dari side gliding dinamakan sesuai arah dari bahu berpindah, daripada arah dari pinggang
berpindah.
 Gunakkan koreksi dari diri sendiri sebagai perpindahan lateral.

Procedure 17. Manual correction of lateral shift

 Prosedur ini digunakkan oleh pasien dengan deformitas relevan dari lateral shift.
Procedure 18. Flexion in Lying

 Pasien dalam posisi terlentang dengan pinggang dan lutut fleksi 45 derajat, dekatkan lutut
kearah dada dan lakukan penekanan sendiri.
 Lalu lutut dibebaskan kembali dan dilakukan hal yang sama lagi selama 10 kali.
 Latihan ini merupakan pilihan untuk pasien lordosis.

Procedure 19. Flexion in sitting

 Lanjutan dari prosedur 18


 Duduk dengan punggung membentuk 90 derajat, buka kaki lebar dan taruh kepala diantara
kedua lutut dengan posisi tangan menggenggam kedua pergelangan kaki.

Procedure 20. Flexion in standing

 Lanjutan dari prosedur 19


 Pasien berdiri dengan kedua bahu terbuka lebar, instruksikan mereka untuk meraih sejauh
mungkin dengan tangan mereka ke arah bawah/lantai. Ulangi selama 10 kali.
Procedure 21. FIL with Clinican OP

 Sama dengan prosedur 18 tetapi dengan tenaga medis melakukan penekanan untul flexi.

Procedure 22. Flexion in step standing

 Prosedur ini menciptakan fleksi asimetris dan dilakukkan dimana ada deviasi fleksi.
Procedure 23. Rotation in flexion

 Pasien mengangkat punggung bagian bawah mereka menjauhi tempat tidur, tempatkan jauh
dari bagian tengah, menjauhi bagian yang sakit.
 Pertahankan posisi tersebut 2-3 menit.

Procedure 24. Rotation mobilization in flexion

 Sama seperti prosedur 23 tetapi dengan posisi lutut pasien bersandar pada tenaga medis dan
dan penekanan mobilisasi dilakukan pada lutut pasien.

Procedure 25. Rotation manipulation in flexion

 Sama dengan prosedur 24 namun dengan kecepatan yang lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai