Anda di halaman 1dari 26

TEKNIK DAN PROSEDUR

KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN


LATIHAN
PENGATURAN POSISI
Tindakan Keperawatan dalam Pengaturan Posisi
Pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien
◦ Memiringkan pasien: Posisi miring dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan
memfasilitasi pada saat mengganti alat tenun.
Prosedur kerja:
1. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilakukan kepada pasien
2. Berdiri sejajar dengan perut pasien pada posisi yang dituju
3. Geser bantal ke sisi yang sama
4. Jauhkan tangan pasien yang terdekat dengan perawat
5. Silangkan kaki pasien yang berlawanan ke arah perawat
6. Pegang bahu dan pinggul pasien kemudian tarik ke arah perawat.
7. Bantu pasien mengambil posisi nyaman untuk tidur.
8. Tindakan keperawatan untuk masalah mobilitas adalah pengaturan posisi tubuh sesuai
kebutuhan pasien dan melakukan latihan ROM pasif serta aktif.
9. Pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien
◦ Posisi Semi Fowler
Posisi semi fowler adalah posisi setengah duduk dengan bagian kepala tempat tidur lebih
tinggi atau dinaikkan. Posisi ini berfungsi memberikan kenyamanan atau memudahkan fungsi
pernapasan pasien. Posisi tempat tidur dengan kenaikan kepala dan dada setinggi 300-450
◦ Posisi Fowler
Posisi fowler adalah posisi duduk dengan bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau
dinaikkan. Posisi ini berfungsi memberikan kenyamanan atau memudahkan fungsi pernapasan
pasien. Posisi tempat tidur dengan kenaikan kepala dan dada setinggi 450-900
◦ Posisi Sims
Posisi sims merupakan posisi miring yang berfungsi untuk memberikan kenyamanan dan
memfasilitasi pemberian obat peranus (supositoria)
◦ Posisi Trendelenburg
Posisi trendelenburg merupakan posisi berbaring di tempat tidur dengan bagan kepala lebih
rendah daripada bagian kaki. Posisi ini berfungsi untuk melancarkan peredaran darah ke otak
◦ Posisi Genupectoral (nungging)
Posisi genupectoral merupakan posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada
menempel di alas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk memfasilitasi pemeriksaan daerah
rektum dan sigmoid.
◦ Posisi Dorsal Rekumben
Posisi dorsal rekumben merupakan posisi berbaring telentang dengan kedua lutut diregangkan
di atas tempat tidur. Poisisi ini dilakukan pada saat merawat dan memeriksa genitalia serta
pada proses persalinan
◦ Posisi Litotomi
Posisi litotomi merupakan posisi berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki dan
menariknya ke atas perut. Poisisi ini dilakukan pada pemeriksaan genitalia pada proses
persalinan dan pemasangan alat kontrasepsi.
RANGE OF MOTION
Pengantar

◦ Range of Motion (ROM) adalah gerakan yang dalam keadaan normal dapat dilakukan oleh sendi yang
bersangkutan. ROM dibagi menjadi dua jenis yaitu ROM aktif dan ROM pasif.
◦ ROM adalah latihan gerakan sendi yang memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan otot, di
mana klien menggerakan masing-masing persendiannya sesuai gerakan normal baik secara aktif
ataupun pasif.
Tujuan ROM

1. Mempertahankan atau memelihara kekuatan otot,


2. Memelihara mobilitas persendian,
3. Merangsang sirkulasi darah,
4. Mencegah kelainan bentuk.
Klasifikasi ROM

1. ROM pasif adalah latihan yang di berikan kepada klien yang mengalami kelemahan otot lengan
maupun otot kaki berupa latihan pada tulang maupun sendi dimana klien tidak dapat melakukannya
sendiri, sehingga klien memerlukan bantuan perawat atau keluarga.
2. ROM aktif adalah latihan ROM yang dilakukan sendiri oleh pasien tanpa bantuan perawat dari setiap
gerakan yang dilakukan. Indikasi ROM aktif adalah semua pasien yang dirawat dan mampu melakukan
ROM sendi dan kooperatif.
Prinsip Dasar ROM

1. ROM harus di ulangi sekitar 8 kali dan di kerjakan minimal 2 kali sehari
2. ROM dilakukan perlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan pasien.
3. Dalam merencanakan program latihan ROM, memperhatikan umur pasien, diagnosis, tanda vital, dan
lamanya tirah baring.
4. ROM sering di programkan oleh dokter dan di kerjakan oleh ahli fisioterapi
5. Bagian-bagian tubuh yang dapat dilakukan ROM adalah leher, jari, lengan, siku, bahu, tumit, atau
pergelangan kaki.
6. ROM dapat dilakukan pada semua persendian yang di curigai mengurangi proses penyakit.
7. Melakukan ROM harus sesuai waktunya, misalnya setelah mandi atau perawatan rutin telah dilakukan.
Berbagai macam gerakan ROM
1. Fleksi, yaitu berkurangnya sudut persendian.
2. Ekstensi, yaitu bertambahnya sudut persendian.
3. Hiperekstensi, yaitu ekstensi lebih lanjut.
4. Abduksi, yaitu gerakan menjauhi dari garis tengah tubuh.
5. Adduksi, yaitu gerakan mendekati garis tengah tubuh.
6. Rotasi, yaitu gerakan memutari pusat dari tulang.
7. Eversi, yaitu perputaran bagian telapak kaki ke bagian luar, bergerak membentuk sudut
persendian.
8. Inversi, yaitu putaran bagian telapak kaki ke bagian dalam bergerak membentuk sudut
persendian.
9. Pronasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke bawah.
10.Supinasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke atas.
11. Oposisi, yaitu gerakan menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada tangan yang
sama.
MELATIH KLIEN BERJALAN
Prinsip Dasar

◦ Latihan berjalan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan aktifitas.
Membantu pasien berjalan memerlukan persiapan. Perawat mengkaji toleransi pasien terhadap
aktifitas, kekuatan, adanya nyeri, koordinasi. Latihan berjalan ini bisa tanpa menggunakan alat
atau mungkin memerlukan alat seperti seperti tongkat, dan kruk, tergantung pengkajian yang
ditemukan.
◦ Melatih jalan merupakan cara membantu klien dalam aktifitas berjalan sebagai bentuk
kemampuan seseorang untuk bergerak dalam upaya melatih aktififitas berjalan (tanpa alat atau
bantuan alat seperti tongkat).
Indikasi
◦ Pasien yang bed rest lama atau pasien cedera.

Tujuan
◦ Memperbaiki tingkat mobilitas fungsional ekstremitas klien, mencegah kontraktur dan
◦ pengecilan otot dan tendon, serta meningkatkan sirkulasi darah pada ekstremitas, menurunkan
komplikasi vaskular immobilisasi dan meningkatkan kenyamanan klien.
Pelaksanaan

◦ Mencuci tangan.
◦ Mintalah pasien untuk meletakkan tangan disamping badan atau memegang telapak
tangan perawat (bisa dua perawat).
◦ Perawat berdiri disamping pasien dan pegang telapak dan lengan tangan pada bahu
pasien (bisa dua perawat)
◦ Bantu pasien untuk berjalan dan ikuti sesuai dengan langkah pasien sesuai
kemampuan (bisa dua perawat).
◦ Selalu observasi respon pasien saat berdiri dari tempat tidur dan saat jalan (frekwensi nadi
dan tanda pusing kepala).
◦ Mencuci tangan.
◦ Catat tindakan dan respon pasien.
MEMINDAHKAN KLIEN
Prinsip Dasar

Pengertian
◦ Memindahkan pasien yang tidak dapat/tidak boleh
berjalan, dilakukan dari tempat yang satu ke tempat
yang lain.

Tujuan
a. Mengurangi/menghindarkan pergerakan pasien
sesuai dengan keadaan fisiknya.
b. Memenuhi kebutuhan konsultasi atau pindah ruangan.

Kebijakan
◦ Pelaksanaan dilakukan oleh petugas yang terampil.
Persiapan

Persiapan Alat
◦ Kursi roda.
◦ Handscoon atau sarung tangan (jika perlu).

Persiapan Pasien
Pasien berada di tempat tidur.
◦ Jelaskan prosedur pada pasien.
◦ Atur posisi tempat tidur pasien pada posisi paling rendah, sampai kaki pasien bisa menyentuh
lantai.
◦ Letakkan kursi roda sejajar atau sedekat mungkin dengan tempat tidur, kunci semua roda kursi.
Pelaksanaan
1. Bantu pasien duduk di tepi tempat tidur.
2. Kaji postural hipotensi.
3. Intruksikan pasien untuk bergerak ke depan dan duduk di tepi bed.
4. Intruksikan mencondongkan tubuh ke depan mulai dari pinggul.
5. Intruksikan meletakkan kaki yang kuat di bawah tepi bed, sedangkan kaki yang lemah berada
di depannya.
6. Meletakkan tangan pasien di atas permukaan bed atau di atas kedua bahu perawat.
7. Berdiri tepat di depan pasien, condogkan tubuh ke depan, fleksikan pinggul, lutut,
dan pergelangan kaki. Lebarkan kaki dengan salah satu di depan dan yang lainnya
di belakang.
8. Lingkari punggung pasien dengan kedua tangan perawat.
9. Tangan otot gluteal, abdominal, kaki dan otot lengan anda siap untuk melakukan gerakan.
10. Bantu pasien untuk berdiri, kemudian bergerak-gerak bersama menuju korsi roda.
11. Bantu pasien untuk duduk, minta pasien untuk membelakangi kursi roda, meletakkan kedua
tangan di atas lengan kursi roda atau tetap pada bahu perawat.
12. Minta pasien untuk menggeser duduknya sampai pada posisi yang paling aman.
13. Turunkan tatakan kaki, dan letakkan kedua kaki pasien di atasnya. Buka kunci roda pada kursi
SEMOGA
BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai