Anda di halaman 1dari 27

Pemenuhan kebutuhan:

MOBILISASI

Yessy Pramita Widodo, S.Kep., Ns


mobilisasi
Kemampuan individu
untuk bergerak secara
bebas, mudah, dan
teratur dengan tujuan
untuk memenuhi
kebutuhan aktivitas
guna mempertahankan
kesehatannya.
Tujuan mobilisasi

Meningkatkan
kekuatan otot
Menurunkan
ketergantungan
pasien
Meningkatkan rasa
percaya diri
Manfaat mobilisasi
Memelihara dan mengembalikan fungsi
otot
Memelihara dan meningkatkan fungsi otot
Mencegah komplikasi (otot mengecil dan
kekakuan sendi)
Jenis mobilisasi

Mobilitas Penuh,
merupakan kemampuan
seseorang untuk
bergerak secara penuh
dan bebas sehingga
dapat melakukan
interaksi sosial dan
menjalankan peran
sehari-hari.
Mobilitas sebagian, merupakan kemampuan
seseorang untuk bergerak dengan batasan jelas
dan tidak mampu bergerak secara bebas karena
dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan
sensorik pada area tubuhnya.
CONTOH: kasus cedera atau patah tulang
dengan pemasangan traksi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
mobilisasi
Gaya Hidup
Perubahan gaya hidup dapat memengaruhi kemampuan
mobilitas seseorang karena gaya hidup berdampak pada
perilaku atau kebiasaan sehari-hari.
Proses Penyakit/Cidera
Proses penyakit dapat mempengaruhi kemampuan
mobilitas karena dapat memengaruhi fungsi sistem
tubuh. Sebagai contoh, orang yang menderita fraktur
femur akan mengalami keterbatasan pergerakan dalam
ekstrimitas bagian bawah
Kebudayaan
Kemampuan melakukan mobilitas dapat juga dipengaruhi
kebudayaan. Sebagai contoh, orang yang memiliki
budaya sering berjalan jauh memiliki kemampuan mobilitas
yang kuat; sebaliknya ada orang yang mengalami
gangguan mobilitas (sakit) karena adat dan budaya
tertentu dilarang untuk beraktivitas.
Tingkat Energi
Energi adalah sumber untuk melakukan mobilitas. Agar
seseorang dapat melakukan mobilitas dengan baik,
dibutuhkan energi yang cukup.
Usia dan Status Perkembangan
Terdapat perbedaan kemampuan mobilitas pada tingkat
usia yang berbeda. Hal ini dikarenakan kemampuan atau
kematangan fungsi alat gerak sejalan perkembangan usia.
Macam-macam alat bantu
Cane
walker
crutch
kursi roda
Tindakan ambulasi
Duduk diatas tempat tidur
1.Jelaskan pada pasien prosedur yang akan
dilakukan
2.Anjurkan pasien untuk meletakkan tangan
disamping badannya
3.Berdirilah di samping tempat tidur, kemudian
meletakkan tangan pada bahu pasien
4.Bantu pasien untuk duduk dan diberi
penopang atau bantal
Posisi Fowler, adalah posisi setengah duduk atau
duduk, di mana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi
atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk
mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi
pernapasan pasien.
Cara:
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
Dudukkan pasien
Berikan sandaran/bantal pada tempat tidur pasien atau
atur tempat tidur, untuk posisi semifowler (30-45 derajat)
dan untuk fowler (90 derajat)
Anjurkan pasien untuk tetap berbaring setengah
duduk.
Posisi
Fowler dan semi fowler
Posisi Sim, adalah posisi miring ke kanan atau miring
ke kiri. Posisi ini dilakukan untuk memberi kenyamanan
dan memberikan obat anus (suposutoria)
Cara :
 Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
 Pasien dalam keadaan berbaring, kemudian
miringkan ke kiri dengan posisi badan setengah
telungkup dan kaki kiri lurus lutut. Paha kanan ditekuk
diarahkan ke dada
 Tangan kiri di atas kepala atau di belakang punggung
dan tangan kanan di atas tempat tidur
 Bila pasien miring ke kanan dengan posisi badan
setengah telungkup dan kaki kanan lurus, lutut dan
paha kiri ditekuk diarahkan ke dada
 Tangan kanan di atas kepala atau di belakang
punggung dan tangan kiri di atas tempat tidur
Posisi sim
Posisi Trendelenburg, pada posisi ini pasien
berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala
lebih rendah daripada bagian kaki. Posisi ini
dilakukan untuk melancarkan peredaran darah
ke otak.
Cara :
 Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
 Pasien dalam keadaan berbaring terlentang,
letakkan bantal di antara kepala dan ujung
tempat tidur pasien, dan berikan bantal di
bawah lipatan lutut.
 Berikan balok penopang pada bagian kaki
tempat tidur atau atur tempat tidur khusus
dengan meninggikan bagian kaki pasien
Posisi trendelenburg
Posisi Dorsal Recumbent, pada posisi ini
pasien berbaring telentang dengan kedua lutut fleksi
(ditarik atau direnggangkan) di atas tempat tidur. Posisi
ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa genitalia
serta pada proses persalinan.
Cara: :
 Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
 Pasien dalam keadaan berbaring telentang, pakaian
bawah dibuka
 Tekuk lutut, renggangkan paha, telapak kaki
menghadap ke tempat tidur, dan renggangkan kedua
kaki
 Pasang selimut
Posisi Dorsal recumben
Posisi Lithotomi, pada posisi ini pasien
berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki dan
menariknya ke atas bagian perut. Posisi ini dilakukan untuk
memeriksa genitalia pada proses persalinan, dan memasang alat
kontrasepsi.
Cara :
1.Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2.Pasien dalam keadaan berbaring telentang, kemudian angkat
kedua pahanya dan tarik ke arah perut
3.Tungkai bawah membentuk sudut 90 derajat terhadap paha
4.Letakkan bagian lutut/kaki pada tempat tidur khusus untuk posisi
lithotomi
5.Pasang selimut
Posisi lithotomi
Posisi genu pectoral
Posisi Genu Pectoral, pada posisi ini pasien
menungging dengan kedua kaki ditekuk dan
dada menempel pada bagian atas tempat tidur.
Posisi ini dilakukan untuk memeriksa daerah
rektum dan sigmoid.
Cara :
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Anjurkan pasien untuk posisi menungging
dengan kedua kaki ditekuk dan dada
menempel pada kasur tempat tidur
3. Pasang selimut pada pasien
Posisi genu pectoral
Title

Wasalaam. .
Semoga dapat
bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai