Anda di halaman 1dari 7

MOBILISASI DAN JENIS POSISI TUBUH

MATA AJAR KEPERAWATAN DASAR

DISUSUN OLEH :

AULIA NOER HANIFAH


(20360120)
KELAS 1A

YAYASAN WAHANA KARYA BHAKTI HUSADA


STIKES KEPERAWATAN RSPAD
GATOT SOEBROTO
Jakarta Pusat
2020
MOBILISASI

Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. Hilangnya kemampuan bergerak mengakibatkan
seseorang menjadi ketergantungan dan membutuhkan tindakan keperawatan.

Manfaat dari gerakan tubuh yaitu :

 Tubuh menjadi segar


 Memperbaiki tonus otot
 Mengontrol berat badan
 Merangsang peredaran darah, mengurangi stress
 Mwningkatkan relaksasi, memperlambat proses penyakit degeneratif
 Sebagai akutualisasi diri (harga diri dan citra tubuh)
 Untuk merangsang pertumbuhan anak

Tujuan Mobilisasi

 Mempertahankan fungsi tubuh dan mencegah kemunduran, mengembalikan rentang


gerak aktivitas tertentu.
 Mempercepat peredaran darah
 Membantu pernapasan menjadi lebih kuat
 Mempertahankan tonus otot, memelihara dan meningkatkan pergerakan persendian
 Memperlancar eliminasi alvi dan urine
 Melatih atau ambulasi

Jenis Mobilitas

Mobilitas Penuh :

Kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas penuh sehingga dapat melakukan
interaksi sosial
Fungsi saraf motorik dan sensorik untuk mengontrol area tubuh

Mobilitas Sebagian :

Kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak
secara bebas karena di pengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sensorik.
Mobilitas sebagian temporer
Kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan sementara
Mobilitas sebagai permanen
Kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya menetap,
disebabkan oleh kerusakan sistem saraf yang sifatnya menetap

Faktor Yang Mempengaruhi Mobilitas

 Gaya hidup
 Proses penyakit/cedera
 Kebudayaan
 Tingkat perkembangan tubuh
 Keadaan nutrisi
 Status mental

Jenis Imobilisasi

1. Imobilitas Fisik
Pembatasan untuk bergerak secara fisik untuk mencegah terjadinya gangguan
komplikasi pergerakan
2. Imobilitas Intelektual
Keadaan ketika seseorang mengalami keterbatasan daya fikir
3. Imobilitas Emosional
Keadaan ketika seseorang mengalami pembatasan secara emosional karena perubahan
secara tiba – tiba dalam menyesuaikan
4. Imobilitas Sosial
Keadaan sesorang yang mengalami hambatan dalam melakukan interaksi sosial
karena keadaan penyakit sehinggan dapat mempengaruhi dalam kehidupan sosial

Peraturan Posisi Tubuh Sesuai Kebutuhan Pasien

1. Posisi Fowler/Semi Fowler


Posisi duduk/setengah duduk, bagian kepala tempat tidur di tinggikan atau di naikan.
Posisi ini dilakukan untuk memberi kenyamanan pada pasien dan memfasilitasi fungsi
pernapasan pasien.

 Pasien yang mengalami gangguan pernapasan


 Pasien yang mengalami imobilisasi
2. Posisi Prone/Tengkurap
Posisi Prone/tengkurap, pasien berbaring dengan kepala menghadap ke satu sisi dan
pinggul tidak tertekuk
3. Posisi Supine
Posisi telentang dengan menyandarkan punggungnya agar dasar tubuh sama dengan
kesejajaran berdiri yang baik, untuk meningkatkan kenyamanan pasien dan
memfasilitasi penyembuhan terutama pada pasien pembedahan atau proses anestesi
tertentu.
Indikasi :
 Pasien dengan tindakan post anestesi atau pembedahan tertentu
 Pasien dengan kondisi sangat lemabh atau koma
4. Posisi Lateral
Posisi miring, pasien bersandar kesamping dengan sebagian besar berat tubuh berada
pada pinggul dan bahu.
Tujuan :
 Mempertahankan body alilgement
 Mengurangi komplikasi akibat imobilisasi
 Meningkatkan rasa nyaman
 Mengurangi kemungkinan tekanan yang menetap pada tubuh akibat posisi
yang menetap

Indikasi :

 Pasien ingin beristirahat


 Pasien yang ingin tidur
 Pasien yang posisis fowler atau donsal recumbent dalam posisi lama
 Penderita yang mengalami kelemahan dan pasca operasi
5. Posisi Sims
Posisi miring kiri/kanan dilakukan untuk memberikan kenyamanan dan memberikan
obat peranus (supositoria)
Tujuan :
 Mencegah decubitus
Indikasi :

 Pasien yang akan di huknah


 Pasien yang akan diberikan obat melalui anus
6. Posisi Reverse Trendelenburg
Posisi kepala tempat tidur ditinggikan dengan kaki tempat tidur menghadap ke bawah
Indikasi :
Sering digunakan untuk pasien dengan masalah pencernaan karena membantu
meminimalkan refluks esofagus
7. Posisi Trendelenburg
Posisi kepala tempat tidur lebih rendah daripada kaki, untuk melancarkan peredaran
darah ke otak.
Indikasi :
 Pasien dengan pembedahan pada daerah perut
 Pasien shock
 Pasieb hipotensi
8. Posisi Dorsal Recumbent
Posisi berbaring terlentang dengan kedua lutut fleksi (ditarik atau diregangkan) diatas
tempat tidur, dilakukan untuk merawat dan memeriksa genetalia serta proses
persalinan.
Indikasi :
 Pasien yang akan melakukan perawatan dan pemeriksaan genetalia
 Untuk persalinan
9. Posisis Genu Pectrocal/Knee Chest
Posisi menungging dengan kedua kaki di tekut dan dada menempel pada bagian alas
tempat tidur, untuk memeriksa daerah rektum dan sigmoid.
Tujuan :
 Memudahkan pemeriksaan daerah rektum, sigmoid, dan vagina

Indikasi :

 Pasien hermohoid dan pengobatan daerah rektum, sigmoid, dan vagina


10. Posisi Litotomi
Posisi berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya ke bagian
atas bagian perut, untuk memeriksa genetalia pada proses persalinan, dan memasang
alat kontrasepsi.
Indikasi :
 Untuk ibu hamil
 Untuk persalinan
 Untuk wanita yang ingin memasang alat kontrasepsi

Anda mungkin juga menyukai