Anda di halaman 1dari 9

 Telusuri Google+ GABUNG

ria resty fauzi Publik 20 Nov 2014 


 
1.Mekanika Tubuh
 
A.   Pengertian
Mekanika Tubuh adalah suatu usaha mengkoordinasikan sistem
muskuloskeletal  dan sistem syaraf dalam mempertahankan keseimbangan,
postur dan kesejajaran tubuh selama mengangkat, membungkuk, bergerak, dan
melakukan aktivitas sehari-hari ( Potter & Perry, 2005).
B.  Body Mekanik meliputi 3 elemen dasar yaitu :
Body Alignment (Postur Tubuh)
Susunan geometrik bagian-bagian tubuh dalam hubungannya dengan bagian
tubuh yang lain.
Balance / Keseimbangan
Keseimbangan tergantung pada interaksi antara pusat gravity, line gravity dan
base of support.
Koordinated body movement (Gerakan tubuh yang terkoordinir)
Dimana body mekanik berinteraksi dalam fungsi muskuloskeletal dan sistem
syaraf.
C.    Prinsip body mekanik
Gravity
Balance (Keseimbangan)
Weight (berat)
D.    Pergerakan dasar yang digunakan dalam Body Mekanik
Walking / berjalan
Kestabilan berjalan, sangat berhubungan dg ukuran base of support
Squating / jongkok
Squating mempertinggi atau meningkatkan keseimbangan tubuh, ketika
seseorang mengangkat obyek yg terletak dibawah pusat grativitas tubuh.
Pulling / menarik
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menarik benda, diantaranya
ketinggian, letak benda, posisi kaki dan tubuh sewaktu menarik (seperti
condong ke depan dari panggul), sodorkan telapak tangan dan lengan atas
dibawah pusat gravitasi pasien, lengan atas dan siku diletakkan pada
permukaan tempat tidur, pinggul, lutut dan pergelangan kaki ditekuk dan lalu
lakukan penarikan.
Pivoting / berputar
Pivoting adalah suatu tehnik dimana tubuh dibungkukkan dlm rangka
menghindari terjadinya resiko keseleo tulang
 
 
E.   Faktor-faktor yang mempengaruhi body mekanik :
Status kesehatan
Kondisi kesehatan seseorang akan berpengaruh terhadap keseimbangan tubuh
sehingga aktivitasnya menjadi terganggu.
Nutrisi
Pemenuhan kebutuhan tubuh akan nutrisi sangat penting karena mempengaruhi
produksi energi yang digunakan untuk mobilisasi.
Emosi  Telusuri Google+ GABUNG
Situasi dan kebiasaan
 Gaya hidup
Pengetahuan
F. Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan aktivitas:
1.      Tulang
Tulang merupakan organ yang mempunyai berbagai fungsi, fungsi mekanis
untuk membentuk rangka dan tempat melekatnya berbagai otot, fungsi sebagai
tempat menyimpan mineral kususnya kalsium dan fosfor yang bisa dilepaskan
setiap saat sesuai kebutuhan, fungsi tempat sumsum tulang dalam membentuk
sel darah, dan fungsi pelindung organ-organ dalam.

2.      Otot dan tendo


Tubuh memiliki mempunyai kemampuan berkontraksi yang memungkinkan
tubuh bergerak sesuai keinginan. Otot memiliki origo dan insersinya tulang,
serta dihubungkan dengan tulang melalui tendon, yaitu suatu jaringan ikat yang
melekat sangat kuat pada tempat insersinya tulang.
3.      Ligamen
Ligamen merupakan bagian yang menghubungkan tulang dengan tulang.
Ligamen pada lutut merupakan penjaga stabilitas.

4. Sistem syaraf
Syaraf terdiri dari syaraf pusat (otak dan medula spinalis) dan syaraf tepi
(percabangan dari syaraf pusat). Bagian somatis memiliki fungsi sensorik dan
motorik. Kerusakan pada syaraf pusat seperti kerusakan tulang belakang akan
menyebabkan kelemahan umum, sedangkan kerusakan saraf tepi menyebabkan
terganggunya daerah yang diinervasi dan kerusakan pada saraf radial akan
menyebabkan drop hand atau gangguan sensorik di daerah radial tangan.

5. Sendi
Sendi merupakan tempat dua atau lebih tulang bertemu.

G. Konsekuensi body mekanik yang buruk


Jatuh
Cidera belakang
Harber (1985), memberikan daftar penyebab cidera belakang yang paling sering
terjadi pada perawat yang bekerja di rumah sakit yaitu :
Mengangkat pasien ke atas tempat tidur (48%)
Membantu pasien turun dari tempat tidur (30%)
Memindahkan bed (27%)
Mengangkat pasien keatas brankat(22%)
A.    Macam-macam bodi mekanik
1.      Body alignment
a.      Membantu pasien berdiri
         Pengertian        :Suatu tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien
yang 
                                         imobilisasi  atau klien lemah untuk memberikan bantuan
berdiri.
b.      Membantu pasien duduk
         Pengertian        :Suatu tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien
yang   Telusuri Google+ GABUNG
                                         imobilisasi atau klien lemah untuk memberikan bantuan
duduk
                                         ditempat tidur.
         Tujuan               :Mengurangi risiko cedera muskuloskeletal pada semua
orang yang
                                         terlibat.
c.       Mengatur berbagai posisi klien

 
2. Posisi tubuh
 
1)      Posisi fowler
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala
tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan setinggi 15°- 90°.
Tujuannya  untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi
kenyamanan pasien, Melakukan aktivitas ttu, Mengatasi kesulitan pernafasan &
KV pernafasan pasien.
Fowler : 45 – 90o   dan Semi fowler : 15 – 45o
2)      Posisi dorsal recumbent
Adalah dimana posisi kepala dan bahu pasien sedikit mengalami elevasi diatas
bantal, kedua lengan berada di samping sisi tubuh, posisi kaki fleksi dengan
telapak kaki datar diatas tempat tidur. Tujuannya untuk memeriksa daerah
genetalia, pasang cateter, serta pada proses persalinan
3)      Posisi Trendelenburg
Adalah posisi pasien berbaring di TT dg bagian kepala lebih rendah daripada 
bagian kaki
Tujuan : Melancarkan peredaran darah ke otak
4)      Posisi antitrendelenberg
Adalah posisi pasien berbaring di TT dengan kaki lebih tinggi dari  kepala.
Tujuan : tindakan menurunkan tekanan intrakranial pada pasien trauma kapitis.
5)      Posisi pronasi/ tengkurap
Adalah dimana posisi pasien berbaring diatas abdomen dengan kepala menoleh
kesalah satu sisi. Kedua lengan fleksi disamping kepala. Posisi ini memiliki
beberapa tujuan diantaranya :
Memberikan ekstensi penuh pada persendian pinggul dan lutut.
Mencegah terjadinya fleksi kontraktur dari pinggul dan sendi.
Membantu drainase dari mulut.
6)      Posisi lateral (side lying)
Yaitu seorang tidur diatas salah satu sisi tubuh, dengan membentuk fleksi pada
pinggul dan lutut bagian atas dan meletakkannya lebih depan dari bagian tubuh
yang lain dengan kepala menoleh kesamping.
Tujuan posisi ini : Mengurangi lordosis & meningkatkan kelurusan punggung ,
Baik untuk posisi tidur & istirahat, Membantu menghilangkan tekanan pada
sacrum
7)      Posisi supine/ terlentang.
Ini biasanya disebut berbaring telentang, datar dengan kepala dan bahu sedikit
elevasi dengan menggunakan bantal. Posisi pasien harus di tengah-tengah
tempat tidur, sekitar tiga inci di bawah kepala tempat tidur.
Tujuan : Klien pasca operasi dengan anestesi spinal, Mengatasi masalah yg
timbul akibat pemberian posisi pronasi yg tidak tepat.

8)      Posisi Sim’s Telusuri Google+ GABUNG
Adalah posisi dimana tubuh miring kekiri atau kekanan.
Tujuan posisi ini :
untuk memberikan kenyamanan dan memberikan obat per anus (supositoria).
Memfasilitasi drainase dari mulut pada klien tidak sadar
Mengurangi penekanan pada sakrum & trokanter mayor pada klien paralisis
Memudahkan pemeriksaan perineal
Untuk tindakan pemberian enema
9)      Posisi Genu pectoral/knee chest position
posisi pasien berbaring dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada
bagian alas TT
Tujuan : memeriksa daerah rectum & sigmoid
 10)  Posisi Litotomi
posisi pasien berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan
menariknya keatas bagian perut
Tujuan : Merawat atau memeriksa genetalia pada proses persalinan, memasang
alat kontrasepsi
 
11)  Posisi Orthopneik
posisi adaptasi dari fowler tinggi. Klien duduk di TT atau tepi TT dg meja yang
menyilang diatas TT (90o)
Tujuan : membantu mengatasi masalah kesulitan bernafas dg ekspansi dada
maksimum, membantu klien yg mengalami inhalasi
2.      Ambulasi
1.     Memindahkan klien dari tempat tidur  (TT) ke kursi/ kursi roda
1). Memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi
     Pengertian : Memindahkan klien yang tirah baring ke kursi
2). Memindahkan klien dari tempat tidur (TT) ke kursi roda
     Pengertian : Memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi roda
2.     Memindahkan klien dari tempat tidur (TT) ke brankard (TT) dan sebaliknya
1)      Memindahkan klien dari TT ke brankard/ TT dan sebaliknya dengan cara
diangkat.
2)      Memindahkan klien dari TT ke brankar/ TT dan sebaliknya dengan easy
move
3).     Memindahkan klien dari TT ke brankard dan sebaliknya dengan Scoop
Stretcher
3.     Membantu klien berjalan
Tujuan: Memulihkan kembali toleransi aktivitas, Mencegah terjadinya kontraktur
sendi dan flaksid otot
4.      Membantu klien dengan alat bantu jalan (Kruk)
Tujuan : Membantu melatih kemampuan gerak klien, melatih dan meningkatkan
mobilisasi.
Mencapai kestabilan klien dalam berjalan.
Manfaat : Klien mampu berjalan dengan menggunakan alat bantu dan
meningkatnya kemampuan mobilisasi klien.
 Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan bodi mekanik
Pengkajian
Untuk melakukan pengkajian body mekanik dan alignment lakukan inspeksi
terhadap pada pasien pada saat berdiri,duduk maupun berbaring. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam mengkaji antara lain :
Posisi berdiri
Lakukan inspeksi melalui sudut pandang secara : Anterior,Lateral dan posterior.

Pasien dalam posisiTelusuri Google+
berdiri dengan kepala tegak dan mata lurus kedepan serta GABUNG
bahu dan pinggul harus lurus dan sejajar, apabila posisi tidak sesuai dengan
posisi berdiri yang benar maka dapat diidentifikasikan bahwa ada gangguan
pada otot dan tulang pasien.
Posisi duduk
Pada saat keadaan ini normalnya kepala dan dada akan akan memiliki keadaan
yang sama pada saat posisi berdiri yaitu kepala pasien harus tegak lurus
dengan leher dan verterba kolumna telapak kaki lurus berpijak pada lantai.
Pasien yang dalam keadaan abnormal akan mengalami kelemahan otot atau
pralis otot serta adanya sensasi (kerusakan saraf)
Posisi berbaring
Letakan pasien pada posisi lateral semua bantal dan penyokong posisi
dipindahkan dari tempat tidur, kemudian tubuh ditopang dengan kasur yang
cukup dan vertebra harus lurus dengan alas yang ada . apabila dijumpai
kelainan pada pasien, maka terdapat penurunan sensasi atau gangguan
sirkulasi serta adanya kelemahan.
Cara berjalan
Dikaji untuk mengetahui mobilitas dan kemungkinan resiko cedera akibat dari
terjatuh, pasien diminta berjalan sepanjang 10 langkah kemudian perawat
memperhatikan hal-hal berikut ini :
1)      Kepala tegak, pandangan lurus kedepan, punggung tegak.
2)      Tumit menyentuh tanah terlebih dahulu sebelum jari-jari kaki.
3)      Langkah lembut, terkoordinasi dan ritmik
4)      Mudah untuk memulai dan mengakhiri berjalan
5)      Jumlah langkah per menit (pace) 70-100 X per menit, kecuali pada orang
tua mungkin 40 X per menit.
Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan tulang
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neurovasculer
Resiko cedera berhubungan dengan gangguan keseimbangan yang disertai
kelemahan otot
Perencanaan Keperawatan
Nyeri akut b.d terputusnya kontinuitas jaringan tulang
Definisi: perasaan sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang
muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan
dalam hal kerusakan sedemikian rupa; awitan yang tiba-tiba atau lambat dari
intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau
diprediksi berlangsung < 6 bulan.
Tujuan:
1)      Klien mengatakan nyeri yang  dirasakan berkurang.
2)      Klien dapat mendeskripsikan  bagaimana mengontrol nyeri
3)      Klien mengatakan kebutuhan  istirahat dapat terpenuhi
4)      Klien dapat menerapkan metode non farmakologik untuk mengontrol nyeri
Intervensi:
1)      Identifikasi nyeri yang dirasakan klien (P, Q, R, S, T)
2)      Eksplor faktor-faktor penyebab nyeri
3)      Kaji pengalaman klien masa lalu dalam mengatasi nyeri.
4)      Pantau tanda-tanda vital.
5)      Berikan tindakan kenyamanan.
6)      Ajarkan teknik non farmakologik (relaksasi, fantasi, dll) untuk menurunkan
nyeri.
7)      Jelaskan prosedur yang dapat meningkatkan nyeri dan mengurangi nyeri
 Telusuri
8)      Kolaborasi dengan Google+
dokter untuk pemberian: analgetik sesuai indikasi GABUNG
Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan neuromuskuler.
Definisi: keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh atau satu atau lebih
ekstrimitas secara mandiri dan terarah
Tujuan:
1)      Aktivitas fisik meningkat
2)      ROM normal
3)      Melaporkan perasaan peningkatan kekuatan dalam bergerak.
4)      Klien bisa melakukan aktivitas.
Intervensi:
1)      Pastikan keterbatasan gerak sendi yang dialami.
2)      Motivasi klien untuk mempertahankan pergerakan sendi.
3)      pastikan klien bebas dari nyeri sebelum diberikan latihan.
4)      Ajarkan ROM exercise aktif dan pasif; jadual; keteraturan, latih ROM pasif
dan aktif
5)      Anjurkan dan Bantu klien duduk di tempat tidur sesuai toleransi.
6)      Atur posisi setiap 2 jam atau sesuai toleransi.
7)      Fasilitasi penggunaan alat Bantu.
8)      Jelaskan manfaat ROM aktif dan pasif
9)      Kolaborasi dengan fisioterapi
Pelaksanaan (cheklist terlampir)
Bodi alignment
Membantu klien dengan masalah berdiri dan duduk
 Mengatur berbagai posisi klien
Papan sandaran
Ambulasi
 Memindahkan klien dari tempat tidur ke (TT) ke kursi/ kursi roda/ brankar dan
sebaliknya
Membantu klien berjalan
Membantu klien dengan alat bantu jalan
Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan dari hasil tindakan keperawatan untuk mengatasi
gangguan postur tubuh adalah tidak terjadi perubahan atau kesalahan dalam
postur tubuh dan pasien mampu melaksanakan aktifitas dengan mudah serta
tidak merasakan kelemahan.
Kelainan postur yg didpat atau congenital mempengaruhi efisiensi system
moskuloskeletal, spt kesejajaran tubuh keseimbangan dan penampilan.
Macam2 abnormal:
a.  Tortikolis
Diskripsi: mencondongkan kepala ke sisi yang sakit, dimana otot
sternokleidomastoideus berkontraksi.
Penyebab: kondisi congenital.
Penatalaksanaan: operasi, pemanasan, topangan, atau imobilisasi berdasarkan
penyebab dan tingkat     keparahan.
b.  Kifosis

Diskripsi : peningkatan kelengkungan pada kurva spinal torakal.


Penyebab : kondisi congenital, penyakit tulang atau ricket tuberkolosis spinal.
Penatalaksanaan: latihan peregangan spinal, tidur tanpa bantal, menggunakan
papan tempat tidur, memakai jaket, penggabungan spinal (berdasarkan
penyebab dan tingkat keparahan).
c.   Kifolordosis

Diskripsi: kombinasiTelusuri Google+
dari kifosis dan lordosis. GABUNG
Penyebab: kondisi congenital.
Penatalaksanaan: sama dengan metode yang digunakan untuk kifosis dan
lordosis berdasarkan penyebab.
d.    Skoliosis

Diskripsi: kurvatura spinal lateral, tinggi pinggul dan bahu tidak sama.
Penyebab: kondisi congenital, poliomyelitis, paralisis spastic, panjang kaki tidak
sama
Penatalaksanaan: immobilisasi dan operasi (berdasarkan penyebab dan tingkat
keparahan).
e.     Kifoskoliosis
Diskripsi: tidak normalnya kurva spinal anteroposteriol dan lateral.
Penyebab: kondisi congenital, poliomyelitis, kor pulmonal.
Penatalaksanaan: immobilisasi dan operasi (berdasarkan penyebab dan tingkat
keparahan).
f.     Dysplasia Pnggung Kongenital
Diskripsi: ketidakstabilan pinggul dengan keterbatasan abduksi pinggul, dan
kadang-kadang kontraktur adduksi (kaput vemur tidak bersambung dengan
assetatbulum karena abnormal kedangkalan assetatbulum).
Penyebab: kondisi congenital (biasanya dengan kelahiran sungsang).
Penatalaksanaan: mempertahankan abduksi paha yang terus menerus sehingga
kaput vemur menekan ke bagian tengah assetatbulum, beban abduksi, gips,
pembedahan.
g.     Knock-knee (genu varum)
diskripsi: kurva kaki yang masuk ke dalam sehingga lutut rapat jika seseorang
berjalan.
Penyebab: kondisi congenital, penyakit tulang atau ricket.
Penatalaksanaan: knee braces, operasi jika tidak dapat diperbaiki oleh
pertumbuhan.
h.     Lordosis
adalah kelainan pada tulang belakang dimana hyperekstensi dari tulang lumbal.
Diskripsi: kurva anterior pada spinal lumbal yang melengkung berlebihan.
Penyebab: kondisi congenital, kondisi temporer missal, kehamilan.
Penatalaksanaan: latihan peregangan spinal berdasarkan penyebab
3.      TRAKSI
Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk menangani
kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot. Tujuan dari traksi adalah untuk
menangani fraktur, dislokasim atau spasme otot dalam usaha memperbaiki
deformitas dan mempercepat penyembuhan.
Prinsip traksi adalah menarik tahanan yang diaplikasikan pada bagian tubuh.,
tungkai, pelvis atau tulang belakang dan menarik tahanan yang diaplikasikan
pada arah yang berlawanan disebut dengan countertraksi.
Penggunaan traksi telah dimulai 3000 tahun yang lalu. Suku Aztec dan mesir
menggunakan traksi manual dan membuat splint dari cabang pohon.  Traksi
telah menjadi sebuah ketetapan dalam management ortopedi hingga 1940
ketika fiksasi internal menggunakan nail, pin dan plate menjadi praktek yang
sering. Pengembangan ini berpasangan dengan kurangnya pembedahan fraktur
dengan kebutuhan ekonomi untuk perawatan rumah sakit yang lebih.
 Kita dapat menggunakan traksi :
(1) untuk mendorong tulang fraktur kedalam tempat memulai, atau
(2) untuk menjaga mereka immobile sedang hingga mereka bersatu, atau

(3) untuk melakukanTelusuri
kedua halGoogle+
tersebut, satunya ikuti dengan yang lain. GABUNG
Untuk mengaplikasikan traksi dengan sempurna, kita harus menemukan jalan
untuk mendapatkan tulang pasien yang fraktur dengan aman, untuk beberapa
minggu jika diperlukan. Ada 2 cara melakukan hal tersebut :
(1) memberi pengikat ke kulit (traksi kulit).
(2) dapat menggunakan Steinmann pin, a Denham pin, atau kirschner wir
melalui tulangnya (traksi tulang).
Traksi membutuhkan waktu untuk diaplikan dan diatur, tetapi hal ini dapat
dengan mudah diatur dengan asisten. Traksi kebanyakan berguna pada kaki. Di
lengan hal ini masih kurang nyaman, tidak menyakinkan, sulit untuk dijaga, dan
frustasi untuk pasien. Untuk kesemua alas an ini, traksi lengan hanya digunakan
dalam keadaan pengecualian yang lebih jauh.
Klasifikasi traksi di dasari pada penahan tububh yang di capai:
1.     Traksi Manual, menunjukkan tahanan dorongan yang diaplikasikan
terhadap seseorang dibagian tubuh yang terkena melalui tangan mereka.Traksi
manual digunakan untuk mengurangi fraktur sederhana sebelum aplikasi plesrer
atau selama pembedahan.
2.     Traksi Skeletal, menunjukkan tahanan dorongan yang diaplikasikan
langsung ke sekeleton melalui pin, wire, atau baut dimasukkan dalam tulang.
Traksi skeletal digunakan untuk fraktur yang tidak stabil, untuk mengontrol
rotasi dimana berat lebih besar dari 25 kg dibutuhkan dan fraktur membutuhkan
traksi jangka panjang.
3.     Traksi kulit, menunjukkan dimana dorongan tahanan diaplikasikan kepada
bagian tubuh yang terkena melalui jaringan lunak
 
4. KESEGARISAN TUBUH
Kesegarisan tubuh (body alignment) atau postur merupakan istilah yang sama
dan mengacu pada posisi sendi, tendon, ligament, dan otot selama berbaring.
Kesegarisan tubuh yang benar mengurangi ketegangan pada struktur
muskusloskeletal, mempertahankan tonus (ketegangan) otot secara kuat dan
menunjang keseimbangan.
Dalam mempertahankan kesegarisan tubuh yang tepat, dan memindahkan klien
dengan aman dari tempat tidur ke kursi atau dari tempat tidur ke brankar.
Adapun faktor yang mempengaruhi kesegarisan tubuh:
1.      Status kesehatan
Perubahan status kesehatan dapat menimbulkan keadaan yang tidak optimal,
terdapat organ atau bagian tubuh yang mengalami kelelahan atau kelemahan
sehingga dapat memengaruhi pembentukan postur tubuh.
2.      Nutrisi
Nutrisi merupakan bahan untuk menghasilkan yang digunakan dalam
membantu proses keseimbangan organ, otot, tendon, ligament, dan persendian.
Apabila status nutrisi kurang, kebutuhan enegi pada organ tersebut juga akan
berkurang, sehingga dapat mengganggu proses keseimbangan.
3.      Emosi
Emosi dapat menyebabkan kurangnya kendali dalam menjaga keseimbangan
tubuh. Hal tersebut dapat mempengaruhi proses koordinasi pada otot, ligament,
sendi, dan tulang.
4.      Faktor social
5.      Gaya hidup (life style)
Perilaku gaya hidup seseorang dapat membuat seseorang menjadi lebih baik
atau sebaliknya menjadi lebih buruk. Seseorang yang mempunyai gaya hidup
yang tidak sehat misalnya selalu menggunakan alat bantu dalam melakukan

kegiatan sehari-hari,Telusuri Google+ketergantungan sehingga postur tubuh
dapat mengalami GABUNG
tidak berkembang dengan baik.
6.      Perilaku dan nilai-nilai
Adanya perubahan perilaku dan ilai seseorang dapat memengaruhi postur
tubuh. Sebagai contoh, perilaku dalam membuang sampah di sembarang
tempat dapat mempengaruhi proses pembentukan postur tubuh orang lain yang
berupaya untuk selalu bersih dari sampah.
 
 
 
PENUTUP
A.     KESIMPULAN
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa aplikasi biomekanika sangat penting
untuk diterapkan dalam dunia keperawatan, diantarnya mekanika tubuh, traksi,
pengaturan posisi, dan kegarisan tubuh. Dimana seorang perawat harus
mengetahui penerapannya
 
 
 
 
B.      SARAN
Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak
sangat kami harapkan untuk lebih menyempurnakan makalah ini, agar makalah
ini dapat lebih sempurna dan menjadi pedoman untuk kita semua

1 1

Dibagikan kepada publik • Lihat aktivitas

Tambahkan komentar...

Anda mungkin juga menyukai