Disusun Oleh:
Kelompok 3 :
Yanti Febyola (102722017)
Aura Azdzikra (102722003)
Gracia Alfa Riani (102722013)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas izin dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Peyusunan makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah keterampilan dasar praktek kebidanan tentang “ Teknik
Pemberian Obat Melalui Parental, Inhalasi, Oral, Sublingual ”. Selain itu tujuan dari
penyusunan makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang pengetahuan keterampilan
dasar praktek kebidanan secara meluas dan mendalam.
Akhirnya kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran dari pembaca agar
penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan banyak
terima kasih dan semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................4
2.1 Pengkajian data fisik dan psikososial.............................................................................................4
2.2 Riwayat kesehatan ibu....................................................................................................................5
2.3 Pemeriksaan fisik.............................................................................................................................6
2.4 Merumuskan masalah diagnosa/masalah potensial....................................................................14
2.5 Merumuskan masalah diagnosa/masalah potensial....................................................................22
BAB III.....................................................................................................................................................28
PENUTUP................................................................................................................................................28
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................................28
3.2 Saran...............................................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................29
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah.
Adapun tujuan pembuataan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pemberian obat melalui parental dan inhalasi ?
2. Bagaimana cara pemberian obat melalui parental ?
3. Apa saja lokasi tubuh untuk melakukan injeksi/parental ?
4. Bagaimana cara melakukan injeksi/parental ?
5. Kapan harus melakukan injeksi/parental ?
6. Apa saja tujuan pemberian obat melalui parental ?
7. Apa saja alat-alat inhalasi ?
8. Bagaimana prosedur pemberian obat melalui inhalasi ?
9. Bagaimana cara pemberian obat secara oral ?
10. Bagaimana cara pemberian obat secara sublingual?
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
3. Injeksi Sub kutan (SC)
Injeksi subkutan bertujuan untuk mengirimkan cairan ke jaringan antara kulit dan otot.
Metode ini membuat penyerapan obat berjalan lebih lambat ketimbang intramuskular. Jarum
yang digunakan pun cenderung lebih pendek, karena tidak perlu mencapai otot. Pemberiannya
dilakukan di jaringan lemak di belakang lengan. Injeksi insulin adalah yang paling umum
menggunakan metode ini. Selain itu, vaksin tertentu seperti MMR (Campak, Gondok, dan
Rubela), Varisela (Cacar Air), dan Zoster (herpes zoster) juga diberikan secara subkutan. Sudut
penyuntikan 45°.
Oleh karena itu, jenis intradermal sering digunakan untuk tes sensitivitas, seperti tes
tuberkulin dan alergi, dan tes anestesi lokal. Reaksi yang disebabkan oleh tes ini mudah dilihat
karena lokasi suntikan pada kulit. Bagian tubuh yang sering dijadikan lokasi suntikan
intradermal adalah lengan bawah dan punggung bawah.
7
5. Injeksi Depot
Injeksi depot dilakukan dengan tujuan untuk menyimpan obat dalam massa lokal, kemudian
secara bertahap diserap oleh jaringan di sekitarnya. Senyawa aktif dalam metode ini dilepaskan
secara konsisten dalam jangka waktu lama. Cairan yang dimasukkan berbentuk agak padat atau
berbahan dasar minyak.
2. Suntikan Intramuskular
Suntikan intramuskular dimasukkan ke dalam otot. Ini lokasi umum pemberian suntikan:
a. Otot vastus lateralis antara pinggul dan lutut.
b. Otot ventrogluteal tepat di bawah pinggul di sisi tubuh.
8
c. Otot deltoid antara bagian atas bahu dan lengan.
Lokasi pemberian akan tergantung pada jenis obat yang diterima. Beberapa suntikan perlu
diberikan ke otot yang lebih besar. Berikut ini beberapa poin yang perlu diperhatikan:
a. Jarak aman dari saraf, tulang, dan pembuluh darah besar di sekitarnya.
b. Bukan tempat cedera, abses, atau kulit yang rusak.
c. Bukan otot yang kecil atau atrofi.
3. Suntikan Subkutan
Jenis suntikan ini digunakan untuk memberikan obat-obatan seperti insulin untuk diabetes,
suntikan hormon untuk perawatan kesuburan, dan obat pengencer darah untuk mencegah
pembekuan darah. Ini lokasi umum pemberian injeksi:
a. Perut bagian bawah, kecuali 5 sentimeter di sekitar pusar.
b. Sisi depan atau luar paha.
c. Area atas bokong.
d. Area luar atas lengan.
Suntikan tidak boleh diberikan pada kulit cekung atau tebal. Hindari juga bagian kulit yang
terluka atau rusak.
4. Suntikan Intradermal
Suntikan internal digunakan untuk tes alergi dan tuberkulosis. Berikut lokasi umum
pemberian injeksi:
a. Bagian dalam atau bagian ventral lengan bawah.
b. Punggung atas, di bawah tulang belikat.
Hindari area tubuh dengan tahi lalat, bekas luka, ruam, atau banyak rambut karena dapat
mempersulit interpretasi hasil pengujian. Lesi kulit juga harus dihindari kecuali jika suntikan
diberikan untuk membantu mengobatinya.
9
2.4 Cara Melakukan Injeksi/Parental
Cara melakukan injeksi adalah mengisi jarum suntik dengan cairan yang ingin diberikan.
Lalu, memasukkannya ke bagian tubuh dan mengeluarkan cairan secara perlahan. Setelah
selesai, cabut jarum dan tutup luka suntikan dengan perban kecil. Prosedurnya akan tergantung
jenis injeksi yang diberikan.
10
5. Memulai inhalasi pelan melalui mulut.
6. Melanjutkan inhalasi dengan pelan dan dalam.
7. Menahan nafas sampai sekitar 10 detik.
8. Ketika sedang menahan nafas keluarkan inhaler dari mulut.
9. Ekshalasi dengan pelan dari mulut.
10. Jika dibutuhkan dosis ekstra, tunggu 1 menit dan ulangi langkah 2 sampai 9
11. Menutup kembali inhaler.
Kesalahan umum yang sering terjadi :
1. Kurang koordinasi.
2. Tidak menahan nafas sekitar 10 detik.
3. Posisi inhaler salah.
4. Sulit bagi orang dengan osteoarthritis yang mempengaruhi tangan.
11
5. Menghembuskan nafas dengan pelan dan dalam.
6. Dipertahankan posisi spacer dan tekan canister 1 kali.
7. Menahan nafas sampai sekitar 10 detik sampai selama yang di sanggupi.
8. Mengeluarkan Spacer dari mulut.
9. Ekshalasi dengan pelan dari mulut.
10. Membuka inhaler dari Spacer.
12. Jika dibutuhkan dosis ekstra, tunggu 1 menit dan ulangi langkah 3 sampai 11.
13. Menutup kembali inhaler.
Kesalahan Umum Yang Sering Terjadi :
1. Posisi inhaler salah.
2. Tidak mengocok inhaler.
3. Aktuisi yang salah tanpa mengocok alat.
4. Obat yang berbeda dalam Spacer tidak dihirup secara maksimal.
5. Spacer tidak cocok untuk pasien.
12
3. Mempertahankan tetap tegak lurus sambal memutar pangangan dan putar kembali lagi
sampai terdengar bunyi “klik”.
4. Menghembuskan nafas dengan pelan jauh dari mouthpiece.
5. Meletakkan mouthpiece diantara gigi tanpa menggigitnya dan tutup bibir hingga mouthpiece
tertutup rapat.
6. Menarik nafas dengan kuat dan dalam.
7. Mengeluarkan inhaler dari mulut.
8. Ekshalasi dengan pelan dan jauh dari mouthpiece.
9. Jika dibutuhhkan dosis ekstra, ulangi tahap 3 sampai 9.
10. Menutup kembali inhaler.
4. Nebulizer
Nebulizer adalah alat untuk memproduksi aerosol yang mengandung larutan obat (Ikawati,
2007). Alat nebuliser dapat mengubah obat yang berbentuk larutan menjadi aerosol secara terus
menerus dengan tenaga yang berasal dan udara yang dipadatkan atau gelombang ultrasonik.
Aerosol yang terbentuk dihisap penderita melalui mouthpiece atau sungkup. Dengan nebuliser
Dihasilkan partikel aerosol berukuran antara 2-5 u. Pada orang normal saat istirahat pengendapan
aerosol dalam paru terjadi sebanyak 30–60% dosis yang diberikan. Bronkodilator yang diberikan
dengan nebuliser memberikan efek bronkodilatasi yang bermakna tanpa menimbulkan efek
samping (Yunus, 1995).
13
2.8 Prosedur Inhalasi
1. Selang dan masker yang digunakan pasien harus masing-masing, artinya setiap pasien harus
memiliki sendiri.
2. Ikuti resep yang dianjurkan oleh dokter, jangan memakai resep yang diberikan pada sakit
sebelumnya.
3. Perhatikan obat mana yang dapat digabung atau harus dipisah dalam pemberian terapi
inhalasi.
4. Pada saat mesin dihidupkan, pasien tarik nafas dalam perlahan dengan mulut, tahan 2-3 detik
dan hembuskan kembali. Pada anak-anak cukup dianjurkan bernafas normal.
5. Ajarkan kepada pasien untuk tidak bernafas terlalu cepat, karena ini akan menyebabkan
pusing, gemetardan mual.
6. Terapi dilangsungkan kurang lebih 10-15 menit.
14
1) Kartuobat, Kardex, atau formula pencatat
2) Baki / trayobat
3) Cangkir obat sekali pakai / gelas pengukur /sendok obat
4) Segelas air putih atau sari buah
5) Sedotan untuk minum
b. Pasien
1) Kaji apakah pasien alergi terhadap obat
2) Kaji terhadap setiap kontraindikasi untuk pemberian obat oral
3) Apakah pasien mengalami kesulitan dalam menelan, mual atau muntah, inflamasi usus atau
penurunan peristaltik, operasi gastrointestinal terakhir, penurunan atau tidak terdengar bising
usus, dan suksion lambung.
Verifikasi kembali kemampuan pasien dalam pemberian obat secara oral :
a. Siapakan peralatan atau kumpulkan peralatan yang disebutkan diatas.
b. Cuci tangan.
c. Ambil obat yang diperlukan, perhatikan dengan seksama.
d. Hitung dosis secara akurat.
e. Recek kembali obat dengan order.
Obat Tablet / Kapsul
a. Untuk memberikan tablet atau kapsul dari botol, tuangkan jumlah yang dibutuhkan kedalam
tutup botol dan dipindahkan ke cangkir obat. Jangan sentuh obat dengan tangan anda. Tablet atau
kapsul yang tersisa dapat dituang kembali ke dalam botol.
b. Untuk menyiapkan dosis unit tablet atau kapsul, letakkan kapsul atau tablet yang telah
dikemas ke dalam cangkir obat. Jangan lepaskan pembukusnya.
c. Semua tablet atau kapsul yang akan diberikan pada pasien pada saat yang bersamaan
diletakkan dalam satu cangkir kecuali yang pemberiannya membutuhkan pengkajian
sebelumnya.
d. Jika Pasien mempunyai kesulitan menelan, haluskan tablet sampai didapat bentuk bubuk.
Campur dalam makanan ringan.
15
Obat Cair/ Liquid
a. Kocok obat secara perlahan sebelum dituangkan.
b. Tuangkan obat dengan cara buka penutupnya dan letakkan pada posisi terbalik.
c. Pegang botol dengan label di telapak tangan ketika menuangkan.
d. Pegang cangkir obat setinggi mata dan isi sampai batas yang dinginkan.
e. Usap bibir botol sebelum menutup botol sehingga obat tidak lengket atau merusak label.
f. Kembalikan obat kedalam almari atau lemari es.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemberian obat parenteral merupakan pemberian obat yang dilakukan dengan
menyuntikkan obat tersebut ke jaringan tubuh menggunakan spuit. Inhalasi sederhana yaitu
memberikan obat dengan cara dihirup dalam bentuk uap kedalam saluran pernafasan yang
dilakukan dengan bahan dan cara yang sederhana serta dapat dilakukan dalam lingkungan
keluarga.
Obat dapat diberikan dengan berbagai cara disesuaikan dengan kondisi pasien, diantaranya
subkutan, intra kutan, intra muscular, dan intra vena. Dalam pemberian obat ada hal-hal yang
perlu diperhatikan, yaitu indikasi dan kontra indikasi pemberian obat. Sebab ada jenis-jensi obat
tertentu yang tidak bereaksi jika diberikan dengan cara yang salah. Alat-alat Inhalasi mdi
(Metered Dose Inhaler), mdi dengan spacer, dpi (dry powderInhaler), nebulizer.
3.2 Saran
Setiap obat merupakan racun yang yang dapat memberikan efek samping yang tidak baik
jika kita salah menggunakannya. Hal ini tentunya dapat menimbulkan kerugian bahkan akibatnya
bisa fatal. Oleh karena itu, kita sebagai perawat kiranya harus melaksanakan tugas kita dengan
sebaik-baiknya tanpa menimbulkan masalah-masalah yang dapat merugikan diri kita sendiri
maupun orang lain.
Jangan menggunakan Alat Nebulizer sembarangan karena Alat ini langsung bekerja ke
PPOK, maka berhati hatilah jika menggunakan alat ini dan ada interaksi pada penyakit tertentu
yang dilarang menggunakan alat obat nebulizer ini.
17
18