Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

“PERASAT OKSIGEN”

Oleh :
Suprapti
P1337424418197

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN


JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2018
I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang di butuhkan
oleh manusia dalam mempertahanankan keseimbangan fisiologi maupun
psikologi. Salah satunya adalah kebutuhan oksigen. Oksigen adalah salah
satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk
mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal
elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 ruangan setiap kali
bernapas. (Wartonah Tarwanto, 2006).
Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan
manusia, dalam tubuh, oksigen berperan penting dalam proses metabolisme
sel tubuh. Kekurangan oksigan bisa menyebabkan hal yangat berarti bagi
tubuh, salah satunya adalah kematian. Karenanya, berbagai upaya perlu
dilakukan untuk mejamin pemenuhan kebutuhan oksigen tersebut, agar
terpenuhi dengan baik. Dalam pelaksanannya pemenuhan kebutuhan
oksigen merupakan tugas perawat tersendiri, oleh karena itu setiap perawat
harus paham dengan manisfestasi tingkat pemenuhan oksigen pada klienya
serta mampu mengatasi berbagai masalah yang terkait dengan pemenuhan
kebutuhan tesebut. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan
kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh.
Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem
pernapasan secara fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ
sistem respirasi, maka kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan.
Sering kali individu tidak menyadari terhadap pentingnya oksigen. Proses
pernapasan dianggap sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja. Banyak kondisi
yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam pemenuhan
kebutuhan oksigen, seperti adanya sumbatan pada saluran pernapasan. Pada
kondisi ini, individu merasakan pentingnya oksigen.
B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah kami adalah sebagai berikut :
1. Sistem tubuh apa saja yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi?
2. Bagaimana terjadinya proses oksigenasi?
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi?
4. Seperti apa jenis pernapasan dan pengukuran paru?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi
2. Mengetahui terjadinya proses oksigenasi
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi
4. Mengetahui jenis pernapasan dan pengukuran paru
II. PEMBAHASAN

A. Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi


Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O2). Sistem
pernapasan berperan dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi sistem terdiri
atas saluran pernapasan bagian atas, dan saluran pernapasan bagian bawah.
1. Saluran Pernapasan Bagian Atas
Hidung
Proses oksigenasi diawali dengan masuknya udara melalui hidung.
Pada hidung terdapat nares anterior (saluran di dalam lubang hidung)
yang mengandung kelenjar sebaseus dan ditutupi rambut yang kasar.
bagian ini bermuara ke rongga hidung, sebagai bagian hidung lainnya,
yang dilapisi oleh selaput lendir dan mengandung pembuluh darah.
Udara yang masuk melalui hidung akan disaring oleh rarmbut yang ada
di dalam vestibulum (bagian rongga hidung) kemudian dihangatkan dan
dilembabkan.
Faring
Faring merupakan pipa yang memiliki otot, memanjang dari dasar
tengkorak sampai dengan esofagus. yang terletak di belakang hidung
(nasofaring) di belakang mulut (orofaring) dan dibelakang laring
(laringofaring).
Laring (tenggorokan)
Laring merupakan saluran pernapasan setelah faring yang terdiri
atas bagian dari tulang rawan yang diikat bersama ligament dan
membran yang terdiri atas dua lamina yang bersambung di garis tengah.
Epiglotis
Epiglotis merupakan katup tulang rawan yang bertugas membantu
menutup laring saat proses menelan.
2. Saluran Pernapasan Bagian Bawah
Saluran pernapasan bagian bawah terdiri atas trachea, bronchus, dan
bronkhiolus, dan paru-paru. Saluran ini berfungsi mengalirkan udara
dan memproduksi surfaktan.
Trakea
Trakea (batang tenggorok) merupakan kelanjutan dari laring sampai
kira-kira ketinggian vertebra torakalis kelima. Trakea memiliki panjang
± 9 cm dan tersusun atas 16-20 lingkaran tak lengkap yang berupa
cincin. Trakea dilapisi oleh selaput lendir dan epithelium bersilia yang
dapat mengeluarkan debu atau benda asing.
Bronkus
Bronkus merupakan kelanjutan dari trakea yang bercabang menjadi
bronkus kanan dan kiri. Pada bagian kanan lebih pendek dan lebar
daripada bagian kiri. Bronkus kanan memiliki tiga lobus atas, tengah,
dan bawah. Sedangkan Bronkus kiri lebih panjang dari bagian kanan
yang berjalan dari lobus atas dan bawah.
Bronkhiolus
Bronkiolus merupakan saluran percabangan setelah bronkus, yaitu
anak cabang dari batang tenggorok yang terdapat dalam rongga
tenggorokan kita dan akan memanjang sampai ke paru-paru. Jumlah
cabang bronkiolus yang menuju paru-paru kanan dan kiri tidak sama.
Bronkiolus yang menuju paru-paru kanan mempunyai 3 cabang,
sedangkan bronkiolus yang menuju paru-paru sebelah kiri hanya
bercabang 2. Bronkiolus adalah cabang dari bronkus dan memiliki
dinding yang lebih tipis, pada ujung bronkiolus terdapat banyak sekali
gelembung-gelembung kecil yang dinamakan alveolus. fungsi dari
bronkiolus adalah sebagai media yang menghubungkan oksigen yang
kita hirup agar mencapai paru-paru.
Paru-paru
Paru merupakan organ utama dalam sistem pernapasan. Paru
terletak di dalam rongga torak setinggi tulang selangka sampai dengan
diafragma. Paru terdiri atas beberapa lobus yang diselaputi oleh pleura
yaitu pleura parfetalis dan pleura viseralis, serta dilindungi oleh cairan
pleura yang berisi cairan surfaktan.
Paru sebagai alat pernapasan utama terdiri dari dua bagian (paru
kanan dan paru kiri) dan pada bagian tengah dari organ tersebut terdapat
organ jantung beserta pembuluh darah yang berbentuk kerucut, dengan
bagian puncak di sebut apeks. Paru memiliki jaringan yang bersifat
elastik, berpori dan memiliki fungsi sebagai tempat pertukaran gas
oksigen dan karbon dioksida.
Anatomi paru
Paru-paru merupakan sebuah organ yang sebagian terdiri dari
gelembung-gelembung udara atau alveoli. Paru-paru dibagi menjadi 2
bagian, yaitu :
a. Paru-paru kanan, terdiri dari 3 lobus, yaitu lobus superior, lobus
media, dan lobus inferior.
b. Paru-paru kiri, terdiri dari 2 lobus, yaitu lobus superior dan lobus
inferior. (Syaifuddin, 1997).
c. Proses Oksigenasi
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem
(kimia atau fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak
berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai
hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi
penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan
memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktivitas sel.
(wahit iqbal Mubarak, 2007). Udara masuk secara berurutan, yaitu :
Rongga hidung – faring – laring –trakea – bronkus – bronkiolus-
alveolus. Proses pemenuhan oksigenisasi dalam tubuh terdiri atas tiga
tahapan, yaitu : Ventilasi – Difusi – Transportasi
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenasi
a. Saraf Otonom
b. Hormonal dan Obat
c. Alergi pada saluran napas
d. Faktor perkembangan
e. Faktor lingkungan
f. Faktor perilaku
4. Gangguan / Masalah Kebutuhan Oksigenasi
a. Hipoksia
Tidak kuatnya pemenuhuan O2 seluler akibat dari defisiensi
O2 yang didinspirasi atau meningkatnya penggunaan O2 pada
tingkat seluler. Hipoksia dapat disebabkan oleh menurunnya
hemoglobin, kerusakan gangguan ventilasi, menurunnya perfusi
jaringan seperti pada syok, berkurannya konsentrasi O2 jika berada
dipuncak gunung. Tanda tanda Hipoksia adalah kelelahan,
kecemasan menurunnya kemampuan konsentrasi, nadi meningkat,
pernafasan cepat dan dalam sianosis, sesak nafas.
b. Perubahan pola pernapasan
1) Takipnea
Takipnea adalah frekuensi pernapasan teratur namun cepat
secara tidak merata (> 24/ menit)
2) Branipnea
Bradipnea adalah frekuensi pernapasan teratur namun lambat
secara tiak normal ( kurang dari 12 /menit)
3) Hiperventilasi
Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2
dalam paru-paru agar pernafasan lebih cepat dan dalam.
Hiperventilasi dapat disebabkan karena kecemasan, infeksi,
keracunan obat-obatan, keseimbangan asam basa seperti
osidosis metabolik Tanda-tanda hiperventilasi adalah takikardi,
nafas pendek, nyeri dada, menurunnya konsentrasi, disorientasi,
tinnitus.
4) Kussmaul
Kussmaul adalah pernapasan cepat secara tidak normal dan
frekuensi meningkat, misal dalam keadaan asidosis metabolik
5) Hipoventilasi
Terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk
memenuhi penggunaan O2 tubuh atau untuk mengeluarkan CO2
dengan cukup. Biasanya terjadi pada keadaaan atelektasis
(Kolaps Paru). Tanda-tanda dan gejalanya pada keadaan
hipoventilasi adalah nyeri kepala, penurunan kesadaran,
disorientasi, ketidak seimbangan elektrolit.
6) Dispnea
Merupakan perasaan sesak dan berat saat bernafas.
7) Ortopnea
Merupakan kesulitan bernafas kecuali dalam posisi duduk atau
berdiri dan pola ini sering di temukan pada seseorang yang
mengalami kongestik paru.
8) Cheyne stokes
Merupakan frekuensi dan kedalaman pernapasan tidak teratur, di
tandai dengan periode apnea dan hiperventilasi yang berubah-
ubah.
9) Pernapasan paradoksial
Merupakan pernapasan dimana dinding paru-paru bergerak
berlawanan arah dari keadaan normal.
10) Biot
Merupakan pernapasan dangkal secara tidak normal untuk dua
atau tiga napas di ikuti periode apnea yang tidak teratur.
11) Stridor
Merupakan pernapasan bising yang terjadi karena penyempitan
pada saluran pertanyaan.
12) Obstruksi jalan napas
Merupakan gangguan yang menimbulkan penyumbatan pada
saluran pernapasan.
13) Pertukaran gas
Merupakan proses pengambilan gas oksigen dari lingkungan
dan pengeluaran karbon dioksida dari dalam tubuh makhluk
hidup. Bernafas merupakan salah satu ciri utama makhluk hidup.
Proses pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida berlangsung
secara difusi. Oksigen akan menuju semua sel dalam semua
jaringan melalui alat-alat pernafasan.
5. Tindakan untuk mengatasi masalah kebutuhan oksigenasi
a. Latihan napas
Latihan napas merupakan cara bernapas untuk memperbaiki
ventilasi alveoli atau memelihara pertukaran gas, mencegah
atelektaksis, meningkatkan efisiensi batuk, dan dapat mengurangi
stress.
Prosedur Kerja :
 Cuci tangan
 Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan
dilakukan
 Atur posisi pasien untuk duduk atau telentang
 Anjurkan pasien untuk mulai latihan dengan cara menarik
napas terlebih dahulu melalui hidung dengan mulut tertutup
 Kemudian anjurkan pasien untuk menahan napas sekitar 1-
1,5 detik dan disusul dengan menghembuskan napas melalui
bibir dengan bentuk mulut seperti orang meniup
 Catat respon pada pasien yang terjadi
 Cuci tangan anda
b. Latihan batuk efektif
Latihan batuk efektif merupakan cara melatih pasien yang tidak
memiliki kemampuan batuk secara efektif untuk membersihkan
jalan napas (laring, trachea, dan bronkhiolus) dari secret atau benda
asing. Prosedur Kerja :
 Cuci tangan
 Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan
dilakukan
 Atur posisi pasien dengan duduk di tepi tempat tidur dan
membungkuk ke depan
 Anjurkan pasien untuk menarik napas, secara pelan dan
dalam, dengan menggunakan pernapasan diafragma
 Setelah itu minta pasien menaahan napas selama ± 2 detik
 Batukkan pasien 2 kali dengan mulut terbuka
 Minta pasien melakukan Tarik napas dengan ringan
 Istirahat
 Catat respons yang terjadi pada pasien
 Cuci tangan anda
c. Pemberian oksigen
Pemberian oksigen merupakan tindakan memberikan oksigen
kedalam paru-paru melalui saluran pernapasan dengan alat bantu
oksigen. Pemberian oksigen pada pasien dapat melalui tiga cara
yaitu, : melalui kanula, nasal, dan masker. Tujuan pemberian
oksigen adalah :
 Memenuhi kebutuhan oksigen
 Mencegah terjadinya hipoksia
 Membantu kelancaran metabolisme
 Sebagai tindakan pengobatan
 Mengurangi beban kerja alat nafas dan jantung
Persiapan Alat dan Bahan :
 Tabung oksigen lengkap dengan flowmeter dan humidifier
 Nasal kateter, kanula, atau masker
 Vaselin,/lubrikan atau pelumas (jelly)
Prosedur Kerja :
 Cuci tangan
 Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan
dilakukan
 Cek flowmeter dan humidifier
 Hidupkan tabung oksigen
 Atur posisi semifowler atau posisi yang telah disesuaikan
dengan kondisi pasien
 Berikan oksigen melalui kanula atau masker
 Apabila menggunakan kateter, ukur dulu jarak hidung
dengan telinga, setelah itu berikan lubrikan dan masukkan
 Catat pemberian dan lakukan observasi pada pasien
 Cuci tangan anda
Lampiran
III. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kebutuhan oksigenasi adalah kebutuhan fisiologis yang merupakan
kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme
sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai
organ atau sel. Sistem pernapasan berperan dalam pemenuhan kebutuhan
oksigenasi terdiri atas saluran pernapasan bagian atas yaitu, hidung, faring,
laring, epiglottis. Dan saluran pernapasan bagian bawah yaitu, trakea,
bronkus, bronkiolus, dan paru-paru yang merupakan organ utama dalam
sistem pernapasan. Proses pemenuhan oksigenisasi dalam tubuh terdiri atas
tiga tahapan yaitu, ventilasi, difusi dan transpor. Dimana tahapan-tahapan
itu mempunyai prosedur-prosedur tersendiri dalam mempraktekkanya.
Selain itu, ada juga cara untuk dapat mengatasi masalah kebutuhan
oksigenasi yaitu dengan latihan napas, latihan batuk efektif, pemberian
oksigen, dan fisioterapi dada.
B. Saran
Semoga, apa yang kita pelajari dalam makalah ini dapat kita pelajari
dengan sungguh-sungguh, dan dapat kita terapkan dengan baik.
Demikianlah makalah tentang kebutuhan dasar oksigenasi ini kami buat,
semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua baik kami yang membuat
maupun anda yang membaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca ,kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai