Anda di halaman 1dari 10

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM JURUSAN


KEPERAWATAN
Program Studi D III Keperawatan
------------------------------------------------------------------------------------------------
-
FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN
1. Mata Ajaran : METODOLOGI KEPERAWATAN
2. Keterampilan : Pemeriksaan fisik genetalia

A. PEMERIKSAAN GENETALIA LAKI-LAKI

Nilai
Aspek yang dinilai
0 1 2

Definisi :

Merupakan pemeriksaan daerah genetalia atau alat


reproduksi pada laki laki.

Tujuan :

1. Mendeteksi adanya kelainan

2. Membantu menegakkan diagnose

Alat dan bahan :

1. Handscoon

2. Bengkok

Tahap Pra-Interaksi :

1. Validasi pasien
2. Cuci Tangan

3. Pasang Handscoon (Jika perlu)

Tahap orientasi :

1. Memberi salam, panggil klien dengan panggilan yang


disenangi

2. Memperkenalkan nama perawat

3. Menjelaskan tentang kerahasiaan

4. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien atau


keluarga

Tahap kerja :

1. Dekatkan alat dengan pasien

2. Jelaskan tundakan dan tujuan

3. Cuci tangan

4. pakai handscoon (jika diperlukan)

5. Lakukan pemeriksaan

1. Inspeksi

 Atur pencahayaan dengan baik.


 Anjurkan klien untuk melepas celana atau apapun
benda yang menutupi daerah genetalia
 Pertama-tama, inspeksi rambut pubis, perhatikan
penyebaran dan pola pertumbuhan rambut pubis.
Catat bila rambut pubis tumbuh sangat sedikit atau
sama sekali tidak ada.
 Inspeksi kulit, ukuran, dan adanya kelainan lain yang
tampak pada penis.
 Pada pria yang tidak dikhitan, pegang penis dan buka
kulup penis, amati lubang uretra dan kepala penis
untuk mengetahui adanya ulkus, jaringan parut,
benjolan, peradangan, dan rabas (bila pasien malu,
penis dapat dibuka oleh pasien sendiri). Lubang
uretra normalnya terletak dikeapal penis. Pada
beberapa kelainan, lubang uretra ada yang terletak
dibawah batang penis (hipospadia) dan ada yang
terletak diatas batang penis (epispadia).
 Inspeksi skrotum dan pehatikan bila ada tanda
kemerahan, bengkak, ulkus, ekskoriasi, atau nodular.
Angkat skrotum dan amati area dibelakang skrotum.

2. Palpasi

 Lakukan palpasi penis untuk mengetahui adanya


nyeri tekan, benjilan, dan kemungkinan adanya
cairankental yang keluar.
 Palpasi skrotum dan testis dengan menggnakan
jempol dan 3 jari pertama. Palpasi tiap testis dan
perhatikan ukuran, konsistensi, bentuk, dan
kelicinannya.
Testis normalnya teraba elastic, licin, tidak ada
benjolan atau massa, dan berukuran sekitar 2-4 cm.
 Palpasi epididimis yang memanjang dari puncak
testis kebelakang. Normalnya epididimis teraba
lunak.
 Palpasi saluran sperma dengan jempol dan jari
telunjuk. Saluran sperma biasanya ditemukan pada
puncak bagian lateral skrotum dan teraba lebih keras
daripada epididimis.

Tahap Terminasi

1. Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah


melakukan kegiatan.

2. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan

3. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya

4. berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien

Tahap Dokumentasi

Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan

Ket :
0 : Tidak dikerjakan
1 : Dikerjakan tapi tidak sempurna
2 : Dikerjakan dengan sempurna

Penguji

(……………………………………………………….)
B. PEMERIKSAAN GENETALIA PEREMPUAN

Nilai
Aspek yang dinilai
0 1 2

Definisi :

Merupakan pemeriksaan daerah genetalia atau alat


reproduksi pada perempuan.

Tujuan :

1. Mendeteksi adanya kelainan

2. Membantu menegakkan diagnose

Alat dan bahan :

1. Meja pemeriksaan dengan penyangga kaki (meja


Gyn)

2. (Bila tidak ada pasien dibaringkan di tempat tidur


dengan posisi supine sambil menekuk kakinya)

3. Lampu yang dapat diatur pencahayaannya

4. Selimut

5. Sarung tangan steril 1 pasang. (Persiapkan sarung


tangan cadangan)

6. Larutan chlorin 10 % dalam waskom untuk


dekontaminasi handschoen
7. 5 bola kapas/kapas cebok

8. Kassa steril secukupnya

9. Larutan savlon

10. Speculum

11. Waskom 1 buah

12. Bengkok

13. Kom steril 1 buah

14. vaselin

15. Sarung tangan bersih

16. Lembar dokumentasi

17. Ballpoin

*Untuk jaga-jaga jika pasien tidak mampu berkemih


sendiri.

1. Washkom 2

2. Washlap 2

3. Sabun

4. Tissue

5. Urinal

6. Pispot

7. Pengalas

Tahap Pra-Interaksi :

1. Cuci Tangan
2. Pasang Handscoon (Jika perlu)

Tahap orientasi :

1. Memberi salam, panggil klien dengan panggilan yang


disenangi

2. Memperkenalkan nama perawat

3. Menjelaskan tentang kerahasiaan

4. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien atau


keuarga

Tahap kerja :

1. Dekatkan alat dengan pasien

2. Jelaskan tundakan dan tujuan

3. Cuci tangan

4. pakai handscoon (jika diperlukan)

5. Lakukan pemeriksaan

6. Anjurkan dahulu pasien untuk berkemih

A. Pemeriksaan genetalia bagian luar

1. Inspeksi

 Atur pencahayaan dengan baik.


 Anjurkan klien untuk melepas celana atau apapun
benda yang menutupi daerah genetalia
 Anjurkan pasien pada posisi litotomi
 . Mulai dengan mengamati rambut pubis, perhatikan
distribusi dan jumlahnya, dan bandingkan sesuai usia
perkembangan pasien.
 Amati kulit dan area pubis, perhatikan adanya lesi,
eritema, fisura, leukoplakia dan ekskoriasi.
 Buka labia mayora dan amati bagian dalam labia
mayora, labia minora, klitoris, dan meatus uretra.
Perhatikan setiap ada pembengkakan, ulkus, rabas,
atau nodular.

B. Pemeriksaan genetalia bagian dalam

1. Palpasi

 Atur posisi pasien secara tepat dan gunakan sarung


tangan steril.
 Lumasi jari telunjuk anda dengan air steril, masukan
kedalam vagina, dan identifikasi kelunakan serta
perukaan serviks. Tindakan ini bermanfaat untuk
mempergunakan dan memilih speculum yang tepat.
Keluarkan jari bila sudah selesai.
 Siapkan speculum dengan ukuran dan bentuk yang
sesuai dan lumasi dengan air hangat terutama bila
akan mengambil specimen.
 Letakan dua jari pada pintu vagina dan tekankan
kebawah kearah perianal.
 Yakinkan bahwa tidak ada rambut pubis pada pintu
vagina dan masukkan speculum dengan sudut 45°
dan hati hati dengan menggunakan tangan yang
satunya sehingga tidak menjepit rambut pubis atau
labia.
 Bila speculum sudah berada di vagina, keluarkan dua
jari anda, dan putar speculum kearah posisi
horizontal dna pertahankan pada sisi bawah/posterior.
 Buka bilah speculum, letakkan pada serviks, dan
kunci bilah sehingga tetap terbuka.
 Bila serviks sudah terlihat, atur lampu untuk
memperjulas pengelihatan dan amati ukuran, bentuk,
laserasi, erosi, nodular, massa, rabas, dan warna
serviks. Normalnya, bentuk serviks melingkar atau
oval pada nulipara, sedangkan pada para membentuk
celah.
 Bila diperlukan specimen sitologi, ambil dengan cara
usapan menggunakan aplikator dari kapas.
 Bila sudah selesai, kendurkan sekrup speculum, tutp
speculum, dan tarikkeluar secara perlahan lahan.
 Lakukan palpasi secara bimanual bila diperlukan
dengan cara memakai sarung tangan steril, melumasi
jari telunjuk dan jari tengah, kemudian masukan jari
tersebut ke luang vagina dengan penekanan kearah
posterior, dan meraba dinding vagina untuk
mengetahui aanya nyeri tekan dan nodular.
 Palpasi serviks dengan 2 jari anda dan perhatikan
posisi, ukuran, konsistensi, regularitas, mobilitas, dan
nyeri tekan. Normalnya serviks dapat dikgerakkan
tanpa ada rasa nyeri.
 Palpasi uterus dengan cara jari-jari tangan yang ada
dalam vagina menghadap keatas. Tangan yang ada
diluar letakkan diabdomen dan tekankan kebawah.
Palpasi uterus untuk mengetahui ukuran, mobilitas,
bentuk, konsistensi dan nyeri tekan. Ulangi untuk
ovarium sebelahnya.
 Setelah selesai, bereskan alat alat dan dan bersihkan
genetalia pasien menggunakan kassa.

Tahap Terminasi

1. Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah


melakukan kegiatan.

2. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan

3. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya

4. berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien

Tahap Dokumentasi

Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan

Ket :
0 : Tidak dikerjakan
1 : Dikerjakan tapi tidak sempurna
2 : Dikerjakan dengan sempurna

Penguji

(……………………………………………………….)

Anda mungkin juga menyukai