Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN NUTRISI

OLEH:

Nirma Yulan
032020071

DOSEN PEMBIMBING :

Ns. Bestfy Anitasari, S.Kep.,M.Kep., Sp.Mat

PROGRAM STUDY PROFESI NERS

STIKES KURNIA JAYA PERSADA

TAHUN AKADEMIK

2020/2021
A. Pengertian Nutrisi
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan
atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut
untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan zat sisa. Nutrisi dapat
dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi,
reaksi, keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto &
Wartonah. 2006). Nutrien adalah suatu unsur yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi
tubuh.
Nutrisi  berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh, mengatur
proses-proses dalam tubuh sebagai sumber tenaga, serta untuk melindungi tubuh dari
serangan penyakit. Dengan demikian, fungsi utama nutrisi adalah untuk memberikan
energi bagi aktivitas tubuh, membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta
mengatur berbagai proses kimia dalam tubuh (Suitor & Hunter, 1980).

B. Komponen-Komponen Nutrien
Nutrien memiliki enam komponen utama, yaitu karbohidrat, lemak, protein, air,
vitamin, dan mineral.

1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam diet. Tiap gram
karbohidrat menghasilkan 4 kilokalori (kkal). Karbohidrat terutama diperoleh dari
tumbuhan, kecuali laktosa (gula susu). Karbohidrat diklasifikasikan menurut unit atau
sakarida. Monosakarida, seperti glukosa (dekstrosa) atau fruktosa tidak dapat dipecah
menjadi unit gula
yang lebih dasar. Disakarida seperti sukrosa, laktosa, dan maltose dibentuk dari
banyak unit gula. Mereka tidak dapat dilarutkan dalam air dan dicerna untuk beragam
tingkatan (Potter & Perry, 2006). Dalam mendapatkan jumlah karbohidrat yang
cukup maka dapat diperoleh dari susu, padi-padian, buah-buahan, sirup, sukrosa,
tepung, dan sayu-sayuran (Hidayat, 2006).
2. Lemak
Lemak merupakan zat gizi yang berperan dalam pengangkut vitamin A, D, E,
K yang larut dalam lemak. Menurut sumbernya lemak berasal dari nabati dan hewani.
Lemak nabati mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh seperti terdapat pada
kacang-kacangan, kelapa dan lain-lainnya. Sedangkan Lemak hewani banyak
mengandung asam lemak jenuh dengan rantai panjang seperti pada daging sapi,
kambing dan lainnya (Hidayat, 2006).

3. Protein
Protein merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan
protoplasma sel. Selain itu tersedianya protein dalam jumlah yang cukup, penting
untuk pertumbuhan dan perbaikan sel jaringan serta sebagai larutan untuk
keseimbangan osmotik. Protein ini terdiri dari 24 asam amino, diantaranya 9 asam
amino esensial (yang tidak dapat dibuat didalam tubuh, sehingga harus didatangkan
dari luar) dan selebihnya asam amino non-esensial (Pudjiadi, 2001)

4. Air
Air merupakan sebagian besar zat pembentuk tubuh manusia. Jumlah air
sekitar 73% dari bagian tubuh seseorang tanpa jaringan lemak (lean body mass). Air
mempunyai berbagai fungsi dalam proses vital tubuh, antara lain sebagai pelarut dan
alat angkut zat-zat gizi, katalisator berbagai reaksi biologi sel, pelumas cairan sendi-
sendi tubuh, fasilitator pertumbuhan, pengatur suhu, dan peredam benturan
(Yuniasatuti, 2008).
5. Vitamin
Vitamin merupakan senyawa organik yang digunakan untuk mengkatalisator
metabolisme sel yang dapat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan serta
dapat mempertahankan organisme. Vitamin yang dibutuhkan antara lain vitamin A, B,
B2, B12, C, D, E, dan K. (Pudjiadi, 2001)

6. Mineral
Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam kelompok mikro
yang terdiri dari kalsium, klorida, kromium, kobalt, tembaga, flourin, iodium, besi,
magnesium, mangan, fosfor, kalium, natriun, sulfur, dan seng. Semuanya harus
tersedia dalam jumlah yang cukup (Hidayat, 2006).

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi


Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi, diantaranya perkembangan, jenis
kelamin, kesehatan, dan umur.
1. Perkembangan
Individu yang sedang dalam masa pertumbuhan yang cepat (pada bayi &
remaja) memiliki kebutuhan nutrisi yang meningkat. Disisi lain, lansia memerlukan
sedikit kalori dan perubahan diet mengingat risiko penyakit jantung korononer,
osteoporosis, dan hipertensi.

2. Jenis Kelamin
Kebutuhan nutrisi berbeda bagi pria dan wanita karena komposisi tubuh dan
fungsi reproduksi. Masa otot yang lebih besar pada pria menjelaskan besarnya
kebutuhan kalori dan protein. Karena menstruasi, wanita memerlukan lebih banyak zat
besi dibandingkan pria sebelum menopause. Wanita hamil dan menyusui memiliki
peningkatan kebutuhan kalori dan cairan.

3. Kesehatan
Status kesehatan individu sangat memengaruhi kebiasaan makan dan status
nutrisi. Gigi tanggal, gigi goyang, atau sariawan mempersulit mengunyah makanan.
Kesulitan menelan (disfagia) akibat inflamasi tenggorokan yang menyakitkan atau
karena struktur esofagus dapat menghambat seseorang untuk mendapat nutrisi yang
memadai (Kozier, dkk. 2010).

4. Umur
Kebutuhan nutrisi pada usia muda lebih tinggi dari pada usia tua. Waktu lahir
akan meningkat kebutuhan nutrisi hingga umur dua tahun dan akan berangsur
menurun untuk meningkat lagi pada saat remaja (Almatsier, 2001)

D. Karakteristik Status Nutrisi


Karaktristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index (BMI) dan
Ideal Body Image Weight (IBW).
a. Body Mass Index (BMI)
Body Mass Index atau indeks masa tubuh merupakan ukuran dari gambaran berat
badan seseorang dengan tinggi badan. BMI dihubungkan dengan total lemak dalam
tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan berat badan (over weight) dan
obesitas.
Indeks Masa Tubuh =

Tabel: batas ambang indeks masa tubuh (IMT) di Indonesia

Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0
Kekurangan berat badan tingkat sedang 17,0 ─ 18,5
Normal 18,5 ─ 25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0 – 27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0
(Sumber: Depkes 2002, dalam Asmadi, 2008)

b. Ideal Body Weight (IBW)


Ideal body weight atau berat badan ideal merupakan perhitungan berat badan
optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Berat badan ideal adalah jumlah tinggi badan
dalam sentimeter dikurangi dengan 100 dan dikurangi 10% dari jumlah itu.

Berat badan ideal (kg) = [Tinggi badan (cm) – 100] –


[10% (Tinggi badan – 100)]

(Sumber: Repository USU)

E. Konsep Asuhan Keperawatan


Konsep asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan kebutuhan nutrisi meliputi
pengkajian fokus, diagnosa keperawatan, dan perencanaan keperawatan.
1. Pengkajian Fokus
a. Riwayat keperawatan dan diet.
1) Anggaran makan, makanan kesukaan, waktu makan.
2) Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus.
3) Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama periode
waktunya?
4) Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet seperti luka bakar dan
demam?
5) Adakah toleransi makanan atau minumam tertentu?
b. Faktor yang memengaruhi diet
1) Status kesehatan
2) Kultur dan kepercayaan
3) Status sosial ekonomi.
4) Faktor psikologis
5) Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet.
c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan fisik: apatis, lesu
2) Berat badan: obesitas, kurus (underweight).
3) Otot: flaksia / lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu bekerja.
4) Sistem saraf: bigung, rasa terbakar, parestbesia, reflek menurun.
5) Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, pembesaran liver.
6) Kardiovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 x/menit, irama abnormal, tekanan
darah  rendah/tinggi.
7) Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-patah.
8) Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak di subkutan tidak ada.
9) Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membran mukosa pucat.
10) Gusi: perdarahan, peradangan.
11) Lidah: edema, hiperemasis.
12) Gigi: karies, nyeri, kotor.
13) Mata: konjungtiva pucat,kering,exotalmus,tanda-tanda infeksi.
14) Kuku: mudah patah.
15) Pengukuran antopometri:
a) Berat badan ideal: (TB ̶ 100) ± 10%

b) BMI (Body Mass Index):

c) Lingkar pergelangan tangan


d) Lingkar lengan atas (MAC):
Nilai normal Wanita : 28,5 cm
Pria : 28,3 cm
e) Lipatan kulit pada otot trisep (TSF)
Nilai normal Wanita : 16,5 ─ 18 cm
Pria : 12,5 ─ 16,5 cm
d. Laboratorium
1) Albumin (N: 4─ 5,5 mg/100ml)
2) Transferin (N:170 ─ 25 mg/100 ml)
3) Hb (N: 12 mg %)
4) BUN (N:10 ─ 20 mg/100ml)
5) Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-lak: 0,6 ─ 1,3 mg/100 ml, wanita: 0,5
─ 1,0 mg/100 ml)
(Tarwoto & Wartonah, 2006)

2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik

Batasan Karakteristik:
1) Berat badan 20% atau lebih dibawah rentang berat badan ideal
2) Bising usus hiperaktif
3) Cepat kenyang setelah makan
4) Diare
5) Gangguan sensasi rasa
6) Kehilangan rambut berlebihan
7) Kelemahan otot pengunyah
8) Kelemahan otot untuk menelan
9) Kerapuhan kapiler
10) Kesalahan informasi
11) Kesalahan persepsi
12) Ketidakmampuan memakan makanan
13) Kram abdomen
14) Kurang informasi
15) Kurang minat pada makanan
16) Membran mukosa pucat
17) Nyeri abdomen
18) Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat
19) Sariawan rongga mulut
20) Tonus otot menurun
Faktor yang berhubungan:
1) Faktor biologis
2) Faktor ekonomi
3) Gangguan psikososial
4) Ketidakmampuan makan
5) Ketidakmampuan mencerna makanan
6) Ketidakmampuan mengabsorpsi makanan
7) Kurang asupan makanan

(NANDA International, 2015)

b. Ketidakseimbangan Nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh


Definisi: Intake nutrisi melebihi kebutuhan metabolik tubuh.

Batasan Karakterisitik:
1) Lipatan kulit tricep lebih dari 25 mm untuk wanita dan 15 mm untuk pria
2) BB diatas 20 % diatas tubuh ideal untuk tinggi dan kerangka tubuh ideal
3) Makan dengan respon eksternal (misalnya: situasi sosial, sepanjang hari)
4) Dilaporkan atau diobservasi adanya disfungsi pola makan (misalnya:
memasangkan makanan dengan aktivitas yang lain)
5) Tingkat aktivitas yang menetap
6) Konsentrasi intake makanan yang menjelang malam

Faktor yang berhubungan:


Intake yang berlebihan dalam hubungannya dengan kebutuhan metabolisme tubuh.

(NANDA International, 2015)

3. Rencana Keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan yang diharapkan:


1) Terjadi peningkatan berat badan sesuai batasan waktu
2) Peningkatan status nutrisi

(Tarwoto & Wartonah, 2006)


Rencana Tindakan (Tarwoto & Wartonah, 2006):
Intervensi Rasional
1. Tingkatkan intake makanan melalui: 1. Cara khusus untuk
a. Mengurangi gangguan dari meningkatkan nafsu makan
lingkungan seperti berisik, dan
lain-lain.
b. Jaga privasi pasien
c. Jaga kebersihan ruangan (barang-
barang seperti sputum pot, urinal
tidak berada dekat dengan tempat
tidur)
d. Berikan obat sebelum makan jika
ada indikasi
2. Jaga kebersihan mulut pasien 2. Mulut yang bersih
meningkatkan nafsu makan
3. Bantu pasien makan jika tidak 3. Membantu pasien makan
mampu
4. Sajikan makanan yang mudah 4. Meningkatkan selera
dicerna, dalam keadaan hangat, makan dan intake makan
tertutup, dan berikan sedikit-sedikit
tapi sering
5. Selingi makan dengan minum 5. Memudahkan makanan
masuk
6. Hindari makanan yang banyak 6. Mengurangi rasa nyaman
mengandung gas
7. Ukur intake makanan dan timbang 7. Observasi kebutuhan nutrisi
berat badan
8. Lakukan latihan pasif dan aktif 8. Menambah nafsu makan
9. Kaji tanda vital, sensori, bising usus 9. Membantu mengkaji
keadaan pasien
10. Monitor hasil lab, seperti glukosa, 10. Monitor status nutrisi
elektrolit, albumin, hemoglobin,
kolaborasi dengan dokter

b. Ketidakseimbangan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh

Kriteria Hasil:
1) Teridentifikasi kebutuhan nutrisi dan berat badan yang terkontrol
2) Perencanaan kontrol berat badan untuk yang akan datang
3) Tidak terjadinya penurunan berat badan yang berlebihan

(Tarwoto & Wartonah, 2006)

Rencana Tindakan (Tarwoto & Wartonah, 2006):


Intervensi Rasional
1. Lakukan pengkajian kembali 1. Informasi dasar untuk perencanaan
pola makan pasien awal dan validasi data
2. Diskusikan dengan pasien 2. Membantu mencapai tujuan
dengan kelebihan makan
3. Diskusikan motivasi untuk 3. Membantu memecahkan masalah
menurunkan berat badan
4. Kolaborasi dengan ahli diet 4. Menentukan makanan yang sesuai
yang tepat dengan pasien
5. Ukur intake makanan dalam 5. Mengetahui jumlah kalori yang
24 jam masuk
6. Buat program latihan untuk 6. Meningkatkan kebutuhan energi
olahraga
7. Hindari makanan yang banyak 7. Makanan berlemak banyak
mengandung lemak menghasilkan energi
8. Berikan pengetahuan 8. Memberikan informasi dan
kesehatan tentang: mengurangi komplikasi
a. Program diet yang benar
b. Akibat yang mungkin
timbul akibat kelebihan
berat badan
DAFTAR PUSTAKA

Kozier, dkk. 2010. Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses, dan praktik Volume
2, Edisi 7. Jakarta : EGC.

NANDA Internasional Inc. 2015. Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2015-2017,
Edisi 10. Jakarta: EGC.

Tarwoto & Wartonah. 2006.  Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Edisi 3.
Jakarta: Salemba Medika.

Repository USU. Chapter II.pdf

Anda mungkin juga menyukai