Anda di halaman 1dari 6

TANDA DAN GEJALA MASALAH ELIMINASI

SISA METABOLISME DAN SISA PENCERNAAN

Kebutuhan Eliminasi

Kebutuhan eliminasi terdiri atas dua, yakni eliminasi urine (sisa metabolisme) dan elimiasi
alvi/kebutuhan buang air besar (sisa pencernaan)

Kebutuhan Eliminasi Urine

Organ Yang Berperan Dalam Eliminasi Urine

Organ yang berperan dalam terjadinya eliminasi urine adalah ginjal, ureter, kandung kemih, dan
uretra. Peranan masing-masing organ tersebut diantaranya:
A. Ginjal
Ginjal merupakan organ retroperitoneal (di belakan selaput perut)nyang terdiri atas ginjal
sebelah kiri dan kanan tulang punggung. Ginjal berperan sebagai pengatur komposisi dan
volume cairan dalam tubuh. Ginjal juga menyaring bagian dari darah untuk di buang dalam
bentuk urine sebagai zat sisa yang tidak di perlukan oleh tubuh.

B. kandung kemih
Kandung kemih merupakan sebuah kantong yang terdiri atas otot halus yang berfungsi
sebagai penampung air seni / urine.

C. Uretra
Uretra merupakan organ yang berfungsi untuk menyalurkan urine ke bagian luar. Fungsi
uretra pada wanita mempunyai fungsi berbeda denagn yang terdapat pada pria. Pada pria, uretra
digunakan sebagai tempat pengaliran urine dan sisitem reproduksi berukuran panjang ±20 cm,
sedangkan pada wanita memiliki panjang 4-6,5 cm san hanya berfungsi untuk menyalurkan urine
ke bagian luar tubuh.

Komposisi urine:
1. air (96 %)
2. larutan (4 %)
a. larutan organik (urea, amonia, kreatin dan asam urat)
b. laarutan anorganik (natrium, klorida, kalium,sulfat)

Faktor Yang Mempengaruhi Eliminasi Urine

1. diet dan asupan (intake)


jumlah dan tipe makanan merupakan faktor utama yang mempengaruhi jumlah urine. Protein dan
natrium dapat menentukan jumlah urine yang di bentuk. Selain itu, minum kopi juga dapat
meningkatkan pembentukan urine.
2. respons keinginan awal untuk berkemih
kebiasaan mengabaikan keinginan awal untuk berkemih dapat menyebabkan urine banyak
tertahan di dalam vesika urinaria. Sehingga mempengaruhi ukuran vesika urinaria dan jumlah
pengeluaran urine.
3. gaya hidup
perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi. Hal ini terkait
dengan tersedianya fasilitas toilet.
4. stres psikologis
meningkatnya stres dapat meningkatkan frekuensi keinginan berkemih.
5. tingkat aktivitas
6. tingkat perkembangan
7. kondisi penyakit
kondisi penyakit dapat mempengaruhi produksi urime, seperti Diabetes Melitus
8. Sosiokultural
9. kebiasaan sesorang
10. pemeriksaan diagnostik

Gangguan/Masalah Kebutuhan Eliminasi Urine

a. retensi urine
retensi urine merupakan penumpukan urine dalam kandung kemih akibat ketidakmampuan
kandung kemihuntuk mengosongkan kandong kemih.

Tanda klinis retensi:


o ketidaknyamanan daerah pubis
o distensi vesika urinaria
o ketidak sanggupan untuk berkemih
o sering berkemih, saat vesika urinaria berisi sedikit urine. ( 25-50 ml)
o ketidakseimbangan jumlah urine yang dikeluarkan dengan asupannya
o meningkatkan keresahan dan keinginan berkemih
o adanya urine sebanyak 3000-4000 ml dalam kandung kemih.

Penyebab:
o operasi pada daerah abdomen bawah, pelvis vesika urinaria
o trauma sum sum tulang belakng
o tekanan uretra yang tinggi karena otot detrusor yang lemah
o sphincter yang kuat
o sumbatan (striktur uretra dan pembesaran kelenjar prostat)

b. Inkontinesia Urine
merupakan ketidakmampuan otot spinkter eksternal sementara atau menetap untuk mengontrol
eksresi urin. Penyebab nya: proses penuaan (aging prodess), pembesaran kelnjar prostat, serta
penurunan kesadaran serta penggunaan obat narkotik.

c. Enuresis
merupakan ketidaksanggupan menahan kemih (ngompol) yang di akibatkan tidak mampu
mengontrol sphincter eksterna. Biasanya enuresis terjadi pada anak atau orang jompo.
Faktor penyebab:
o Kapasitas vesika urinaria lebih besar dari normal
o Vesika urinaria peka ransang, dan seterusnya tidak dapat menampung urine dalam jumlah besar
o Suasana emosional yang tidak menyenangkan di rumah
o Infeksi saluran kemih, perubahan fisik, atau neorologis sistem perkemihan
o Makanan yang banyak mengandung garam dan mineral
o Anak yang takut jalan gelap untuk ke kamar mandi.

d. Perubahan Pola Eliminasi Urine


Merupakan keadaan seseorang yang mengalami gangguan pada eliminasi urine karena obstruksi
anatomis, kerusakan motorik sensorik, dan infeksi saluran kemih. Perubahan pola eliminasi urin
terdiri atas:
a. frekuensi
b. urgensi
c. disuria
d. poliuria
e. urinaria supresi.
Kebutuhan Eliminasi Alvi (Buang Air Besar)

Sistem Yang Berperan Dalam Eliminasi Alvi

sistem tubuh yang berperan dalam proses eliminasi alvi (buang air besar) adalah sistem
gastrointertinal yang meliputi usus halus dan usus besar. Usus halus terdiri atas duodenum,
jejunum, dan ileum dengan panjang ± 6 m.

Proses Buang Air Besar (Defekasi)


Defekasi adalah proses pengosongan usus yang sering disebut buang air besar.

Gangguan/ Masalah Eliminasi Alvi


a. konstipasi
merupan keadaan individu yang mengalami atau berisisko tinggi mengalami stasis usus besar
sehingga menimbulkan eliminasi yang jarang atau keras, serta tinja yang keluar jadi terlalu
kering dan keras.
Tanda klinis:
o adanya feses yang keras
o defekasi kurang dari 3 kali seminggu
o menurunnya bising usus
o adanya keluhan pada rektum
o nyeri pada saat mengejan dan defekasi
o adanya perasaan masih ada sisa feses
kemungkinan penyebab:
o defek persarafan, kelemahan pelvis, immobilitas karena cidera serebrospinalis, dll
o pola defekasi yang tidak teratur
o nyeri saat defekasi karena hemorroid
o menurunnya peristaltik karena stres psikologis
o penggunaan obat seperti antasida
o proses menua/ usia lanjut

b. diare
merupakan keadaan individu yang mengalami atau berisiko sering mengalami pengeluaran feses
dalam bentuk cair.
Tanda klinis:
o adanya pengeluaran feses cair
o frekuensi lebih dari 3 kali sehari
o nyeri atau kram abdomen
o bising usus meningkat
kemungkinan penyebab:
o malabsorpsi atau inflamsi, proses infeksi
o peningkatan peristaltik karean peningkatan metabolisme
o efek tindakan pembedahan usus
o efek penggunaan obat seperti antasida,antibiotik, dll
o stres psikologis

c. inkontinensia usus
merupakan keadaan individu yang mengalami perubahan kebiasaan dari proses defekasi normal,
hingga mengalami proses pengeluaran feses tak di sadari.
Tanda klinis:
o pengeluaran feses yang tidak di kehendaki
kemungkinan penyebab:
o gangguan sphincter rektal akibat cedera anus, pembedahan dll
o distensi rektum berlebih
o kurangnya kontrol sphincter akibat cedera medula spinalis, CVA dll
o kerusakan kognitif

d. kembung
merupakan keadaan penuh udara dalam perut karena pengumpulan gas secara berlebihan dalam
lambung atau usus.

e. Hemorroid
Merupakan keadaan terjadinya pelebaran vena di daerah anus sebagai akibat peningkatan
tekanan di daerah anus yang dapat di sebabklan karena konstipasi, peregangan saat defekasi dll
f. fecal impaction
merupakan massa feses keras dilipatan rektum yang di akibatkan oleh retensi dan akumulasi
materi feses yang berkepanjangan. Penyebab nya yaitu asupan kurang, aktivitas kurang, diet
rendah serat, dan kelemah tonus otot.

Faktor yang mempengaruhi proses defekasi

a. usia
b. diet
c. asupan cairan
d. aktivitas
e. pengobatan
f. gaya hidup
g. penyakit
h. nyeri
i. kerusakan sensoris dan motoris

Anda mungkin juga menyukai