OLEH:
IMELDA AYU SINTA
14.401.18.026
Diajukan kepada
Program Studi Diploma III Keperawatan
Akademi Kesehatan Rustida
Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
Program Ahli Madya Keperawatan
OLEH:
IMELDA AYU SINTA
14.401.18.026
Oleh
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Mengetahui
AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA
Ka. Prodi Keperawatan
Tanggal………………………………….2021
DEWAN PENGUJI
Ketua : ……………..
Mengetahui
AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA
Ka. Prodi D III Keperawatan
Krikilan …………………………….2021
Yang menyatakan
Mengetahui
Pembimbing 1 Pembimbing 2
(John Rohn)
KATA PENGANTAR
2.3 Hubungan Pemberian MP-ASI Pada Bayi Usia Kurang Dari 6 Bulan
Dengan Status Gizi
Pemberian MP-ASI yang terlalu dini mempunyai resiko-resiko
kesehatan oleh karena secara fisiologis bayi belum siap untuk
menerimanya. Bayi akan mudah terkena diare dan penyakit-penyakit lain.
Selain itu akan menurunkan intensitas dan frekuensi pengisapan ASI,
sehingga asupan ASI pun menjadi berkurang, padahal ASI mengandung
hampir semua zat gizi dan zat kekebalan yang penting untuk bayi. Faktor
budaya juga sangat berpengaruh dalam melakukan pemberian MP- ASI
terlalu dini, hal ini disebabkan karena informasi yang salah yang diterima
responden secara turun temurun dari orangtua, bahwa pemberian MP-ASI
yang dini dapat membuat anak cepat untuk memenuhi kebutuhan
nutrisinya (Wahyuningsih, 2019).
Bayi-bayi yang mendapat makanan tambahan dini memiliki
kecenderungan lebih besar mengalami pertumbuhan berat badan daripada
bayi- bayi mendapat makanan tambahan sesuai usia, karena pemberian
makanan tambahan dini mengandung energi berlebihan ,zat gizi esensial
yang diberikan secara berlebihan untuk jangka waktu yang panjang akan
mengakibatkan penimbunan zat gizi tersebut sehingga menimbulkan
keadaan obesitas dan dapat merupakan racun bagi tubuh yang pada
akhirnya berpengaruh terhadap pertumbuhan berat badan bayi tersebut
(Nauli et al., 2018).
1. Usia 1. Informasi/iklan
2. Pendidikan 2. Kebiasaan turun-temurun
3. Lingkungan
3. Pengetahuan
4. Sosial budaya
1. Penyebab langsung:
makanan tidak Dampak pemberian MP-ASI Dini:
seimbang,dan penyakit
infeksi 1. Obesitas
2. Penyebab tidak 2. Alergi Makanan
langsung: program 3. Masalah Pencernaan
pemberian makanan 4 . Status Gizi
tambahan,pengetahuan/
pendidikan.
Keterangan:
: di teliti : berhubungan
: tidak diteliti : pengaruh
Gambar 2.2 Kerangka Teori Hubungan Pemberian MP-ASI Pada Bayi Usia
Kurang Dari 6 Bulan Dengan Status Gizi (Nursalam,2016).
BAB 3
METODE PENEITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional dengan
rancangan cross-sectional analitik menggunakan pendekatan kuantitatif
,bertujan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu pengumpulan
data menggunakan instrumen penelitian analisis data bersifat kuantitatif
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono,
2018). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan Hubungan Pemberian
MP-ASI Pada Bayi Usia Kurang Dari 6 Bulan Dengan Status Gizi.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan
diteliti (Silaen,2018). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu
yang memiliki bayi berusia 0-6 bulan di Desa Pandan sebanyak 30 orang.
3.2.2 Sampel
Menurut (Silaen,2018) sampel adalah sebagian dari populasi yang di
ambil dengan cara tertentu untuk diukur atau diamati karakteristiknya.
Sampel penelitian ini ibu yang memiliki bayi usia kurang dari 6 bulan
yang sudah diberikan MP-ASI dini.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total
sampling.Teknik total sampling adalah teknik penentuan sampel bila
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, hal ini dilakukan bila
jumlah populasi kurang dari 100 orang atau penelitian yang ingin membuat
generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil (Sugiyono,2018).
Dalam penelitian keperawatan, kriteria sampel meliputi kriteria inklusi
dan eksklusi, dimana kriteria tersebut menentukan dapat tidaknya sampel
tersebut digunakan. Kriteria dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1 . Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah
a . Ibu dan bayi yang tinggal di wilayah Desa Pandan
b . Ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan
c . Ibu yang memberikan MP-ASI dini
d . Bersedia mengikuti penelitian dengan menandatangani lembar
persetujuan.
e . Memiliki KMS.
2 . Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah
a . Ibu tidak ada ditempat
b . Bayi yang sedang sakit
c . Ibu yang tidak bersedia menjadi responden
d . Tidak memiliki KMS (Sari, 2018).
3.3 Lokasi Dan Waktu Penelitian
Lokasi di lakukannya penelitian di Desa Pandan.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Mei tahun
2021.
3.4 Variabel Penelitian
3.4.1 Variabel Independent (Bebas)
Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan atau
mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
Pemberian MP-ASI Pada Bayi Usia Kurang 6 Bulan.
3.4.2 Variabel Dependent (Terikat)
Variabel Terikat dalam penelitian ini adalah Status Gizi. Status gizi
yaitu suatu keadaan tubuh bayi akibat dari konsumsi suatu makanan dan
penggunaan zat-zat gizi dari makanan yang dikonsumsi. Untuk mengukur
status gizi balita berdasarkan pemeriksaan antropometri pada balita dengan
mengukur BB, PB.
3.4.3 Definisi Operasional
Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel
independent dan variabel dependent, variabel independent dalam
penelitian ini adalah pemberian MP-ASI dini pada bayi usia kurang dari 6
bulan,variabel dependent adalah Status Gizi.
ASI dalam
sehari
5. Pengenalan 1 4
sari buah/bubur
6. Pemberian
MP-ASI buah- 3 6, 7, 14
buahan
3 8, 9, 10
7. Pemberian
MP-ASI
sayuran
3 11, 12, 13
8. Pemberian
MP-ASI Lauk
pauk
1 15
9. Pemberian nasi
tim
2 . Alat ukur panjang badan: Alat ukur panjang badan dalam instrument
penelitian ini berupa infantometer yang digunakan untuk melihat
panjang badan anak pada usia kurang dari 6 di Desa Pandan normal
atau tidak. Panjang badan anak diukur setelah pengisian kuesioner
selesai.
3 . Timbangan anak: Timbangan anak dalam instrumen penelitian ini
yaitu timbangan digital yang digunakan untuk melihat berat badan
anak pada usia kurang dari 6 bulan di Desa Pandan normal atau tidak.
Anak akan di timbang berat badannya setelah pengisian kuesioner
selesai (Eryanti, 2018). Lembar observasi status gizi dibedakan
menjadi 3 yaitu gizi buruk, gizi lebih,gizi baik. Penilaian dilihat dari
tambel Z-score menurut BB/U .
3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas
3.6.1 Uji Validitas
Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu ukuran
atau nilai yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat
ukur. Uji validitas dengan cara mengukur korelasi antara variabel atau
item dengan skor total variabel menggunakan rumus korelasi (Sari, 2018).
Uji validitas yang dilakukan Tanti Sulistiani dengan korelasi product
moment person adapun p<0,05 maka item pertanyaan dinyatakan valid
apabila r hitung > r tabel pada taraf signifikasi 0,05 sehingga pertanyaan
dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian dari 15 soal yang
peneliti ujikan tentang pemberian MP-ASI hasilnya valid 15 soal.
3.6.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas data merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat menunjukkan kehandalan dan dipercaya dengan
metode Cronbach’s Alpha, instrumen dikatakan reliabel jika nilai alpha
cronbach lebih dari satu atau sama dengan 0,60, jika nilai alpha cronbach
kurang dari 0,60 maka instrumen tersebut dikatakan non reliable (Sari,
2018).
Uji Reliabilitas yang dilakukan Tanti Sulistiani untuk mengetahui
apakah instrumen yang digunakan telah reliable.Hasil pengujian dengan
menggunakan metode Cronbach’s Alpha dengan alat ukur kuesioner
dikatakan reabel jika nilai Alpha Cronbach’s ≥0,60. Berdasarkan uji
reliabilitas yang peniliti uji coba pada 15 responden ibu yang memiliki
bayi usia 0-6 bulan yang diberikan MP-ASI dini diperoleh nilai Alpha
Cronbach’s (0,900) ≥ r tabel (0,60) berarti instrument tersebut dinyatakan
valid.
3.7 Cara Pengumpulan Data
Beberapa langkah yang dilakukan peneliti untuk pengumpulan data
penilitian sebagai berikut :
1 . Setelah proposal penelitian disetujui oleh penguji, peneliti
mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada RT/RW dan
kepala desa.
2 . Peneliti melakukan informed consent terhadap calon responde. Jika
calon responden bersedia menjadi responden, mereka dapat membaca
lembar persetujuan kemudian menandatanginya.
3 . Setelah responden menandatangani lembar peresetujuan, Peneliti
membagikan lembar kuesioner kepada responden sekaligus
memberikan penjelasan mengenai pengisian lembar kuesioner.
4 . Memberikan waktu kepada responden untuk mengisi lembar
kuesioner.
5 . Setelah tahap pengisian kuesioner selesai, responden mengumpulkan
kembali lembar kuesioner kepada peneliti.
3.8 Analisa Data
3.8.1 Pengolahan Data
Suatu proses dan cara dalam memperoleh data ringkasan atau
angka ringkasan dengan menggunakan cara atau rumus tertentu.Upaya
dalam mengubah data yang telah dikumpulkan menjadi informasi yang
dibutuhkan. Pengolahan data dilakukan secara manual dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
a . Editing (Penyuntingan): Data yang dikumpulkan kemudian diperiksa.
Bila terdapat kesalahan dalam pengumpulan data, data diperbaiki
dengan cara memeriksa jawaban yang kurang sehingga tidak ada lagi
kekeliruan yang dapat mengganggu pada proses pengolahan data.
b . Coding (Pengkodean): Memberi kode atau angka-angka (skor)
tertentu untuk setiap jawaban.
c . Entry data: Yaitu memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam
master tabel. Entri dapat dilakukan dengan menggunakan fasilitas
komputer.
d . Cleaning (Pembersihan Data): Tahap ini dilakukan untuk melihat
kembali apabila ada kesalahan pada saat dilakukan entri data. Bila
terdapat kesalahan, dilakukan pengecekan ulang ke kuesioner.
e . Tabulating: Untuk mempermudah pengolahan data serta pengambilan
kesimpulan, data dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi
kemudian dianalisis secara deskriptif (Eryanti, 2018).
3.8.2 Analisa Univariat
Analisis univariat digunakan untuk memperoleh gambaran distribusi
frekuensi yang akan disajikan dalam bentuk persentase tabel dan akan
dideskripsikan dalam bentuk narasi,Analisis data secara univariat
dilakukan untuk mendapatkan gambaran distribusi frekuensi responden.
Analisa ini digunakan untuk memperoleh gambaran pada masing-masing
variabel independen yaitu riwayat pemberian ASIdan MP-ASI dengan
variabel dependen yaitu status gizi.(Pengetahuan et al., 2019).
3.8.3 Analisa Bivariat
Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan variabel
independen(pemberian MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan) dan
variabel dependent (status gizi) analisis ini menggunakan uji chi-squre
(Eryanti, 2018).
3.9 Etika Penelitian
Prinsip- prinsip etika penelitian
1 . Informed Consent ( Lembar Persetujuan)
Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden. Informed Consent tersebut diberikan sebelum penelitian
dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi
responden tujuan tersebut agar responden mengerti, memahami serta
mengetahui dampak dari penelitian tersebut.
2. Anonimity (tanpa nama)
Bentuk kerahasian yang dilakukan oleh peneliti untuk menjaga
identitas responden.peneliti tidak menyebutkan identitas responden
dalam penyajian penelitian,sehingga kerahasiaan responden terjaga.
3 . Confidentality (Kerahasiaan)
Kerahasian merupakan masalah etika dengan memberikan
jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun
masalahmasalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan
dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, dan akan aman disimpan oleh
peneliti.
4 . Justice (Keadilan)
Peneliti memperlakukan responden dengan adil,tidak
membedakan satu sama lai,memberikan informasi yang sama, dan
tidak melakukan diskriminasi.
5 . Beneficience (Asas Kemanfaatan)
Peneliti berusaha memperoleh manfaat semaksimal mungkin
dan meminimalkan dampak yang merugikan responden dari penelitian
ini.sebelum melakukan penelitian dan pengambilan data, peneliti
memberikan pemahaman tentang prosedur penelitian (Estiningtias,
2019).
DAFTAR PUSTAKA
Wargiana, Risa, Latifa Aini Susumaningrum, and Iis Rahmawati. "Hubungan
Pemberian MP-ASI Dini dengan Status Gizi Bayi Umur 0-6 Bulan di
Wilayah Kerja Puskesmas Rowotengah Kabupaten Jember." Pustaka
Kesehatan 1.1 (2013): 47-53.
Sulisthianingsih, Linda. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Perilaku
Pemberian Mp-Asi Dini pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Kelurahan Nogotirto
Gamping Sleman Yogyakarta. Diss. Universitas' Aisyiyah Yogyakarta,
2019.
Wahyuhandani, Eriza, and Trias Mahmudiono. "Hubungan Pengetahuan Gizi
dan Pekerjaan Ibu Terhadap Pemberian MP-ASI Dini di Puskesmas Telaga
Biru Kota Pontianak Tahun 2014." Amerta Nutrition 1.4 (2017): 300-307.
Sariy, Rama Beka, Betty Yosephin Simanjuntak, and Desri Suryani. "Pemberian
MP-ASI dini dengan status gizi (PB/U) usia 4-7 bulan di Kecamatan Ratu
Samban Kota Bengkulu." AcTion: Aceh Nutrition Journal 3.2 (2018): 103-
109.
Honey, E. N. M. S. F. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Perilaku
Pemberian MP-ASI yang Tepat pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Desa
Sekarwangi Kabupaten Sumedang. Jurnal Bidan, 1(2), 32-40.
Melisa Retno Sari, Penulis, and Hendra Yulita. Hubungan Perilaku Pemberian
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Dengan Status Gizi Bayi 6-12 Bulan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Kendari Tahun 2018. Diss. Poltekkes
Kemenkes Kendari, 2018.
Wahyuningsih, Sri. "Penyuluhan Kesehatan Dan Praktik Pembuatan Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI) Di Posyandu Karangmalang Kecamatan Gebog
Kabupaten Kudus ." Jurnal Pengabdian Kesehatan 2.1 (2019).
Darmawan, F. H., & Sinta, E. N. M. (2015). Hubungan Pengetahuan dan Sikap
Ibu dengan Perilaku Pemberian MP-ASI yang Tepat pada Bayi Usia 6-12
Bulan. Jurnal Bidan “Midwife Journal,” 1(2), 32–42.
Eryanti. (2018). Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Pola Asuh Dan Pemberian
Mp-Asi Terhadap Status Gizi Balita Usia 6-24 Bulan Di Puskesmas Makasar
Jakarta Timur Tahun 2018 Skripsi.
Pengetahuan, H., Partisipasi, D. A. N., & Di, I. B. U. (2019). Digital Repository
Universitas Jember.
Sari, M. R. (2018). Hubungan Perilaku Pemberian Makanan Pendamping ASI
(MP-ASI) dengan Status Gizi Bayi 6-12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas
Poasia Kota Kendiri Tahun 2018. 1–102.
Tebai, M. (2019). Program studi s1 kesehatan masyarakat fakultas kesehatan
masyarakat universitas sumatera utara 2019.
Wiliyarumndani. (2017). Pengaruh promosi kesehatan terhadap sikap ibu dalam
pemberian makanan pendamping pada bayi usia 6-12 bulan. Skripsi. di
Posyandu, Desa Pandanwangi, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.
Diss. STIKES Insan Cendekia Medika Jombang, 2017.
Nursalam. (2016). No Title. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan
Praktis.
Riskani, R. (2012). Keajaiban ASI (Air Susu Ibu), Jakarta: Dunia Sehat.
Datesfordate, A., Kundre, R., & Rottie, J. (2017). Hubungan Pemberian Makanan
Pendamping Air Susu Ibu (Mp-Asi) Dengan Status Gizi Bayi Pada Usia 6-12
Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Bahu Manado. Jurnal Keperawatan
UNSRAT, 5(2), 137391.
Eryanti. (2018). Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Pola Asuh Dan Pemberian
Mp-Asi Terhadap Status Gizi Balita Usia 6-24 Bulan Di Puskesmas Makasar
Jakarta Timur Tahun 2018 Skripsi.
Estiningtias, D. (2019). Hubungan Peran Keluarga Dengan Pemberian Makanan
Pendamping Asi (MP-ASI) Pada Bayi Usia 6-24 Bulan Di Kecamatan Panti.
Kejadian, T., Kecacingan, I., Pekerja, P., Karet, P., The, T. O., Of, I., Disease, W.,
Rubber, I. N., Workers, T., Marwanto, A., Rahmawati, U., Kesehatan, P.,
Kesehatan, K., & Lingkungan, J. K. (2018). Cross Sectional. 6(2), 67–79.
Ketaren, H. S. (2009). Fakultas kesehatan masyarakat universitas sumatera utara
medan 2009. Universitas Stuttgart.
Larasati, W. (2011). Hubungan antara Praktik Pemberian Makanan Pendamping
ASI (MP-ASI) dan Penyakit Infeksi Kaitannya dengan Status Gizi pada Bayi
Usia 6-12 Bulan. Digilib UNNES.
Jawablah dan beri tanda centang (√) pada pertanyaan dibawah ini yang ibu anggap
benar:
No Pertanyaan Diberikan Tidak diberikan
1. Apakah saat ini bayi ibu masih
diberi ASI
2. Apakah ibu memberikan makanan
pendamping ASI sebelum usia 4
bulan