Anda di halaman 1dari 40

HUBUNGAN PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI USIA

KURANG DARI 6 BULAN DENGAN STATUS GIZI


DI DESA PANDAN

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

OLEH:
IMELDA AYU SINTA
14.401.18.026

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
APRIL 2021
HUBUNGAN PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI USIA
KURANG DARI 6 BULAN DENGAN STATUS GIZI
DI DESA PANDAN

Diajukan kepada
Program Studi Diploma III Keperawatan
Akademi Kesehatan Rustida
Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
Program Ahli Madya Keperawatan

OLEH:
IMELDA AYU SINTA
14.401.18.026

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA


PROGRAM STUDI DIPLOMA KEPERAWATAN
APRIL 2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Karya Tulis Oleh : Imelda Ayu Sinta


Judul : HUBUNGAN PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI USIA
KURANG DARI 6 BULAN DENGAN STATUS GIZI DI
DESA PANDAN
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Proposal Karya Tulis
Ilmiah pada tanggal:

Oleh

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Haswita, S.Kp., M.Kes Maulidia Nurfraziah O., S.Kep., Ns., MPH


NIK. 200903.22 NIK.201403.45

Mengetahui
AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA
Ka. Prodi Keperawatan

Hendrik Probo Sasongko., S.Kep., Ns., MM


NIK. 2O1403.43
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Karya Tulis Oleh : Imelda Ayu Sinta


Judul : HUBUNGAN PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI USIA
KURANG DARI 6 BULAN DENGAN STATUS GIZI DI
DESA PANDAN

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai


bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Keperawatan pada Program Studi Diploma III Keperawatan
Akademi Kesehatan Rustida

Tanggal………………………………….2021

DEWAN PENGUJI

Ketua : ……………..

Anggota : 1. Haswita, S.Kp., M.Kes ……………..

: 2. Maulidia Nurfraziah O., S.Kep., Ns., MPH …………….

Mengetahui
AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA
Ka. Prodi D III Keperawatan

Hendrik Probo Sasongko., S.Kep., Ns., MM


NIK.201403.43
PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa:


Proposal Karya Tulis Ilmiah yang berjudul: “HUBUNGAN PEMBERIAN MP-
ASI PADA BAYI USIA KURANG DARI 6 BULAN DENGAN STATUS GIZI
DI DESA PANDAN” ini adalah Proposal Karya Tulis Ilmiah saya sendiri dan
bebas plagiat, serta tidak terdapat karya tulis ilmiah yang pernah diajukan orang
lain untuk memeperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis
digunakan sebagai acuan dalam naskah ini dari plagiat dalam karya tulis ilmiah
ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan (Permendiknas No 17 tahun 2010).

Krikilan …………………………….2021
Yang menyatakan

Imelda Ayu Sinta


NIM: 14.401.18.026

Mengetahui
Pembimbing 1 Pembimbing 2

Haswita, S.Kp., M.Kes Maulidia Nurfraziah O., S.Kep., Ns., MPH


NIK.200903.22 NIK.201403.45
MOTTO

Disiplin Adalah Jembatan antara Cita-cita dan Pencapaian

(John Rohn)
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT karena hanya


dengan Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “HUBUNGAN PEMBERIAN
MP-ASI PADA BAYI USIA KURANG DARI 6 BULAN DENGAN STATUS
GIZI DI DESA PANDAN” dapat saya selesaikan dengan baik sebagai
persyaratan Akademik untuk menyusun KTI dalam rangka menyelesaikan
Proposal Karya Tulis Ilmiah Program Studi Diploma III Keperawatan Akademi
Kesehatan Rustida.
Penulisan proposal Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, baik materi, moral maupun spiritual. Oleh karena
itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Haswita, S.Kp., M.Kes, selaku Direktur Akademi Kesehatan Rustida;
2. Bapak Hendrik Probo S., S.Kep., Ns., MM, selaku Kepala Program Studi
Diploma III Keperawatan Akademi Kesehatan Rustida;
3. Ibu Haswita, S.Kp., M.Kes dan Maulida Nur Fazriah O., S.Kep., Ns., MPH
Selaku Pembimbing Proposal Karya Tulis Ilmiah yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dengan tekun dan sabar dalam penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini;
4. Semua Dosen Program Studi Diploma III Keperawatan Akademi Kesehatan
Rustida yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis sebagai bekal
dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini;
5. Kedua orang tua dan seluruh keluarga yang telah memberikan dorongan dan
do‟a untuk keberhasilan ini;
6. Rekan-rekan Mahasiswa Program Studi Diploma III Keperawatan Akademi
Kesehatan Rustida yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis;
7. Sahabat-sahabat dan semua pihak yang telah membantu penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu kami ucapkan
banyak terima kasih.
Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal Karya Tulis Ilmiah ini
masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik demi perbaikan sangat
penulis harapkan. Dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat khususnya
bagi penulis dan pembaca serta perkembangan ilmu keperawatan pada
umumnya.

Banyuwangi, 05 April 2021

Imelda Ayu Sinta


14.401.18.026
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makanan pendamping ASI sangat dibutuhkan oleh bayi yang
diberikan ketika berusia 6-24 bulan karena bayi sangat membutuhkan
banyak zat gizi untuk pertumbuhan. Pertumbuhan yang optimal bisa
dicapai ketika pemberian makanan pendamping ASI sesuai umur atau
tepat usia. Di Daerah Pedesaan sudah menjadi kebiasan dan pendapat dari
orang tua terdahulu memberikan makanan pendamping ASI ketika bayi
masih berusia kurang dari 6 bulan, sehingga pemberian MP-ASI dini bisa
menimbulkan masalah pencernaan karena bayi belum siap menerima
makanan lain selain ASI (Zedadra et al., 2019),masalah yang ditimbulkan
adalah infeksi, alergi makanan, diare, sembelit, batuk, pilek (Sariy et al.,
2018), pertumbuhan terganggu (Kejadian et al., 2018) dan juga mengalami
pertambahan berat badan (Mufida,2015).
Word Health Organization (WHO) tahun 2017 menyatakan bahwa
hanya 40% bayi di dunia yang mendapatkan ASI eksklusif sedangkan 60%
bayi lainnya ternyata telah mendapatkan MPASI saat usianya < dari 6
bulan (Heryanto, 2017).Penelitian di Sri Langka menunjukkan 23% bayi
menerima makanan pendamping ASI pada usia 4 bulan, dan hampir semua
ibu-ibu sudah mulai memberikan makanan padat seperti nasi tim,biskuit,
tanpa saran dari medis. Total dari 410 bayi, terdapat 34% bayi diberikan
makanan pendamping ASI sebelum usia 6 bulan.(Wargiana et al.,
2013).Di Indonesia masih banyak yang belum sesuai dengan umurnya
terutama di daerah pedesaan diberikan pisang (57,3%) kepada bayi
sebelum usia 4 bulan (Wahyuningsih, 2019). Berdaskarkan Data
RISKESDES Tahun 2013 status gizi di Jawa Timur bayi kurus 11,4%,
gemuk 11,8% sedangkan tahun 2018 bayi kurus 9,14%, gemuk 9,3%.
(Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,2018).Di
Banyuwangi pada tahun 2016 ditemukan kasus gizi buruk sebanyak 567
kasus, kasus yang di temukan ini sudah 100% mendapatkan perawatan
(Dinkes Kab. Banyuwangi, 2017).Berdasarkan studi pendahuluan yang
dilakukan di Desa Pandan terdapat 10 bayi yang berusia kurang dari 6
bulan,dari 10 bayi ada 6 bayi yang sudah diberikan makanan pendamping
ASI.
Pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia kurang dari 6
bulan selain dari kebiasaan juga terjadi karena bayi susah tidur,nangis atau
rewel sehingga ibu memberikan makanan tambahan, dan dari segi sosial
budaya ibu lebih banyak menerima informasi dari masyarakat atau
pendapat turun-temurun dari orang tua yang terbiasa memberikan
makanan tambahan seperti nasi lembut dengan pisang sebagai tambahan
ASI.(Wahyuhandani & Mahmudiono, 2017). Pemberian makanan yang
tidak tepat dan terlalu dini akan mengakibatkan banyak anak mengalami
gangguan pertumbuhan, menderita kurang gizi (Amperaningsih et al.,
2018), pertambahan berat badan dan gangguan pencernaan (Mufida,2015).
Sebagai upaya mengurangi pemberian makanan pendamping ASI
dibawah usia 6 bulan dapat dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan
ibu dan keluarga melalui pemberian penyuluhan atau pendidikan
kesehatan agar ibu dan keluarga lebih memahami dampak,bahaya dan
resiko pemberian MP-ASI dini pada bayi. Sebagai tenaga kesehatan
memiliki peran untuk memberikan informasi yang diperlukan untuk
mensosialisasikan program ASI Eksklusif (Arini,2017).sedangkan untuk
mengetahui status gizi dengan rutin ibu membawa bayi ke posyandu
karena posyandu memiliki peran sebagai skrining tumbuh kembang,
program yang dilaksanakan selama ini antara lain pengukuran berat
badan(BB) , dan panjang badan (PB).maka berdasarkan latar belakang
tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan
Pemberian MP-ASI Pada Bayi Usia Kurang Dari 6 Bulan Dengan Status
Gizi di wilayah Desa Pandan.
1.2 Rumusan Masalah
“Adakah hubungan pemberian MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan
dengan status gizi di Desa Pandan?”
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengidentifikasi hubungan pemberian MP-ASI pada bayi usia kurang dari
6 bulan dengan status gizi di Desa Pandan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1 . Mengidentifikasi pemberian MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6
bulan.
2 . Mengidentifikasi status gizi pada bayi usia kurang dari 6 bulan.
3 . Menganalisis hubungan pemberian MP-ASI pada bayi usia kurang dari
6 bulan dengan status gizi.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan
referensi dalam Keperawatan Anak terutama berkaitan dengan pemberian
MP-ASI pada bayi usia kurang 6 bulan dengan Status Gizi. Penelitian ini
juga akan membantu pihak-pihak terkait yang membutuhkan data tentang
pemberian MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan dengan Status Gizi.
1.4.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan menjadi bahan evaluasi yang membantu
pusat pelayanan kesehatan seperti Puskesmas dalam mengevaluasi
pemberian MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan dengan Status Gizi
di wilayahnya. Hasil peneliti juga dapat dijadikan sebagai acuan Dasar
untuk dilaksanakannya pengembangan IPTEK berbasis pendayagunaan
masyarakat dalam upaya meningkatkan perilaku terhadap pemberian MP-
ASI dini di masyarakat.
1.5 Penelitian Terkait
Penelitian yang dilakukan oleh Rosi Rizqi Nugrahani (2018)
dengan judul Hubungan Pemberian Jenis Makanan Tambahan Dini
Dengan Status Gizi Bayi Usia 0-6 Bulan Di Puskesmas Kota Wilayah
Utara Kota Kediri. Teknik sampling yang digunakan yaitu sampling jenuh
karena mengambil seluruh jumlah populasi.Pengambilan data dengan
menggunakan kuesioner .Hal ini ditunjukkan dari perhitungan statistik
dengan rumus uji statistik Chi Square yang menunjukkan koefisien
korelasi sebesar X2 =13,07 maka X2hitung> X2tabel= 10,12 maka Ho
diterima dan H1 ditolak jadi ada hubungan. Berdasarkan hasil penelitian
dapat disimpulkan ada hubungan pemberian jenis makanan tambahan dini
dengan pertambahan berat badan bayi usia 0 – 6 bulan.
Penelitian yang dilakukan Risa Wargiana (2013) dengan judul
Hubungan Pemberian MP-ASI Dini Dengan Status Gizi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Rowotengah Kabupaten Jember. Desain penelitian yang
digunakan adalah penelitian observasional analitik. Pengambilan sampel
menggunakan pendekatan tehnik non probability sampling dengan simple
random sampling.Penentuan sampel mengggunakan teknik purposive
sampling dengan jumlah 50 responden. Pengolahan data menggunakan uji
Chi Square dengan derajat kepercayaan 95% (α=0,05). Hasil uji statistik
menunjukkan angka probabilitas (p) sebesar 0,008 (p < 0,05), sehingga
ada hubungan antara pemberian MP-ASI dini dengan status gizi bayi umur
0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Rowotengah Kabupaten Jember.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar MP-ASI
2.1.1 Definisi MP-ASI
Menurut buku keajaiban ASI Makanan pendamping ASI (MP-ASI)
adalah makanan yang di berikan pada bayi usia 6-24 bulan, untuk
memenuhi kebutuhan gizi dan tumbuh kembang bayi selain ASI,berupa
makanan padat atau cair yang diberikan secara bertahap sesuai usia dan
pencernaan bayi (Ria Riskani,2012).
MP-ASI dini adalah memberikan makanan atau minuman
tambahan yang diberikan kepada bayi usia kurang dari 6 bulan
(Prawesti,2016).
Pengenalan MP-ASI dapat dilakukan secara bertahap baik waktu,
bentuk, jumlah, yang disesuaikan dengan kemampuan pencernaan bayi
(Datesfordate et al., 2017)
Jadi dapat disimpulkan makanan pendamping Asi bisa diberikan
pada bayi usia 6 bulan karena keterampilan bayi sudah berkembang
dengan memperlihatkan minat dan ketertarikan pada makanan selain ASI.
2.1.2 Tujuan MP-ASI
MP-ASI yang diberikan pada bayi usia 6 bulan keatas bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan gizi, karena setelah usia 6 bulan ASI hanya
mampu memberikan 60-70% kebutuhan gizi bayi.(Yuliarti,2010). selain
itu pemberian MP-ASI diusia 6 bulan dapat mengembangkan kemampuan
bayi untuk menerima berbagai macam makanan dengan banyak rasa,
mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan, serta
bayi bisa mencoba beradaptasi dengan makanan yang memiliki kadar
energi tinggi (Turrohmah,2019).
Pemberian MP-ASI yang sesuai berdampak pada pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal, mencegah malnutrisi, menghindari
kekurangan gizi, dan mencegah defisiensi mikronutrien (Kementrian
Kesehatan RI, 2014).
2.1.3 Manfaat MP-ASI
Menurut Diah (2015) Manfaat pemberian MP-ASI untuk
menambah pemenuhan energi dan zat gizi yang dibutuhkan bayi,
mencegah terjadinya kekurangan gizi, memperkenalkan berbagai macam
makanan yang sesuai dengan keadaan bayi, serta kita bisa melihat
pertumbuhan dan perkembangan bayi dari kenaikan berat badan setalah
diberikan makanan tambahan.
Pemberian MP-ASI juga akan mendukung pertumbuhan dan
perkembangan organ bayi yang sesuai. Pemberian MP-ASI yang tepat,
baik dari segi jenis dan tekstur MP-ASI, akan membuat organ tubuh,
misalnya pencernaan, mulut dan gigi, menjadi terlatih sesuai dengan
perkembangan usia bayi. Hal ini tentu akan memberi banyak manfaat
karena jika pencernaan bayi perkembangannya baik maka tidak rentan
mengalami penyakit dan juga kebiasaan secara fisik seperti mengunyah,
menelan atau mengigit juga akan membuat bayi terlatih untuk makan
sesuai dengan perkembangan usianya
2.1.4 Jenis-Jenis MP-ASI
Secara umum ada 2 jenis MP-ASI yaitu pengolahan pabrik,dan pengolahan
rumah tangga (Lokal) (Eryanti, 2018).
1 . Pengolahan pabrik: Makanan olahan pabrik adalah makanan yang
disediakan dengan olahan dan bersifat instan dan beredar dipasaran
untuk menambah energi danczat-zat gizi esensial pada bayi,MP-ASI
dalam bentuk bungkusan, kaleng atau botol,contohnya:
Sun,sereal,biskuit.
2. Pengolahan Rumah Tangga(Lokal): MP-ASI Lokal tempat, mudah
diperoleh dengan harga terjangkau oleh masyarakat, dan memerlukan
pengolahan sebelum dikonsumsi oleh bayi.
a . Makanan Lunak adalah makanan yang dimasak dengan banyak air
dan lembek, contoh: nasi tim, nasi bubur ayam
b . Makanan Padat: makanan lunak yang tidak berair,contoh: lontong,
kentang rebus.
c . Makanan Lumat: makanan yang dihancurkan atau disaring
bentuknya lebih kasar dari makanan lumat halus, contoh: pisang
campur nasi, pepaya saring, nasi tim saring (Prasetyono,2017).
2.1.5 Faktor yang Mempengaruhi MP-ASI Dini
1 . Usia: usia sangat mempengaruhi cara berpikir dan emosional seorang
ibu,usia yang terlalu muda bisa menyebabkan kondisi fisiologis dan
psikologisnya belum siap.
2 . Pendidikan:pendidikan seorang ibu mempengaruhi cara berpikir dan
berperilaku.masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan rendah akan
lebih cenderung mempertahankan tradisi sehingga sulit menerima
informasi tentang gizi yang baru.
3 . Pengetahuan: pengetahuan ibu berhubungan dengan tingkat
pengenalan informasi tentang pemberian makananan tambahan pada
bayi usia kurang dari 6 bulan, kebiasaan dari keluarga yang turun
menurun dari orang tuanya seperti memberi bayi makanan nasi
dengan pisang yang di lumat sampai halus (Soetjiningsih, 2015).
4 . Social budaya: kebiasaan dan tradisi yang di lakukan ibu-ibu tanpa
penalaran.
5 . Lingkungan: lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya
pengetahuan,karena ada interaksi balik ataupun tidak yang akan di
respon sebagai pengetahuan oleh setiap individu ( Nauli et al., 2018).
2.1.6 Resiko Pemberian MP-ASI Dini
1 . Kuman mudah masuk peluang sakit lebih besar
Imunitas bayi pada usia kurang dari 6 bulan belum sempurna,sehingga
ketika diberikan makanan sebelum usia 6 bulan akan membuka jalan
untuk kuman kuman masuk kedalam tubuh apalagi jika kebersihan
pada makanan dan alat makan tidak terjamin.
2. Peluang obesitas
Bayi usia kurang dari 6 bulan enzim pemecah protein belum
sempurna,sehingga proses pemecah sari-sari makanan tidak terjadi
dan dapat meningkatkan kandungan lemak dan pertambahan berat
badan inilah yang memicu terjadinya obesitas dikemudian hari.
3. Memiliki peluang terhadap alergi makanan
Pada bayi usia kurang dari 6 bulan sel disekitar usus belum siap
menerima unsur atau zat yang terdapat pada pada makanan yang
dikonsumsinya sehingga memicu reaksi imun dan dapat menimbulkan
alergi.
4. Makanan sulit di cerna dengan baik
Sistem pencernaan yang belum sempurna memaksa organ bekerja
keras untuk memecah dan mengolah makanan yang masuk sehingga
makanan tidak dapat dicerna dengan baik menimbulkan gangguan
pencernaan seperti konstipasi (Datesfordate et al., 2017).
2.1.7 Waktu Pemberian MP-ASI
Untuk memberikan MP-ASI yang terpenting adalah kesiapan bayi untuk
memulai menerimanya.berikut beberapa tanda bayi siap menerima MP-
ASI:
1 . Bayi dapat mengontrol dan menegakkan kepala dengan baik
2 . Bayi dapat duduk dengan bersandar tanpa di beri bantuan
3 . Bayi menunjukkan minat ketertarikan pada makanan,seperti
memperhatikan ibu atau keluarga ketika sedang makan dan berusaha
meraih makanan tersebut (Ria Riksani,2012)
2.1.8 Prinsip Pedoman Pemberian MP-ASI
Berikut ini merupakan beberapa prinsip pemberian MP-ASI menurut (Ria
Riksani,2012)
1 . Lanjutkan pemberian Asi sesuai keinginan bayi sampai berusia 2
tahun atau lebih.
2 . Lakukan dengan menerapkan prinsip asuhan psikosial. sebaiknya ibu
memberikan makanan secara pelan, sabar dan berikan dorongan agar
bayi mau makan,tetapi jangan memaksanya untuk makan, ajak bayi
bicara, dan kontak mata,pada awal pemberian makanan pendamping
bayi membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan jenis makanan
baru.
3 . Jagalah keberihan dalam setiap makanan yang disajikan
4 . Memberikan makanan pendamping Asi setelah berumur 6 bulan
dalam jumlah sedikit, secara bertahap.
5 . Variasi makanan secara bertahap ditambah agar bayi bisa merasakan
segala macam cita rasa.
6 . Frekuensi makanan ditambah sesuai pertambahan usianya.
7 . Variasi makanan yang kaya akan zat gizi.
8 . Usahakan membuat sendiri makanan yang akan diberikan kepada bayi
dan hindari makanan instan.
9 . Saat anak terlihat sakit tambahkan asupan cairan (terutama berikan air
susu lebih sering.
2.1.9 Tahapan Pemberian MP-ASI
Panduan MP-ASI Menurut WHO, 2015 sangat penting yang
mengedepankan kesiapan bayi dalam menyambut makanan pendamping
ASI.MP-ASI harus diberikan pada usia 180 hari atau 6 bulan.

Tabel 2.1 Tahapan Pemberian MP-ASI


Jadwal Usia
6-8 bulan 8-11 bulan 12-23 bulan
06.00 ASI ASI ASI
08.00 Makanan Pagi Makanan Pagi Makanan Pagi
10.00 ASI/Makanan Makanan Makanan
Selingan Selingan Selingan
12.00 Makanan siang Makan Siang Makan Siang
14.00 ASI ASI ASI
16.00 Makanan Makanan Makanan
Selingan Selingan Selingan
18.00 Makan Malam Makan Malam Makan Malam
20.00 ASI ASI ASI
Sumber : Almatsier, S, 2016
Keterangan:
1 . Umur 6-8 bulan
a . Makanan utama: MP-ASI saring/lumat
b . Makanan selingan :buah, biskuit, bubur sumu-sum
2 . Umur 9-11 bulan:
a . Makanan utama : MP-ASI kasar /makanan keluarga yang
dimodifikasi (lembek, berbumbu ringan tetapi tidak pedas)
Makanan selingan: biskuit, buah, puding, bubur sum-sum
3 . Umur 12-23 bulan:. Makanan utama : Makanan keluarga berbumbu
ringan dan tidak pedas mungkin masih lembek dan lunak.
2.2 Konsep Status Gizi
2.2.1 Definisi Status Gizi
Gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan
untuk mencapai tumbuh kembang optimal pada masa bayi.Status gizi
adalah keseimbangan asupan dengan zat gizi untuk kelangsungan tumbuh
kembang terutama untuk anak balita, status gizi yang baik dapat mencegah
terjadinya berbagai macam penyakit seperti infeksi (Kemenkes RI,2016).
Status gizi merupakan keadaan tumbuh kembang manusia akibat
dari mengkonsumsi makanan dan zat-zat gizi, status gizi dibedakan
menjadi 3 yaitu gizi buruk, gizi lebih, gizi baik (Mardalena,2017).
Dapat disimpulkan status gizi adalah keadaan tumbuh kembang
seseorang yang didapat dari mengkonsumsi suatu makanan minuman dan
zat gizi lainnya.
2.2.2 Kebutuhan Gizi Bayi
1 . Energi: kebutuhan kalori yang diperlukan bayi sekitar 98-108 kkal/kg
berat badan per hari atau 2 hingga 4 kali lebih besar dari orang
dewasa.asupan kalori ini digunakan untuk mengimbangi pertumbuhan
bayi.
2 . Protein: kebutuhan protein harian yang dibutuhkan bayi sekitar 2,2
gram/kg berat badan per hari. asupan protein tidak boleh lebih dari
20% karena jika kelebihan protein akan membebani kerja ginjal bayi.
3 . Lemak: lemak yang dibutuhkan bayi sebesar 30-50% dari total
pemsukan energi, konsumsi lemak berlebih mengakibatkan gangguan
pencernaan.
4 . Vitamin dan mineral:Vitamin K diberikan pada bayi baru lahir,
vitamin D didapatkan ketika bayi di jemur 15-30 menit, cadangan zat
besi pada usia 4 bulan berkurang makanya makanan yang diberikan
harus mengandung zat besi,yodium dan zinc(seng) adalah mineral
peting yang dibutuhkan dan didapat dari ASI dan susu formula.
5 . Air: Bayi membutuhkan sekitar 1,5 ml air untuk setiap kalori yang ada
dalam makananya.melalui ASI dan susu formula mendapatkan asupan
cairan kedua jenis susu ini mengandung 95% air. (Susilowati,2016).
2.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi
Penyebab masalah gizi kurang dibedakan menjadi dua yaitu penyebab
langsung dan penyebab tidak langsung (Utara, 2016):
1 . Penyebab langsung
Makanan yang tidak seimbang dan penyakit infeksi, diantara
keduanya saling berhubungan. Pada bayi yang konsumsi makanannya
tidak cukup, maka daya tahan tubuh akan lemah. Pada keadaan
tersebut bayi mudah terserang penyakit infeksi yang dapat mengurangi
nafsu makan dan akhirnya dapat menderita kurang gizi
(Susetyowati,2016).
2 . Penyebab tidak langsung
Ketersediaan makanan, pola asuh dan pelayanan kesehatan yang
diakibatkan oleh faktor-faktor yaitu pendidikan, pengetahuan dan
keterampilan (Pratiwi,2016).
2.2.4 Cara Penilaian Status Gizi
Penilaian Status Gizi Secara Langsung, Penilaian status gizi secara
langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu antropometri, klinis,
biokimia, dan biofisik sedangkan Penilaian Status Gizi Secara Tidak
Langsung Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga
yaitu: survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi (Sari,
2018). Menurut WHO (2005) pemeriksaan status gizi adalah:
1 . Pengukuran Antropomerti
a . Berat Badan Menurut Umur (BB/U): BB/U merefleksikan berat
badan relatif terhadap umur.,berat badan sangat sensitif terhadap
perubahan kecil dan mendeteksi kegemukan.selain itu indeks
antopromerti mudah dimengerti masyarakat untuk mengetahui
status gizi bayi.
b . Panjang Badan Menurut Umur (PB/U) : PB/U mengukur
pencapaian pertumbuhan linier bayi yang menggambarkan
kondisi gizi bayi pada masa lalu. Tinggi atau panjang badan
akan tumbuh seiring dengan pertambahan umur bayi.
c . Berat Badan Menurut Panjang Badan (BB/PB): Dalam
menggunakan indeks BB/BP tidak perlu menggunakan data
umur bayi karena dapat di lihat dari proporsi badan
(normal,kurus atau gemuk).
2 . Z score
Penentuan klasifikasi status gizi menggunakan Z-skor atau Standar
Deviasi Unit (SD) sebagai batas ambang kategori dan digunakan
untuk meneliti dan memantau perubahan serta mengetahui klasifikasi
status gizi Z-skor ;
a . Indeks BB/U
1) Gizi Buruk: Zscore < -3,0
2) Gizi kurang: Zscore ≥ -3,0 s/d Zscore < -2,0
3) Gizi Baik: Zscore ≥-2,0
b . Indeks PB/U
1) Sangat Pendek: Zscore <-3,0
2) Pendek: Zscore ≥ -3,0 s/d Zscore < 2,0
3) Normal: Zscore ≤ -2,0
c . Indeks BB/TB
1) Sangat Kurus: Zscore <-3,0
2) Kurus: Zscore ≥ -3,0 s/d Zscore < -2,0
3) Normal: Zscore ≥ -2,0 s/d Zscore ≤ 2,0
4) Gemuk: Zscore >2,0 (RISKESDES,2013).

2.3 Hubungan Pemberian MP-ASI Pada Bayi Usia Kurang Dari 6 Bulan
Dengan Status Gizi
Pemberian MP-ASI yang terlalu dini mempunyai resiko-resiko
kesehatan oleh karena secara fisiologis bayi belum siap untuk
menerimanya. Bayi akan mudah terkena diare dan penyakit-penyakit lain.
Selain itu akan menurunkan intensitas dan frekuensi pengisapan ASI,
sehingga asupan ASI pun menjadi berkurang, padahal ASI mengandung
hampir semua zat gizi dan zat kekebalan yang penting untuk bayi. Faktor
budaya juga sangat berpengaruh dalam melakukan pemberian MP- ASI
terlalu dini, hal ini disebabkan karena informasi yang salah yang diterima
responden secara turun temurun dari orangtua, bahwa pemberian MP-ASI
yang dini dapat membuat anak cepat untuk memenuhi kebutuhan
nutrisinya (Wahyuningsih, 2019).
Bayi-bayi yang mendapat makanan tambahan dini memiliki
kecenderungan lebih besar mengalami pertumbuhan berat badan daripada
bayi- bayi mendapat makanan tambahan sesuai usia, karena pemberian
makanan tambahan dini mengandung energi berlebihan ,zat gizi esensial
yang diberikan secara berlebihan untuk jangka waktu yang panjang akan
mengakibatkan penimbunan zat gizi tersebut sehingga menimbulkan
keadaan obesitas dan dapat merupakan racun bagi tubuh yang pada
akhirnya berpengaruh terhadap pertumbuhan berat badan bayi tersebut
(Nauli et al., 2018).

2.4 Kerangka Teori


Faktor predisposisi: Faktor pendorong:

1. Usia 1. Informasi/iklan
2. Pendidikan 2. Kebiasaan turun-temurun
3. Lingkungan
3. Pengetahuan
4. Sosial budaya

Pemberian MP-ASI pada


bayi usia kurang dari 6
bulan
Faktor yang mempengaruhi
status gizi:

1. Penyebab langsung:
makanan tidak Dampak pemberian MP-ASI Dini:
seimbang,dan penyakit
infeksi 1. Obesitas
2. Penyebab tidak 2. Alergi Makanan
langsung: program 3. Masalah Pencernaan
pemberian makanan 4 . Status Gizi
tambahan,pengetahuan/
pendidikan.

Keterangan:
: di teliti : berhubungan
: tidak diteliti : pengaruh

Gambar 2.2 Kerangka Teori Hubungan Pemberian MP-ASI Pada Bayi Usia
Kurang Dari 6 Bulan Dengan Status Gizi (Nursalam,2016).

2.5 Kerangka Konsep


Variabel Independent Variabel Dependent

Pemberian MP-ASI Pada


Bayi Usia Kurang Dari 6 Status Gizi
Bulan

Gambar 2.3 Kerangka Konsep Hubungan Pemberian MP-ASI Pada Bayi


Usia Kurang Dari 6 Bulan Dengan Status Gizi
2.6 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan
dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada teori. Hipotesis dirumuskan atas dasar
kerangka pikir yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang
dirumuskan (Sari, 2018).
1 . Ho: Tidak ada Hubungan pemberian MP-ASI pada Bayi Usia kurang
dari 6 Bulan dengan Status Gizi di Desa Pandan tahun 2021.
2 . Ha: Ada Hubungan pemberian MP-ASI pada Bayi Usia kurang dari 6
Bulan dengan Status Gizi di Desa Pandan tahun 2021.

BAB 3
METODE PENEITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional dengan
rancangan cross-sectional analitik menggunakan pendekatan kuantitatif
,bertujan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu pengumpulan
data menggunakan instrumen penelitian analisis data bersifat kuantitatif
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono,
2018). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan Hubungan Pemberian
MP-ASI Pada Bayi Usia Kurang Dari 6 Bulan Dengan Status Gizi.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan
diteliti (Silaen,2018). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu
yang memiliki bayi berusia 0-6 bulan di Desa Pandan sebanyak 30 orang.
3.2.2 Sampel
Menurut (Silaen,2018) sampel adalah sebagian dari populasi yang di
ambil dengan cara tertentu untuk diukur atau diamati karakteristiknya.
Sampel penelitian ini ibu yang memiliki bayi usia kurang dari 6 bulan
yang sudah diberikan MP-ASI dini.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total
sampling.Teknik total sampling adalah teknik penentuan sampel bila
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, hal ini dilakukan bila
jumlah populasi kurang dari 100 orang atau penelitian yang ingin membuat
generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil (Sugiyono,2018).
Dalam penelitian keperawatan, kriteria sampel meliputi kriteria inklusi
dan eksklusi, dimana kriteria tersebut menentukan dapat tidaknya sampel
tersebut digunakan. Kriteria dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1 . Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah
a . Ibu dan bayi yang tinggal di wilayah Desa Pandan
b . Ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan
c . Ibu yang memberikan MP-ASI dini
d . Bersedia mengikuti penelitian dengan menandatangani lembar
persetujuan.
e . Memiliki KMS.
2 . Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah
a . Ibu tidak ada ditempat
b . Bayi yang sedang sakit
c . Ibu yang tidak bersedia menjadi responden
d . Tidak memiliki KMS (Sari, 2018).
3.3 Lokasi Dan Waktu Penelitian
Lokasi di lakukannya penelitian di Desa Pandan.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Mei tahun
2021.
3.4 Variabel Penelitian
3.4.1 Variabel Independent (Bebas)
Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan atau
mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
Pemberian MP-ASI Pada Bayi Usia Kurang 6 Bulan.
3.4.2 Variabel Dependent (Terikat)
Variabel Terikat dalam penelitian ini adalah Status Gizi. Status gizi
yaitu suatu keadaan tubuh bayi akibat dari konsumsi suatu makanan dan
penggunaan zat-zat gizi dari makanan yang dikonsumsi. Untuk mengukur
status gizi balita berdasarkan pemeriksaan antropometri pada balita dengan
mengukur BB, PB.
3.4.3 Definisi Operasional
Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel
independent dan variabel dependent, variabel independent dalam
penelitian ini adalah pemberian MP-ASI dini pada bayi usia kurang dari 6
bulan,variabel dependent adalah Status Gizi.

Tabel 3.1 Definisi Operasional


No Variabel Definisi Alat Ukur Kriteria Skala Data
Operasional Penilaian
1. (Variabel Makanan Kuesioner Skore untuk Ordinal
independent) pendamping asi jawaban
Pemberian MP- dini adalah pertanyaan
ASI pada bayi pemberian diberikan: 1
usia kurang dari makanan Tidak
6 bulan. pendamping diberikan: 0
sebelum usia 6
bualan.
2. (Variabel Status Gizi adalah Dengan Berat Ordinal
Dependent) keadaan tingkat Mengukur Badan/umur
Status Gizi Bayi gizi pada tubuh berat badan (BB/U)
bayi yang didapat dan panjang 1. Gizi
dari badan buruk
mengkonsumsi dihitung 2. Gizi
makanan atau dengan kurang
minuman z-score 3. Gizi baik
tertentu.

3.5 Alat Dan Bahan Penelitian Atau Instrumen Penelitian


1 . Kuesioner: Kuisioner dalam instrumen penelitian ini untuk
mewawancarai ibu atau yang mengasuh anak usia kurang dari 6 bulan
di Desa Pandan dengan pertanyaan mengenai data ibu,data bayi, pola
pemberian MP-ASI.kuesioner yang terdiri dari 15 soal dibagi menjadi
dua diberikan dan tidak diberikan.Jika pertanyaan dengan jawaban
diberikan maka dinilai =1, jika pertanyaan dengan jawaban tidak
diberikan =0. Total skor jika jawaban diberikan 1-15 dan jika jawaban
tidak diberikan total skor 0.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Hubungan Pemberian MP-ASI Pada


Bayi Usia Kurang Dari 6 Bulan.
No Variabel Sub Variabel Jumlah Nomor
pertanyaan Kuesioner
1. Pemberian MP-ASI 1. Pemberian ASI 1 1
Pada Bayi Usia 2. Pemberian
Kurang Dari 6 Bulan MP-ASI 1 2
sebelum usia 4
bulan
3. Pemberian 1 3
susu formula
4. Waktu
pemberian MP- 1 5

ASI dalam
sehari
5. Pengenalan 1 4

sari buah/bubur
6. Pemberian
MP-ASI buah- 3 6, 7, 14

buahan
3 8, 9, 10
7. Pemberian
MP-ASI
sayuran
3 11, 12, 13
8. Pemberian
MP-ASI Lauk
pauk
1 15
9. Pemberian nasi
tim

2 . Alat ukur panjang badan: Alat ukur panjang badan dalam instrument
penelitian ini berupa infantometer yang digunakan untuk melihat
panjang badan anak pada usia kurang dari 6 di Desa Pandan normal
atau tidak. Panjang badan anak diukur setelah pengisian kuesioner
selesai.
3 . Timbangan anak: Timbangan anak dalam instrumen penelitian ini
yaitu timbangan digital yang digunakan untuk melihat berat badan
anak pada usia kurang dari 6 bulan di Desa Pandan normal atau tidak.
Anak akan di timbang berat badannya setelah pengisian kuesioner
selesai (Eryanti, 2018). Lembar observasi status gizi dibedakan
menjadi 3 yaitu gizi buruk, gizi lebih,gizi baik. Penilaian dilihat dari
tambel Z-score menurut BB/U .
3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas
3.6.1 Uji Validitas
Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu ukuran
atau nilai yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat
ukur. Uji validitas dengan cara mengukur korelasi antara variabel atau
item dengan skor total variabel menggunakan rumus korelasi (Sari, 2018).
Uji validitas yang dilakukan Tanti Sulistiani dengan korelasi product
moment person adapun p<0,05 maka item pertanyaan dinyatakan valid
apabila r hitung > r tabel pada taraf signifikasi 0,05 sehingga pertanyaan
dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian dari 15 soal yang
peneliti ujikan tentang pemberian MP-ASI hasilnya valid 15 soal.
3.6.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas data merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat menunjukkan kehandalan dan dipercaya dengan
metode Cronbach’s Alpha, instrumen dikatakan reliabel jika nilai alpha
cronbach lebih dari satu atau sama dengan 0,60, jika nilai alpha cronbach
kurang dari 0,60 maka instrumen tersebut dikatakan non reliable (Sari,
2018).
Uji Reliabilitas yang dilakukan Tanti Sulistiani untuk mengetahui
apakah instrumen yang digunakan telah reliable.Hasil pengujian dengan
menggunakan metode Cronbach’s Alpha dengan alat ukur kuesioner
dikatakan reabel jika nilai Alpha Cronbach’s ≥0,60. Berdasarkan uji
reliabilitas yang peniliti uji coba pada 15 responden ibu yang memiliki
bayi usia 0-6 bulan yang diberikan MP-ASI dini diperoleh nilai Alpha
Cronbach’s (0,900) ≥ r tabel (0,60) berarti instrument tersebut dinyatakan
valid.
3.7 Cara Pengumpulan Data
Beberapa langkah yang dilakukan peneliti untuk pengumpulan data
penilitian sebagai berikut :
1 . Setelah proposal penelitian disetujui oleh penguji, peneliti
mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada RT/RW dan
kepala desa.
2 . Peneliti melakukan informed consent terhadap calon responde. Jika
calon responden bersedia menjadi responden, mereka dapat membaca
lembar persetujuan kemudian menandatanginya.
3 . Setelah responden menandatangani lembar peresetujuan, Peneliti
membagikan lembar kuesioner kepada responden sekaligus
memberikan penjelasan mengenai pengisian lembar kuesioner.
4 . Memberikan waktu kepada responden untuk mengisi lembar
kuesioner.
5 . Setelah tahap pengisian kuesioner selesai, responden mengumpulkan
kembali lembar kuesioner kepada peneliti.
3.8 Analisa Data
3.8.1 Pengolahan Data
Suatu proses dan cara dalam memperoleh data ringkasan atau
angka ringkasan dengan menggunakan cara atau rumus tertentu.Upaya
dalam mengubah data yang telah dikumpulkan menjadi informasi yang
dibutuhkan. Pengolahan data dilakukan secara manual dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
a . Editing (Penyuntingan): Data yang dikumpulkan kemudian diperiksa.
Bila terdapat kesalahan dalam pengumpulan data, data diperbaiki
dengan cara memeriksa jawaban yang kurang sehingga tidak ada lagi
kekeliruan yang dapat mengganggu pada proses pengolahan data.
b . Coding (Pengkodean): Memberi kode atau angka-angka (skor)
tertentu untuk setiap jawaban.
c . Entry data: Yaitu memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam
master tabel. Entri dapat dilakukan dengan menggunakan fasilitas
komputer.
d . Cleaning (Pembersihan Data): Tahap ini dilakukan untuk melihat
kembali apabila ada kesalahan pada saat dilakukan entri data. Bila
terdapat kesalahan, dilakukan pengecekan ulang ke kuesioner.
e . Tabulating: Untuk mempermudah pengolahan data serta pengambilan
kesimpulan, data dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi
kemudian dianalisis secara deskriptif (Eryanti, 2018).
3.8.2 Analisa Univariat
Analisis univariat digunakan untuk memperoleh gambaran distribusi
frekuensi yang akan disajikan dalam bentuk persentase tabel dan akan
dideskripsikan dalam bentuk narasi,Analisis data secara univariat
dilakukan untuk mendapatkan gambaran distribusi frekuensi responden.
Analisa ini digunakan untuk memperoleh gambaran pada masing-masing
variabel independen yaitu riwayat pemberian ASIdan MP-ASI dengan
variabel dependen yaitu status gizi.(Pengetahuan et al., 2019).
3.8.3 Analisa Bivariat
Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan variabel
independen(pemberian MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan) dan
variabel dependent (status gizi) analisis ini menggunakan uji chi-squre
(Eryanti, 2018).
3.9 Etika Penelitian
Prinsip- prinsip etika penelitian
1 . Informed Consent ( Lembar Persetujuan)
Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden. Informed Consent tersebut diberikan sebelum penelitian
dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi
responden tujuan tersebut agar responden mengerti, memahami serta
mengetahui dampak dari penelitian tersebut.
2. Anonimity (tanpa nama)
Bentuk kerahasian yang dilakukan oleh peneliti untuk menjaga
identitas responden.peneliti tidak menyebutkan identitas responden
dalam penyajian penelitian,sehingga kerahasiaan responden terjaga.
3 . Confidentality (Kerahasiaan)
Kerahasian merupakan masalah etika dengan memberikan
jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun
masalahmasalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan
dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, dan akan aman disimpan oleh
peneliti.
4 . Justice (Keadilan)
Peneliti memperlakukan responden dengan adil,tidak
membedakan satu sama lai,memberikan informasi yang sama, dan
tidak melakukan diskriminasi.
5 . Beneficience (Asas Kemanfaatan)
Peneliti berusaha memperoleh manfaat semaksimal mungkin
dan meminimalkan dampak yang merugikan responden dari penelitian
ini.sebelum melakukan penelitian dan pengambilan data, peneliti
memberikan pemahaman tentang prosedur penelitian (Estiningtias,
2019).

DAFTAR PUSTAKA
Wargiana, Risa, Latifa Aini Susumaningrum, and Iis Rahmawati. "Hubungan
Pemberian MP-ASI Dini dengan Status Gizi Bayi Umur 0-6 Bulan di
Wilayah Kerja Puskesmas Rowotengah Kabupaten Jember." Pustaka
Kesehatan 1.1 (2013): 47-53.
Sulisthianingsih, Linda. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Perilaku
Pemberian Mp-Asi Dini pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Kelurahan Nogotirto
Gamping Sleman Yogyakarta. Diss. Universitas' Aisyiyah Yogyakarta,
2019.
Wahyuhandani, Eriza, and Trias Mahmudiono. "Hubungan Pengetahuan Gizi
dan Pekerjaan Ibu Terhadap Pemberian MP-ASI Dini di Puskesmas Telaga
Biru Kota Pontianak Tahun 2014." Amerta Nutrition 1.4 (2017): 300-307.
Sariy, Rama Beka, Betty Yosephin Simanjuntak, and Desri Suryani. "Pemberian
MP-ASI dini dengan status gizi (PB/U) usia 4-7 bulan di Kecamatan Ratu
Samban Kota Bengkulu." AcTion: Aceh Nutrition Journal 3.2 (2018): 103-
109.
Honey, E. N. M. S. F. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Perilaku
Pemberian MP-ASI yang Tepat pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Desa
Sekarwangi Kabupaten Sumedang. Jurnal Bidan, 1(2), 32-40.
Melisa Retno Sari, Penulis, and Hendra Yulita. Hubungan Perilaku Pemberian
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Dengan Status Gizi Bayi 6-12 Bulan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Kendari Tahun 2018. Diss. Poltekkes
Kemenkes Kendari, 2018.
Wahyuningsih, Sri. "Penyuluhan Kesehatan Dan Praktik Pembuatan Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI) Di Posyandu Karangmalang Kecamatan Gebog
Kabupaten Kudus ." Jurnal Pengabdian Kesehatan 2.1 (2019).
Darmawan, F. H., & Sinta, E. N. M. (2015). Hubungan Pengetahuan dan Sikap
Ibu dengan Perilaku Pemberian MP-ASI yang Tepat pada Bayi Usia 6-12
Bulan. Jurnal Bidan “Midwife Journal,” 1(2), 32–42.
Eryanti. (2018). Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Pola Asuh Dan Pemberian
Mp-Asi Terhadap Status Gizi Balita Usia 6-24 Bulan Di Puskesmas Makasar
Jakarta Timur Tahun 2018 Skripsi.
Pengetahuan, H., Partisipasi, D. A. N., & Di, I. B. U. (2019). Digital Repository
Universitas Jember.
Sari, M. R. (2018). Hubungan Perilaku Pemberian Makanan Pendamping ASI
(MP-ASI) dengan Status Gizi Bayi 6-12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas
Poasia Kota Kendiri Tahun 2018. 1–102.
Tebai, M. (2019). Program studi s1 kesehatan masyarakat fakultas kesehatan
masyarakat universitas sumatera utara 2019.
Wiliyarumndani. (2017). Pengaruh promosi kesehatan terhadap sikap ibu dalam
pemberian makanan pendamping pada bayi usia 6-12 bulan. Skripsi. di
Posyandu, Desa Pandanwangi, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.
Diss. STIKES Insan Cendekia Medika Jombang, 2017.
Nursalam. (2016). No Title. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan
Praktis.
Riskani, R. (2012). Keajaiban ASI (Air Susu Ibu), Jakarta: Dunia Sehat.
Datesfordate, A., Kundre, R., & Rottie, J. (2017). Hubungan Pemberian Makanan
Pendamping Air Susu Ibu (Mp-Asi) Dengan Status Gizi Bayi Pada Usia 6-12
Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Bahu Manado. Jurnal Keperawatan
UNSRAT, 5(2), 137391.
Eryanti. (2018). Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Pola Asuh Dan Pemberian
Mp-Asi Terhadap Status Gizi Balita Usia 6-24 Bulan Di Puskesmas Makasar
Jakarta Timur Tahun 2018 Skripsi.
Estiningtias, D. (2019). Hubungan Peran Keluarga Dengan Pemberian Makanan
Pendamping Asi (MP-ASI) Pada Bayi Usia 6-24 Bulan Di Kecamatan Panti.
Kejadian, T., Kecacingan, I., Pekerja, P., Karet, P., The, T. O., Of, I., Disease, W.,
Rubber, I. N., Workers, T., Marwanto, A., Rahmawati, U., Kesehatan, P.,
Kesehatan, K., & Lingkungan, J. K. (2018). Cross Sectional. 6(2), 67–79.
Ketaren, H. S. (2009). Fakultas kesehatan masyarakat universitas sumatera utara
medan 2009. Universitas Stuttgart.
Larasati, W. (2011). Hubungan antara Praktik Pemberian Makanan Pendamping
ASI (MP-ASI) dan Penyakit Infeksi Kaitannya dengan Status Gizi pada Bayi
Usia 6-12 Bulan. Digilib UNNES.

Nursalam. (2016). No Title. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan


Praktis.
Pengetahuan, H., Partisipasi, D. A. N., & Di, I. B. U. (2019). Digital Repository
Universitas Jember
Sari, M. R. (2018). Hubungan Perilaku Pemberian Makanan Pendamping ASI
(MP-ASI) dengan Status Gizi Bayi 6-12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas
Poasia Kota Kendiri Tahun 2018. 1–102.
Sariy, R. B., Simanjuntak, B. Y., & Suryani, D. (2018). Pemberian MP-ASI dini
dengan status gizi (PB/U) usia 4-7 bulan di Kecamatan Ratu Samban Kota
Bengkulu. AcTion: Aceh Nutrition Journal, 3(2), 103.
https://doi.org/10.30867/action.v3i2.95
Utara, U. S. (2016). Program studi s2 ilmu kesehatan masyarakat fakultas
kesehatan masyarakat universitas sumatera utara 2016.
Wargiana, R., Susumaningrum, L. A., & Rahmawati, I. (2013). Hubungan
Pemberian MP-ASI Dini dengan Status Gizi Bayi Umur 0-6 Bulan di
Wilayah Kerja Puskesmas Rowotengah Kabupaten Jember ( The Correlation
between Giving Early Complementary Breastfeeding and Level Baby
Nutrition 0-6 Month in Work Area of Rowotengah C. Jurnal Pustaka
Kesehatan, 1(1).

Lampiran 1 Surat permohonan izin penelitian


Lampiran 2 Permohonan menjadi responden peneliti Hubungan Pemberian MP-
ASI Pada Bayi Usia Kurang Dari 6 Bulan.
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
Kami yang bertanda tangan di bawah ini adalah Mahasiswa Akademi Kesehatan
Rustida:
Nama : Imelda Ayu Sinta
Nim : 14.401.18.026
Bermaksud mengadakan penelitian tentang “ Hubungan Pemberian MP-
ASI Pada Bayi Usia Kurang Dari 6 Bulan Dengan Status Gizi Di Desa Pandan “.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu untuk memberikan
makanan pendamping ASI tepat usia atau di usia 6 -24 bulan.
Seluruh informasi serta identitas tentang rekan-rekan dalam penelitian
ini bersifat rahasia. Berkas dalam penelitian ini akan disimpan dalam tempat
terkunci dan hanya peneliti yang mempunyai akses tersebut dalam penyimpanan
berkas. Selanjutnya data penelitian akan di masukkan dalam komputer dan hanya
peneliti yang tahu. Meskipun hasil penelitian ini akan di bagikan dengan orang
lain atau dipublikasikan dalam karya tulis ilmah, namun identitas Ibu dalam
penelitian ini kami rahasiakan.
Keputusan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini bersifat sukarela.
Tidak ada sanksi atau paksaan jika Ibu memutuskan untuk tidak ikut berpartisipasi
atau keluar dari penelitian ini. Jika ada yang tidak jelas dan akan ditanyakan
mengenai penelitian ini, dapat menghubungi melalui via telepon di 081259931995
( Imelda Ayu Sinta).
Peneliti juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada rekan-
rekan yang berperan serta dalam penelitian ini, dan mohon maaf bila ada yang
kurang berkenan di hati rekan-rekan semua .

Lampiran 3 Formulir persetujuan Hubungan Pemberian MP-ASI Pada Bayi Usia


Kurang Dari 6 Bulan Dengan Status Gizi.
PERNYATAAN PERSETUJUAN RESPONDEN
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Dengan ini menyatakan bahwa saya tidak keberatan untuk menjadi
responden/informan bagi penelitian yang akan dilaksanakan oleh :
Nama : Imelda Ayu Sinta
NIM : 14.401.18.026
Institusi Pendidikan : Akademi Kesehatan Rustida
Judul : Hubungan Pemberian MP-ASI Pada Bayi Usia Kurang Dari 6
Bulan Dengan Status Gizi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan dengan
penuh kesadaran tanpa paksaan.
Krikilan,..................2021
Responden
(.......................................)

Lampiran 4 Kuesioner Hubungan Pemberian MP-ASI Pada Bayi Usia Kurang


Dari 6 bulan.
DAFTAR PERTANYAAN
HUBUNGAN PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI USIA KURANG
DARI 6 BULAN DENGAN STATUS
GIZI DI DESA PANDAN
1 . Identitas Responden
a . Nama responden :
b . Nomor Responden:
c . Usia :
d . Pendidikan :
e . Alamat :
2 . Data Bayi
a . Nama Bayi :
b . Tanggal lahir Bayi :
c . Usia Bayi :
d . Berat Badan :
e . Panjang Badan :
f . Tanggal pengukuran :
3 . Keterangan Peneliti
a . Nama peneliti :
b . Tgl/bln :

Jawablah dan beri tanda centang (√) pada pertanyaan dibawah ini yang ibu anggap
benar:
No Pertanyaan Diberikan Tidak diberikan
1. Apakah saat ini bayi ibu masih
diberi ASI
2. Apakah ibu memberikan makanan
pendamping ASI sebelum usia 4
bulan

3. Apakah bayi ibu diberikan


makanan pendamping ASI berupa
susu formula pada usia 0-6 bulan
4. Apakah bayi ibu sudah
diperkenalkan makanan lembek
seperti sari buah atau bubur susu
5. Ibu memberikan makanan
pendamping ASI sebanyak ± 3
kali dalam sehari
6. Bayi ibu diberikan makanan
pendamping ASI berupa buah
pisang yang dihaluskan
7. Bayi ibu diberikan makanan
pendamping ASI berupa buah
alpukat yang dihaluskan
8. Bayi ibu diberikan makanan
pendamping ASI berupa sayuran
seperti wortel
9. Bayi ibu diberikan makanan
pendamping ASI berupa sayuran
seperti tomat
10 Bayi ibu diberikan makanan
pendamping ASI berupa sayuran
seperti bayam
11. Bayi ibu diberikan makanan
pendamping ASI berupa lauk
pauk seperti ikan

12. Bayi ibu diberikan makanan


pendamping ASI berupa lauk
pauk seperti daging

13. Bayi ibu diberikan makanan


pendamping ASI berupa lauk
pauk seperti tahu
14. Bayi ibu diberikan makanan
pendamping ASI berupa buah
pepaya yang dihaluskan
15. Bayi ibu diberikan nasi tim yang
dihaluskan
Lampiran 5 Kriteria Status Gizi Bayi
BB Sekarang:
Umur Sekarang:
Indeks Kategori Status Ambang batas Cheklis (√)
Gizi (z-score)
BB/U Gizi buruk <-3,0
Gizi kurang ≥ -3,0 s/d <-2,0
Gizi Baik ≥ -2,0

Anda mungkin juga menyukai