ASUHAN KEPERAWA
KEPERAWATAN
TAN HEPATITIS
HEPATITIS
Dosen Pengampu :
Kasmad, M.Kep
Disusun oleh :
Kelompok 4
Anggota :
1. Ade Ya
Yayah
2. Diawati
3. Fa
Faja
jarr Khae
Khaeru
rudi
din
n
4. Iv
Ivan
an Nu
Nurf
rfah
ahm
mi
5. Yuddi
TAHUN 2021
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentuya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta Nabi Muhammad SAW yang kita
kita nanti-
nantikan syafa’atnya di akhirat nanti. Sekaligus pula kami menyampaikan rasa terimakasih
yang sebanyak-banyaknya untuk:
1. Bapak Drs.H.E
Drs.H.E Jumhana
Jumhana cholil,M.
cholil,M.M.
M. selaku
selaku ketua
ketua yayasan
yayasan Rise.
Rise.
2. Bapa
Bapak
k Fi
Fima
man
n Isman
Ismana,
a,MM
MM.. se
sela
laku
ku ke
ketu
tuaa Se
Seko
kolah
lah ting
tinggi
gi ilmu
ilmu ke
kese
seha
hata
tan
n (STI
(STIKe
Kes)
s)
cirebon.
3. H. Raden
Raden Nur Abdur
Abdurrahman
rahman,, S.Kep.,N
S.Kep.,Ners,
ers, MH.Ke
MH.Kes.
s. selaku ketua program
program studi
studi S1
S1
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon .
4. Bapak Kasmad,
Kasmad, M.Kep.
M.Kep. selaku dosen mata kuliah
kuliah Keperawata
Keperawatan
n Medikal
Medikal Bedah yang
telah meyerahkan kepercayaan kepada kami guna menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu.
Kami berharap dengan sungguh-sungguh supaya makalah ini mampu berguna serta
bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuna sekaligus wawasan terkait Asuhan
Keperawatan pada penyakit Hepatitis. selain itu kami sadar bahwa makalah kami ini banyak
sekali kekurangan serta jauh dari sempurna. Oleh sebab itu kami benar-benar menanti kritik
dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami tulis dimasa yang selanjutnya.
Demi
Demiki
kian
an ya
yang
ng da
dapa
patt ka
kami
mi sampa
sampaik
ikan
an,, se
semo
moga
ga maka
makala
lah
h se
sede
derh
rhan
anaa in
inii da
dapa
patt
memenuhi tugas mata kuliah psikososial budaya dan dapat bermanfaat bagi pembacanya.
Cirebon, September 2021
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Lata
Latarr Bela
Belaka
kang
ng
3
hepatitis B dan C di Indonesia, dan setengah dari penderita ini berpotrnsi berkembang
menjadi penyakit hati kronik (Depkes RI, 2010). Selain itu Indonesia menjadi negara
urut
urutan
an ke
keti
tiga
ga de
deng
ngan
an pe
pend
nder
erit
itaa he
hepa
pati
titi
tiss te
terb
rban
anya
yak
k se
sete
tela
la Ting
Tingko
koak
ak da
dan
n In
Indi
diaa
(Bararah, 2010). Dari 400 juta penderita hepatitis B di dunia, 12 juta orang bermukim
di Indone
Indonesia.
sia. Dari data
data perval
pervalens
ensii nasiona
nasionall hepati
hepatitis
tis klinis
klinis sebesar
sebesar 0,6 persen
persen..
Sebanyak
Sebany ak 13 provin
provinsisi di Indon
Indonesia
esia memili
memiliki
ki perval
pervalens
ensii di atas
atas nasion
nasional.
al. Kasus
Kasus
penderita hepatitis tertinggi di provinsi Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur.
Menurut data yang diproleh dari kabupaten Pasuruan pada tahun 2012 angka kejadian
pasien dengan penyakit hepatitis tercatat sebanyak 97 kasus. Dengan presentase 65%
hepati
hepatitis
tis akut
akut 35% kronis
kronis (Depke
(Depkes,2
s,2012
012).
). Berdasa
Berdasarka
rkan
n studi
studi pendah
pendahulu
uluan
an yang
yang
dilaku
dilakukan
kan oleh
oleh peneli
peneliti
ti didapa
didapatka
tkan
n bahwa
bahwa pender
penderita
ita hepati
hepatitis
tis di RSUD
RSUD bangil
bangil
padabulan .... sampai dengan .... 2018 sebanyak .... orang (Rekam Medik RSUD
Bangil, 2019).
Penyebab hepatitis di antaranya adalah virus hepatitis A,B,C,dan D, atau dari
Akibat
Akibat da
dari
ri pe
peny
nyak
akit
it he
hepa
pati
titi
tiss be
berd
rdas
asark
arkan
an vi
viru
rusn
snya
ya,, masin
masing g – masin
masing
g
memi
memili
liki
ki pe
peny
nyeb
ebab
ab ya
yang
ng be
berb
rbed
edaa – be beda
da.. Di
Dian
antar
taran
anya
ya hehepa
pati
titi
tiss A umum
umumny
nyaa
ditularkan melalui makan atau air minum yang terkontaminasi feses dari penderita
hepati
hepatitis
tis A yang
yang mengan
mengandun
dung
g virus
virus hepati
hepatitis
tis A. Kemudi
Kemudian
an hepati
hepatitis
tis B, dapat
dapat di
tularkan melalui cairan tubuh yang terinfeksi virus hepatitis B seperti darah,cairan
vagina, dan air mani. Hampir sama juga dengan hepatitis B, penyakit ini ditularkan
melalui cairan tubuh, terutama melalui jarum suntik yang di pakai bersama serta
hubungan seksual tanpa kondom. Untuk hepatitis D rupanya merupakan penyakit
yang jarang terjadi, namun lebih serius. Virus hepatitis D tidak bisa berkembang
dalam tubuh tanpa adanya hepatitis B. Hepatitis D ditularkan melalui darah dan cairan
tubuh lainnya (Smeltzer, 2013).
4
2. Rumu
Rumusa
san
n Mas
Masal
alah
ah
a. Apa Definisi
Definisi Penyakit
Penyakit Hepatitis?
Hepatitis?
b. Apa penyebab/Etiologi Penyakit Hepatitis ?
c. Apa Pathofisiol
Pathofisiologi
ogi penyakit
penyakit Hepati
Hepatitis
tis ?
d. Apa Manifestasi
Manifestasi Klinik
Klinik penyak
penyakit
it Hepatitis
Hepatitis ?
e. Apa Kompl
Komplikasi
ikasi pada
pada penyak
penyakit
it Hepatitis
Hepatitis ?
f. Apa Pemeriks
Pemeriksaan
aan Diagnost
Diagnostik
ik pada
pada penyakit
penyakit Hepatit
Hepatitis
is ?
g. Apa Penulara
Penularan
n pada penyakit
penyakit Hepatiti
Hepatitiss ?
h. Apa Pengoba
Pengobatan
tan pada
pada penyakit
penyakit hepatitis
hepatitis ?
5
i. Apa Penat
Penatala
alaksa
ksanaa
naan
n penyaki
penyakitt Hepatit
Hepatitis
is ?
j. Apa Dampak Masalah Penyakit Hepatitis ?
k. Apa Konsep
Konsep Asuhan Keperawa
Keperawatan
tan pada penyakit
penyakit Hepatitis
Hepatitis ?
3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep penyakit Hepatitis dan Konsep Asuhan Keperawatan
pada penyakit Hepatitis
b. Tuju
Tujuan
an Khus
Khusus
us
1. Untuk mengetahui
mengetahui Pengertian
Pengertian penyakit
penyakit Hepatitis
Hepatitis
2. Untuk mengetahui
mengetahui penyebab/E
penyebab/Etiolog
tiologii Penyakit
Penyakit Hepatitis
Hepatitis
3. Untuk mengetahui
mengetahui Pathofisiol
Pathofisiologi
ogi penyakit
penyakit Hepatitis
Hepatitis
4. Untuk mengetahui
mengetahui Manifestasi
Manifestasi Klinik
Klinik penyakit
penyakit Hepatit
Hepatitis
is
5. Untuk mengetahui
mengetahui komplikasi
komplikasi pada penyakit
penyakit Hepatit
Hepatitis
is
6. Untuk Mengetahui
Mengetahui pemerik
pemeriksaan
saan Diagnost
Diagnostik
ik pada
pada penyakit
penyakit Hepatit
Hepatitis
is
7. Untuk mengetahui
mengetahui Penularan
Penularan pada penyakit
penyakit Hepatit
Hepatitis
is
8. Untuk mengetahui
mengetahui pengobatan
pengobatan pada penyakit
penyakit hepatit
hepatitis
is
9. Untuk mengetahui
mengetahui Penatalaksan
Penatalaksanaan
aan penyak
penyakit
it Hepatit
Hepatitis
is
10. Untuk Mengetahui
Mengetahui dampak Masalah Penyakit Hepatitis
11. Untuk Mengetahui Konsep
Konsep Asuhan Keperawatan pada
pada penyakit Hepatitis
12. Untuk mengetahui
mengetahui Kasus Asuhan Keperawatan Hepatitis
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam BAB 2 ini akan diuraikan secara teoritis mengenai konsep penyakit dan asuhan
keperawatan hepatitis. Konsep penyakit akan diuraikan definisi, etiologi dan cara penanganan
secara
secara medis,
medis,.. Asuhan
Asuhan keperaw
keperawatan
atan akan
akan diuraik
diuraikan
an masala
masalah-m
h-masal
asalah
ah yang
yang muncul
muncul pada
pada
penyakit hepatitis dengan melakukan asuhan keperawatan terdiri dari pengkajian, diagnosa,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
2. 1 Konsep Penyakit
A. Defin
efinis
isii
Hepatit
Hepatitis
is adalah
adalah suatu
suatu proses
proses perada
peradanga
ngan
n difus
difus pada
pada jaring
jaringan
an yang
yang dapat
dapat
diseba
disebabka
bkan
n oleh
oleh infeksi
infeksi virus
virus dan oleh
oleh reaksi
reaksi toksik
toksik terhad
terhadap
ap obat-o
obat-obat
batan
an serta
serta
bahan-bahan kimia (Hadi, 2018).
Hepatitis adalah peradangan hati, disebabkan oleh infeksi atau bahan kimia.
Penyebab
Penyebab infeksi meliputi
meliputi banyak
banyak agen yang dapat menyebabkan
menyebabkan kerusakan dan
peradangan kelompok virus yang diketahui sebagai hepatitis diberi nama secara
alfabetik dalam urutan kronologik penemuannya (Brunner & Suddart, 2001).
Hepatit
Hepatitis
is adalah
adalah perada
peradang
ngan
an pada
pada sel-sel
sel-sel hati,
hati, virus
virus merupa
merupakan
kan penyeb
penyebab
ab
hepatitis yang paling sering, terutama virus hepatitis A,B,C,D dan E. Pada umumnya
penderita hepatitis A dan E dapat sembuh, sebaliknya hepatitis B dan C dapat
menjad
menjadii kronik
kronik.. Virus
Virus hepati
hepatitis
tis D hanya
hanya dapat
dapat menyer
menyerang
ang pender
penderita
ita yang
yang tel
telah
ah
terinf
terinfeks
eksii virus
virus hepatit
hepatitis
is B dan dapat
dapat memper
memperole
oleh
h keadaa
keadaan
n pender
penderita
ita (Price
(Price &
Wilson 2006).
B. Etio
tiolo
log
gi
1. Penyeb
Penyebab
ab hepatits
hepatits menurut
menurut Wening
Wening Sari
Sari (2008)
(2008) meliput
meliputi:
i: obat-o
obat-obat
batan,
an, bahan
bahan
kimia
kimia dan racun,
racun, menyeb
menyebabk
abkan
an toksik
toksik un
untuk
tuk hati,
hati, sehing
sehingga
ga sering
sering disebu
disebutt
hepatitis toksik dan hepatitis akut.
2. Reaksi transfusi
transfusi darah
darah yang
yang tidak
tidak terlindu
terlindungi
ngi virus
virus hepatiti
hepatitis.
s.
3. Infeksi
Infeksi virus. Virus
Virus hepatiti
hepatitiss B (HBV) merupak
merupakan
an virus
virus yang bercang
bercangkang
kang ganda
ganda
yang memiliki ukuran 42 mn. Ditularkan melalui darah atau produk darah, saliva,
semen, sekresi vagina. Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa menularkan
virus pada bayi selama proses persalinan, masa inkubasi 40-180 hari dengan rata-
rata 75 hari, factor resiko bagi para dokter bedah, pekerjaan laboratorium, dokter
7
gigi, perawat dan terapis respiratorik, staf dan pasien dalam unit hemodialysis,
para pemakai obat yang menggunakan jarum suntik bersama-sama atau diantara
mitra seksual baik heteroseksual maupun pria homoseksual.
C. Pa
Pato
tofi
fisi
siol
olog
ogii
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi
karena adanya
karena adanya kerusa
kerusakan
kan sel hati
hati dan duktul
duktulii empedu
empedu intrah
intrahepat
epatic,
ic, maka
maka terjadi
terjadi
kesuka
kesukaran
ran pengan
pengangku
gkutan
tan biliru
bilirubin
bin tersebu
tersebutt didala
didalam
m hati,
hati, selain
selain itu juga
juga terjad
terjadii
kesulitan
kesulitan dalam hal konjungas
konjungas.. Akibatnya
Akibatnya bilirubin
bilirubin tidak sempurna
sempurna dikeluarkan
dikeluarkan
melalui ductus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekresi) dan
regurgitasi
regurgitasi paada duktuli,
duktuli, empedu
empedu belum mengalami konjungsi
konjungsi (bilirubin
(bilirubin direct).
Jadi
Jadi icte
icteru
russ ya
yang
ng timb
timbul
ul disi
disini
ni teru
teruta
tama
ma di
diseb
sebab
abka
kan
n ka
kare
rena
na ke
kesu
suka
karan
ran da
dalam
lam
pengangkutan, konjugasi
konjugasi eksresi bilirubin (Smeltezer & Bare, 2002)
Virus atau bakteri yang menginfeksi manusia masuk ke aliran darah dan terbawa
sampai ke hati. Disini agen infeksi menetap dan mengakibatkan peradangan dan
terjadi kerusakan sel-sel hati (hal ini dapat dilihat pada pemeriksaan SGOT dan
SGPT). Akibat kerusakan ini maka terjadi penurunan penyerapan dan konjugasi
bilirubin sehingga terjadi difungsi hepatosit dan mengakibatkan ikterik. Peradangan
ini akan mengakibatkan peningkatan suhu tubuh sehingga timbul gejala tidak nafsu
makan (Anoreksia). Salah satu fungsi hati adalah sebagai penetralisir toksin, jika
toksik yang masuk berlebihan atau tubuh mempunyai respon hipersensitivitas, maka
hal ini merusak hati sendiri dengan berkurangnya fungsinya sebagai kelenjar terbesar
sebagai penetral racun (Syaifuddin, 2006).
8
9
D. Mani
Manifes
festa
tasi
si Klin
Klinik
ik
Manifestasi klinik hepatitis menurut FKUI (2006) terdiri dari 3 tahapan meliputi:
1. Fa
Fase
se pr
praa ikte
ikteri
rik
k
Keluha
Keluhan
n umumny
umumnyaa tidak
tidak khas.
khas. Keluha
Keluhan
n yang
yang diseba
disebabka
bkan
n infeks
infeksii virus
virus
berlangsung sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali timbul),
nausea, vomitus, perut kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan pegal-
pegal terutama dipinggang, bahu dan malaise, lekas lelah terutama sore hari, suhu
badan meningkat sekitar 39c be
berla
rlang
ngsu
sung
ng se
sela
lama
ma 2-
2-5
5 ha
hari
ri,, pu
pusi
sing
ng,, ny
nyer
erii
persendian. Keluhan gatal-gatak mencolok pada hepatitis virus B
2. Fase Ik
Ikterik
Urine
Urine berwar
berwarna
na seperti
seperti the pekat,
pekat, tinja
tinja berwar
berwarna
na pucat,
pucat, penuru
penurunan
nan suhu
suhu
badan disertai dengan bradikardi. Icterus pada kulit dan sklera yang terus
meningkat pada minggu pertama, kemudian menetap dan baru berkurang setelah
10-14 hari. Kadang-kadang disertai gatal-gatal diseluruh badan, rasa lesu dan
a) Pe
Peme
meri
riks
ksaa
aan
n Pigme
Pigmen
n
10
- Uro
rob
bilirubin Dire
rek
k
- Bilirubin ser
serum to
total
- Bilirubin ur
urine
- Uro
rob
bilinogen uri
rin
ne
- Uro
rob
bilinogen fese
sess
3. Peme
Pemerik
riksaa
saan
n tamb
tambah
ahan
an
a) Lap
Lapar
aro
osk
skop
opii
b) Biopsi hati (Doengoes, 1999)
G. Penu
enulara
laran
n
1. Hepa
Hepati
titi
tiss A dan
dan E
Fecal
Fecal ora
orall dengan
dengan menelan
menelan makana
makanan
n yang
yang sudah
sudah terkont
terkontami
aminas
nasi,
i, kontak
kontak
dengan penderita melalui kontaminasi feses pada makanan atau air minum atau
dengan makan kerang yang mengandung virus yang tidak dimasak dengan baik.
11
2. Hepati
atitis B
Kontak
Kontak dengan
dengan pender
penderita
ita melalui
melalui parent
parenteral
eral yang
yang berasal
berasal dari
dari produk
produk--
produk darah secara intravena, kontak seksual dan perinatal secara vertikel (dari
ibu ke janin).
3. Hepa
Hepati
titi
tiss C dan
dan D
1. Dam
Dampak
pak ekon
ekonom
omii
Menurut WHO, hepatitis merupakan penyakit peradangan pada organ hati
manusia yang kian meningkat jumlah penderitanya. Penyakit yang disebabkan
oleh
oleh viru
viruss in
inii meru
merupa
paka
kan
n pe
peny
nyak
akit
it menu
menular
lar ya
yang
ng menj
menjad
adii pr
prob
oblem
lem be
besar
sar
kesehatan masyarakat, terutama di negara berkembang. Dampaknya tidak hanya
pada aspek ekonomi, tapi juga kondisi
kondisi social masyarakat.
2. Dam
Dampak
pak so
social
cial
Perilak
Perilaku
u terten
tertentu
tu dan dukung
dukungan
an social
social yang
yang diberi
diberikan
kan orang
orang lai
lain
n kepada
kepada
klien,, dapat menolong klien melakukan
klien melakukan koping
koping dalam menghadapi
menghadapi peristiwa
peristiwa
yang menimbulkan stress dalam hidup klien. Dukungan social berpengaruh pada
proses penyembuhan klien (Schwarzer & Schulz, 2002).
2002).
12
sebagai berikut :
1. Iden
Identi
tita
tass Klien
Klien
Nama, umur/taggal lahir, jenis kelamin, tempat tinggal ( alamat ), pekerjaan,
pendidikan, agama, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No register
dan diagnosa medis
2. Identitas
Identitas Penanggun
Penanggung
g jawab
Nama, Umur/Tgl
Umur/Tgl Lahir, Jenis
Jenis kelamin, Pendidikan
Pendidikan,, Pekerjaan,
Pekerjaan, dan Hubungan
Hubungan
dengan klien
B. Keluhan
Keluhan Utama
Utama
Keluhan dapat berupa nafsu makan menurun, muntah, lelah, sakit kepala, batuk,
sakit perut kanan atas, demam dan kuning
C. Riwayat Kesehatan
Kesehatan Sekarang
Riwayat Kesehatan Sekarang biasanya timbul gejala awal biasanya sakit kepala,
lemah, anoreksia, mual, muntah, demam, nyeri perut kanan atas
Riwayatt Keseha
Riwaya Kesehatan
tan Terdah
Terdahulu
ulu berkai
berkaitan
tan dengan
dengan penyak
penyakit
it yang
yang pernah
pernah dideri
diderita
ta
sebelumnya, kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan, prosedur operasi
dan perawatan rumah sakit serta perkembangan anak dibanding dengan saudara-
saudaranya
13
3) Malaise
b. Sirkulasi
1) Br
Brad
adik
ikar
ardi
di ( Hip
Hiperb
erbil
ilir
irub
ubin
in Bera
Beratt )
2) Ikterik
Ikterik pada
pada sklera
sklera kuli
kulit,
t, membr
membran
an mukos
mukosa,
a, mata
mata
c. Elim
Elimin
inas
asii
1) Ur
Urin
inee Gelap
Gelap
2) Diare feces warna tanah liat
d. Makana
Makanan
n dan
dan Cairan
Cairan
1) Anoreksia
2) Ber
erat
at bad
badan men
menur
urun
un
3) Mual da
dan muntah
4) Pen
enin
ingk
gkat
atan
an oed
oedem
emaa
5) Asites
e. Neur
Neuros
osen
enso
sori
ri
1) Pe
Peka
ka ter
terha
hada
dap
p rang
rangsa
sang
ngan
an
2) Cend
ender
eru
ung tidu
tidurr
3) Letargi
4) Asteriksis
f. Nyer
Nyerii / Ke
Keny
nyam
aman
anan
an
1) Kra ram
m abdomen
2) Nyer
Nyerii teka
tekan
n pad
padaa kua
kuadr
dran
an ka
kana
nan
n
3) Mialgia
4) Atralgia
5) Sakit Kepala
6) Gatal
atal ( pr
pru
uri
ritu
tuss )
g. Keam
Keaman
anan
an
1) Demam
2) Urtikaria
3) Les
esii Maku
Makulo
lop
popu
pule
ler
r
14
4) Eritema
5) Splenomegali
6) Pemb
Pembesa
esaran
ran nod
nodus
us serv
servik
ikal
al poste
posteri
rior
or
h. Seks
Seksua
uali
lita
tass
Pola hidup/perilaku meningkat resiko terpajan
G. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan
Keadaan umum
umum : Baik/Se
Baik/Sedang/
dang/Lemah
Lemah
b. Kesadaran : Composmentis/apatis/somonolen/sopor/soporcoma/coma
c. tanda-tanda
tanda-tanda vital
vital : Pada umumnya
umumnya nadi
nadi pasien meningka
meningkatt
d. Beratbadan
Beratbadan : Biasanya
Biasanya terjadi
terjadi penurunan
penurunan berat
berat badan
e. Ting
Tinggi
gi b
bad
adan
an
f. Pe
Peme
meri
riks
ksaa
aan
n Head to toe ( kepala sampai kaki )
Tabel 2.1
Pemeriksaan Fisik
Kepala : Inspeksi :
Inspeksi seluruh bagian kepala klien, apakah bagiam kepala
simetr
sim etris,
is, warna
warna rambut
rambut,pe
,penye
nyebar
baran
an rambut
rambut merata
merata atau
atau
tidak, wajah pucat atau tidak
Mata : Inspeksi :
Kajii kesime
Kaj kesimetri
trisan
san mata,
mata, konjun
konjungti
gtiva
va apakah
apakah anemis
anemis atau
atau
tidak, sclera ikterik atau tidak
Hidung : Inspeksi :
Lubang hidung normal atau simetris
Mulut : Inspeksi :
Apakah bibir kering atau tidak, adakah stomatitis
Telinga : Inspeksi :
Pend
Penden
engagara
ran
n masih
masih no norm
rmal
al at
atau
au tida
tidak,
k, ap
apak
akah
ah te
terd
rdap
apat
at
cairan dari telinga
Palpasi :
Biasanya terdapat nyeri dibagian telinga
Leher : Inspeksi :
Observasi ukuran dan kesimetrisan leher
Palpasi :
Palp
Palpas
asii kele
kelenj
njar
ar tiro
tiroid
id dan ka kaji
ji adadan
any
ya mass
massaa at
atau
au
pembesaran
Dada : Inspeksi :
15
Abdomen : Inspeksi :
Perut terlihat simetris atau tidak
Perkusi
Biasanya terdengar suara tympani
Palspasi
Apakah ada nyeri tekan atau tidak
Ekstremitas : Inspeksi :
Tidak ada oedema, apakah ekstremitas masih dapat bergerak
aktif
Elimi
limina
nasi
si : Kaji
Kaji popola eli
elimi
mina
nasi
si kli
klien
en.. Bias
Biasan
any
ya klie
klien
n men
mengal
alam
amii
kesulitan buang air besar
H. Diagnosa Keperawatan
Keperawatan
Berapa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada penderita hepatitis :
a. Defisit nutrisi
nutrisi berhubungan
berhubungan dengan
dengan gangguan
gangguan metabolik
metabolik ditandai dengan
dengan mual,
muntah dan anoreksia
b. Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan hepar ditandai dengan nyeri
tekan kuadran kanan atas
c. Hypert
Hyperterm
ermii berhub
berhubung
ungan
an dengan
dengan system imun ditand
ditandai
ai dengan
dengan suhu tubuh
tubuh
diatas normal
d. Intoleransi
Intoleransi aktivitas
aktivitas berhubungan
berhubungan dengan
dengan kelemahan ditandai
ditandai dengan merasa
lemas
e. Gangg
Gangguan
uan integr
integritas
itas kulit
kulit berhub
berhubung
ungan
an dengan
dengan pruritu
prurituss secunde
secunderr terhada
terhadap
p
akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu ditandai dengan kulit kering
f. Pola
Pola nafa
nafass tida
tidak
k ef
efek
ekti
tiff berh
berhub
ubun
unga
gan
n de
deng
ngan
an pe
peng
ngum
umpu
pula
lan
n ca
cair
iran
an in
intr
traa
abdomen,asites penurunan ekspansi paru dan akumulasi secret ditandai dengan
sesak nafas
g. Resiko
Resiko infeksi
infeksi berhubun
berhubungan
gan dengan
dengan sifat menula
menularr dari
dari agent
agent virus
virus ditand
ditandai
ai
dengan ada nya tanda – tanda infeksi
16
I. Inter
Interven
vensi
si Keper
Keperawa
awatan
tan
Tabel 2.2
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI) Rasional
(SDKI)
1. Defisit nutrisi Status Nutrisi Manajemen 1) Untu
Untukk meng
menget
etah
ahui
ui
Defisit nutrisi Setelah dilakukan
dilakukan nutrisi bagaimana status
berhubungan intervensi Observasi nutrisi pasien
dengan gangguan keperawatan 1) Identi
Identifik
fikasi
asi 2) Untu
Untukk meng
menget
etah
ahui
ui
metabolik ditandai selama
sela ma 1x24
1x24 jam status nutrisi apakah pasien
dengan mual, maka status 2) Identi
Identifik
fikasi
asi mempun
mem punyai
yai alergi
alergi
muntah dan nu
nutri
trisi
si memb
membai aik
k alergi makanan makanan
anoreksia den
dengan
gan kr
krititer
eria
ia 3) Monito
Monitorr asupan
asupan 3) Untu
Untukk meng
menget
etah
ahui
ui
hasil : makanan porsi makan pasien
1) Mual
Therapetik 4) Untuk memnuhi
berkurang 1) Beri
Berika
kan
n nutrisi yang baik
2) Nafs
Nafsuu maka
makan n
membaik makanan tinggi 5) Agar pasien tau
kalori rendah diet yang baik
3) Fr
Frek
ekue
uens
nsii lemak 6) Agar pasiesien bisa
makan Edukasi maka
ma kann ta
tanp
npaa ad
adaa
membaik 1) Ajarka
Ajarkann diet
diet keluhan
4) Pors
Porsii maka
makan n yang
habis dprogramkan
5) Mual Kolaborasi
berkurang 1) Kola
Kolabo
bora
rasi
si
pemberian
medikasi
sebelum makan
2. Nyeri akut Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri 1) Untu
Untukk meng
mengetetah
ahui
ui
Nyeri akut Setelah dilakukan
dilakukan Observasi prinsip-prinsip
berhubungan intervensi 1) Id
Iden
enti
tifi
fika
kasi
si nyeri
dengan keperawatan lokasi, 2) Untu
Untukk meng
mengetetah
ahui
ui
pembengkakan selama
selama 1x24
1x24 jam karakteristik, rentang nyeri
hepar ditandai maka tingkat durasi, pasien
dengan nyeri tekan nyeri menurun frekuensi, 3) Untu
Untukk meng
mengetetah
ahui
ui
kuadran kanan atas den
dengan
gan kr
krit
iter
eria
ia kualitas, nyeri non verbal
hasil :
intensitas nyeri 4) Untu
Untukk meng
mengetetah
ahui
ui
1) Nyeri
2) Id
Iden
enti
tifi
fika
kasi
si fa
fak
kto
torr pemb
ember
erat
at
berkurang
skala nyeri dan peringan nyeri
2) Tida
Tidak
k meri
mering
ngisis
3) Id
Iden
enti
tifi
fika
kasi
si 5) Unt
ntu
uk men eng
gur
urag
agii
kesakitan
3) Tidak nyeri non verbal rasa nyeri
nyeri dengan
dengan
4) Iden
Identi
tifi
fika
kasi
si diberik
diberikan
an therap
therapy
y
17
No Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI) Rasional
(SDKI)
Therapetik 7) Untuk membuat
1) Beri
Berika
kann th
thera
erapy
py nyaman pasien
non dengan adanya
farmakologi fasilitas yang baik
2) Kont
Kontro
roll 8) Untu
Untuk k mengu
menguran
rangi
gi
lingkungan rasa nyeri
yang Untuk mengurangi
memperberat nyeri sampai
rasa nyeri dengan hilang
3) Fa
Fasil
silit
itas
asii
istirahat dan
tidur
Edukasi
1) Ajarka
Ajarkan n terap
terapii
non
farmakologi
untuk
mengurangi
nyeri
Kolaborasi
1) Kola
Kolabobora
rasisi
pemberian
analgetik
18
1) Meng
Menggi
gigi
gill oral dehidrasi
menurun Edukasi 4) Meredakan
Suhu tubuh 1) Anju
Anjurk
rkan
an demam
membaik kompres air 5) Terhindar dari
hangat dehidrasi
Kolaborasi
1) Kola
Kolabo
bora
rasi
si
pemberian
cairan dan
elektrolit
intravena jika
perlu
No Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI) Rasional
(SDKI)
4. Intoleransi Tingkat Manajemen energy
5. Gangguan Integrit
Inte gritas
as kulit
kulit Manajemen 1) Untuk
Untuk menget
mengetahu
ahuii
integritas kulit dan jaringan integ
integrit
ritas
as kulit
kulit dan tingkat kebersihan
Gangguan Setelah jaringan kulit
integritas kulit dilakukan Observasi 2) Untuk
Untuk menget
mengetahu
ahuii
berhubungan intervensi 1) Monito
Monitorr kebersi
kebersihan
han suhu dan
dengan pruritus keperawatan kulit kelembaban
secunder terhadap selama 1x24 2) Moni
Monitotorr su
suhu
hu da
dan
n ruangan
akumulasi pigmen jam maka kelembaban 3) Agar
Agar tidak
tidak terjad
terjadii
bilirubin dalam kerusakan ruangan iritasi kulit karena
garam empedu in
inte
tegr
grit
itas
as ku
kuli
litt 3) Hin
Hindari
dari memak
emakai
ai kepanasan
19
N Diagnosa Perencanaan
o Keperawatan Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI) Rasional
(SDKI)
6. Pola nafas tidak Tingkat Pola Manajemen
Manajemen pola 1) Untu
Untuk
k meng
menget
etah
ahui
ui
efektif nafas tidak nafas batas normal dari
Pola nafas tidak efektif Observasi TTV pasien
efektif Setelah 1) Monito
Monitorr tanda-
tanda- 2) Untu
Untuk
k meng
menget
etah
ahui
ui
berhubungan dilakukan tanda vital pernafasan
dengan intervensi 2) Moni
Monito
torr dangkal/cepat,kem
pengumpulan keperawatan frekuensi, ungkin
ungkinan
an terdapa
terdapatt
cairan intra selama 1x24 jam kedalaman hipoksia atau
abdomen,asites maka pola nafas pernafasan ak
akum
umul
ulas
asii ca
caira
iran
n
penurunan tidak efektif Therapetik dalam abdomen
ekspansi paru dan membaik 1) Laku
Lakuka
kan
n 3) Untk mengetahui
akumulasi secret dengan kriteria auskultasi bunyi kemungkinan
ditandai dengan hasil : nafas menunjukan
sesak nafas 1) Pola
Pola nafa
nafass 2) Berika
Berikan
n posisi
posisi adanya
adanya akumul
akumulasi
asi
yang adekuat semi fowler cairan
Edukasi 4) Untuk
20
1) Ajarka
Ajarkan
n tehnik
tehnik memudahkan
nafas dalam pernafasan dengan
Kolaborasi menurunkan
1) Kola
Kolabo
bora
rasi
si tekanan pada
pemberian diafragma
No Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI) Rasional
(SDKI)
7. Resiko infeksi Tingkat resiko Manajemen resiko 1) Untuk
Resiko infeksi infeksi infeksi mengetahui
berhubungan Setelah Observasi adanya infeksi
dengan sifat dilakukan 1) Monito
Monitorr adan
adanya
ya 2) Untuk
menular dari agent intervensi tanda-tanda infeksi mengetahui
meng etahui batas
virus ditandai keperawatan 2) Monito
Monitorr tanda-tan
tanda-tanda
da normal tanda-
dengan ada nya selama 1x24 vital tanda vital
tanda– tanda jam maka tidak Therapetik 3) Untuk
infeksi terjadi infeksi 1) Lakuka
Lakukan n cuci tanga
tangan
n pencegahan dan
dengan kriteria sesuai 5 moment memutuskan
hasil :
2) Gunaka
Gunakan n APD metodee transmisi
metod transmisi
1) Tida
Tidakk
(handscoon) untuk virus hepatitis
menunjukan
kontak dengan darah 4) Untu
Untuk k menc
menceg egah
ah
adanya dan cairan tubuh terjadinya
tanda-tanda
3) Tempat
Tempatkan
kan spuit
spuit tran
transm
smis
isii vi
viru
russ
infeksi
yang telah hepatitis
digunakan dengan 5) Untuk
segera pada wadah pencegahan agar
yang tepat (seftibox) tidak tertusuk
4) Gunaka
Gunakan n tehnik
tehnik jarum dan
pembuangan sampah memutus
memu tus metode
metode
infeksius, linen dan tran
transm
smis
isii vi
viru
russ
cairan tubuh dengan hepatitis
tepat untuk 6) Untu
Untuk k memb
memban antu
tu
membersihkan da
dann meli
melind ndun
ungi
gi
peralatan-peralatan ora
ran
ng la lain
in dar arii
dan permukaan yang
21
terkontaminasi kon
onta
tak
k deng
dengan
an
Edukasi mater
ma terii ininfek
feksiu
siuss
1) Aj
Ajark
arkan
an pepent
ntin
ingn
gnya
ya dan mencegah
cucii tangan
cuc tangan dengan
dengan transmisi
se
seri
ring
ng papada
da klklie
ien,
n, penyakit
keluarga, dan 7) Untuk
pengunjung lain menghilangkan
serta petugas organisme yang
pelayanan kesehatan merusak rantai
Kolaborasi transmisi infeksi
1) Kola
Kolabobora
rasi
si dalam
dalam 8) Agar
Agar tida
tidak
k terja
terjadi
di
pemberian obat infeksi virus
antibiotik hepatitis
J. Implemen
Implementasi
tasi Keperawa
Keperawatan
tan
Implem
Implement
entasi
asi merupa
merupakan
kan tahap
tahap keempa
keempatt dalam
dalam tahap
tahap proses
proses keperaw
keperawatan
atan
dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan ( tindakan keperawatan ) yang
telah direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan ( Hidayat, 2006 ). Dalam
tahap ini perawat harus mengetahui berbagai hal seperti fisik dan perlindungan
pada klien, teknik komunikasi, kemmapuan dalam prosedur tindakan, pemahaman
tentang hak-hak pasien serta memahami tingkat perkembangan pasien.
Pelaks
Pelaksana
anaan
an mencak
mencakup
up melaku
melakukan
kan,, memban
membantu
tu atau
atau mengar
mengarahk
ahkan
an kinerj
kinerjaa
aktivi
aktivitas
tas sehari–
sehari– hari.
hari. Setelah
Setelah dilaku
dilakukan
kan valida
validasi,
si, pengua
penguasaan
saan keteram
keterampil
pilan
an
interpersonal, intelektual, dan teknik intervensi harus dilakukan dengan cermat dan
efisien
efisien pada
pada sit
situas
uasii yang
yang tepat,
tepat, keaman
keamanan
an fisik
fisik dan psikol
psikologi
ogi dilind
dilindun
ungi
gi dan
dokumentasi keperawatan berupa pencatatan dan pelaporan ( Nursalam, 2011 ).
K. Evaluasi Keperawatan
Keperawatan
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara
melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau
tidak (Hidayat,2004).
Evaluasi yang digunakan mencakup 2 bagian yaitu evaluasi formatif yang
disebu
disebutt juga
juga evalua
evaluasi
si proses
proses dan evalua
evaluasi
si jangka
jangka pendek
pendek adalah
adalah evalua
evaluasi
si yang
yang
dilaks
dilaksana
anakan
kan secara
secara terus
terus meneru
meneruss terhad
terhadap
ap tindak
tindakan
an yang
yang tel
telah
ah dilaku
dilakukan
kan..
Sedang
Sedangkan
kan evalua
evaluasi
si sumati
sumatifya
fyang
ng disebu
disebutt juga
juga evalua
evaluasi
si akhir
akhir adalah
adalah evalua
evaluasi
si
22
BAB 3
HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
23
1. Peng
Pengka
kaji
jian
an Keper
Keperaw
awat
atan
an
Pengka
Pengkajia
jian
n dilaku
dilakukan
kan pada
pada tangga
tanggall 19 Septem
September
ber 2021
2021 di ruanga
ruangan
n Cengki
Cengkir
r
RSUD
RSUD Indr
Indram
amay
ayu.
u. Meto
Metode
de peng
pengka
kaji
jian
an ya
yang
ng di
digu
guna
naka
kan
n ad
adal
alah
ah meto
metode
de allo-
anamnesa dan auto-anamnesa.
a. Id
Iden
enti
tita
tass Pas
Pasie
ien
n
Pengkajian dilakukan pada keluarga dan pasien sendiri, jenis kelamin laki-
lakii tangga
lak tanggall lahir
lahir 8 Juli
Juli 1973
1973 alamat
alamat di desa
desa Karanga
Karangampe
mpel,
l, beraga
beragama
ma Islamn,
Islamn,
pasien masuk RS pada tanggal 19 September 2021 pukul 14.30 WIB, pasien
masuk dengan keluhan nyeri perut kanan atas mual muntah dan badan lemas.
b. Kelu
Keluha
han
n Utam
Utama
a
Saat di kaji pasien mengatakan nyeri dibagian perut kanan atas, keluhan yang
disertai nafsu makan menurun, badan lemas, mual dan muntah.
c. Ri
Riwa
waya
yatt Peny
Penyak
akit
it Seka
Sekara
rang
ng
Keluarga pasien mengatakan awalnya pasien mengalami demam, nyeri perut
kanan, mual muntah, badan lemas dan nafsu makan menurun sejak 2 minggu
minggu yang
lalu, pada tanggal 19 September 2021 pukul 14.30 WIB Tn. S dibawa ke rumah
sakit karena sudah tidak bisa menahan
menahan sakit. Saat di IGD pasien diberikan
cairan intravena Nacl 500 ml/8 jam. Pada Pukul 18.00 WIB pasien dipindahkan
ke ruan
ruang
g pe
peraw
rawat
atan
an ra
rawa
watt ng
ngin
inap
ap cengk
cengkir
ir.. Kead
Keadaa
aan
n umum
umum sa
saat
at in
inii pa
pasie
sien
n
mengalami sakit berat dan lemas, tingkat kesadaran pasien secara kualitatif adalah
compos
compos mentis
mentis dengan
dengan GCS E4, V5, M6, tanda
tanda vital
vital didapa
didapatka
tkan
n tensi
tensi 100/70
100/70
mmHg,
mmHg, suhu 36.50C, nadi 84x/menit,
suhu 36.5 84x/menit, pernap
pernapasan
asan 22x/menit,
22x/menit, pasien terpasang
terpasang
infus Aminofusin hepar 500 cc/ 24 jam.
d. Riwaya
Riwayatt penya
penyakit
kit seb
sebelu
elumny
mnya
a
Tn.. S pe
Tn pern
rnah
ah mend
mender
erit
itaa pe
peny
nyak
akit
it asam
asam ur
urat
at da
dan
n remati
rematik,
k, Tn.
Tn. S tida
tidak
k
mempunyai
mempunyai riwayat alergi terhadap makan
makanan,
an, minuman
minuman dan obat-obatan,
obat-obatan, dan
tidak mempunyai riwayat operasi sebelumnya. Tn. S tidak mempunyai kebiasaan
meroko
merokok,
k, minum
minum minuma
minuman
n beralk
beralkoho
ohol.
l. Tn. S memilik
memilikii kebiasa
kebiasan
n minum
minum ko
kopi
pi
sudah dari umur 24 tahun dengan frekuensi minum 200 ml pagi dan sore, Tn. S
juga mengkomsumsi obat yaitu Novastis
Novastis 1x2 tab diminum pada malam hari.
e. Ri
Riwa
waya
yatt kelu
keluarg
arga/g
a/gen
enog
ogram
ram
Tn. S tinggal sendirian, saat ia sakit adiknya datang dari kampung untuk
24
Pasien
2. Pe
Peme
meri
riks
ksaa
aan
n fis
fisik
ik
a. Tand
Tanda-
a-ta
tand
ndaa vita
vitall
Pemeriksaan TTV yang dilakukan saat pengkajian didapatkan:
merah muda sklera berwana kuning, tidak menggunakan kaca mata dan tidak ada
tanda-tanda
tanda-tanda peradangan
peradangan,, telinga simetris, tidak ada nyeri tekan dan peradangan,
peradangan,
hidung tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada nyeri tekan dan tidak ada polip,
tenggorokan dan mulut, gigi sudah banyak yang dicabut, gusi warna merah
muda lidah bersih dan ada peradangan pada tenggorokan, leher tidak ada lesi, dan
masa, tidak ada nyeri tekan di bagian tidak masa tidak ada pembesaraan
pembesaraan kelenjar
limfe pada leher, tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid.
c. Si
Siste
stem
m ka
kard
rdio
iova
vask
skul
uler
er
25
Pemeriksaan yang dilakukan pada Tn. S didapatkan tidak ada nyeri dada, Kes:
CM, GCS: 15, tidak ada tanda-tanda sianosis, CRT <2 detik, tidak ada edema
dibagian tangan dan kaki, nadi apical teraba, vena jugularis Tidak ada peningkatan
3 cm, perku
perkusi
si tidak
tidak ada pembesara
pembesaran
n jantun
jantung.
g. Saat diausk
diauskult
ultasi
asi BJ I dan BJ II
normal, tidak ada suara jantung tambahan.
d. Si
Sist
stem
em resp
respir
iras
asii
Pemeriksaan
Pemeriksaan yang dilakukan
dilakukan pada Tn. S didapatkan
didapatkan pasien tidak mempunyai
mempunyai
keluhan,
keluhan, pasien bernapas
bernapas spontan,
spontan, bentuk dada simetris,
simetris, tidak ada masa dan lesi,
irama napas teratur, tidak ada pengunaan otot bantu napas, perkusi tidak ada bunyi
pekak, seluruh lapang paru bunyi resonan, auskultasi suara paru-paru kanan dan
kiri vesikuler.
e. Si
Sist
stem
em penc
pencer
erna
naan
an
Pemerik
Pemeriksaan
saan yang dilaku
dilakukan
kan pada
pada Tn. S didapa
didapatka
tkan
n ada nyeri
nyeri di bagian
bagian
kwadran kanan atas, tugor kulit elastis, keadaan bibir kering, tidak ada tanda-tanda
mengunakan alat bantu kateter, kandung kemih tidak ada tanda-tanda pembesaran
dan tidak ada nyeri tekan.
26
Pemeriksaan yang dilakukan pada Tn. S didapatkan pasien tidak ada lesi,
massa dan kelainan pada alat reproduksi.
3. Pola
Pola kegiat
kegiatan
an sehar
sehari-h
i-har
arii
a. Nutrisi
Sebelum sakit Tn. S dapat menghabiskan porsi makanan yang disediakan dan
frekuensi makan dan nafsu makan semuanya dapat di atur dengan baik, saat sakit
Tn. S hanya dapat menghabiskan setengah porsi makanan saja, ini diakibatkan
karena efek mual muntah dan penurunan nafsu makan. BB Tn. S yang didapat 52
melakukan
melakukan aktifitas,
aktifitas, Pasien mengatkan
mengatkan nyeri diseluruh badan jika melakukan
aktifitas
d. Isti
Istira
raha
hatt dan
dan tidu
tidur
r
Pola tidur Tn. S sedik
sedikit
it terganggu akibat nyeri di perut yang muncul, tetapi
kebutuhan waktu tidur bisa sampai 5-6 jam. Sebelum sakit biasanya 7-8 jam
istirahat.
e. Pola
Pola int
inter
erak
aksi
si sos
sosia
iall
Interak
Interaksi
si yang
yang dilaku
dilakukan
kan Tn. S semuan
semuanya
ya berjal
berjalan
an dengan
dengan baik,
baik, tidak
tidak ada
hambat
hambatan
an dan semua menjadi
menjadi saudar
saudaraa bagi
bagi Tn. S tidak
tidak ada hambatan
hambatan dalam
dalam
27
Hasil
NO Jenis Nilai
Pemeriksaan Normal
6. Calcium ion 11
1 100 1120-1320
5. Terapi
Terapi pengob
pengobata
atan
n yang
yang dida
didapat
patkan
kan
Terapi
Terapi yang
yang didapa
didapatka
tkan
n oleh
oleh .S yaitu:
yaitu: Aminof
Aminofusi
usin
n hepar
hepar 500 cc/24
cc/24 jam/IV
jam/IV,,
Heplan 1x1 tab/PO, Laktuone 1x1 tab/PO, OMZ 1xTs40 mg/IV Curcuma 3x2 tab/PO,
Sucrafat 3x1 cc/PO, Nac 3x1 tab/PO, Channa 1x1 tab/PO, Vit K 3x1 tab/PO.
28
6. Analisa Data
Sebelum menentukan diagnosa keperawatan harus terlebih dahulu menentukan
analisa data yang disesuaikan dengan pengkajian yang di dapatkan. Ada tiga Analisa
data yang di dapatkan yaitu pertama:
pertama: data subjektif:
subjektif: (pengkajia
(pengkajian
n PQRST)
PQRST) P: adanya
pembengkakan pada perut kanan atas. Q: nyeri yang dirasakan tertikam. R: Nyeri
menetap pada perut kanan atas dan tidak menyebar. S: skala nyeri dari 1-10 skala
yang
yang ditent
ditentuka
ukan
n pasien
pasien 5. T: nyeri
nyeri yang
yang dirasak
dirasakan
an setiap
setiap saat,
saat, saat ditekan
ditekan dan
disentuh. Data objektif: pasien tampak meringis kesakitan, KU lemah, TTV: tensi
10
100/
0/70
70 mmHg
mmHg,, su
suhu
hu 36.50C, nadi
36.5 nadi 84x/me
84x/menit
nit,, pernap
pernapasan
asan 22x/me
22x/menit
nit.. Penyeb
Penyebab
ab
pembengkakan pada hepar masalah yang muncul
muncul nyeri akut.
Analisa
Analisa data
data yang
yang kedua:
kedua: data
data subjek
subjektif
tif:: pasien
pasien mengat
mengataka
akan
n nafsu
nafsu makany
makanyaa
menurun mual dan muntah setiap kali makan. Data objektif: KU lemah porsi makanan
tidak dihabiskan, adanya reflex mual, (pengkajian nutrisi ABCD) A: BB: 52 kg, TB:
168 cm LILA: 25 cm IMT: 18.4 kategori gizi kurang. B: Hb 10,4 g/dL, Albumin 2,8
mg/L
mg/L.. C: TTV:
TTV: tens
tensii 10
100/
0/70
70 mmHg
mmHg,, suhu
suhu 36.50C, nadi
36.5 nadi 84x/me
84x/menit
nit,, pernap
pernapasan
asan
22x/menit. D: diet yang di dapatkan TKTP (tinggi kalori, tinggi protein). Penyebab
masalah anoreksia mual dan muntah masalah yang muncul ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh.
Analisa data yang ketiga: Data subjektif: pasien mengatakan badannya lemas
dan lemah serta pusing. Data objektif: KU lemah, aktifitas dibantu sebagian oleh
keluarga, intake asupan nutrisi tidak adekuat TTV: tensi 100/70 mmHg, suhu 36.5 0C,
nadi 84x/menit, pernapasan 22x/menit. Penyebab masalah kelemahan fisik dan proses
penyakit masalah yang muncul intoleransi aktifitas
7. Di
Diag
agno
nosa
sa Kepe
Kepera
rawa
watan
tan
Hasil Analisa data yang dibuat sehingga masalah keperawatan yang muncul pada
kasus Tn. S adalah:
a. Nyeri
Nyeri akut
akut berhub
berhubun
ungan
gan dengan
dengan pembengk
pembengkaka
akan
n pada
pada hepar
hepar dibuktik
dibuktikan
an dengan
dengan
pasien tampak meringis kesakitan adanya pembengkatan pada perut kanan atas,
nyeri yang dirasakan tertikam, nyeri menetap pada perut kanan atas dan tidak
menyebar skala nyeri 5 dan pasien tampak meringis kesakitan. TTV: tensi 100/70
mmHg, suhu 36.50C, nadi 84x/menit, pernapasan 22x/menit.
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia mual dan muntah dibuktikan dengan porsi makanan tidak dihabiskan,
IMT 18,4 kategori gizi kurang, adanya reflex mual.
29
c. Intole
Intoleran
ransi
si aktifi
aktifitas
tas berhubun
berhubungan
gan dengan
dengan kelemaha
kelemahan
n fisik
fisik dan proses
proses penyakit
penyakit
dibuktikan dengan keadaan umum lemah, aktifitas dibantu asupan nutrisi tidak
adekuat.
8. Inte
Interv
rven
ensi
si ke
kepe
pera
rawa
wata
tan
n
Prioritas masalah
Diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus Tn. S yang menjadi prioritas
masal
masalah
ah ad
adal
alah
ah diag
diagno
nose
se ke
kepe
pera
rawa
watan
tan ny
nyeri
eri ak
akut
ut,, la
lalu
lu di
disu
susu
sull ol
oleh
eh di
diag
agno
nose
se
keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan intoleransi
aktifitas.
Pada kasus diatas penulis menyusun
menyusun intervensi
intervensi keperawatan
keperawatan berdasarkan
berdasarkan tahap-
tahap-
tahapan intervensi keperawatan yaitu:
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI) Rasional
(SDKI)
1. Defisit nutrisi Status Nutrisi Manajemen 1) Untu
Untuk k meng
menget
etah
ahui
ui
Defisit nutrisi Setelah dilakukan
dilakukan nutrisi bagaimana status
berhubungan intervensi Observasi nutrisi pasien
dengan gangguan keperawatan 1) Identi
Identifik
fikasi
asi 2) Untu
Untukk meng
menget
etah
ahui
ui
metabolik ditandai selama
sela ma 1x24
1x24 jam status nutrisi apakah pasien
dengan mual, maka status 2) Identi
Identifik
fikasi
asi mempun
mem punyai
yai alergi
alergi
muntah dan nu
nutri
trisi
si memb
membai aik
k alergi makanan makanan
anoreksia den
dengan
gan kr
krit
iter
eria
ia 3) Monito
Monitorr asupan
asupan 3) Untu
Untukk meng
menget
etah
ahui
ui
hasil : makanan porsi makan pasien
1) Mual
Therapetik 4) Untuk memnuhi
berkurang 1) Berik
Berikan
an nutrisi yang baik
2) Nafs
Nafsuu maka
makan n makanan tinggi 5) Agar pasien tau
membaik kalori rendah diet yang baik
3) Fr
Frek
ekue
uens
nsii lemak 6) Agar pasiesien bisa
makan Edukasi maka
ma kann ta
tanp
npaa ad
adaa
membaik 1) Ajarkan diet keluhan
4) Pors
Porsii maka
makan n yang
habis dprogramkan
5) Mual Kolaborasi
berkurang 2) Kola
Kolabo
boras
rasii
pemberian
medikasi
sebelum makan
2. Nyeri akut Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri 1) Untu
Untukk meng
menget
etah
ahui
ui
Nyeri akut Setelah dilakukan
dilakukan Observasi prinsip-prinsip
30
berhubungan intervensi 1) Id
Iden
enti
tifi
fik
kas
asii nyeri
dengan keperawatan lokasi, 2) Untu
Untukk meng
menget
etah
ahui
ui
pembengkakan selama
sela ma 1x24
1x24 jam karakteristik, rentang nyeri
hepar ditandai maka tingkat durasi, pasien
dengan nyeri tekan nyeri menurun frekuensi, 3) Untu
Untukk meng
menget
etah
ahui
ui
kuadran kanan atas den
dengan
gan kr
krit
iter
eria
ia kualitas, nyeri non verbal
hasil :
1) Nyeri intensitas
2) Id
Iden
enti
tifi
fikasinyeri 4) Untu
kasi Un
faktuk
faktorkr meng
to mepnget
etah
emb
em bahui
erui
erat
at
berkurang
skala nyeri dan peringan nyeri
2) Tida
Tidak k meri
mering
ngis
is
3) Id
Iden
enti
tifi
fika
kasi
si 5) Unt
ntu
uk men enggur
urag
agii
kesakitan
nyeri non verbal rasa nyeri
nyeri dengan
dengan
3) Tidak
4) Id
Iden
enti
tifi
fika
kasi
si diberik
diberikan an therap
therapyy
kesulitan tidur
faktor yang non farmakologi
4) Tand
Tanda-a-ta
tand
ndaa
memperberat 6) Aga
garr tau
tau
vital dalam
dan lingkungan apa
rentang normal
memperingan yang menjadi nyeri
nyeri semakin
bertambah
No Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI) Rasional
(SDKI)
Therapetik 7) Untuk membuat
5) Ber
eriikan ther
eraapy nyaman pasien
non dengan adanya
farmakologi fasilitas yang baik
6) Kontrol 8) Untu
Untuk k mengu
menguran
rangi
gi
lingkungan rasa nyeri
yang Untuk mengurangi
memperberat nyeri sampai
rasa nyeri dengan hilang
7) Fasilitasi
istirahat dan
tidur
Edukasi
1) Ajarkan terapi
non
farmakologi
untuk
mengurangi
nyeri
Kolaborasi
1) Kola
Kolabo
boras
rasii
31
pemberian
analgetik
No Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI) Rasional
(SDKI)
4. Intoleransi Tingkat Manajemen energy
aktivitas toleransi Observasi
Intoleransi aktivitas 1) Moni
Monitotorr ke
kele
lela
laha
han
n 1) Untu
Untuk k meng
menget etah
ahui
ui
aktivitas Setelah fisik dan penyebab
berhubungan dilakukan emosional kelelahan
dengan
deng an kelemahan
kelemahan intervensi 2) Moni nito
torr po
pola
la da
dan
n 2) Men eniilai isti
stirahat
ditan
itand
dai denga
engan
n keperawatan jam tidur dan tidur pasien
merasa lemas selama 1x24 Therapetik 3) Meng
Menghi hind
ndar
arii
jam maka 1) Se
Sedi
diak
akan
an pasien dari
toleransi
lingkungan kelelahan
aktivitas
nyaman dan emos
em osio
iona
nall ka kare
rena
na
meningkat rendah stimulus lingkungan
dengan kriteria
hasil : 4) Melat
Melatih ih aktiv
aktivit itas
as
Edukasi
1) Keluhan 1) Anju
Anjurkrkan
an
lelah melakukan
menurun aktivitas secara
bertahap
9. Impl
Implem
ement
entas
asii keper
keperaw
awat
atan
an
HARI/
NO JAM IMPLEMENTASI EVALUASI Paraf
DX TANGGAL
32
kanan atas
P: in
inte
terv
rven
ensi
si da
dan
n ak
akti
tifi
fita
tass
yang ada dipertahankan dan
13.00 dilanjutkan.
2. 20/09/21 08.00 Menganjurk rkaan kepada S: pas
pasien
ien mengat
mengataka
akan
n tidak
tidak
pasien untuk makan sedikit ad
adaa na
nafsu
fsu maka
makan
n mual
mual da
dan
n
tapi sering, muntah setiap kali makan.
10.00 Mengatur posi
sissi semi
emi
fowler O: KU lemah porsi makanan
12.00 Mengobservasi TTV yang dapat dihabiskan
dihabiskan hanya
Memonitoring asup
supan se
sep
perempat dari 1 porsi
13.00
makan. makan
anaan, adanya refle
flex
mual
mu al,, BB:
BB: 52 kg, TB: TB: 16
1688
cm, IMT: 18.4 kategori berat
badan kurang. B: Hb 10,4
g/dL, Albumin 2,8 mg/L. C:
TTV:
TT V: tetens
nsii 10
100/
0/80
80 mmHg
mmHg,,
0
suhu 36.2 C, nadi 89x/menit,
pernapasan 22x/menit. Diet
yang di dapatkan TKTP
(tinggi kalori, tinggi protein).
P: in
inte
terv
rven
ensi
si da
dan
n ak
akti
tifi
fita
tass
yang ada dipertahankan dan
dilanjutkan.
13.00 P: in
inte
terv
rven
ensi
si da
dann ak
akti
tifi
fita
tass
yang ada dipertahankan dan
33
dilanjutkan.
1. 21/09/21 08.00 Mela
Me lak
kukan
kan peng
engka
kaji an S: nyeri yang dirasa
jian sak
kan
nyeri secara komperhen
komperhensif
sif hilang muncul, dan saat
(PQRST). ditekan dan disentuh.
11.00 Mengobserfasi TTV.
Mengajarkan tekhnik napas O: pasien
pasien tampak
tampak mering
meringis
is
12.00 dalam. kesakit
kesa kitan,
an, KU lemah,
lemah, TTV:
TTV:
13.00 Menyar
Meny aran
anka
kan
n ke
kelu
luar
argga te
tens
nsii0 11
110/
0/80
80 mmHg
mmHg,, su
suhu
hu
untuk membatasi 37.2 C, nadi 81x/menit,
pengunjung yang datang.
datang. pernapasan 21x/menit.
P: ininte
terv
rven
ensi
si dadan
n ak
akti
tifi
fita
tass
yang ada dipertahankan dan
di
dila
lanj
njut
utka
kan
n ol oleh
eh pe
pera
rawa
watt
ruangan.
te
tens
nsii 11
110/
0/80
80 mmHg
mmHg,, su
suhu
hu
37.20C, nadi 81x/menit,
pernapasan 21x/menit. Diet
yang di dapatkan TKTP
(tinggi kalori, tinggi protein).
A: masalah belum teratasi.
P: in
inte
terv
rven
ensi
si da
dan
n ak
akti
tifi
fita
tass
yang ada dipertahankan dan
di
dila
lanj
njut
utka
kan
n ol
oleh
eh pe
pera
rawa
watt
34
melakukan
melaku kan aktifi
aktifitas
tas yang
yang badannya lemas dan lemah
dapat dilakukan oleh
10.00 serta pusing.
pasien.
Memonitoring O: KU lemah, aktifitas
/asupan nutrisi.
intake/asupan
intake
dibantu sebagian oleh
Menganjurk rkaan pasie
sien
untuk beristirahat. keluar
arg
ga, intak
akee asup
supan
12.00
Melakuk
Melak ukan
an latih
latihan
an ROM
ROM nu
nutri
trisi
si tida
tidakk ad
adek
ekua
uatt TTV:
TTV:
aktif/pasif.
te
tens
nsii 11110/
0/80
80 mmHg
mmHg,, susuhu
hu
13.00
37.20C, nadi 81x/menit,
pernapasan 21x/menit.
A: masalah belum teratasi.
P: in
inte
terv
rven
ensi
si da
dan
n ak
akti
tifi
fita
tass
yang ada dipertahankan dan
di
dila
lanj
njut
utka
kan
n ol
oleh
eh pe
pera
rawa
watt
ruangan.
BAB 4
1. Hasi
Hasill Jurn
Jurnal
al
35
o sampel Penelitian
1 Komparasi Wisti Dwi Penelitian ini Populasi Jenis Hasil
metode Septiani bertujuan untuk dalam penelitian ini penelitian
klasifikasi untuk penelitian ini metode menunjukka
data mining memecahkan adalah 155 klasifikasi
klasifikasi data n tingkat
algoritma
algoritma c4.5 mas
asal
alah
ah adal
adalah
ah da
data
ta dedeng
ngan
an mining akurasinya
dan naive Al
Algo
gori
ritm
tmaa C4.5
C4.5 123 pasien algoritma C4.5 77,29%.
bayes untuk dan Naïve
Naïve Bayes
Bayes penyakit dan Naive Dari 155
prediksi dengan hepatitis yang Bayes. data
penyakit melakukan hidup dan 32 sebanyak
hepatitis pengujian pasien 103 data
(2017) terh
terhad
adap
ap kine
kinerj
rjaa penyakit diprediksika
metode tersebut.. hepatitis yang n sesuai
mati
ma ti dedeng
ngan
an yaitu 103
at
atri
rib
but ag age,
e, data “LIFE”
sex,, stero
sex steroid
id,, dan 15 data
antivirals, yang
fatigue, diprediksika
malaise, n “LIFE”
anorexia, tetapi
liver_big, ternyata
liver_firm, “DIE”.
“DIE ”. Dan
spleen_palpa sebanyak 20
ble , spiders, data
ascites, diprediksi
varices, “DIE”
bilirubin, ternyata
alk_phosphat termasuk
e, sgot, klasifikasi
albumin, “LIFE”
“LI FE” dan
protime, sebanyak 17
histology, data
dan class diprediksi
(atribu
(atr ibutt hasil
hasil sesuai
sesu ai yaitu
yaitu
prediksi) “DIE”.
2. Peningkatan Lasma Penelitian ini Populasi Jenis Hasil
Status Gizi Rina bertujuan untuk dalam penelitian yang penelitian
Pasien
Pasien Sirosi
Sirosiss Sinu
Sinura
ratt & mencegah penelitian ini digunakan ini
Hepatis Bunga penurunan berat adalah 40 adalah
adalah Teknik
Teknik menunjukka
Melalu Theresia badan atau responden, pengambilan n Mayoritas
Regimen Purb meningkatkan pasien yang sa
sam
mpel yan
ang
g pasien
Nutrisi Di Rs berat badan bila memenuhi digunakan dengan
Sari
Sari Mutia
utiara
ra kurang, mencegah kriteria dalam dekompensa
Medan (2018) kompli
kom plikas
kasii lebih
lebih inklusi: 1) penelitian ini si sirosis
lanjut
lanjut (hiper
(hiperten
tensi
si Skor MNA 0- adalah non hati
porta, asites, 24; 2) Usia probability mengalami
varises
var ises esofagu
esofagus, s, 18-65
18- 65 tahun;
tahun; sampling malnutrisi
da
dan
n en ense
sefal
falop
opati
ati 3) Bers
Bersed
edia
ia dengan
den gan teknik
teknik tanpa
hepatikum menjadi consecutive memandang
36
pasien
mengalami yang
malnutrisi
menurun
setelah
penerapan
regimen
nutrisi
setelah
setelah tigatiga
bulan
intervensi.
3 Faktor Risiko
Faktor Risiko Rumini, Penelitian ini Populasi Pe
Pene
neli
liti
tian
an in inii Hasil
Hepatitis B Umar bertujuan untuk dalam menggunakan penelitian
Pada Pasien Zein, & untuk penelitian ini jenis penelitian ini
Di RSUD. Dr. Razia mengungkap 76 responden observasional menunjukka
Pirngadi Begum faktor
faktor-fak tor apa hepatitis
-faktor B analitik dengan n bahwa
Medan (2018) Suroy saja yang pada menggunakan riwayat
berpengaruh kelompok pendekatan vaksinasi
de
deng
ngan
an ke kejad
jadia
iann usia case
case co con
ntro
trol, memiliki
he
hepa
pati
titis
tis B pa da reproduktif di
pada pendekatan nilai (p
kelo
elompok usia RSUD Dr. case control value 0,011)
reproduktif di Pirngadi Kota memiliki
RSUD. Dr. Medan. pengaruh
Pirngadi Kota terhadap
Medan. kejadian
he
hepa
pati
titi
tiss B
pada
kelompok
usia
reproduktif
4 Pengembanga Dwi Penelitian ini Populasi Jenis Hasil
n Buku Enggar bertujuan untuk dalam penelitian yang penelitian
Perencanaan Kusumow mengembalikan penelitian ini digunakan ini
Menu ati & st
stat
atus
us gizi
gizi yang
yang adalah 10 adalah menunjukka
Penderita Dr.Rita baik dan orang penelitian n
Hepatitis A Ismawati, mencapai penderita penembangan peningkatan
Usia 19-29 S.Pd., kes
eseh
ehat
atan
an yan
angg hepatitis A dengan pengetahua
Tahun (2019) M.Kes optimal. mengadopsi n responden
model yang mengenain
dikembangkan perencanaan
oleh Borg & menu
me nu pa
pada
da
Gall yang penderita
terdi
terdiri
ri da
dari
ri 10 hepatitis A.
37
tahapan
5 Seroprevalensi Rumeyda Penelitian ini Populasi Jenis Hasil
, pengetahuan, Chitra bertujuan untuk dalam penelitian yang penelitian
dan sikap Puspit
Puspitaa & mengidentifikasi penelitian ini digunakan ini
preventif Lucia seroprevalensi, responden dalam menunjukka
hepatitis b Sincu pengetahuan dan seb seban
anyak 71 penelitian ini
yak n tingkat
virus (hbv) Gunawan si
sik
kap pr
prev
even
enti f mahasiswa
tif adalah pengetahua
(2019) mahasiswa program studi deskriptif n dan sikap
ATLM
AT LM terha
terhada
dapp D-IV kuantitatif preventif
infeksi virus Teknologi menggunakan mahasiswa
hepatitis B Laboratorium desa
saiin stu
studi ATLM di
Medik cross sectional
sectional Perguruan
yang Tinggi
dilaksanakan Kesehatan
disalah satu di Kota
Perguruan Surakarta
Tinggi cukup
cuk up baik,
baik,
kese
sehhat
ataan di yakni dari
Surakarta pada 71
bulan responden
Oktober– 80,3%
Nopember memiliki
2018. pengetahua
n ba
baik
ik da
dann
97,6%
memiliki
sikap
preventif
akan
paparan
HBV
HB V yanangg
baik pula
2. Pemb
Pembah
ahas
asan
an
1) Persamaan
Persamaan antara kelima jurnal diatas adalah sebagai berikut :
a) Kelima jurnal tersebut sama-sama membahas tentang
tentang penyakit
penyakit Hepatitis
b) Kelima jurnal tersebut memiliki tujuan yang sama untuk mengetahui dan melakukan
pemberian diit pada pasien hepatitis
c) Kelima jurnal tersebut berfokus kepada pemenuhan nutrisi
nutrisi pada pasien hepatitis.
2) Kelebihan
a) Peneli
Peneliti
ti pertama
pertama yang
yang ditulis
ditulis oleh
oleh Wisti
Wisti Dwi Septiani
Septiani (2020).
(2020). Yang
Yang berjudul
berjudul
“Komparasi Metode Klasifikasi Data Mining Algoritma C4.5 Dan Naïve Bayes
Untu
Untuk
k Pr
Pred
edik
iksi
si Peny
Penyak
akit
it Hepa
Hepati
titi
tis.”
s.”da
dari
ri ha
hasi
sill meriv
merivie
iew
w ju
jurn
rnal
al terseb
tersebut
ut
38
penelitian ini menyajikan penggunaan bahasa dan pembahasan status nutrisi pada
pasien hepatitis yang mudah dipahami oleh pembaca dan penyajian data yang
lebih terperinci.
c) Peneli
Peneliti
ti ketiga
ketiga yang
yang ditu
ditulis
lis ol
oleh
eh Rumin
Rumini,
i, Umar
Umar Zein,
Zein, & Razia
Razia Begum
Begum Suroy
Suroyo
o
yang berjudul “Faktor Risiko Hepatitis B Pada Pasien Di RSUD. Dr. Pirngadi
Medan (2018).” dari hasil meriview jurnal tersebut menunjukkan penelitian ini
menjelaskan
menjelaskan tentang faktor resiko hepatitis
hepatitis B dan riwayat vaksinasi
vaksinasi terhadap
terhadap
kejadian hepatitis B secara terperinci.
d) Pe
Pene
neli
liti
ti keem
keempa
patt yang
yang ditu
dituli
liss oleh
oleh Dwi
Dwi Engg
Enggar
ar Kusu
Kusumo
mowa
wati
ti & Dr.R
Dr.Rit
itaa
a) Peneliti
Peneliti pertama
pertama yang ditulis
ditulis oleh
oleh Wisti Dwi
Dwi Septiani,
Septiani, yang
yang berjudul
berjudul “Kompara
“Komparasi
si
metode klasifikasi data mining algoritma c4.5 dan naive bayes untuk prediksi
penyakit hepatitis (2017)” memiliki kekurangan dimana perhitungannya lebih
sulit di mengerti meskipun memiliki keakuratan 83,71% dan jurnal tersebut tidak
ada membahas tentang nutrisi pada penderita hepatitis dan hanya terfokus untuk
memprediksi penyakit hepatitis.
b) Peneliti kedua yang ditulis oleh Lasma Rina Sinurat & Bunga Theresia Purba,
yang berjudul “Peningkatan Status Gizi Pasien Sirosis Hepatis Melalui Regimen
Nutrisi Di Rs Sari Mutiara Medan (2018)” memiliki kekurangan dalam
pembahasan tidak membahas lebih mendalam tentang penyakit hepatitis dan
tidak mengkasifikasikan kebutuhan nutrisi berdasarkan jenis hepatitis yang ada.
c) Peneli
Peneliti
ti ketiga
ketiga yang
yang ditulis
ditulis oleh Rumin
Rumini,
i, Umar Zein,
Zein, & Razia
Razia Begum
Begum Suroyo
Suroyo
yang berjudul “Faktor Risiko Hepatitis B Pada Pasien Di RSUD. Dr. Pirngadi
39
dalam
dalam pembah
pembahasan
asan tidak
tidak dijelas
dijelaskan
kan secara
secara menyel
menyeluru
uruh
h dan tidak
tidak melaku
melakukan
kan
pengujian terhadap responden melainkan hanya
hanya membandingkan beberapa teori
e) Pe
Pene
neli
liti
ti keli
kelima
ma yang
yang ditu
dituli
liss oleh
oleh Rume
Rumeyd
ydaa Chit
Chitra
ra Pusp
Puspit
itaa & Luci
Luciaa Sinc
Sincu
u
Gunawan
Gunawan “Seroprevale
“Seroprevalensi,
nsi, pengetahua
pengetahuan,
n, dan sikap preventif
preventif hepatitis
hepatitis b virus
(hbv)) (2019)”
(hbv (2019)” memiliki
memiliki kekurangan
kekurangan dimana dalam pembahasan
pembahasan tidak dijelaskan
dijelaskan
secara mendalam mengenai hepatitis dan cara pencegahan hepatitis.
f) Kelim
Kelimaa jurnal
jurnal tersebut
tersebut memiliki
memiliki hubun
hubungan
gan yang
yang saling
saling berkaita
berkaitan
n dimana
dimana jurnal-
jurnal-
jurnal tersebut membahas tentang hepatitis, faktor resiko hepatitis, pemenuhan
status
status nutrisi
nutrisi pada
pada pasien
pasien hepati
hepatitis
tis dan mendet
mendeteksi
eksi penyak
penyakit
it hepati
hepatitis
tis.. Jurnal
Jurnal
terseb
tersebut
ut juga
juga memili
memiliki
ki keterk
keterkaita
aitan
n dengan
dengan judul
judul studi
studi literat
literatur
ur ini dimana
dimana
membahas tentang pemenuhan nutrisi pada pasien hepatitis. Hal ini sesuai dengan
syarat penyusunan
penyusunan studi literatur dimana
dimana penulis
penulis berfok
berfokus
us untuk
untuk menganalisa
menganalisa
jurnal maupun pustaka-pustaka yang ada.
BAB 4
PENUTUTUP
4.1 Kesimp
Kesimpula
ulan
n
Pengkajian keperawatan pada Tn. A.S dengan hepatitis B di ruang Cengkir RSUD
Indramayu. 19 September
September 2019 adalah nyeri
nyeri perut kanan, mual muntah, badan lemas
dan nafsu makan menurun tingkat kesadaran pasien secara kualitatif adalah compos
mentis dengan GCS E4, V5, M6, tanda vital didapatkan tensi 100/70 mmHg, suhu
40
perut kanan atas, nyeri yang dirasakan tertikam, nyeri menetap pada perut kanan atas
dan tidak menyebar skala nyeri 5 dan pasien tampak meringis kesakitan. TTV: tensi
10
100/
0/7
70 mmHg
mHg, su
suhu
hu 36.50
6.50C,
C, nadi
adi 84x/
x/m
men
enit
it,, per
ern
nap
apas
asan
an 22x/
x/m
men
enit
it.. 2)
Ketida
Ketidakse
kseimb
imbang
angan
an nutrisi
nutrisi kurang
kurang dari
dari kebutu
kebutuhan
han tubuh
tubuh berhub
berhubung
ungan
an dengan
dengan
anoreksia mual dan muntah dibuktikan dengan porsi makanan tidak dihabiskan, IMT
18,4 kategori gizi kurang, adanya reflex mual. 3) Intoleransi aktifitas berhubungan
dengan
dengan kelema
kelemahan
han fisik
fisik dan proses
proses penyak
penyakit
it dibukt
dibuktika
ikan
n dengan
dengan keadaa
keadaan
n umum
umum
lemah
lemah,, ak
akti
tifit
fitas
as diba
dibant
ntu
u asupa
asupan
n nu
nutr
trisi
isi tida
tidak
k ad
adek
ekua
uat.
t. 3. Dala
Dalam
m pe
pere
renc
ncan
anaan
aan
difoku
difokuska
skan
n pada
pada manaje
manajemen
men nyeri,
nyeri, manajem
manajemen
en nutrisi
nutrisi dan manajem
manajemen
en energi
energi.. 4.
4.2
4.2 Saran
Saran
1. Untu
Untuk
k masy
masyar
arak
akat
at// ke
kelu
luar
arga
ga Bagi ora
orang
ng tua agar bisa
bisa menj
menjag
agaa an
anak
akny
nyaa da
dari
ri
lingkungan yang tidak aman seperti asap rokok dan polusi udara sehingga mampu
mencegah terjadinya penyakit hepatitis dan masalah kesehatan lainnya.
2. Untu
Untuk
k peng
pengem
emba
bang
ngan
an ilmu
ilmu dan
dan tekn
teknol
olog
ogii ke
kepe
pera
rawa
wata
tan
n Di
Diha
hara
rapk
pkan
an da
dapa
patt
meleng
melengkap
kapii perpu
perpustak
stakaan
aan dengan
dengan buku
buku – buku
buku keperaw
keperawata
atan
n medika
medikall bedah
bedah
khususnya sistem gastrointestinal dengan penyakit hepatitis.
3. Bagi
Bagi penu
penuli
liss Diha
Dihara
rapk
pkan
an meng
mengus
usai
ai kons
konsep
ep da
dasa
sarr mate
materi
ri ya
yang
ng di
diba
baha
hass da
dan
n
menyesu
menyesuaik
aikan
an diri
diri dengan
dengan keadaa
keadaan
n di lapang
lapangan
an sehing
sehingga
ga dapat
dapat memper
memperkay
kayaa
41
DAFTAR PUSTAKA
42
Dwi,
Dwi, E.K & Isma
Ismawa
wati
ti,, R .2
.201
019.
9. Pengembangan Buku Perencanaan Menu Penderita
Hepatitis A Usia 19-29 Tahun. e-journal Tata Boga, Volume 8, No 1 (2019), Edisi
Yudisium Pertama 2019, Hal 133-143
Hartat
Hartati,
i, Sri dan Iswant
Iswanti,
i, Sari,
Sari, 2008.
2008. Sistem Pakar dan Pengembangannya.
Pengembangannya. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Lasm
Lasmaa Ri
Rina
na Si
Sinu
nurat
rat,, dk
dkk.
k.20
2018
18,, “Im
“Impro
provem
vement
ent in Nutrit
Nutrition
ional
al Status
Status of Liver
Liver Cirrho
Cirrhosi
si
Through A Nutritional Regimen at Sari Mutiara Hospital Medan”, Idea Nursing
Journal. Vol. IX No. 2
(RISKESDAS) Riset Kesehatan Dasar. 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, Dapartemen Kesehatan, Republik Indonesia.
Rumini, umar zein, razia begum suroyo. (2018). “faktor resiko hepatitis B pada pasien di
RSUD.Dr.Pr
RSUD. Dr.Pringad
ingadii Medan”.jurn
Medan”.jurnal
al kesehatan
kesehatan global.
global. Volume
Volume 1 Nomor
Nomor 1, januari
januari
2018:37-44
Rumeyda Chitra Puspita Dan Lucia Sincu Gunawan . (2019). “Seroprevalensi, Pengetahuan,
Dan
Da n SiSika
kap
p Pr
Prev
even
enti
tiff He
Hepa
pati
titi
tiss B Vi
Viru
russ (HBV
(HBV)) ”.
”.Ju
Jurn
rnal
al Biom
Biomededik
ika.
a. Vol.
Vol.
1/No.01/Maret 2019.
Smeltzer, S. C, Bare, B. G., 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &
Suddarth. Vol. 2. e/8, EGC, Jakart
Wisti Dwi Septiani. (2017) “Komparasi Metode Klasifikasi Data Mining Alogaritma C4.5
Dan
Da n Naïv
Naïvee Baye
Bayess Untu
Untuk
k Pr
Pred
edik
iksi
si Pe
Peny
nyak
akit
it Hepa
Hepati
titi
tis”
s”.. Ju
Jurn
rnal
al Pila
Pilarr Nusa
Nusa
Mandiri.Vol.13 No.1, Maret 2017
43