Anda di halaman 1dari 43

 

 ASUHAN KEPERAWA
KEPERAWATAN
TAN HEPATITIS
HEPATITIS

Diajukan untuk memenuhu tugas mata kuliah

Keperawatan Medikal Bedah

Dosen Pengampu :

Kasmad, M.Kep

Disusun oleh :
Kelompok 4
Anggota :

1. Ade Ya
Yayah
2. Diawati
3. Fa
Faja
jarr Khae
Khaeru
rudi
din
n
4. Iv
Ivan
an Nu
Nurf
rfah
ahm
mi
5. Yuddi

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN EKSTENSI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) CIREBON

TAHUN 2021

1
 

KATA PENGANTAR 

  Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentuya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta Nabi Muhammad SAW yang kita
kita nanti-
nantikan syafa’atnya di akhirat nanti. Sekaligus pula kami menyampaikan rasa terimakasih
yang sebanyak-banyaknya untuk:

1. Bapak Drs.H.E
Drs.H.E Jumhana
Jumhana cholil,M.
cholil,M.M.
M. selaku
selaku ketua
ketua yayasan
yayasan Rise.
Rise.
2. Bapa
Bapak
k Fi
Fima
man
n Isman
Ismana,
a,MM
MM.. se
sela
laku
ku ke
ketu
tuaa Se
Seko
kolah
lah ting
tinggi
gi ilmu
ilmu ke
kese
seha
hata
tan
n (STI
(STIKe
Kes)
s)
cirebon.
3. H. Raden
Raden Nur Abdur
Abdurrahman
rahman,, S.Kep.,N
S.Kep.,Ners,
ers, MH.Ke
MH.Kes.
s. selaku ketua program
program studi
studi S1
S1
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon .
4. Bapak Kasmad,
Kasmad, M.Kep.
M.Kep. selaku dosen mata kuliah
kuliah Keperawata
Keperawatan
n Medikal
Medikal Bedah yang

telah meyerahkan kepercayaan kepada kami guna menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu.

Kami berharap dengan sungguh-sungguh supaya makalah ini mampu berguna serta
 bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuna sekaligus wawasan terkait Asuhan
Keperawatan pada penyakit Hepatitis. selain itu kami sadar bahwa makalah kami ini banyak 
sekali kekurangan serta jauh dari sempurna. Oleh sebab itu kami benar-benar menanti kritik 
dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami tulis dimasa yang selanjutnya.

Demi
Demiki
kian
an ya
yang
ng da
dapa
patt ka
kami
mi sampa
sampaik
ikan
an,, se
semo
moga
ga maka
makala
lah
h se
sede
derh
rhan
anaa in
inii da
dapa
patt

memenuhi tugas mata kuliah psikososial budaya dan dapat bermanfaat bagi pembacanya.
Cirebon, September 2021

Penulis

2
 

BAB I

PENDAHULUAN

1. Lata
Latarr Bela
Belaka
kang
ng

Hepatitis telah menjadi maslah global, dimana


dimana dipengaruhi oleh pola makan,
kebias
kebiasaan
aan meroko
merokok,
k, gaya
gaya hidup
hidup sehat,
sehat, penggu
penggunaa
naan
n obat-ob
obat-obatan
atan,, bahkan
bahkan tingka
tingkatt
ekonomi dan pendidikan menjadi beberapa penyebab
penyebab dari penyakit
penyakit ini
ini (Sari,2011).
(Sari,2011).
Belum banyak orang tahu tentang penyakit Hepatitis sehingga kerap terdiagnosis
ketika sudah
sudah masuk stadium
stadium lanjut. Kondisi
Kondisi inilah yang
yang dialami hampir
hampir sebagian
sebagian
 besar pasien hepatitis sehingga kerap terdiagnosis ketika sudah masuk stadium lanju.
Kondis
Kondisii inilah
inilah yang
yang dialam
dialamii hampir
hampir sebagi
sebagian
an besar
besar pasien
pasien hepati
hepatitis
tis di Indone
Indonesia.
sia.
Penyak
Penyakit
it ini sudah ada sejak 5 SM (sebelum
(sebelum masehi
masehi ) dan dikena
dikenall dengan
dengan nama
nama
 penyakit kuning, tetapi sekarang penyakit ini dikenal dengan nama hepatitis.
Berdasarkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat, tenaga kesehatan, serta
 pengambilan kebijakan terhadap hepatitis menjadi persoalan mendasar 
 penanggulangan hepatitis di indonesia. Beban penyakit hepatitis yang besar 
seharusnya menjadikan penanggulangan hepatitis sebagai prioritas bidang kesehatan.
Menurut Prof David Handojo Muljono, masih sedikit orangyang di faksinasi hepatitis.
Orang yang terinfeksi virus hepatitis pun belum tentu tau dirinya terinfeksi dan belum
tentu memeriksakan kesehatan organ hatinya secara teratur. Mayoritas orang yang
 baru berobat setelah hepatitisnya menimbulkan gejalah seperti pengerasan hati
(sirosis) atau bahkan kanker hati : kalau sudah muntah darah karena sirosis, baru mau
 periksa ke dokter kata david (Riskesdas, 2007).
Padahal, dalam penanggulangan hepatitis, deteksi penyakit tersebut dan secara
sadarr memeri
sada memeriksak
ksakan
an diri
diri dinila
dinilaii amat
amat pentin
penting
g selain
selain penget
pengetahu
ahuan
an dan kesada
kesadaran
ran
masyarakat, kesadaran pengambilan kebijakan amat diperlukan agar hepatitis menjadi
 prioritas pembanggunan kesehatan (Bararah, 2013). Menurut Badan Kesehatan Dunia
(WHO) dalam Anna (2011) menyebutkan virus hepatitis B adalah virus yang patut
diwaspadai karena 100 kali lebih infeksi ketimbang HIV dan 10 kali lebih mudah
meng
mengin
infek
feksi
si da
dari
ri he
hepa
pati
titi
tiss C. Di du
duni
nia,
a, ju
juml
mlah
ah pe
peng
ngid
idap
ap he
hepa
pati
titis
tis B kr
kron
onik 
ik 
diperkirakan sekitar 250 juta dan penderita hepatitis C sekitar 150 juta. Indonesia juga
menjad
menjadii negara
negara terting
tertinggi
gi pender
penderita
ita hepatit
hepatitis
is di dunia.
dunia. Hj Ani Susilo
Susilo Bamban
Bambang
g
Yudhoy
Yudhoyon
ono
o mengun
mengungka
gkapk
pkan
an saat ini diperk
diperkirak
irakan
an ada sekiat
sekiatar
ar 20 juta
juta pender
penderita
ita

3
 

hepatitis B dan C di Indonesia, dan setengah dari penderita ini berpotrnsi berkembang
menjadi penyakit hati kronik (Depkes RI, 2010). Selain itu Indonesia menjadi negara
urut
urutan
an ke
keti
tiga
ga de
deng
ngan
an pe
pend
nder
erit
itaa he
hepa
pati
titi
tiss te
terb
rban
anya
yak
k se
sete
tela
la Ting
Tingko
koak
ak da
dan
n In
Indi
diaa
(Bararah, 2010). Dari 400 juta penderita hepatitis B di dunia, 12 juta orang bermukim
di Indone
Indonesia.
sia. Dari data
data perval
pervalens
ensii nasiona
nasionall hepati
hepatitis
tis klinis
klinis sebesar
sebesar 0,6 persen
persen..

Sebanyak
Sebany ak 13 provin
provinsisi di Indon
Indonesia
esia memili
memiliki
ki perval
pervalens
ensii di atas
atas nasion
nasional.
al. Kasus
Kasus
 penderita hepatitis tertinggi di provinsi Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur.
Menurut data yang diproleh dari kabupaten Pasuruan pada tahun 2012 angka kejadian
 pasien dengan penyakit hepatitis tercatat sebanyak 97 kasus. Dengan presentase 65%
hepati
hepatitis
tis akut
akut 35% kronis
kronis (Depke
(Depkes,2
s,2012
012).
). Berdasa
Berdasarka
rkan
n studi
studi pendah
pendahulu
uluan
an yang
yang
dilaku
dilakukan
kan oleh
oleh peneli
peneliti
ti didapa
didapatka
tkan
n bahwa
bahwa pender
penderita
ita hepati
hepatitis
tis di RSUD
RSUD bangil
bangil
 padabulan .... sampai dengan .... 2018 sebanyak .... orang (Rekam Medik RSUD
Bangil, 2019).
Penyebab hepatitis di antaranya adalah virus hepatitis A,B,C,dan D, atau dari

virus lain yaitu


virus yaitu sitome
sitomegal
gali,
i, epstain
epstain,, barr,
barr, dan rubell
rubella.
a. Dapat
Dapat juga
juga terjadi
terjadi karena
karena
 penyakit hati aotuimun, dari obat-obatan, dan kelainan genetik. Hepatitis telah
menjadi masalah global, dimana dipengaruhi oleh pola makan, kebiasaan merokok,
gayaa hidup
gay hidup tidak
tidak sehat,
sehat, penggu
penggunaa
naan
n obat-ob
obat-obata
atan,
n, bahkan
bahkan tingka
tingkatt ekonom
ekonomii dan
 pendidikan menjadi beberapa penyebab dari penyakit ini. Hepatitis juga merupakan
salah satu penyakit yang mendapatka
mendapatkan
n perhatianser
perhatianserius
ius di Indonesia,
Indonesia, terlebih dengan
dengan
 jumlah penduduk yang besar serta kompleksitas yang terkait. Selain itu terjadi
 peningkatan angka kejadian kasus obesitas, diabetes melitus, dan hiperlipidema,
membawa konsekuensi bagi komplikasi hati, salah satunya hepatitis (Sari, 2008).

Akibat
Akibat da
dari
ri pe
peny
nyak
akit
it he
hepa
pati
titi
tiss be
berd
rdas
asark
arkan
an vi
viru
rusn
snya
ya,, masin
masing g – masin
masing
g
memi
memili
liki
ki pe
peny
nyeb
ebab
ab ya
yang
ng be
berb
rbed
edaa – be beda
da.. Di
Dian
antar
taran
anya
ya hehepa
pati
titi
tiss A umum
umumny
nyaa
ditularkan melalui makan atau air minum yang terkontaminasi feses dari penderita
hepati
hepatitis
tis A yang
yang mengan
mengandun
dung
g virus
virus hepati
hepatitis
tis A. Kemudi
Kemudian
an hepati
hepatitis
tis B, dapat
dapat di
tularkan melalui cairan tubuh yang terinfeksi virus hepatitis B seperti darah,cairan
vagina, dan air mani. Hampir sama juga dengan hepatitis B, penyakit ini ditularkan
melalui cairan tubuh, terutama melalui jarum suntik yang di pakai bersama serta
hubungan seksual tanpa kondom. Untuk hepatitis D rupanya merupakan penyakit
yang jarang terjadi, namun lebih serius. Virus hepatitis D tidak bisa berkembang

dalam tubuh tanpa adanya hepatitis B. Hepatitis D ditularkan melalui darah dan cairan
tubuh lainnya (Smeltzer, 2013).

4
 

Melihat kondisi seperti di atas maka penulis sebagai perawat beranggapan


 bahwa angka kejadian penyakit hepatitis di Indonesia sangatlah besar dan jika angka
kejadian tersebut tidak tidak ditekan dan masalah tidak segera ditangani maka akan
timbul
timbul masalah
masalah-mas
-masalah
alah melipu
meliputi
ti pening
peningkat
katan
an jumlah
jumlah pender
penderita
ita hepatit
hepatitis
is yang
yang
akhirnya akan menambah angka kematian. Untuk pencegahan dan pengobatan dan

dilakukan dengan mengupayakan pemberian vaksinasi dan imunisasi anti hepatitis


de
deng
ngan
an be
berb
rbag
agai
ai jeni
jeniss atau
atau tipe
tipe he
hepa
pati
titi
tis.
s. Vaks
Vaksin
inasi
asi he
hepa
pati
titis
tis be
bert
rtuj
ujua
uan
n un
untu
tuk 

melind
melindung
ungii terhada
terhadap
p infeks
infeksii hepatit
hepatitis
is dan bisa
bisa didapa
didapatka
tkan
n di klinik
klinik,, rumah
rumah sakit,
sakit,
 praktek dokter. Selain itu, ada juga pengobatan tradisonal yang dapat dilakukan.
Tumbuhan obat atau herbal yang dapat digunakan untuk mencegah dan membantu
 pengobatan hepatitis diantaranya temulawak, kunyit, meniran, jamur kayu, akar 
alangalang, rumput mutiara, buah kacang piring, dan mengkudu yang punya efek 
sebagai
sebagai hepato
hepatopro
protek
tektor
tor,, yaitu
yaitu melind
melindung
ungii hatida
hatidari
ri pengar
pengaruh
uh racun
racun yang
yang dapat
dapat
meru
merusak
sak sel ha
hati
ti,, ju
juga
ga be
bers
rsif
ifat
at an
anti
ti radan
radang,
g, ko
kola
lago
gogu
gum
m da
dan
n kh
khlo
loret
retik
ik,, ya
yang
ng

meningkatkan produksi empedu oleh hati (Smeltzer 2001).


Solusi
Solusi yang
yang dapat
dapat dilaku
dilakukan
kan oleh
oleh perawa
perawatt dalam
dalam menghi
menghinda
ndari
ri terjad
terjadiny
inyaa
hepatitis
hepatitis yaitu perawat perlu memberikan
memberikan penyuluhan
penyuluhan tentang pola hidup bersih dan
sehat misalnya dengan menjaga kebersihan sumber air agar tidak terkontaminasi virus
hepatitis, mencuci bahan makanan yang akan di komsumsi, terutama kerang dan
tirang, sayuran, serta buah – buahan, tidak berbagai pakian sikat gigi, pisau cukur,
atau jarum suntik
suntik dengan
dengan orang lain, tidak menyentuh tumpahan
tumpahan darah tanpa sarung
tanga
tangan
n pe
peli
lind
ndun
ung,
g, laku
lakuka
kan
n hubu
hubung
ngan
an se
seks
ksua
uall ya
yang
ng aman
aman,, misal
misalny
nyaa de
deng
ngan
an
mengunakan kondom, atau tidak berganti – ganti pasangan, dan kurangi komsumsi

alkohol (Sari, 2011).

2. Rumu
Rumusa
san
n Mas
Masal
alah
ah
a. Apa Definisi
Definisi Penyakit
Penyakit Hepatitis?
Hepatitis?
 b. Apa penyebab/Etiologi Penyakit Hepatitis ?
c. Apa Pathofisiol
Pathofisiologi
ogi penyakit
penyakit Hepati
Hepatitis
tis ?
d. Apa Manifestasi
Manifestasi Klinik
Klinik penyak
penyakit
it Hepatitis
Hepatitis ?
e. Apa Kompl
Komplikasi
ikasi pada
pada penyak
penyakit
it Hepatitis
Hepatitis ?
f. Apa Pemeriks
Pemeriksaan
aan Diagnost
Diagnostik
ik pada
pada penyakit
penyakit Hepatit
Hepatitis
is ?

g. Apa Penulara
Penularan
n pada penyakit
penyakit Hepatiti
Hepatitiss ?
h. Apa Pengoba
Pengobatan
tan pada
pada penyakit
penyakit hepatitis
hepatitis ?

5
 

i. Apa Penat
Penatala
alaksa
ksanaa
naan
n penyaki
penyakitt Hepatit
Hepatitis
is ?
 j. Apa Dampak Masalah Penyakit Hepatitis ?
k. Apa Konsep
Konsep Asuhan Keperawa
Keperawatan
tan pada penyakit
penyakit Hepatitis
Hepatitis ?
3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep penyakit Hepatitis dan Konsep Asuhan Keperawatan
 pada penyakit Hepatitis
b. Tuju
Tujuan
an Khus
Khusus
us
1. Untuk mengetahui
mengetahui Pengertian
Pengertian penyakit
penyakit Hepatitis
Hepatitis
2. Untuk mengetahui
mengetahui penyebab/E
penyebab/Etiolog
tiologii Penyakit
Penyakit Hepatitis
Hepatitis
3. Untuk mengetahui
mengetahui Pathofisiol
Pathofisiologi
ogi penyakit
penyakit Hepatitis
Hepatitis
4. Untuk mengetahui
mengetahui Manifestasi
Manifestasi Klinik
Klinik penyakit
penyakit Hepatit
Hepatitis
is
5. Untuk mengetahui
mengetahui komplikasi
komplikasi pada penyakit
penyakit Hepatit
Hepatitis
is
6. Untuk Mengetahui
Mengetahui pemerik
pemeriksaan
saan Diagnost
Diagnostik
ik pada
pada penyakit
penyakit Hepatit
Hepatitis
is
7. Untuk mengetahui
mengetahui Penularan
Penularan pada penyakit
penyakit Hepatit
Hepatitis
is
8. Untuk mengetahui
mengetahui pengobatan
pengobatan pada penyakit
penyakit hepatit
hepatitis
is
9. Untuk mengetahui
mengetahui Penatalaksan
Penatalaksanaan
aan penyak
penyakit
it Hepatit
Hepatitis
is
10. Untuk Mengetahui
Mengetahui dampak Masalah Penyakit Hepatitis
11. Untuk Mengetahui Konsep
Konsep Asuhan Keperawatan pada
pada penyakit Hepatitis
12. Untuk mengetahui
mengetahui Kasus Asuhan Keperawatan Hepatitis

6
 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam BAB 2 ini akan diuraikan secara teoritis mengenai konsep penyakit dan asuhan
keperawatan hepatitis. Konsep penyakit akan diuraikan definisi, etiologi dan cara penanganan
secara
secara medis,
medis,.. Asuhan
Asuhan keperaw
keperawatan
atan akan
akan diuraik
diuraikan
an masala
masalah-m
h-masal
asalah
ah yang
yang muncul
muncul pada
pada
 penyakit hepatitis dengan melakukan asuhan keperawatan terdiri dari pengkajian, diagnosa,
 perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

2. 1 Konsep Penyakit
A. Defin
efinis
isii
Hepatit
Hepatitis
is adalah
adalah suatu
suatu proses
proses perada
peradanga
ngan
n difus
difus pada
pada jaring
jaringan
an yang
yang dapat
dapat
diseba
disebabka
bkan
n oleh
oleh infeksi
infeksi virus
virus dan oleh
oleh reaksi
reaksi toksik
toksik terhad
terhadap
ap obat-o
obat-obat
batan
an serta
serta
 bahan-bahan kimia (Hadi, 2018).
Hepatitis adalah peradangan hati, disebabkan oleh infeksi atau bahan kimia.
Penyebab
Penyebab infeksi meliputi
meliputi banyak
banyak agen yang dapat menyebabkan
menyebabkan kerusakan dan
 peradangan kelompok virus yang diketahui sebagai hepatitis diberi nama secara
alfabetik dalam urutan kronologik penemuannya (Brunner & Suddart, 2001).
Hepatit
Hepatitis
is adalah
adalah perada
peradang
ngan
an pada
pada sel-sel
sel-sel hati,
hati, virus
virus merupa
merupakan
kan penyeb
penyebab
ab
hepatitis yang paling sering, terutama virus hepatitis A,B,C,D dan E. Pada umumnya
 penderita hepatitis A dan E dapat sembuh, sebaliknya hepatitis B dan C dapat
menjad
menjadii kronik
kronik.. Virus
Virus hepati
hepatitis
tis D hanya
hanya dapat
dapat menyer
menyerang
ang pender
penderita
ita yang
yang tel
telah
ah
terinf
terinfeks
eksii virus
virus hepatit
hepatitis
is B dan dapat
dapat memper
memperole
oleh
h keadaa
keadaan
n pender
penderita
ita (Price
(Price &
Wilson 2006).
B. Etio
tiolo
log
gi
1. Penyeb
Penyebab
ab hepatits
hepatits menurut
menurut Wening
Wening Sari
Sari (2008)
(2008) meliput
meliputi:
i: obat-o
obat-obat
batan,
an, bahan
bahan
kimia
kimia dan racun,
racun, menyeb
menyebabk
abkan
an toksik
toksik un
untuk
tuk hati,
hati, sehing
sehingga
ga sering
sering disebu
disebutt
hepatitis toksik dan hepatitis akut.
2. Reaksi transfusi
transfusi darah
darah yang
yang tidak
tidak terlindu
terlindungi
ngi virus
virus hepatiti
hepatitis.
s.
3. Infeksi
Infeksi virus. Virus
Virus hepatiti
hepatitiss B (HBV) merupak
merupakan
an virus
virus yang bercang
bercangkang
kang ganda
ganda
yang memiliki ukuran 42 mn. Ditularkan melalui darah atau produk darah, saliva,
semen, sekresi vagina. Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa menularkan
virus pada bayi selama proses persalinan, masa inkubasi 40-180 hari dengan rata-
rata 75 hari, factor resiko bagi para dokter bedah, pekerjaan laboratorium, dokter 

7
 

gigi, perawat dan terapis respiratorik, staf dan pasien dalam unit hemodialysis,
 para pemakai obat yang menggunakan jarum suntik bersama-sama atau diantara
mitra seksual baik heteroseksual maupun pria homoseksual.
C. Pa
Pato
tofi
fisi
siol
olog
ogii
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi

virus dan oleh


virus oleh reaksi
reaksi toksik
toksik terhad
terhadap
ap ob
obat-o
at-obat
batan
an dan bahan-
bahan-bah
bahan
an kimia.
kimia. Unit
Unit
fungsional dasar dan hepar disebut lobul dan unit ini unik inflamasi pada hepar, pola
norm
normal
al pada
pada hepa
heparr terg
tergan
angg
ggu.
u. Gang
Ganggu
guan
an da
dan
n ke
keru
rusa
saka
kan
n se
sel-
l-se
sell he
hepa
parr da
dan
n
menyebabk
menyebabkan
an nekrosis
nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya.,
masanya., sel-sel
he
hepa
parr ya
yang
ng menj
menjad
adii ru
rusak
sak dibu
dibuan
ang
g da
dari
ri tu
tubu
buh
h ol
oleh
eh re
resp
spon
on syst
system
em imun
imun da
dan
n
digunakan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya, sebagian besar klien
yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal (Baraderu, 2008).
Timbul
Timbulnya
nya icteru
icteruss karena
karena kerusak
kerusakan
an sel parenk
parenkin
in hati.
hati. Walaup
Walaupun
un jumlah
jumlah
 bilirubin yang belum mengalami konjungasi masuk kedalam hati tetap normal, tetapi
te tapi

karena adanya
karena adanya kerusa
kerusakan
kan sel hati
hati dan duktul
duktulii empedu
empedu intrah
intrahepat
epatic,
ic, maka
maka terjadi
terjadi
kesuka
kesukaran
ran pengan
pengangku
gkutan
tan biliru
bilirubin
bin tersebu
tersebutt didala
didalam
m hati,
hati, selain
selain itu juga
juga terjad
terjadii
kesulitan
kesulitan dalam hal konjungas
konjungas.. Akibatnya
Akibatnya bilirubin
bilirubin tidak sempurna
sempurna dikeluarkan
dikeluarkan
melalui ductus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekresi) dan
regurgitasi
regurgitasi paada duktuli,
duktuli, empedu
empedu belum mengalami konjungsi
konjungsi (bilirubin
(bilirubin direct).
Jadi
Jadi icte
icteru
russ ya
yang
ng timb
timbul
ul disi
disini
ni teru
teruta
tama
ma di
diseb
sebab
abka
kan
n ka
kare
rena
na ke
kesu
suka
karan
ran da
dalam
lam
 pengangkutan, konjugasi
konjugasi eksresi bilirubin (Smeltezer & Bare, 2002)
Virus atau bakteri yang menginfeksi manusia masuk ke aliran darah dan terbawa
sampai ke hati. Disini agen infeksi menetap dan mengakibatkan peradangan dan

terjadi kerusakan sel-sel hati (hal ini dapat dilihat pada pemeriksaan SGOT dan
SGPT). Akibat kerusakan ini maka terjadi penurunan penyerapan dan konjugasi
 bilirubin sehingga terjadi difungsi hepatosit dan mengakibatkan ikterik. Peradangan
ini akan mengakibatkan peningkatan suhu tubuh sehingga timbul gejala tidak nafsu
makan (Anoreksia). Salah satu fungsi hati adalah sebagai penetralisir toksin, jika
toksik yang masuk berlebihan atau tubuh mempunyai respon hipersensitivitas, maka
hal ini merusak hati sendiri dengan berkurangnya fungsinya sebagai kelenjar terbesar 
sebagai penetral racun (Syaifuddin, 2006).

8
 

9
 

D. Mani
Manifes
festa
tasi
si Klin
Klinik 
ik 
Manifestasi klinik hepatitis menurut FKUI (2006) terdiri dari 3 tahapan meliputi:
1. Fa
Fase
se pr
praa ikte
ikteri
rik 

Keluha
Keluhan
n umumny
umumnyaa tidak
tidak khas.
khas. Keluha
Keluhan
n yang
yang diseba
disebabka
bkan
n infeks
infeksii virus
virus
 berlangsung sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali timbul),

nausea, vomitus, perut kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan pegal-
 pegal terutama dipinggang, bahu dan malaise, lekas lelah terutama sore hari, suhu
 badan meningkat sekitar 39c be
berla
rlang
ngsu
sung
ng se
sela
lama
ma 2-
2-5
5 ha
hari
ri,, pu
pusi
sing
ng,, ny
nyer
erii
 persendian. Keluhan gatal-gatak mencolok pada hepatitis virus B
2. Fase Ik
Ikterik 
Urine
Urine berwar
berwarna
na seperti
seperti the pekat,
pekat, tinja
tinja berwar
berwarna
na pucat,
pucat, penuru
penurunan
nan suhu
suhu
 badan disertai dengan bradikardi. Icterus pada kulit dan sklera yang terus
meningkat pada minggu pertama, kemudian menetap dan baru berkurang setelah
10-14 hari. Kadang-kadang disertai gatal-gatal diseluruh badan, rasa lesu dan

lelah dirasakan selama 1-2 minggu.


3. Fa
Fase
se Pe
Peny
nyem
embu
buha
han
n
Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda icterus, rasa mual, rasa sakit di ulu
hati, disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya
nafsu makan ikterik. Warna urine tampak
tampak normal,
normal, penderita
penderita mulai merasa segar 
kembali namun lemas dan lekas capai.
E. Kompl
omplik
ikas
asii
Komplikasi menurut FKUI (2006) adalah:
1. Enselfa
Enselfalop
lopati
ati hepatic
hepatic terjad
terjadii pada
pada kegaga
kegagalan
lan hati berat yang
yang diseba
disebabka
bkan
n oleh
oleh

akumulasi amonia serta metabolic toksik merupakan stadium lanjut ensefalopati


hepatic.
2. Keru
Kerusa
saka
kan
n jari
jaring
ngan
an pa
pare
renk
nkim
im ha
hati
ti ya
yang
ng melu
meluas
as ak
akan
an meny
menyeb
ebab
abka
kan
n siro
sirosis
sis
hepatis, penyakit ini lebih banyak ditemukan pada alkoholik.
3. Kompli
Komplikas
kasii yang
yang sering adalah
adalah sirosis,
sirosis, pada sirosis
sirosis kerusak
kerusakan
an sel akan
akan diganti
diganti
oleh jaringan parut (sikatrik) semakin parah kerusakan, semakin besar jaringan
 parut yang terbentuk dan semakin berkurang
berkurang jumlah sel hati yang sehat.
F. Peme
Pemeri
riks
ksaan
aan Dia
Diagn
gnos
osti
tik 

1. Lab
abo
orato
ratori
rium
um

a) Pe
Peme
meri
riks
ksaa
aan
n Pigme
Pigmen
n

10
 

- Uro
rob
bilirubin Dire
rek 

- Bilirubin ser
serum to
total
- Bilirubin ur
urine
- Uro
rob
bilinogen uri
rin
ne
- Uro
rob
bilinogen fese
sess

 b) Pemeriksaan protein


- Pro
rottein total se
serrum
- Albumin serum
- Globulin serum
c) HbsAG
d) Wakt
Waktu
u Pro
Proto
tomb
mbin
in
Respon waktu protombin terhadap vitamin K.
e) Pemeri
Pemeriksa
ksaan
an serum
serum transfer
transferase
ase dan trans
transami
aminas
nasee
- AST dan SGOT

- ALT dan SGPT


- LDH
f) Amonia Serum
2. Rad
adiiologi
a) Foto
Foto ro
ront
ntge
gen
n abd
abdom
omen
en
 b) Pemindahan hati dengan preparat technetium, emas atau rose, begal yang
 berlabel radioaktif.
c) Kolest
Kolestrog
rogram
ram dan kalang
kalangiog
iogram
ram
d) Arteog
Arteografi
rafi pemb
pembulu
uluh
h darah
darah selia
seliaka
ka

3. Peme
Pemerik
riksaa
saan
n tamb
tambah
ahan
an
a) Lap
Lapar
aro
osk
skop
opii
 b) Biopsi hati (Doengoes, 1999)
G. Penu
enulara
laran
n
1. Hepa
Hepati
titi
tiss A dan
dan E
Fecal
Fecal ora
orall dengan
dengan menelan
menelan makana
makanan
n yang
yang sudah
sudah terkont
terkontami
aminas
nasi,
i, kontak 
kontak 
dengan penderita melalui kontaminasi feses pada makanan atau air minum atau
dengan makan kerang yang mengandung virus yang tidak dimasak dengan baik.

11
 

2. Hepati
atitis B
Kontak
Kontak dengan
dengan pender
penderita
ita melalui
melalui parent
parenteral
eral yang
yang berasal
berasal dari
dari produk
produk--
 produk darah secara intravena, kontak seksual dan perinatal secara vertikel (dari
ibu ke janin).
3. Hepa
Hepati
titi
tiss C dan
dan D

Kontak dengan penderita melalui parenteral, penggunaan obat-obatan IV dan


transfuse dan kontak seksual (Marylinn, 2000).
H. Pe
Peng
ngob
obat
atan
an
Tidak ada pengobata
pengobatan
n yang spesifik untuk penyakit hepatitis virus ini, asalkan
dirawat dengan baik, biasanya dapat disembuhkan setelah 6 bulan penderita harus
ist
istirah
irahat
at total
total 1-4 minggu
minggu.. Makan
Makan cukup
cukup protei
protein
n tapi
tapi rendah
rendah lemak
lemak dan disert
disertai
ai
dengan mengkonsumsi suplemen vitamin dan mineral. Pengobatan hanya ditujukan
untuk simptomatisnya saja, demam dapat diturunkan dengan obat penurun panas,
tetapii gejala ikterik,
tetap ikterik, mual, muntah,
muntah, rasa tidak enak pada perut kanan atas berkurang

seiring dengan berjalannya penyakitnya (Manjoer, dkk, 2001).


I. Penat
enatal
alak
aksa
san
naan
aan
1. Asupan
Asupan kalori
kalori dan
dan caira
cairan
n yang
yang adek
adekuat
uat
2. Tirah baring
Tatalaksana farmakologi sesuai dengan gejala yang dirasakan oleh pasien
a) Antipiretik
Antipiretik bila demam ibuprofen
ibuprofen 2x400mg/h
2x400mg/hari
ari
 b) Apabila ada keluhan gastrointestinal, seperti mual (antiemetik), perut perih,
dan kembung (simetidin 3x200mg/hari) (Children, 2012).
J. Damp
ampak masa
sallah

1. Dam
Dampak
pak ekon
ekonom
omii
Menurut WHO, hepatitis merupakan penyakit peradangan pada organ hati
manusia yang kian meningkat jumlah penderitanya. Penyakit yang disebabkan
oleh
oleh viru
viruss in
inii meru
merupa
paka
kan
n pe
peny
nyak
akit
it menu
menular
lar ya
yang
ng menj
menjad
adii pr
prob
oblem
lem be
besar 
sar 
kesehatan masyarakat, terutama di negara berkembang. Dampaknya tidak hanya
 pada aspek ekonomi, tapi juga kondisi
kondisi social masyarakat.
2. Dam
Dampak
pak so
social
cial
Perilak
Perilaku
u terten
tertentu
tu dan dukung
dukungan
an social
social yang
yang diberi
diberikan
kan orang
orang lai
lain
n kepada
kepada
klien,, dapat menolong klien melakukan
klien melakukan koping
koping dalam menghadapi
menghadapi peristiwa
peristiwa

yang menimbulkan stress dalam hidup klien. Dukungan social berpengaruh pada
 proses penyembuhan klien (Schwarzer & Schulz, 2002).
2002).

12
 

2.1 Konsep Asuhan


Asuhan Keperawatan
Keperawatan Hepatitis
Hepatitis
A. Pengkaji
Pengkajian
an
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Pada pengkajian
semua data dikumpulkan secara sistematis guna menentukan status kesehatan.
Dataa – data
Dat data yang
yang perlu
perlu dikaji
dikaji pada
pada asuhan
asuhan kepera
keperawat
watan
an dengan
dengan Hepatit
Hepatitis
is ial
ialah
ah

sebagai berikut :
1. Iden
Identi
tita
tass Klien
Klien
 Nama, umur/taggal lahir, jenis kelamin, tempat tinggal ( alamat ), pekerjaan,
 pendidikan, agama, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No register 
dan diagnosa medis
2. Identitas
Identitas Penanggun
Penanggung
g jawab
  Nama, Umur/Tgl
Umur/Tgl Lahir, Jenis
Jenis kelamin, Pendidikan
Pendidikan,, Pekerjaan,
Pekerjaan, dan Hubungan
Hubungan
dengan klien

B. Keluhan
Keluhan Utama
Utama
Keluhan dapat berupa nafsu makan menurun, muntah, lelah, sakit kepala, batuk,
sakit perut kanan atas, demam dan kuning

C. Riwayat Kesehatan
Kesehatan Sekarang
Riwayat Kesehatan Sekarang biasanya timbul gejala awal biasanya sakit kepala,
lemah, anoreksia, mual, muntah, demam, nyeri perut kanan atas

D. Riwayat Kesehatan Terdahulu

Riwayatt Keseha
Riwaya Kesehatan
tan Terdah
Terdahulu
ulu berkai
berkaitan
tan dengan
dengan penyak
penyakit
it yang
yang pernah
pernah dideri
diderita
ta
sebelumnya, kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan, prosedur operasi
dan perawatan rumah sakit serta perkembangan anak dibanding dengan saudara-
saudaranya

E. Riwayat Kesehatan Keluarga


Berkaitan
Berkaitan erat dengan
dengan penyakit
penyakit keturunan,
keturunan, riwayat penyakit
penyakit menular
menular khususnya
khususnya
 berkaitan dengan penyakit pencernaan

13
 

F. Data Dasar Pengkajian


Pengkajian Pada
Pada Pasien dengan
dengan Penyakit Hepatitis
Hepatitis
a. Akti
Aktifi
fita
tass
1) Kelemahan
2) Kelelahan

3) Malaise
 b. Sirkulasi
1) Br
Brad
adik
ikar
ardi
di ( Hip
Hiperb
erbil
ilir
irub
ubin
in Bera
Beratt )
2) Ikterik
Ikterik pada
pada sklera
sklera kuli
kulit,
t, membr
membran
an mukos
mukosa,
a, mata
mata
c. Elim
Elimin
inas
asii
1) Ur
Urin
inee Gelap
Gelap
2) Diare feces warna tanah liat
d. Makana
Makanan
n dan
dan Cairan
Cairan
1) Anoreksia

2) Ber
erat
at bad
badan men
menur
urun
un
3) Mual da
dan muntah
4) Pen
enin
ingk
gkat
atan
an oed
oedem
emaa
5) Asites
e. Neur
Neuros
osen
enso
sori
ri
1) Pe
Peka
ka ter
terha
hada
dap
p rang
rangsa
sang
ngan
an
2) Cend
ender
eru
ung tidu
tidurr
3) Letargi
4) Asteriksis

f. Nyer
Nyerii / Ke
Keny
nyam
aman
anan
an
1) Kra ram
m abdomen
2) Nyer
Nyerii teka
tekan
n pad
padaa kua
kuadr
dran
an ka
kana
nan
n
3) Mialgia
4) Atralgia
5) Sakit Kepala
6) Gatal
atal ( pr
pru
uri
ritu
tuss )
g. Keam
Keaman
anan
an
1) Demam

2) Urtikaria
3) Les
esii Maku
Makulo
lop
popu
pule
ler 

14
 

4) Eritema
5) Splenomegali
6) Pemb
Pembesa
esaran
ran nod
nodus
us serv
servik
ikal
al poste
posteri
rior 
or 
h. Seks
Seksua
uali
lita
tass
Pola hidup/perilaku meningkat resiko terpajan

G. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan
Keadaan umum
umum : Baik/Se
Baik/Sedang/
dang/Lemah
Lemah
 b. Kesadaran : Composmentis/apatis/somonolen/sopor/soporcoma/coma
c. tanda-tanda
tanda-tanda vital
vital : Pada umumnya
umumnya nadi
nadi pasien meningka
meningkatt
d. Beratbadan
Beratbadan : Biasanya
Biasanya terjadi
terjadi penurunan
penurunan berat
berat badan
e. Ting
Tinggi
gi b
bad
adan
an
f. Pe
Peme
meri
riks
ksaa
aan
n Head to toe ( kepala sampai kaki )
Tabel 2.1

Pemeriksaan Fisik 

Kepala : Inspeksi :
Inspeksi seluruh bagian kepala klien, apakah bagiam kepala
simetr
sim etris,
is, warna
warna rambut
rambut,pe
,penye
nyebar
baran
an rambut
rambut merata
merata atau
atau
tidak, wajah pucat atau tidak 

Mata : Inspeksi :
Kajii kesime
Kaj kesimetri
trisan
san mata,
mata, konjun
konjungti
gtiva
va apakah
apakah anemis
anemis atau
atau
tidak, sclera ikterik atau tidak 
Hidung : Inspeksi :
Lubang hidung normal atau simetris
Mulut : Inspeksi :
Apakah bibir kering atau tidak, adakah stomatitis
Telinga : Inspeksi :
Pend
Penden
engagara
ran
n masih
masih no norm
rmal
al at
atau
au tida
tidak,
k, ap
apak
akah
ah te
terd
rdap
apat
at
cairan dari telinga
Palpasi :
Biasanya terdapat nyeri dibagian telinga
Leher : Inspeksi :
Observasi ukuran dan kesimetrisan leher 
Palpasi :
Palp
Palpas
asii kele
kelenj
njar
ar tiro
tiroid
id dan ka kaji
ji adadan
any
ya mass
massaa at
atau
au
 pembesaran
Dada : Inspeksi :

Bagian dada tidak terlihat retraksi dinding dada,


Auskultasi bunyi nafas :

15
 

Pemeriksaan jantung perlu dilakukan


Pemeriksaan dilakukan seperti
seperti tekanan
tekanan darah,
takikardia, distritmia, bunyi jantug

Abdomen : Inspeksi :
Perut terlihat simetris atau tidak 
Perkusi
Biasanya terdengar suara tympani
Palspasi
Apakah ada nyeri tekan atau tidak
Ekstremitas : Inspeksi :
Tidak ada oedema, apakah ekstremitas masih dapat bergerak 
aktif 
Elimi
limina
nasi
si : Kaji
Kaji popola eli
elimi
mina
nasi
si kli
klien
en.. Bias
Biasan
any
ya klie
klien
n men
mengal
alam
amii
kesulitan buang air besar 

H. Diagnosa Keperawatan
Keperawatan
Berapa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada penderita hepatitis :
a. Defisit nutrisi
nutrisi berhubungan
berhubungan dengan
dengan gangguan
gangguan metabolik
metabolik ditandai dengan
dengan mual,
muntah dan anoreksia
 b. Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan hepar ditandai dengan nyeri
tekan kuadran kanan atas
c. Hypert
Hyperterm
ermii berhub
berhubung
ungan
an dengan
dengan system imun ditand
ditandai
ai dengan
dengan suhu tubuh
tubuh
diatas normal
d. Intoleransi
Intoleransi aktivitas
aktivitas berhubungan
berhubungan dengan
dengan kelemahan ditandai
ditandai dengan merasa
lemas
e. Gangg
Gangguan
uan integr
integritas
itas kulit
kulit berhub
berhubung
ungan
an dengan
dengan pruritu
prurituss secunde
secunderr terhada
terhadap
p
akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu ditandai dengan kulit kering
f. Pola
Pola nafa
nafass tida
tidak
k ef
efek
ekti
tiff berh
berhub
ubun
unga
gan
n de
deng
ngan
an pe
peng
ngum
umpu
pula
lan
n ca
cair
iran
an in
intr
traa
abdomen,asites penurunan ekspansi paru dan akumulasi secret ditandai dengan
sesak nafas
g. Resiko
Resiko infeksi
infeksi berhubun
berhubungan
gan dengan
dengan sifat menula
menularr dari
dari agent
agent virus
virus ditand
ditandai
ai
dengan ada nya tanda – tanda infeksi

16
 

I. Inter
Interven
vensi
si Keper
Keperawa
awatan
tan
Tabel 2.2
Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI) Rasional
(SDKI)
1. Defisit nutrisi Status Nutrisi Manajemen 1) Untu
Untukk meng
menget
etah
ahui
ui
Defisit nutrisi Setelah dilakukan
dilakukan nutrisi  bagaimana status
 berhubungan intervensi Observasi nutrisi pasien
dengan gangguan keperawatan 1) Identi
Identifik
fikasi
asi 2) Untu
Untukk meng
menget
etah
ahui
ui
metabolik ditandai selama
sela ma 1x24
1x24 jam status nutrisi apakah pasien
dengan mual, maka status 2) Identi
Identifik
fikasi
asi mempun
mem punyai
yai alergi
alergi
muntah dan nu
nutri
trisi
si memb
membai aik 
k  alergi makanan makanan
anoreksia den
dengan
gan kr
krititer
eria
ia 3) Monito
Monitorr asupan
asupan 3) Untu
Untukk meng
menget
etah
ahui
ui
hasil : makanan  porsi makan pasien
1) Mual
Therapetik  4) Untuk memnuhi
 berkurang 1) Beri
Berika
kan
n nutrisi yang baik 
2) Nafs
Nafsuu maka
makan n
membaik makanan tinggi 5) Agar pasien tau
kalori rendah diet yang baik 
3) Fr
Frek
ekue
uens
nsii lemak  6) Agar pasiesien bisa
makan Edukasi maka
ma kann ta
tanp
npaa ad
adaa
membaik  1) Ajarka
Ajarkann diet
diet keluhan
4) Pors
Porsii maka
makan n yang
habis dprogramkan
5) Mual Kolaborasi
 berkurang 1) Kola
Kolabo
bora
rasi
si
 pemberian
medikasi
sebelum makan
2. Nyeri akut Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri 1) Untu
Untukk meng
mengetetah
ahui
ui
 Nyeri akut Setelah dilakukan
dilakukan Observasi  prinsip-prinsip
 berhubungan intervensi 1) Id
Iden
enti
tifi
fika
kasi
si nyeri
dengan keperawatan lokasi, 2) Untu
Untukk meng
mengetetah
ahui
ui
 pembengkakan selama
selama 1x24
1x24 jam karakteristik, rentang nyeri
hepar ditandai maka tingkat durasi,  pasien
dengan nyeri tekan nyeri menurun frekuensi, 3) Untu
Untukk meng
mengetetah
ahui
ui
kuadran kanan atas den
dengan
gan kr
krit
iter
eria
ia kualitas, nyeri non verbal
hasil :
intensitas nyeri 4) Untu
Untukk meng
mengetetah
ahui
ui
1) Nyeri
2) Id
Iden
enti
tifi
fika
kasi
si fa
fak
kto
torr pemb
ember
erat
at
 berkurang
skala nyeri dan peringan nyeri
2) Tida
Tidak
k meri
mering
ngisis
3) Id
Iden
enti
tifi
fika
kasi
si 5) Unt
ntu
uk men eng
gur
urag
agii
kesakitan
3) Tidak  nyeri non verbal rasa nyeri
nyeri dengan
dengan
4) Iden
Identi
tifi
fika
kasi
si diberik
diberikan
an therap
therapy
y

17
 

kesulitan tidur  faktor yang non farmakologi


4) Tand
Tanda-a-ta
tand
ndaa memperberat 6) Aga
garr tau
tau
vital dalam dan lingkungan apa
rentang normal memperingan yang menjadi nyeri
nyeri semakin
 bertambah

No Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI) Rasional
(SDKI)
Therapetik 7) Untuk membuat
1) Beri
Berika
kann th
thera
erapy
py nyaman pasien
non dengan adanya
farmakologi fasilitas yang baik 
2) Kont
Kontro
roll 8) Untu
Untuk k mengu
menguran
rangi
gi
lingkungan rasa nyeri
yang Untuk mengurangi
memperberat nyeri sampai
rasa nyeri dengan hilang
3) Fa
Fasil
silit
itas
asii
istirahat dan
tidur 
Edukasi
1) Ajarka
Ajarkan n terap
terapii
non
farmakologi
untuk
mengurangi
nyeri
Kolaborasi
1) Kola
Kolabobora
rasisi
 pemberian
analgetik 

3. Hypertermi Tingkat Manajemen 1) Untuk  


Hypertermi Hypertermi Hypertermi mengetahui
 berhubungan Setelah dilakukan
dilakukan Observasi  penyebab
dengan system imun intervensi 1) Id
Iden
enti
tifi
fika
kasi
si  peningkatan suhu
ditandai dengan keperawatan  penyebab tubuh
suhu tubuh diatas selama
selama 1x24
1x24 jam hypertermi 2) Memantau
normal maka 2) Moni
Monito
torr suhu
suhu  peningkatan atau
termoregulasi tubuh  penurunan suhu
membai
mem baikk dengan
dengan Therapetik 3) Terhindar dari
kriteria hasil : 1) Berika
Berikann cairan
cairan

18
 

1) Meng
Menggi
gigi
gill oral dehidrasi
menurun Edukasi 4) Meredakan
Suhu tubuh 1) Anju
Anjurk
rkan
an demam
membaik  kompres air 5) Terhindar dari
hangat dehidrasi
Kolaborasi
1) Kola
Kolabo
bora
rasi
si
 pemberian
cairan dan
elektrolit
intravena jika
 perlu

No Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI) Rasional
(SDKI)
4. Intoleransi Tingkat Manajemen energy

aktivitas toleransi Observasi


Intoleransi aktivitas 1) Monito
Monitorr kelela
kelelahan
han 1) Untu
Untukk meng
menget etah
ahui
ui
aktivitas Setelah fisik dan emosional  penyebab
 berhubungan dilakukan 2) Moni
Monitotorr pol
olaa dan kelelahan
dengan kelemahan intervensi  jam tidur 2) Menilai isti
stirahat
ditan
itand
dai den
dengan
gan keperawatan Therapetik  dan tidur pasien
merasa lemas selama 1x24 1) Sedi
Sediak
akan
an 3) Meng
Menghihind
ndar
arii
 jam maka lingkungan  pasien dari
toleransi
nyaman dan rendah kelelahan
aktivitas
stimulus emosio
emo sional
nal karena
karena
meningkat
lingkungan
dengan kriteria Edukasi
hasil : 4) Mela
Melati
tih
h ak
akti
tivit
vitas
as
1) Anju
Anjurkrkan
an
1) Kelu
Keluhahan
n melakukan
lelah aktivitas secara
menurun  bertahap

5. Gangguan Integrit
Inte gritas
as kulit
kulit Manajemen 1) Untuk
Untuk menget
mengetahu
ahuii
integritas kulit dan jaringan integ
integrit
ritas
as kulit
kulit dan tingkat kebersihan
Gangguan Setelah  jaringan kulit
integritas kulit dilakukan Observasi 2) Untuk
Untuk menget
mengetahu
ahuii
 berhubungan intervensi 1) Monito
Monitorr kebersi
kebersihan
han suhu dan
dengan pruritus keperawatan kulit kelembaban
secunder terhadap selama 1x24 2) Moni
Monitotorr su
suhu
hu da
dan
n ruangan
akumulasi pigmen  jam maka kelembaban 3) Agar
Agar tidak
tidak terjad
terjadii
 bilirubin dalam kerusakan ruangan iritasi kulit karena
garam empedu in
inte
tegr
grit
itas
as ku
kuli
litt 3) Hin
Hindari
dari memak
emakai
ai kepanasan

19
 

ditandai dengan dan jaringan  pakaian tebal 4) Untu


Untuk k men
menjajaga
ga
kulit kering membaik  Therapetik kulit agar tidak
dengan
dengan kriter
kriteria
ia 1) Lakuka
Lakukan n perawata
perawatan n terjadi peningkatan
hasil : kulit sensitivitas melalui
1) Ja
Jari
ring
ngan
an Edukasi vasolidatasi
kulit utuh 1) Jelas
Jelaska
kan
n ta
tand
ndaa da
dann 5) Agar
Agar pas
pasie
ienn
2) Pe
Penunuru
runa
nan
n gejala dari hepatitis memahami dari
 pruritus 2) Anjurkan untuk  tanda dan gejala
ti
tida
dak
k meng
menggagaru
ruk 
k  dari hepatitis
kulit yang kering 6) Agar
Agar tida
tidakk
Kolaborasi menghasilkan
1) Kolaborasi lebih banyak
 pemberian  pruritus
antibiotik jika 7) Untu
Untuk k men
menjajaga
ga
 perlu agar tidak terjadi
infeksi

N Diagnosa Perencanaan
o Keperawatan Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI) Rasional
(SDKI)
6. Pola nafas tidak Tingkat Pola Manajemen
Manajemen pola 1) Untu
Untuk
k meng
menget
etah
ahui
ui
efektif nafas tidak   nafas  batas normal dari
Pola nafas tidak efektif  Observasi TTV pasien
efektif Setelah 1) Monito
Monitorr tanda-
tanda- 2) Untu
Untuk
k meng
menget
etah
ahui
ui
 berhubungan dilakukan tanda vital  pernafasan
dengan intervensi 2) Moni
Monito
torr dangkal/cepat,kem
 pengumpulan keperawatan frekuensi, ungkin
ungkinan
an terdapa
terdapatt
cairan intra selama 1x24 jam kedalaman hipoksia atau
abdomen,asites maka pola nafas  pernafasan ak
akum
umul
ulas
asii ca
caira
iran
n
 penurunan tidak efektif Therapetik  dalam abdomen
ekspansi paru dan membaik 1) Laku
Lakuka
kan
n 3) Untk mengetahui
akumulasi secret dengan kriteria auskultasi bunyi kemungkinan
ditandai dengan hasil : nafas menunjukan
sesak nafas 1) Pola
Pola nafa
nafass 2) Berika
Berikan
n posisi
posisi adanya
adanya akumul
akumulasi
asi
yang adekuat semi fowler  cairan
Edukasi 4) Untuk

20
 

1) Ajarka
Ajarkan
n tehnik
tehnik memudahkan
nafas dalam  pernafasan dengan
Kolaborasi menurunkan
1) Kola
Kolabo
bora
rasi
si tekanan pada
 pemberian diafragma

oksigen sesuai 5) Untu


Untuk
k memb
memban
antu
tu
kebutuhan ekspansi paru
6) Untu
Untuk
k memb
memban
antu
tu
terjadinya hipoksia

No Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI) Rasional
(SDKI)
7. Resiko infeksi Tingkat resiko Manajemen resiko 1) Untuk 
Resiko infeksi infeksi infeksi mengetahui
 berhubungan Setelah Observasi adanya infeksi
dengan sifat dilakukan 1) Monito
Monitorr adan
adanya
ya 2) Untuk 
menular dari agent intervensi tanda-tanda infeksi mengetahui
meng etahui batas
virus ditandai keperawatan 2) Monito
Monitorr tanda-tan
tanda-tanda
da normal tanda-
dengan ada nya selama 1x24 vital tanda vital
tanda– tanda  jam maka tidak Therapetik  3) Untuk 
infeksi terjadi infeksi 1) Lakuka
Lakukan n cuci tanga
tangan
n  pencegahan dan
dengan kriteria sesuai 5 moment memutuskan
hasil :
2) Gunaka
Gunakan n APD metodee transmisi
metod transmisi
1) Tida
Tidakk
(handscoon) untuk virus hepatitis
menunjukan
kontak dengan darah 4) Untu
Untuk k menc
menceg egah
ah
adanya dan cairan tubuh terjadinya
tanda-tanda
3) Tempat
Tempatkan
kan spuit
spuit tran
transm
smis
isii vi
viru
russ
infeksi
yang telah hepatitis
digunakan dengan 5) Untuk 
segera pada wadah  pencegahan agar 
yang tepat (seftibox) tidak tertusuk 
4) Gunaka
Gunakan n tehnik
tehnik  jarum dan
 pembuangan sampah memutus
memu tus metode
metode
infeksius, linen dan tran
transm
smis
isii vi
viru
russ
cairan tubuh dengan hepatitis
tepat untuk 6) Untu
Untuk k memb
memban antu
tu
membersihkan da
dann meli
melind ndun
ungi
gi
 peralatan-peralatan ora
ran
ng la lain
in dar arii
dan permukaan yang

21
 

terkontaminasi kon
onta
tak
k deng
dengan
an
Edukasi mater
ma terii ininfek
feksiu
siuss
1) Aj
Ajark
arkan
an pepent
ntin
ingn
gnya
ya dan mencegah
cucii tangan
cuc tangan dengan
dengan transmisi
se
seri
ring
ng papada
da klklie
ien,
n,  penyakit
keluarga, dan 7) Untuk
 pengunjung lain menghilangkan
serta petugas organisme yang
 pelayanan kesehatan merusak rantai
Kolaborasi transmisi infeksi
1) Kola
Kolabobora
rasi
si dalam
dalam 8) Agar
Agar tida
tidak
k terja
terjadi
di
 pemberian obat infeksi virus
antibiotik  hepatitis

J. Implemen
Implementasi
tasi Keperawa
Keperawatan
tan
Implem
Implement
entasi
asi merupa
merupakan
kan tahap
tahap keempa
keempatt dalam
dalam tahap
tahap proses
proses keperaw
keperawatan
atan
dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan ( tindakan keperawatan ) yang
telah direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan ( Hidayat, 2006 ). Dalam
tahap ini perawat harus mengetahui berbagai hal seperti fisik dan perlindungan
 pada klien, teknik komunikasi, kemmapuan dalam prosedur tindakan, pemahaman
tentang hak-hak pasien serta memahami tingkat perkembangan pasien.
Pelaks
Pelaksana
anaan
an mencak
mencakup
up melaku
melakukan
kan,, memban
membantu
tu atau
atau mengar
mengarahk
ahkan
an kinerj
kinerjaa
aktivi
aktivitas
tas sehari–
sehari– hari.
hari. Setelah
Setelah dilaku
dilakukan
kan valida
validasi,
si, pengua
penguasaan
saan keteram
keterampil
pilan
an
interpersonal, intelektual, dan teknik intervensi harus dilakukan dengan cermat dan
efisien
efisien pada
pada sit
situas
uasii yang
yang tepat,
tepat, keaman
keamanan
an fisik
fisik dan psikol
psikologi
ogi dilind
dilindun
ungi
gi dan
dokumentasi keperawatan berupa pencatatan dan pelaporan ( Nursalam, 2011 ).

K. Evaluasi Keperawatan
Keperawatan
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara
melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau
tidak (Hidayat,2004).
Evaluasi yang digunakan mencakup 2 bagian yaitu evaluasi formatif yang
disebu
disebutt juga
juga evalua
evaluasi
si proses
proses dan evalua
evaluasi
si jangka
jangka pendek
pendek adalah
adalah evalua
evaluasi
si yang
yang
dilaks
dilaksana
anakan
kan secara
secara terus
terus meneru
meneruss terhad
terhadap
ap tindak
tindakan
an yang
yang tel
telah
ah dilaku
dilakukan
kan..
Sedang
Sedangkan
kan evalua
evaluasi
si sumati
sumatifya
fyang
ng disebu
disebutt juga
juga evalua
evaluasi
si akhir
akhir adalah
adalah evalua
evaluasi
si

22
 

tindakan secara keseluruhan untuk menilai keberhasilan tindakan yang dilakukan


dan
dan meng
mengga
gamb
mbar
arka
kan
n perk
perkem
emba
bang
ngan
an da
dala
lam
m menc
mencap
apai
ai sa
sasa
sara
ran
n ya
yang
ng te
tela
lah
h
ditent
ditentuka
ukan.
n. Bentuk
Bentuk evalua
evaluasi
si ini lazimny
lazimnyaa menggu
menggunak
nakan
an format
format “SOAPI
“SOAPIER”
ER”..
Tuju
Tujuan
an ev
eval
alua
uasi
si ad
adala
alah
h un
untu
tuk
k mend
mendap
apat
atka
kan
n ke
kemb
mbal
alii umpa
umpan
n ba
bali
lik
k re
renc
ncan
anaa
keperawatan,
keperawatan, nilai serta meningkatk
meningkatkan
an mutu asuhan keperawatan melalui hasil

 perbandingan standar yang telah ditentukan sebelumnya


sebelumnya ( Nursalam, 2011 ).

BAB 3
HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

23
 

1. Peng
Pengka
kaji
jian
an Keper
Keperaw
awat
atan
an
Pengka
Pengkajia
jian
n dilaku
dilakukan
kan pada
pada tangga
tanggall 19 Septem
September
ber 2021
2021 di ruanga
ruangan
n Cengki
Cengkir 

RSUD
RSUD Indr
Indram
amay
ayu.
u. Meto
Metode
de peng
pengka
kaji
jian
an ya
yang
ng di
digu
guna
naka
kan
n ad
adal
alah
ah meto
metode
de allo-
anamnesa dan auto-anamnesa.
a. Id
Iden
enti
tita
tass Pas
Pasie
ien
n

Pengkajian dilakukan pada keluarga dan pasien sendiri, jenis kelamin laki-
lakii tangga
lak tanggall lahir
lahir 8 Juli
Juli 1973
1973 alamat
alamat di desa
desa Karanga
Karangampe
mpel,
l, beraga
beragama
ma Islamn,
Islamn,
 pasien masuk RS pada tanggal 19 September 2021 pukul 14.30 WIB, pasien
masuk dengan keluhan nyeri perut kanan atas mual muntah dan badan lemas.
b. Kelu
Keluha
han
n Utam
Utama
a
Saat di kaji pasien mengatakan nyeri dibagian perut kanan atas, keluhan yang
disertai nafsu makan menurun, badan lemas, mual dan muntah.
c. Ri
Riwa
waya
yatt Peny
Penyak
akit
it Seka
Sekara
rang
ng
Keluarga pasien mengatakan awalnya pasien mengalami demam, nyeri perut

kanan, mual muntah, badan lemas dan nafsu makan menurun sejak 2 minggu
minggu yang
lalu, pada tanggal 19 September 2021 pukul 14.30 WIB Tn. S dibawa ke rumah
sakit karena sudah tidak bisa menahan
menahan sakit. Saat di IGD pasien diberikan
cairan intravena Nacl 500 ml/8 jam. Pada Pukul 18.00 WIB pasien dipindahkan
ke ruan
ruang
g pe
peraw
rawat
atan
an ra
rawa
watt ng
ngin
inap
ap cengk
cengkir
ir.. Kead
Keadaa
aan
n umum
umum sa
saat
at in
inii pa
pasie
sien
n
mengalami sakit berat dan lemas, tingkat kesadaran pasien secara kualitatif adalah
compos
compos mentis
mentis dengan
dengan GCS E4, V5, M6, tanda
tanda vital
vital didapa
didapatka
tkan
n tensi
tensi 100/70
100/70
mmHg,
mmHg, suhu 36.50C, nadi 84x/menit,
suhu 36.5 84x/menit, pernap
pernapasan
asan 22x/menit,
22x/menit, pasien terpasang
terpasang
infus Aminofusin hepar 500 cc/ 24 jam.

d. Riwaya
Riwayatt penya
penyakit
kit seb
sebelu
elumny
mnya
a
Tn.. S pe
Tn pern
rnah
ah mend
mender
erit
itaa pe
peny
nyak
akit
it asam
asam ur
urat
at da
dan
n remati
rematik,
k, Tn.
Tn. S tida
tidak 

mempunyai
mempunyai riwayat alergi terhadap makan
makanan,
an, minuman
minuman dan obat-obatan,
obat-obatan, dan
tidak mempunyai riwayat operasi sebelumnya. Tn. S tidak mempunyai kebiasaan
meroko
merokok,
k, minum
minum minuma
minuman
n beralk
beralkoho
ohol.
l. Tn. S memilik
memilikii kebiasa
kebiasan
n minum
minum ko
kopi
pi
sudah dari umur 24 tahun dengan frekuensi minum 200 ml pagi dan sore, Tn. S
 juga mengkomsumsi obat yaitu Novastis
Novastis 1x2 tab diminum pada malam hari.
e. Ri
Riwa
waya
yatt kelu
keluarg
arga/g
a/gen
enog
ogram
ram
Tn. S tinggal sendirian, saat ia sakit adiknya datang dari kampung untuk 

tinggal bersamanya dan merawatnya bersama anak-anaknya. Istri Tn. S sudah


meninggal dunia karena sakit faktor usia.

24
 

Pasien

2. Pe
Peme
meri
riks
ksaa
aan
n fis
fisik 
ik 
a. Tand
Tanda-
a-ta
tand
ndaa vita
vitall
Pemeriksaan TTV yang dilakukan saat pengkajian didapatkan:

TD. 100/70 mmHg,


 Nadi 84x/menit
Pernapasan 22x/menit.
suhu 36.50C
BB Sehat: 60 Kg BB sakit
sa kit 52 kg (Turun 8kg)
TB 162 CM
 b. Kepala dan leher 
Pemeriksaan
Pemeriksaan yang dilakukan
dilakukan pada Tn. .S didapatkan
didapatkan bentuk kepala bulat,
bulat, tidak 
ada lesi, rambut
rambut warna putih abuh-abuh,
abuh-abuh, mata simetris
simetris tidak ada lesi konjungti
konjungtiva
va

merah muda sklera berwana kuning, tidak menggunakan kaca mata dan tidak ada
tanda-tanda
tanda-tanda peradangan
peradangan,, telinga simetris, tidak ada nyeri tekan dan peradangan,
peradangan,
hidung tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada nyeri tekan dan tidak ada polip,
tenggorokan dan mulut, gigi sudah banyak yang dicabut, gusi warna merah
muda lidah bersih dan ada peradangan pada tenggorokan, leher tidak ada lesi, dan
masa, tidak ada nyeri tekan di bagian tidak masa tidak ada pembesaraan
pembesaraan kelenjar 
limfe pada leher, tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid.

c. Si
Siste
stem
m ka
kard
rdio
iova
vask
skul
uler 
er 

25
 

Pemeriksaan yang dilakukan pada Tn. S didapatkan tidak ada nyeri dada, Kes:
CM, GCS: 15, tidak ada tanda-tanda sianosis, CRT <2 detik, tidak ada edema
dibagian tangan dan kaki, nadi apical teraba, vena jugularis Tidak ada peningkatan
3 cm, perku
perkusi
si tidak
tidak ada pembesara
pembesaran
n jantun
jantung.
g. Saat diausk
diauskult
ultasi
asi BJ I dan BJ II
normal, tidak ada suara jantung tambahan.

d. Si
Sist
stem
em resp
respir
iras
asii
Pemeriksaan
Pemeriksaan yang dilakukan
dilakukan pada Tn. S didapatkan
didapatkan pasien tidak mempunyai
mempunyai
keluhan,
keluhan, pasien bernapas
bernapas spontan,
spontan, bentuk dada simetris,
simetris, tidak ada masa dan lesi,
irama napas teratur, tidak ada pengunaan otot bantu napas, perkusi tidak ada bunyi
 pekak, seluruh lapang paru bunyi resonan, auskultasi suara paru-paru kanan dan
kiri vesikuler.
e. Si
Sist
stem
em penc
pencer
erna
naan
an
Pemerik
Pemeriksaan
saan yang dilaku
dilakukan
kan pada
pada Tn. S didapa
didapatka
tkan
n ada nyeri
nyeri di bagian
bagian
kwadran kanan atas, tugor kulit elastis, keadaan bibir kering, tidak ada tanda-tanda

 peradangan di mulut, keadaan abdomen, tampak membesar dibagian kwadran


kanan atas dan tidak ada lesi. saat di auskultasi bising usus 26x/menit saat di
 perkusi suara abdomen bunyi timpani, saat di palpasi adanya nyeri tekan di bagian
kwadran kanan atas.
f. Siste
istem
m pers
persy
yar
araf
afan
an
Peme
Pemeri
riks
ksaa
aan
n ya
yang
ng dila
dilaku
kuka
kan
n pa
pada
da Tn.
Tn. S di
dida
dapa
patk
tkan
an tida
tidak
k ad
adaa ke
kelu
luha
han,
n,
kesadaran CM, GCS 15, pupil isokor. Tidak ada riwayat kejang dan kelumpuhan.
kordinasi gerak dapat dijangkau seluruhnya.
g. Si
Siste
stem
m mus
muscu
culo
losk
skel
elet
etal
al

Pemeriksaan yang dilakukan pada Tn. S didapatkan bagian persedian terasa


kesemutan dan keram-keram. Kekuatan otot ekstremitas atas 5 ekstremitas bawah
5, tidak ada nyeri otot.
h. Si
Sist
stem
em inte
integu
gume
ment
nt
Pemerik
Pemeriksaan
saan yang
yang dilaku
dilakukan
kan pada
pada Tn.
Tn. S didapa
didapatka
tkan
n tidak
tidak ada keluha
keluhan,
n,
keadaan kulit baik utuh, tugor elastis tidak ada lesih dan udem, kulit terlihat
keriput dan berwarna sawo matang dan tidak ada petechie.
i. Siste
istem
m perk
perkem
emih
ihan
an
Pemeriksaan yang dilakukan pada Tn.S didapatkan tidak ada keluhan, tidak 

mengunakan alat bantu kateter, kandung kemih tidak ada tanda-tanda pembesaran
dan tidak ada nyeri tekan.

26
 

 j. Sistem endokrim


Pe
Peme
meri
riks
ksaa
aan
n yang
yang dila
dilaku
kuka
kan
n pada
pada Tn. S di
dida
dapa
patk
tkan
an ad
adaa ta
tand
nda-
a-ta
tand
ndaa
 pembesaran dan nyeri tekan pada kelenjar limfe dibagian axila bawah kanan.
k. Si
Sist
stem
em repr
reprod
oduk
uksi
si

Pemeriksaan yang dilakukan pada Tn. S didapatkan pasien tidak ada lesi,
massa dan kelainan pada alat reproduksi.

3. Pola
Pola kegiat
kegiatan
an sehar
sehari-h
i-har
arii
a. Nutrisi
Sebelum sakit Tn. S dapat menghabiskan porsi makanan yang disediakan dan
frekuensi makan dan nafsu makan semuanya dapat di atur dengan baik, saat sakit
Tn. S hanya dapat menghabiskan setengah porsi makanan saja, ini diakibatkan
karena efek mual muntah dan penurunan nafsu makan. BB Tn. S yang didapat 52

Kg dan TB 168 cm.


 b. Eliminasi
BAK
BAK sebel
sebelum
um sa
saki
kitt da
dan
n sa
saat
at sa
saki
kitt tida
tidak
k memp
mempun
unya
yaii masal
masalah
ah.. Frek
Frekue
uesi
si
 biasanya 2-3x sehari, frekuensi 500-700 cc/ hari dan warna kuning teh. BAB
sebelum sakit BAB 2-3 kali sehari dan konsistensi lembek, saak sakit BAB 1-2
kali sehari dan konsistensi keras warna coklat.
c. Olah
Olah rag
ragaa dan
dan akti
aktifi
fita
tass
Sebelum sakit dan saat sakit Tn. S tidak pernah melakukan olahraga rutin.
Ketika sakit Tn.S mengalami kelalahan fisik dan sangat lelah sehingga tidak bisa

melakukan
melakukan aktifitas,
aktifitas, Pasien mengatkan
mengatkan nyeri diseluruh badan jika melakukan
aktifitas
d. Isti
Istira
raha
hatt dan
dan tidu
tidur 

Pola tidur Tn. S sedik
sedikit
it terganggu akibat nyeri di perut yang muncul, tetapi
kebutuhan waktu tidur bisa sampai 5-6 jam. Sebelum sakit biasanya 7-8 jam
istirahat.
e. Pola
Pola int
inter
erak
aksi
si sos
sosia
iall
Interak
Interaksi
si yang
yang dilaku
dilakukan
kan Tn. S semuan
semuanya
ya berjal
berjalan
an dengan
dengan baik,
baik, tidak
tidak ada
hambat
hambatan
an dan semua menjadi
menjadi saudar
saudaraa bagi
bagi Tn. S tidak
tidak ada hambatan
hambatan dalam
dalam

 berkomunikasi dan selalu terbuka.


f. Keg
Kegiata
iatan
n keag
keagam
amaa
aan
n

27
 

Tn. S jarang sekali mengikuti kegiatan keagamaan di masjid.


g. Keadaa
Keadaan
n psik
psikolo
ologis
gis selama
selama sakit
sakit
Tn. S berharap bisa cepat keluar dari RS dan bisa kembali ke rumah, pola inA.S
semuanya berjalan baik dan tidak ada hambatan.
4. Hasil
Hasil peme
pemeri
riks
ksaa
aan
n penun
penunjan
jang
g

Hasil
NO Jenis Nilai
Pemeriksaan Normal

19/8/21 20/7/19 13/7/19

1. Hb 10.4 g/dl 12.0-16.0

2. Eritrosit 2.97 4.20-5.40

3. Hematokrit 29.1 37.0-47.0

4. Trombosit 129 150-450

5. Klorida 92 mmol/L 96-111


Darah

6. Calcium ion 11
1 100 1120-1320

7. PT (waktu 16.9 H 17.8 H 10.8-14.4


Protrombi)

8. APTT 48.3 detik 58.5 detik 26.4-37.6

9. Albumin 3.0 mg/L 2.8 mg/L 3.5-5.2

10. SGPT 1360 mg/L 1331 u/L <41


11. SGOT 1461 u/L 1401 u/L <35

12. HbsAg Reaktif Non Reaktif  

5. Terapi
Terapi pengob
pengobata
atan
n yang
yang dida
didapat
patkan
kan
Terapi
Terapi yang
yang didapa
didapatka
tkan
n oleh
oleh .S yaitu:
yaitu: Aminof
Aminofusi
usin
n hepar
hepar 500 cc/24
cc/24 jam/IV
jam/IV,,
Heplan 1x1 tab/PO, Laktuone 1x1 tab/PO, OMZ 1xTs40 mg/IV Curcuma 3x2 tab/PO,
Sucrafat 3x1 cc/PO, Nac 3x1 tab/PO, Channa 1x1 tab/PO, Vit K 3x1 tab/PO.

28
 

6. Analisa Data
Sebelum menentukan diagnosa keperawatan harus terlebih dahulu menentukan
analisa data yang disesuaikan dengan pengkajian yang di dapatkan. Ada tiga Analisa
data yang di dapatkan yaitu pertama:
pertama: data subjektif:
subjektif: (pengkajia
(pengkajian
n PQRST)
PQRST) P: adanya
 pembengkakan pada perut kanan atas. Q: nyeri yang dirasakan tertikam. R: Nyeri

menetap pada perut kanan atas dan tidak menyebar. S: skala nyeri dari 1-10 skala
yang
yang ditent
ditentuka
ukan
n pasien
pasien 5. T: nyeri
nyeri yang
yang dirasak
dirasakan
an setiap
setiap saat,
saat, saat ditekan
ditekan dan
disentuh. Data objektif: pasien tampak meringis kesakitan, KU lemah, TTV: tensi
10
100/
0/70
70 mmHg
mmHg,, su
suhu
hu 36.50C, nadi
36.5 nadi 84x/me
84x/menit
nit,, pernap
pernapasan
asan 22x/me
22x/menit
nit.. Penyeb
Penyebab
ab
 pembengkakan pada hepar masalah yang muncul
muncul nyeri akut.
Analisa
Analisa data
data yang
yang kedua:
kedua: data
data subjek
subjektif
tif:: pasien
pasien mengat
mengataka
akan
n nafsu
nafsu makany
makanyaa
menurun mual dan muntah setiap kali makan. Data objektif: KU lemah porsi makanan
tidak dihabiskan, adanya reflex mual, (pengkajian nutrisi ABCD) A: BB: 52 kg, TB:
168 cm LILA: 25 cm IMT: 18.4 kategori gizi kurang. B: Hb 10,4 g/dL, Albumin 2,8

mg/L
mg/L.. C: TTV:
TTV: tens
tensii 10
100/
0/70
70 mmHg
mmHg,, suhu
suhu 36.50C, nadi
36.5 nadi 84x/me
84x/menit
nit,, pernap
pernapasan
asan
22x/menit. D: diet yang di dapatkan TKTP (tinggi kalori, tinggi protein). Penyebab
masalah anoreksia mual dan muntah masalah yang muncul ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh.
Analisa data yang ketiga: Data subjektif: pasien mengatakan badannya lemas
dan lemah serta pusing. Data objektif: KU lemah, aktifitas dibantu sebagian oleh
keluarga, intake asupan nutrisi tidak adekuat TTV: tensi 100/70 mmHg, suhu 36.5 0C,
nadi 84x/menit, pernapasan 22x/menit. Penyebab masalah kelemahan fisik dan proses
 penyakit masalah yang muncul intoleransi aktifitas

7. Di
Diag
agno
nosa
sa Kepe
Kepera
rawa
watan
tan
Hasil Analisa data yang dibuat sehingga masalah keperawatan yang muncul pada
kasus Tn. S adalah:
a. Nyeri
Nyeri akut
akut berhub
berhubun
ungan
gan dengan
dengan pembengk
pembengkaka
akan
n pada
pada hepar
hepar dibuktik
dibuktikan
an dengan
dengan
 pasien tampak meringis kesakitan adanya pembengkatan pada perut kanan atas,
nyeri yang dirasakan tertikam, nyeri menetap pada perut kanan atas dan tidak 
menyebar skala nyeri 5 dan pasien tampak meringis kesakitan. TTV: tensi 100/70
mmHg, suhu 36.50C, nadi 84x/menit, pernapasan 22x/menit.
 b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

anoreksia mual dan muntah dibuktikan dengan porsi makanan tidak dihabiskan,
IMT 18,4 kategori gizi kurang, adanya reflex mual.

29
 

c. Intole
Intoleran
ransi
si aktifi
aktifitas
tas berhubun
berhubungan
gan dengan
dengan kelemaha
kelemahan
n fisik
fisik dan proses
proses penyakit
penyakit
dibuktikan dengan keadaan umum lemah, aktifitas dibantu asupan nutrisi tidak 
adekuat.
8. Inte
Interv
rven
ensi
si ke
kepe
pera
rawa
wata
tan
n
Prioritas masalah

Diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus Tn. S yang menjadi prioritas
masal
masalah
ah ad
adal
alah
ah diag
diagno
nose
se ke
kepe
pera
rawa
watan
tan ny
nyeri
eri ak
akut
ut,, la
lalu
lu di
disu
susu
sull ol
oleh
eh di
diag
agno
nose
se
keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan intoleransi
aktifitas.
Pada kasus diatas penulis menyusun
menyusun intervensi
intervensi keperawatan
keperawatan berdasarkan
berdasarkan tahap-
tahap-
tahapan intervensi keperawatan yaitu:
Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI) Rasional
(SDKI)
1. Defisit nutrisi Status Nutrisi Manajemen 1) Untu
Untuk k meng
menget
etah
ahui
ui
Defisit nutrisi Setelah dilakukan
dilakukan nutrisi  bagaimana status
 berhubungan intervensi Observasi nutrisi pasien
dengan gangguan keperawatan 1) Identi
Identifik
fikasi
asi 2) Untu
Untukk meng
menget
etah
ahui
ui
metabolik ditandai selama
sela ma 1x24
1x24 jam status nutrisi apakah pasien
dengan mual, maka status 2) Identi
Identifik
fikasi
asi mempun
mem punyai
yai alergi
alergi
muntah dan nu
nutri
trisi
si memb
membai aik 
k  alergi makanan makanan
anoreksia den
dengan
gan kr
krit
iter
eria
ia 3) Monito
Monitorr asupan
asupan 3) Untu
Untukk meng
menget
etah
ahui
ui
hasil : makanan  porsi makan pasien
1) Mual
Therapetik  4) Untuk memnuhi
 berkurang 1) Berik
Berikan
an nutrisi yang baik 
2) Nafs
Nafsuu maka
makan n makanan tinggi 5) Agar pasien tau
membaik kalori rendah diet yang baik 
3) Fr
Frek
ekue
uens
nsii lemak  6) Agar pasiesien bisa
makan Edukasi maka
ma kann ta
tanp
npaa ad
adaa
membaik  1) Ajarkan diet keluhan
4) Pors
Porsii maka
makan n yang
habis dprogramkan
5) Mual Kolaborasi
 berkurang 2) Kola
Kolabo
boras
rasii
 pemberian
medikasi
sebelum makan
2. Nyeri akut Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri 1) Untu
Untukk meng
menget
etah
ahui
ui
 Nyeri akut Setelah dilakukan
dilakukan Observasi  prinsip-prinsip

30
 

 berhubungan intervensi 1) Id
Iden
enti
tifi
fik
kas
asii nyeri
dengan keperawatan lokasi, 2) Untu
Untukk meng
menget
etah
ahui
ui
 pembengkakan selama
sela ma 1x24
1x24 jam karakteristik, rentang nyeri
hepar ditandai maka tingkat durasi,  pasien
dengan nyeri tekan nyeri menurun frekuensi, 3) Untu
Untukk meng
menget
etah
ahui
ui
kuadran kanan atas den
dengan
gan kr
krit
iter
eria
ia kualitas, nyeri non verbal
hasil :
1) Nyeri intensitas
2) Id
Iden
enti
tifi
fikasinyeri 4) Untu
kasi Un
faktuk
faktorkr meng
to mepnget
etah
emb
em bahui
erui
erat
at
 berkurang
skala nyeri dan peringan nyeri
2) Tida
Tidak k meri
mering
ngis
is
3) Id
Iden
enti
tifi
fika
kasi
si 5) Unt
ntu
uk men enggur
urag
agii
kesakitan
nyeri non verbal rasa nyeri
nyeri dengan
dengan
3) Tidak 
4) Id
Iden
enti
tifi
fika
kasi
si diberik
diberikan an therap
therapyy
kesulitan tidur 
faktor yang non farmakologi
4) Tand
Tanda-a-ta
tand
ndaa
memperberat 6) Aga
garr tau
tau
vital dalam
dan lingkungan apa
rentang normal
memperingan yang menjadi nyeri
nyeri semakin
 bertambah

No Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI) Rasional
(SDKI)
Therapetik 7) Untuk membuat
5) Ber
eriikan ther
eraapy nyaman pasien
non dengan adanya
farmakologi fasilitas yang baik 
6) Kontrol 8) Untu
Untuk k mengu
menguran
rangi
gi
lingkungan rasa nyeri
yang Untuk mengurangi
memperberat nyeri sampai
rasa nyeri dengan hilang
7) Fasilitasi
istirahat dan
tidur 
Edukasi
1) Ajarkan terapi
non
farmakologi
untuk
mengurangi
nyeri

Kolaborasi
1) Kola
Kolabo
boras
rasii

31
 

 pemberian
analgetik 

No Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI) Rasional
(SDKI)
4. Intoleransi Tingkat Manajemen energy
aktivitas toleransi Observasi
Intoleransi aktivitas 1) Moni
Monitotorr ke
kele
lela
laha
han
n 1) Untu
Untuk k meng
menget etah
ahui
ui
aktivitas Setelah fisik dan  penyebab
 berhubungan dilakukan emosional kelelahan
dengan
deng an kelemahan
kelemahan intervensi 2) Moni nito
torr po
pola
la da
dan
n 2) Men eniilai isti
stirahat
ditan
itand
dai denga
engan
n keperawatan  jam tidur dan tidur pasien
merasa lemas selama 1x24 Therapetik  3) Meng
Menghi hind
ndar
arii
 jam maka 1) Se
Sedi
diak
akan
an  pasien dari
toleransi
lingkungan kelelahan
aktivitas
nyaman dan emos
em osio
iona
nall ka kare
rena
na
meningkat rendah stimulus lingkungan
dengan kriteria
hasil : 4) Melat
Melatih ih aktiv
aktivit itas
as
Edukasi
1) Keluhan 1) Anju
Anjurkrkan
an
lelah melakukan
menurun aktivitas secara
 bertahap

9. Impl
Implem
ement
entas
asii keper
keperaw
awat
atan
an
HARI/
 NO JAM IMPLEMENTASI EVALUASI Paraf  
DX TANGGAL

1. 20/09/21 08.00  Melak


Mela kukan
kan peng
engka
kajian S  : Klien mengatakan nyeri
jian
nyeri secara komperhen
komperhensif 
sif  ya
yang
ng didira
rasak
sakan
an setia
setiap
p saat,
saat,
(PQRST) saat ditekan dan disentuh di
09.00  Meng
Me ngob
obse
serv
rvas
asii ad
adan
anyya  bagian perut kanan atas.
 petunjuk nonverbal
mengenai ketidak   O  : Pas Pasien
ien tampak
tampak merigi
merigiss
nyamanan. ke
kesak
sakit
itan
an,, KU lelema
mah,h, TTV:
TTV:
11.00
 Mengobservasi TTV te
tens
nsii 10
100/
0/80
80 mmHg
mmHg,, su suhu
hu
0
 Mengajarkan tekhnik napas 36.2 C, nadi 89x/menit,
dalam  pernapasan 22x/menit.
 Meny
Me nyar
aran
anka
kann ke
kelu
luar
argga
12.00 untuk membatasi Skala nyeri 5 (1-10), tampak 
 pengunjung yang datang
datang  pembengkakan pada perut

32
 

kanan atas

A: masalah belum teratasi.

P: in
inte
terv
rven
ensi
si da
dan
n ak
akti
tifi
fita
tass
yang ada dipertahankan dan
13.00 dilanjutkan.


2. 20/09/21 08.00 Menganjurk rkaan kepada S: pas
pasien
ien mengat
mengataka
akan
n tidak 
tidak 
 pasien untuk makan sedikit ad
adaa na
nafsu
fsu maka
makan
n mual
mual da
dan
n
tapi sering, muntah setiap kali makan.
10.00  Mengatur posi
sissi semi
emi
fowler  O: KU lemah porsi makanan
12.00  Mengobservasi TTV yang dapat dihabiskan
dihabiskan hanya
 Memonitoring asup
supan se
sep
perempat dari 1 porsi
13.00
makan. makan
anaan, adanya refle
flex
mual
mu al,, BB:
BB: 52 kg, TB: TB: 16
1688
cm, IMT: 18.4 kategori berat
 badan kurang. B: Hb 10,4
g/dL, Albumin 2,8 mg/L. C:
TTV:
TT V: tetens
nsii 10
100/
0/80
80 mmHg
mmHg,,
0
suhu 36.2 C, nadi 89x/menit,
 pernapasan 22x/menit. Diet
yang di dapatkan TKTP
(tinggi kalori, tinggi protein).

A: masalah belum teratasi.

P: in
inte
terv
rven
ensi
si da
dan
n ak
akti
tifi
fita
tass
yang ada dipertahankan dan
dilanjutkan.

3. 20/09/21 08.00  Mengajurkan pasien untuk  S: pasien mengatakan


melaku
melakukan
kan aktifi
aktifitas
tas yang
yang
 badannya lemas dan lemah
dapat dilakukan oleh

 pasien. serta pusing.


 Memonitoring O: KU lemah, aktifitas
10.00 intake/asupa
intake /asupan n nutrisi
nutrisi untuk 
mengetahui sumber energi dibantu sebagian oleh
yang adekuat. keluar
argga, intak
akee asup
supan
 Menganjurk rkaan pasie
sien
untuk beristirahat. nu
nutri
trisi
si tida
tidakk ad
adek
ekuauatt TTV:
TTV:
 Melak
Me lakuk
ukan
an latih
latihan
an ROM
ROM te tens
nsii 10100/
0/80
80 mmHg
mmHg,, su suhu
hu
12.00 aktif/pasif untuk  
0
menghilangkan ketegangan 36.2 C, nadi 89x/menit,
otot.  pernapasan 22x/menit.
A: masalah belum teratasi.

13.00 P: in
inte
terv
rven
ensi
si da
dann ak
akti
tifi
fita
tass
yang ada dipertahankan dan

33
 

dilanjutkan.
1. 21/09/21 08.00  Mela
Me lak
kukan
kan peng
engka
kaji an S: nyeri yang dirasa
jian sak
kan
nyeri secara komperhen
komperhensif 
sif  hilang muncul, dan saat
(PQRST). ditekan dan disentuh.
11.00  Mengobserfasi TTV.
 Mengajarkan tekhnik napas O: pasien
pasien tampak
tampak mering
meringis
is
12.00 dalam. kesakit
kesa kitan,
an, KU lemah,
lemah, TTV:
TTV:

13.00  Menyar
Meny aran
anka
kan
n ke
kelu
luar
argga te
tens
nsii0 11
110/
0/80
80 mmHg
mmHg,, su
suhu
hu
untuk membatasi 37.2 C, nadi 81x/menit,
 pengunjung yang datang.
datang.  pernapasan 21x/menit.

Skala nyeri 3 (1-10)

A: masalah belum teratasi.

P: ininte
terv
rven
ensi
si dadan
n ak
akti
tifi
fita
tass
yang ada dipertahankan dan
di
dila
lanj
njut
utka
kan
n ol oleh
eh pe
pera
rawa
watt
ruangan.

2. 21/09/21 09.00  Menganjurk rkaan kepada S: Pa


Pasi
sien
en meng
mengat
atak
akan
an tida
tidak 

 pasien untuk makan sedikit
tapi sering, ada nafsu makan.
11.00  Mengatur posisi O: KU lemah porsi makanan
semifowler. yang dapat dihabiskan
dihabiskan hanya
 Memonitoring asup
supan
makan. setengah dari 1 porsi
13.00
maka
makana
nan,
n, BB:
BB: 52 kg
kg,, TB:
TB:
168 cm LILA: 25 cm IMT:
18
18.4
.4 ka
kate
tego
gori
ri be
bera
ratt ba
bada
dan
n
ku
kura
rang
ng.. B: Hb 10
10,4
,4 g/
g/dL
dL,,
Albumin 2,8 mg/L. C: TTV:

te
tens
nsii 11
110/
0/80
80 mmHg
mmHg,, su
suhu
hu
37.20C, nadi 81x/menit,
 pernapasan 21x/menit. Diet
yang di dapatkan TKTP
(tinggi kalori, tinggi protein).
A: masalah belum teratasi.
P: in
inte
terv
rven
ensi
si da
dan
n ak
akti
tifi
fita
tass
yang ada dipertahankan dan
di
dila
lanj
njut
utka
kan
n ol
oleh
eh pe
pera
rawa
watt

3. 21/09/21 08.00 ruangan


   Mengajurkan pasien untuk  S: pasien mengatakan

34
 

melakukan
melaku kan aktifi
aktifitas
tas yang
yang  badannya lemas dan lemah
dapat dilakukan oleh
10.00 serta pusing.
 pasien.
 Memonitoring O: KU lemah, aktifitas
/asupan nutrisi.
intake/asupan
intake
dibantu sebagian oleh
 Menganjurk rkaan pasie
sien
untuk beristirahat. keluar
arg
ga, intak
akee asup
supan
12.00

Melakuk
Melak ukan
an latih
latihan
an ROM
ROM nu
nutri
trisi
si tida
tidakk ad
adek
ekua
uatt TTV:
TTV:
aktif/pasif.
te
tens
nsii 11110/
0/80
80 mmHg
mmHg,, susuhu
hu
13.00
37.20C, nadi 81x/menit,
 pernapasan 21x/menit.
A: masalah belum teratasi.
P: in
inte
terv
rven
ensi
si da
dan
n ak
akti
tifi
fita
tass
yang ada dipertahankan dan
di
dila
lanj
njut
utka
kan
n ol
oleh
eh pe
pera
rawa
watt
ruangan.

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasill dan pembah


Hasi pembahasa
asan
n pada
pada Tugas
Tugas Asuhan
Asuhan Kepera
Keperawat
watan
an pada
pada penyak
penyakit
it Hepati
Hepatitis
tis
dilakukan dalam bentuk review Jurnal Nasional sebanyak 5 jurnal yang sesuai dengan judul .
Penulis Asuhan keperawatan pada penyakit Hepatitis.

1. Hasi
Hasill Jurn
Jurnal
al

N Judul tahun Peneliti Tujuan Populasi dan Metode Hasil

35
 

o sampel Penelitian
1 Komparasi Wisti Dwi Penelitian ini Populasi Jenis Hasil
metode Septiani  bertujuan untuk  dalam  penelitian ini  penelitian
klasifikasi untuk   penelitian ini metode menunjukka
data mining memecahkan adalah 155 klasifikasi
klasifikasi data n tingkat
algoritma
algoritma c4.5 mas
asal
alah
ah adal
adalah
ah da
data
ta dedeng
ngan
an mining akurasinya
dan naive Al
Algo
gori
ritm
tmaa C4.5
C4.5 123 pasien algoritma C4.5 77,29%.
 bayes untuk  dan Naïve
Naïve Bayes
Bayes  penyakit dan Naive Dari 155
 prediksi dengan hepatitis yang Bayes. data
 penyakit melakukan hidup dan 32 sebanyak 
hepatitis  pengujian  pasien 103 data
(2017) terh
terhad
adap
ap kine
kinerj
rjaa  penyakit diprediksika
metode tersebut.. hepatitis yang n sesuai
mati
ma ti dedeng
ngan
an yaitu 103
at
atri
rib
but ag age,
e, data “LIFE”
sex,, stero
sex steroid
id,, dan 15 data
antivirals, yang
fatigue, diprediksika
malaise, n “LIFE”
anorexia, tetapi
liver_big, ternyata
liver_firm, “DIE”.
“DIE ”. Dan
spleen_palpa sebanyak 20
 ble , spiders, data
ascites, diprediksi
varices, “DIE”
 bilirubin, ternyata
alk_phosphat termasuk 
e, sgot, klasifikasi
albumin, “LIFE”
“LI FE” dan
 protime, sebanyak 17
histology, data
dan class diprediksi
(atribu
(atr ibutt hasil
hasil sesuai
sesu ai yaitu
yaitu

 prediksi) “DIE”.
2. Peningkatan Lasma Penelitian ini Populasi Jenis Hasil
Status Gizi Rina  bertujuan untuk  dalam  penelitian yang  penelitian
Pasien
Pasien Sirosi
Sirosiss Sinu
Sinura
ratt & mencegah  penelitian ini digunakan ini
Hepatis Bunga  penurunan berat adalah 40 adalah
adalah Teknik 
Teknik  menunjukka
Melalu Theresia  badan atau responden,  pengambilan n Mayoritas
Regimen Purb meningkatkan  pasien yang sa
sam
mpel yan
ang
g  pasien
 Nutrisi Di Rs  berat badan bila memenuhi digunakan dengan
Sari
Sari Mutia
utiara
ra kurang, mencegah kriteria dalam dekompensa
Medan (2018) kompli
kom plikas
kasii lebih
lebih inklusi: 1)  penelitian ini si sirosis
lanjut
lanjut (hiper
(hiperten
tensi
si Skor MNA 0- adalah non hati
 porta, asites, 24; 2) Usia  probability mengalami
varises
var ises esofagu
esofagus, s, 18-65
18- 65 tahun;
tahun; sampling malnutrisi
da
dan
n en ense
sefal
falop
opati
ati 3) Bers
Bersed
edia
ia dengan
den gan teknik 
teknik  tanpa
hepatikum menjadi consecutive memandang

36
 

responden sampling etiologi


siros
sirosis
is hahati
ti
tersebut.
Hasil
menunjukka
n bahwa
 jumlah

 pasien
mengalami yang
malnutrisi
menurun
setelah
 penerapan
regimen
nutrisi
setelah
setelah tigatiga
 bulan
intervensi.
3 Faktor Risiko
Faktor Risiko Rumini, Penelitian ini Populasi Pe
Pene
neli
liti
tian
an in inii Hasil
Hepatitis B Umar   bertujuan untuk  dalam menggunakan  penelitian
Pada Pasien Zein, & untuk   penelitian ini  jenis penelitian ini
Di RSUD. Dr. Razia mengungkap 76 responden observasional menunjukka
Pirngadi Begum faktor
faktor-fak tor apa hepatitis
-faktor B analitik dengan n bahwa
Medan (2018) Suroy saja yang  pada menggunakan riwayat
 berpengaruh kelompok   pendekatan vaksinasi
de
deng
ngan
an ke kejad
jadia
iann usia case
case co con
ntro
trol, memiliki
he
hepa
pati
titis
tis B pa da reproduktif di
pada  pendekatan nilai (p
kelo
elompok usia RSUD Dr. case control value 0,011)
reproduktif di Pirngadi Kota memiliki
RSUD. Dr. Medan.  pengaruh
Pirngadi Kota terhadap
Medan. kejadian
he
hepa
pati
titi
tiss B
 pada
kelompok 
usia
reproduktif 
4 Pengembanga Dwi Penelitian ini Populasi Jenis Hasil
n Buku Enggar   bertujuan untuk  dalam  penelitian yang  penelitian
Perencanaan Kusumow mengembalikan  penelitian ini digunakan ini
Menu ati & st
stat
atus
us gizi
gizi yang
yang adalah 10 adalah menunjukka
Penderita Dr.Rita  baik dan orang  penelitian n
Hepatitis A Ismawati, mencapai  penderita  penembangan  peningkatan
Usia 19-29 S.Pd., kes
eseh
ehat
atan
an yan
angg hepatitis A dengan  pengetahua
Tahun (2019) M.Kes optimal. mengadopsi n responden
model yang mengenain
dikembangkan  perencanaan
oleh Borg & menu
me nu pa
pada
da
Gall yang  penderita
terdi
terdiri
ri da
dari
ri 10 hepatitis A.

37
 

tahapan
5 Seroprevalensi Rumeyda Penelitian ini Populasi Jenis Hasil
, pengetahuan, Chitra  bertujuan untuk  dalam  penelitian yang  penelitian
dan sikap Puspit
Puspitaa & mengidentifikasi  penelitian ini digunakan ini
 preventif  Lucia seroprevalensi, responden dalam menunjukka
hepatitis b Sincu  pengetahuan dan seb seban
anyak 71  penelitian ini
yak n tingkat
virus (hbv) Gunawan si
sik
kap pr
prev
even
enti f  mahasiswa
tif  adalah  pengetahua
(2019) mahasiswa  program studi deskriptif  n dan sikap
ATLM
AT LM terha
terhada
dapp D-IV kuantitatif   preventif 
infeksi virus Teknologi menggunakan mahasiswa
hepatitis B Laboratorium desa
saiin stu
studi ATLM di
Medik  cross sectional
sectional Perguruan
yang Tinggi
dilaksanakan Kesehatan
disalah satu di Kota
Perguruan Surakarta
Tinggi cukup
cuk up baik,
baik,
kese
sehhat
ataan di yakni dari
Surakarta pada 71
 bulan responden
Oktober–  80,3%
 Nopember  memiliki
2018.  pengetahua
n ba
baik
ik da
dann
97,6%
memiliki
sikap
 preventif 
akan
 paparan
HBV
HB V yanangg
 baik pula

2. Pemb
Pembah
ahas
asan
an
1) Persamaan
Persamaan antara kelima jurnal diatas adalah sebagai berikut :
a) Kelima jurnal tersebut sama-sama membahas tentang
tentang penyakit
penyakit Hepatitis
 b) Kelima jurnal tersebut memiliki tujuan yang sama untuk mengetahui dan melakukan
 pemberian diit pada pasien hepatitis
c) Kelima jurnal tersebut berfokus kepada pemenuhan nutrisi
nutrisi pada pasien hepatitis.
2) Kelebihan
a) Peneli
Peneliti
ti pertama
pertama yang
yang ditulis
ditulis oleh
oleh Wisti
Wisti Dwi Septiani
Septiani (2020).
(2020). Yang
Yang berjudul
berjudul

“Komparasi Metode Klasifikasi Data Mining Algoritma C4.5 Dan Naïve Bayes
Untu
Untuk
k Pr
Pred
edik
iksi
si Peny
Penyak
akit
it Hepa
Hepati
titi
tis.”
s.”da
dari
ri ha
hasi
sill meriv
merivie
iew
w ju
jurn
rnal
al terseb
tersebut
ut

38
 

menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode tersebut dapat memprediksi


 penyakit hepatitis tanpa menggunakan responden(
responden( mengunakan data-data)
 b) Peneliti kedua yang ditulis oleh Lasma Rina Sinurat & Bunga Theresia Purba
yang berjudul “Peningkatan Status Gizi Pasien Sirosis Hepatis Melalui Regimen
 Nutrisi Di Rs Sari Mutiara Medan (2018) ”. Dari hasil meriview jurnal tersebut

 penelitian ini menyajikan penggunaan bahasa dan pembahasan status nutrisi pada
 pasien hepatitis yang mudah dipahami oleh pembaca dan penyajian data yang
lebih terperinci.
c) Peneli
Peneliti
ti ketiga
ketiga yang
yang ditu
ditulis
lis ol
oleh
eh Rumin
Rumini,
i, Umar
Umar Zein,
Zein, & Razia
Razia Begum
Begum Suroy
Suroyo
o
yang berjudul “Faktor Risiko Hepatitis B Pada Pasien Di RSUD. Dr. Pirngadi
Medan (2018).” dari hasil meriview jurnal tersebut menunjukkan penelitian ini
menjelaskan
menjelaskan tentang faktor resiko hepatitis
hepatitis B dan riwayat vaksinasi
vaksinasi terhadap
terhadap
kejadian hepatitis B secara terperinci.
d) Pe
Pene
neli
liti
ti keem
keempa
patt yang
yang ditu
dituli
liss oleh
oleh Dwi
Dwi Engg
Enggar
ar Kusu
Kusumo
mowa
wati
ti & Dr.R
Dr.Rit
itaa

Ismawati,S.Pd.,M.Kes, yang berjudul “Pengembangan Buku Perencanaan Menu


Pender
Penderita
ita Hepatit
Hepatitis
is A Usia
Usia 19-29
19-29 Tahun
Tahun (2019)
(2019).”
.” dari
dari hasil
hasil merivi
meriview
ew jurnal
jurnal
tersebut menunjukkan bahwa buku Perencanaan Menu Penderita Hepatitis A Usia
19-29
19-29 Tahun
Tahun dijelas
dijelaskan
kan secara
secara lengka
lengkap
p dan penggu
penggunaa
naan
n kata
kata yang
yang mudah
mudah
dipahami pembaca.
3) Kekurang
Kekurangan
an dari
dari kelima
kelima jurnal
jurnal peneli
penelitian
tian di atas
atas adalah
adalah sebag
sebagai
ai beikut
beikut :

a) Peneliti
Peneliti pertama
pertama yang ditulis
ditulis oleh
oleh Wisti Dwi
Dwi Septiani,
Septiani, yang
yang berjudul
berjudul “Kompara
“Komparasi
si
metode klasifikasi data mining algoritma c4.5 dan naive bayes untuk prediksi
 penyakit hepatitis (2017)” memiliki kekurangan dimana perhitungannya lebih
sulit di mengerti meskipun memiliki keakuratan 83,71% dan jurnal tersebut tidak 
ada membahas tentang nutrisi pada penderita hepatitis dan hanya terfokus untuk 
memprediksi penyakit hepatitis.
 b) Peneliti kedua yang ditulis oleh Lasma Rina Sinurat & Bunga Theresia Purba,
yang berjudul “Peningkatan Status Gizi Pasien Sirosis Hepatis Melalui Regimen
 Nutrisi Di Rs Sari Mutiara Medan (2018)” memiliki kekurangan dalam
 pembahasan tidak membahas lebih mendalam tentang penyakit hepatitis dan
tidak mengkasifikasikan kebutuhan nutrisi berdasarkan jenis hepatitis yang ada.
c) Peneli
Peneliti
ti ketiga
ketiga yang
yang ditulis
ditulis oleh Rumin
Rumini,
i, Umar Zein,
Zein, & Razia
Razia Begum
Begum Suroyo
Suroyo
yang berjudul “Faktor Risiko Hepatitis B Pada Pasien Di RSUD. Dr. Pirngadi

39
 

Medan (2018)” memiliki kekurangan dimana dalam hasil penelitian tersebut


te rsebut tidak 
membahas hepatitis dan faktor resiko hepatitis secara mendalam.
d) Pe
Pene
neli
liti
ti keem
keempa
patt yang
yang ditu
dituli
liss oleh
oleh Dwi
Dwi Engg
Enggar
ar Kusu
Kusumo
mowa
wati
ti & Dr.R
Dr.Rit
itaa
Ismawati,S.Pd.,M.Kes yang berjudul “Pengembangan Buku Perencanaan Menu
Penderita Hepatitis A Usia 19-29 Tahun (2019)” memiliki kekurangan dimana

dalam
dalam pembah
pembahasan
asan tidak
tidak dijelas
dijelaskan
kan secara
secara menyel
menyeluru
uruh
h dan tidak
tidak melaku
melakukan
kan
 pengujian terhadap responden melainkan hanya
hanya membandingkan beberapa teori
e) Pe
Pene
neli
liti
ti keli
kelima
ma yang
yang ditu
dituli
liss oleh
oleh Rume
Rumeyd
ydaa Chit
Chitra
ra Pusp
Puspit
itaa & Luci
Luciaa Sinc
Sincu
u
Gunawan
Gunawan “Seroprevale
“Seroprevalensi,
nsi, pengetahua
pengetahuan,
n, dan sikap preventif
preventif hepatitis
hepatitis b virus
(hbv)) (2019)”
(hbv (2019)” memiliki
memiliki kekurangan
kekurangan dimana dalam pembahasan
pembahasan tidak dijelaskan
dijelaskan
secara mendalam mengenai hepatitis dan cara pencegahan hepatitis.
f) Kelim
Kelimaa jurnal
jurnal tersebut
tersebut memiliki
memiliki hubun
hubungan
gan yang
yang saling
saling berkaita
berkaitan
n dimana
dimana jurnal-
jurnal-
 jurnal tersebut membahas tentang hepatitis, faktor resiko hepatitis, pemenuhan
status
status nutrisi
nutrisi pada
pada pasien
pasien hepati
hepatitis
tis dan mendet
mendeteksi
eksi penyak
penyakit
it hepati
hepatitis
tis.. Jurnal
Jurnal

terseb
tersebut
ut juga
juga memili
memiliki
ki keterk
keterkaita
aitan
n dengan
dengan judul
judul studi
studi literat
literatur
ur ini dimana
dimana
membahas tentang pemenuhan nutrisi pada pasien hepatitis. Hal ini sesuai dengan
syarat penyusunan
penyusunan studi literatur dimana
dimana penulis
penulis berfok
berfokus
us untuk
untuk menganalisa
menganalisa
 jurnal maupun pustaka-pustaka yang ada.

BAB 4

PENUTUTUP

4.1 Kesimp
Kesimpula
ulan
n
 Pengkajian keperawatan pada Tn. A.S dengan hepatitis B di ruang Cengkir RSUD
Indramayu. 19 September
September 2019 adalah nyeri
nyeri perut kanan, mual muntah, badan lemas
dan nafsu makan menurun tingkat kesadaran pasien secara kualitatif adalah compos
mentis dengan GCS E4, V5, M6, tanda vital didapatkan tensi 100/70 mmHg, suhu

40
 

36.50C, nadi 84x/menit , pernapasan 22x/menit, pasien terpasang infus Aminofusin


he
hepa
parr 50
500
0 cc/ 24 jam de
deng
ngan
an no ab
abok
oket
et 20 pa
pada
da ba
bagi
gian
an meta
metaca
carpa
rpall de
deks
kstr
tra.
a. 2.
Diagnosa keperawatan yang di angkat pada kasus S ada tiga diagnosa keperawatan
yang didapatkan yaitu: 1) Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan pada hepar 
dibuktikan dengan pasien tampak meringis kesakitan adanya pembengkakan pada

 perut kanan atas, nyeri yang dirasakan tertikam, nyeri menetap pada perut kanan atas
dan tidak menyebar skala nyeri 5 dan pasien tampak meringis kesakitan. TTV: tensi
10
100/
0/7
70 mmHg
mHg, su
suhu
hu 36.50
6.50C,
C, nadi
adi 84x/
x/m
men
enit
it,, per
ern
nap
apas
asan
an 22x/
x/m
men
enit
it.. 2)
Ketida
Ketidakse
kseimb
imbang
angan
an nutrisi
nutrisi kurang
kurang dari
dari kebutu
kebutuhan
han tubuh
tubuh berhub
berhubung
ungan
an dengan
dengan
anoreksia mual dan muntah dibuktikan dengan porsi makanan tidak dihabiskan, IMT
18,4 kategori gizi kurang, adanya reflex mual. 3) Intoleransi aktifitas berhubungan
dengan
dengan kelema
kelemahan
han fisik
fisik dan proses
proses penyak
penyakit
it dibukt
dibuktika
ikan
n dengan
dengan keadaa
keadaan
n umum
umum
lemah
lemah,, ak
akti
tifit
fitas
as diba
dibant
ntu
u asupa
asupan
n nu
nutr
trisi
isi tida
tidak
k ad
adek
ekua
uat.
t. 3. Dala
Dalam
m pe
pere
renc
ncan
anaan
aan
difoku
difokuska
skan
n pada
pada manaje
manajemen
men nyeri,
nyeri, manajem
manajemen
en nutrisi
nutrisi dan manajem
manajemen
en energi
energi.. 4.

Tindakan keperawatan dilakukan sesuai dengan intervensi yang sudah disusun. 5.


Eval
Evalua
uasi
si ke
kepe
peraw
rawat
atan
an da
dari
ri 3 diag
diagno
nosa
sa ke
kepe
peraw
rawat
atan
an sejak
sejak 3 ha
hari
ri pe
pera
rawa
watan
tan.. 1)
Diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan pada hepar:
masalah belum teratasi.
teratasi. 2) Diagnosa
Diagnosa keperawatan
keperawatan ketidakseimbangan
ketidakseimbangan nutrisi kurang
kurang
darii kebutu
dar kebutuhan
han tubuh
tubuh berhub
berhubung
ungan
an dengan
dengan anorek
anoreksia
sia mual
mual dan munta
muntah:
h: masalah
masalah
 belum teratasi. 3) Diagnosa keperawatan intoleransi aktifitas berhubungan dengan
kelamahan fisik dan proses penyakit: belum masalah teratasi.

4.2
4.2 Saran
Saran
1. Untu
Untuk
k masy
masyar
arak
akat
at// ke
kelu
luar
arga
ga Bagi ora
orang
ng tua agar bisa
bisa menj
menjag
agaa an
anak
akny
nyaa da
dari
ri
lingkungan yang tidak aman seperti asap rokok dan polusi udara sehingga mampu
mencegah terjadinya penyakit hepatitis dan masalah kesehatan lainnya.
2. Untu
Untuk
k peng
pengem
emba
bang
ngan
an ilmu
ilmu dan
dan tekn
teknol
olog
ogii ke
kepe
pera
rawa
wata
tan
n Di
Diha
hara
rapk
pkan
an da
dapa
patt
meleng
melengkap
kapii perpu
perpustak
stakaan
aan dengan
dengan buku
buku – buku
buku keperaw
keperawata
atan
n medika
medikall bedah
bedah
khususnya sistem gastrointestinal dengan penyakit hepatitis.
3. Bagi
Bagi penu
penuli
liss Diha
Dihara
rapk
pkan
an meng
mengus
usai
ai kons
konsep
ep da
dasa
sarr mate
materi
ri ya
yang
ng di
diba
baha
hass da
dan
n

menyesu
menyesuaik
aikan
an diri
diri dengan
dengan keadaa
keadaan
n di lapang
lapangan
an sehing
sehingga
ga dapat
dapat memper
memperkay
kayaa

41
 

wawasan berpikir penulis tentang asuhan keperawatan medical bedah dengan


hepatitis.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2018. Penuntun


2018. Penuntun Diet . Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Anna Lansia. (2011). Jangan
(2011). Jangan Sepelekan Hepatitis.
Hepatitis. Jakarta : Penebar Plus.
Bararah, T dan Jauhur, M. 2013. Asuhan
2013. Asuhan Keperawatan Panduaan
Panduaan Lengkap
Lengkap Menjadi Perawat
 Profesional . Jakarta : Prestasi Pustakarya.

42
 

Dwi,
Dwi, E.K & Isma
Ismawa
wati
ti,, R .2
.201
019.
9.  Pengembangan Buku Perencanaan Menu Penderita
 Hepatitis A Usia 19-29 Tahun. e-journal Tata Boga, Volume 8, No 1 (2019), Edisi
Yudisium Pertama 2019, Hal 133-143

Hartat
Hartati,
i, Sri dan Iswant
Iswanti,
i, Sari,
Sari, 2008.
2008. Sistem Pakar dan Pengembangannya.
Pengembangannya. Yogyakarta :
Graha Ilmu.

Lasm
Lasmaa Ri
Rina
na Si
Sinu
nurat
rat,, dk
dkk.
k.20
2018
18,, “Im
“Impro
provem
vement
ent in Nutrit
Nutrition
ional
al Status
Status of Liver
Liver Cirrho
Cirrhosi
si
Through A Nutritional Regimen at Sari Mutiara Hospital Medan”, Idea Nursing
Journal. Vol. IX No. 2

(RISKESDAS) Riset Kesehatan Dasar. 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, Dapartemen Kesehatan, Republik Indonesia.

Rumini, umar zein, razia begum suroyo. (2018). “faktor resiko hepatitis B pada pasien di
RSUD.Dr.Pr
RSUD. Dr.Pringad
ingadii Medan”.jurn
Medan”.jurnal
al kesehatan
kesehatan global.
global. Volume
Volume 1 Nomor
Nomor 1, januari
januari
2018:37-44

Rumeyda Chitra Puspita Dan Lucia Sincu Gunawan . (2019). “Seroprevalensi, Pengetahuan,
Dan
Da n SiSika
kap
p Pr
Prev
even
enti
tiff He
Hepa
pati
titi
tiss B Vi
Viru
russ (HBV
(HBV)) ”.
”.Ju
Jurn
rnal
al Biom
Biomededik
ika.
a. Vol.
Vol.
1/No.01/Maret 2019.

Smeltzer, S. C, Bare, B. G., 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &
Suddarth. Vol. 2. e/8, EGC, Jakart

Wisti Dwi Septiani. (2017) “Komparasi Metode Klasifikasi Data Mining Alogaritma C4.5
Dan
Da n Naïv
Naïvee Baye
Bayess Untu
Untuk
k Pr
Pred
edik
iksi
si Pe
Peny
nyak
akit
it Hepa
Hepati
titi
tis”
s”.. Ju
Jurn
rnal
al Pila
Pilarr Nusa
Nusa
Mandiri.Vol.13 No.1, Maret 2017

43

Anda mungkin juga menyukai