Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HEPATITIS

Oleh:
Nurul Hidayati (1440120039)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN RUSTIDA
2022
2
I
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah yang maha esa, berkat rahmat-Nya lah saya
telah berhasil menyusun makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hepatitis”
ini. Namun tentunya saya juga berterimakasih pada dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah II saya yaitu ibu HASWITA, S.Kp., M.Kes yang telah memperluas wawasan saya
di bidang Keperawatan Medikal Bedah sehingga makalah inipun dapat saya selesaikan.
Saya menyadari bahwasanya makalah ini tidak lepas dari berbagai kesalahan baik itu
kesalahan pengetikan, materi, dan lain sebagainya. Oleh karenanya saya dengan senang hati
menerima kritik dan saran dari pembaca untuk menyempurnakan kemampuan saya dalam menulis
makalah.

II
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................................................I
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................II
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................................................1
B. Batasan Masalah................................................................................................................................1
C. Rumusan Masalah..............................................................................................................................1
D. Tujuan.................................................................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................................3
A. KONSEP PENYAKIT.......................................................................................................................3
b. Etiologi................................................................................................................................................3
c. Tanda dan gejala................................................................................................................................4
d. Patofisiologi.........................................................................................................................................4
e. Klasifikasi...........................................................................................................................................5
f. Komplikasi..........................................................................................................................................6
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN...........................................................................................8
b. Diagnosa keperawatan.....................................................................................................................15
c. Intervensi..........................................................................................................................................17

III
BAB 1
PENDAHULUAN

A.
Latar Belakang

Hepatitis hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan yang cukup sering
dijumpai di dunia, termasuk indonesia. Berdasarkan data yang diperoleh dari riset
kesehatan dasar, studi, dan uji saring darah donor PMI, diindonesia sendiri diperkirakan
dari 100 orang indonesia, 10 diantaranya telah terinfeksi hepatiti B atau C. Sehingga saat
ini diperkirakan sekitar 28 juta penduduk indonesia telah terinfeksi hepatitis B&C. Hal
ini mungkin dipengaruhi oleh beragam faktor seperti karena masyarakat yang belum
terlalu mengenal tentang penyakit ini mulai dari penyebab, gejala hingga betapa
berbahayanya penyakit ini, padahal penyakit ini dapat berpotensi berujung pada
terjadinya kanker hati yang dimana tentunya mengancam jiwa.

Pemerintah sendiri sebenarnya cukup gencar mengedukasi masyarakat tentang


penyakit ini, namun dari apa yang saya lihat di masyarakat, masih banyak yang belum
menerapkan pola hidup bersih sehat yang dimana merupakan salah satu kunci
pencegahan hepatitis A&E. Seringkali terlihat masyarakat biasa saja makan di tempat
makan yang kumuh, dan alat makan dicuci ala kadarnya bahkan air yang digunakan pun
bukan air mengalir melainkan air dalam ember yang telah digunakan berulang hingga
keruh. Akan tetapi, dengan adanya pandemi Covid-19 ini masyarakat secara tidak
langsung nampak lebih menjunjung pola hidup bersih sehat walau semakin kesini
masyarakat terlihat mulai abai kembali akan pola hidup bersih sehat.

Penyebab hepatitis di antaranya adalah virus hepatitis A,B,C,dan D, atau dari virus
lain yaitu sitomegali, epstain, barr, dan rubella. Dapat juga terjadi karena penyakit hati
aotuimun, dari obat-obatan, dan kelainan genetik. Hepatitis telah menjadi masalah global,
dimana dipengaruhi oleh pola makan, kebiasaan merokok, gaya hidup tidak sehat,
penggunaan obat-obatan, bahkan tingkat ekonomi dan pendidikan menjadi beberapa
penyebab dari penyakit ini. Hepatitis juga merupakan salah satu penyakit yang
1
mendapatkan perhatianserius di Indonesia, terlebih dengan jumlah penduduk yang besar
serta kompleksitas yang terkait. Selain itu terjadi peningkatan angka kejadian kasus
obesitas, diabetes melitus, dan hiperlipidema, membawa konsekuensi bagi komplikasi
hati, salah satunya hepatitis (Sari, 2008). Akibat dari penyakit hepatitis berdasarkan
virusnya, masing – masing memiliki penyebab yang berbeda – beda. Diantaranya
hepatitis A umumnya ditularkan melalui makan atau air minum yang terkontaminasi
feses dari penderita hepatitis A yang mengandung virus hepatitis A. Kemudian hepatitis
B, dapat di tularkan melalui cairan tubuh yang terinfeksi virus hepatitis B seperti
darah,cairan vagina, dan air mani. Hampir sama juga dengan hepatitis B, penyakit ini
ditularkan melalui cairan tubuh, terutama melalui jarum suntik yang di pakai bersama
serta hubungan seksual tanpa kondom. Untuk hepatitis D rupanya merupakan penyakit
yang jarang terjadi, namun lebih serius. Virus hepatitis D tidak bisa berkembang dalam
tubuh tanpa adanya hepatitis B. Hepatitis D ditularkan melalui darah dan cairan tubuh
lainnya (Smeltzer, 2013).

Upaya pencegahan hepatitis B dengan imunisasi merupakan salah satu cara yang
efektif. Imunisasi hepatitis B dikenal memiliki 2 macam jenis yaitu imunisasi aktif dan
pasif. Imunisasi aktif adalah kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri karena terpajan
antigen plasma derived atau sequence DNA virus hepatitis B. Sedangkan imunisasi pasif
adalah kekebalan yang diperoleh dari luar tuubuh dengan cara pemberian HBIg
(Rahmayanti, 2012). Ada beberapa tindakan yang berpotensi untuk tertular penyaki.
Hepatitis yaitu tidak mengetahui penggunaan jarum suntik, tidak mengetahui cara cuci
tangan yang benar, tidak menggunakan sarung tangan saat tindakan, dan tidak
mengetahui cara penanganan darah penderita Hepatitis. Oleh sebab itu dampak dari
penyakit Hepatitis ini sangatlah berbahaya. Hepatitis B apabila tidak diatasi dapat
mengakibatkan kanker hati,sirosis hati dan karsinoma hepatoseluler primer (hepatoma)
untuk itu perawat harus memberikan health education kepada keluarga tentang
penanganan pasien hepatitis B di rumah seperti memisahkan tempat makan, pakaian dan
mencuci tempat makan dan pakaian harus dengan air panas serta jangan lupa untuk rutin
minum obat (Rahmayanti, 2012).

2
B.
Batasan Masalah

Masalah pada makalah ini dibatasi pada konsep teori dan konsep asuhan
keperawatan pada klien dengan Hepatitis.
C.
Rumusan Masalah

Bagaimanakah konsep teori dan konsep asuhan keperawatan pada klien dengan hepatitis?
D.
Tujuan

1. Tujuan Umum

Bersama kita bisa memahami lebih jauh terkait konsep teori maupun konsep
asuhan keperawatan pada klien dengan hepatitis

2. Tujuan Khusus

1) Apakah definisi dari hepatitis?

2) Apakah etiologi dari hepatitis?

3) Apa saja tanda-gejala dari hepatitis?

4) Bagaimanakah patofisisologi dari hepatitis?

5) Apa sajakah klasifikasi dari hepatitis?

6) Apa sajakah komplikasi dari hepatitis?

7) Apasajakah hal yang perlu dikaji dari klien dengan hepatitis?

8) Apa sajakah diagnosa keperawatan yang bisa ditegakkan pada kllien dengan
hepatitis?

9) Apa sajakah intervensi yang bisa diberikan pada klien dengan hepatitis

3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP PENYAKIT

a. Definisi

Hepatitis adalah infeksi virus pada hati yang berhubungan dengan


manifestasi klinis berspektum luas dari infeksi tanpa gejala, melalui hepatitis ikterik
sampai nekrotik hati.( Diyono & Sri Mulyanti, 2013 )

Sesuai namanya yang berasal dari kata hepar yang berarti hati dan itis artinya
inflamasi atau peradangan. Jadi secara sederhana hepatitis berarti peradangan pada
hati (Joyce M. Black, Jane Hokanson Hawks, 2014).

Hepatitis adalah peradangan pada sel-sel hati,virus merupakan penyebab


hepatitis yang paling sering,terutama virus hepatitis A,B,C,D, dan E.Pada umumnya
penderita hepatitis A dan E dapat sembuh,sebaliknya hepatitis B dan C dapat
menjadi kronik.Virus hepatitis D hanya dapat menyerang penderita yang telah
terinfeksi virus hepatitis B dab dapat memperoleh keadaan penderita(Price &
Wilson,2011).

Hepatitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus, memiliki


hubungan yang sangat erat dengan gangguan fungsi hati, dapat juga digunakan
sebagai tes screening peradangan pada hati (liver), berlanjut pada sirosis hati dan
rusaknya fungsi hati. Penularan hepatitis dapat melalui kotak darah atau mukosa
penderita, berhubungan seksual, bergantian memakai jarum suntik atau makanan
minuman yang terkontaminasi virus Hepatitis (Kemenkes,2012).

b. Etiologi

Etiologi yang diketahui penyebabnya, yaitu : Hepatitis virus B, alcohol


metabolic, kolestasis kronik/sirosis siliar sekunder intra dan ekstra hepatic, obstruksi
aliran vena hepatic seperti penyakit vena oklusif, sindrom budd chiari, pericarditis
konstriktiva, payah jantung kanan, gangguan imunologis seperti hepatitis lupoid,
4
hepatitis kronik aktif, toksik dan obat seperti INH, metildopa, operasi pintas usus
halus pada obesitas, malnutrisi, infeksi seperti malaria, etiologi tanpa diketahui
penyeabnya.( Diyono & Sri Mulyani, 2013)

c. Tanda dan gejala

Manifestasi klinis dari hepatitis secara umum kurang lebih sama. Namun,
manifestasi klinis hepatitis dapat dibedakan dari stadiumnya. Berikut adalah stadium
beserta manifestasi klinisnya:

 Stadium Praicterik

Berlangsung 4-7 hari, pada fasee ini biasanya penderita akan merasa sakit
kepala, lemah, anoreksia, muntah, demam, nyeri pada otot, nyer perut kanan
atas, dan urinnya berawarna lebih kecoklatan.

 Stadium Icterik

Berlangsung selama 3-6 minggu. Ikterus mula-mula terlihat pada sklera,


kemudian pada kulit diseluh tubuh. keluhan-keluhan berkurang, tetapi klien
masih, lemah, anoreksia dan muntah. Feses klien mungkin berwarna kelabu atau
kuning muda. Hati membesar dan nyeri tekan.

 Stadium Pascaicterik

Ikterus mereda, warna urin dan feses kembali normal. (Nuari, 2015)

d. Patofisiologi

Terjadinya proses peradangan akibat invasi virus hepatitis akan menyebabkan


kerusakan sel-sel hepar. Sel-sel hepar mempunyai fungsi yang sangat penting dalam
banyak hal. Perubahan yang terjadi akibat proses ini tentu saja tergantung pada
derajat kerusakan sel. Perubahan yang terjadi antara lain:

1. Terganggunya fungsi hepatosi akibat kerusakan.

2. Retikulo endo plasma merupakan organ yang pertama berubah, sementara


bagian ini bertanggung jawab pada sintesis protein dan steroid, konjugasi
glukorinil, dan detoksifikasi.

5
3. Kerusakan mitokondria terjadi kemudian. Sel Kupffer bertambah banyak dan
bertambah besar, ductus dan vaskuler mengalami perubahan.

e. Klasifikasi

 Hepatitis tipe A

Hepatitis A mengacu pada peradangan pada sel-sel hati yang disebabkan oleh
infeksi oleh virus Hepatitis A (HAV). HAV merupakan salah satu dari beberapa
virus yang dapat menyebabkan hepatitis. Tidak seperti hepatitis B dan hepatitis C.
hepatitis A tidak menyebabkan kondisi hepatitis kronis. Setelah individu
mengalami hepatitis A, maka akan terjadi proses kekebalan seumur hidup dari
penyakit ini.

 Hepatitis tipe B

Hepatitis tipe B disebabkan oleh virus kulit ganda yang berisi DNA. Hepatitis B
menyebar paling sering melalui darah (rute perkutan dan permukosal). Heptitis B
juga dapat ditularkan melalui saliva, menyusui, atau aktivitas seksual (darah,
semen, sekresi vagina), Pria homoseksual berisiko tinggi terhadap infeksi ini.
Diseluruh dunia, HBV adalah penyebab utama dari sirosis dan karsinoma
hepatoseluler.

 Hepatitis tipe C

Disebut juga hepatitis non-A non-B, biasanya ditularkan melalui transfusi darah
atau produk darah, biasanya dari donor darah yang tanpa gejala. Hepatitis ini
umumnya menyerang pengguna obat-obatan IV, pasien dialisa ginjal, dan tenaga
kesehatan. HCV adalah bentuk yang paling umum dari hepatitis pascatransfusi.
Sekitar 15% dari kasus hepatitis ini berkembang menjadi penyakit hati kronis, dan
sedikitnya 20% berkembang menjadi sirosis.

 Hepatitis tipe D

Hepatitis delta disebabkan oleh virus RNA defektif yang membutuhkan kehadiran
hepatitis B yang secara spesifik adalah antigen permukaan hepatitis B (HbsAg)
untuk bereplikasi. Oleh sebab itu, HDV terjadi bersamaan dengan HBV atau

6
dapat menimbulkan superinfeksi pada karier HBV kronis, dan tidak dapat muncul
lebih lama daripada infeksi hepatitis B. Hepatitis ini terutama terjadi pada
pengguna obat-obatan IV atau pasien yang mendapat transfusi ulang di Amerika
Serikat, tetapi angka kejadian tertinggi adalah di Mediterania, Timur Tengah, dan
Amerika Selatan. HDV menyebabkan kira-kira 50% dari kasus-kasus hepatitis
fulminan yang memiliki angka kematian yang sangat tinggi.

 Hepatitis Tipe E

Hepatitis tipe E disebabkan oleh virus RNA rantai tunggal yang tidak
berselubung. Ditularkan melalui rute fekal oral, tetapi sulit untuk dideteksi karena
tidak konsisten berada di dalam feses. Hepatitis ini terutama terjadi di India,
Afrika, Asia dan Amerika Tengah. Tidak banyak yang diketahui tentang HEV.

f. Komplikasi
Berikut adalah beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada klen dengan hepatitis
secara umum (Type A,B,C, dst) : Fibrosis hati, Sirosis hati, Kanker hati, Gagal hati,
Glomerulonefritis, Cryoglobulinemia, Ensefalopati hepatik, Hipertensi Portal,
Porfiria

7
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian

I. Identitas `

Dari data kemenkes pada tahun 2013, hepatitis biasanya paling sering
ditemukan pada laki-laki usia produktif 40-50 tahun. Kemudian dari segi profesi,
tenaga kesehatan dan petugas PMI juga sering terkena hepatitis. Mereka yang
menerapkan pola hidup tidak sehat baik dari segi personal hygiene, aktivitas
seksual, serta kecanduan akan NAPZA, dsb juga beresiko tinggi. (Kemenkes,
2013)

II. Status kesehatan saat ini

1) Keluhan Utama

Biasanya Klien Datang dengan keluhan demam, sakit kepala , nyeri pada perut
kanan atas, mual, muntah, letih, lesu, ikterik, anoreksia.
2) Riwayat penyakit sekarang

Biasanya keluhan yang pertama kali dirasakan adalah sakit kepala, lemah,
anoreksia, mual-muntah, demam, nyeri perut kanan atas.

III. Riwayat kesehatan terdahulu

1) Riwayat Penyakit Sebelumnya


Hal yang perlu dikaji meliputi apakah bernah berkontak dengan penderita
hepatitis sebelumnya, kemudian apakah sebelumnya juga pernah menderita
hepatitis, apakah pernah mengkonsumsi alkohol serta obat-obatan terlarang,
apakah pernah melakukan prosedur transfusi ataupun hemodialisa.
2) Riwayat penyakit keluarga
Kita kaji apakah dari keluarga ada yang pernah mengalami penyakit terkait hati

8
sebelumnya seperti hepatitis itu sendiri, sirosis, kanker hati dsb.

3) Riwayat pengobatan
Kaji apakah klien pernah mendapatkan terapi pengobatan tertentu dalam jangka
waktu tertentu mengingat hepatitis juga bisa terjadi akibat imbas dari
penggunaan obat-obatan tertentu, dalam jangka waktu dan dosis tertentu

4) Riwayat pengobatan
Kaji apakah klien pernah mendapatkan terapi pengobatan tertentu dalam jangka
waktu tertentu mengingat hepatitis juga bisa terjadi akibat imbas dari
penggunaan obat-obatan tertentu, dalam jangka waktu dan dosis tertentu

IV. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan umum

a) Kesadaran

Bervariasi bisa composmentis hingga apatis tergantung beragam faktor,


yang utama adalah faktor keparahan kondisi

b) Tanda-tanda vital

Tekanan darah mungkin menurun pada klien yang mual muntah, nadi
teraba lemah, suhu menurun.

2) Body System

a) Sistem pernafasan

Inspeksi : bentuk dada simetris,tidak menggunakan alat bantu

nafas,irama nafas teratur, tidak ada nyeri dada, sianosis

tidak ada.

Palapsi : taktil vremitus sama kanan kiri

Perkusi : terdengar bunyi sonor

Auskultasi : bronkovesikuler
9
b) Sistem kardiovaskuler

Inspeksi :tidak ada nyeri dada, sianosis tidak ada.

Palpasi : irama jantung teratur, tekanan darah bisa meningkat atau

menurun.

Perkusi : pekak

Auskultasi : suara jantung S1 S2 tunggal

c) Sistem persarafan

kesadaran compomentis, orientasi baik, kejang (-), kaku

kuduk (-), brudinzky (-), nyeri kepala (-), pusing (-), kelainan nervous

cranialis (-).

d) Sistem perkemihan

Inspeksi : urine berwarna gelap atau kuning pekat seperti teh karena

perubahan fungsi hati

Palpasi : tidak ada kelainan pada perkemihan

e) Sistem pencernaan

Inspeksi : anoreksia, berat badan menurun, mual dan muntah, asites,

mukosa bibir kering

Palpasi : nyeri tekan pada kuadran kanan,BAB warna tanah liat,tidak

ada kram abdomen dan gatal

Perkusi : nyeri ketuk pada kuadran kanan atas

Auskultasi : mungkin terjadi peningkatan perilstatik,penambahan suara

pekak pada region kuadran kanan atas,terjadi distensi abdomen,feses

pucat,dan penurunan berat badan

f) Sistem integument
10
Inspeksi : akral hangat,

,warna kulit kering

Palpasi : turgor elastis, CRT < 3 detik

g) Sistem muskuloskeletal

oedema (+), kemampuan gerakan terbatas

h) Sistem endokrin

Inspeksi : gangrene (-), pus (-), bau (-)

Palpasi : pembeseran kelenjar tyroid (-), pembesaran kelenjar parotis

tidak ada

i) Sistem penginderaan

Inspeksi : sklera mata tampak ikterik,konjungtiva merah muda,tidak

terdapat ptosis pertumbuhan rambut bulu mata baik,reaksi pupil

terhadap cahaya isokor,ketajasman penglihatan baik,alat bantu yang

digunakan tidak ada.

Hidung : normal ,mukosa hidung lembab,tidak ada sekret,ketajaman

penciuman normal

Telinga : bentuk kanan dan kiri simeris,tidak ada keluhan,ketajaman

pendengaran normal,tidak ada alat bantu

Perasa : normal tidak ada masalah

Peraba : baik tidak ada masalah

11
V. Pemeriksaan penunjang

 Enzim – enzim serum AST (SGOT), ALT (SPGT), LDH : meningkat pada
kerusakan sel hati dan pada keadaan lain terutama infark miokardium.

 Bilirubin direk : meningkat pada gangguan eksresi bilirubin terkonjugasi

 Bilirubin indirek : meningkat pada gangguan hemolitik dan sindrom gilbert.

 Bilirubun serum total : meningkat pada penyakit hepatoselular.

 Protein serum total : kadarnya menurun pada berbagai gangguan hati.

 Masa protombin : meningkat pada penurunan sintesis protombin akibat

kerusakan sel hati.

 Darah lengkap: (leukositosis,monositosis,limfosit,sel plasma).

 Feses: warna tanah liat, penurunan fungsi hati.

 Skan hati : membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkim

hati.

 Urine : Peningkatan bilirubin, protein/hematuria.

VI. Penatalaksanaan

penatalaksanaan hepatitis terdiri dari istirahat, diet dan pengolahan medikamentosa.

1. Istirahat pada periode akut dan keadaan lemah diharuskan cukup istirahat.

Istirahat mutlak tidak terbukti dapat mempercepat penyembuhan. Kekecualian


diberikan kepada mereka dengan umur tua dan keadaan umum yang buruk

2. Diet

jika pasien mual, tidak nafsu makan atau muntah-muntah, sebaiknya diberikan
infus. Jika sudah tidak mual lagi, diberikan makanan yang cukup kalori (30-35

12
kalori/kgbb) dengan protein cukup (1 g/kgbb). Pemberian lemak sebenarnya
tidak perlu dibatasi. Dulu ada kecenderungan untuk membatasi lemak, karena
disamakan dengan penyakit kandung empedu. Dapat diberikan diet hati II– III.

3. Medikamentosa

 Kortikostioroid tidak diberikan bila untuk mempercepat penurunan


bilirubin darah. Kortikostiroid dapat digunakan pada kolestasis yang
berkepanjangan, dimana transominase serum sudah kembali normal tetapi
bilirubin masih tinggi. Pada keadaan ini dapat diberikan prednison
3x10mg selama 7 hari kemudian dilakukan tapering off.

 Berikan obat yang bersifat melindungi hati.

 Jangan berikan anti enetik. Jika perlu sekali dapat diberikan golongan
fenotiazin.

 Viktamin K diberikan pada kasus keberadaannya perdarahan. Bila klien


dalam keadaan prekoma atau koma hepatik.

b. Diagnosa keperawatan

Berikut adalah beberapa diagnosa yang bisa diangkat pada klien dengan hepatitis
berdasar SDKI (2017)
I. Defisit nutrisi berhubungan dengan kegagalan masukan untuk memenuhi
kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual, muntah
Definisi : asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme.
Penyebab :
1) Ketidakmampuan menelan makanan
2) Ketidakmampuan mencerna makanan
3) Ketidakmampuan mengabsorbsi makanan
4) Peningkatan kebutuhan metabolisme
5) Faktor ekonomi (misalnya : finansial tidak mencukupi)
6) Faktor psikologis (misalnya : stress, keengganan untuk makan) Gejala
13
dan Tanda Mayor
1) Subjektif : tidak tersedia
2) Objektif : Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang
normal
Gejala dan Tanda Minor
1) Subjektif :
a) Kram/nyeri abdomen
b) Nafsu makan menurun
II. Hipertermi berhubungan dengan inflamasi hepar
Definisi : suhu tubuh meningkat di atas rentang normal tubuh.
Penyebab :
1) Terpapar lingkungan panas
2) Dehidrasi
3) Proses penyakit (misalnya infeksi, kanker)
4) Ketidaksesuaian pakaian dengan suhu lingkungan
5) Peningkatan laju metabolisme
6) Respon trauma
7) Aktivitas berlebihan
8) Penggunaan inkubator
Gejala dan Tanda Mayor :
1) Gejala subjektif : (tidak tersedia)
2) Objektif : suhu tubuh diatas nilai normal
Gejala dan Tanda Minor :
1) Gejala subjektif : (tidak tersedia)
2) Objektif :
a) Kejang
b) Kulit merah
c) Takikardi
d) Takipnea
e) Kulit terasa hangat

14
III. Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi
hati
Definisi : pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
Penyebab :
1) Agen cedera kimiawi ( misalnya : terbakar, bahan kimia iritan)
2) Agen cedera fisiologis (misalnya : inflamasi, iskemia, neoplasma)
3) Agen cedera fisik (misalnya : abses, amputasi, terbakar, terpotong, mengangkat
benda berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan).
Gejala dan Tanda Mayor
1) Subjektif : Mengeluh nyeri
2) Objektif :
a) Tampak meringis
b) Bersikap protektif (misalnya waspada, posisi menghindari nyeri)
c) Gelisah
d) Frekuensi nadi meningkat
e) Sulit tidur Gejala dan tanda minor
1) Subjektif : (tidak tersedia)
2) Objektif :
a) Tekanan darah meningkat
b) Pola napas berubah
c) Nafsu makan berubah
d) Proses berpikir terganggu
e) Menarik diri
f) Berfokus pada diri sendiri
g) Diaforesis

15
c. Intervensi

I. Defisit nutrisi berhubungan dengan kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan


metabolik karena anoreksia, mual, muntah
1) Tujuan dan kriteria hasil (SIKI, 2018)

a) Adanya peningkatan berat badan sesuai tujuan

b) Berat badan ideal sesuai tinggi badan

c) Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi

2) Intervensi (SIKI, 2018)


Manajemen Nutrisi
Observasi
1. Identifikasi status nutrisi
2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
3. Identifikasi makanan yang disukai
4. Identifikasi jenis nutrien
5. Monitor asupan makanan
6. Monitor berat badan
Terapeutik
1. Lakukan oral hygiene sebelum makan
2. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
Edukasi
1. Anjurkan posisi duduk, jika perlu
2. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (misalnya, antiemetik), jika
perlu
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan.

16
II. Hipertermia berhubungan dengan inflamasi hepar

1) Tujuan dan kriteria hasil:

a) Suhu tubuh dalam rentang normal

b) Nadi dan RR dalam rentang normal

c) Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing

2) Intervensi

Manajemen Hipertermia

Observasi

1. Identifikasi penyebab hipertermia

2. Monitor suhu tubuh

3. Monitor haluaran urine

4. Monitor komplikasi akibat hipertermia

Terapeutik

1. Sediakan lingkungan yang dingin

2. Longgarkan atau lepaskan pakaian pasien

3. Basahi dan kipasi bagian tubuh

4. Berikan cairan oral

5. Ganti linen setiap hari atau lebih sering

6. Lakukan pendinginan eksternal

Edukasi

1) Anjurkan tirah baring


Kolaborasi

17
1. Kolaborasi pemberian cairan intravena, bila perlu.

III. Nyeri akut berhubungan dengan pembekakan hepar yang mengalami inflamasi
hati

1) Kriteria Hasil

a) Mampu mengontrol nyeri

b) Melaporkan bahwa nyeri berkurang

c) Mampu mengenali nyeri

d) Mengatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

2) Intervensi

Manajemen nyeri

Observasi

1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri


2. Identifikasi skala nyeri

3. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri

4. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri

5. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri

6. Monitor efek samping penggunaan analgetik

Terapeutik

1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri

2. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

3. Fasilitasi istirahat dan tidur

4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan


nyeri

Edukasi

18
1. Jelaskan penyebab dan pemicu nyeri

2. Jelaskan strategi meredakan nyeri

3. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

19
DAFTAR PUSTAKA

Jane, Joyce. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis Untuk Hasil Klinis Yang
Diharapkan. Jakarta: Salemba Medika.

Batticacca, Fransisca. (2011). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Metabolisme.
Jakarta: Nuha Medika.

Nian, Niari. (2015). Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Gastrointestinal. Jakarta: EGC.

Wim de jong, Sjamsuhidayat.R. (2011). Buku ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta : EGC.
Anna Lansia. (2011). Jangan Sepelekan Hepatitis. Jakarta : Penebar Plus
Dony & Mulyanti Sri. 2013. Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan. Jakarta. Prenada
Media Grub
Afrian Nian Nuari. 2015. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Pada Sistem Gangguan Gastrointestinal.
Jakarta Timur. CV TRANS INFO MEDIA

20

Anda mungkin juga menyukai