Disusun oleh:
Syafira Aulia Rahma
1440120061
Ulfatul Fauziyah
1440120062
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karuniaNya kepada kami sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah
ini yang berjudul ”Konsep Kesehatan Kerja”. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas komunitas. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini sebagai salah satu metode
pembelajaran bagi mahasiswa-mahasiswi DIII Keperawatan Rustida Krikilan.
i
Adapun makalah ini kami susun berdasarkan pengamatan kami dari buku.
Dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak lepas dari adanya bantuan pihak tertentu.
Oleh karena itu, kami tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen
pembimbing yang telah membantu saya menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
kelemahannya serta jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, harapan kami agar
tulisan ini dapat diterima dan dapat berguna bagi semua pihak. Untuk itu kami
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I..................................................................................................................................
A. Latar Belakang.......................................................................................................
B. Tujuan.....................................................................................................................
BAB II.................................................................................................................................
A. Pengertian konsep kesehatan kerja......................................................................
ii
B. Tujuan kesehatan kerja.........................................................................................
C. Kapasitas kerja, beban kerja, lingkungan kerja.................................................
D. Kebijakan upaya kesehatan kerja........................................................................
E. Strategi upaya kesehan kerja................................................................................
F. Pelayanan kesehatan kerja....................................................................................
G. Ruang lingkup kegiatan pelayanan kesehatan kerja......................................
H. Jenis progam pelayanan kesehatan kerja.........................................................
BAB III...............................................................................................................................
A. Kesimpulan.............................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara
umumdiperkirakan termasuk rendah. Pada tahun 2005 Indonesia menempati posisi
yang buruk jauhdi bawah Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand. Kondisi
tersebut mencerminkan kesiapan daya saing perusahaan Indonesia di dunia
internasional masih sangat rendah.Indonesia akan sulit menghadapi pasar global
karena mengalami ketidak efisienan pemanfaatan tenaga kerja (produktivitas kerja
yang rendah). Padahal kemajuan perusahaan sangat ditentukan peranan mutu tenaga
kerjanya. Karena itu disamping perhatian perusahaan, pemerintah juga perlu
memfasilitasi dengan peraturan atau aturan perlindungan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Nuansanya harus bersifat manusiawi atau bermartabat. (Tarwaka.,
2014)
Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di kalangan pemerintah dan bisnis
sejaklama. Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait
dengan kinerja karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan.
Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan
terjadinya kecelakaan kerja.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk
upayauntuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari
pencemaran lingkungan,sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerjayang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja.
Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan hidupnya.
Dalam bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan faktor yang sangat
penting untuk diperhatikan karena seseorang yang mengalami sakit atau kecelakaan
dalam bekerja akanberdampak pada diri, keluarga dan lingkungannya. Salah
satu komponen yang dapat meminimalisir Kecelakaan dalam kerja adalah
tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan mempunyai kemampuan untuk menangani
korban dalam kecelakaan kerja dan dapat memberikan penyuluhan kepada
masyarakat untuk menyadari pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.
(Tarwaka., 2014)
1
B. Tujuan
1. Untuk memahami konsep kesehatan kerja
2. Untuk memahami tujuan kesehatan kerja
3. Untuk memahami Kapasitas kerja, beban kerja, lingkungan kerja
4. Memahami kebijakan upaya kerja
5. Untuk memahami pelayanan Kesehatan kerja
6. Untuk memahami ruang lingkup kegiatan pelayanan kesehatan dan jenis program
pelayanan kesehatan kerja
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
efisiensi dan produktivitas. Apabila kedua prinsip tersebut dijabarkan ke dalam
bentuk operasional, maka tujuan utama kesehatan kerja adalah:
a. Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan-kecelakaan
akibat kerja.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja.
c. Perawatan mempertinggi efisiensi dan produktivitas tenaga kerja.
d. Pemberantasan kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan serta kenikmatan
kerja.
e. Perlindungan bagi masyarakat sekitar dari bahaya-bahaya pencemaran yang
ditimbulkan oleh perusahaan tersebut.
f. Perlindungan bagi masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan
oleh produk-produk perusahaan.
4
Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana.
Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal
sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau pada beberapa area.
Walaupun kegiatan konstruksi dikenal sebagai satu pekerjaan, tetapi dalam
kenyataannya konstruksi merupakan satuan kegiatan yang terdiri dari beberapa
pekerjaan lain yang berbeda.
Pada umumnya kegiatan konstruksi diawasi oleh manajer proyek, insinyur
desain, atau arsitek proyek. Orang-orang ini bekerja di dalam kantor, sedangkan
pengawasan lapangan biasanya diserahkan kepada mandor proyek yang mengawasi
pekerja proyek bangunan, tukang kayu, dan ahli bangunan lainnya untuk
menyelesaikan fisik sebuah konstruksi. Dalam melakukan suatu konstruksi asanya
dilakukan sebuah perencanaan terpadu.
Hal ini terkait dengan metode menentukan besarnya biaya yang diperlukan,
rancang-bangun, dan efek lain yang akan terjadi seperti peralatan penunjang K3 saat
pekerjaan konstruksi dilakukan. Sebuah jadwal perencanaan yang baik akan
menentukan suksesnya sebuah pembangunan terkait dengan pendanaan, dampak
lingkungan, ketersediaan peralatan perlindungan diri, ketersediaan material
bangunan, logistik, ketidaknyamanan publik terkait dengan adanya penundaan
pekerjaan konstruksi, persiapan dokumen dan tender, dan lain sebagainya.
5
tambahan trhadap pekerja. Beban beban tambahan tersebut secara sendiri-sendiri
atau bersama sama menjadi gangguan atau penyakit akibat kerja.
Perhatian yang baik pada kesehatan kerja dan perlindungan risiko bahaya di
tempat kerja menjadikan pekerja dapat lebih nyaman dalam bekerja. Dalam Undang-
undang No. 36 tahun 2009 dinyatakan bahwa kesehatan kerja diselenggarakan agar
setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan
masyarakat sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal sejalan
dengan program perlindungan tenaga kerja.
D. KEBIJAKAN UPAYA KESEHATAN KERJA (UKK)
Di Indonesia kebanyakan yang dilakukan dalam pelayanan upaya kesehatan kerja di
tempat pelayanan kerja yaitu :
1. UKK dilaksanakan secara paripurna, berjenjang dan terpadu.
2. Pelayanan kesehatan kerja merupakan kegiatan integral dari pelayanan kesehatan
pada kesehatan tingkat primer maupun rujukan.
3. Pelayanan kesehatan kerja diperkuat dengan sistem informasi, surveilans &
standar pelayanan sesuai dengan peraturan undang-undang dan IPTEK.
4. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan kerja paripurna Promosi K3 dilaksanakan
secara optimal
5. Peningkatan koordinasi pelaksanaan UKK pada Tingkat Nasional, Propinsi,
Kabupaten/Kota, Kecamatan & Kelurahan/Desa.
6. Memberdayakan Puskesmas sebagai jejaring pelayanan yang efektif dibidang
kesehatan kerja pada masyarakat pekerja utamanya di sektor informal.
7. Pengembangan wadah partisipatif kalangan pekerja informal (Pos UKK) sebagai
mitra kerja PKM dalam rangka membudayakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3)
6
Peningkatan mutu pelayanan dengan standardisasi, akreditasi & SIM (Sistem
Informasi Manajemen)
Promosi K3 dilaksanakan dengan pendekatan Advokasi, Bina Suasana, dan
Pemberdayaan & Pembudayaan K3 dikalangan dunia usaha & keluarganya
serta masyarakat sekelilingnya.
Pengembangan program Upaya Kesehatan Kerja melalui Kabupaten/Kota
Sehat.
2. Pembinaan Institusi
Pengembangan jaringan yankesja yg meliputi Pos UKK, Klinik Perusahaan,
Puskesmas, BKKM (Balai Kesehatan Kerja Masyarakat) & Rumah Sakit.
Pengembangan jaringan kerjasama & penunjang yankesja, baik lintas program
maupun lintas sektor Pelembagaan K3 di tempat kerja yang merupakan
wahana utama penerapan program K3
Memperjelas peran manajemen & serikat pekerja dalam program K3.
3. Peningkatan Profesionalisme
Penambahan tenaga ahli K3 di tingkat Pusat, Propinsi dan Kabupaten/Kota.
Peningkatan Kemampuan & Keterampilan K3 petugas kesehatan melalui
Diklat.
Pengembangan profesionalisme K3 bekerjasama dengan ikatan profesi terkait.
F. Pelayanan Kesehatan Kerja
Pelayanan kesehatan kerja adalah pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di
tempat kerja dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap tenaga kerja yang berdampak positif bagi
peningkatan produktifitas kerja.
Syarat pengadaan pelayanan kesehatan kerja, didasarkan pada :
1. UU NO.36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Kepmenkes No. 920 tahun 1986 tentang upaya pelayanan swasta di bidang
medik.
3. Permenakertrans RI No.03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan kerja
dimana Pelayanan Kesehatan kerja diadakan tergantung pada jumlah tenaga kerja
& tingkat bahayanya.
7
G. Ruang Lingkup Kegiatan Pelayanan Kesehatan Kerja
1. Pemeriksaan dan seleksi calon pekerja & pekerja
2. Pemeliharaan kesehatan (promotif, preventif, kuratif & rehabilitative
3. Peningkatan mutu & kondisi tempat kerja
4. Penyerasian kapasitas kerja, beban kerja & lingkungan kerja
5. Pembentukan & pembinaan partisipasi masyarakat pekerja dalam pelayanan
kesehatan kerja
H. Jenis Progam Pelayanan Kesehatan Kerja
Program Pelayanan kesehatan kerja lebih ditekankan pada pelayanan:
1. Pelayanan Kesehatan Kerja Promotif, meliputi :
- Pendidikan dan penyuluhan tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Pemeliharaan berat badan yang idel
- Perbaikan gizi, menu seimbang & pemilihan makanan yang sehat & aman,
Higiene Kantin.
- Pemeliharaan lingkungan kerja yang sehat (Hygiene & sanitasi)
- Kegiatan fisik : Olah raga, kebugaran
- Konseling berhenti merokok /napza
- Koordinasi Lintas Sektor
- Advokasi
2. Pelayanan Kesehatan Kerja Preventif, meliputi :
- Pemeriksaan kesehatan (awal, berkala, khusus)
- Imunisasi
- Identifikasi & pengukuran potensi risiko
- Pengendalian bahaya (Fisik, Kimia, Biologi, Psikologi, Ergonomi)
- Surveilans Penyakit Akibat Kerja (PAK), Penyakit Akibat Hubungan Kerja
(PAHK), Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) & penyakit lainnya.
- Monitoring Lingkungan Kerja .
3. Pelayanan Kesehatan Kerja Kuratif, meliputi :
- Pertolongan pertama pada kasus emergency.
- Pemeriksaan fisik dan penunjang
- Melakuka rujukam
- Pelayanan diberikan pada pekerja yang sudah mengalami gangguan kesehatan.
8
- Pelayanan diberikan meliputi pengobatan terhadap penyakit umum maupun
penyakit akibat kerja
- Terapi Penyakit Akibat Kerja (PAK) dengan terapi kasual/utama & terapi
simtomatis
4. Pelayanan Kesehatan Kerja Rehabilitatif, meliputi :
- Rehabilitasi medik
- Latihan dan pendidikan pekerja untuk dapat menggunakan kemampuannya
yang masih ada secara maksimal.
- kembali pekerja yang cacat secara selektif sesuai kemampuannya.
5. Pelayanan Kesehatan Kerja Rujukan yaitu Rujukan pasien /penderita ke sarana
kesehatan yang lebih tinggi.
- RUJUKAN MEDIK –> pengobatan & rehabilitasi –> Pos UKK –> Puskesmas
> BKKM –> RSU/RS.Khusus
- RUJUKAN KESEHATAN :
a. Sampel Lingkungan –> Balai Teknik Kesehatan Lingkungan/Balai
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
b. Sampel Laboratorium –> Balai Latihan Kerja
c. Kasus Pencemaran –> Kabupaten/Ko
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesehatan kerja adalah adanya jaminan kesehatan pada saat melakukan pekerjaan.
Menurut WHO/ILO (1995), kesehatan kerja bertujuan untuk peningkatan dan
pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi
pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja
yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan; perlindungan bagi pekerja dalam
pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan; dan penempatan
serta pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang disesuaikan dengan
kondisi fisiologi dan psikologisnya. Secara ringkas merupakan penyesuaian
pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada pekerjaan atau jabatannya.
B. Saran
Kesehatan adalah hak asasi setiap orang dan merupakan investasi, juga
merupakan karunia Tuhan. Oleh karena itu, siapa pun, kelompok mana pun, di mana
pun, harus senantiasa memelihara dan meningkatkan kualitas kesehatan.
10
DAFTAR PUSTAKA
11