Disusun Oleh :
Ahmad Riza Sulthoni Al Faroqi
(1903041)
2019/2020
KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat limpahan hidayah
serta inayahnya sehingga kami dapat menyusun makalah ini yang berjudul “Seorang
pekerja dipabrik penggilingan daging oregon terjatuh kedalam blender daging” dengan
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
keselamatan dan kesehatan kerja yang memang harus terpenuhi sebagai nilai ulangan
tengah semester sebagaimana yang sudah ditentukan oleh dosen pengampu. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk membantu menambah wawasan dan pengetahuan
bagi pembacanya. Makalah ini membahas tentang keselamatan dan kesehatan kerja.
Makalah ini dibuat agar pembaca mengerti tentang petingnya keselamatan dan
kesehatan kerja .Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi pengetahuanya khususnya dosen pengampu mata kuliah ini sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................. 1
1. Latar belakang ................................................................... 1
2. Rumusan masalah...............................................................3
3. Tujuan dan manfaat ........................................................... 3
BAB 2 LANDASAN TEORI ........................................................ 4
1. Teori keselamatan dan kesehatan kerja ............................. 4
2. Dasar pemberlakuan (K3) ................................................. 5
3. Tujuan dan fungsi (K3) ..................................................... 7
BAB 3 PEMBAHASAN ............................................................... 10
1. Profil perusahaan ............................................................... 10
2. Kronologi kasus kejadian .................................................. 10
3. Analisis kasus kejadian ..................................................... 11
4. Upaya pencegahan ............................................................. 13
BAB 4 PENUTUP..........................................................................16
1. Simpulan ............................................................................ 16
2. Saran .................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 17
LAMPIRAN ................................................................................... 18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bekerja dengan tubuh dan lingkungan yang sehat, aman serta nyaman merupakan
hal yang di inginkan oleh semua pekerja. Lingkungan fisik tempat kerja dan lingkungan
organisasi merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi sosial,mental dan
phisik dalam kehidu pan pekerja. Kesehatan suatu lingkungan tempat kerja dapat
memberikan pengaruh yang positif terhadap kesehatan pekerja, seperti peningkatan
moral pekerja, penurunan absensi dan peningkatan produktifitas. Sebaliknya tempat
kerja yang kurang sehat atau tidak sehat (sering terpapar zat yang bahaya
mempengaruhi kesehatan) dapat meningkatkan angka kesakitan dan kecelakaan,
rendahnya kualitas kesehatan pekerja, meningkatnya biaya kesehatan dan banyak lagi
dampak negatif lainnya.
1
(proses kerja, peralatan) , faktor fisik (panas , Bising, radiasi) dan faktor kimia. Masalah
gizi pekerja juga merupakan hal yang sangat penting yang perlu diperhatikan, stress,
penyakit Jantung, tekanan darah tinggi dan lain-lainnya. Perubahan ini banyak tidak
disadari oleh pengelola tempat kerja atau diremehkan. Atau walaupun mengetahui
pendekatan pemecahan masalahnya hanya dari segi kuratif dan rehabilitatif saja tanpa
memperhatikan akan pentingnya promosi dan pencegahan.Promosi kesehatan ini
dikembangkan dengan adanya Deklarasi Jakarta hasil dari konferensi Internasional
Promosi Kesehatan di Jakarta bulan juli 1997. Dengan komitmen yang tinggi Indonesia
ikut berperan dalam melakukan kegiatan tersebut terutama melalui program perilaku
hidup bersih yang dilakukan di beberapa tatanan diantaranya adalah tatanan tempat
kerja. masih sangat sedikit sekali pekerja dari perusahaan mendapatkan pelayanan
kesehatan keselamatan kerja yang memuaskan, karena banyak para pimpinan
perusahaan kurang menghubungkan antara tempat kerja, kesehatan dan pembangunan.
Padahal kita ketahui bahwa pekerja yang sehat akan menjadikan pekerja yang
produktif, yang mana sangat penting untuk keberhasilan bisnis perusahaan dan
pembangunan nasional. Untuk itu promosi kesehatan di tempat kerja merupakan bagian
yang sangat penting di tempat kerja (Higene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja, 1991)
2
B. Rumusan Masalah
Permasalahan dari penelitian ini adalah apakah penerapan
sikap K3 dari aspek manusia atau alat yang kurang memenuhi persyaratan
produksi, faktor lingkungan yang kurang baik atau memang tingkat bahaya
yang sangat tinggi di pabrik tersebut. Terdapat rumusan masalah dalam tugas
ini yakni bagaimana kronologis terjadinya kecelakaan di pabrik penggilingan
daging di oregon
C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan :
1. Mengetahui pengertian kecelakaan kerja di pabrik/industri.
2. Mengetahui penyebab kecelakaan kerja di
3. Mengetahui upaya pencegahan kecelakaan kerja di
Manfaat :
Di harapkan manfaat dari pembahasan ini adalah dapat menambah
pengetahuan kita tentang syarat dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, sehingga kita dalam mengerjakan suatu pekerjaan dimana pun
tempatnya sudah tahu Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Landasan teori
A. Teori Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu sistem program yang dibuat
bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif) timbulnya
kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan
cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit
akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian.
Kesehatan dan keselatan kerja (K3) adalah hal yang sangat penting bagi setiap
orang yang bekerja dalam lingkungan perusahaan, terlebih yang bergerak di bidang
produksi khususnya, dapat pentingnya memahami arti kesehatan dan keselamatan
kerja dalam bekerja kesehariannya untuk kepentingannya sendiri atau memang diminta
untuk menjaga hal-hal tersebut untuk meningkatkan kinerja dan mencegah potensi
kerugian bagi perusahaan.
4
B. Dasar Pemberlakuan
5
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun
psychis, peracunan, infeksi dan penularan.
i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.
k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya.
n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang.
o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan
barang.
q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahayakecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
Undang-Undang tersebut selanjutnya diperbaharui menjadi Pasal 86 ayat 1
Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 yang menyebutkan bahwa setiap pekerja/ buruh
berhak untuk memperoleh perlindungan atas:
a) Keselamatan dan kesehatan kerja
b) Moral dan kesusilaan
c) Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.
Sedangkan ayat 2 dan 3 menyebutkan bahwa “untuk melindungi keselamatan
pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan
upaya keselamatan dan kesehatan kerja.” (ayat 2), “Perlindungan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundang- undangan yang berlaku.” (ayat 3). Dalam Pasal 87 juga dijelaskan bahwa
Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen
6
C. Tujuan dan fungsi Kesehatan, Keselamatan Dan Keamanan Kerja
Kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja bertujuan untuk menjamin
kesempurnaan atau kesehatan jasmani dan rohani tenaga kerja serta hasil karya dan
budayanya. Secara singkat, ruang lingkup kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja
adalah sebagaai berikut :
1. Memelihara lingkungan kerja yang sehat.
2. Mencegah, dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat pekerjaan sewaktu
bekerja.
3. Mencegah dan mengobati keracunan yang ditimbulkan dari kerja
4. Memelihara moral, mencegah, dan mengobati keracunan yang timbul dari kerja.
5. Menyesuaikan kemampuan dengan pekerjaan, dan
6. Merehabilitasi pekerja yang cedera atau sakit akibat pekerjaan. Keselamatan kerja
mencakup pencegahan kecelakaan kerja dan perlindungan terhadap terhadap tenaga
kerja dari kemungkinan terjadinya kecelakaan sebagai akibat dari kondisi kerja yang
tidak aman dan atau tidak sehat.
Syarat-syarat kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja ditetapkan sejak tahap
perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan,
pemakaian, penggunaan, pemeliharaan, dan penyimpanan bahan, barang, produk
teknis, dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya
kecelakaan.
1) Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.
2) Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada ditempat kerja.
7
1. Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat dan
kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik adalah pintu
gerbang bagi keamanan tenaga kerja, kecelakaan selain menjadi sebab hambatan-
hambatan langsung juga merupakan kerugian-kerugian secara tidak langsung, yakni
kerusakan mesin dan peralatan kerja, terhentinya proses produksi untuk beberapa saat,
kerusakan pada lingkungan kerja dan lain-lain. Biaya-biaya sebagai akibat kecelakaan
kerja, baik langsung ataupun tidak langsung, cukup bahkan kadang-kadang terlampau
besar sehingga bila diperhitungkan secara nasional hal itu merupakan kehilangan yang
berjumlah besar.
2. Analisa kecelakaan secara nasional berdasarkan angka-angka yang masuk atas dasar
wajib lapor kecelakaan dan data kompensasinya, dewasa ini seolah-olah relatif rendah
dibandingkan dengan banyaknya jam kerja tenaga kerja.
8
dengan hilangnya satu atau dua jam sehari mengakibatkan kehilangan jam kerja yang
besar secara keseluruhan.
6. 85% dari sebab-sebab kecelakaan adalah faktor manusia, maka dari itu usaha-usaha
keelamatan selain ditujukan kepada teknik mekanik juga harus memperhatikan secara
khusus aspek manusiawi. Dalam hubungan ini, pendidikan dan penggairahan
keselamatan kerja kepada tenaga kerja merupakan sarana yang sangat penting.
9
BAB III
PEMBAHASAN
A. Profil perusahaan
10
B. Kronologi kasus
" Seorang pria telah meninggal setelah ia jatuh ke dalam pabrik pengolahan
daging Oregon pada Sabtu malam . " " Hugo Avalos Chanon 41 tahun Tukang
Bersih-bersih sedang bekerja tak lama sebelum tengah malam di Distributor
Daging di Clackamas County . " " Dia dan karyawan lain dari Manajemen
Sanitasi DCS membersihkan peralatan pabrik . " " diyakini Chanon naik ke
atas blender daging yang sedang menyala ... ... Sebelum dia terpeleset dan jatuh
. " "Alasan Mengapa ia berusaha untuk bekerja sementara mesin masih berjalan
tidak jelas." " Rekan kerja mendengar kecelakaan dan berlari untuk menekan
tombol berhenti darurat dengan harapan menyelamatkan nyawanya . " " Tapi
mereka sudah terlambat . Chanon meninggal hampir seketika . " " Pemadam
kebakaran dipanggil pada pukul 11:45 untuk 'insiden kematian yang pasti' yang
berarti tidak ada cara pria itu bisa selamat atas luka-lukanya."
Dari kasus tersebut dapat diketahui bahwa kecelakaan kerja yang terjadi di
pabrik pengolahan daging di Oregon disebabkan oleh faktor manusia karena
kurangnya pengetahuan tentang bahaya kecelakaan kerja yang dapat ditunjukkan
pada saat pekerja membersihkan mesin sedangkan mesin masih dalam kondisi
belum dimatikan kondisis seperti ini sangat berbahaya karena mesin dalam
kondisi menyala dan bisa saja mengakibatkan kecelakaan kerja yang sangat fatal.
Mungkin pekerja lalai atau terburu buru sehingga ia langsung membersihkan
mesin dan lupa belum mematikan mesin terlebih dahulu sehingga saat ia
membersihkan mesin ia terpeleset dan terjatuh pada blender penggiling mesin
yang masih menyala.
11
Menurut Analisis kecelakaan kerja pada pekerja dipenggilingan daging
oregon , maka dapat diidentifikasi ada dua faktor yang memengaruhi kecelakaan
kerja tersebut, yakni :
a. Faktor Manusia
Dilihat dari aspek manusia kecelakaan tersebut terjadi karena pekerja tersebut
kurang antisipasi akan adanya bahaya dalam melakukan suatu pekerjaan.selain
terjadi kelalaian untuk mematikan mesin sebelum membersihkanya perkerja
tersebut juga kurang hati hati sehingga bias terpeleset dan terjatuh pada blender
penggilingan yang menyala tersebut.dan kemungkinana pekerja tersebut kurang
konsentrasi sehingga kurang hati hati dan terjatuh kedalam mesin dikarenakan
kejadian itu terjadi pada tengah malam sehingga pekerja kemungkinan juga
mengantuk.
b. Faktor Alat dan Bahan
Dilihat dari aspek alat atau mesin tersebut masih kurang layak seharusnya
pabrik harus mempunyai alat pembersih yang otomatis ataupun yang lebih
aman dan juga kurangnya pengontrolan terhadap mesin untuk dimatikan
sebelum dibersihkan.
12
D. Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja
Terjadinya kecelakaan kerja merupakan suatu bentuk kerugian baik
bagi korban kecelakaan kerja maupun Perusahaan/Organisasi. Upaya
pencegahan kecelakaan kerja diperlukan untuk menghindari kerugian-
kerugian yang timbul serta untuk meningkatkan kinerja keselamatan kerja
di tempat kerja.
Upaya pencegahan kecelakaan kerja melalui pengendalian bahaya di
tempat kerja :
a. Pemantauan dan Pengendalian Kondisi Tidak Aman di tempat kerja.
b. Pemantauan dan Pengendalian Tindakan Tidak Aman di tempat kerja.
Upaya kencegahan kecelakaan kerja melalui pembinaan dan
pengawasan :
a. Pelatihan dan Pendidikan K3 terhadap tenaga kerja.
b. Konseling dan Konsultasi mengenai penerapan K3 bersama tenaga kerja.
c. Pengembangan Sumber Daya ataupun Teknologi yang berkaitan dengan
peningkatan penerapan K3 di tempat kerja.
Upaya pencegahan kecelakaan kerja melalui sistem manajemen :
13
Pencegahan dengan hierarki :
a. Eliminasi adalah langkah ideal yang dapat dilakukan dan harus menjadi
pilihan pertama dalam melakukan pengendalian risiko.
b. Substitusi, prinsip dari alat kendali ini adalah mengendalikan symber risiko
dengan sarana yang tingkat risikonya lebih rendah atau tidak ada.
c. Rekayasa Engineering dilakukan dengan mengubah desain tempat kerja,
peralatan atau proses kerja untuk mengurangi tingkat risiko. Ciri khusus dari
tahap ini adalah melibatkan pemikiran yang lebih mendalam bagaimana
membuat lokasi kerja yang lebih aman.
d. Engineering Control
Pengendalian ini dilakukan dengan memanfaatkan pengetahuan di bidang
rekayasa untuk menghilangkan atau mengurangi risiko seperti modifikasi alat,
ventilasi, pengaman alat, otomatisasi dan sebagainya.
14
e. Pengendalian Administratif
Tahap penanggulangan bahaya secara adminstratif seperti pembuatan prosedur,
pemasangan sign atau rambu, pengaturan jam kerja, pemberian pelatihan,
penetapan aturan khusus, mengikuti aspek hukum atau peraturan pemerintah
terkait serta penerapan higine perusahaan.
f. Pemakaian Alat Pelindung Diri
Pemakaian alat pelindung diri merupakan tahap terakhir dari hirarki
pengendalian bila upaya lainnya tidak dapat memenuhi maksud
menghilangkan atau mengurangi risiko secara maksimal.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan kasus kecelakaan kerja di atas dapat disimpulkan bahwa
kecelakaan kerja tersebut disebabkan oleh faktor manusia yang dipengaruhi
karena kurangnya pengetahuan akan bahaya kecelakaan dan keselamatan
kerja pekerja kurang hati hati sehingga bias terjatuh kedalam blender daging
tersebut dan juga pekerja tersebut lalai tidak mematikan mesin terlebih dahulu
sebelum membersihkanya.selain itu faktor kelelahan dan mengantuk sangat
mempengaruhi konsentrasi pekerja tersebut karena ia bekerja pada tengah
malam yang seharusnya tengah malam itu waktunya untuk ber istirahat.
B. Saran
1. Bagi perusahaan/pabrik
Bagi pihak perusahaan.pabrik disarankan untuk menekankan
seminimal mungkin terjadinya kecelakaan kerja, dengan jalan antara lain
meningkatkan dan menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
dengan baik dan tepat yang dapat dilakukan dengan diadakannya
sosialisasi tentang manfaat dan arti pentingnya program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3).dan juga meniadakan shif malam karena akan
sangat berbahaya jika karyawan bekerja dalam kondisi mengantuk
2. Bagi Karyawan
Sebaiknya para karyawan lebih memperhatikan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) dengan bekerja secara disiplin dan berhati-hati
sebelum melakukan sesuatu sebaiknya mengecek dulu apakah pekerjaan
yang akan dilakukan berbahaya atau tidak.dan jika akan membersihkan
mesin sebaiknya matikan mesin terlebih dahulu
16
DAFTAR PUSTAKA
http://martinibaharuddin.blogspot.com/Notoatmodjo S, 2004.
Pengantar Pendidikan Kesehatan Dan Ilmu prilaku Kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta
http://ardisukma.blogspot.com/2013/07/makalah-kesehatan-dan-keselamatan-kerja.html
https://www.bloomberg.com/profile/company/4586522Z:US
https://www.hanyatauaja.com/2018/08/kecelakaan-ngeri-pria-jatuh-ke-dalam.html
17
LAMPIRAN FOTO
18
19