Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ANALISIS KASUS KECELAKAAN KERJA

“SEORANG PEKERJA DI PABRIK PENGGILINGAN DAGING DI


OREGON TERJATUH KEDALAM BLENDER DAGING”

Dosen pengampu : Ir. Hj. Cahya Widiyati, M. Kes

Disusun Oleh :
Ahmad Riza Sulthoni Al Faroqi
(1903041)

POLITEKNIK ATK YOGYAKARTA

TEKNOLOGI PENGOLAHAN KARET DAN PLASTIK

2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat limpahan hidayah
serta inayahnya sehingga kami dapat menyusun makalah ini yang berjudul “Seorang
pekerja dipabrik penggilingan daging oregon terjatuh kedalam blender daging” dengan
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
keselamatan dan kesehatan kerja yang memang harus terpenuhi sebagai nilai ulangan
tengah semester sebagaimana yang sudah ditentukan oleh dosen pengampu. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk membantu menambah wawasan dan pengetahuan
bagi pembacanya. Makalah ini membahas tentang keselamatan dan kesehatan kerja.
Makalah ini dibuat agar pembaca mengerti tentang petingnya keselamatan dan
kesehatan kerja .Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi pengetahuanya khususnya dosen pengampu mata kuliah ini sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Yogyakarta September 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................. 1
1. Latar belakang ................................................................... 1
2. Rumusan masalah...............................................................3
3. Tujuan dan manfaat ........................................................... 3
BAB 2 LANDASAN TEORI ........................................................ 4
1. Teori keselamatan dan kesehatan kerja ............................. 4
2. Dasar pemberlakuan (K3) ................................................. 5
3. Tujuan dan fungsi (K3) ..................................................... 7
BAB 3 PEMBAHASAN ............................................................... 10
1. Profil perusahaan ............................................................... 10
2. Kronologi kasus kejadian .................................................. 10
3. Analisis kasus kejadian ..................................................... 11
4. Upaya pencegahan ............................................................. 13
BAB 4 PENUTUP..........................................................................16
1. Simpulan ............................................................................ 16
2. Saran .................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 17
LAMPIRAN ................................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Bekerja dengan tubuh dan lingkungan yang sehat, aman serta nyaman merupakan
hal yang di inginkan oleh semua pekerja. Lingkungan fisik tempat kerja dan lingkungan
organisasi merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi sosial,mental dan
phisik dalam kehidu pan pekerja. Kesehatan suatu lingkungan tempat kerja dapat
memberikan pengaruh yang positif terhadap kesehatan pekerja, seperti peningkatan
moral pekerja, penurunan absensi dan peningkatan produktifitas. Sebaliknya tempat
kerja yang kurang sehat atau tidak sehat (sering terpapar zat yang bahaya
mempengaruhi kesehatan) dapat meningkatkan angka kesakitan dan kecelakaan,
rendahnya kualitas kesehatan pekerja, meningkatnya biaya kesehatan dan banyak lagi
dampak negatif lainnya.

Pada umumnya kesehatan tenaga pekerja sangat mempengaruhi perkembangan


ekonomi dan pembangunan nasional. Hal ini dapat dilihat pada negara-negara yang
sudah maju. Secara umum bahwa kesehatan dan lingkungan dapat mempengaruhi
pembangunan ekonomi. Dimana industrilisasi banyak memberikan dampak positif
terhadap kesehatan, seperti meningkatnya penghasilan pekerja, kondisi tempat tinggal
yang lebih baik dan meningkatkan pelayanan, tetapi kegiatan industrilisasi juga
memberikan dampak yang tidak baik juga terhadap kesehatan di tempat kerja dan
masyarakat pada umumnya.(
Dengan makin meningkatnya perkembangan industri dan perubahan secara global
dibidang pembangunan secara umum di dunia, Indonesia juga melakukan perubahan-
perubahan dalam pembangunan baik dalam bidang tehnologi maupun industri. Dengan
adanya perubahan tersebut maka konsekuensinya terjadi perubahan pola penyakit /
kasus-kasus penyakit karena hubungan dengan pekerjaan. Seperti faktor mekanik

1
(proses kerja, peralatan) , faktor fisik (panas , Bising, radiasi) dan faktor kimia. Masalah
gizi pekerja juga merupakan hal yang sangat penting yang perlu diperhatikan, stress,
penyakit Jantung, tekanan darah tinggi dan lain-lainnya. Perubahan ini banyak tidak
disadari oleh pengelola tempat kerja atau diremehkan. Atau walaupun mengetahui
pendekatan pemecahan masalahnya hanya dari segi kuratif dan rehabilitatif saja tanpa
memperhatikan akan pentingnya promosi dan pencegahan.Promosi kesehatan ini
dikembangkan dengan adanya Deklarasi Jakarta hasil dari konferensi Internasional
Promosi Kesehatan di Jakarta bulan juli 1997. Dengan komitmen yang tinggi Indonesia
ikut berperan dalam melakukan kegiatan tersebut terutama melalui program perilaku
hidup bersih yang dilakukan di beberapa tatanan diantaranya adalah tatanan tempat
kerja. masih sangat sedikit sekali pekerja dari perusahaan mendapatkan pelayanan
kesehatan keselamatan kerja yang memuaskan, karena banyak para pimpinan
perusahaan kurang menghubungkan antara tempat kerja, kesehatan dan pembangunan.
Padahal kita ketahui bahwa pekerja yang sehat akan menjadikan pekerja yang
produktif, yang mana sangat penting untuk keberhasilan bisnis perusahaan dan
pembangunan nasional. Untuk itu promosi kesehatan di tempat kerja merupakan bagian
yang sangat penting di tempat kerja (Higene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja, 1991)

2
B. Rumusan Masalah
Permasalahan dari penelitian ini adalah apakah penerapan
sikap K3 dari aspek manusia atau alat yang kurang memenuhi persyaratan
produksi, faktor lingkungan yang kurang baik atau memang tingkat bahaya
yang sangat tinggi di pabrik tersebut. Terdapat rumusan masalah dalam tugas
ini yakni bagaimana kronologis terjadinya kecelakaan di pabrik penggilingan
daging di oregon
C. Tujuan dan Manfaat
 Tujuan :
1. Mengetahui pengertian kecelakaan kerja di pabrik/industri.
2. Mengetahui penyebab kecelakaan kerja di
3. Mengetahui upaya pencegahan kecelakaan kerja di
 Manfaat :
Di harapkan manfaat dari pembahasan ini adalah dapat menambah
pengetahuan kita tentang syarat dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, sehingga kita dalam mengerjakan suatu pekerjaan dimana pun
tempatnya sudah tahu Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

3
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Landasan teori
A. Teori Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu sistem program yang dibuat
bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif) timbulnya
kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan
cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit
akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian.

Kesehatan dan keselatan kerja (K3) adalah hal yang sangat penting bagi setiap
orang yang bekerja dalam lingkungan perusahaan, terlebih yang bergerak di bidang
produksi khususnya, dapat pentingnya memahami arti kesehatan dan keselamatan
kerja dalam bekerja kesehariannya untuk kepentingannya sendiri atau memang diminta
untuk menjaga hal-hal tersebut untuk meningkatkan kinerja dan mencegah potensi
kerugian bagi perusahaan.

Namun yang menjadi pertanyaan adalah seberapa penting perusahaan


berkewajiban menjalankan prinsip kesehatan dan keselamatan kerja di lingkungan
perusahaannya. Patut diketahui pula bahwa ide tentang kesehatan dan keselamatan
kerja sudah ada sejak 20 (dua puluh) tahun lalu, namun sampai kini masih ada pekerja
dan perusahaan yang belum memahami korelasi kesehatan dan kselamatan kerjaa
dengan peningkatan kinerja perusahaan, bahkan tidak mengetahui aturannya tersebut.
Sehingga seringkali mereka melihat peralatan kesehatan dan keselamatan kerja adalah
sesuatu yang mahal dan seakan-akan mengganggu proses berkerjanya seorang pekerja.
Untuk menjawab itu kita harus memahami filosofi pengaturan kesehatan dan
keselamatan kerja yang telah ditetapkan pemerintah dalam undang-undang ( Pengantar
Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Prilaku Kesehatan 2004).

4
B. Dasar Pemberlakuan

Pemerintah memberikan jaminan kepada karyawan dengan menyusun Undang-


undang Tentang Kecelakaan Tahun 1947 Nomor 33, yang dinyatakan berlaku pada
tanggal 6 januari 1951, kemudian disusul dengan Peraturan Pemerintah Tentang
Pernyataan berlakunya peraturan kecelakaan tahun 1947 (PP No. 2 Tahun 1948), yang
merupakan bukti tentang disadarinya arti penting keselamatan kerja di dalam
perusahaan. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992, menyatakan
bahwa sudah sewajarnya apabila tenaga kerja juga berperan aktif dan ikut bertanggung
jawab atas pelaksanaan program pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan demi
terwujudnya perlindungan tenaga kerja dan keluarganya dengan baik. Jadi, bukan
hanya perusahaan saja yang bertanggung jawab dalam masalah ini, tetapi para
karyawan juga harus ikut berperan aktif dalam hal ini agar dapat tercapai kesejahteraan
bersama.
Penerapan program K3 dalam perusahaan akan selalu terkait dengan landasan
hukum penerapan program K3 itu sendiri. Landasan hukum tersebut memberikan
pijakan yang jelas mengenai aturan yang menentukan bagaimana K3 harus diterapkan.
Berdasarkan Undang-Undang no.1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1, syarat keselamatan
kerja yang juga menjadi tujuan pemerintah membuat aturan K3 adalah :

a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.


b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
e. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu,
kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran.

5
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun
psychis, peracunan, infeksi dan penularan.
i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.
k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya.
n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang.
o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan
barang.
q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahayakecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
Undang-Undang tersebut selanjutnya diperbaharui menjadi Pasal 86 ayat 1
Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 yang menyebutkan bahwa setiap pekerja/ buruh
berhak untuk memperoleh perlindungan atas:
a) Keselamatan dan kesehatan kerja
b) Moral dan kesusilaan
c) Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.
Sedangkan ayat 2 dan 3 menyebutkan bahwa “untuk melindungi keselamatan
pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan
upaya keselamatan dan kesehatan kerja.” (ayat 2), “Perlindungan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundang- undangan yang berlaku.” (ayat 3). Dalam Pasal 87 juga dijelaskan bahwa
Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen

6
C. Tujuan dan fungsi Kesehatan, Keselamatan Dan Keamanan Kerja
Kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja bertujuan untuk menjamin
kesempurnaan atau kesehatan jasmani dan rohani tenaga kerja serta hasil karya dan
budayanya. Secara singkat, ruang lingkup kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja
adalah sebagaai berikut :
1. Memelihara lingkungan kerja yang sehat.
2. Mencegah, dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat pekerjaan sewaktu
bekerja.
3. Mencegah dan mengobati keracunan yang ditimbulkan dari kerja
4. Memelihara moral, mencegah, dan mengobati keracunan yang timbul dari kerja.
5. Menyesuaikan kemampuan dengan pekerjaan, dan
6. Merehabilitasi pekerja yang cedera atau sakit akibat pekerjaan. Keselamatan kerja
mencakup pencegahan kecelakaan kerja dan perlindungan terhadap terhadap tenaga
kerja dari kemungkinan terjadinya kecelakaan sebagai akibat dari kondisi kerja yang
tidak aman dan atau tidak sehat.
Syarat-syarat kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja ditetapkan sejak tahap
perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan,
pemakaian, penggunaan, pemeliharaan, dan penyimpanan bahan, barang, produk
teknis, dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya
kecelakaan.

Adapun yang menjadi tujuan keselamatan kerja adalah sebagai berikut:

1) Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.
2) Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada ditempat kerja.

3) Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.

Dalam hubungan kondisi-kondisi dan situasi di Indonesia, keselamatan kerja


dinilai seperti berikut:

7
1. Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat dan
kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik adalah pintu
gerbang bagi keamanan tenaga kerja, kecelakaan selain menjadi sebab hambatan-
hambatan langsung juga merupakan kerugian-kerugian secara tidak langsung, yakni
kerusakan mesin dan peralatan kerja, terhentinya proses produksi untuk beberapa saat,
kerusakan pada lingkungan kerja dan lain-lain. Biaya-biaya sebagai akibat kecelakaan
kerja, baik langsung ataupun tidak langsung, cukup bahkan kadang-kadang terlampau
besar sehingga bila diperhitungkan secara nasional hal itu merupakan kehilangan yang
berjumlah besar.

2. Analisa kecelakaan secara nasional berdasarkan angka-angka yang masuk atas dasar
wajib lapor kecelakaan dan data kompensasinya, dewasa ini seolah-olah relatif rendah
dibandingkan dengan banyaknya jam kerja tenaga kerja.

3. Potensi-potensi bahaya yang mengancam keselamatan pada berbagai sektor kegiatan


ekonomi jelas dapat diobservasi, misalnya: (a) Sektor pertanian yang juga meliputi
perkebunan menampilkan aspek-aspek bahaya potensial seperti modernisasi pertanian
dengan penggunaan racun-racun hama dan pemakaian alat baru seperti mekanisasi. (b)
Sektor industri disertai bahaya-bahaya potensial seperti keracunan- keracunan bahan
kimia, kecelakaan-kecelakaan oleh mesin, kebakaran, ledakan-ledakan dan lain-lain.
(c) Sektor pertambangan mempunyai risiko-risiko khusus sebagai akibat kecelakaan
tambang, sehingga keselamatan pertambangan perlu dikembangkan secara sendiri,
minyak dan gas bumi termasuk daerah rawan kecelakaan. (d) Sektor perhubungan
ditandai dengan kecelakaan-kecelakaan lalu lintas darat, laut dan udara serta bahaya-
bahaya potensial pada industri pariwisata, demikian pula telekomunikasi mempunyai
kekhususan dalam risiko bahaya. (e) Sektor jasa, walaupun biasanya tidak rawan
kecelakaan juga menghadapkan problematik bahaya kecelakaan khusus.

4. Menurut observasi, angka frekuensi untuk kecelakaan-kecelakaan ringan yang tidak


menyebabkan hilangnya hari kerja tetapi hanya jam kerja masih terlalu tinggi. Padahal

8
dengan hilangnya satu atau dua jam sehari mengakibatkan kehilangan jam kerja yang
besar secara keseluruhan.

5. Analisa kecelakaan memperlihatkan bahwa untuk setiap kecelakaan ada faktor


penyebabnya, sebab-sebab tersebut bersumber kepada alat-alat mekanik dan
lingkungan serta kepada manusianya sendiri. Untuk mencegah kecelakaan, penyebab-
penyebab ini harus dihilangkan.

6. 85% dari sebab-sebab kecelakaan adalah faktor manusia, maka dari itu usaha-usaha
keelamatan selain ditujukan kepada teknik mekanik juga harus memperhatikan secara
khusus aspek manusiawi. Dalam hubungan ini, pendidikan dan penggairahan
keselamatan kerja kepada tenaga kerja merupakan sarana yang sangat penting.

7. Sekalipun upaya-upaya pencegahan telah maksimal, kecelakaan masih mungkin


terjadi dan dalam hal ini adalah besar peranan kompensasi kecelakaan sebagai suatu
segi jaminan sosial untuk meringankan bebab penderita.

9
BAB III

PEMBAHASAN
A. Profil perusahaan

Distributor Daging Antar Negara Inc


Interstate Meat Distributors, Inc. didirikan pada tahun 1971. Lini bisnis
Perusahaan meliputi distribusi daging dan produk daging.
SEKTOR
Staples Konsumen
INDUSTRI
Produk konsumer
SUB-INDUSTRI
Produsen Pertanian
DITEMUKAN
-
ALAMAT
9550 Southeast Last Road PO Box 298 Clackamas, OR 97015 Amerika Serikat
TELEPON
1-503-656-0633
SITUS WEB
-
TIDAK. KARYAWAN
100
Distributor Daging Antar Negara, sebuah perusahaan yang berbasis di
Clackamas, dilaporkan mendistribusikan daging giling ke lokasi-lokasi
pengecer di Oregon, Utah, dan Washington. ... Menurut rilis, daging yang
ditarik memiliki nomor USDA "965" pada kemasannya. Penarikan tersebut
mencakup berbagai produk ekstra lean dan ground chuck. (4 Mar 2018)

10
B. Kronologi kasus
" Seorang pria telah meninggal setelah ia jatuh ke dalam pabrik pengolahan
daging Oregon pada Sabtu malam . " " Hugo Avalos Chanon 41 tahun Tukang
Bersih-bersih sedang bekerja tak lama sebelum tengah malam di Distributor
Daging di Clackamas County . " " Dia dan karyawan lain dari Manajemen
Sanitasi DCS membersihkan peralatan pabrik . " " diyakini Chanon naik ke
atas blender daging yang sedang menyala ... ... Sebelum dia terpeleset dan jatuh
. " "Alasan Mengapa ia berusaha untuk bekerja sementara mesin masih berjalan
tidak jelas." " Rekan kerja mendengar kecelakaan dan berlari untuk menekan
tombol berhenti darurat dengan harapan menyelamatkan nyawanya . " " Tapi
mereka sudah terlambat . Chanon meninggal hampir seketika . " " Pemadam
kebakaran dipanggil pada pukul 11:45 untuk 'insiden kematian yang pasti' yang
berarti tidak ada cara pria itu bisa selamat atas luka-lukanya."

C.A naliis kasus

Dari kasus tersebut dapat diketahui bahwa kecelakaan kerja yang terjadi di
pabrik pengolahan daging di Oregon disebabkan oleh faktor manusia karena
kurangnya pengetahuan tentang bahaya kecelakaan kerja yang dapat ditunjukkan
pada saat pekerja membersihkan mesin sedangkan mesin masih dalam kondisi
belum dimatikan kondisis seperti ini sangat berbahaya karena mesin dalam
kondisi menyala dan bisa saja mengakibatkan kecelakaan kerja yang sangat fatal.
Mungkin pekerja lalai atau terburu buru sehingga ia langsung membersihkan
mesin dan lupa belum mematikan mesin terlebih dahulu sehingga saat ia
membersihkan mesin ia terpeleset dan terjatuh pada blender penggiling mesin
yang masih menyala.

11
Menurut Analisis kecelakaan kerja pada pekerja dipenggilingan daging
oregon , maka dapat diidentifikasi ada dua faktor yang memengaruhi kecelakaan
kerja tersebut, yakni :

a. Faktor Manusia
Dilihat dari aspek manusia kecelakaan tersebut terjadi karena pekerja tersebut
kurang antisipasi akan adanya bahaya dalam melakukan suatu pekerjaan.selain
terjadi kelalaian untuk mematikan mesin sebelum membersihkanya perkerja
tersebut juga kurang hati hati sehingga bias terpeleset dan terjatuh pada blender
penggilingan yang menyala tersebut.dan kemungkinana pekerja tersebut kurang
konsentrasi sehingga kurang hati hati dan terjatuh kedalam mesin dikarenakan
kejadian itu terjadi pada tengah malam sehingga pekerja kemungkinan juga
mengantuk.
b. Faktor Alat dan Bahan

Dilihat dari aspek alat atau mesin tersebut masih kurang layak seharusnya
pabrik harus mempunyai alat pembersih yang otomatis ataupun yang lebih
aman dan juga kurangnya pengontrolan terhadap mesin untuk dimatikan
sebelum dibersihkan.

12
D. Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja
Terjadinya kecelakaan kerja merupakan suatu bentuk kerugian baik
bagi korban kecelakaan kerja maupun Perusahaan/Organisasi. Upaya
pencegahan kecelakaan kerja diperlukan untuk menghindari kerugian-
kerugian yang timbul serta untuk meningkatkan kinerja keselamatan kerja
di tempat kerja.
Upaya pencegahan kecelakaan kerja melalui pengendalian bahaya di
tempat kerja :
a. Pemantauan dan Pengendalian Kondisi Tidak Aman di tempat kerja.
b. Pemantauan dan Pengendalian Tindakan Tidak Aman di tempat kerja.
Upaya kencegahan kecelakaan kerja melalui pembinaan dan
pengawasan :
a. Pelatihan dan Pendidikan K3 terhadap tenaga kerja.
b. Konseling dan Konsultasi mengenai penerapan K3 bersama tenaga kerja.
c. Pengembangan Sumber Daya ataupun Teknologi yang berkaitan dengan
peningkatan penerapan K3 di tempat kerja.
Upaya pencegahan kecelakaan kerja melalui sistem manajemen :

a. Prosedur dan Aturan K3 di tempat kerja.


b. Penyediaan Sarana dan Prasarana K3 dan pendukungnya di tempat kerja.
c. Penghargaan dan Sanksi terhadap penerapan K3 di tempat kerja kepada
tenaga kerja.

13
Pencegahan dengan hierarki :

a. Eliminasi adalah langkah ideal yang dapat dilakukan dan harus menjadi
pilihan pertama dalam melakukan pengendalian risiko.
b. Substitusi, prinsip dari alat kendali ini adalah mengendalikan symber risiko
dengan sarana yang tingkat risikonya lebih rendah atau tidak ada.
c. Rekayasa Engineering dilakukan dengan mengubah desain tempat kerja,
peralatan atau proses kerja untuk mengurangi tingkat risiko. Ciri khusus dari
tahap ini adalah melibatkan pemikiran yang lebih mendalam bagaimana
membuat lokasi kerja yang lebih aman.
d. Engineering Control
Pengendalian ini dilakukan dengan memanfaatkan pengetahuan di bidang
rekayasa untuk menghilangkan atau mengurangi risiko seperti modifikasi alat,
ventilasi, pengaman alat, otomatisasi dan sebagainya.

14
e. Pengendalian Administratif
Tahap penanggulangan bahaya secara adminstratif seperti pembuatan prosedur,
pemasangan sign atau rambu, pengaturan jam kerja, pemberian pelatihan,
penetapan aturan khusus, mengikuti aspek hukum atau peraturan pemerintah
terkait serta penerapan higine perusahaan.
f. Pemakaian Alat Pelindung Diri
Pemakaian alat pelindung diri merupakan tahap terakhir dari hirarki
pengendalian bila upaya lainnya tidak dapat memenuhi maksud
menghilangkan atau mengurangi risiko secara maksimal.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan kasus kecelakaan kerja di atas dapat disimpulkan bahwa
kecelakaan kerja tersebut disebabkan oleh faktor manusia yang dipengaruhi
karena kurangnya pengetahuan akan bahaya kecelakaan dan keselamatan
kerja pekerja kurang hati hati sehingga bias terjatuh kedalam blender daging
tersebut dan juga pekerja tersebut lalai tidak mematikan mesin terlebih dahulu
sebelum membersihkanya.selain itu faktor kelelahan dan mengantuk sangat
mempengaruhi konsentrasi pekerja tersebut karena ia bekerja pada tengah
malam yang seharusnya tengah malam itu waktunya untuk ber istirahat.
B. Saran
1. Bagi perusahaan/pabrik
Bagi pihak perusahaan.pabrik disarankan untuk menekankan
seminimal mungkin terjadinya kecelakaan kerja, dengan jalan antara lain
meningkatkan dan menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
dengan baik dan tepat yang dapat dilakukan dengan diadakannya
sosialisasi tentang manfaat dan arti pentingnya program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3).dan juga meniadakan shif malam karena akan
sangat berbahaya jika karyawan bekerja dalam kondisi mengantuk
2. Bagi Karyawan
Sebaiknya para karyawan lebih memperhatikan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) dengan bekerja secara disiplin dan berhati-hati
sebelum melakukan sesuatu sebaiknya mengecek dulu apakah pekerjaan
yang akan dilakukan berbahaya atau tidak.dan jika akan membersihkan
mesin sebaiknya matikan mesin terlebih dahulu

16
DAFTAR PUSTAKA

http://martinibaharuddin.blogspot.com/Notoatmodjo S, 2004.
Pengantar Pendidikan Kesehatan Dan Ilmu prilaku Kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta
http://ardisukma.blogspot.com/2013/07/makalah-kesehatan-dan-keselamatan-kerja.html

Undang - Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan


(http://prokum.esdm.go.id/uu/2003/uu-13-2003.pdf)

https://www.bloomberg.com/profile/company/4586522Z:US

https://www.hanyatauaja.com/2018/08/kecelakaan-ngeri-pria-jatuh-ke-dalam.html

17
LAMPIRAN FOTO

18
19

Anda mungkin juga menyukai