Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN

STUDI KASUS KESELAMATAN KESEHATAN KERJA


PT. GARUDA INDONESIA

Disusun Oleh:
Kelompok 2

Muhammad Ikbar Assana : 2023214020040


Muhammad Yusuf Al Buchori : 2023214020006
Muhammad Andika : 2023214020022
Muhammad fakhri pratama : 2023214020039
Nama Dosen : Ir. Dailami, MT
Mata Kuliah : Keselamatan dan kesehatan kerja

JURUSAN TEKNIK MESIN PRODI TEKNOLOGI INDUSTRI


POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
TAHUN 2023 / 2024
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur atas ke hadiran Allah SWT yang senantiasa


melimpahkan berkah, rahmat, taufiq serta hidayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya ilmiah ini. Makalah ini dibuat berdasarkan tugas yang diberikan
oleh dosen pada matakuliah keselamatan dan kesehatan kerja. Pembuatan karya ilmiah
ini dapat berjalan lancar karena adanya dukungan serta kerja sama yang baik dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih
kepada dosen tercinta yaitu bapak Ir. Dailami, MT
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan yang harus dibenahi
dalam penyusunan karya ilmiah ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
kritik serta saran yang membangun demi sepenuhnya karya ilmiah ini dimasa yang
akan datang. Akhir kata penulis mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan.
Semoga karya ilmiah yang penulis rancang ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Lhokseumawe, 23 Oktober 2023


Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................5
PENDAHULUAN......................................................................................................................5
A. Latar Belakang................................................................................................................5
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................6
C. Maksud Dan Tujuan........................................................................................................6
D. Manfaat............................................................................................................................6
BAB II.........................................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................7
A. Teori Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)...............................................................7
B. Undang-Undang Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3).............................................8
C. Tujuan dan fungsi Kesehatan, Keselamatan Dan Keamanan Kerja...............................9
D. Tugas Kesehatan Masyarakat Dalam Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)...........12
BAB III.....................................................................................................................................13
PEMBAHASAN.......................................................................................................................13
A. Definisi Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3).........................................................13
B. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Di Perusahaan..............................................13
C. Peran K3 Terhadap Upaya Kesehatan Masyarakat......................................................19
D. Studi Kasus....................................................................................................................21
BAB IV.....................................................................................................................................22
PENUTUP................................................................................................................................22
A. Kesimpulan....................................................................................................................22
B. Saran..............................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................23

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bekerja dengan tubuh dan lingkungan yang sehat, aman serta nyaman
merupakan hal yang di inginkan oleh semua pekerja. Lingkungan fisik tempat
kerja dan lingkungan organisasi merupakan hal yang sangat penting dalam
mempengaruhi sosial,mental dan fisik dalam kehidupan pekerja. Kesehatan suatu
lingkungan tempat kerja dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap
kesehatan pekerja, seperti peningkatan moral pekerja, penurunan absensi dan
peningkatan produktifitas. Sebaliknya tempat kerja yang kurang sehat atau tidak
sehat (sering terpapar zat yang bahaya mempengaruhi kesehatan) dapat
meningkatkan angka kesakitan dan kecelakaan, rendahnya kualitas kesehatan
pekerja, meningkatnya biaya kesehatan dan banyak lagi dampak negatif lainnya.
Pada umumnya kesehatan tenaga pekerja sangat mempengaruhi
perkembangan ekonomi dan pembangunan nasional. Hal ini dapat dilihat pada
negara-negara yang sudah maju. Secara umum bahwa kesehatan dan lingkungan
dapat mempengaruhi pembangunan ekonomi. Dimana industrilisasi banyak
memberikan dampak positif terhadap kesehatan, seperti meningkatnya
penghasilan pekerja, kondisi tempat tinggal yang lebih baik dan meningkatkan
pelayanan, tetapi kegiatan industrilisasi juga memberikan dampak yang tidak
baik juga terhadap kesehatan di tempat kerja dan masyarakat pada umumnya.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan K3 di perusahaan?
2. Apa fungsi dan tujuan dari K3 ?

C. Maksud Dan Tujuan


1. Untuk mengetahui pengertian kesehatan dan keselamatan kerja
2. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan kesehatan dan keselamatan kerja.
3. Untuk mengetahui peran atau tugas kesehatan masyarakat terhadap K3
4. Untuk mengetahui kesehatan dan keselamatan kerja di perusahaan

D. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini khususnya untuk mahasiswa
adalah untuk menambah pengetahuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja
diperusahaan, dan diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca makalah ini serta
untuk memenuhi tugas mata kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu sistem program yang
dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif)
timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam
lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif
bila terjadi hal demikian.
Kesehatan dan keselatan kerja (K3) adalah hal yang sangat penting bagi
setiap orang yang bekerja dalam lingkungan perusahaan, terlebih yang bergerak
di bidang produksi khususnya, dapat pentingnya memahami arti kesehatan dan
keselamatan kerja dalam bekerja kesehariannya untuk kepentingannya sendiri
atau memang diminta untuk menjaga hal-hal tersebut untuk meningkatkan kinerja
dan mencegah potensi kerugian bagi perusahaan.
Namun yang menjadi pertanyaan adalah seberapa penting perusahaan
berkewajiban menjalankan prinsip kesehatan dan keselamatan kerja di
lingkungan perusahaannya. Patut diketahui pula bahwa ide tentang kesehatan dan
keselamatan kerja sudah ada sejak 20 (dua puluh) tahun lalu, namun sampai kini
masih ada pekerja dan perusahaan yang belum memahami korelasi kesehatan dan
kselamatan kerjaa dengan peningkatan kinerja perusahaan, bahkan tidak
mengetahui aturannya tersebut. Sehingga seringkali mereka melihat peralatan
kesehatan dan keselamatan kerja adalah sesuatu yang mahal dan seakan-akan
mengganggu proses berkerjanya seorang pekerja. Untuk menjawab itu kita harus
memahami filosofi pengaturan kesehatan dan keselamatan kerja yang telah
ditetapkan pemerintah dalam undang undang.

6
B. Undang-Undang Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)
UU Keselamatan Kerja yang digunakan untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja, menjamin suatu proses produksi berjalan teratur dan sesuai
rencana, dan mengatur agar proses produksi berjalan teratur dan sesuai rencana,
dan mengatur agar proses produksi tidak merugikan semua pihak. Setiap tenaga
kerja berhak mendapatkan perlindungan keselamatan dalam melakukan
pekerjaannya untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta produktivitas
nasional.
UU Keselamatan Kerja yang berlaku di Indonesia sekarang adalah UU
Keselamatan Kerja (UUKK) No. 1 tahun 1970. Undang-undang ini merupakan
undang-undang pokok yang memuat aturan-aturan dasar atau ketentuan-
ketentuan umum tentang keselamatan kerja di segala macam tempat kerja yang
berada di wilayah kekuasaan hukum NKRI.
Dasar hukum UU No. 1 tahun 1970 adalah UUD 1945 pasal 27 (2) dan
UU No. 14 tahun 1969. Pasal 27 (2) menyatakan bahwa: “Tiap-tiap warganegara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Ini berarti
setiap warga negara berhak hidup layak dengan pekerjaan yang upahnya cukup
dan tidak menimbulkan kecelakaan/ penyakit. UU No. 14 tahun 1969
menyebutkan bahwa tenaga kerja merupakan modal utama serta pelaksana dari
pembangunan. Ruang lingkup pemberlakuan UUKK dibatasi oleh adanya 3 unsur
yang harus dipenuhi secara kumulatif terhadap tempat kerja.
Tiga unsur yang harus dipenuhi adalah:
1. Tempat kerja di mana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.

2. Adanya tenaga kerja, dan

3. Ada bahaya di tempat kerja (Suma’mur, 1981).

7
UUKK bersifat preventif, artinya dengan berlakunya undang-undang ini,
diharapkan kecelakaan kerja dapat dicegah. Inilah perbedaan prinsipil yang
membedakan dengan undang-undang yang berlaku sebelumnya. UUKK
bertujuan untuk mencegah, mengurangi dan menjamin tenaga kerja dan orang
lain ditempat kerja untuk mendapatkan perlindungan, sumber produksi dapat
dipakai dan digunakan secara aefisien, dan proses produksi berjalan lancar
(Hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja, 2007).

C. Tujuan dan fungsi Kesehatan, Keselamatan Dan Keamanan Kerja


Kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja bertujuan untuk menjamin
kesempurnaan atau kesehatan jasmani dan rohani tenaga kerja serta hasil karya
dan budayanya. Secara singkat, ruang lingkup kesehatan, keselamatan, dan
keamanan kerja adalah sebagaai berikut :
1. Memelihara lingkungan kerja yang sehat.

2. Mencegah, dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat pekerjaan sewaktu


bekerja.

3. Mencegah dan mengobati keracunan yang ditimbulkan dari kerja

4. Memelihara moral, mencegah, dan mengobati keracunan yang timbul dari kerja.

5. Menyesuaikan kemampuan dengan pekerjaan, dan

6. Merehabilitasi pekerja yang cedera atau sakit akibat pekerjaan. Keselamatan kerja
mencakup pencegahan kecelakaan kerja dan perlindungan terhadap terhadap
tenaga kerja dari kemungkinan terjadinya kecelakaan sebagai akibat dari kondisi
kerja yang tidak aman dan atau tidak sehat.

8
Syarat-syarat kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja ditetapkan
sejak tahap perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan,
pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan, dan penyimpanan bahan,
barang, produk teknis, dan aparat produksi yang mengandung dan dapat
menimbulkan bahaya kecelakaan.
Adapun yang menjadi tujuan keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan
untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas
nasional.
2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada ditempat kerja.
3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.

Dalam hubungan kondisi-kondisi dan situasi di Indonesia, keselamatan kerja


dinilai seperti berikut:
1. Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat dan
kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik adalah
pintu gerbang bagi keamanan tenaga kerja, kecelakaan selain menjadi sebab
hambatan-hambatan langsung juga merupakan kerugian-kerugian secara tidak
langsung, yakni kerusakan mesin dan peralatan kerja, terhentinya proses
produksi untuk beberapa saat, kerusakan pada lingkungan kerja dan lain-lain.
Biaya-biaya sebagai akibat kecelakaan kerja, baik langsung ataupun tidak
langsung, cukup bahkan kadang-kadang terlampau besar sehingga bila
diperhitungkan secara nasional hal itu merupakan kehilangan yang berjumlah
besar.
2. Analisa kecelakaan secara nasional berdasarkan angka-angka yang masuk atas
dasar wajib lapor kecelakaan dan data kompensasinya, dewasa ini seolah-olah
relatif rendah dibandingkan dengan banyaknya jam kerja tenaga kerja.
3. Potensi-potensi bahaya yang mengancam keselamatan pada berbagai sektor
kegiatan ekonomi jelas dapat diobservasi, misalnya: (a) Sektor pertanian yang

9
juga meliputi perkebunan menampilkan aspek-aspek bahaya potensial seperti
modernisasi pertanian dengan penggunaan racun-racun hama dan pemakaian
alat baru seperti mekanisasi. (b) Sektor industri disertai bahaya-bahaya potensial
seperti keracunan- keracunan bahan kimia, kecelakaan-kecelakaan oleh mesin,
kebakaran, ledakan-ledakan dan lain-lain. (c) Sektor pertambangan mempunyai
risiko-risiko khusus sebagai akibat kecelakaan tambang, sehingga keselamatan
pertambangan perlu dikembangkan secara sendiri, minyak dan gas bumi
termasuk daerah rawan kecelakaan. (d) Sektor perhubungan ditandai dengan
kecelakaankecelakaan lalu lintas darat, laut dan udara serta bahaya-bahaya
potensial pada industri pariwisata, demikian pula telekomunikasi mempunyai
kekhususan dalam risiko bahaya. (e) Sektor jasa, walaupun biasanya tidak rawan
kecelakaan juga menghadapkan problematik bahaya kecelakaan khusus.
4. Menurut observasi, angka frekuensi untuk kecelakaan-kecelakaan ringan yang
tidak menyebabkan hilangnya hari kerja tetapi hanya jam kerja masih terlalu
tinggi. Padahal dengan hilangnya satu atau dua jam sehari mengakibatkan
kehilangan jam kerja yang besar secara keseluruhan.
5. Analisa kecelakaan memperlihatkan bahwa untuk setiap kecelakaan ada faktor
penyebabnya, sebab-sebab tersebut bersumber kepada alat-alat mekanik dan
lingkungan serta kepada manusianya sendiri. Untuk mencegah kecelakaan,
penyebab-penyebab ini harus dihilangkan.
6. 85% dari sebab-sebab kecelakaan adalah faktor manusia, maka dari itu usaha-
usaha keelamatan selain ditujukan kepada teknik mekanik juga harus
memperhatikan secara khusus aspek manusiawi. Dalam hubungan ini,
pendidikan dan penggairahan keselamatan kerja kepada tenaga kerja merupakan
sarana yang sangat penting.
7. Sekalipun upaya-upaya pencegahan telah maksimal, kecelakaan masih mungkin
terjadi dan dalam hal ini adalah besar peranan kompensasi kecelakaan sebagai
suatu segi jaminan sosial untuk meringankan beban penderita.

10
D. Tugas Kesehatan Masyarakat Dalam Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
(K3)
1. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan
kesehatan khusus.
2. Pembinaan dan pengawasan atas penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga kerja.
3. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja
4. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan sanitair.
5. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan untuk kesehatan tenaga kerja
6. Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum dan penyakit akibat Kerja.
7. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
8. Pendidikan kesehatan untuk tenaga kerja dan latihan untuk petugas
9. Memberikan nasihat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja,
pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan
makanan di tempat kerja
10. Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau penyakit akibat kerja
Pembinaan dan pengawasan terhadap tenaga kerja yang mempunyai kelainan
tertentu dalam Kesehatannya
11. Memberikan laporan berkala tentang pelayanan kesehatan kerja kepada
Pengurus.

11
BAB III
PEMBAHASAN

A. Definisi Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)


Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah
tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan
budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur (Mangkunegara, 2002)
keselamatan kerja merupakan untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan
tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan
(Suma’mur, 2001)
Kesehatana dan keselamatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan
proses produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah
Indonesia merdeka menimbulkan konsekwensi meningkatkan intensitas kerja
yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan kerja.

B. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Di Perusahaan


1. Definisi perusahaan

Perusahaan adalah sutu organisasi dimana sumber daya (input) dasar


seperti bahan dan tenaga kerja dikelola serta diproses untuk menghasilkan barang
atau jasa (output) kepada pelanggan. Hampir di semua perusahaan mempunyai
tujuan yang sama, yaitu memaksimalkan laba. Jenis perusahaan dibedakan
menjadi tiga, yaotu: perusahaan manufaktur, perusahaan dagang, dan perusahaan
jasa

12
2. Pada Perusahaan PT. Garuda Indonesia

Penerbangan Komersial Pertama Indonesia Penerbangan sipil Indonesia


tercipta pertama kali atas inisatif Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI)
dengan menyewakan pesawat yang dinamai “Indonesian Airways” kepada
pemerintah Burma pada 26 Januari 1949. Peran “Indonesian Airways” pun
berakhir setelah disepakatinya Konferensi Meja Bundar (KMB) pada 1949.
Seluruh awak dan pesawatnya pun baru bisa kembali ke Indonesia pada 1950.
Setibanya di Indonesia, semua pesawat dan fungsinya dikembalikan kepada
AURI ke dalam formasi Dinas Angkutan Udara Militer

Lahirnya Garuda Indonesian Airways (GIA) Pada 21 Desember 1949


dilaksanakan perundingan lanjutan dari hasil KMB antara pemerintah Indonesia
dengan maskapai KLM mengenai berdirinya sebuah maskapai nasional. Presiden
Soekarno memilih dan memutuskan “Garuda Indonesian Airways” (GIA) sebagai
nama maskapai ini. Dalam mempersiapkan kemampuan staf udara Indonesia,
maka KLM bersedia menempatkan sementara stafnya untuk tetap bertugas
sekaligus melatih para staf udara Indonesia. Karena itulah pada masa peralihan
ini Direktur Utama pertama GIA merupakan orang Belanda, Dr. E. Konijneburg.
Armada pertama GIA pertama pun merupakan peninggalan KLM-IIB.

gambar 1 struktur organisasi perusahaan

13
1. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Direktur

Berperan dalam mengandalikan system manajemen dalam suatu


organisasi perusahaan.
2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Manajer Kontruksi

Konstruksi mempunyai tugas memberikan pertimbangan teknis kepada


direktur perusahaan , terhadap perencanaan struktur pengorganisasian dibawah
tanah oleh konsultan perencana/ arsitek dalam rangka permohonan IM, bekerja
sama dengan tim di area proyek mempersiapkan bahan bahan berikut :
a) Membuat “ijin kerja khusus” untuk memulai bekerja
b) Memberikan safety briefing sebelum memulai pekerjaan.
c) Melakukan SHE Induksi bagi karyawan baru
d) Melakukan pemeriksaan rutin kendaraan dan peralatan yang digunakan dalam
proyek.
e) Melakukan pemeriksaan rutin peralatan “keadaan tanggap darurat
f) Melakukan inspeksi / safety patrol si area kerja dan
g) informasikan ke karyawan jika ada temuan.
h) Memeriksa area sebelum dan sesudah waktu kerja
i) Melakukan investigasi kecelakaan.
j) Mengkoordinasikan evakuasi pekerja / karyawan dalam hal terjadi keadaan
darurat.
k) Memberikan SWA (Stop Otoritas Kerja) di lapangan untuk pekerjaan yang
berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja atau kerusakan peralatan.
l) Memberikan saran dan masukkan untuk program pembangunan SHE
m) Memberikan peringatan kepada pekerja yang tidak memakai atau
penyalahgunaan alat.
n) Membuat laporan tiap bulan kinerja SHE di Site (KPI) dan didistribusikan ke
kantor pusat

14
3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bagian Tim Arsitek

Arsitek berperan sebagai pendamping, atau wakil dari pemberi tugas


(pemilik bangunan). Arsitek harus mengawasi agar pelaksanaan di
lapangan/proyek sesuai dengan bestek dan perjanjian yang telah dibuat. Dalam
proyek yang besar, arsitek berperan sebagai direksi, dan memiliki hak untuk
mengontrol pekerjaan yang dilakukan kontraktor. Bilamana terjadi penyimpangan
di lapangan, arsitek berhak menghentikan, memerintahkan perbaikan atau
membongkar bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang disepakati.

4. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Tim Kontruksi


 Tugas Kontruksi
1. Sebelum bekerja di area perusahaan, kontraktor harus mengisi form ijin
kerja kontraktor. ( disetujui oleh Manager seksi di perusahaan)
2. Pimpinan kontraktor harus memastikan bahwa peralatan K3L yang
dipersyaratkan dalam bekerja telah dipenuhi dan digunakan oleh
karyawannya.( Alat pelindung diri, Alat pemadam kebakaran, dll )
3. Kontraktor harus mematuhi peraturan yang berlaku di PT GARUDA
INDONESIA .
4. Apabila kontraktor melakukan pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan
khusus maka kontraktor harus mengikuti ketentuan yang ada dalam
prosedur ijin kerja khusus.
5. Apabila di dalam pekerjaan tersebut mengandung potensi bahaya untuk
terjadinya pencemaran lingkungan maka kontraktor harus mengikuti
ketentuan yang ada dalam prosedur ijin kerja khusus.
6. Setelah selesai bekerja kontraktor harus membersihkan tempat kerja.

15
 Fungsi Apd Tim Kontruksi ( Alat Pelindung Diri )
7. Helmet Melindungi kepala dari benda keras, saat terjatuh, kejatuhan
benda.
8. Topi Sebagai identitas untuk membedakan antara karyawan, kontraktor,
dan lain-lain.
9. Sabuk Pengaman Mencegah jatuh dari atas pada saat bekerja di tempat
yang tinggi.
10. Kacamata safety Melindungi mata dari benda kecil / serbuk yang
mengenai mata.
11. Kaca mata Melindungi mata dari percikan benda berbahya
12. Masker kain Melindungi alat pernapasan dari masuknya debu.
13. Masker Gas Melindungi alat pernapasan dari masuknya zat berbahaya (
gas, bahan kimia dan bau yang enyengat )
14. Sarung tangan katun Untuk menangani benda yang panas dan tajam
15. Sepatu safety Melindungi kaki dari kejatuhan benda berat, menginjak
benda tajam.

5. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Karyawan Pekerja Tambang

Alat pelindung diri adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga
kerja untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan
adanya potensi bahaya / kecelakaan kerja. Alat pelindung diri dipakai sebagai
upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa
(engineering) dan administratif tidak dapat dilakukan dengan baik. Namun
pemakaian alat pelindung diri bukanlah pengganti dari kedua usaha tersebut,
namun sebagai usaha akhir. Kegunaannya melindungi kepala terhadap bahaya
listrik, mekanik, kimia, panas dll. Terbuat dari bahan polyethylene, plastik, katun,
aluminium dan bahan sintetis lainnya.

16
Contoh :
 Pelindung wajah dan mata
Kegunaannya melindungi mata dari loncatan bunga api, loncatan benda-
benda kerja, percikan bahan kimia dan sinar yang bersifat keras
 Topi Pengaman (helmet)
Melindungi kepala dari kemungkinan benturan atau pukulan dan
kejatuhan benda.
 Pelindung telinga
Memiliki kegunaan melindungi pendengaran petugas dari suara keras
yang melampaui batas kekuatan pendengar dengan spesifikasi sesuai tempat
kerja. Pelindung telinga ini terbuat dari karet.
 Pelindung Kaki
Kegunaannya melindungi kaki terhadap bahaya listrik, mekanik, kimia,
panas, dll. Dengan spesifikasi daya sekat 1 – 6 kV, 6 – 20 kV dan terbuat dari
bahan karet, kulit, kanvas, dan bahan sintesis lainnya.
 Pelindung Tangan
Kegunaannya melindungi tangan terhadap bahaya listrik, mekanik,
kimia, panas dll , dengan spesifikasi daya sekat l.000 Volt, I-6 kV, 6 k V. Terbuat
dari bahan katun, nilon, kanvas, kufit, karet, lapisan asbes dan bahan sintetis
lainnya dan memiliki ukuran pendek dan panjang.
 Pakaian Pelindung
Kegunaannya melindungi badan terhadap bahaya listrik, mekanik, kimia,
panas dll. Dengan spesifikasi besar (LL), besar (L), sedang (M) dan kecil (S).
terbuat dari bahan katun, karet, neoprene, polveethane, campuran/lapisan sabes,
timah hitam dan bahan sintesis lainya.

17
C. Peran K3 Terhadap Upaya Kesehatan Masyarakat
Peran tenaga kesehatan dalam menangani korban kecelakaan kerja adalah
menjadi melalui pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui pemeriksaan
kesehatan pekerja yang meliputi pemeriksaan awal, pemeriksaan berkala dan
pemeriksaan khusus. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit pada
tempat kerja dapat dilakukan dengan penyuluhan tentang kesehatan dan
keselamatan kerja. Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi
kebutuan hidupnya. Dalam bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan karena seseorang yang
mengalami sakit atau kecelakaan dalam bekerja akan berdampak pada diri,
keluarga dan lingkungannya. Salah satu komponen yang dapat meminimalisir
Kecelakaan dalam kerja adalah tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan mempunyai
kemampuan untuk menangani korban dalam kecelakaan kerja dan dapat
memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk menyadari pentingnya
keselamatan dan kesehatan kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran
dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun
rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan
budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian
secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Status kesehatan masyarakat pekerja di Indonesia pada umumnya belum
memuaskan. Dari beberapa hasil penelitian didapat gambaran bahwa 30-40%
masyarakat pekerja kurang kalori protein, 30% menderita anemia gizi dan 35%
kekurangan zat besi tanpa anemia. Kondisi kesehatan seperti ini tidak
memungkinkan bagi para pekerja untuk bekerja dengan produktivitas yang
optimal
Kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dapat saling berkaitan. Pekerja
yang menderita gangguan kesehatan atau penyakit akibat kerja cenderung lebih

18
mudah mengalami kecelakaan kerja. Menengok ke negara-negara maju,
penanganan kesehatan pekerja sudah sangat serius. Mereka sangat menyadari
bahwa kerugian ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan atau negara akibat suatu
kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja sangat besar dan dapat ditekan
dengan upaya-upaya di bidang kesehatan dan keselamatan kerja
Di negara maju banyak pakar tentang kesehatan dan keselamatan kerja
dan banyak buku serta hasil penelitian yang berkaitan dengan kesehatan tenaga
kerja yang telah diterbitkan. Di era globalisasi ini kita harus mengikuti trend yang
ada di negara maju. Dalam hal penanganan kesehatan pekerja, kitapun harus
mengikuti standar internasional agar industri kita tetap dapat ikut bersaing di
pasar global. Dengan berbagai alasan tersebut rumah sakit pekerja merupakan hal
yang sangat strategis. Ditinjau dari segi apapun niscaya akan menguntungkan
baik bagi perkembangan ilmu, bagi tenaga kerja, dan bagi kepentingan (ekonomi)
nasional serta untuk menghadapi persaingan global. Diharapkan di setiap
kawasan industri akan berdiri rumah sakit pekerja sehingga hampir semua
pekerja mempunyai akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang
komprehensif. Setelah itu perlu adanya rumah sakit pekerja sebagai pusat rujukan
nasional. Sudah barang tentu hal ini juga harus didukung dengan meluluskan
spesialis kedokteran okupasi yang lebih banyak lagi.

19
D. Studi Kasus
KECELAKAAN KERJA
Kecelakaan Bagian Ground Handling

Ground handling yaitu pada fase atau tahap pre flight service dan post
flight service yaitu penanganan penumpang dan pesawat selama berada di Bandar
udara. Tujuan atau sasaran dari Ground

handling sendiri, adalah


1. Safety (keselamatan),
2. Reliability (keandalan),
3. Ontime performance (tepat waktu),
4. Customer satisfication (kepuasan pelanggan).

Ground handling mempunyai 6 unit pekerjaan yaitu security, pasasi,


operation, kargo, GSE, dan administration yang dikerjakan oleh sumber daya
manusia, sementara atau porter dan cleaner yang dikerjakan oleh pekerja kontrak.
Aktivitas ground handling memiliki potensi bahaya yang dapat terjadi berupa
cidera ringan maupun berat, terpajan uap hydrocarbon, iritasi, gangguan
pernapasan, gangguan otot dan rangka, tertabrak peralatan lain, dan lainlain. Hal
tersebut dapat dipengaruhi faktor eksternal (lingkungan) dan internal (pekerja).
Faktor eksternal dapat berupa kebisingan, panas, getaran, pencahayaan, udara dan
temperatur. Sedangkan faktor internal dapat berupa kepatuhan dalam memakai alat
pelindung diri, melakukan tindakan yang tidak aman, kurangnya pengetahuan atau
keterampilan

20
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penilaian risiko pada bandar udara sangatlah penting. Setiap bandar udara
mempunyai standar opersional prosedur terutama dalam hal operasional, fasilitas
dan jumlah pergerakan pesawat udara, sehingga pengembangan sistem
manajemen keselamatan untuk penumpang hingga petugas terbentuk mengikuti
karakteristik tersebut. Aktivitas ground handling rawan akan terjadinya
kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dalam pelaksanaannya, sehingga
penerapan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dan penggunaan alat pelindung
diri (APD) yang baik sangat berpengaruh terhadap keselamatan pekerja. Faktor
risiko yang berpengaruh dalam terjadinya kecelakaan kerja adalah faktor
lingkungan,faktor individu dan faktor pendukung lainnya
B. Saran
Dengan adanya system kesehatan dan keselamataan kerja para karyawan
atau pekerja dapat lebih memperhatikan kesehatan dan keselamatannya dalam
bekerja sehingga resiko terkena kecelakaan kerja dapat diantisipasi dengan
penggunaan alat pelindung diri (APD) yang khusus.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.garuda-indonesia.com/id/id/corporate-partners/company-profile/
index

21
22

Anda mungkin juga menyukai