Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ARTI PENTING, FUNGSI, PERAN DAN CAKUPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA

Disusun Gnna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kesehatan Dan Keselamatan Kerja

Dosen pengampu : Ns. H. Nindawi, S.Kep., M.M., M.kes

Disusun Oleh :
Leli Kurniatul Laili ( kelas 1c )
NRP.3341220114

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN JURUSAN KESEHATAN


POLITEKNIK NEGERI MADURA
TAHUN 2022-2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberkati penulis sehingga makalah yang berjudul “Penerapan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja di PT.Perusahaan Gas Negara”
bisa terselesaikan dengan baik. Meskipun banyak hambatan yang
penulis alami dalam proses pengerjaannya, tetapi penulis berhasil
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas
Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Dalam penyusunan makalah ini
penulis banyak mendapat referensi dan petunjuk dari berbagai buku
dan website.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih belum
sempurna, maka saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis
harapkan demi perbaikan makalah selanjutnya. Akhirnya penulis
berharap semoga makalah ini bermanfaat dalam bidangnya.

Sampang, 23 Oktober 2022

Penulis

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................- 1 -
1.1    Latar Belakang.....................................................................................................................- 1 -
1.2  Rumusan Masalah..................................................................................................................- 1 -
1.3  Tujuan....................................................................................................................................- 2 -
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................- 3 -
2.1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja........................................................................- 3 -
2.2 Penerapan Kesehatan Keselamatan Kerja dalam Perusahaan..................................................- 4 -
2.3 Standar Kesehatan keselamatan Kerja Perusahaan..................................................................- 6 -
BAB III HASIL OBSERVASI.........................................................................................................- 9 -
3.1 Profil PT. Perusahaan Negara Perusahaan...............................................................................- 9 -
3.1.1 Lokasi Perusahaan............................................................................................................- 9 -
3.1.2 Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).........................................................- 9 -
3.1.3 Kegiatan Perusahaan......................................................................................................- 10 -
3.1.4 Penanganan bahaya dan dampak....................................................................................- 10 -
3.1.5 Kebijakan Umum K3.....................................................................................................- 11 -
3.1.6 Pengelolaan Bahaya dan Dampak di PT.Perusahaan Gas Negara(persero)Tbk.............- 12 -
3.1.7 Analisis Keselamatan Kerja............................................................................................- 13 -
3.1.8 Insiden di PT.Perusahaan Gas Negara (persero)Tbk.......................................................- 13 -
BAB IV PEMBAHASAN..............................................................................................................- 14 -
4.1 PT. Perusahaan Gas Negara...................................................................................................- 14 -
BAB V PENUTUP..............................................................................................................................- 16 -
5.1 Kesimpulan............................................................................................................................- 16 -
5.2 Saran.....................................................................................................................................- 16 -
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................- 17 -

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah
tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan
budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
Keselamatan dan keamanan kerja mempunyai banyak pengeruh terhadap
faktor kecelakaan, karyawan harus mematuhi standart (K3) agar tidak
menjadikan hal-hal yang negative bagi diri karyawan. Terjadinya kecelakaan
banyak dikarenakan oleh penyakit yang diderita karyawan tanpa sepengetahuan
pengawas (K3), seharusnya pengawasan terhadap kondisi fisik di terapkan saat
memasuki ruang kerja agar mendeteksi sacera dini kesehatan pekerja saat akan
memulai pekerjaanya. Keselamatan dan kesehatan kerja perlu diperhatikan
dalam lingkungan kerja, karena kesehatan merupakan keadaan atau situasi sehat
seseorang baik jasmani maupun rohani sedangkan keselamatan kerja suatu
keadaan dimana para pekerja terjamin keselamatan pada saat bekerja baik itu
dalam menggunakan mesin, pesawat, alat kerja, proses pengolahan juga tempat
kerja dan lingkungannya juga terjamin. Apabila para pekerja dalam kondisi
sehat jasmani maupun rohani dan didukung oleh sarana dan prasarana yang
terjamin keselamatannya maka produktivitas kerja akan dapat ditingkatkan.
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang kompleks, yang saling berkaitan
dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Banyak faktor yang
mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan
masyarakat, antara lain: keturunan, lingkungan, perilaku, dan pelayanan
kesehatan.
1.2  Rumusan Masalah

Penulisan makalah mengenai keselamatan dan kesehatan kerja,


dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang keselamatan dan
kesehatan kerja (K3). Berdasarkan hal tersebut, dirumuskan beberapa masalah
sebagai berikut:

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan kesehatan dan keselamatan kerja (K3)?

1.2.2 Bagaimana penerapan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di


perusahaan?

1.2.3 Bagaimana standar kesehatan dan keselamatan kerja (K3) perusahaan?

1
1.2.4 Bagaimana profil dari PT .Perusahaan Gas Negara?

1.2.5 Apa saja resiko bahaya yang mungkin terjadi di lokasi produksi?

1.2.6 Apa saja kecelakaan yang teradi di lokasi produksi?

1.2.7 Bagaimana cara menanggulangi kecelakaan yang terjadi?

1.2.8 Bagaimana tinjauan K3 PT. Perusahaan Gas Negara ?

1.3  Tujuan    


 
1.3.1 Mengetahui penerapan kesehatan dan keselamatan kerja di perusahaan.

1.3.2 Mengetahui standar kesehatan dan keselamatan kerja perusahaan.

1.3.3 Mengetahui profil perusahaan PT .Perusahaan Gas Negara.

1.3.4 Mengetahui resiko bahaya yang mungkin terjadi di lokasi produksi.

1.3.5 Mengetahui kecelakaan yang terjadi di lokasi produksi.

1.3.6 Mengetahui cara menanggulangi kecelakaan yang terjadi.

1.3.7 Mengetahui tinjauan K3 PT Perusahaan Gas Negara.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut Mondy (2008) keselamatan kerja adalah perlindungan karyawan


dari luka-luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang terkait dengan pekerjaan.
Resiko keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat
menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar,
keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran.
Sedangkan kesehatan kerja adalah kebebasan dari kekerasan fisik. Resiko
kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja
melebihi periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stres
emosi atau gangguan fisik.
Beberapa pendapat mengenai pengertian keselamatan dan kesehatan kerja
antara lain:
a)      Menurut Mangkunegara (2002) Keselamatan dan kesehatan kerja
adalahsuatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada
khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk
menuju masyarakat adil dan makmur.
b)      Menurut Suma’mur (2001), keselamatan kerja merupakan rangkaian
usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para
karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.
c)      Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja
adalah kondisikeselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan
dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi
mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja .
d)     Mathis dan Jackson (2002), menyatakan bahwa Keselamatan
adalahmerujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang
terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk
pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.
e)      Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000),
mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam
pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan
maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja
tersebut.

3
f)       Jackson (1999), menjelaskan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja
menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga
kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh
perusahaan.
Kesehatan pekerja bisa terganggu karena penyakit, stres, maupun karena
kecelakaan. Program kesehatan yang baik akan menguntungkan para pekerja
secara material, selain itu mereka dapat bekerja dalam lingkungan yang lebih
nyaman, sehingga secara keseluruhan para pekerja akan dapat bekerja secara
lebih produktif
Keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata ‘safety’ dan biasanya
selalu dikaitkan dengan keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka
(accident) atau nyaris celaka (near-miss). Jadi pada hakekatnya keselamatan
sebagai suatu pendekatan keilmuan maupun sebagai suatu pendekatan praktis
mempelajari faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan
dan berupaya mengembangkan berbagai cara dan pendekatan untuk
memperkecil resiko terjadinya kecelakaan. Dalam memepelajari faktor faktor
yang dapat menyebabkan manusia mengalami kecelakan inilah berkembang
berbagai konsep dan teori tentang kecelakaan (accident theories). Teori
tersebut umumnya ada yang memusatkan perhatiannya pada faktor penyebab
yang ada pada pekerjaan atau cara kerja, ada yang lebih memperhatikan
faktor penyebab pada peralatan kerja bahkan ada pula yang memusatkan
perhatiannya pada faktor penyebab pada perilaku manusianya.

Kesehatan berasal dari bahasa Inggris ‘health’, yang dewasa ini tidak
hanya berarti terbebasnya seseorang dari penyakit, tetapi pengertian sehat
mempunyai makna sehat secara fisik, mental dan juga sehat secara sosial.
Dengan demikian pengertian sehat secara utuh menunjukkan pengertian
sejahtera (well-being). Kesehatan sebagai suatu pendekatan keilmuan
maupun pendekatan praktis juga berupaya mempelajari faktor-faktor yang
dapat menyebabkan manusia menderita sakit dan sekaligus berupaya untuk
mengembangkan berbagai cara atau pendekatan untuk mencegah agar
manusia tidak menderita sakit, bahkan menjadi lebih sehat.

2.2 Penerapan Kesehatan Keselamatan Kerja dalam Perusahaan


Penerapan program K3 dalam perusahaan akan selalu terkait dengan
landasan hukum penerapan program K3 itu sendiri. Landasan hukum tersebut
memberikan pijakan yang jelas mengenai aturan yang menentukan
bagaimana K3 harus diterapkan.

4
Berdasarkan Undang-Undang no.1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1, syarat
keselamatan kerja yang juga menjadi tujuan pemerintah membuat aturan K3
adalah :

a.    Mencegah dan mengurangi kecelakaan.


b.    Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
c     Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
d.    Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau
kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
e.    Memberi pertolongan pada kecelakaan.
f.    Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.
g.   Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu,
kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan
getaran.
h.   Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik
maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan.
i.   Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
j.    Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.
k.   Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
l.    Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
m.  Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara
dan proses kerjanya.
n.   Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman
atau barang.
o.  Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
p.  Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan
penyimpanan barang.
q.  Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
r.   Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi. 
            Undang-Undang tersebut selanjutnya diperbaharui menjadi Pasal 86
ayat 1 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 yang menyebutkan bahwa setiap
pekerja/ buruh berhak untuk memperoleh perlindungan atas:
a)  Keselamatan dan kesehatan kerja
b)  Moral dan kesusilaan
c)  Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-
nilai agama.
Sedangkan ayat 2 dan 3 menyebutkan bahwa “untuk melindungi
keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang
optimal   diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.” (ayat 2),
“Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)

5
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.”
(ayat 3). Dalam Pasal 87  juga dijelaskan bahwa Setiap perusahaan wajib
menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
terintegrasi dengan sistem manajemen.
2.3 Standar Kesehatan keselamatan Kerja Perusahaan
Standar adalah sebuah norma atau patokan yang diterima dan
disetujui untuk mengukur sesuatu kuantitas dan kualitas. Standar kualitas
menyatakan sesuatu secara spesifik tetapi tanpa kuantitas yang eksak.
Standar ini dikategorikan menjadi dua :

a.         Standar berdasar konsensus, ialah standar yang disetujui oleh


sekelompok orang, namun pemakaiannya tidak ditentukan oleh
undang-undang.

b.        Standar di bawah peraturan, adalah standar yang pemakiannya


diwajibkan oleh pemerintah. Selain penggolongan standar ke dalam
standar konsensus dan standar di bawah peraturan, masih ada
penggolongan lain dengan dasar yang lain, ialah : Standar Spesifikasi,
ialah standar yang menerangkan kondisi fisis dan Standar performa,
ialah standar yang menentukan bagaimana sesuatu pekerjaan itu harus
dilaksanakan atau apakah yang harus dicapai.

1.      Undang-undang Keselamatan Kerja

UU Keselamatan Kerja yang digunakan untuk mencegah terjadinya


kecelakaan kerja, menjamin suatu proses produksi berjalan teratur dan
sesuai rencana, dan mengatur agar proses produksi berjalan teratur dan
sesuai rencana, dan mengatur agar proses produksi tidak merugikan
semua pihak. Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan
keselamatan dalam melakukan pekerjaannya untuk kesejahteraan dan
meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.

UU Keselamatan Kerja yang berlaku di Indonesia sekarang adalah


UU Keselamatan Kerja (UUKK) No.1 tahun 1970. Undang-undang ini
merupakan undang-undang pokok yang memuat aturan-aturan dasar atau
ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja di segala macam
tempat kerja yang berada di wilayah kekuasaan hukum NKRI. Dasar
hukum UU No. 1 tahun 1970 adalah UUD 1945 pasal 27 (2) dan UU
No. 14 tahun 1969. Pasal 27 (2) menyatakan bahwa: “Tiap-tiap warga
negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
6
kemanusiaan”. Ini berarti setiap warga negara berhak hidup layak
dengan pekerjaan yang upahnya cukup dan tidak menimbulkan
kecelakaan/ penyakit. UU No. 14 tahun 1969 menyebutkan bahwa
tenaga kerja merupakan modal utama serta pelaksana dari
pembangunan.

Ruang lingkup pemberlakuan UUKK dibatasi oleh adanya 3 unsur


yang harus dipenuhi secara kumulatif terhadap tempat kerja. Tiga unsur
yang harus dipenuhi adalah:

1.    Tempat kerja di mana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.

2.    Adanya tenaga kerja, dan

3.    Ada bahaya di tempat kerja.

UUKK bersifat preventif, artinya dengan berlakunya undang-


undang ini, diharapkan kecelakaan kerja dapat dicegah. Inilah perbedaan
prinsipil yang membedakan dengan undang-undang yang berlaku
sebelumnya. UUKK bertujuan untuk mencegah, mengurangi dan
menjamin tenaga kerja dan orang lain ditempat kerja untuk mendapatkan
perlindungan, sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara
aefisien, dan proses produksi berjalan lancar.

2.      Prosedur yang Berkaitan dengan Keamanan

Prosedur yang berkaitan dengan keamanan (SOP, Standards


Operation Procedure) wajib dilakukan. Prosedur itu antara lain adalah
penggunaan peralatan kesalamatan kerja. Fungsi utama dari peralatan
keselamatan kerja adalah melindungi dari bahaya kecelakaan kerja dan
mencegah akibat lebih lanjut dari kecelakaan kerja. Pedoman dari ILO
(International Labour Organization) menerangkan bahawa kesehatan
kerja sangat penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
Pedoman itu antara lain:

a.    Melindungi pekerja dari setiap kecelakaan kerja yang mungkin


timbul dari pekerjaan dan lingkungan kerja.

b.    Membantu pekerja menyesuaikan diri dengan pekerjaannya.

c.    Memelihara atau memperbaiki keadaan fisik, mental, maupun sosial


para pekerja.

7
Alat keselamatan kerja yang biasanya dipakai oleh tenaga kerja
adalah helm, masker, kacamata, atau alat perlindungan telinga tergantung
pada profesinya. Pada waktu melaksanakan pekerjaan, badan kita harus
benar-benar terlindung dari kemungkinan terjadinya kecelakaan. Untuk
melindungi diri dari resiko yang ditimbulkan akibat kecelakaan, maka
badan kita perlu menggunakan ala-alat pelindung ketika melaksanakan
suatu pekerjaan. Berikut ini akan diuraikan beberapa alat pelindung yang
biasa dipakai dalam melakukan pekerjaan listrik dan elektronika.

Pemilihan dan pemakaian pakaian kerja dilakukan berdasarkan


ketentuan berikut. Pemakaian pakaian mempertimbangkan bahaya yang
mungkin dialami. Pakaian longgar, sobek, dasi, dan arloji tidak boleh
dipakai di dekat bagian mesin. Jika kegiatan produksi berhubungan dengn
bahaya peledakan/ kebakaran maka harus memakai pakaian yang terbuat
dari seluloid. Baju lengan pendek lebih baik daripada baju lengan
panjang. Benda tajam atau runcing tidak boleh dibawa dalam kantong.
Tenaga kerja yang berhubungan langsung dengan debu, tidak boleh
memakai pakaian berkantong atau mempunyai lipatan.

8
BAB III
HASIL OBSERVASI

3.1 Profil PT. Perusahaan Negara Perusahaan


Perusahaan berasal dari perusahaan swasta Belanda yang bernama Firma
L.J.N. Eindhoven & Co. Gravenhage pada tahun 1859. Kemudian pada tahun
1950, pada saat diambil alih oleh Pemerintah Belanda, Perusahaan diberi nama
NV. Netherland Indische Gaz Maatschapij (NV.NIGM). Pada tahun 1958, saat
diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia nama Perusahaan diganti,
menjadi BPU – PLN pada tahun 1961.
Kemudian pada tanggal 13 Mei 1965 berdasarkan Peraturan Pemerintah
No.19/1965,Perusahaan ditetapkan sebagai perusahaan Negara dan dikenal
sebagai Perusahaan Negara Gas (PN.Gas).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1984,PN.Gas diubah
menjadi perusahaan umum (perum) dengan nama Perusahaan Umum Gas
Negara. Setelah itu,status Perusahaan diubah dari Perum menjadi Perusahaan
Terbatas yang dimiliki PT Perusahaan Gas Negara (persero).
Pada tanggal 5 Desember 2003, Perusahaan memperoleh pernyataan
efektif dari Bapepam untuk melakukan penawaran umum saham perdana
kepada masyarakat,semenjak itu nama resmi Perusahaan menjadi
PT.Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk. Saham Perusahaan telah dicatatkan
di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 15 Desember 2003
dengan kode transaksi perdagangan “PGAS”.
PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. ini menempati posisi ke-1915
dari 2000 perusahaan terbaik di dunia dan menempati posisi ke-8 terbesar di
Indonesia.PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Distrik Medan merupakan
perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi/penyaluran gas alam sebagai
bahan bakar,baik untuk Konsumen Industri,Komersil maupun Rumah Tangga.
Perusahaan ini mendistribusikan gas alamnya melalui jaringan pipa gas.
Perusahaan ini mengembangkan tugas sebagai pelaksanaan pendistribusian gas
bumi dengan meningkatkan kemampuannya secara instusional sesuai dengan
peraturan pemerintah,PP No.27 Tahun 1984.
3.1.1 Lokasi Perusahaan
Lempongsari, Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah 50231

3.1.2 Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Untuk menjamin beroperasinya jaringan transmisi dan distribusi Gas
bumi secara handal dan aman dari potensi bahaya seperti
kecelakaan,kebakaran,kebocoran gas dan lain-lain,Perusahaan
menerapkan prosedur standar keselamatan dan kesehatan kerja yang
mencakup atas tiga hal yaitu :
9
1.    Pengoperasian & Pemeliharaan Sistem Jaringan Pipa Transmisi dan
Distribusi Gas Bumi.
2.    Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lindung Lingkungan pada
Jaringan
Pipa Transmisi dan Distribusi.
3.    Rencana Tanggap Gawat Jaringan Pipa Transmisi dan Distribusi Gas
Bumi yang menjadi pedoman bagi kegiatan operasional.
3.1.3 Kegiatan Perusahaan
PT PGN (Persero) Tbk merupakan perusahaan infrastruktur yang
berpengalaman menyalurkan dan menyediakan gas bumi bagi
kepentingan umum (public utility). Sebagai perusahaan infrastruktur,
PGN memiliki jaringan pipa transmisi dan distribusi yang handal.
Kegiatan usaha PGN adalah transporter, distributor dan trader di
bidang gas bumi. Sebagai transporter, PGN menyediakan infrastruktur
jaringan pipa transmisi yang menghubungkan sumber-sumber gas ke
konsumen akhir atau ke stasiun penerima di jaringan distribusi. Sebagai
distributor, PGN menyediakan infrastruktur jaringan pipa distribusi yang
menghubungkan stasiun penerima dengan konsumen akhir yaitu kepada
pelanggan rumah tangga, komersial dan industri. Tugas utama PGN di
bidang distribusi adalah untuk meningkatkan pemanfaatan energi
melalui pendayagunaan gas bumi sebagai substitusi BBM.
Sebagai trader PGN melaksanakan pembelian gas dari produsen dan
menjualnya kepada pelanggan Rumah Tangga, Komersial dan Industri
melalui jaringan pipa.

3.1.4 Penanganan bahaya dan dampak


PT. Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk.  MemberikanMaterial Safety
Datasheet (MSDS) untuk setiap material yang berbahaya yang dibawa ke
dalam area kontruksi. Hanya pekerja yang terlatih dan berpengalaman
dengan peralatan pelindung diri yang dapat membawa material ini.
·           Paparan Bahaya
Sistem yang digunakan untuk memantau paparan pekerja terhadap bahan
kimia atau unsure-unsur fisik yaitu dengan sistem inpeksi
keselamatan (Safety Inpection).Inspeksi keselamatan dilakukan rutin
untuk semua area yang memerlukan perhatian khusus,baik area
kunjungan secara acak ataupun merupakan hasil dari kejadian atau
kecelakaan
·          Penanganan Potensi Bahaya
Pre-job meeting dilakukan untuk memberitahu para pekerja mengenai
bahaya yang mungkin timbul seperti bahan kimia,kebisingan.Pre-Job

10
Meeting dilakukan untuk menegaskan dan mengulangi
persyaratan/prosedur/standar safety.Pre-Job meeting membahas topic-
topik sebagai berikut :
a.    Memberikan informasi yang lebih detail mengenai pekerjaan yang
akan dilakukan kepada pekerja dan bahaya yang menyertainya
b.    Memberikan informasi mengenai Mitigasi Risiko yang telah dibuat.
c.    Memberikan informasi mengenaiSafety Plan &
Regulations,Emergency Management Plan, Lockout/tag out Procedure,
batasan area yang boleh dimasuki,sistim ijin kerja, sistem ijin peralatan
berat, dll.
d.    Memberikan informasi mengenai aturan keamanan termasukaccess
arrangement dan aturan safety seperti fire protection, pengaturan
pertolongan pertama, Ijin kerja,dll

3.1.5 Kebijakan Umum K3


Merokok dan membawa korek api
Dilarang merokok di area konstruksi. Dilarang membawa korek api dan
perlatan lainnya yang dapat menimbulkan api.
·         Peralatan yang dioperasikan dengan baterai dan listrik
Peralatan yang dioperasikan dengan Baterai seperti lampu
flash,handphone,pager,kamera,dll tidak di perbolehkan memasuki area
konstruksi. Peralatan yang dioperasikan dengan listrik harus sesuai
berdasarkan klasifikasi areanya. Peralatan yang non-explosion proof
tidak boleh digunakan tanpa ijin kerja panas (hot work permit).
·         Kebersihan
Menjaga kebersihan pada area kontruksi,sehingga tidak menyebabkan
terjadinya kondisi tidak aman (unsafe condition). Jika memungkinkan
area konstruksi diberi pagar. Material yang tidak diperlukan tidak
boleh disimpan dalam area konstruksi kecuali ada ijin dari pengawas.
·         Traffic Safety
Seluruh kendaraan (termasuk crane,forklift,dll) yang masuk ke area
konstruksi harus dilakukan pengecekan. Kendaraan tidak
diperbolehkan memasuki area konstruksi tanpa ijin kerja panas (hot
work permit),kendaraan tidak boleh di parker di dekat peralatan
emergency (seperti hidran),memasuki area operasional/fasilitas dan
lokasi dilarang parker.
·         Pembangunan kantor sementara
Tidak diperbolehkan membangun temporary shed/kantor di dalam area
kerja,kecuali telah diijinkan oleh Perusahaan Gas Negara.
·         Lifting Machine,Tools,Tackles
Seluruh mesin dan peralatan untuk mengangkat
(cranes,forklift,elevators,hydra cranes,slings,rantai,dll), yang dibawa

11
kedalam area kontruksi harus memiliki identifikasi dan bersertifikat.
Sebelum digunakan,seluruh mesin dan peraltan tersebut harus
dilakukan “pre-use check”, merupakan pengecekan terhadap
keseluruhan seluruh mesin dan peralatan tersebut. Seluruh mesin dan
peralatan harus dikeluarkan dari area konstruksi apabila tanggal
sertifikasinya akan segera berakhir.
Seluruh operator Crane dan peralatan lainnya harus bersertifikat.Apabila
crane boom melakukan pengangkatan,area di sekitarnya harus diberi
penghalang dan dipastikan tidak ada pekerja dibawah crane
tersebut.Jika crane akan digunakan pada malam hari,seluruh pekerja
harus menggunakan jaket yang mengandung fluorescent dan
memantulkan cahaya.
·         Safety Meeting
Safety meeting dilakukan setiap minggu dan harus dihadiri oleh manajer
HSE/Safety Officer dari setiap kontraktor. Permasalahan mengenai
keselamatan dan observasi pada setiap kegiatan konstruksi dalam rapat
dan di buat notulennya oleh Safety Officer Perusahaan Gas Negara.

3.1.6 Pengelolaan Bahaya dan Dampak di PT.Perusahaan Gas


Negara(persero)Tbk.
(1) Penanganan Bahaya dan Dampak PT. Perusahaan Gas Negara (persero)
Tbk. MemberikanMaterial Safety Datasheet (MSDS) untuk setiap material
yang berbahaya yang dibawa ke dalam area kontruksi.Hanya pekerja yang
terlatih dan berpengalaman dengan peralatan pelindung diri yang dapat
membawa material ini, agar tidak terjadi efek bahaya tersebut terhadap
karyawan yang melakukannya.
(2) Paparan Bahaya
Sistem yang digunakan untuk memantau paparan pekerja terhadap bahan kimia
atau unsur-unsur fisik yaitu dengan sistem inpeksi keselamatan (Safety
Inpection).Inspeksi keselamatan harusdilakukan rutin untuk semua area yang
memerlukan perhatian khusus,baik area kunjungan secara acak ataupun
merupakan hasil dari kejadian atau kecelakaan.
(3) Penanganan Potensi Bahaya
Pre-job meeting dilakukan untuk memberitahu para pekerja mengenai bahaya
yang mungkin timbul seperti bahan kimia,kebisingan.Pre-Job Meeting
dilakukan untuk menegaskan dan mengulangi persyaratan/prosedur/standar
safety.Pre-Job meeting membahas topic-topik sebagai berikut :
a. Memberikan informasi yang lebih detail mengenai pekerjaan yang akan
dilakukan kepada pekerja dan bahaya yang menyertainya
b Memberikan informasi mengenai Mitigasi Risiko yang telah dibuat.
c Memberikan informasi mengenaiSafety Plan & Regulations,Emergency
Management Plan, Lockout/tag out Procedure, batasan area yang boleh

12
dimasuki,sistim ijin kerja, sistem ijin peralatan berat,sistim informasi kondisi
darurat dll.
d. Memberikan informasi mengenai aturan keamanan termasuk access
arrangement dan aturan safety seperti fire protection, pengaturan pertolongan
pertama, Ijin kerja, ijin dinasdll.

3.1.7 Analisis Keselamatan Kerja


Merupakan tanggung jawab dari Preparation Enginer, Safety Enginer,dan tim
terpilihnya untuk menjalankan Analisis Keselamatan Kerja/Job SafetyAnalysis
(JSA). JSA akan dilaksanakan pada :
a) Semua pekerjaan besar dan pekerjaan kritikal
b) Situasi kerja multilevel
c) Area dengan kepadatan kerja tinggi
d) Galian dan bekerja di ketinggian
Preparation Engineer atau Nominee akan memberitahukan hasilnya pada
dokumen JSA dan didistribusikan sesuai aturan.

3.1.8 Insiden di PT.Perusahaan Gas Negara (persero)Tbk


1) Insiden Kebakaran Pipa Gas Medan
Suatu contohdengan terjadinya kebakaran pipa baja diameter 16 inch milik PT
Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk yang berlokasi di daerah rawa-rawa Palu
Hantu, Kecamatan Medan Labuhan, Belawan - Medan pada 23 Maret 2007
sekitar pukul 18.40 WIB, Sekretaris Perusahaan PGN, Heri Yusup(Kabid
Humas PGN) menyatakan bahwa pada hari ini situasi telah terkendali karena
sejak pukul 06.00 WIB api telah berhasil dipadamkan. Dalam peristiwa
kebakaran tersebut tidak terdapat korban jiwa atau kerugian secara material bagi
masyarakat sekitar. Kebakaran yang terjadi pada pipa yang mengalirkan gas ke
PLN Sicanang -Belawan ini diperkirakan akibat adanya pengeboran liar oleh
orang yang tidak
bertanggung jawab.

Selanjutnya, Heri Yusup(Kabid Humas PGN) menyatakan bahwa PGN telah


mengambil langkah tanggap darurat sesuai dengan prosedur yang berlaku
dengan melakukan pemblokiran di lokasi kebakaran. Langkah berikutnya pada
pukul 21.00 WIB PGN mengalihkan aliran gas dari pipa diameter 16 inch ke
pipa diameter 12 inch sehingga aliran gas ke PLN Sicanang tidak mengalami
gangguan dan tekanan gas tetap stabil.Ia menambahkan pihaknya akan segera
melakukan perbaikan yang diperkirakan dapat diselesaikan dalam waktu tiga
hari ke depan dengan mempertimbangkan ketinggian permukaan air laut
mengingat lokasi coated pipe tersebut yang berada di tengah rawat.

13
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 PT. Perusahaan Gas Negara


PT PGN (Persero) Tbk merupakan perusahaan infrastruktur yang
berpengalaman menyalurkan dan menyediakan gas bumi bagi kepentingan
umum (public utility). Sebagai perusahaan infrastruktur, PGN memiliki jaringan
pipa transmisi dan distribusi yang handal.
Kegiatan usaha PGN adalah transporter, distributor dan trader di bidang
gas bumi. Sebagai transporter, PGN menyediakan infrastruktur jaringan pipa
transmisi yang menghubungkan sumber-sumber gas ke konsumen akhir atau ke
stasiun penerima di jaringan distribusi. Sebagai distributor, PGN menyediakan
infrastruktur jaringan pipa distribusi yang menghubungkan stasiun penerima
dengan konsumen akhir yaitu kepada pelanggan rumah tangga, komersial dan
industri. Tugas utama PGN di bidang distribusi adalah untuk meningkatkan
pemanfaatan energi melalui pendayagunaan gas bumi sebagai substitusi BBM.
Sebagai trader PGN melaksanakan pembelian gas dari produsen dan
menjualnya kepada pelanggan Rumah Tangga, Komersial dan Industri melalui
jaringan pipa
Budaya perusahaan merupakan nilai dan falsafah yang telah disepakati dan
diyakini oleh seluruh insane perusahaan sebagai landasan dan acuan bagi
perusahaan untuk mencapai tujuannya. Perusahaan mendefinisikan budaya
perusahaannya dalam lima asas yang disingkat dengan SMILE.

S = Statisfaction (kepuasan)
M = Morale (semangat juang)
I   = Integrity (Integritas)
L  = Leadership (kepemimpinan)
E  = Enterpreneurship (kewirausahaan)

SMILE juga menjadi pedoman dasar bagi insan Perusahaan untuk


melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam mengelola
perusahaan
Budaya kerja dan disiplin kerja yang diberikan oleh PT.Perusahaan
Gas Negara  sangat besar manfaatnya dalam mendorong timbulnya usaha
karyawan untuk meningkatkan kemampuan dan karyawan yang
bersangkutan mampu mengemban tugas menurut bidangnya masing-
masing agar dapat mencapai efektivitas kerja yang tinggi.

14
Adanya modul pelatihan K3 untuk setiap tingkat kontraktror dan
subkontraktor untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi
dan Pemeliharaan..Modul Pelatihan ini mencakup minimum :
a.    Prosedur K3 dan metodologi kerja
b.    Program Induksi K3 untuk semua karyawan.
c.    Prosedur tempat kerja mencakup Tanggap Gawat Darurat yang akan
diuji secara regular
d.    Ijin untuk sistem kerja
e.    Pencegahan Kecelakaan

15
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk
menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya
baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat
dan lingkungan. Jadi kesehatan dan keselamatan kerja tidak melulu berkaitan
dengan masalah fisik pekerja, tetapi juga mental, psikologis dan emosional.
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang
penting dalam ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai
peraturan perundang-undangan yang dibuat untuk mengatur nmasalah kesehatan
dan keselamatan kerja. Meskipun banyak ketentuan yang mengatur mengenai
kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak faktor di lapangan yang
mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja yang disebut sebagai bahaya
kerja dan bahaya nyata. Masih banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi
standar keselamatan dan kesehatan kerja sehingga banyak terjadi kecelakaan
kerja.

5.2 Saran
a. Pihak PT.Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk. Melalui pemantausafety,
kiranya harus melakukan tindak, observasi yang rutin di sekitar area Lokasi
agar tidak terjadi kecolongan (pengoboran liar).
b. Pihak PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) harus Mengidentifikasi bahaya
yang timbul dari aktifitas,baik itu akitifitas di sekitar area kerja atau di luar
sekitar area kerja yang semua aspek dari sistem keselamatan dan keamanan
harusnya dilakukan,khususnya dan tidak terbatas pada penggalian,bekerja pada
ketinggian,masalah lingkungan,inspeksi per 38

16
DAFTAR PUSTAKA
   Mangkunegara Anwar Prabu. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan.Bandung: PT Remaja Rosdakarya
  Nuraini. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: CV Aswaja Pressindo

  Hasibuan, Malayu S.P. Edisi Revisi. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi

Aksara
 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan

(http://prokum.esdm.go.id/uu/2003/uu-13-2003.pdf)
  Mondy, R.W., 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kesepuluh (terjemahan),
Jakarta: Penerbit Erlangga
Burhan,hariaty,2011. PT Perusahaan Gas Negara
(http://hariatyburhan.blogspot.com/2011/11/pt-perusahaan-gas-negara-persero-tbk.html)
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3): Definisi, Indikator Penyebab dan Tujuan
Penerapan Keselatan dan Kesehatan Kerja
(http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/10/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3.html)
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(http://anandasekarbumi.files.wordpress.com/2010/11/sap-9-msdm-10-11.ppt)
Jamaludin, Muhammad. 2005. Evaluation of Implementation Occupational Health and
Safety Management. Jakarta: Sucofindo
Suma’mur, 1981. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta:
Gunung Agung
Taslimin,H.A. 1993. Keselamatan dan kesehatan kerja.jakarta:Erlangga
Undang-Undang RI. 1970. Nomor:1 tahun 1970. Tentang Keselamatan Kerja.Jakarta:
1970
Isfaniy.2010. “Dasar-dasar kesehatan dan keselamatan kerja
(K3)” .www.tuloe.wordpress.com.
Http:/www.pgn.co.id
Diakses.17 oktober 2018

17

Anda mungkin juga menyukai