“FAKTOR KIMIA”
Disusun Oleh :
C.111.20.0024
UNIVERSITAS SEMARANG
2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada tuhan Yang Maha Esa karena atas
anugrahnya saya dapat menyelesaikan makalah bertema “Keselamatan dan
Kesehatan Kerja”.
Kami telah berusaha menyusun makalah ini dengan baik, namun kami
menyadari bahwa kami memiliki kekurangan sebagai manusia biasa. Oleh karena
itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan dalam penulisan maupun isi
makalah, maka kami memohon maaf yang sebesar besarnya.
Serta dari dosen pengajar sangat diharapkan oleh kami untuk dapat
menyempurnakan makalah ini terlebih untuk pengetahuan bersama.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................3
PEMBAHASAN....................................................................................................................3
2.1. Pengertian Keselamatan Kesehatan Kerja (K3)...................................................3
2.2. Faktor Ergonomi.................................................................................................4
2.3. Contoh analisis faktor psikologi pada kasus K3..................................................5
BAB III...............................................................................................................................13
PENUTUP..........................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Karena sangat pentingnya kesehatan pekerja dan untuk mengurangi
kecelakaan kerja sebagai salah satu jenis risiko kerja, sangat mungkin pada
pekerja proyek konstruksi. Akibat dari kecelakaan kerja bisa bermacam-macam
mulai dari luka ringan, luka parah, cacat sebagian anatomis, cacat sebagian fungsi,
cacat total tetap, bahkan meninggal dunia. Untuk memberikan rasa aman dalam ii
melakukan pekerjaan merupakan tanggung jawab pemberi kerja melalui
pengalihan risiko kepada BPJS ketenagakerjaan dengan membayar iuran Jaminan
Kecelakaan Kerja bagi pekerjaanya yang jumlahnya berkisar antara 0,24% -
1,74% dari upah sebulan, sesuai kelompok risiko jenis usaha (Program jaminan
Sosial Ketenagakerjaan, Bagi pekerja penerima upah)..
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
lainnya di tempat kerja /perusahaan selalu dalam keadaan selamat dan sehat, serta
agar setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.
Cara kerja, posisi kerja, dan postur tubuh yang tidak sesuai saat
melakukan pekerjaan.
Desain alat kerja dan Tempat Kerja yang tidak sesuai dengan
antropometri Tenaga Kerja.
Pengangkatan beban yang melebihi kapasitas kerja
4
2.3. Contoh analisis faktor psikologi pada kasus K3
A. Kronologi
KUALA LUMPUR - Tragedi kembali menimpa warga Indonesia yang
bekerja di Malaysia. Sedikitnya 10 tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Jatim
menjadi korban runtuhnya bangunan mal empat lantai di kawasan Petaling
Jaya, Selangor, Malaysia, Kamis malam (28/5). Di antara jumlah itu, empat
pekerja migran di sektor konstruksi ditemukan tak bernyawa akibat tertimpa
puing-puing bangunan tersebut yang sedianya dirobohkan. ''Para korban
berasal dari Indonesia. Sampai saat ini datanya kami update setiap saat karena
pencarian korban masih dilakukan,'' jelas Atase Tenaga Kerja KBRI di Kuala
Lumpur Teguh Hendro Cahyono ketika dihubungi Jawa Pos Jakarta tadi
malam (29/5). Menurut dia, melalui kerja sama dengan pemerintah Malaysia,
KBRI telah menempuh segala upaya untuk bisa menemukan para korban asal
Indonesia. Empat korban yang meninggal adalah A. Suki Bin Nahru asal
Sampang, Madura; Mukhamad Masykur asal Pacitan; dan Anwarudin asal
Blitar. Seorang lainnya belum bisa diidentifikasi
5
Dua TKI, yakni Suryono dan Saleh, ditemukan dalam kondisi selamat.
Kini, keduanya dirawat di Rumah Sakit Universiti Malaya (UMMC), Petaling
Jaya. Empat orang lainnya masih dicari, yakni Rouf alias Yanto, Hadi,
Fauzan, dan Maddekip.
Di lokasi reruntuhan juga ditemukan SIM atas nama Arif Turantoi asal
Pacitan. Tapi, belum dipastikan apakah dia juga menjadi korban,'' tutur Teguh.
Gedung yang runtuh tersebut adalah bekas mal atau supermarket yang
sudah berusia 10 tahun. Bahkan, gedung itu sedang dalam proses dirobohkan,
tapi kemudian runtuh belum diketahui penyebabnya. Bekas bangunan tersebut
ambruk pukul 16.15 waktu setempat Kamis lalu. Gedung yang beralamat di
Sekyen 14 Petaling Jaya itu merupakan bangunan kosong dan menurut jadwal
akan dirobohkan sekitar pukul 18.00 waktu setempat. Jenazah tiga korban
ditemukan kali pertama dari ruang bawah tanah gedung pukul 14.00 waktu
setempat kemarin. Lantas, mayat para TKI itu diangkat dan dibawa ke rumah
sakit untuk diotopsi. Jenazah korban keempat ditemukan pukul 16.30 waktu
setempat.
Salah satu jenazah diidentifikasi sebagai Mukhammad Masykur, 31. Hal
itu didasarkan pada pengakuan seorang korban selamat, Suryono, 21, sepupu
korban. ''Kami berdua tinggal dalam satu tempat sejak tiba di Malaysia
sembilan bulan lalu. Musibah itu terjadi sejam setelah kami memulai
pekerjaan,'' ungkap Suryono sebagaimana dikutip Teguh.
Suryono menuturkan, musibah tersebut terjadi ketika para pekerja
konstruksi mulai memindahkan balok besi dari lori ke ruang bawah tanah.
Ketika itu, terdengar suara sangat keras. Tiba-tiba, gedung pun runtuh. ''Saya
berlari untuk menyelamatkan diri. Tapi, sepupu saya tidak beruntung. Saya
melihatnya terkubur puing-puing,'' jelasnya..
Suki Bin Nahru, korban tewas asal Sampang, Madura, ternyata sudah
menjadi warga negara Malaysia. Sementara itu, Masykur memiliki paspor
nomor AL 496323 yang dikeluarkan di Blitar tanggal 28/5/2008 dan berlaku
hingga 28/5/2011. Masykur lahir di Pacitan, 7 Juli 1978, dan tercatat
beralamat di Dusun Gayam, RT 03/01, Desa Sidomulyo, Kebonagung,
6
Pacitan. Anwarudin memegang paspor nomor AM 771491. Pria kelahiran
Blitar, 1 Januari 1971, tersebut dipekerjakan oleh Lian Hup Company.
Kemarin adalah hari pertama mereka bekerja. Seorang pekerja yang
ditemukan terluka dan mengalami shock adalah Saleh, asal Sampang, Madura.
Seorang pejabat Balai Kota Petaling Jaya membenarkan bahwa insiden terjadi
sebelum gedung dirobohkan. Sisasisa bangunan bekas Jaya Mal dan
Supermarket yang akan dirobohkan sebenarnya dalam tahap rencana
perobohan.
Polisi Petaling Jaya terus mencari korban hingga tadi malam. Sebab, ada
laporan bahwa sekitar 50 pekerja berada di lokasi ketika insiden terjadi.
Sekitar 100 personel pemadam kebakaran, polisi, serta petugas penyelamat
telah dikerahkan. Tiga ekskavator juga terus membongkar puing-puing. Jalan
di lokasi kejadian ditutup dan lalu lintas dialihkan.
Menteri Besar Tan Sri Abdul Khalid Ibrahim. Dia menambahkan,
penyelidikan tak hanya difokuskan pada penyebab musibah, tapi juga
memberikan rekomendasi langkah pencegahan agar kasus serupa tidak
terulang. ''Pemerintah (negara bagian) telah minta Dewan Kota Petaling Jaya
untuk memantau kawasan sekitar lokasi dan mendukung investigasi lanjutan,''
Kepala BNP2TKI Mohammad Jumhur Hidayat menyatakan sudah
mengirimkan tim untuk mengidentifikasi para korban ke lokasi. Dia juga
berjanji membantu pencarian identitas dan mengawal hingga jenazah
dipulangkan ke tanah air. ''Ada juga tim di tanah air yang mencari tahu korban
diberangkatkan PJTKI mana, lewat konsorsium asuransi mana. Juga, mencari
alamat keluarga korban,'' ujarnya.
Menurut dia, tim di Malaysia juga akan mengawal proses hukum jika
diperlukan. Walaupun kemungkinan itu murni kecelakaan, dia akan berupaya
para TKI mendapat santunan. Jika ternyata TKI yang teridentifikasi masuk
tidak melalui jalur resmi, Jumhur menegaskan pemerintah tetap akan
bertanggung jawab untuk memberi santunan. ''Ini kecelakaan kerja. Jadi,
sebisa mungkin hak-hak mereka dipenuhi,'' tegasnya. Depnakertrans kemarin
mengirimkan tim khusus untuk menangani pengurusan jenazah, pengobatan,
7
dan evakuasi TKI yang menjadi korban dipastikan akan di tanggung
sepenuhnya oleh pemerintah Malaysia dan diberikan asuransi bagi korban
kecelakaan
B. Penyebab Kecelakaan
1. Peran owner
a. Tingkat kompetisi yang tinggi cenderung meminimalkan harga
sehingga keselamatan kurang diperhataikan.
b. Client dalam posisi untuk mengontrol setiap tingkat dari keselamatan
melalui penawaran yang diajukan kontraktor.
2. Peran perencana
a. Peran perencana belum sepenuhnya memberikan training keselamatan
secara intensive.
b. Kurangnya pengetahuan dan latihan antara kontraktor dan pekerja.
c. ketidak tepatan perencanaan konstruksi yang dapat menyebabakan
kecelakaan sebesar 28,80%.
d. factor-faktor kunci perencanaan keselamatan:
o perubahan mindset perencana menuju pola pikir keselamatan.
o peningkatan pengetahuan perencana tentang konsep keselamatan.
o menyertakan aspek keselamatan pada tahap desain.
o membuat alat-alat dan pedoman kerja yang memperhatikan
keselaamatan.
3. Faktor konstruksi
8
yang akan di bangun Sehingga dengan begitu konstrusi suatu bangunan
memiliki desain yang yang memenuhi standar keselamatan.
9
d). Pengambilan data tentang struktur dan sifat tanah sebelum
pembangunan gedung tersebut kurang diperhatikan. Padahal sebenarnya
Pengambilan data lapangan harus benar-benar diperhatikan untuk
menghasilkan perencanaan struktur yang baik dan aman. Sebagai
contoh, data-data tentang tanah, apabila didapatkan secara sekunder saja
tanpa pengambilan secara fisik di lapangan akan menghasilkan
rekomendasi yang semu atau bias. Dari proses penyelidikan tanah yang
tidak benar ini berpotensi terhadap terjadinya kegagalan konstruksi.
Penelitian teknik saat perencanaan didefinisikan sebagai kegiatan
mengumpulkan dan merekam semua data yang diperlukan dalam proses
pelaksanaan konstruksi. Dalam industri konstruksi, penelitian teknik
meliputi penelitian lapangan, geoteknik, material yang akan dipakai,
metode pelaksanaan yang akan diaplikasikan. Rekomendasi teknik yang
baik merupakan hasil dari penelitian yang akurat. Selanjutnya,
rekomendasi teknik yang baik akan mengarah kepada perencanaan
struktur yang akurat dan aman. Sebaliknya, bila penelitian lapangan
dilakukan dengan tidak mematuhi standar operasional prosedur, akan
menghasilkan rekomendasi dengan kualitas semu.
Dalam kasus di atas para pekerja tidak beritahu oleh owner dan perencana
bahwa gedung atau bangunan tersebut tidak layak. akibatnya bangunan tersebut
runtuh dan memakan 10 korban yaitu para pekerja itu sendiri, dan seharusnya
tempat tersebut sudah tidak bisa digunakan untuk bekerja karna bangunan
tersebut berupa bangunan bekas mall atau supermarket yang sudah berusia 10
tahun dan gedung itu sedang dalam proses dirubuhkan.
10
D. Saran
1. Peran owner
2. Peran perencana
a) ada dua tingkat fasilitas umpan dari suatu kasus kecelakaan
safety management.
proses perencanaan keselamatan untuk masa depan.
perlunya dukungan computer based system.
b) perencanaan harus mempertanggungjawabkan terhadap keselamatan dalam
karya perencanaan.
3. Peran kontraktor
11
e. Pelatihan kepala pekerja , adanya laporan kekepala perusahaan , adanya
penghargaan keselamatan kepada para pekerja.
f. Oficier keselamatan yang full-time. Dukungan yang kuat dari top
management. Monitoring terhadap pengawas.
g. Perhaatian dari top management , monitoring keselamatan pengawas
yang membantu pekerja baru dan punya pengertian kepada pekerja.
h. Memberikan kepelatian penggunaan peralatan suatu konstruksi
bangunan supaya pekerja dapat memaksimalkan peralatan yang ada
sehingga bangunan memliki standar keselamatan.
i. Ada hubungan yang signifikan antara iklim keselamtan dan perilaku
kerja yang selamat, tekanan pada pekerja tak berpengaruh langsung
dengan iklim keselamatan.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
13