DISUSUN
OLEH :
KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat dan berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
penulisan review makalah individu ini dengan baik dan tanpa kendala apapun.
Review makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester dengan
Mata Kuliah “DASAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA”. Makalah ini
diharapkan mampu memberikan banyak pengetahuan dan pembelajaran mengenai
kesehatan dan keselamatan dalam bekerja
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR........................................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................2
1.3 Tujuan....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................3
2.1 Konsep Dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja.................................................3
2.2 Peraturan Perundangan K3....................................................................................4
2.3 Peraturan Perundang Undangan K3......................................................................5
2.4 Penyakit Akibat Kerja...........................................................................................8
2.5 Pengertian Dasar Mengenai K3...........................................................................13
2.6 Ergonomi.............................................................................................................16
BAB III PENUTUP.......................................................................................................21
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................21
3.2 Saran....................................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar kesehatan dan keselamatan kerja
2. Untuk mengetahui peraturan perundangan K3
3. Untuk mengetahui peraturan perundang undangan K3
4. Untuk mengetahui penyakit akibat kerja
5. Untuk mengetahui pengertian dasar mengenai K3
6. Untuk mengetahui pengertian ergonomi
BAB II
PEMBAHASAN
a. Asma
Para pekerja yang sering terpapar asap kimia, gas, dan debu rentan
mengalami kondisi ini. Keluhan biasanya semakin cepat timbul jika pekerja
tidak memakai alat pelindung berupa masker wajah. Pekerja yang berisiko
mengalami asma adalah pekerja di pabrik tekstil, penata rambut, tukang kayu,
dan tukang las. Asma yang dipicu oleh pekerjaan memiliki gejala yang sama
dengan penyakit asma pada umumnya, yaitu mengi, sesak napas, dan batuk.
Hanya saja, gejala asma yang muncul biasanya akan memburuk saat sedang
bekerja dan membaik ketika sedang libur. Tingkat keparahan asma karena
pekerjaan tergantung pada seberapa lama Anda terpapar pemicunya. Semakin
lama dan semakin sering Anda terpapar, semakin parah gejala asma yang
muncul. Namun, ini juga berarti gejala akan lebih mudah disembuhkan jika
penderita didiagnosis lebih cepat.
b. Carpal tunnel syndrome (CTS)
CTS rentan dialami oleh pekerja yang sering menggunakan tangannya
untuk gerakan yang sama dan berulang-ulang. Pekerja yang rentan terkena
kondisi ini adalah pekerja kantoran yang sering mengetik, pengemas barang,
pekerja bangunan, dan penjahit. CTS ditandai dengan gejala berupa sensasi
kesemutan, mati rasa, atau kelemahan pada tangan. Keluhan ini bisa diredakan
dengan mengistirahatkan tangan sejenak saat bekerja, mengompres tangan
dengan es, dan mengonsumsi obat pereda nyeri.
c. Dermatitis kontak
Dermatitis kontak dapat terjadi pada pekerja yang sering bersentuhan
dengan zat kimia, pestisida, bahan pengawet, nikel, parfum, pewarna rambut,
hingga perhiasan yang dapat mengiritasi kulit atau menimbulkan reaksi alergi.
Dermatitis kontak ditandai dengan ruam merah yang gatal, kering, dan
bersisik. Kulit juga bisa mengeras, pecah-pecah, dan terasa nyeri ketika
disentuh. Pekerja dapat menghindari keluhan ini dengan menggunakan alat
pelindung saat bekerja, misalnya sarung tangan karet.
d. Penyakit paru kronis
Seseorang yang bekerja di tempat tambang batu bara, pabrik tekstil, pabrik
bahan bangunan, bengkel, atau pengelas, berisiko terkena penyakit paru
kronis. Salah satu contoh penyakit ini adalah asbestosis. Keluhannya bisa
berupa batuk kronis, sesak napas, atau nyeri dada.Berbeda dengan asma,
penderita akan tetap mengalami keluhan penyakit paru kronis meski tidak lagi
terpapar pemicu. Ini karena kerusakan paru-paru yang ditimbulkan sudah
menetap, sehingga gejalanya akan terus-menerus ada. Oleh karena itu,
penderita harus secara rutin memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan
penanganan jangka panjang. Selain penyakit di atas, masih banyak penyakit
lain yang dapat disebabkan oleh pekerjaan, misalnya gangguan pendengaran,
tetanus, vitiligo, hingga kanker. Umumnya, penyakit-penyakit ini berawal dari
kurangnya kesadaran akan pentingnya menggunakan alat pelindung diri
selama bekerja. Setiap pekerjaan memiliki risiko kesehatan masing-masing.
Agar Anda tidak mengalami penyakit akibat kerja, jangan lupa untuk selalu
memakai alat pelindung diri yang sesuai dan beristirahatlah jika merasa lelah.
Lakukan juga pemeriksaan kesehatan secara rutin ke dokter, terlebih jika Anda
bekerja di lingkungan yang rentan terkena penyakit akibat kerja.
a. Beban Kerja
Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya. Beban dimaksud
adalah beban fisik, mental dan atau sosial. Seorang tenaga kerja yang secara
fisik bekerja berat seperti halnya buruh bongkar muat barang di pelabuhan,
memikul lebih banyak beban fisik dari pada beban mental ataupun sosial.
Berlainan dari itu, beban kerja seorang pengusaha atau manajemen, tanggung
jawabnya merupakan beban mental yang relatif jauh lebih besar dari beban
fisik yang dituntut oleh pekerjanya. Adapun petugas sosial misalnya
penggerak lembaga swadaya masyarakat atau gerakan mengentaskan
kemiskinan, mereka lebih menghadapi dan memikul beban kerja sosial-
masyarakat (Suma'mur, 2009).
b. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja merupakan beban kerja tambahan yang secara langsung
dirasakan oleh pekerja baik secara jasmani dan rohani. Menurut Suma'mur
(2009) terdapat 5 faktor penyebab beban tambahan:
1) Faktor fisis yaitu meliputi keadaan fisik seperti bangunan gedung atau
volume udara per kapita atau luas lantai kerja maupun hal-hal yang
bersifat fisis seperti penerangan, suhu udara, kelembaban udara, tekanan
udara, kecepatan aliran udara, kebisingan, vibrasi mekanis radiasi.
2) Faktor kimiawi yaitu semua zat kimia anorganis dan organis yang
mungkin wujud fisiknya merupakan salah satu atau lebih dari bentuk gas,
uap, debu, kabut, fume, asap, awan, cairan dan atau zat padat.
3) Faktor biologi yaitu semua makhluk hidup baik dari golongan tumbuhan
maupun hewan, dari yang paling sederhana bersel tungggal sampai dengan
yang paling tinggi tingkatnya.
4) Faktor fisiologi ergonomi yaitu interaksi antara faal kerja manusia dengan
pekerjaan dan lingkungan kerjanya seperti konstruksi mesin yang
disesuaikan dengan fungsi indera manusia, postur dan cara kerja yang
mempertimbangkan aspek antropometris.
5) Faktor mental dan psikologis yaitu reaksi mental dan kejiwaanterhadap
suasana kerja, hubungan antara pengusaha dan tenaga kerja, struktur dan
prosedur organisasi pelaksanaan kerja
c. Kapasitas kerja
Kapasitas kerja adalah kemampuan seorang tenaga kerja untuk melakukan
tugas kerja dalam periode tertentu. Kemampuan kerja seseorang tenaga kerja
sangat tergantung pada motivasi kerja, pengalaman, latar belakang pendidikan,
keahlian, keterampilan, kesesuaian terhadap pekerjaan, kondisi kesehatan,
keadaan gizi, jenis kelamin, usia dan ukuran antropometris tubuh serta reaksi
kejiwaan. Kesegaran jasmani dan rohani mempengaruhi produktivitas seorang
tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya. Kesegaran jasmani ditentukan
oleh kapasitas atau kemampuan kerja fisik.
II.4.6 Kelelahan
Kelelahan (kelesuan) adalah perasaan subjektif, tetapi berbeda dengan
kelemahan dan memiliki sifat terhadap. Tidak seperti kelemahan, kelelahan dapat
diatasi dengan periode istirahat. Kelelahan dapat disebabkan secara fisik atau
mental (Kuswana, 2014). Kelelahan fisik atau kelelahan otot adalah
ketidakmampuan fisik sementara otot untuk tampil maksimal. Permulaan
kelelahan otot selama aktivitas fisik secara bertahap, dan bergantung pada tingkat
kebugaran fisik individu dan juga pada faktor-faktor lain, seperti kurang tidur dan
kesehatan secara keseluruhan. Hal ini dapat diperbarui dengan istirahat.
II.6 Ergonomi
III.2 Saran
Semoga makalah ini dapat membantu para pembaca dan dapat memberikan
pengetahuan tentang konsep dasar kesehatan dan keselamatan kerja. Kami
mengetahui bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kekurangannya dari segi
penulisannya. Oleh karena itu, saran dari pembaca sangat kami butuhkan untuk
mengoreksi makalah ini agar lebih baik lagi. Adapun saran dari kami untuk
pembaca agar lebih sering membaca untuk memperoleh wawasan yang lebih luas
lagi.