Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA”

Oleh:

I GUSTI AYU INDAH MASARIDEWI


(193223060)
B12A

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
2019

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberi kekuatan dan hidayah sehingga makalah yang berjudul “KESEHATAN
DAN KESELAMATAN KERJA” dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini
dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan Stikes Wira Medika PPNI Bali Tahun 2019. Dalam penyusunan
tugas ini banyak pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis, baik
yang secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Penulis pun menyadari dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan
maupun kesalahan, seperti kata pepatah “ tak ada gading yang tak retak “ karena
penulis hanya manusia biasa yang masih perlu banyak belajar. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
penyusunan tugas di masa depan yang lebih baik lagi. Semoga tugas ini dapat
bermanfaat dan berguna bagi yang memerlukan.

Denpasar, 7 November 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Teori dan Model yang melatar belakangi K3.................................................3
2.2 Konsep Keperawatan K3...............................................................................4
2.3 Program K3....................................................................................................7
2.4 Pengelolaan Program K3 Pada Komunitas....................................................7
BAB III PENUTUP..................................................................................................9
3.1 Kesimpulan.................................................................................................9
3.2 Saran............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan pembangunan negara kita dewasa ini, dimana kita akan
memajukan industri dalam rangka mewujudkan era industrialisasi. Dalam keadaan
demikian maka pembangunan mesin-mesin, pesawat-pesawat instalasi-instalasi
serta bahan berbahaya semakin meningkat. Hal tersebut berarti akan menambah
jumlah dari ragam sumber bahaya di tempat kerja. Oleh karena itu keselamatan
dan kesehatan kerja yang merupakan salah satu bagian dari perlindungan tenaga
kerja perlu dikembangkan dan ditingkatkan mengingat keselamatan dan kesehatan
kerja bertujuan agar Setiap tenaga kerja dan orang lainnya yang berada di tempat
kerja mendapat perlindungan atas keselamatannya dan setiap sumber produksi
dapat dipakai dan dipergunakan secara aman dan efisien.
Perlindungan dalam bidang ketenagakerjaan, khususnya keselamatan dan
kesehatan kerja mengacu pada pasal 27 ayat 2 Undang - Undang Dasar 1945
sebagai landasan hukum peraturan perundang-undangan di Indonesia, yang 11
menyatakan bahwa: "Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan. Pekerjaan yang diperlukan agar dapat hidup layak
bagi kemanusiaan adalah pekerjaan dengan upah yang cukup dan tidak
menimbulkan kecelakaan atau penyakit. Selain itu peraturan yang juga mengatur
tentang perlindungan terhadap tenaga kerja tertuang pada Undang -Undang No. 14
Tahun 1969 tentang ketentuan setiap tenaga kerja mendapat perlindungan atas
keselamatan, kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moril kerja serta perlakuan
yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama. Dalam proses untuk
mengurangi angka kecelakaan kerja maka perlu dilakasanakannya Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah untuk makalah ini sebagai berikut :
1.2.1 Bagaimana teori dan Model yang melatar belakangi K3?
1.2.2 Bagaimana konsep keperawatan K3

1
1.2.3 Bagaimana program K3
1.2.4 Bagaimana pengelolaan program K3 pada komunitas

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1.3.1 Mengetahui teori dan Model yang melatar belakangi K3?
1.3.2 Mengetahui konsep keperawatan K3
1.3.3 Mengetahui program K3
1.3.4 Mengetahui pengelolaan program K3 pada komunitas

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori dan Model yang melatar belakangi K3


Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) merupakan ilmu yang
diimplementasikan untuk membuat pekerja yang sedang bekerja di tempat kerja
agar tetap sehat dan selamat. Menurut Depnaker RI (2005) Keselamatan dan
Kesehatan Kerja adalah segala daya upaya dan pemikiran yang dilakukan dalam
rangka mencegah, menanggulangi dan mengurangi terjadinya kecelakaan dan
dampaknya melalui langkah-langkah identifikasi, analisa dan pengendalian
bahaya dengan menerapkan system pengendalian bahaya secara tepat dan
melaksanakan perundang-undangan tentang keselamatan dan kesehatan kerja.
Dari pengertian diatas dapat terlihat bahwa K3 sangat menitikberatkan pada
pencegahan kecelakaan kerja, yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi,
menganalisa dan mengendalikan bahaya. Menurut OSHA, program Occupational
Safety and Health memiliki 5 inti, dimana inti-inti tersebut ialah kepemimpinan
manajemen dan partisipasi pekerja, penilaian bahaya, pencegahan dan
pengendalian bahaya, pelatihan dan evaluasi program. Berdasarkan hal ini dapat
terlihat bahwa menilai dan mengendalikan bahaya merupakan aspek penting
dalam K3. Selain itu, terdapat aspek lain seperti manajemen, pekerja itu sendiri,
pelatihan dan evaluasi program tersebut.
Secara definisi ilmu K3 memang lebih diperuntukkan pada pekerjaan,
namun demikian tidak tertutup kemungkinan K3 diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Hal ini disebabkan karena bahaya sebenarnya ada dimana-mana dan
kemungkinan terjadinya kecelakaan tidak hanya dapat terjadi saat bekerja saja.
Ditambahkan lagi oleh Brauer (2006) kecelakaan lebih banyak terjadi ketika
berada di luar jam kerja, meskipun kejadian itu mungkin juga disebabkan karena
pekerjaannya. Kenyataan ini memperlihatkan bahwa K3 tidak hanya perlu
diterapkan pada dunia kerja saja tetapi juga di dalam kehidupan sehari-hari.
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan bagian yang sangat penting
dalam ketenagakerjaan. Oleh karena itu, dibuatlah berbagai ketentuan yang
mengatur tentang kesehatan dan keselamatan kerja. Berawal dari adanya Undang-

3
Undang Nomor 14 Tahun 1969 tentang Pokok-Pokok Ketenagakerjaan yang
dinyatakan dalam Pasal 9 bahwa “setiap tenaga kerja berhak mendapatkan
perlindungan atas keselamatan, kesehatan dan pemeliharaan moril kerja serta
perlakuan yang sesuai dengan harkat, martabat, manusia, moral dan agama”.
Undang-Undang tersebut kemudian diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

2.2 Konsep Keperawatan K3


Pelayanan kesehatan kerja memerlukan pula ilmu terapan berbagai disiplin
seperti kesehatan masyarakat, toksikologi industri, psikologi kerja, gizi
ergonomic, hygiene perusahaan dan peraturan mengenai ketenagakerjaan. Perawat
yang melayani pelayanan kesehatan kerja, memiliki kebebasan professional dalam
melaksanakan tugasnya, bebas memasuki tempat kerja untuk melakukan
pemeriksaan dan mendapatkan keterangan yang diperlukan. Secara umum
perawat perlu mengenal dan mengetahui proses produksi, peralatan dan bahan
yang digunakan dalam produksi, system dan cara kerja di perusahaan, lingkungan
kerja seta beberapa aspek lainnya.Tugas yang dilakukan oleh seorang perawat
dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan kerja antara lain berupa tugas
administrasi dan pelaporan, tugas pemeliharaan dan perawatan kesehatan serta
tugas penyuluhan/ pelatihan/ pendidikan kesehatan, keselamatan kerja yang
diberikan kepada seluruh tenaga kerja. Perawat memberikan keterangan tentang
pelaksanaan pelayanan kesehatan kerja kepada pegawai pengawas keselamatan
dan kesehatan kerja bila diperlukan.
Disamping itu perawat perlu mengetahui arah dan tujuan perusahaan
secara umum, merencanakan dan menerapkan program beserta evaluasinya, dan
dapat mengembangkan kemampuan menajerialnya, selaras dengan pengetahuan
kedokteran yang tlah dimilikinya. Dengan demikian, perawat yang memimpin
suatu unit pelayanan kesehatan kerja harus mampu menjalin kerja sama dengan
pihak pengurus perusahaan, tenaga kerja, dinas atau instansi terkait dan tetap
berpedoman pada etika profesinya. Peranan perawat pada program Kesehatan dan
Keselamatan Kerja bisa dikatakan sangat bermakna, mengingat tugas fungsional
perawat dalam K3 begitu luas. Bisa dikatakan bahwa fokus utamaperawatan

4
kesehatan kerja adalah kesehatan dan keselamatan kerja bagi tenaga kerja dengan
penekanan pada pencegahan terjadinya penyakit dan cidera.
Fungsi dan Tugas Perawat dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja
meliputi:
2.2.1 Fungsi Perawat
a. Mengkaji masalah kesehatan
b. Menyusun rencana asuhan keperawatan pekerja
c. Melaksanakan pelayanan kesehatan dan keperawatan tehadap pekerja
d. Melakukan penilaian terhadap asuhan keperawatan yang telah dilakukan
2.2.2 Tugas Perawat
a. Mengawasi lingkungan pekerja
b. Memelihara fasilitas kesehatan rumah sakit
c. Membantu dokter dalam pemeriksaan kesehatan pekerja
d. Membantu melakukan penilaian terhadap keadaan kesehatan pekerja
e. Merencanakan dan melaksanakan kunjungan rumah
f. Ikut berperan dalam penyelenggaraan pendidikan keselamatan dan
kesehatan kerja (k3) terhadap pekeja
g. Ikut berperan dalam usaha keselamatan kerja
h. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai KB terhadap pekerja dan
keluarganya
i. Membantu usaha penyelidikan kesehatan pekerja
j. Mengoordinasi dan mengawasi pelaksaan keselamatan dan kesehatan kerja
(k3)
Menurut American Association of Occupational Health Nurses, ruang lingkup
pekerjaan perawat hiperkes adalah :
a. Health promotion / Protection
Meningkatkan derajat kesehatan, kesadaran dan pengetahuan tenaga kerja
akan paparan zat toksik di lingkungan kerja. Merubah faktor life style dan
perilaku yang berhubungan dengan resiko bahaya kesehatan.
b. Worker Health / Hazard Assessment and Surveillance
Mengidentifikasi masalah kesehatan tenaga kerja dan menilai jenis
pekerjaannya.

5
c. Workplace Surveillance and Hazard Detection
Mengidentifikasi potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan
keselamatan tenaga kerja. Bekerjasama dengan tenaga profesional lain
dalam penilaian dan pengawasan terhadap bahaya.
d. Primary Care
Merupakan pelayanan kesehatan langsung terhadap penyakit dan
kecelakaan pada tenaga kerja, termasuk diagnosis keperawatan,
pengobatan, rujukan dan perawatan emergensi.
e. Counseling
Membantu tenaga kerja dalam memahami permasalahan kesehatannya dan
membantu untuk mengatasi dan keluar dari situasi krisis.
f. Management and Administration
Acap kali sebagai manejer pelayanan kesehatan dengan tanggung-jawab
pada progran perencanaan dan pengembangan, program pembiayaan dan
manajemen.
g. Research
Mengenali pelayanan yang berhubungan dengan masalah kesehatan,
mengenali faktor – faktor yang berperanan untuk mengadakan perbaikan.
h. Legal-Ethical Monitoring
Paramedis hiperkes harus sepenuhnya memahami ruang lingkup pelayanan
kesehatan pada tenaga kerja sesuai perundang-undangan, mampu menjaga
kerahasiaan dokumen kesehatan tenaga kerja.
i. Community Organization
Mengembangkan jaringan untuk meningkatkan pelayanan kepada tenaga
kerja. Perawat hiperkes yang bertanggung-jawab dalam memberikan
perawatan tenaga kerja haruslah mendapatkan petunjuk-petunjuk dari
dokter perusahaan atau dokter yang ditunjuk oleh perusahaan. Dasar-dasar
pengetahuan prinsip perawatan dan prosedur untuk merawat orang sakit
dan korban kecelakaan adalah merupakan pegangan yang utama dalam
proses perawatan yang berdasarkan nursing assessment, nursing diagnosis,
nursing intervention dan nursing evaluation adalah mempertinggi efisiensi
pemeliharaan dan pemberian perawatan selanjutnya.

6
2.3 Program K3
Sebuah organisasi perusahaan perlu mengembangkan strategi perencanaan
yang baik dalam menerapkan aspek K3 melalui program-program yang disusun
berdasarkan prinsip yang terencana dan terarah. Dalam sebuah sistem manajemen,
perencanaan sebuah program harus mempertimbangkan prinsip
SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realiable, Timetable). Sebuah
program K3 harus bersifat spesifik yang berarti bahwa program-program yang
dibuat sedapat mungkin tidak menimbulkan kebingunan bagi pihak yang diberi
tugas untuk melaksanakannya, mudah terukur dalam hal pencapaian hasilnya
dengan ditetapkannya target dan indikator keberhasilan pencapaiannya. Sebuah
program K3 juga harus bersifat mudah untuk dilaksanakan sehingga dapat
berjalan efektif dan efisien sesuai dengan kemampuan perusahaan serta realistis
dalam hal pembiayaan dan kemampuan orang yang melaksanakannya dengan
jangka waktu yang telah ditetapkan.

2.4 Pengelolaan Program K3 Pada Komunitas


Menerapkan kebijakan K3 secara efektif dengan mengembangkan
kemampuan dan mekanisme pendukung yang diperlukan untuk mencapai
kebijakan, tujuan dan sasaran K3.
Suatu komunitas dalam menerapkan kebijakan K3 harus dapat
mengitegrasikan Sistem Manajemen Perusahaan yang sudah ada. Yang perlu
diperhatikan oleh suatu komunitas pada tahap ini adalah :
1. Jaminan Kemampuan
a. Sumber daya manusia, fisik dan financial.
b. Integrasi
c. Tanggung jawab dan tanggung gugat.
d. Konsultasi, Motivasi dan Kesadaran
e. Pelatihan dan Keterampilan
2. Dukungan Tindakan
a. Komunikasi
b. Pelaporan

7
c. Dokumentasi
d. Pengendalian Dokumen
e. Pencatatan Manajemen Operasi
3. Identifikasi Sumber Bahaya dan Pengendalian Resiko
a. Identifikasi Sumber Bahaya
b. Penilaian Resiko
c. Tindakan Pengendalian
d. Perencanaan dan Rekayasa
e. Pengendalian Administratif
f. Prosedur Tanggap Darurat atau Bencana
g. Prosedur Menghadapi Insiden
h. Prosedur Rencana Pemulihan
4. Pengukuran dan Evaluasi
a. Inspeksi dan pengujian
b. Audit K3
c. Tindakan perbaikan dan pencegahan

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) merupakan ilmu yang
diimplementasikan untuk membuat pekerja yang sedang bekerja di
tempat kerja agar tetap sehat dan selamat.
2. Tugas yang dilakukan oleh seorang perawat dalam pelaksanaan
pelayanan kesehatan kerja antara lain berupa tugas administrasi dan
pelaporan, tugas pemeliharaan dan perawatan kesehatan serta tugas
penyuluhan/ pelatihan/ pendidikan kesehatan, keselamatan kerja yang
diberikan kepada seluruh tenaga kerja.
3. Dalam sebuah sistem manajemen, perencanaan sebuah program harus
mempertimbangkan prinsip SMART (Specific, Measurable, Achievable,
Realiable, Timetable).
4. Suatu komunitas dalam menerapkan kebijakan K3 harus dapat
mengitegrasikan Sistem Manajemen Perusahaan yang sudah ada

3.2 Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan makalah diatas yaitu kesehatan dan
keselamatan kerja merupakan bagian yang sangat penting dalam
ketenagakerjaan sehingga perlu pemahaman yang baik oleh suatu system
ketenagakerjaan sehingga membuat pekerja yang sedang bekerja di tempat
kerja agar tetap sehat dan selamat

9
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi R. I. 2008. Peraturan Perundangan


dan Pedoman Teknis SMK3, Jakarta.

Gempur, Santoso. 2004. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Prestasi


Pustaka, Jakarta.

Hutama Karya, PT. 2011. Rencana Mutu,Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta
Lingkungan Proyek (Pembangunan Jembatan DR. Ir.Soekarno), Manado.

Ramli, Soehatman. 2010. Pedoman Praktis Manajemen Resiko dalam Perspektif


K3, Dian Rakyat, Jakarta.

Silalahi N. B. Bennet dan Silalahi B.Rumondong, 1995. Manajemen Keselamatan


dan Kesehatan Kerja, Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.

Subagyo, Yoyo. 2009. Apa dan Bagaimana Cara Menerapkan OHSAS 18001 –
Manajemen K3, http://consultantiso.blogspot.com/2009/04/apa-bagaimana-
cara-menerapkanohsas.html

Tardianto, Taufik, Amd. 2005. Sistem Manajemen dan Standar Pemeriksaan


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Panca Bhakti, Jakarta.

Tarore, Huibert, dan Mandagi. Robert J M. 2006. Sistem Manajemen Proyek


Konstruksi (SIMPROKON), Tim Penerbit JTS Fakultas Teknik Universitas
Sam Ratulangi, Manado.

10

Anda mungkin juga menyukai