Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH KEPERAWATAN BENCANA

PERMASALAHAN DAN PENANGANAN WABAH DAN


PANDEMI

OLEH
Kelompok 6
Kelas B12A
I Gusti Ayu Md Indriya Sari (193223061)
Md Tantri Indraswari (193223077)
Ni Pt Ayu Suryaningsih (193223099)
I Komang Suranadi (193223065)
I Wayan Noviarta (193223071)
Ni Made Erawati (193223093)
I Wayan Perawirawan (193223072)
Ni Made Dewi Wistiani (193223092)
Ni Komang Tisna Wahyuni (193223085)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


STIKES WIRA MEDIKA BALI
2020

1
KATA PENGANTAR

Om Swastiastu,
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu
menyelesaikan makalah yangmerupakan salah satu tugas dari mata kuliah
Keperawatan Bencana dengan judul “Permasalahan dan Penanganan Wabah Dan
Pandemi” ini tepat pada waktunya.
Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, kami mendapat banyak
bantuan dari berbagai pihak dan sumber. Karena itu kami sangat menghargai
bantuan dari semua pihak yang telah memberi kami bantuan dukungan juga
semangat, buku-buku dan beberapa sumber lainnya sehingga tugas ini bias
terwujud. Oleh karena itu, melalui media ini kami sampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya dan
jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan
yang kami miliki. Maka itu kami dari pihak penyusun sangat mengharapkan saran
dan kritik yang dapat memotivasi saya agar dapat lebih baik lagi dimasa yang
akan datang.

Om Santih, Santih, Santih Om                                                

         
Denpasar, November 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................5
1.3 Tujuan Makalah..................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................7
2.1 Wabah................................................................................................................7
2.1.1 Pengertian Wabah.......................................................................................7
2.1.2 Bentuk Wabah............................................................................................8
2.2 Pandemi............................................................................................................10
2.2.1 Pengertian Pandemi..................................................................................10
2.2.2 Perbandingan Pandemi dan Epidemi........................................................11
2.2.3 Penyebaran geografis................................................................................11
2.2.4 Tingkat kejadian.......................................................................................12
2.2.5 Ketentuan Penetapan Terjadinya Pandemi................................................12
2.3 Jenis Kasus Pandemic......................................................................................13
2.3.1 Virus Corona............................................................................................13
BAB III PENUTUP.........................................................................................................22
3.1 Kesimpulan......................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................23

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Virus Corona atau COVID-19 adalah merupakan jenis virus yang

menyebabkan penyakit pada saluran pernapasan atau dikenal dengan pneumonia

atau radang paru-paru, kasus ini pertama kali terdeteksi pada Desember 2019 di

Kota Wuhan Provinsi Hubei, Tiongkok. Kasus ini diduga berkaitan dengan pasar

hewan Huanan di Wuhan yang menjual berbagai jenis daging binatang, termasuk

yang tidak biasa dikonsumsi seperti ular, kelelawar, berbagai jenis tikus dan

makanan laut lainnya.

Sebelum COVID-19 mewabah, dunia sempat heboh dengan SARS dan

MERS, yang juga berkaitan dengan virus Corona. Dengan latar belakang tersebut,

virus Corona bukan kali ini saja membuat warga dunia panik. Memiliki gejala

yang sama-sama mirip flu, virus Corona berkembang cepat hingga mengakibatkan

infeksi lebih parah dan gagal organ. Dari Kota Wuhan virus corona ini menyebar

ke seluruh penjuru China, kemudian ke berbagai wilayah di Eropa, ke Amerika,

Wilayah Asia dan termasuk Indonesia. Saat ini hingga sabtu (14/11/2020) pukul

12.00 wita tercatat 53.244.898 kasus positif, 1.301.137 diantaranya meninggal

dunia.

Wabah adalah suatu keadaan ketika dimana kasus penyakit atau peristiwa

yang lebih banyak daripada yang diperkirakan dalam suatu periode waktu tertentu

di area tertentu atau diantara kelompok tertentu. Disebuah fasilitas pelayanan

kesehatan dugaan terhadap suatu wabah mungkin muncul ketika aktivitas

4
surveilans rutin mendeteksi adanya suatu kluster kasus yang tidak biasa atau

terjadinya peningkatan jumlah kasus yang signifikan dari jumlah biasanya.

Pandemi adalah epidemi penyakit menular yang menyebar melalui populasi

manusia di kawasan yang luas, misalnya benua, atau bahkan di seluruh dunia.

Sebuah penyakit endemik luas yang stabil dalam hal berapa banyak orang yang

sakit dari itu tidak pandemi.

Pakar dan ilmuan merasa mempunyai tantangan dan kesempatan untuk terus

menerus menggali dan menemukan ilmu pengetahuan baru guna mengatasi

masalah ini. Ketika dokter mendiagnosa suatu penyakit yang tidak biasa, ketika

dokter, perawat, bidan, atau petugas laboraturium yang menyadari terjadinya

serangkaian kluster kasus. Kluster kasus adalah kelompok kasus penyakit atau

peristiwa kesehatan lain yang terjadi dalam rentang waktu dan tempat yang

berdekatan. Didalam suatu kluster banyaknya kasus dapat melebihi jumlah yang

diperkirakan, umumnya jumlah yang diperkirakan tidak diketahui.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa saja jenis kasus penyeban wabah dan penetapan terjadinya pandemic?

b. Bagaimana data kejadian dan permasalahan penyebab wabah?

c. Bagaimana Karakteristik korban dan penanganan yang diperlukan untuk

wabah yag terjadi

5
1.3 Tujuan Makalah

a. Untuk mengertahi jenis kasus penyebab wabah dan penetapan terjadinya

pandemic?

b. Untuk mengetahui data kejadian dan permasalahan penyebab wabah?

c. Untuk mengetahui Karakteristik korban dan penanganan yang diperlukan

untuk wabah yag terjadi

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Wabah

2.1.1 Pengertian Wabah

Secara umum wabah dapat diartikan sebagai kejadian penyakit melebihi dari

normal (kejadian yang biasa terjadi). Banyak definisi yang diberikan mengenai

wabah baik kelompok maupun para ahli diantaranya:

 Wabah adalah penyakit menular yang terjangkit dengan cepat,

menyerang sejumlah besar orang didaerah luas ( KBBI : 1989).

 Wabah adalah peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang telah

meluas secara cepat, baik jumlah kasusnya maupun daerah terjangkit

(depkes RI, DirJen P2MPLP : 1981).

 Wabah adalah kejadian terjangkitnya suatu penyakit menular dalam

masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi

dari keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat

menimbulkan malapetaka ( UU RI No. 4 tahun 1984 ).

 Wabah adalah terdapatnya penderita suatu penyakit tertentu pada

penduduk suatu daerah, yang nyata jelas melebihi jumlah biasa

(Benenson : 1985)

 Wabah adalah timbulnya kejadian dalam suatu masyarakat, dapat berupa

penderita penyakit, perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, atau

7
kejadian lain yang berhubungan dengan kesehatan yang jumlahnya lebih

banyak dari keadaan biasa (Last : 1981)

 Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya

kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologi pada

suatu daerah dalam kurun waktu tertentu (Peraturan Menteri Kesehatan

RI, Nomor 560/Menkes/Per/VIII/1989)

2.1.2 Bentuk Wabah

1. Berdasarkan Sifatnya

Pembagian wabah berdasarkan sifatnya yaitu:

a. Common Source Epidemic

Adalah suatu wabah penyakit yang disebabkan oleh terpaparnya

sejumlah orang dalam suatu kelompok secara menyeluruh dan terjadi

dalam waktu yang reatif singkat. Adapun common source epidemic

itu berupa keterpaparan umum, biasa pada letusan keracunan

makanan, polusi kimia di udara terbuka, menggambarkan satu puncak

epidemi, jarak antara satu kasus dengan kasus, selanjutnya hanya

dalam hitungan jam, tidak ada angka serangan kedua

Jika keterpaparan kelompok serta penularan penyakit berlangsung

sangat cepat dalam waktu yang singkat (point source of epiemic),

maka resultan dari semua kasus/ kejadian berkembang hanya dalam

satu masa tunas saja

8
Point source epidemic dapat pula terjadi pada penyakit oleh faktor

penyebab bukan infeksi yang menimbulkan keterpaparan umum

seperti adanya zat beracun polusi zat kimia yang beracun di udara

terbuka.

b. Propagated / Progresive Epidemic

Bentuk epidemik dengan penularan dari orang ke orang sehingga

waktu lebih lama dan masa tunas yang lebih lama pula. Propagated /

progresif epidemik terjadi karena adanya penularan dari orang ke

orang baik langsung maupun melalui vektor, relatif lama waktunya

dan lama masa tunas, dipengaruhi oleh kepadatan penduduk serta

penyebaran anggota masyarakat yang rentan serta morbilitas dari

penduduk setempat, masa epidemi cukup lama dengan situasi

peningkatan jumlah penderita dari waktu ke waktu sampai pada batas

minimal anggota masyarakat yang rentan, lebih memperlihatkan

penyebaran geografis yang sesuai dengan urutan generasi kasus. Masa

tuntas penyakit tersebut diatas adalah sekitar satu bulan sehingga

tampak bahwa masa epidemi cukup lama dengan situasi peningkatan

jumlah penderita dari waktu ke waktu sampai pada saat di mana

jumlah masyarakat yang rentan mencapai batas yang minimal.

Contohnya, kejadian wabah demam berdarah di suatu tempat yang

dalam penyebarannya memerlukan waktu yang lama, dimana wabah

ini memerlukan masa inkubasi. Selain itu penularan wabah demam

berdarah ini, melalui vector yang berupa nyamuk Aides Aigepty.

9
2. Berdasarkan Cara Transmisinya

Menurut transmisinya, wabah dibedakan atas :

a. Wabah dengan penyebaran melalui media umum (common vehicle

epidemics),yaitu:

1) Ingesti bersama makanan atau minuman, misalnya Salmonellosis.

2) Inhalasi bersama udara pernafasan, misalnya demam Q (di

laboratorium).

3) Inokulasi melalui intravena atau subkutan, misalnya hepatitis

serum.

b. Wabah dengan penjalaran oleh transfer serial dari pejamu ke pejamu

(epidemics propagated by serial transfer from host to host), yaitu :

1) Penjalaran melalui rute pernafasan (campak), rute anal-oral

(shigellosis), rute genitalia (sifilis), dan sebagainya.

2) Penjalaran melalui debu.

3) Penjalaran melalui vektor (serangga dan arthropoda).

2.2 Pandemi

2.2.1 Pengertian Pandemi

Pandemi atau epidemi global atau wabah global adalah kondisi dimana

terjangkitnya penyakit menular pada banyak orang dalam daerah geografi yang

luas. Berasal dari bahasa Yunani “pan” yang artinya semua dan “demos” yang

artinya rakyat.

10
Pandemi adalah epidemi penyakit menular yang menyebar melalui populasi

manusia di kawasan yang luas, misalnya benua, atau bahkan di seluruh dunia.

Sebuah penyakit endemik luas yang stabil dalam hal berapa banyak orang yang

sakit dari itu tidak pandemic

2.2.2 Perbandingan Pandemi dan Epidemi

Epidemi Pandemi
Definisi Epidemi terjadi ketika tingkat Pandemiadalah epidemi
kejadian (yaitu kasus baru penyakit yang
pada populasi manusia menularyangmenyebar
tertentu, selama periode melalui populasi manusia
tertentu) dari penyakit tertentu di wilayah yang luas,
secara substansial melebihi seperti benua.
apa yang“dikira”berdasarkan
pengalamanterkini

Perbandingan Wabah penyakit yang Wabah penyakit yang


terpusat di areatertentu terjadi di wilayah
geografis yang luas dan
mempengaruhi
proporsipendudukyang
sangat tinggi.

Epidemic dan pandemic digunakan untuk menggambarkan wabah penyakit

yang meluas, namun ada perbedaan halus antara kedua kata tersebut. Berikut tabel

perbandingan epidemi dan pademi

Sederhananya, saat epidemi lepas kendali, ini disebut pandemi. Ini

memiliki dua nuansa, yaitu:

11
2.2.3 Penyebaran geografis

Epidemi yang tidak terlokalisir ke suatu kota atau wilayah geografis yang

lebih luas dapat disebut pandemi.

2.2.4 Tingkat kejadian

Epidemi dapat dilokalisasi ke wilayah kecil namun jumlah orang yang

terkena dampak mungkin sangat sangat besar dibandingkan dengan apa yang

“dikira”. Dalam kasus ini, bisa disebut pandemic meski penyebaran geografinya

tidak terlalu besar. sebagai contoh, mari kita katakan bahwa suatu penyakit

memiliki tingkat infeksi “yang dikira” 15%. Bila 40% populasi negara terinfeksi,

kita memiliki epidemi di tangan kita. Bila 75% populasi terinfeksi, maka jumlah

tersebut mencapai proporsi pandemi.

2.2.5 Ketentuan Penetapan Terjadinya Pandemi

Berdasarkan Peraturan menteri Kesehatan RI No

1501/Menkes/Per/X/2010,Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau

meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologi

pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu. Adapun tujuh kriteria KLB yaitu:

1. Dikatakan KLB apabila memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut

timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau

tidak dikenal pada suatu daerah,

2. Peningkatan kejadian kesakitan terus-meneurs selama 3 kurun waktu

dalam jam, hari, atau minggu menurut jenis penyakitnya,

12
3. Peningkatan kesakitan dua kali atau lebih dibandingan dengan periode

sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari atau minggu menurut jenis

penyakitnya,

4. Jumlah penderita baru dalam periode satu bulan menunjukan kenaikan

dua kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan

dalam tahun sebelumnya,

5. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama satu tahun

meunjukan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata

jumlah kesakitan perbulan pada tahun sebelumnya,

6. Angka kematian kasus suatu penyakit (CFR) dalam satu kurun waktu

menunjukan kenaikan kenaikan 50 persen atau lebih dibandingkan

dengan CFR periode sebelumya dalam kurun waktu yang sama,

7. Angka proporsi penyakit (proportional rate) penderita baru pada satu

periode menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan satu

periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.

2.3 Jenis Kasus Pandemic

2.3.1 Virus Corona

1. Pengertian

Dikutip dari situs LIPI atau Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia,

bentuk virus corona menyerupai mahkota seperti namanya. Corona bahasa

Latin yang artinya crown atau mahkota dalam bahasa Indonesia. Bentuk

mahkota berasal dari protein S atau spike protein yang mengelilingi

permukaan virus.

13
Struktur virus biasanya hanya terdiri atas RNA atau DNA saja

termasuk untuk virus corona. Virus ini memiliki genom RNA positif atau

biasa disebut RNA saja. Panjang genom virus corona sekitar 27-32

kilobasa yang kemudian membentuk protein penyusun tubuh virus. Misal

fosfoprotein N, glikoprotein M, protein E, protein S, dan glikoprotein HE,

serta enzim lain untuk perbanyakan virus. Adanya protein S, yang mirip

paku atau tanda panah di permukaan organisme, menjadikan struktur virus

corona lebih khas dibanding yang lain. Dikutip dari Live Science, protein S

ini menempel pada reseptor di sel pernapasan yang disebut angiotensin-

converting enzyme 2 atau ACE 2.

Sumber utama penularan infeksi adalah para pasien COVID-19.

Pembawa (carrier) nCoV-2019 yang asimptomatik juga berpotensi menjadi

sumber infeksi. Covid-19 umumnya ditularkan melalui kontak langsung

dan percikan (droplet). Penularan lewat udara mungkin terjadi pada orang

yang lama terpapar konsentrasi udara tinggi pada ruang tertutup.

Cara penularan virus corona melalui percikan terbagi atas dua yaitu

secara langsung dan tidak langsung. Penularan virus corona secara

langsung terjadi apabila seseorang yang terpapar virus ini batuk, bersin,

atau berbicara dan percikannya langsung mengenai orang lain. Situasi ini

biasanya terjadi apabila pihak-pihak yang terlibat berinteraksi dalam jarak

satu meter. Itulah mengapa, sangat disarankan agar kita menjaga jarak

(physical distancing), setidaknya dua meter dengan orang lain. Dengan

begitu, kita bisa terhindar dari terkena percikan. Sangat disarankan pula,

14
saat terpaksa berada di kerumunan, untuk selalu mengenakan masker dan

membuang masker tersebut di tempat sampah setelah selesai digunakan

selama beberapa jam. Sedangkan penularan virus corona secara tidak

langsung, yakni apabila seseorang menyentuh permukaan atau benda apa

pun yang sudah terkena atau terkontaminasi percikan atau tetesan dari

seseorang yang terpapar COVID-19. Virus corona, seperti diketahui dapat

bertahan selama beberapa jam di berbagai permukaan, seperti kaca, plastik,

baja, tembaga, kertas, hingga kayu. Ketika tanpa diketahui menyentuh

benda yang sudah terkominasi virus corona tersebut, dan menyentuh wajah

seperti di bagian hidung, mulut, dan mata tanpa mencuci tangan terlebih

dulu kita berisiko tertular.

Gejala umum yang muncul dari infeksi virus corona ini adalah

demam, batuk kering, mudah lelah dan kesulitan bernapas atau sesak

napas. Beberapa pasien juga mengalami masalah pencernaan atau diare.

Akan tetapi pada beberapa kasus seseorang bisa terinfeksi atau membawa

virus corona tanpa menunjukkan gejala, dalam dunia kesehatan orang

seperti itu disebut sebagai ‘carrier’. Seorang carrier ini lah yang sangat

perlu dikhawatirkan karena tanpa diketahui orang tersebut memiliki

kemampuan membawa dan menyebarkan virus kepada orang lain.

2. Angka Tingkat Penyebaran

b. Indonesia

Tingkat penyebaran virus corona di Indonesia mulai dari kasus

pertama kali muncul pada tanggal 2 Maret 2020 dengan 2 kasus positif

15
bertambah banyak setiap harinya hingga pada Jumat, 13 november

2020 telah mencapai 457.735 kasus positif covid-19. Dari 34 Propinsi

yang ada di Indonesia. Dengan angka kesembuhan mencapai 385.094

serta angka kematian mencapai 15.037 kasus.

c. Global

Tingkat penyebaran virus corona di dunia mulai dari kasus pertama

kali muncul pada Jumat, 13 november 2020 telah mencapai 53.003.790

kasus positif covid-19. Dengan angka kesembuhan mencapai

36.922.736 orang serta angka kematian mencapai 1.297.476 kasus.

1. Penanggulangan Yang Telah Dilakukan

Pemerintah Indonesia saat ini bersama seluruh rakyat sedang

berusaha menangani serta menghentikan penyebaran covid-19. Pemerintah

RI telah menyusun protocol yang akan dijalankan sejumlah Kementrian

sesuai bidangnya masing-masing dalam mengantisipasi penyebaran virus

corona.

a. Bidang Kesehatan

Daftar Protokol Kesehatan Penanganan COVID-19

1) Jika Merasa Tak Sehat

Masyarakat yang merasa tidak sehat dan mengalami gejala seperti

demam, batuk/pilek, sakit tenggorokan, gangguan pernapasan,

diimbau untuk beristirahat atau bila keluhan berlanjut, maka segera

berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes). Yang harus

dilakukan saat ke fanyankes yaitu: gunakan masker, ikuti etika

16
batuk/bersin yang benar serta tidak menggunakan transportasi

massal atau umum.

1) Tenaga Kesehatan di Fasyankes

Melakukan Screening Pasien Dalam Pengawasan (PDP)

COVID-19 - Jika tidak memenuhi kriteria Pasien Dalam

Pengawasan (PDP) COVID-19, maka akan dirawat inap atau

rawat jalan tergantung diagnosa dan keputusan dokter di

fasilitas pelayanan kesehatan. - Jika memenuhi kriteria Pasien

Dalam Pengawasan (PDP) COVID-19, maka akan dirujuk ke

salah satu rumah sakit rujukan yang siap untuk penanganan

didampingi oleh nakes yang menggunakan alat pelindung diri

(ADP).

2) Di RS Rujukan

Spesimen PDP Diambil untuk Pemeriksaan LAB dan Pasien

Berada di Ruang Isolasi Spesimen akan dikirim ke Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) di

Jakarta. Hasil pemeriksaan pertama akan keluar dalam 24 jam.

Jika Negatif Jika hasilnya negatif, akan dirawat sesuai dengan

penyebab penyakit. Jika Positif - Dinyatakan sebagai penderita

COVID-19 - Sampel akan diambil setiap hari - Akan

dikeluarkan dari ruang isolasi jika pemeriksaan sampel 2 kali

berturut-turut hasilnya negatif.

3) Jika Anda Sehat

17
Namun - Memiliki riwayat perjalanan 14 hari yang lalu ke

negara dengan transmisi lokal COVID-19, maka lakukan self

monitoring. - Merasa pernah kontak dengan kasus konfirmasi

COVID-19, maka segera lapor ke petugas kesehatan dan

periksa ke fasyankes. Untuk informasi lebih lanjut hubungi

Hotline Center Corona 199 ext 9.

Kemenkes RI juga mengimbau masyarakat untuk melakukan

langkah pencegahan, sebagai berikut:

a) Sering cuci tangan pakai sabun

b) Gunakan masker bila batuk atau pilek

c) Konsumsi gizi seimbang, perbanyak sayur dan buah

d) Hati-hati kontak dengan hewan

e) Rajin olahraga dan istirahat cukup

f) Jangan konsumsi daging yang tidak dimasak

g) Bila batuk, pilek dan sesak napas segera ke fasilitas

kesehatan.

Dalam hal penyediaan sarana dan prasarana kesehatan pemerintah

menyiagakan 132 Rumah Sakit Infeksi dari 34 Propinsi. Penetapan

tersebut berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor

HK.01.07/MENKES/169/2020 tentang Penetapan Rumah Sakit

Rujukan Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging Tertentu.

Selain Rumah Sakit yang sudah ada, Pemerintah juga menyiapkan

Wisma Atlet menjadi Rumah Sakit darurat untuk penanganan

18
pasien covid-19. Untuk alat pelindung diri (APD) bagi tenaga

medis Pemerintah telah mentiapkan 170 ribu stock APD secara

nasional dan telah didistribusikan sebanyak 151 ribu APD ke setiap

wilayah Propinsi di Indonesia tergantung tingkat kebutuhan di tiap-

tiap propinsi.

b. Bidang Sosial

Dalam penanganan covid-19 Pemerintah memaksimalkan penyebaran

virus dengan membatasi interaksi social. Kebijakan belajar, bekerja

dan beribadah dirumah terus digencarkan. Himbauan kepada

masyarakat untuk melakukan isolasi diri, menggunakan masker yang

benar, lakukan social distancing (jaga jarak), menerapkan pola hidup

bersih dan sehat serta berjemur dibawah sinar matahari pagi. Namun

kebijakan ini terutama bagi kalangan pekerja sangat sulit untuk

dilaksanakan karena mereka harus bekerja setiap hari untuk

mendapatkan penghasilan dan memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-

hari.

c. Bidang Pertahanan dan Keamanan

Penyebaran Covid 19 bukan hanya merupakan masalah dibidang

kesehatan tetapi Pemerintah telah menjadikan sebagai salah satu

ancaman keamanan nasional, dimana telah dilakukan tindakan diluar

batas-batas mobilisasi sumber daya antar Negara. Sejauh ini

Pemerintah Indonesia telah melakukan sejumlah langkah untuk

mengantisipasi penyebaran covid-19 mulai dengan memasang

19
Thermo-scanner atau alat pengukur suhu di 135 pintu masuk Negara,

hingga mengisolasi sejumlah orang yang terduga terpapar covid-19

dirumah sakit.

Peran TNI-POLRI dalam penanggulangan covid-19 sebagai anggota

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 sangat besar antara

lain

1) Memetakan wilayah yang rawan penyebaran virus sebagai

langkah preventif

2) Mengimbau masyarakat agar tetap jaga jarak dengan

melakukan patrol dan membubarkan kerumunan orang

3) Menindak oknum kejahatan yang menimbun bahan makanan

atau APD

4) Melakukan penindakan terkait berita hoaks

5) Membantu menyiapkan ruang isolasi untuk pasien yang

terinfeksi

6) Membantu ketersediaan dan distribusi APD bagi tenaga

kesehatan

7) Memberi pendampingan terhadap keluarga yang terduga

suspeck

8) Bekerja sama dengan tenaga kesehatan dimasing-masing

kab/kota dalam melakukan penyemprotan disenfektan

d. Bidang Keuangan

20
Pemerintah melakukan realokasi anggaran yaitu melakukan perubahan

anggaran kegiatan baik yang bersumber dari APBN, APBD, Anggaran

Kementrian maupun lembaga-lembaga pemerintah yang fokusnya

untuk menangani covid-19 dimana selama ini tidak dianggarkan atau

tidak ada dalam pos anggaran. Realokasi anggaran ini diprioritaskan

pada pengadaan alat Rapid test, pengadaan APD untuk tenaga medis,

pengadaan tempat tidur dan kamar rumah sakit, tambahan petugas

medis, obat-obatan, masker dan lain sebagainya.

21
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Pandemi adalah epidemi penyakit yang menular yang menyebar melalui

populasi manusia di wilayah yang luas, seperti benua. Sederhananya, saat

epidemi lepas kendali, ini disebut pandemi. Pandemi adalah epidemi penyakit

menular yang menyebar melalui populasi manusia di kawasan yang luas,

misalnya benua, atau bahkan di seluruh dunia. Sebuah penyakit endemik luas

yang stabil dalam hal berapa banyak orang yang sakit dari itu tidak pandemi. Ini

memiliki dua nuansa, yaitu penyebaran geografis dan tingkat kejadian.

Penanggulangan wabah biasa disebut dengan Sistem Kewaspadaan Dini

(SKD-KLB), yang dapat diartikan sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan

wabah secara dini dengan melakukan kegiatan untuk mengantisipasi wabah.

Kegiatan ini dilakukan berupa pengamatan yang sistematis dan terus-menerus

yang mendukung sikap tanggap/waspada yang cepat dan tepat terhadap adanya

suatu perubahan status kesehatan masyarakat .

22
DAFTAR PUSTAKA

https://freyadefunk.wordpress.com/2012/12/19/wabah-epidemiologi/

Anonim. 2012. Bab5-Wabah. Tersedia dalam


(http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/epidemiologi_kebidanan/bab5
-wabah.pdf).

Wibowo, Trisna Agung. 2008. Investigasi wabah.

Wuryanto, Ari. Handout Materi Penyelidikan Wabah Fakultas Kesehatan


Masyarakat

PERMENKES No.949/Menkes/SK/VIII/2004 Tentang Pedoman


Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini KLB

23

Anda mungkin juga menyukai