Oleh :
Kelompok 6 (B12 – A)
1. I Gusti Ayu Indah Masriadewi 193223060
2. I Wayan Noviarta 193223071
3. Made Hendra Wirawan 193223076
4. Ni Luh Dikananda Pradnyanri 193223087
5. Ni Made Erawati 193223093
6. Ni Luh Putu Juliani 193223089
7. Ni Luh Sri Rahmawati 193223090
8. I G A Ayu Vera Aryanti 193223058
9. Ni Made Dewi Wistiani 193223092
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini bisa selesai tepat
pada waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk
perbaikan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan ..................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
Masyarakat ............................................................................................. 23
A. Kesimpulan .............................................................................................. 27
B. Saran ......................................................................................................... 28
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada tahun 2000 terjadi peningkatan penyebaran epidemic HIV secara nyata
melalui perkerja seks komersial, tetapi ada fenomena baru penyebaran HIV/AIDS
melalui pengguna narkoba suntuk. Tahun 2002 HIV sudah menyebar ke rumah
tangga. Sejauh ini lebih dari 6,5 juta perempuan di Indonesia jadi populasi rawan
tertular HIV. Lebih dari 30% diantaranya melahirkan bayi yang tertular HIV. Pada
tahun 2015, diperkirakan akan terjadi penularan pada 38.500 anak yang dilahirkan
dan itu terinfeksi HIV. Sampai tahun 2006 diperkirakan 4.360 anak terkena HIV
dan separuh diantaranya meninggal dunia. Saat ini diperkirakan 2320 anak terkena
HIV.
HIV ke ibu bisa akibat hubungan seksual yang tidak aman, pemakaian narkoba
injeksi dengan jumlah bergantian bersama pengidap HIV, tertular melalui darah
dan produk darah, penggunaan alat kesehatan yang tidak steril serta alat untuk
menoreh kulit. Penyebab terjadinya infeksi HIV pada wanita secara berurutan dari
yang terbesar adalah pemakaian obat terlarang melalui injeksi 51%, wanita
heteroseksual 34%, transfuse darah 8%, dan tidak diketahui sebanyak 70%.
1
Penularan HIV ke bayi dan anak bisA dari ibu ke anak, penularan melalui darah,
penularan melalui hubungan seks (pelecehan seksual pada anak). Penularan dari
ibu ke anak terjadi karena wanita yang menderita HIV/AIDS sebagian besar
(85%) berusia subur (15-44 tahun) sehingga terdapat resiko penularan infeksi
yang bias terjadi pada saat kehamilan. Prevalensi penularan dari ibu ke bayi dalah
0,01% sampai 0,7%. Bila ibu baru terinfeksi HIV dan belum ada gejala AIDS,
kemungkinan bayi terinfeksi sebanyak 20% sampai 35%, sedangkan gejala AIDS
Tingkat transmisi AIDS dapat dikurangi dari 25% - 30% menjadi kurang dari
2% (berkurang > 90%) kalau pakai obat antiretoviris (ARV) pada Trismester
(PMTCT) atau Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA), merupakan
program pemerintah untuk mencegah penularan virus HIV/AIDS dari ibu ke bayi
perempuan usia produktif, kehamilan dengan HIV positif, penularan dari ibu
hamil ke bayi yang dikandungnya. Prevalensi kasus AIDS lebih besar karena
gunung es, kasus HIV yang ada di masyarakat kemungkinan jauh lebih besar
2
daripada yang dilaporkan. Menurut WHO (2009), kecenderungan infeksi HIV
pada perempuan dan anak meningkat, sehingga diperlukan berbagai upaya untuk
mencegah penularan HIV dari ibu hamil ke bayi antara lain dengan program
melibatkan kelompok yang beresiko, petugas lapangan, kader PKK, dan bidan.
B. Rumusan Masalah
(PMTCT) ?
C. Tujuan Penulisan
Transmisson (PMTCT)
3
5. Untuk menetahui alur jalinan kerjasama kegiatan PMTCT antara sarana
4
BAB II
PEMBAHASAN
dengan cepat, dimana penularan HIV dari ibu ke anak terus meningkat seiring
bertambahnya jumlah perempuan pengidap HIV , dari data pada tahun 2008 dari
jumlah ibu hamil yang mengikuti test HIV sebanyak 5.167 orang dimana 1.306
positif, akan meningkat pula kebutuhan untuk layanan PMTCT berdasarkan hasil
proyeksi dan pemodelan epidemic HIV, jumlah ibu hamil yang positif
memerlukan pelayanan PMTCT akan meningkat dari 5.730 orang pada tahun
geografis wilayah Indonesia yang luas serta terdiri dari kepulauan dengan jumlah
penduduk yang besar dan tersebar di seluruh wilayah sehingga akan mengalami
5
B. Tujuan, Strategi dan Sasaran Program PMTCT
Sebagian besar infeksi HIV pada bayi disebabkan penularan dari ibu.
Infeksi yang ditularkan dari ibu ini kelak akan mengganggu kesehatan
anak. Diperlukan upaya intervensi dini yang baik, mudah dan mampu
tersebut.
6
1. Peningkatan Kemampuan Manajemen Pengelola Program PMTCT.
nifas.
intervensi yang baik maka risiko penularan HIV dari ibu ke bayi sebesar 25 –
45% bisa ditekan menjadi kurang dari 2%. Menurut estimasi Depkes, setiap
tahun terdapat 9.000 ibu hamil HIV positif yang melahirkan di Indonesia.
Berarti, jika tidak ada intervensi diperkirakan akan lahir sekitar 3.000 bayi
4 konsep dasar,yaitu:
infeksi virus ke neonatus dan bayi terjadi trans plasenta dan intrapartum
selama Kehamilan dan Laktasi, tergantung sifat infeksi terhadap ibu yakni
vertikal dan adanya kerentanan tubuh selama proses kehamilan, maka pada
7
Dengan alasan hak asasi manusia, perempuan Odha dapat memberikan
apabila daya tahan tubuh cukup baik (CD4 di atas 500), kadar virus (viral
yang ada sampai saat ini baru berfungsi untuk menghambat multiplikasi
terpapar darah dan lendir ibu di jalan lahir. Bayi mungkin juga terinfeksi
karena menelan darah atau lendir jalan lahir tersebut (secara tidak sengaja
seksio sesarea akan mengurangi risiko penularan HIV dari ibu ke bayi
dicatat adanya penularan melalui ASI pada infeksi CMV, HIV1 dan
8
ASI. HIV teridentifikasi ada dalamkolustrum dan ASI, menyebabkan
infeksi kronis yang serius pada bayi dan anak . Oleh karenanya ibu hamil
Setelah usai pemberian ASI eksklusif, bayi hanya diberikan susu formula
formula/ PASI lainnya. Mukosa usus bayi pasca pemberian susu formula/
yang baik.
9
4. Mengoptimalkan kesehatan ibu dengan HIV positif, melalui pemeriksaan
mikronutrien. Pola hidup sehat antara lain: cukup nutrisi, cukup istirahat,
cukup olah raga, tidak merokok, tidak minum alkohol juga perlu
tahun 2010, dikatakan bahwa terdapat 33,4 juta orang dengan HIV/AIDS di
seluruh dunia. Sebanyak 15,7 juta (47%) diantaranya adalah perempuan dan
2,1 juta anak-anak berusia kurang dari 15 tahun. Secara global, HIV
tahun 2008 terdapat 1,4 juta perempuan dengan HIV positif melahirkan di
hingga akhir tahun 2010 dilaporkan sekitar 24,000 kasus AIDS dan 62.000
kasus HIV. Sekitar 62,7% berjenis kelamin laki-laki dan 37,7% berjenis
tergolong rendah (kurang dari 0,2%), tetapi sejak tahun 2005 Indonesia telah
10
dikategorikan sebagai negara dengan tingkat epidemi terkonsentrasi karena
Penularan HIV dari ibu ke bayi ini dapat dicegah dengan program
PMTCT. Di negara maju, risiko seorang bayi tertular HIV dari ibunya sekitar
< 2%, hal ini karena tersedianya layanan optimal untuk pencegahanpenularan
HIV dari ibu ke bayi. Tetapi di negara berkembang atau negara miskin,
beberapa tahun, ternyata cakupan PMTCT masih rendah, yaitu 10% di tahun
sangat rendah, yaitu sebesar 6%, sehingga upaya peningkatan cakupan sejalan
menegaskan pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi atau dikenal dengan
perlu adanya kerja sama antara berbagai sektor terkait, organisasi profesi,
Kebijakan umum Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi sejalan dengan
11
kebijakan umum kesehatan ibu dan anak serta kebijakan pengendalian
ditawarkan kepada ibu hamil. Pada ibu hamil dengan hasil pemeriksaan HIV
pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak dan layanan Keluarga Berencana di tiap
HIV pada bayi adalah dengan mencegah perempuan usia reproduksi untuk
tertular HIV. Strategi ini bisa juga dinamakan pencegahan primer (primary
penularan HIV dari ibu ke bayi secara dini, bahkan sebelum terjadinya
reproduksi, ibu hamil dan pasangannya agar tidak terinfeksi HIV. Dengan
mencegah infeksi HIV pada perempuan usia reproduksi atau ibu hamil,
12
A (Abstinence), artinya Absen seks ataupun tidak melakukan hubungan
B (Be Faithful), artinya Bersikap saling setia kepada satu pasangan seks
(tidak berganti-ganti).
antara lain:
perempuan.
dan diskriminasi.
tesnya HIV negatif perlu didukung agar status dirinya tetap HIV
13
negative, menganjurkan agar pasangannya menjalani tes HIV,
suami bahwa jika ia melakukan seks tak aman akan bisa membawa
rumah sakit ataupun klinik, biasanya ibu diantar oleh suaminya. Pada
saat itu, perasaan suami sangat bangga dan mencintai istri dan
kepada suami untuk menghindari perilaku seks tak aman dan informasi
HIV pada ibu hamil, akan membuat adanya dialog yang lebih terbuka
14
perempuanyang mengalami masalah seputar penularan HIV dari ibu ke
persalinan dan selama masa menyusui. Hal ini dikarenakan kadar HIV
risiko penularan HIV dari ibu ke bayi menjadi lebih besar jika ibu
Salah satu cara efektif untuk mencegah terjadinya penularan HIV dari ibu
layanan konseling dan tes HIV dan sarana kontrasepsi yang aman dan
alat kontrasepsi yang aman dan efektif serta konseling yang berkualitas
akan membantu perempuan HIV positif dalam melakukan seks yang aman,
lahirnya anak-anak yang terinfeksi HIV. Ibu HIV positif mungkin cukup
bayinya tertular HIV dan menjadi yatim piatu di usia muda. Namun
15
mereka yakin untuk bisa punya anak yang tidak terinfeksi HIV. Konselor
Indonesia, umumnya keinginan ibu untuk memiliki anak amat kuat, dan
ibu akan kehilangan status sosialnya jika tidak mampu menjadi seorang
ibu yang melahirkan anak. Jika kondisi fisik ibu HIVpositif cukup baik,
risiko penularan HIV dari ibu ke bayi sebenarnya menjadi kecil. Artinya,
ia mempunyai peluang besar untuk memiliki anak HIV negatif. Tetapi, ibu
HIV positif yang memiliki banyak tanda penyakit dan gejala HIV akan
Jika ibu HIV positif tetap ingin memiliki anak, WHO menganjurkan jarak
16
tidak ingin punya anak lagi, kontrasepsi yang palingtepat adalah sterilisasi
antara lain: Mengadakan KIE tentang HIV/AIDS dan perilaku seks aman,
3. Prong 3: Pencegahan Penularan HIV dari Ibu Hamil HIV Positif ke Bayi
Strategi pencegahan penularan HIV pada ibu hamil yang telah terinfeksi
HIV ini merupakan inti dari intervensi pencegahan penularan HIV dari ibu
kesehatan ibu dan anak bisa menjadi awal atau pintu masuk upaya
pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi bagi seorang ibu hamil.
17
HIV dari ibu ke bayi. Harapannya, dengan kesadarannya sendiri
bentuk layanan yang diberikan klinik kesehatan ibu dan anak, seperti :
ibu dan anak juga menjangkau dan melayani suami atau pasangannya
Layanan Konseling dan Tes Sukarela Layanan konseling dan tes HIV
dari ibu ke bayi. Cara untuk mengetahui status HIV seseorang adalah
18
kesehatan ibu dan anak dan layanan keluarga berencana di tiap jenjang
pelayanan kesehatan. Layanan konseling dan tes HIV akan sangat baik
konseling dan tes HIV sukarela di klinik kesehatan ibu dan anak akan
standar dari pelayanan kesehatan ibu dan anak dan layanan Keluarga
dan tes HIV untuk pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi
Layanan tes HIV untuk program pencegahan penularan HIV dari ibu
19
HIV dalam paket pelayanan kesehatan ibu dan anak dan layanan
konseling sebelum dan sesudah tes HIV. Pada pelayanan kesehatan ibu
konseling dan tes HIV, konseling pasca tes (post-test counseling) bagi
ibu hamil ketika mengikuti proses konseling sebelum dan sesudah tes
serial dengan menggunakan tiga reagen yang berbeda. Test HIV yang
tiga reagen rapid HIV. Namun untuk sarana kesehatan yang memiliki
nasional.
Pada ODHA dewasa, penentuan saat yang tepat memulai terapi obat
20
stadium HIV/AIDS pada ibu hamil dapat dilakukan berdasarkan
kondisi klinis pasien dan dengan atau tanpa pemeriksaan CD4. CD4
nilai CD4nya Ibu Hamil. Semua ibu hamil diberi ARV tanpa
intervensi yang paling efektif untuk kesehatan ibu dan juga mampu
Upaya pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi tidak terhenti setelah
ibu melahirkan. Ibu tersebut akan terus menjalani hidup dengan HIV di
21
sepanjang waktu. Hal ini terutama karena si ibu akan menghadapi masalah
dibutuhkan oleh ibu HIV positif antara lain: pengobatan ARV jangka
ibu HIV positif), didampingi jika sedang dirawat dan dukungan dari
pasangan. Dengan dukungan psikososial yang baik, ibu HIV positif akan
akan bertindak bijak dan positif untuk senantiasa menjaga kesehatan diri
dan anaknya dan berperilaku sehat agar tidak terjadi penularan HIV dari
mengikuti konseling dan tes HIV agar mengetahui status HIV mereka.
22
E. Jalinan Kerjasama Kegiatan PMTCT antara Sarana Kesehatan dan
Organisasi Masyarakat
mengatasi kendala medis yang menyangkut tes HIV, ARV, CD4, viral load,
Uraian Tugas dan Ruang Lingkup Dalam jejaring PMTCT, setiap institusi
Puskesmas dan rumah sakit, serta bidan praktek swasta. Sedangkan di tingkat
23
HIV, pelayanan tes HIV, rujukan ke rumah sakit rujukan AIDS serta
persalinan dan pasca persalinan kepada ibu, pasangan dan bayinya. Pelayanan
laboratorium darah HIV, IMS, TB-HIV, KB, ARV profilaksis, tes CD4, VL
PMTCT bisa pula dijalankan oleh bidan praktek swasta. Bidan terlatih
HIV,maka ibu hamil tersebut dirujuk oleh bidan ke Puskesmas ataupun rumah
sakit untuk menjalani VCT dan mendapatkan layanan lanjutan jika hasil
seksio sesarea, bidan merujuk ibu hamil kerumah sakit. Bidan praktek swasta
24
menjalankan Prong 1,2, 3 dari kegiatan PMTCT komprehensif. Peran LSM
aktif dari orang yangterinfeksi HIV, KDS memiliki peran dalam pelayanan
HIV positif dan ibu hamil HIV positif, memberikan dukungan sebaya dalam
LSM, KDS menjalankan Prong 1, 2, dan 4 dari kegiatan PMTCT. Agar peran
25
masing-masing institusi berjalan secara optimal, diperlukan sumber daya
IDI, IDAI, POGI, IBI,PAPDI, PDUI, PPNI serta ikatan profesi lainnya.
antar ikatan profesi dan bermitra dengan stackholders lainnya. Alur Rujukan
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
(PMTCT) atau Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA), merupakan
program pemerintah untuk mencegah penularan virus HIV/AIDS dari ibu ke bayi
mencegah penularan HIV dari ibu hamil ke bayi antara lain dengan program
melibatkan kelompok yang beresiko, petugas lapangan, kader PKK, dan bidan.
dari Ibu Hamil HIV Positif ke Bayi, Prong 4: Pemberian Dukungan Psikologis,
Sosial dan Perawatan kepada Ibu HIV Positif Beserta Bayi dan Keluarganya.
27
B. Saran
PMTCT untuk mencegah peningkatan penularan HIV baik dari ibu yang positif
konseling serta informasi kepada para remaja, ibu hamil dan semua kalangan
28
DAFTAR PUSTAKA
Modul Pelatihan. Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi (Prevention Mother
to Child Transmission; Philippe, M. 2009.
29