Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA PASIEN WK DENGAN

PNEUMONIA DI RUANG ABIMANYU RSUD SANJIWANI


GIANYAR TANGGAL 1-3 JUNI 2021

OLEH :

NI KADEK KEMBAR DANI SINTANINGSIH


NIM. 209012532

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
PROGRAM NERS
2021
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
STIKes WIRA MEDIKA PPNI BALI

Nama Mahasiswa : Ni Kadek Kembar Dani Sintaningsih


NIM : 209012532
Tempat Praktek : Ruang Abimanyu RSUD Sanjiwani Gianyar
Tanggal : Pengkajian : 1/6/2021
Praktik : Keperawatan Anak

I. IDENTITAS PASIEN
Inisial Nama : Anak WK
Nomor RM : 0351XX
Tempat, tgl lahir : Gianyar, 21 April 2016
Umur : 5 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku Bangsa : Bali
Bahasa yang dimengerti : Bali
Agama : Hindu
Nama Ayah / Ibu : MP/ WU
Pend Ayah / Ibu : SMA/SMA
Pekerjaan Ayah / Ibu : Karyawan Swasta/ Karyawan Swasta
Alamat / Nomor Telp : Br. Sengguan Kaja, Gianyar
Telp : 087114874xxx
Diagnosa Medis : Pneumonia

II. KELUHAN UTAMA


Keluhan utama saat MRS
Ibu mengatakan anak WK mengeluh batuk-batuk disertai sesak nafas dan demam
Keluhan Utama saat Pengkajian
Ibu mengatakan anak masih mengeluh batuk dengan dahak yang susah dikeluarkan
III. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI
Ibu mengatakan anak WK mengalami batuk-batuk disertai sesak nafas dan demam sejak 2
hari yang lalu. Anak WK mengalami batuk dan dahak susah dikeluarkan. Ibu mengatakan
pasien sudah sempat diajak ke bidan dan demamnya saat itu 38.9oC kemudian diberikan
obat batuk dan obat panas. Kondisi pasien tidak juga membaik. Kemarin pagi sebelum
dibawa ke UGD pasien batuk dan sesaknya bertambah parah, pasien juga terasa panas dan
menggigil. Oleh keluarga klien dibawa ke UGD RSUD Sanjiwani Gianyar. Pada saat
pengkajian anak masih tampak batuk-batuk, ibu mengatakan anak masih sesak nafas dan
batuk-batuk dengan dahak susah dikeluarkan.
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
a. Pre Natal
Saat hamil : Ibu merokok :  Ya  Ѵ Tidak
Ibu minum minuman keras :  Ya  Ѵ Tidak
b. Intra dan Post Natal
Intra Natal
Lama persalinan : 4 jam
Saat persalinan :  Prematur  Ѵ Matur  Serotinus
Komplikasi persalinan : tidak ada
Terapi yang diberikan : IVFD RL
Cara melahirkan :  Pervaginam normal
 Dengan vakum ekstrasi
 Ѵ Operasi Caesar
 Lainnya, ……………………………………...
Tempat melahirkan :  Ѵ Rumah Sakit
 Rumah Bersalin
 Rumah
 Lainnya, ……………………………………...
Post Natal
Usaha nafas :  Dengan bantuan
 Ѵ Tanpa bantuan
Kebutuhan resusitasi : tidak ada
APGAR Score : 15
Bayi langsung menangis :  Ѵ Ya  Tidak
Tangisan bayi :  Ѵ Kuat  Lemah
 Lainnya,……………….....................................
Obat-obatan yang diberikan setelah lahir : Vit K
…………………………………………………………………………………..
Trauma lahir  Ѵ Tidak  Ada, ………………………
Narkosis  Ѵ Tidak  Ada, ………………………
Keluarnya urin / BAB  Ѵ Ada  Tidak, …………………….
Respon fisiologis atau perilaku yang bermakna : ………………………………
…………………………………………………………………………………..
c. Penyakit yang pernah diderita : tidak ada
d. Hospitalisasi : tidak ada
e. Operasi : tidak ada
f. Injuri/ kecelakaan : tidak ada
g. Alergi: Tidak ada
h. Imunisasi : lengkap

V. RIWAYAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


A. Pertumbuhan
1. Berat badan : 20 kg
2. Tinggi badan : 112 cm
B. Perkembangan
1. Tengkurap : 5 bulan
2. Duduk : 9 bulan
3. Berdiri : 1 tahun
4. Berjalan : 1 tahun 2 bulan

VI. RIWAYAT SOSIAL


a. Pengasuh : ayah dan ibu
b. Pembawaan secara umum : baik
c. Hubungan dgn anggota keluarga : cukup harmonis
d. Hubungan dengan teman sebaya : cukup baik

VII. RIWAYAT KELUARGA


a. Sosial ekonomi : ibu mengatakan suaminya bekerja sebagi karyawan swata di
salah satu bank dengan gaji kurang lebih 3,5 juta perbulan. Sedangkan ibu seorang
karyawan toko dengan gaji 1,9 juta perbulan
b. Lingkungan rumah : lingkungan rumah pasien cukup baik dan bersih. Ibu biasa
menyapu dua kali sehari dan mengepel dua kali seminggu
c. Penyakit keluarga : ibu mengatakan didalam keluarga dia dan suaminya tidak ada
yang menderita penyakit keturunan seperti DM, asthma, hipertensi dan penyakit
menular lainnya
d. Genogram

Keterangan

: Laki-laki
6

: Perempuan

: Meninggal

: Pasien

: Tinggal serumah
Keterangan :
……………………………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………………...

VIII. POLA KESEHATAN


A. Pemeliharaan dan persepsi kesehatan
keluarga mengatakan kesehatan sangat penting. Keluarga selalu berusaha
menjaga kesehatan anggotanya dengan baik. Keluarga senang melihat anaknya
sehat beraktivitas seperti biasanya, bermain dengan teman-temannya. Keluarga
merasa kasihan dengan kondisi anaknya saat ini yang tampak batuk dan sesak
disertai demam. Ibu mengatakan kalau ada anggota keluarga yang sakit biasanya
diajak berobat ke puskesmas atau rumah sakit. Keluarga memahami mengetahui
kondisi anaknya setelah diinformasikan oleh dokter dan perawat
B. Nutrisi (makanan dan cairan)
1. Sebelum sakit:
Ibu mengatakan pasien biasa makan 3x sehari. Nafsu makan cukup baik. Ibu
mengatakan anaknya jarang pilih-pilih makanan. Jenis makanan yang
dimakan biasannya nasi, sayur , dan daging, kadang ikan. Frekuensi minum
sehari 4-5 gelas dengan jumlah kurang lebih 1500 cc
2. Saat sakit:
Ibu mengatakan semenjak dirawat tidak ada keluhan dengan makan pasien.
Pasien tidak ada mengeluh mual atau muntah. nafsu makan anak WK masih
baik. Pasien mampu menghabiskan 1 porsi bubur yang disediakan dari rumah
sakit, minum kurang lebih 200cc.

Program Ners STIKes Wira Medika PPNI Bali


7

C. Aktifitas
1. Sebelum sakit:
Keluarga mengatakan sebelum sakit anak cukup aktif bermain dan mengikuti
kegitan di TK nya
2. Saat sakit:
Semenjak sakit pasien aktivitasnya lebih banyak di tempat tidur karena
disarankan oleh dokter untuk mengurangi aktivitas berlebih..
D. Tidur dan istirahat
1. Sebelum sakit:
Keluarga mengatakan Sebelum sakit anak tidur ± 8 jam/hari bangun hanya
karena kencing dimalam hari. Pasien biasa tidur siang kurang lebih 2 jam.
2. Saat sakit:
Keluarga mengatakan semanjak sakit anak tidur ± 6 jam/hari , tidur siang
kurang lebih 2-3 jam
E. Pola hubungan
Keluarga mengatakan pola komunikasi dan hubungan pasien baik. Pasien mau
berkomunikasi dengan semua anggota keluarga. Semenjak sakit kelurga rajin
menghubungi dan menanyakan perkembangan kondisi pasien
F. Koping
keluarga mengatakan jika ada masalah diselesaikan secara musyawarah. Keluarga
juga sering berkonsultasi dengan keluarga besar jika masalah belum terpecahkan
G. Kognitif dan persepsi
1. Sebelum sakit : keluarga mengatakan sebelum sakit alat indra anaknya dapat
berfungsi dengan baik. Biasanya mendapat info-info kesehatan dari tetangga
atau televisi.
2. Saat Sakit: Saat sakit panca indra pasien masih berfungsi dengan baik.
keluarga mengatakan tahu akan penyakitnya setelah diberitahukan oleh
dokter dan perawat.
H. Konsep diri
1. Gambaran diri
Keluarga mengatakan pasien menerima keadaan fisiknya saat ini. Tidak ada
bagian tubuh yang tidak disukai oleh pasien
2. Ideal diri

Program Ners STIKes Wira Medika PPNI Bali


8

Keluarga mengatakan pasien dapat berprilaku sesuai waktu dan tempat saat
ini. Pasien berharap agar segera sembuh dan kembali belajar di TK
3. Harga diri
Keluarga mengatakan sangat menyayangi anaknya, karena anaknya sangat
berharga
4. Peran
Keluarga mengatakan pasien perannya saat ini sebagai anak
5. Identitas Diri
Keluarga mengatakan pasien mampu mengenal identitasnya sebagai seorang
anak laki-laki.
I. Seksual
Ibu mengatakan anaknya tidak ada mengalami masah dalam organ sesksualnya.
J. Nilai
Ibu mengatakan keluarga beragama hindu. Keluarga selalu membimbing anaknya
untuk biasa bersembahyang dan berdoa.

IX. PEMERIKSAAN FISIK (inspeksi – auskultasi)


a. Keadaan umum : baik
Tingkat kesdaran : Compos mentis
Nadi : 106 x/mnt ( teratur)
RR : 44 x/mnt BB : 20 kg TB : 112 cm
Suhu : 39, 0°C LK : 49 cm
b. Kulit
Kulit tampak bersih, turgor elastis, tidak ada luka, perabaan panas, pasien tampak
berkeringat
c. Kepala
Kebersihan : Bersih
Warna rambut : Hitam
Benjolan : Tidak ada
Tekstur rambut : Halus
a. Mata
Penglihatan : Normal
Kelopak mata : Normal
Sklera : Tidak ikterus

Program Ners STIKes Wira Medika PPNI Bali


9

Pupil : Isokor
Konjungtiva : Merah muda
Peradangan : Tidak ada
d. Hidung
Struktur : Simetris
Fungsi penciuman : Normal
Keluhan : secret +. Hidung tersumbat
e. Telinga
Struktur : Simetris
Fungsi : Normal
Serumen : Tidak ada
Keluhan : Tidak ada
Pemakaian alat bantu : Tidak pakai
f. Mulut
Gigi : Belum lengkap
Gusi : Merah
Lidah : Bersih
Bibir : Merah kering
Leher: ……………………...
g. Leher
Kelenjar thyroid : Tidak membesar
Kelenjar limfe : Tidak membesar
h. Dada
Bentuk dada : Simetris
Benjolan : Tidak ada
 Paru-paru
 Pola nafas : Cepat dan dangkal
 Frekuensi nafas : 44x/menit
 Kualitas nafas : Sesak
 Pengguna otot : Ya
 Pernafasan tambahan : Ya, pernapasan cuping hidung
 Batuk : Ya
 Sputum : Ya warna putih kekuningan, susah dikeluarkan
 Ronki : Ya pada kedua lobus paru-paru

Program Ners STIKes Wira Medika PPNI Bali


10

 Jantung
 Ictus cordis : Tidak teraba
 Pembesaran jantung : Tidak ada
 BJ I : Negatif
 BJ II :Negatif
i. Abdomen
Bentuk perut : Simentris
Nyeri tekan : Tidak ada
Kondisi perut : Lembek
Bising usus : Normal 18x/ menit
j. Genitalia
Tidak ada kelainan
k. Ekstremitas
Odema : Tidak
Kontraktur : Tidak
Kelainan : Tidak ada
Kekuatan otot :
5555 5555
5555 5555

l. Neurologi
Saraf-saraf kranial : tidak ditemukan adanya kelainan
Perangsangan selaput otak : tidak ditemukan adanya kelainan

X. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PENUNJANG


A. Hasil laboratorium meliputi :
Hb : 14,1 g/dl (10-14 g/dl)
Lekosit : 17.600 ul (4-11 rb/ul)
Hematokrit : 38,6 % (37-48 %)
Eritrosit : 4.500.000 ul (4,5-5,6 jt/ul)
Trombosit : 314.000 ul (150-350 rb/ul)
B. Rontgen dada : Hasil bacaan pneumonia
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

Program Ners STIKes Wira Medika PPNI Bali


11

…………………………………………………………………………………………

XI. TERAPI YANG DIPEROLEH

No Nama Obat Indikasi


1 IUFD RL 24 tetes/menit Cairan infus
2 Oksigenasi 1-2 liter/menit/nasal prongs Oksigen tambahan
3 Injeksi Amikacin 125 mg/8 jam/IV Antibiotic
4 Inhalasi Ventolin 1 respule/8 jam Bronkodilator
5 Paracetamol sirup 4 x 5 ml Anti piretik

XII. INFORMASI LAIN (mencakup rangkuman kesehatan klien dari gizi, fisioterapis,
dll)
………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….

901.0567

Program Ners STIKes Wira Medika PPNI Bali


12

B. Analisa Data Keperawatan

Data Etiologi Masalah


1 DS: Ibu mengatakan anak masih Jamur, virus, bakteri Bersihan jalan
mengeluh batuk dengan dahak yang nafas tidak
susah dikeluarkan, mengeluh hidung efektif
tersumbat masuk alveoli

DO: Batuk : Ya, Sputum : Ya warna


leukosit pinuclearmorphone
putih kekuningan, susah dikeluarkan,
meningkat
Ronki : Ya pada kedua lobus paru-paru,
RR: 44 x/mnt
hipersecresi sputum

sputum mengental

bersihan jalan nafas tidak


paten
DS: keluarga mengatakan anak masih Jamur, virus, bakteri Pola nafas tidak
sesak nafas dan batuk-batuk dengan efektif
dahak susah dikeluarkan. masuk alveoli

DO: Pola nafas : Cepat dan dangkal,


leukosit pinuclearmorphone
Frekuensi nafas : 44x/menit, Kualitas
meningkat
nafas : Sesak, Pengguna otot : Ya,
Pernafasan tambahan : Ya, pernapasa
Lekosit dan fibrin
cuping hidung, Ronki : Ya pada kedua
lobus paru-paru
mengalami konsolidasi
dalam paru

Kompliance paru turun

Pola nafas tidak efektif


DS: keluarga mengatakan anaknya Jamur, virus, bakteri Hipertermi

Program Ners STIKes Wira Medika PPNI Bali


13

demam
masuk alveoli
DO: Perabaan panas, pasien tampak
berkeringat banyak, Nadi: 106 x/mnt
leukosit pinuclearmorphone
( teratur / tidak ), RR: 44x/mnt, Suhu:
meningkat
39, 0°C

Eksudat dan serous masuk


alveoli melalui pembuluh
darah

Peningkatan suhu tubuh

hipertermi

C. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d b/d hipersekresi jalan nafas d/d Ibu
mengatakan anak masih mengeluh batuk dengan dahak yang susah dikeluarkan,
mengeluh hidung tersumbat. Batuk: Ya, Sputum : Ya warna putih kekuningan,
susah dikeluarkan, Ronki : Ya pada kedua lobus paru-paru, RR: 44 x/mnt
2. Pola nafas tidak efektif b/d hambatan upaya nafas d/d keluarga mengatakan anak
masih sesak nafas dan batuk-batuk dengan dahak susah dikeluarkan. Pola nafas :
Cepat dan dangkal, Frekuensi nafas : 44x/menit, Kualitas nafas : Sesak, Pengguna
otot : Ya, Pernafasan tambahan : Ya, pernapasa cuping hidung, Ronki : Ya pada
kedua lobus paru-paru
3. Hipertermi b/d proses penyakit d/d keluarga mengatakan anaknya demam Perabaan
panas, pasien tampak berkeringat banyak, Nadi: 106 x/mnt ( teratur / tidak ), RR:
44x/mnt, Suhu: 39, 0°C

Program Ners STIKes Wira Medika PPNI Bali


14

D. RENCANA KEPERAWATAN

Tgl. Kriteria Hasil Rencana Tindakan Keperawatan Tanda


Tangan
1/6//21 Setelah diberikan asuhan SIKI: Manajemen jalan napas
keperawatan 3x24 jam (SIKI I.01011 Hal. 186)
diharapkan bersihan jalan nafas
membaik dengan SLKI: Observasi
Bersihan Jalan Napas
- Monitor pola napas (frekuensi,
(L.01001)
kedalaman, usaha napas)
 Batuk efektif dari menurun - Monitor bunyi napas tambahan (mis.
(1) menjadi meningkat (5) Gurgling, mengi, wheezing, ronkhi
 Produksi sputum dari kering)
meningkat (1) menjadi - Monitor sputum (jumlah, warna,
menurun (5 aroma)
 Mengi dari meningkat (1)
Terapeutik
menjadi menurun (5
 Frekwensi Napas dari - Pertahankan kepatenan jalan napas
memburuk (1) menjadi dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-
membaik (5) thrust jika curiga trauma servikal)
 Pola Napas dari memburuk - Posisikan semi-fowler atau fowler
(1) menjadi membaik (5) - Berikan minum hangat
- Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
- Lakukan penghisapan lendir kurang
dari 15 detik
- Laukan hiperoksigenasi sebelum
penghisapan endotrakeal
- Keluarkan sumbatan benda padat
dengan forsep McGill
- Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
- Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari,
jika tidak kontraindikasi
- Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu
1/6//21 Setelah diberikan asuhan SIKI: Pemantauan respirasi (SIKI
keperawatan 3x24 jam I.01014 Hal. 247)
diharapkan pola nafas Observasi
membaik dengan SLKI: Pola - Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan
napas (L.01004) Hal. 95 usaha napas
- Monitor pola napas (seperti bradipnea,
takipnea, hiperventilasi, kussmaul,

Program Ners STIKes Wira Medika PPNI Bali


15

 Dispnea dari meningkat (1) cheyne-stokes, biot, ataksis)


menjadi menurun (5) - Monitor kemampuan batuk efektif
- Monitor adanya produksi sputum
 Penggunaan otot bantu - Monitor adanya sumbatan jalan napas
napas dari meningkat (1) - Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
menjadi menurun (5) - Auskultasi adanya bunyi napas tambahan
(mis. Gurgling, mengi, wheezing, ronkhi
 Pemanjangan fase kering)
ekspirasi dari meningkat - Monitor saturasi oksigenmonitor nilai
(1) menjadi menurun (5) AGD
- Monitor hasil X-Ray thoraks
 Frekwensi napas dari Terapeutik
memburuk (1) menjadi - Atur interval pemantauan respirasi sesuai
membaik (5) kondisi pasien
- Dokumentasi hasil pemantauan
 Kedalaman napas dari Edukasi
memburuk (1) menjadi - Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
membaik (5) - Informasikan hasil pemantauan jika perlu

SIKI: Manajemen jalan napas (SIKI


I.01011 Hal. 186)
Observasi
- Monitor pola napas (frekuensi,
kedalaman, usaha napas)
- Monitor bunyi napas tambahan (mis.
Gurgling, mengi, wheezing, ronkhi
kering)
- Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Terapeutik
- Pertahankan kepatenan jalan napas
dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust
jika curiga trauma servikal)
- Posisikan semi-fowler atau fowler
- Berikan minum hangat
- Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
- Lakukan penghisapan lendir kurang dari
15 detik
- Laukan hiperoksigenasi sebelum
penghisapan endotrakeal
- Keluarkan sumbatan benda padat dengan
forsep McGill
- Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
- Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari, jika
tidak kontraindikasi
- Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator,
1/6//21 Setelah diberikan askep 3x 24 SIKI: Manajemen Hipertermia
jam diharapkan suhu tubuh
(I.15506) SIKI Hal. 181
dalam rentang normal dengan

Program Ners STIKes Wira Medika PPNI Bali


16

SLKI: Termoregulasi Observasi :


(L.14134) SLKI Hal. 129
 Identifikasi penyebab hipertermia
 Menggigil dari meningkat (mis. dehidrasi, terpapar lingkungan
(1) menjadi menurun (5)
panas, penggunaan inkubator)
 Kulit merah dari  Monitor suhu tubuh
meningkat (1) menjadi
menurun (5)  Monitor kadar elektrolit
 Monitor haluaran urine
 Suhu tubuh dari
memburuk (1) menjadi  Monitor komplikasi akibat hipertermia
membaik (5) Terapeutik :
 Suhu kulit dari memburuk  Sediakan lingkungan yang dingin
(1) menjadi membaik (5)  Longgarkan atau lepaskan pakaian
 Basahi dan kipasi permukaan tubuh
 Berikan cairan oral
 Ganti linen setiap hari atau lebih sering
jika mengalami hyperhidrosis (keringat
berlebih)
 Lakukan pendinginan eksternal (mis,
selimut hipotermia atau kompres
dingin pada dahi, leher, dada,
abdomen, aksila)
 Hindari pemberian antipiretik atau
aspirin
 Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi :
 Anjurkan tirah baring
Kolaborasi:
 Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena, jika perlu

Program Ners STIKes Wira Medika PPNI Bali


17

E. IMPLEMENTASI

Tgl. Jam Tindakan Keperawatan Evaluasi Paraf


1/6/2 09.00 mengidentifikasi keluhan dan data DS : Ibu mengatakan anaknya
1 fokus anak mengeluh sesak, batuk dan pilek
serta panas. Dahak susah
dikeluarkan
DO : Pasien tampak lemas
Pasien tampak bernafas
menggunakan bibir.
09.10 Mengobservasi tanda vital DS:
DO: TTV: Nadi : 106x/menit, Suhu:
39,0 oC, RR: 44x/menit
09.30 Memberikan obat paracetamol sirup 5 DS: pasien mengatakan akan minum
ml obatnya
DO: pasien meminum obat sampai
habis, paracetamol adalah obat
antipiretik
09.40 Memberikan kompres hangat DS: pasien mengatakan mersa
hangat
DO: pasien tampak kooperatif saat
dikompres
10.00 Memberikan terapi oksigen DS : -
DO : pasien menggunakan NC
dengan oksigen 2 liter permenit
10.30 Memberikan terapi Nebulizer ventolin DS : anak mengatakan merasa lebih
0,25 mcg lega, dan dahak sedikit bisa
dikeluarkan
DO : Klien tampak tenang
menghirup asap nebul, dahak keluar
sedikit warna kekuningan, Ventolin
adalah obat bronkodilator
11.00 melakukan fisioterapi dada dan batuk DS: pasien mengatakan dahak lebih
efektif mudah dikeluarkan:
DO: pasien mengeluarkan dahak
warna putih kekuningan
11.30 Mengobservasi suhu tubuh pasien DS: ibu mengatakan panah
tubuhnya sedikit turun,
DO: Suhu: 37.5Oc, Pasien
berkeringat, perabaan hangat
12.00 Menganjurkan pasien untuk minum DS: anak mengatakan merasa haus
satu gelas air dan akan minum air
DO: pasien minum 1 gelas
14.00 Memberikan injeksi Amikacin 125 DS : -
mg DO : obat sudah masuk, reaksi
alergi tidak ada, amikacin
adalah obat antibiotic

Program Ners STIKes Wira Medika PPNI Bali


18

2/6/ 09.00 Mengukur tanda vital dan mengkaji DS : Ibu mengatakan anaknya
21 keluhan pasien masih mengeluh sesak dan batuk
tapi lebih berkurang dari
sebelumnya
DO : Pasien tampak lemas
TTV: Nadi : 100x/menit, Suhu:
380C, RR: 40x/menit
09.20 Memberikan obat paracetamol sirup 5 DS: pasien mengatakan akan
cc meminumnya
DO: obat sudah diminum,
paracetamol adalah obat antipiretik
09.30 Memberikan posisi semi-fowler DS: pasien mengatakan merasa
nyaman
DO: pasien tampak dalam posisi
setengah duduk dan rileks
10.00 Memberikan terapi Nebulizer ventolin DS : anak mengatakan nafasnya
0,25 mg baik
DO : Ibu mengerti, anak menghirup
asap nebul, dahak dapat
dikeluarkan, Ventolin adalah obat
bronkodilator
10.30 Memberikan fisioterapi dada DS: ibu mengatakan anaknya
merasa nafasnya lebih lega
DO: pasien mengeluarkan dahak
warna putih kekuningan
12.00 Memberikan pasien minum satu gelas DS : pasien mengatakan akan
air hangat mencoba meminumnya
DO : pasien minum 3/4 gelas
10.00 Memberikan injeksi amikacin 125 mg DS : -
IV, dan Paracetamol sirup 5 ml DO : obat sudah masuk reaksi alergi
tidak ada, amikacin adalah obat
antibiotik

3/5/ 09.00 Mengobservasi tanda vital dan DS : Ibu pasien mengatakan anak
21 keadaan umum pasien sudah tidak sesak lagi, batuk
berkurang, dan dahak dapat
dikeluarkan Ibu mengatakan
perabaan pasien hangat, tidak terasa
panas lagi
DO : Irama napas teratur
TTV: Nadi : 102x/menit, Suhu:
36,70C, RR: 32x/menit
09.45 Memberikan posisi semi fowler DS: pasien mengatakan merasa
nyaman
DO: pasien tampak rileks
10.00 Memberikan terapi Nebulizer DS : -
Ventolin 0.25 mcg DO : Klien tampak tenang dan
antusias menghirup asap nebul
Ibu paham, Ventolin adalah obat

Program Ners STIKes Wira Medika PPNI Bali


19

bronkodilator
10.30 Memberikan fisioterapi dada DS: pasien mengatakan nafasnya
lebih lega
DO: pasien mengeluarkan dahak
warna putih
11.30 Mengobservasi suara nafas DS:
DO: pasien tampak rileks’ RR:
32x/menit, sesak tidak ada, ronchi
pada kedua lobus paru sudah tidak
ada, nafas cuping hidung tidak ada,
penggunaan otot bantu pernafasan
tidak ada
14.00 Memberikan injeksi amikacin 125 mg DS : -
IV, paracetamol sirup 5 ml DO : Obat masuk, reaksi alergi
tidak ada, amikacin adalah obat
antibiotic, paracetamol adalah obat
anti piretik

F. EVALUASI
Tanggal Jam Profesi Catatan Perkembangan (SOAP) Nama dan
Ttd
4/6/21 09.00 Perawat S : Ibu mengatakan anak sudah tidak sering
batuk, sesak sudah berkurang, dahak
sudah bisa dikeluarkan

O : pasien tampak rileks’ RR: 32x/menit,


batuk berkurang, ronchi pada kedua
lobus tidak ada, Pasien mampu
mengeluarkan dahak dengan mudah

A : Masalah teratasi sebagian

P : lanjutkan intervensi, anjurkan untuk


melakukan etika batuk dan batuk efektif,
anjurkan untuk minum obat teratur
4/6/21 09.00 S : Ibu mengatakan anak sudah jarang
mengeluh sesak lagi

O : pasien tampak rileks’ RR: 32x/menit,


sesak tidak ada, ronchi berkurang,
nafas cuping hidung tidak ada,
penggunaan otot bantu pernafasan
tidak ada

A : Masalah teratasi

P : pertahankan kondisi pasien


Program Ners STIKes Wira Medika PPNI Bali
20

4/6/21 09.00 Perawat S : Ibu mengatakan anak sudah tidak panas


lagi,
O : perabaan pasien hangat, tidak panas lagi
Tidak ada perubahan warna kulit, suhu
36,7oC, RR 32x/menit, Nadi 102x/menit

A : Masalah teratasi

P : pertahankan kondisi pasien, Anjurkan


Ibu memberikan cairan yang cukup pada
anak 5-8 gelas/hari

Program Ners STIKes Wira Medika PPNI Bali

Anda mungkin juga menyukai